Yang saya hormati bapak Dr.Ir I Dewa Gede Arsa Putrawan M.T selaku dosen pembimbing
Yang saya hormati dewan penguji sekalian dan teman2 yang saya banggakan..
Slide 1: perkenalkan Nama saya Nadya amalia pratiwi, mahasiswa program magister teknik kimia, pada
kesempatan kali ini syaa akan mempresentasikan proposal penelitian saya yang berjudul “uji efektivitas
stabiliser termal polivinil klorida berbasis sawit”
Slide 2 : adapun outline yang akan dibahas pada prsentasi kali ini adalah, yang pertama pendahuluan,
yang kedua ada rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup. Yang ketiga yaitu metodologi
penelitian yang meliputi : tahapan penelitian, alat dan bahan, serta prosedur kerja. Dan yang terakhir
adalah usulan jadwal penelitian.
Slide 7: secara umum telah diketahui bahwa PVC tidak tahan panas dan mulai terdegradasi pada suhu
sektar 70C . sedangkan pembuatan produk produk akhir berbasis PVC melibatkan pemrosesan termal,
dan proses termalnya melibatkan suhu sekitar 170-190C untuk menjadi produk akhir yang dinginkan..
tapi tenang, ada solusinya nih yaitu ditambahkannya satbiliser termal sebelum PVCnya ini dikenai proses
termal.. sehinggaa pada suhu 170-190 PVCnya ttp stabil dan tidak terdegradasi dan akhirnya bisa
dpoduksi menjadi produk akhir..
Slide 8: seperti yang sudah dijelaskan di slide sebelumnya bahwa salah satu kelemahan PVC adalah
memiliki stabilitas termal yang buruk sehingga mudah terdegradasi. Apa sih degradasi ni? Yaa degradasi
adalah Peristiwa rusaknya struktur PVC yang mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimia PVC akibat
perlakuan panas. Proses degradasi termal disebabkan oleh adanya reaksi dehidroklorinasi. Degradasi
termal pada PVC terjadi karena reaksi dehidroklorinasi, nah reaksi ini ditandai dengan terjadinya
pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi. Kemudian dergradasi termal PVC juga menyebabkan reaksi
eleminasi atom klorin, jadi cacat struktur pvc dapat berupa klorin alilik dan klorin terseier. Kedua jenis
struktur atom klorin ini bersifat labil sehingga sensitif terhadap proses termal. Selama pemrosesan
termal maka atom klorin tersebut akan lepas dan mrmbrntuk HCl . apabila 1 molekul HCl lepas, maka
akan memicu pelepasan HCl berikutnya.. karena molekul HCl ini lepas dan saling ngajakin buat lepas
bareng2 maka akan terjadi yang namanya degradasi berantai. Apa penyebabnya kalau degradasi
berantai ini terjadi? PVC ini akan berubah warna dari yang awalnya putih, menjadi kuning, kemudian
menjadi coklat, dan akan menjadi hitam, dan akibatnyaa yaa PVC ini tdak akan bisa dibentuk lagi, dan
tidak bisa diolah menjadi produk akhir yang bermanfaat.
Slide 9 : makanyaaa temen2 untuk mencegah proses degradasi maka diperlukanlah stabiliser termal.
nah stabiliser termal PVC harus memiliki satu atau lebih kemampuan yang memberikan efek stabilisasi
pada PVC seperti : memiliki kemampuan untuk menyerap dan menetralisasi HCl. Memiliki kemampuan
mensubtitusi kelompok subtituen yang labil dan aktif (seperti atom klor tersier dan alilik).
Secara garis besar, stabiliser termal PVC terbagi menjadi 2, yaitu stabiliser termal logam dan non logam.
Kemudian berdasarkan unsur logamnya stabiliser termal logam terbagi menjadi 3 basis, yakni timbal
timah dan campuran logam. Untuk jenis timbal sendiri merupakan stabilizer awal yang digunakan
menurut sejarah proses manufaktur pvc. Namun, sekarang diketahui bahwa senyawa timbal dapat
lepas/larut. Senyawa timbal sendiri bersifat beracun bagi manusia sehingga penggunaanya dihindari dan
dibatasi
Untuk jenis timah, performanya sangat baik dan dijadikan stabiliser utama di beberapa negara seperti
amerika serikat. Namun, harga dari stabiliser ini terbilang mahal.
Untuk yang terakhir adalah campuran logam. Logam ini performanya tidak sebaik timah dan timbal,
namun memiliki harga yang murah dan juga tidak beracun.
