Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGARUH IMPLEMENTASI TRIPLE-A SUPPLY CHAIN TERHADAP

KINERJA RANTAI PASOKAN PADA INDUSTRI KREATIF

JURNAL PENELITIAN

Oleh:

Nama : Akbar Adi Wibowo


No. Mahasiswa : 11311033
Jurusan : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Operasional

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
ANALISIS PENGARUH IMPLEMENTASI TRIPLE-A SUPPLY CHAIN TERHADAP
KINERJA RANTAI PASOKAN PADA INDUSTRI KREATIF

Akbar Adi Wibowo

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Email : akbaradiw000@gmail.com

ABSTRAK

Manajemen rantai pasokan adalah aliran kegiatan dimana produk masih merupakan
bahan mentah hingga produk tersebut sampai ke tangan para konsumen , dan merupakan
kompenen penting dalam berlangsungnya kegiatan dalam suatu perusahaan. Penelitian ini
menganalisis tentang pengaruh implementasi Triple-A supply chain terhadap kinerja rantai
pasokan pada industri kreatif. Penelitian ini diukur dengan dimensi Agility , Adapbility , dan
Alingment terhadap kinerja rantai pasokan. Responden penelitian ini adalah para pelaku industri
kreatif yang berada diindonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 pelaku
industri kreatif. Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Triple-A supply chain dapat
berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan industri kreatif , serta untuk mengetahui indikator
mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa Triple-A supply chain yang terdiri dari Agility , Adapbility , dan Alingment
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasokan pada industri kreatif adalah
Agility , sedangkan Adability , dan Alingment tidak memiliki pengaruh signifikan. Penelitian ini
juga menemukan bahwa Agility , Adapbility , dan Alingment semuanya memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja rantai pasokan pada industri kreatif akan tetapi Agility memiliki nilai
pengaruh yang lebih besar.

ABSTRAC

Supply Chain Management is an integrated procurement and services in the company.


The activities managed from raw materials to final products or customers. This also has been
important component that organize the information flow, products and services across the
customer network, company and suppliers. This research study the impact of the implementation
of Triple-A in Supply Chain on supply chain performance in creative industry. Supply chain
performance calculated by Agility, Adaptability and Alignment dimensions that involving
Indonesian creative industry workers as respondents. Regarding the credibility of data, the
researcher used multiple regression analysis on 30 samples.This method apllied in order to find
out how big the impact of Triple-A in Supply Chain to the creative industry supply chain as well
as the most accurate indicator on supply chain performance.The report reveals Triple-A in
Supply Chain including Agility, Adaptability and Alingment that have significant effect on supply
chain performance in creative industry is Agility, but not for Adaptability and Alignment. At the
same time, the study find out that Agility, Adapbility and Alingment share the same significance
to supply chain performance in the company.

Kata kunci : Triple-A supply chain , Agility , Adapbility , Alingment , Kinerja rantai pasokan ,
Supply chain management , Industri kreatif .

