Polimer polivinil klorida (PVC) termasuk ke dalam jenis polimer thermoplastic: suatu
substansi yang kehilangan bentuknya ketika dipanaskan dan menjadi rigid kembali
ketika didinginkan. Proses ekstrusi dan injection moulding bisa membentuk PVC ke bentuk
yang diinginkan. Karena sifatnya yang termoplastik, daur ulang secara fisik PVC dapat
dilakukan relatif mudah dimana material bisa dibentuk kembali dibawah proses
pemanasan.
Polimer polivinil klorida (PVC) yang juga dikenal dengan resin vinyl, didapatkan
dari polimerisasi senyawa vinil klorida pada suatu reaksi polimerisasi adisi radikal
bebas. Monomer vinil klorida didapatkan dari mereaksikan gas ethylene dengan
chlorine untuk membentuk 1,2–dichloroethane. 1,2–dichloroethane kemudian dipecah untuk
menghasilkan senyawa vinil klorida.
PVC memiliki struktur molekul yang mirip dengan PE. Perbedaan antara kedua
polimer tersebut adalah pada PVC salah satu atom H yang berikatan dengan atom C
digantikan oleh atom Cl. Massa atom relative (Ar) dari Cl yang lebih besar menunjukkan
Cl memenuhi 56,8% dari keseluruhan massa PVC.
Ketika diproduksi, PVC bersifat amorf, polimer polar. Sifat ini tergantung pada nilai
rata‐rata derajat polimerisasi (panjang rantai molekul polimer). Perbedaan proses produksi
polimer berkembang menjadi polimer emulsi (PVC‐E), polimer suspense (PVC‐ S), dan
polimer massa (PVC‐M).
PVC dan LINGKUNGAN HIDUP
Efendi, Ahmad. Sri Lestari. 2009. Ethylene Dichloride dengan Proses Oxychlorinasi.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Prakosa, Rizal Agung. Wahyu Hosokowati. 2014. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride
Monumer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun. Yogjakarta:
Universitas Gadja Mada.