Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 7

Sulthan Shadiqah (16920132)


Mutaqin Aryawijaya (16920312)
Teuku Nilnal Lyusi Nashtam (16920324)

BAB II
TEORI DASAR STYROFOAM

2.1 Definisi Styrofoam


Aquina, dkk. (2014) menyatakan bahwa styrofoam merupakan

bahan plastik yang memiliki sifat khusus dengan struktur yang tersusun

dari butiran dengan kerapatan rendah yang mempunyai bobot cukup

ringan. Selanjutnya Hariady, dkk. (2014) menjelaskan asal-usul nama

styrofoam adalah nama dagang polystyrene foam yang telah dipatenkan

oleh Perusahaan Dow Chemical.

Styrofoam atau yang dikenal juga sebagai expanded polysterene

dihasilkan dari styrene (C6H5CH9CH2), yang mempunyai gugus phenyl

(enam cincin karbon) yang tersusun secara tidak teratur sepanjang garis

karbon dari molekul (Sudipta & Sudarsana, 2009). Suryanita, dkk. (2014)

juga menambahkan bahwa styrofoam termasuk dalam kategori polimer

sintetik dengan berat molekul tinggi yang berbahan baku monomer

berbasis etilena yang berasal dari perengkahan minyak bumi.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa styrofoam

atau polystyrene merupakan material yang berbobot ringan yang berbahan

baku etilena yang diproduksi dari perengkahan minyak bumi. Kutipan di


atas bermanfaat untuk landasan sekaligus sebagai batasan penelitian lebih

lanjut tentang styrofoam.

2.2 Jenis dan Fungsi Styrofoam


Julian (2020) menyatakan bahwa polystirene merupakan unsur

kimia pembentuk styrofoam, hampir keseluruhan material dari styrofoam

merupakan unsur polystirene. Polystyrene dapat terbagi menjadi dua yaitu

polystirene busa dan padat. Kedua jenis Polystirene ini memiliki fungsi

yang berbeda contohnya polystirene padat, jenis polystirene ini biasanya

digunakan untuk pembuatan produk plastik segmen akhir seperti peralatan

elektronik, suku cadang kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga,

bahkan beberapa peralatan medis. Polystyrene busa adalah bentuk lain dari

barang setengah jadi polimer yang selanjutnya digunakan untuk

menghasilkan produk konsumen akhir segmen. Menurut info (Yangzhou

Chengsen Plastics Co, Ltd), 2018) Polystirene busa terdiri dari 95-98%

udara. Mereka adalah isolator panas yang baik, oleh karena itu, secara luas

digunakan sebagai bahan isolasi bangunan. salah satu sifat dari polystirene

busa yaitu baik dalam meredam sehingga membuatnya memiliki daya tarik

dalam industri pengemasan. Polystirene busa juga dapat digunakan di

sektor konstruksi untuk pembangunan sektor arsitektur non-berat bantalan

seperti pilar hias. Berdasarkan kutipan di atas polystirene sebagai unsur

kimia yang membentuk styrofoam tidak hanya dapat dijadikan sebagai

kemasan saja, melainkan dapat terbagi menjadi dua jenis yang memiliki

fungsi berbeda-beda sesuai dengan jenis polystirene-nya.


2.3 Karakteristik Styrofoam
Helbert (2015) menyatakan bahwa styrofoam memiliki densitas

berkisar antara 25-200 kg/m3, dengan konduktivitas termal 0,033 W/mK.

Helbert (2015) juga menambahkan bahwa styrofoam memiliki sifat getas,

dengan modulus Young berkisar antara 3000 – 3600 MPa dan kekuatan

tarik berkisar antara 40 – 60 MPa.

Menurut Triaji, dkk. (2013), styrofoam yang memiliki karakteristik

lentur, mudah dibentuk, ringan, dan relatif murah banyak digunakan oleh

masyarakat untuk berbagai keperluan. Triaji,dkk. (2013) juga

menambahkan sifat-sifat yang lebih detail terkait styrofoam atau

polystirena, meliputi

1. Ketahanan kerja pada suhu rendah (dingin) : Tidak baik;

2. Kuat Tensile 256 (j/12) : 0,13-0,34;

3. Modulus elastisitas tegangan ASTM D747 (MNm x 10-4 ) :

27,4-41,4;

4. Kuat kompresif ASTM D696 (MNm) : 74,9-110;

5. Muai termal ASTM 696 (mm C x 10) : 6-8;

6. Titik leleh (lunak °C) : 82-103.

Berdasarkan teori di atas, pendapat Triaji, dkk. lebih lengkap

dengan mencantumkan beberapa karakteristik yang lebih detail seperti titik

leleh styrofoam dan karakteristik umum seperti lentur, mudah dibentuk,

dll.