1. PENDAHULUAN

Manajemen rantai pasokan adalah informasi. Kementerian Perdagangan


salah satu elemen penting didalam sebuah Indonesia menyatakan bahwa Industri
perusahaan. Manajemen rantai pasokan kreatif adalah industri yang berasal dari
(Supply Chain Management) merupakan pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta
aliran kegiatan dimana produk masih bakat individu untuk menciptakan
merupakan bahan mentah hingga produk kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
tersebut sampai ke tangan para konsumen. dengan menghasilkan dan mengeksploitasi
Tanpa adanya kegiatan Manajemen rantai daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
pasokan perusahaan tidak akan memiliki industri kreatif menghasilkan produk dan
produk yang dapat dijual. jasa yang mengandung budaya, seni atau
hanya nilai hiburan semata R Caves (2005).
Lee (2004) berpendapat bahwa
perusahaan yang sukses adalah perusahaan Di indonesia industri kreatif
yang mampu menciptakan rantai pasokan memiliki 15 sub-sektor antara lain :
Periklanan , arsitektur , pasar barang seni ,
yang tangkas , mudah beradaptasi dan
kerajinan , desain , fashion , video (film &
selaras.
fotografi) , permainan interaktif , musik ,
Kesuksesan bergantung pada seni pertunjukan , penerbitan & percetakan ,
kemampuan supply chain partners untuk layanan komputer (piranti lunak) , televisi &
fokus pada pelanggan dan merespon untuk radio , riset & pengembangan , dan kuliner.
setiap perubahan permintaan pada pelanggan Demi menunjang produk yang selaras
tersebut. Lee (2004) mengembangkan teori dengan kreatifias dan ide-ide para pelaku
Triple-A supply chain sebagai anteseden industri kreatif dibutuhkan bahan baku serta
untuk memasok kinerja rantai pasokan proses pembuatan yang terkadang diluar
sebagai anteseden terhadap kinerja kepala , dan hal ini dibutuhkan kegiatan
organisasi. Triple-A supply chain memiliki 3 manajemen rantai pasokan yang baik.
dimensi antara lain agility , adaptability ,
Penelitian ini pertanyaan sebagai
dan alignment.
berikut : bagaimana pengaruh Triple-A
Industri kreatif adalah kegiatan supply chain yang terdiri dari Agility ,
ekonomi yang terkait dengan penciptaan Adapbility , dan Alignment terhadap kinerja
atau penggunaan pengetahuan dan rantai pasokan pada industri kreatif ?
Bagian dari internal supply chain
2. LANDASAN TEORI meliputi semua proses inhouse yang
digunakan dalam
2.1 MANAJEMEN RANTAI PASOKAN mentransformasikan masukan dari
Supply chain management adalah para penyalur ke dalam keluaran
sebuah sistem pendekatan total untuk organisasi itu. Hal ini meluas dari
mengantarkan produk ke konsumen akhir waktu masukan ke dalam organisasi.
dengan menggunakan teknologi informasi Di dalam internal supply chain,
untuk mengkoordinasikan semua elemen perhatian yang utama adalah
supply chain dari mulai pemasok ke manajemen produksi, pabrikasi dan
pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya pengendalian persediaan.
yang merupakan keunggulan kompetitif 3. Downstream Supply Chain
yang tidak tersedia di sistem logistik Downstream (hilir) supply chain
tradisional (James A & Mona J. meliputi semua aktivitas yang
Fitzsimmons). Supply chain dapat melibatkan pengiriman produk
didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas kepada pelanggan akhir. Di dalam
(dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat downstream supply chain, perhatian
dalam proses transformasi dandistribusi diarahkan pada distribusi,
barang mulai dari bahan baku paling pergudangan transportasi dan after-
awaldari alam sampai produk jadi pada sale service.
konsumen akhir. Tujuan manajemen rantai
Menurut Turban ( 2004 ) Manajemen pasokan adalah dengan
rantai pasokan terdiri dari 3 komponen menyelaraskan permintaan dan
utama antara lain : penawaran seefektif dan seefisien
1. Upstream Supply Chain mungkin.
Bagian upstream (hulu) supply chain Dalam supply chain ada
memiliki aktivitas dari suatu beberapa pemain utama yang
perusahaan manufacturing dengan merupakan perusahaan yang
para penyalurnya (yang mana dapat mempunyai kepentingan yang sama,
manufacturers, assemblers, ataupun yaitu :
keduanya ) dan koneksi mereka 1. Supplier
kepada para penyalur mereka (para Penyedia bahan baku bahan
penyalur second-tier). Hubungan mentah yang belum di olah
para penyalur dapat diperluas ke 2. ManufacturesTempat yang
beberapa strata, semua jalan dari asal berfungsi sebagai pengolah
material (contohnya bijih tambang, bahan baku menjadi produk
pertumbuhan tanaman). Di dalam jadi
upstream supply chain, aktivitas 3. DistributionTempat yang
yang utama adalah pengadaan. menerima hasil produk jadi
2. Internal Supply Chain
dari manufactures sebelum - mendesain proses produksi
disalurkan ke retail outlet untuk memfasilitasi
4. Retail OutletTempat yang penundaan
menerima produk dari - mengembangkann system