Senyawa ini merupakan campuran dari senyawa berbasis alkali tanah dan senyawa berbasis logam
transisi. Campuran logam yang umum digunakan adalah Ca dan Zn karena jenis logam ini tidak beracun
dikenal relatif murah. Untuk focus penelitian ini akan digunakan Ca/Zn.
Biasanya pembuatan senyawa dilakukan dengan mencampurkan oksida logam dan senyawa asam
karboksilat.
Namun penambahan Ca ini maish belum cukup untuk bersaing dengan stabilizer timbal dan timah.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan penambahan Co-stabiliser. Dengan penambahan co-stab,
stabiliser campuran termal dapat bersaing dengan
Slide 11: nahh setelah tadi ada yg namanya stabiliser, skrg ada co-stabiliser. Co-stab adalah senyawa
yang membentuk kompleks yang stabil dengan hasil reaksi klorin dan stabiliser primer untuk mencegah
terjadinya efek degradasi atau bereaksi sebagai stabiliser sekunder. Kenapaa sih kita harus nambahin
lagi co-stabiliser? Padahal kita sudah memakai stabiliser kan? Nahhh karena kelemahan stab campuran
logam ini adalah efektivitas yang masihb kurang di banding stab timah, makanya co-stab ini diperlukan
untuk mengikat produk stabilisasi dan hidrogen klorida yang mengktalisis degradasi. Untuk jenis co-stab
sendiri ada co-stab yang berasal dari senyawa epoksi, ada yg berasal dari senyawa polyols, Turunan β-
Diketone, dan co-stab anorganik. Untuk kriteria pemilihan co-stab sendiri adalah Tidak terdekomposisi
pada suhu sampai 200°C. Hal tersebut disebabkan karena pada proses pembentukan resin dan proses
manufaktur melalui suhu mencapai 200°C. Untuk mengecek ketahan senyawa dapat dilihat dari sifat
fisik titik didih dari senyawa yang lebih tinggi dari suhu bersangkuran serta hasil Thermogravimetric
Analysis (TGA) pada suhu yang bersangkutan;Reaktif terhadap HCl dan senyawa sampingan stabiliser
campuran logam. Karena hasil sampingannya dapat mengkatalisasi rekasi degradasi PVC;Mudah terurai
dan terdispersi dengan merata pada campuran PVC;.
Slide 21: Percobaan dalam penelitian ini secara umum terdiri dari dua tahap utama. Yang pertama
adalah Yang pertama adalah tahap screening. Tahap ini bertujuan untuk mencari formulasi stabiliser
termal campuran logam yang menghasilkan efek stabilisasi yang paling efektif. Tahapan kedua yaitu
mengetahui formula manakah yang dapat bersinergi lebih baik dengan stabiliser campuran logam.
Tahap ini dilakukan dengan menguji setiap formulasi yang telah dirancang pada rangan percobaan
dengan menggunakan uji congo. Dari hasil rancangan percobaan awal dengan menggunakan CCD maka
akan didapatkan 9 sampel yang akan diuji. Selanjutnya,sampel-sampel tersebut juga akan diuji dengan
uji dehidroklorinasi…
Slide 27: Rancangan awal penelitian ini dimulai dengan memvariasikan dosis dan rasio stabiliser
campuran logam yaitu stabiliser Ca dan Zn dengan menggunakan metode Respon Rurface Methode
(RSM) dengan menggunakan rancangan percobaan Central Composite Design, rancangan percobaan ini
dapat digunakan pada proses optimasi yang memiliki dua variabel yang dapat memprediksi nilai
optimum yang terbaik. Dari hasil rancangan percobaan didapatkan sembilan variasi sampel untuk
stabiliser termal campuran logam yang akan ditambahkan pada PVC dengan satu kali replikasi pada titik
tengah. Output tahap ini adalah didapatkannya formulasi terbaik untuk stabiliser termal campuran
logam. jenis formulasi stabiliser terbaik dari percobaan pertama akan dicampurkan dengan dua jenis ko-
stabiliseryang akan dikaji. Berdasarkan studi pustaka (Gao,2012), didapat batas atas nilai ko-stabiliser
yang biasa digunakan untuk percobaan adalah 3 phr, maka ditentukan rentang dosis untuk kedua ko-
stabiliser yang digunakan adalah 0,3-3 phr. Rancangan percobaan yang digunakan metode Respon
Rurface Methode (RSM) dengan menggunakan rancangan percobaan Central Composite Design.