Anda di halaman 1dari 36

RANCANGAN AKTUALISASI

“OPTIMALISASI PENCATATAN STOK BMHP DI LABORATORIUM


PUSKESMAS BARING”

Oleh:

Nama : MUSDALIFA BAKRI AMD.AK


NIP : 19910522 201903 2 004
NDH : 14
Instansi : UPT Puskesmas Baring

PELATIHAN DASAR CPNS PANGKEP


ANGKATAN III GOLONGAN II
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
REGIONAL MAKASSAR
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

OPTIMALISASI PENCATATAN STOK BMHP DI LABORATORIUM


PUSKESMAS BARING

Nama : Musdalifa Bakri Amd.Ak


Nip : 19910522 201903 2 004
Ndh : 14

Telah Disetujui
Pada Hari Sabtu, 03 Agustus 2019

Pembimbing Mentor

Dr. H. Arifin Raseng, S.SOS, M.Si Syamsidar HS,S.Kep, M.Kes


Nip 19660207 199303 1 011 Nip 19810907 200606 2 020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Fungsi Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu Aparatur Sipil
Negara sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat
dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi tersebut
Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan harus
secara konsisten menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa melanggar
nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi tersebut juga tidak dapat dijalankan
dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri Aparatur Sipil
Negara untuk menerapkan nilai-nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 5
(lima) pokok nilai-nilai dasar Aparatur sipil negara yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Penerapan 5 (lima) Nilai Dasar ASN harus dijalankan dengan tindakan
konkrit saat Aparatur Sipil Negara tersebut menjalankan tugasnya sebagai
abdi negara. Tidak hanya dalam menjalankan tugasnya sebagai petugas
administrasi yang berurusan dengan sistematika kerja suatu instansi
pemerintahan, namun dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan
publik yang senantiasa melayani kebutuhan masyarakat ASN. Maka
dalam perkembangannya nilai dasar ASN yang terangkum kedalam
ANEKA dielaborasikan dengan peran ASN dalam NKRI yang terbagi
menjadi Whole Of Goverment, Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN.
Rancangan aktualisasi,dapat diperoleh peserta dengan proses
pembimbingan dari coach (pembimbing yang ditunjuk dari lembaga
pelatihan) dan mentor (atasan peserta yang ditujuk oleh pejabat pembina
kepegawaian instansi peserta),sehingga peserta mampu menyusun kertas
kerja rancangan aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan
aktualisasi, menerapkan rancangan aktualisasi dan menyusun laporan
aktualisasi serta analisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS tidak
diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan, mempersiapkan
rencana presentasi laporan aktualisasi, melaksanakan seminar
aktualisasi, dan di penghujung pembelajaran peserta mampu
melaksanakan pekerjaan secara profesional.
Berdasarkan Permenkes Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik, Laboratorium Klinik
adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik yaitu dengan
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan mutu hasil
pemeriksaan laboratorium.
Pelayanan laboratorium telah diselenggarakan oleh berbagai jenis dan
tingkat sarana pelayanan kesehatan dengan mutu yang bervariasi. Karena
pelayanan laboratorium merupakan salah satu komponen penting dalam
pelayanan kesehatan perlu diselenggarakan sesuai kaidah-kaidah
penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik (Good Laboratory
Practice) untuk dapat menjamin keamanan bagi pasien, lingkungan
maupun tenaga kesehatan pada laboratorium itu sendiri.
Laboratorium Puskesmas adalah pelayanan kesehatan di puskesmas
yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
Petugas laboratorium mempunyai tanggung jawab dalam hal
pengadaan bahan laboratorium. Dimana untuk mendukung berjalannya
pemeriksaan yang efektif dan efisien petugas laboratorium harus
memperhatikan kesediaan bahan yang akan digunakan. Oleh karena itu
dibutuhkan pencatatan bahan yang tersedia dan tidak tersedia di
laboratorium.
Dalam hal ini penulis melakukan aktualisasi di pelayanan bidang
kesehatan dimana petulis bertugas sebagai laboran di UPT Puskesmas
Baring. Laboratorium merupakan instalasi penunjang diagnosa yang
dituntut mengeluarkan hasil laboratorium yang bersifat presisi dan akurasi
guna menegakkan diagnosa pasien. Berdasarkan alasan ini penulis yang
juga laboran tertarik mengangkat isu “Optimalisasi Pencatatan Stok
BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) di Laboratorium Puskesmas
Baring”

I.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


Tujuan dan manfaat dari kegiatan ini yaitu :

a. Sebagai sumber data untuk membuat laporan BMHP


b. Sebagai media pencatatan pemasukan dan pengeluaran BMHP
c. Sebagai salah satu media pengontrol persediaan BMHP

I.3 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam permasalahan yang akan dibahas dalam
aktualisasi ini adalah :
1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang terdapat
dalam rancangan kegiatan dan tahapan aktualisasi
2. Waktu pelaksanaan aktualisasi adalah selama 29 Hari kerja, yakni
semenjak tanggal 07 Agustus 2019 hingga tanggal 16 September
2019.
3. Tempat kegiatan dilaksananakan di Laboratorium Puskesmas
Baring.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

