Anda di halaman 1dari 8

Nama : Christianto Harnawan

Kelas : 8B
No.Absen : 05

POLIVI
NIL
1.PENJELASAN
Polimer polivinil klorida (PVC) termasuk ke dalam jenis polimer

KLORI
thermoplastic:suatu substansi yang kehilangan bentuknya ketika
dipanaskan dan menjadi rigid kembali ketika didinginkan. Proses ekstrusi dan
injection moulding bisa membentuk PVCke bentuk yang diinginkan. Karena
DA
sifatnya yang termoplastik, daur ulang secara fisik PVC dapat dilakukan
relatif  mudah dimana material bisa dibentuk kembali dibawah proses
 pemanasan.Polimer polivinil klorida (PVC) yang juga dikenal dengan resin
vinyl , didapatkandari polimerisasi senyawa vinil klorida pada suatu
reaksi polimerisasi adisi radikal bebas.Monomer vinil klorida didapatkan
dari mereaksikan gas ethylene dengan chlorine untuk 
membentuk 1,2–dichloroethane. 1,2–dichloroethane kemudian dipecahuntuk
menghasilkan senyawa vinil klorida.PVC memiliki struktur molekul yang mirip
dengan PE. Perbedaan antara kedua polimer tersebut adalah pada PVC salah
satu atom H yang berikatan dengan atom Cdigantikan oleh atom
Cl. Massa atom relative (Ar) dari Cl yang lebih besar menunjukkan
Cl memenuhi 56,8% dari keseluruhan massa PVC.

2.SEJARAH
Senyawa vinil klorida yang memiliki rumus molekul C2H3Cl merupakan salah
satu produk senyawa Petrokimia yang memiliki aplikasi secara komersil yang
cukup luas didunia terlebih di Amerika Serikat. Jika dilihat dari sejarah
penemuannya, senyawa vinilklorida ini ditemukan oleh seorang kimiawan
berkebangsaan Jerman yang bernamaJustus Von Liebig dari Universitas
Giessen karena pada sekitar tahun 1835 dialah orang pertama yang mensintesis
senyawa vinil klorida ini.Pada mulanya Justus Von Liebig mereaksikan
Dikloroetana yang sering disebut minyak oleh kimiawan Belanda dengan
alkohol untuk membuat Vinyl Chlorida. Dalam penelitiannya ia dibantu oleh
muridnya yang bernama Victor Regnault yang pada akhirnya
mereka berdua mempublikasikannya pada tahun 1835. Pada tahun 1872,
E.Baumann menemukan bahwa hujan serpihan putih akan terjadi jika
senyawa vinilk l or i d a l a m a di s i n a r i c a h a y a m a t a h a r i pada tabung
y a n g t e r t u t u p . K e t i k a i t u E . Baumann menemukan adanya padatan
putih dari vinil klorida ketika terkena sinar matahari. Padatan putih ini
bersifat sangat kuat karena tahan
Terhadap senyawa KOH atauair dan baru dapat meleleh dengan proses
degradasi pada temperatur 
Diatas 130 C.Pada awal tahun 1926 senyawa vinil klorida mulai diproduksi
secara besar b e s a r a n u n t u k m e m b e n t u k P V C y a n g b e b e r a p a
t a h u n s e b e l u m n y a F r i t z K l a t t e menemukan proses pembuatan
vinil klorida dengan mereaksikan HCl dengan Asetilena
menggunakan katalis Merkuri Klorida (HgCl) yang memperoleh hak paten pada
tahun 1912. Melalui penemuan Klatte inilah industri vinil klorida pertama kali
menjadi populer hingga saat ini.

