Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khairani Nur Werda

NIM : 201436963
Ruangan : OK

Manajemen Perioperatif
1. Pengertian
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang dipakai untuk memperlihatkan berbagai fungsi
keperawatan yang terkait dengan pengalaman bedah pasien. Perioperatif terdiri dari 3 fase yaitu :
pre operatif, intra operatif dan post operatif (Hipkabi, 2014)
2. Fase perioperatif
a. Fase pre_operasi
1) Persiapan Psikologi
Pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil.Hal ini bisa jadi
karena ketakutan jika sakit, narkosis,& keeadaan sosial ekonomi. Situasi dapat dapat diatasi
dengan memberikan penyuluhan ke Pasien. Penjelasan operasi itu sendiri, pemeriksaan sebelum
operasi (alasan persiapan), sampai pengobatan dan terapi setelh operasi.
2) Persiapan Fisiologi
a) Diet (puasa), pada anastesi umu pasien tidak dibolehkan makan sejak 8 jam sebelum operasi,
dan tidak boleh minum sejak 4 jam sebelum operasi. Namun pada anastesi local atau spinal boleh
makan makanan rngan, ini diakukan agar tidak terjadi aspirasi/muntah saat pembedahan hingga
mengganggu proses operasi.
b) Persiapan Perut, pada operasi saluran cerna diberikan leuknol atau lavemen agar tidak terjadi
cidera kolon.
c) Daerah sekitar yang akan di lakukan pembedahan tidak boleh ada rambut.
d) Hasil Pemeriksaan lengkap
e) Persetujuan Operasi

b. Fase Intra-operasi
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah dan
berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Pengaturan posisi yang nyaman pada saat operasi merupakan prinsip yang harus
dilakukan. Yang perlu diperhatikan adalah:
1) Posisi bagian tubuh yang akan dioperasi.
2) Umurdan ukuran tubuh pasien.
3) Tipe anaesthesi yang digunakan.
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan(arthritis).

c. Fase Post-operasi
Fase Post operasi dimulai saat klien sampai diruang peulihan dan selesai saat evaluasi
tidak lanjut pada klinik atau rumah
Fase post operasi diantaranya yaitu :
1) Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi (recovery
room)
Pertimbangan khusus dilakukan saatpemindahan seperti dimana letak insisi operasi
atau bedah, diposisikan agar tidak menyumbat drain dan selang drainase. Berikan
juga selimut serta keamanan dan kenyamanan bagi pasien, lalu beri pengikat di lutut
dan pasang side real agar mecegah resiko jatuh atau injury.
2) Perawatan post anastesi di ruang pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi,
Setelah tindakan operasi selesai, pasien harus dirawat sementara di ruang pulih sadar
(recovery room : RR) atau unit perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia care
unit) hingga keadaan pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan
memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan (bangsal perawatan). PACU
atau RR biasanya terletak berdekatan dengan ruang operasi.

Klasifikasi Status Fisik ASA

Klasifikasi Definisi Contoh


ASA
ASA I Pasien Sehat Sehat, tidak merokok,tidak mengkonsumsi
atau mengkonsumsi alkohol secara minimal
ASA II Pasien dengan Gangguan sistemik ringan, tanpa batasan aktivitas
Gangguan sistemik ringan fungsional. Contohnya termasuk (namun tidak terbatas
pada ) : perokok saat ini, peminum alcohol, wanita
hamil, obesitas ( 30<BMI<40),well-controlled
DM/Hipertensi.

ASA III PAsien dengan gangguan Gangguan sistemik berat,dengan keterbatasan


sistemik berat fungsional. Satu atau lebih penyakit moderat/sedang
hingga penyakit berat. Contohnya termasuk(namun
tidak terbatas pada):DM tidak terkontrol atau
hipertensi, PPOK,obesitas (BMI ≥40),hepatitis aktif,
ketergantungan alkohol, implan alat pacu
jantung,pengurangan fraksi ejeksi,End StageRenal
Disease (ESRD) yang menjalanihemodialisis secara
teratur, bayi prematurPCA <60 minggu,sejarah (>3
bulan) dari MI,CVA,TIA,CAD.

ASA IV Seorang pasien dengan Contohnya termasuk (namun tidak terbatas pada): (<3
penyakit sistemik berat bulan) MI, iskemia jantung yang sedang berlangsung
yang mengancam jiwa atau disfungsi katup yang berat, penurunan berat fraksi
ejeksi, sepsis, DIC, ESRD yang tidak menjalani dialisi
teratur.
ASA V Pasien sakit berat yang Kemungkinantidak bertahan hidup >24 jam tanpa
kemungkinan tidak tindakan operasi, kemungkinan meninggal dalam
selamat dalam operasi. waku dekat (kegagalan multiorgan, sepsis engan
keadaan hemodinamik yang tidak stabil, hipotermia,
koaglopati tidak terkontrrol).
ASA VI Pasien dengan brain dead
yang organnya akan
diambi untuk didonorkan
Post Anastesi Score

1. Aldrete Score (dewasa)


 Nilai Warna:

Merah muda (2)

Pucat (1)

Sianosis (0)

 Pernapasan:

Dapat bernapas dalam dan batuk (2)

Dangkal namun pertukaran udara adekuat (1)

Apnoea atau obstruksi (0)

 Sirkulasi:
Tekanan darah menyimpang <20% dari normal (2)
Tekanan darah menyimpang 20-50 % dari normal (1)
Tekanan darah menyimpang >50% dari normal (0)
 Kesadaran:
Sadar, siaga dan orientasi (2)
Bangun namun cepat kembali tertidur (1)
Tidak berespons (0)
 Aktivitas:
Seluruh ekstremitas dapat digerakkan (2)
Dua ekstremitas dapat digerakkan (1)
Tidak bergerak (0)

Jika jumlahnya > 8, pasien dapat dipindahkan ke ruangan.

2. Steward Score (anak-anak)


 Pergerakan:
Gerak bertujuan (2)
Gerak tak bertujuan (1)
Tidak bergerak (0)
 Pernafasan:
Batuk, menangis (2)
Pertahankan jalan nafas (1)
Perlu bantuan (0)
 Kesadaran:
Menangis (2)
Bereaksi terhadap rangsangan (1)

Kika jumlah > 5, pasien dapat dipindahkan ke ruangan.


3. Bromage Score (spinal anestesi)
Kriteria Nilai:
Gerakan penuh dari tungkai (0)
Tak mampu ekstensi tungkai (1)
Tak mampu fleksi lutut (2)
Tak mampu fleksi pergelangan kaki (3)

Jika Bromage Score 2, pasien dapat pindah ke ruangan

Anda mungkin juga menyukai