2.4 Penggunaan Styrofoam


Polystyrene atau biasa dikenal dengan nama styrofoam merupakan

salah satu bahan yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari

contohnya sebagai kemasan bagi barang-barang yang mudah rusak dan

tidak jarang dipakai sebagai kemasan bagi makanan. Hal ini didukung

karena styrofoam praktis dan tahan lama sehingga menjadi salah satu

pilihan yang kerap dipakai penjual maupun konsumen makanan. Selain itu

Styrofoam memiliki sifat yang tahan bocor, ringan dan yang paling

penting yaitu murah, hal-hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi

styrofoam (Triaji, dkk., 2013).

Semua sifat-sifat styrofoam sebagai kemasan banyak

mendatangkan keuntungan bagi penjual maka styrofoam sering dijumpai

sebagai kemasan bagi produk makanan yaitu bubur ayam, mie instan, dan

makanan saji lainnya (POM), 2008). Suhiel (2018) menyatakan bahwa

Dalam pemroduksian suatu film atau video dibutuhkan yang namanya

pencahayaan yang baik sehingga diperlukan alat-alat seperti reflektor,

lighting, dll. Salah satu kegunaan styrofoam yang lain adalah sebagai

bahan yang dapat memantulkan cahaya dengan meminimalisir bayangan

yang terdapat dalam objek hal ini dikarenakan warna dari styrofoam yaitu

putih, hal inilah yang dimanfaatkan sebagai reflektor buatan daripada

harus merogoh kocek untuk membeli alat reflektor. berdasarkan kutipan di

atas dapat disimpulkan bahwa styrofoam merupakan material yang

memiliki sifat-sifat yang berguna pakai sebagian orang khususnya di

bidang makanan, karena dapat dijadikan sebagai kemasan dan juga di


bidang lainnya dan kutipan di atas bermanfaat untuk landasan sekaligus

sebagai batasan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan styrofoam

2.5 Penggunaan Energi Listrik


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Nomor 14 Tahun 2012) Tarif

Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:

1. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada tegangan

rendah, dengan daya 450 VA s.d. 2.200 VA (R-1/TR);

2. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada

tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/TR);

3. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada tegangan

rendah, dengan daya 6.600 VA ke atas (R-3/TR).

Fakta mengenai penggunaan listrik juga dijelaskan oleh Palaloi, S.

(2014) Jumlah energi listrik terjual pada tahun 2013 sebesar 187.541

GWh, meningkat 7,79% dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok

pelanggan rumah tangga mengkonsumsi energi sebesar 77.211 GWh

(41,17%), sektor industri 64.381 GWh (34,33%), Bisnis 34.498 GWh

(18,40%), dan lainnya (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan

umum) 11.451 GWh (6,11%).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

listrik rumah tangga merupakan pengguna listrik dengan persentase

terbesar dibandingkan sektor industri dan bisnis. Kutipan di atas

bermanfaat untuk landasan sekaligus sebagai batasan penelitian lebih

lanjut mengenai penggunaan listrik rumah tangga.


2.6 Insulasi Termal Styrofoam
Helbert (2015) menyatakan bahwa insulasi termal (isolasi termal,

isolasi panas) adalah metode atau proses yang digunakan untuk

mengurangi laju perpindahan panas/kalor. Panas atau energi panas (kalor)

bisa dipindahkan dengan cara konduksi, konveksi, dan radiasi atau ketika

terjadi perubahan wujud. Bahan yang digunakan untuk mengurangi laju

perpindahan panas itu disebut isolator atau insulator.

Selanjutnya Helbert (2015) juga menyatakan bahwa kemampuan

insulasi suatu bahan diukur dengan konduktivitas termal (k).

Konduktivitas termal yang rendah setara dengan kemampuan insulasi

(resistansi termal atau nilai R) yang tinggi. Berikut tabel konduktivitas

termal bahan ditunjukkan pada tabel 2.1.

No. Bahan Konduktivitas Termal k


(W/mK)

1 Styrofoam 0.033

2 Kaca 0.78

3 Plastik 0.15

4 Kayu 0.08-0.16

5 Tembaga 386

6 Aluminium 200

7. Stainless Steel 15
Tabel 2.1 Konduktivitas Termal Bahan

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa styrofoam

memiliki sifat konduktivitas termal yang rendah dibandingkan dengan

material lainnya. Menurut pendapat di atas, bahan dengan konduktivitas


termal (k) rendah lebih baik dalam menurunkan laju aliran panas. Oleh

karena itu, styrofoam dipilih sebagai bahan utama untuk menstabilkan

suhu ruangan dengan menjadi pelapis dinding ruangan dalam penelitian

ini.

Anda mungkin juga menyukai