3.STRUKTUR PEMBUATAN PVC

PVC
dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan garam
dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul
yang disebut crackingmenjadi berbagai macam zat, termasuk etilena
( C2H4), sementara garam dapur diolahmelalui proses elektrolisa menjadi
natrium hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl2). Etilenakemudian direaksikan
dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida (CH2Cl-CH2Cl).Proses
cracking/pemecahan molekul etilena diklorida menghasilkan gas vinil
klorida(CHCl=CH2) a s a m k l o r i d a ( H C l ) . A k h
i r n y a , m e l a l u i p r o s e s p o l i m e r i s a
s i (penggabungan molekul yang disebut monomer ,dalam hal ini vinil
klorida) dihasilkanmolekul raksasa dengan rantai panjang (polimer): polivinil
klorida (PVC), yang berupa bubuk halus berwarna putih. Masih diperlukan satu
langkah lagi untuk mengubah resinPVC menjadi berbagai produk akhir yang
bermanfaat.Penampakan resin PVC sangat mirip dengan tepung terigu.
Dan resin PVCmemang dapat dianalogikan seperti tepung terigu:
keduanya tidak dapat digunakan dalam bentuk aslinya. Seperti halnya
tepung terigu yang harus diolah dengan mencampurkan berbagai
kandungan lain hingga menjadi kue tart dan berbagai jenis roti yang
menarik,resin PVC juga harus diolah dengan mencampurkan berbagai
jenis zat aditif hingga dapat menjadi barang yang berguna di
kehidupan sehari-hari.
4.PROSES PRODUKSI PVC
Terdapat tiga metode umum yang biasa digunakan dalam pembuatan PVC
Dari VCM, yaitu polimerisasi suspensi, polimerisasi emulsi, dan polimerisasi
bulk . Lebih dari 75% PVC di dunia diproduksi dengan menggunakan proses
suspensi (SPVC).Proses suspensi ini terjadi dari VCM yang didispersikan
dengan media air. Produk yangterbentuk bersifat  porous
d e n g a n d i a m e t er b u t i r a n t a r a 1 0 0 -1 5 0 m m .
Sedangkan sekitar 15% produksi PVC di dunia menggunakan polimerisasi
emulsi dan polimerisasikopolimer, dimana produknya dalam bentuk
dispersi lateks encer dari PVC dengandiameter partikel
0,1-2 mm, sedangkan yang menggunakan teknologi polimerisasi
bulk  adalah sekitar 10% dimana  produknya didapat dengan cara
mengeliminasi molekul air.Berikut beberapa metode umum polimerisasi VCM
menjadi PVC:
1. Polimerisasi
Suspensi
Monomer VCM didispersikan ke dalam air kemudian ditambahkan  stabilizer 
antara lain talc atau bentonite. Inisiator ditambahkan di dalam suspensi
monomer. PVC yangdihasilkan lebih murni,memiliki sifat isolasi listrik dan
ketahanan panas yang baik sertalebih jernih dari PVC emulsi.

2. Polimerisasi
Emulsi Monomer VCM dicampur dengan air dan ditambahkan  stabilizer 
(sabun) daninisiator. Campuran dimasukkan ke dalam reaktor sehingga
monomer teremulsimasuk kedalam soapmicelle. Inisiator akan terurai
menjadi radikal bebas sehingga berdifusi ke dalam soapmicelle untuk memulai
polimerisasiPVC.Produkberbentuk lateksyanghalus.Prosesini berlangsungrelatif
lebih cepat pada temperatur yang lebihrendah dibandingkan dengan metode
lain.Produk yang dihasilkan memiliki dayatahan listrik rendah sehingga
tidak dapat dipakai untuk isolasilistrik.

3. Polimerisasi
Bulk.Proses ini tidak menggunakan  suspending agent 
atauemulsifier sehingga produk yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang
tinggi.Berdasarkan uraian di atas, proses pembuatan PVC dari VCM mencakup
tahap –tahap  berikut:
1. Tahap
Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pelarutan VCM di
d a l a m a i r , k e m u d i a n ditambahkan katalisator sehingga membantuk
senyawa homogen.
2. Tahap Proses
Proses polimerisasi dilakukan dalam bejana tekan dan kondisi operasi dijaga
pada parameter yang diinginkan.
3. Tahap
Penyelesaian
Pada proses ini telah dicapai derajat yang telah
d i t e n t u k a n k e m u d i a n dilakukan pengambilan
produk dengan penyemprotan dan pengeringan dengan cara
koagulasi (penambahan asam).Tujuan dari proses polimerisasi itu sendiri adalah
untuk menghasilkan resin dengan cara aman dan efisien, sehingga dapat
ditangani dan diproses dengan mudah yang kemudian
akan membentuk produk akhir dengan sifat - sifat yang diinginkan.