distributor dan langsung logistik yang handal
menjualnya kepada 2. Adaptability
customers Bertujuan untuk menyesuaikan
5. Customers Pembeli yang desain rantai pasokan untuk
membeli produk dari retail menghadapi perubahan pasar.
outlet , merupakan siklus Adapun sistem yang dilakukan
terakhir dari SCM adapbility antara lain :
- Memantau ekonomi dunia
2.2 TRIPLE-A SUPPLY CHAIN untuk mengidentifikasi
Triple-A supply chain management pasokan dasar baru dan pasar
adalah stratergy SCM yang ditujukan untuk - Menggunakan perantara
memperbaiki kinerja supply chain , karena untuk membangun suppliers
kinerja supply chain berdampak pada kinerja baru dan infrastruktur logistik
organisasi perusahaann antara lain - Menciptakan desain produk
pemasaran dan keuangan (G.Dwayne yang fleksibel
Whitten 2012) - Menentukan di mana produk
berdiri dalam hal teknologi
Menurut Lee (2004) triple-a supply dan siklus hidup produk
chain memiliki 3 dimensi terdiri dari agility, 3. Alignment
adaptability, &alignment , berikut adalah Adalah alat atau cara untuk
penjelasannya : menetapkan insentif untuk supply
1. Agility chain partners untuk
Adalah alat untuk menanggapi memperbaiki kinerja rantai
perubahan permintaan atau pasokan.
penawaran jangka pendek Adapaun sistem yang dilakukan
dengan cepat alignment antara lain :
Adapun sistem yang dijalankan - Bebas bertukar informasi
oleh agility antara lain : dengan supplier dan
- menyediakan mitra rantai pelanggan
pasokan dengan data tentang - Dengan jelas meletakkan
perubahan penawaran dan peran dan tanggung jawab
permintaan sehingga mereka untuk pemasok dan
dapat merespons dengan pelanggan
segera - Membagi risiko, biaya, dan
- membangun hubungan keuntungan perbaikan secara
kolaborasi dengan supplier adil
- Memperjelas peran dan meingkatkan kesejahteraan ( Simatupang
tanggung jawab mitra untuk 2007 ). Menurut pantauan presiden RI ke 7
menghindari konflik Joko widodo perkembangan industri kreatif
diindonesia saat ini sangat lah pesat ,
Beberapa produk yang ia amati seperti film,
musik, dan aplikasi digital. Total nilai
2.3 INDUSTRI KREATIF ekspor produk industri kerajinan dan
(Working Group of UK Creative industri kreatif mencapai Rp 852 triliun.
Industry dalam Zheng & Cao 2010) Industri kreatif ini sangat menghargai
mengatakan , Industri kreatif adalah kreatifitas pelakunya , selain dapat
industri yang memiliki kreativitas individu meningkatkan perekonomian juga dapat
yang original, keahlian dan bakat yang meningkatkan kreatifitas pelakunya.
berpotensial untuk kemakmuran dan
penciptaan lapangan kerja melalui 2.4 PENELITIAN TERDAHULU
eksploitasi dari kekayaan intelektual. Dalam penelitan yang dilakukan
Memiliki hubungan antara budaya, G.Dwayne Whitten , Kenneth W.Green Jr ,
kreatifitas, sains, teknologi dan Pamela J.Zelbst (2009) dengan judul
industrialisasi. Karakteristik yang paling “Triple-A supply chain performance”
utama adalah originalitas, budaya sebagai mengatakan bahwa triple-a supply chain
basis dan isi materialnya, dan industri membutuhkan supply chain partners untuk
budaya adalah bagian integralnya, industri bekerja sama agar :
kreatif tidak dapat terjadi tanpa adanya sains
dan teknologi. Desain kreatif tidak terlepas 1. respon cepat terhadap perubahan
dari budaya, kreatifitas dan pelayanan. permintaan pelanggan jangja pendek
Menurut Tian & Gao (2011) 2. merubah ulang struktur supply chain
ekonomi kreatif adalah bentuk untuk mengatasi perubahan jangka
pembangunan ekonomi yang maju yang panjang dipasar , teknologi , dan
bergantung pada sumber daya alam yang produk
lebih sedikit. Pendorong utama nya bukan 3. meluruskan strategi supply chain
murni teknologi atau informasi tetapi untuk menemui kebutuhan rantai
kreatifitas manusia, produk kreatif bersifat pasokan pelanggan dan membagikan
unik karena menggabungkan budaya, harga dan keuntunggan supply chain
semangat dan kebiasaan, industri kreatif
Hasil dari penelitan menunjukkan bahwa
adalah industri yang berorientasi pada
strategy Triple-A supply chain
manusia. Proteksi dari kekayaan intelektual
mempengaruhi kinerja rantai pasokan
berfungsi untuk menjaga energy vital dari
dan juga mempengaruhi kinerja
industri kreatif.
perusahaan. Kinerja rantai pasokan lebih
Industri kreatif adalah industri
mempengaruhi kinerja pemasaran
yang mengandalkan ketrampilan , talenta ,
dibandingkan dengan kinerja keuangan
dan kreatifitas yang berpotensi dalam
pada perusahaan.
Peneltian yang dilakukan Le (2004) bertanggung jawab atas keseluruhan
yang berjudul The Triple-A supply chain rantai pasokan.
menyimpulkan bahwa perusahaan harus
melepaskan pola pikir efisiensi, yang 2.5 KERANGKA PEMIKIRAN
kontraproduktif , dan bersiap untuk Adapun kerangka pemikiran dalam
mengubah jaringan dan alih-alih mencari penelitian ini sebagai berikut pada
kepentingan mereka sendiri , gambar 1 :