5.KEGUNAAN PVC
Produk PVC amat beragam. Namun secara garis besar dibagi menjadi dua
Yaitu unplasticised PVC (uPVC atau PVCU) yang bersifat rigid dan plasticised
PVC yang bersifat fleksibel.
- Aplikasi PVC 
 Rigid 
PVC Rigid itu keras dan kaku. Salah satu penggunaan uPVC yang paling
besar adalah untuk frame jendela (profil). Material ini mudah untuk dilas dan
ditempelkan, bahkan dengan
formulasi tertentu aman untuk digunakan pada aplikasi
kemasanmakanan. Aplikasi uPVC
 termasuk:
-Bangunan / Konstruksi: frame jendela, pipa air, lantai, frame pintu, lembaran
atap, genteng.
‐Electrical engineering: pipa insulasi, rumah telepon, rumah stop
kontak.
‐Mechanical engineering: pipa bertekanan, rumah thermostat, pipa sambungan,
ventilasi.
‐Packaging: casing pulpen, botol oli dan makanan, kotak cream,
dll.
 -Aplikasi PVC 
Fleksibel 
PVC yang diberi plasticiser lebih fleksibel. Sifat mekanik dari PVC jenis
ini bergantung pada tipe dan kuantitas plasticiser yang ditambahkan.
Aplikasi PVCfleksibel meliputi:

‐Electrical engineering: insulasi kabel dan kawat, soket, kepala


kabel.
‐Mechanical engineering: pipa, komponen mobil dan
komputer.
‐Bangunan/kosntruksi: cover lantai, perekat jendela dan
 pintu.
‐Lain-lain : selang, mainan anak anak, masker penyelam, sepatu boot, jas
hujan, sabuk  pengaman, jok sepeda, kemasan makanan, sepatu, cover 
dinding,dll.

6.SIFAT-SIFAT PVC
Sifat- sifat polimer yang harus dioptimalkan adalah:
1. Berat molekul.
2. Komposisi kimia.
3. Ukuran butir dan lebarnya.
4. Sifat menyerap.
5. Kemurnian.
6. Warna yang bagus dan stabilitas termal dibutuhkan untuk
memungkinkan polimer tidak terdegradasi dan untuk memaksimalkan bentuk
akhir produk.
Politetr
afluoroe
1.PENJELASAN
Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan oleh Roy J.

tilena/t
Plunkett (1910–1994) di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai produk
komersial pada 1946. Teflon merupakan sebuah fluoropolimer thermoplastik. Teflon

eflon
adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna yaitu Poly Tetra
Fluoro Ethylene (PTFE).  PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang dikenal
sebagai fluoropolymers.

Suatu polimer adalah senyawa yang terbentuk oleh reaksi kimia yang
menggabungkan partikel / molekul – molekul ke dalam kelompok-kelompok. Polimer
biasanya berbentuk serat sintetis seperti polyester dan nilon. PTFE memiliki banyak
sifat-sifat unik, yang membuatnya berharga dalam sejumlah aplikasi. Teflon memiliki titik
lebur yang sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu sangat rendah. Teflon sangat tahan
panas dan tahan korosi. Teflon merupakan bahan yang sangat baik untuk melapisi
bagian-bagian mesin yang terkena panas, pakaian, dan gesekan, untuk peralatan
laboratorium yang harus tahan korosif bahan kimia, dan sebagai lapisan untuk peralatan
masak dan peralatan lainnya. PTFE digunakan untuk memberi perlindungan terhadap
kain, karpet, dan penutup dinding, dan tahan cuaca di luar ruangan.

2.SEJARAH
PTFE ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1938 oleh seorang ilmuwan muda
yang mencari sesuatu yang lain. Roy Plunkett adalah seorang ahli kimia untuk EI
DuPont de Nemours and Company (Du Pont). Dia telah memperoleh gelar PhD dari
Ohio State University pada tahun 1936, dan pada tahun 1938 ketika ia kebetulan
menemukan teflon, padahal umurnya masih 27 tahun. Banyak bahan kimia yang
digunakan sebagai pendingin sebelum tahun 1930-an sangat terancam dapat meledak
(flammable). Du Pont dan General Motors telah mengembangkan jenis baru non-
pendingin mudah terbakar, sebuah bentuk pendingin freon yang disebut pendingin 114,
dan diikat dalam suatu perjanjian eksklusif dengan divisi General Motor's Frigidaire, dan
pada saat itu tidak dapat dipasarkan ke produsen lain. Kemudian nama teknis untuk 114
adalah pendingin tetrafluorodichloroethane. Plunkett berharap untuk membuat pendingin
yang serupa dengan asam klorida yang bereaksi dengan senyawa yang disebut
tetrafluoroethylene, atau TFE.
TFE sendiri dikenal substansi, dan Plunkett memutuskan tugas pertamanya
adalah membuat sejumlah besar gas ini. Para ahli kimia berpikir, sebaiknya ia membuat
seratus pon gas, untuk memastikan agar mencukupi untuk semua tes kimia , dan untuk
tes toksikologi juga. Dia menyimpan gas dalam kaleng logam dengan sebuah katup rilis,
sangat mirip dengan kaleng yang digunakan secara komersial untuk semprotan
bertekanan seperti hair spray. Plunkett dan asistennya  melepaskan TFE gas dari
kaleng ke dalam sebuah ruangan dipanaskan. Pada pagi hari, tanggal 6 April, tahun
1938, Plunkett menemukan bahwa gas dari kaleng telah hilang. Plunkett dan asistennya
menafsir bahwa gas dalam semalam telah berubah menjadi putih.
Polimerisasi adalah proses kimia di mana molekul-molekul bergabung menjadi
tali panjang. Salah satu yang paling dikenal adalah polimer nilon, yang juga ditemukan
oleh para peneliti di Du Pont. Ilmu polymer  itu masih pada tahap awal tahun 1930-an.
Plunkett percaya bahwa TFE tidak bisa dipolimerisasi, namun entah bagaimana
melakukannya. Dia mengirimkan serpihan putih yang aneh pada DuPont Central
Research Department, di mana tim ahli kimia menganalisis barang. Serpihan putih
tersebut tidak bereaksi dengan bahan kimia lain, dan serpihan tersebut menolak arus
listrik, dan permukaannya sangat halus dan licin. Plunkett bisa mengetahui bagaimana
gas TFE tidak sengaja terpolimerisasi, dan ia mengeluarkan sebuah paten untuk
polimerisasi substansi, polytetrafluoroethylene, atau PTFE.
Ketika perang dunia II pecah, blok barat dan blok timur berlomba-lomba untuk
mempersenjatai masing-masing dengan senjata yang lebih mutakhir. Tentu hal ini
dilakukan secara diam-diam karena tidak ingin musuh mengetahui senjata pamungkas
yang mereka kembangkan. Amerika sebagai ujung tombak blok barat mengembangkan
bom nuklir yang mengambil ide dasar dari reaksi pembentukan inti helium dari
penggabungan atom hidrogen di matahari atau yang lebih dikenal dengan reaksi fusi.
Ada masalah yang ditimbulkan dari pengembangan ini yaitu bagaimana menyimpan
uranium sebagai bahan utama yang berbahaya. Setelah mengetahui bahwa Dupont
telah berhasil menemukan jenis polimer yang mempunyai karakteristik mampu menahan
bahan-bahan kimia’kelas berat’ maka diujicobakanlah polimer baru tersebut yaitu teflon
untuk menyimpan uranium. Dan saat terbukti berhasil, teflon yang saat semula
ditemukan belum jelas diketahui guna dan manfaatnya, dengan penggunaan ini
terjawablah sudah pertanyaan besar Dupont.
Penggunaan teflon untuk material pelapis dari wajan dadar sehingga bersifat anti
lengket sendiri baru mulai dikembangkan pada era 60-an. Dan meskipun di awal
pemasarannya belum begitu berkembang karena masyarakat belum tahu kelebihan dari
alat ini. Namun 30 tahun kemudian distribusi pemasarannya begitu meluas. Jika awal
tahun 90-an memiliki wajan teflon ibarat memiliki alat masak mutakhir yang tidak
sembarang orang mampu, tapi pada era 2000-an memiliki wajan anti lengket sudah
menjadi hal yang biasa. Begitulah teknologi ini dikembangkan dan berkembang.
Bermula dari riset, penemuan, penggunaan, produksi dan pemasaran yang memakan
waktu hampir 1 abad untuk menuju kejayaannya.

3.SIFAT FISIK/KIMIA TEFLON


Teflon adalah bahan sintetik yang sangat kuat, umumnya berwama putih. Teflon
mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada temperatur 
-240°C dan tahan terhadap panas sampai kira-kira 250°C. Di atas 250°C teflon mulai
melunak, di dalam api akan meleleh dan sulit menjadi arang. Teflon juga anti radiasi
Ultra Violet dan tahan segala cuaca, dan anti lengket.

Berat jenisnya kira-kira 2,2 g/cmI. Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk
ozone, chlorine, acetic acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu –
satunya bahan kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.

Teflon tidak tahan terhadap larutan alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap
hidrokarbon yang mengandung khlor. Teflon digunakan sebagai bahan penyekat,
misalnya untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat geseran dapat
diperbaiki dengan bagian-bagian alat dari teflon menambahkan graft ke dalamnya).
Digunakan juga untuk cincin 0 atau 0-ring, untuk gasket konsentrik dengan diberi bahan
lunak (sebab teflon tidak begitu elastis), alat-alat yang kecil, pipa, slang selubung pipa.

Anda mungkin juga menyukai