Agility

Kinerja rantai pasokan


Adapbility

Alingment

Gambar 1

Berdasarkan tinjaun pustaka dan penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi


terdahulu dapat diambil ditarik hipotesis yang terdiri dari obyek atau subyek yang
sebagai berikut : menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di
H1 Terdapat pengaruh Agility pelajari dan kemudian ditarik
terhadap kinerja rantai pasokan pada kesimpulannya (Sugiyono 1997 : 57).
industri kreatif Populasi dalam penilitian ini adalah para
H2 Terdapat pengaruh Adapbilitty pelaku industri kreatif yang dipilih oleh
terhadap kinerja rantai peneiliti.
pasokan pada industri kreatif Sampel ditentukan dengan metode
H3 Terdapat pengaruh Alingment Convenience sampling adalah teknik
terhadap kinerja rantai pasokan pada penarikan sampel yang dilakukan karena
industri kreatif alasan kemudahan atau kepraktisan menurut
peneliti itu sendiri. Convenience sampling
3. METODE PENELITIAN merupakan sample nonprobabilitas.
Penentuan jumlah sampel ini didasarkan
3.1 POPULASI DAN SAMPEL pada pendapat Roscoe (1975) bahwa pada
setiap penelitian, ukuran sampel harus b2 = koefiensi antara
berkisar antara 30 dan 500. alignment dengan kinerja rantai
pasokan
3.2 DEFINISI & PENGUKURAN
b3 = koefiensi antara
VARIABEL
adapbility dengan kinerja rantai
Ada 2 jenis variabel pada penelitian
pasokan
ini antara lain adalah :
X1 = variable agility
1. Variabel Bebas (Independent
Variable) X2 = variable alingnment
Variabel bebas pada
penelitan ini adalah kinerja X3 = variable adapbility
rantai pasokan
Untuk menguji kedua hipotesis ini maka
2. Variabel Terikat (Dependen
digunakan uji statistik F untuk mengetahu
Variable)
hasilnya , adapun langkah-langkahnya
Variabel terikat pada
sebagai berikut :
penelitian ini adalah 3
dimensi Triple-A Supply a. Merumuskan hipotesis
Chain ( Agility , Adapbility , kinerja rantai pasokan ,
dan Alingment ) yaitu Ha
Ha : ada pengaruh
implementasi triple-a
3.3 METODE ANALISIS DATA
supply chain terhadap
Metode analisis data yang digunakan kinerja rantai pasokan
penelitian ini adalah analisis regresi industri kreatif
berganda. Analisis regresi linier berganda b. Taraf signifikan α = 0,05
adalah hubungan secara linear antara dua
Untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
atau lebih variabel independen (X1,
satu variabel independen secara individual
X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).
dalam menerangkan variabel dependen
Berikut adalah rumus analisis regresi
maka diperlukan menggunakan uji T.
berganda :
Adapun langkah-langkanya sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
a. Merumuskan hipotesis
Keterangan : b. Menentukan taraf nyata (α) dan t
table
Y = kinerja rantai pasokan c. Menentukan kriteria pengujian
a = constanta H0 diterima (H1 ditolak) apabila
t0 < tα atau signifikansi > 0,05
b1 = koefiensi antara agility H0 ditolak (H1 diterima) apabila
dengan kinerja rantai pasokan t0 > tα atau signifikansi < 0,05
d. Menentukan nilai uji statistic 4. HASIL PENELITIAN
e. Membuat kesimpulan
4.1 ANALISIS LINIER BERGANDA
Untuk mengetahui seberapa besar
hubungan dari beberapa variable Persamaan regresi Y = 2.065 +
maka perlu koefisien determinasi 0.406X1 + 0.093X2 + 0.063X3 dan diketahui
untuk mengukur dan mengetahui bahwa konstanta/intersep sebesar 2.065
hasilnya. Nilai koefisien determinasi secara matematis menyatakan jika nilai
variabel bebas X1, X2 dan X3 sama dengan
adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).
nol maka nilai Y 2.065. Dalam kata lain
Nilai R² yang kecil berarti
bahwa nilai volume pasokan industry kreatif
kemampuan variabel-variabel
tanpa agility, adapbility dan alingment
independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat adalah 2.065 unit. Berikut tabel
terbatas. penjelasannya :

Tabel 4.1

Analisis Linier Berganda

Koefisien regresi variabel agility volume kinerja rantai pasokan industry


(X1) sebesar 0,406 artinya bahwa kinerja kreatif sebesar 0,406 unit.
rantai pasokan industry kreatif variabel
Koefisien regresi variabel adapbility
agility dengan asumsi variabel bebas lain
konstan akan menyebabkan kenaikan (X2) sebesar 0,93 artinya bahwa kinerja
rantai pasokan industry kreatif variabel Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga
adapbility dengan asumsi variabel bebas lain variabel agility (X1) , adapbility (X2) ,
konstan akan menyebabkan kenaikan alignment (X3) berpengaruh signifikan
volume kinerja rantai pasokan industry terhadap variabel kinerja rantai pasokan (Y)
kreatif sebesar 0,93 unit. dengan nilai yang berbeda beda.

Koefisien regresi variabel alingment 4.2 UJI F


(X3) sebesar 0,63 artinya bahwa kinerja
Berdasarkan penjesalan pada tabel
rantai pasokan industry kreatif variabel
ANOVA uji signifikansi X1 , X2 , dan X3
alingment dengan asumsi variabel bebas lain
berpengaruh terhadap Y , dengan F statistik
konstan akan menyebabkan kenaikan
diperoleh sebesar 5.340 dan nilai p 0.005.
volume kinerja rantai pasokan industry
kreatif sebesar 0,63 unit. Untuk melihat penjelasannya dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2

Uji F Tabel Anova

Model Sum of squares df Mean square F Sig.


Regression 2.378 4 .793 5.340 .005
Residual 3.860 26 .148
Total 6.238 29

Menurut penjelasan diatas p < 0.05 4.3 UJI T


maka H0 diterima berarti dapat simpuilkan
bahwa variabel triple-a supply chain yang Jika nilai probability t lebih besar
dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha di
terdiri dari X1 (agility) , X2 (adapbility) ,
tolak. Berikut penjelasannya pada tabel 4.3 :
dan X3 (alignment) memiliki pengaruh
implementasi terhadap Y (kinerja rantai
pasokan).

Tabel 4.3

Tabel Uji T

Variabel Nilai Signifikansi Tingkat Signifikansi Keputusan


Agility (X1) 0.036 0.05 H0 diterima
Adapbility (X2) 0.579 0.05 H0 ditolak
Alingment (X3) 0.684 0.05 H0 ditolak

Menurut penjelasan tabel dapat disimpulkan 1. Variabel X1 (agility) 0.036 > 0.05
bahwa : H0 diterima yang artinya bahwa ada
pengaruh agility terhadap kinerja terhadap kinerja rantai pasokan.
rantai pasokan.
4.4 KOEFISIEN DETERMINASI
2. Variabel X2 (adapbility) 0.579 >
0.05 H0 diterima yang artinya bahwa Nilai koefisien determinasi adalah
tidak ada pengaruh adapbility antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang
terhadap kinerja rantai pasokan. kecil berarti kemampuan variabel-variabel
3. Variabel X3 (alignment) 0.684 > independen dalam menjelaskan variasi
0.05 H0 diterima yang artinya bahwa variabel dependen amat terbatas. Berikut
tidak ada pengaruh alignment penjelasannya pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Koefesien Determinasi

Berdasarkan tabel diatas,diketahui pengaruh signifikan terhadap


bahwa nilai koefisiendeterminasi (R Square) variabel kinerja rantai pasokan pada
sebesar 0.381. Besarnya angka koefisien industri kreatif. Dengan demikian
determinasi 0.381 sama dengan 38.1%. dapat dikatakan bahwa para pelaku
Angka tersebut mengandung arti bahwa industri kreatif pada penelitian ini
alignment, adapbility , dan agility memiliki kemampuan untuk
berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan menanggapi perubahan permintaan
sebesar 38.1% sedangkan sisanya 61.9% atau penawaran jangka pendek
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. dengan cepat.
2. Dari analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa adapbility
5. KESIMPULAN DAN SARAN pada triple-a supply chain tidak
memiliki pengaruh signifikan
5.1 KESIMPULAN terhadap variabel kinerja rantai
pasokan pada industri kreatif.
1. Dari analisis yang telah dilakukan
Dengan demikian dapat dikatakan
dapat disimpulkan bahwa agility
bahwa para pelaku industri kreatif
pada triple-a supply chain memiliki
pada penlitian ini tidak memiliki signifikan terhadap kinerja rantai
kesadaran untuk menyesuaikan pasokan.
desain rantai pasokan ketika akan 6. Dari semua variabel triple-supply
menghadapi perubahan pasar. chain dapat dilihat bahwa variabel
3. Dari analisis yang telah dilakukan agility memiliki nilai beta paling
dapat disimpulkan bahwa alingment tinggi yaitu sebesar 0.477. Dapat
pada triple-a supply chain tidak disimpulkan bahwa variabel agility
memiliki pengaruh signifikan memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap variabel kinerja rantai terhadap kinerja rantai pasokan pada
pasokan pada industri kreatif. industri kreatif.
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa para pelaku industri kreatif 5.2 SARAN
pada penelitian ini tidak memiliki 1. Menurut hasil analisis yang
cara menetapkan insentif untuk diperoleh membuktikan bahwa
supply chain partners yang triple-a supply chain memiliki
digunakan untuk memperbaiki pengaruh terhadap kinerja rantai
kinerja rantai pasokan. pasokan pada industri kreatif namun
4. Dari hasil Uji t yang telah dilakukan masih perlu untuk ditingkatkan
pada penelitian ini maka dapat terutama pada variabel adapbility
disimpulkan bahwa diantara tiga dan alignment agar secara maksimal
variabel triple-a supply chain yang dapat meningkatkan kinerja rantai
memiliki pengaruh signifikan pasokan pada industri kreatif.
terhadap variabel kinerja rantai 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
pasokan adalah agility. untuk bisa memperluas
5. Dari hasil Uji f yang telah dilakukan pengembalian sampelnya dengan
pada penelitian ini maka dapat menyempurnakan model yang
disimpulkan bahwa semua tiga dilakukan pada peneltian ini agar
variabel triple-a supply chain yang mendapatkan hasil analisis yang
terdiri dari agility , adapbility , & lebih lengkap dan baik.
alignment memiliki pengaruh

DAFTAR PUSTAKA

Abecassis, C. (2006), “Integrating design and retail in the clothing value chain: an
empirical study of the organisation of design international”, Journal of Operations & Production
Management, Vol. 26 No. 4, pp. 412-28.

Anggraeni, Widya. (2009), “Pengukuran Kinerja Pengelolaan Rantai Pasokan Pada


PT.Crown Closures Indonesia” Jurnal. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Ballou, R., Gilbert, S. and Mukherjee, A. (2000), “New managerial challenges from
supply chain opportunities”, IEEE Engineering Management Review, Vol. 29 No. 1, pp. 7-16.

Cavinato, J.L. (2004), “Supply chain logistics risks: from the back room to the board
room”, International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol. 34 No. 5,
pp. 383-7.

Christopher, M., Lowson, R. and Peck, H. (2004), “Creating agile supply chains in the
fashion industry”, International Journal of Retail & Distribution Management, Vol. 32 Nos 8/9,
pp. 367-77.

Chopra, S. and Sodhi, M.S. (2004), “Managing risk to avoid supply chain breakdown”,
Sloan Management Review, Vol. 46 No. 1, pp. 53-61.

G. Dwayne Whitten Kenneth W. Green Jr Pamela J. Zelbst (2012) “Trple-A supply chain
Performance”. International Journal of Operations & Production Management, Vol. 32 Iss 1 pp.
28 – 48.

Ellegaard, C. (2008), “Supply risk management in a small company perspective”, Supply


Chain Management: An International Journal, Vol. 13 No. 6, pp. 425-34.

Finch, P. (2004), “Supply chain risk management”, Supply Chain Management: An


International Journal, Vol. 9 No. 2, pp. 183-96.

Fisher, M.L. (1997), “What is the right supply chain for your product?”, Harvard
Business Review,Vol. 75 No. 2, pp. 105-16.

Gunasekaran, A., Korukonda, A.R., Virtanen, I. and Yli-Olli, P. (1994), “Improving


productivity and quality in manufacturing organizations”, International Journal of Production
Economics, Vol. 36 No. 2, pp. 169-83.

Gunawan Dewi, Rina. 2016. “Analisis Pengaruh Implementasi Supply Chain


Management terhadap kinerja perusahaan” Skripsi. Yogyakarta: UII.

Harland, C.M. (1996), “Supply chain management: relationships, chains and networks”,
British Journal of Management, Vol. 7, pp. 63-80 (special issue).

Khan, O., Christopher, M. and Burnes, B. (2008), “The impact of product design on
supply chain risk: a case study”, International Journal of Physical Distribution & Logistics
Management, Vol. 38 No. 5, pp. 412-32.

Khan, O. and Creazza, A. (2009), “Managing the product design-supply chain interface:
towards a roadmap to the design centric business”, International Journal of Physical Distribution
& Logistics Management, Vol. 39 No. 4, pp. 301-19.
Lee, H.L. (2004), “The triple-A supply chain”, Harvard Business Review, Vol. 82 No.
10, pp. 102-12.

Lin, yong and Zhou, li (2010) , The impact of product design supply chain risk: a case
study , International Journal of Physical Distribution & Logistics Management Vol. 41 No. 2.

Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya
Ilmiah, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Puspandiyah, Dike. 2016. “Analisis Pengaruh Supply Chain Management terhadap


kinerja operasional bengel AHASS”. Skripsi. Yogyakarta: UII.

Rao, S. and Goldsby, T.J. (2009), “Supply chain risks: a review and typology”, The
International Journal of Logistics Management, Vol. 20 No. 1, pp. 97-123.

Shub, A.N. and Stonebraker, P.W. (2009), “The human impact on supply chains:
evaluating the importance of ‘soft’ areas on integration and performance”, Supply Chain
Management: An International Journal, Vol. 14 No. 1, pp. 31-40.

Swafford, P.M., Ghosh, S. and Murthy, N. (2008), “Achieving supply chain agility
through IT integration and flexibility”, International Journal of Production Economics, Vol. 116
No. 2, pp. 288-97.

Anda mungkin juga menyukai