II.1 Gambaran Umum Puskesmas Baring


Puskesmas Baring adalah salah satu dari dua Puskesmas yang
berada di wilayah Kecamatan Segeri yang berjarak ± 27 km dari ibukota
Kabupaten Pangkep dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Benteng dan Kel. Bone
Sebelah Timur : Kab. Barru
Sebelah Selatan : Desa Padang Lampe dan Desa Tabo-tabo
Sebelah Barat : Kel. Bonto mate'ne dan Kel. Segeri
Luas wilayah Puskesmas Baring 35.094 km² yang terdiri dari 2 Desa
yang terbagi atas 16 RK dengan jumlah KK 1.687. Pemanfaatan potensi
lahan adalah pertanian, perkebunan dan peternakan yang mana semua
itu meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam kebutuhan pangan
sebagai mata pencaharian utama penduduk dan hanya sebagian sebagai
PNS.
Puskesmas Baring memiliki wilayah kerja 2 Desa yaitu Desa Baring
dan Parenreng, memiliki dua pustu yang terletak di Baring dan Parenreng,
serta memiliki 2 poskesdes yang terletak di Baring dan Parenreng.
Tenaga Puskesmas Baring pada tahun 2018 sebanyak 58 orang,
dengan penyebaran tenaga Puskesmas Induk 50 orang dan di desa 8
orang, tenaga Puskesmas terdiri dari bidan, perawat, dan tenaga
kesehatan lain.
Peta Desa Baring
II.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai Organisasi
a. Visi Puskesmas Baring
“Menuju Masyarakat Baring Parenreng Sehat Mandiri 2020”

b. Misi Puskesmas Baring


a) Meningkatkan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan
Jaringannya
b) Mewujudkan kemandirian masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan melalui gerakan pemberdayaan, berwawasan
kesehatan
c) Meningkatkan kompetensi SDM Puskesmas dan Jaringannya
d) Mendorong dan membina kerja sama lintas sektor
e) Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Merata

c. Tata Nilai Puskesmas Baring


B : Berwawasan (Petugas kesehatan yang berwawasan luas dan
berkualitas),
A: Antisipasi (Bersikap cepat dan tepat dalam mengantisipasi
penyakit),
P : Prima (Memberikan pelayanan yang prima dan berdedikasi tinggi),
E : Edukatif (Pelayanan UKM yang edukatif dan bersifat preventif),
R : Responsibel (Bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien).

d. Motto Puskesmas Baring


“Melayani Dengan Hati.”

e. Budaya Mutu Puskesmas Baring


B : Bekerja dengan loyalitas dan penuh tanggung jawab
A : Anti datang terlambat
P : Profesional dalam melayanai
E : Enggan melihat lingkungan kotor
R : Rapi dalam berpakaian.
II.3 STRUKTUR ORGANISASI

KAPUS
KASUB BAG
TATA USAHA
PENCATATAN DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN INVENTARIS
PELAPORAN BARANG

UKM ESENSIAL UKM PENGEMBANGAN UKP KEFARMASIAN DAN JARINGAN


DAN PERKESMAS
LABORATORIUM PUSKESMAS
PEL PEL PUS
PROMKES PEL UKGM PERSALI KEFA TU
PEL KES JIWA
NAN RMAS AM
IAN
PEM UN
KESLING PEL KES PEL
ERIKS PUS
G
LANSIA UGD
AAN TU
PEL KES INDRA
GIZI (UKM) PEL KES PEL KIA/K PAR
KER GIZI PEL POS
B ENR
PEL KES KES
PEL KES EN
PERKESMAS PEL KES OLAHRAGA RAWAT GIGI DES
PROLANIS G
INAP DAN KA
PEL
KIA/KB MUL
PEL MP
LABOR
PEL KES UT
IMU UN
ATORIU POS
TRADISIONAL NISA
PEL G
P2P M
PEL KES
(BATRA) PEMSI BAR
RUJUK DES
U
ERIKS
AN LAP
AAN
UMU IE
M
BAB III
GAMBARAN UMUM MATA PELATIHAN

III.1 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik
tersebut antara lain :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publiik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggraan pemerintahan.

Akuntabilitas memliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan


kontrol demokrasi (peran demokrasi) yaitu untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokrasi); untu mencegah korupsi dan
penyakahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabiltas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, aka mekanisme
akuntabilitas harus menduukung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan
bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (pran belajar).

Selain itu, akuntabilitas memiliiki tingatan hierarkis. Tingkatan


akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut :
a. Akuntbilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberaa


indikator dai nilai-niilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah di mana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas dalam keputusan-keputusan.
c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan
dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi menjadi
responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan.
Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban
bagi setiap individu dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya tuntutan untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari akuntabilitas
sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan kepada
unit organisasinya.
f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan akuntabilitas
sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang
tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai
akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus utama
kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung
jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.
j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga cabang
utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak pidana korupsi,
kecurangan penggelapan asset, dan kecurangan dalam hal laporan
keuangan. Sebagai seorang PNS yang akuntabel harus terhindar dari
praktek kecurangan dan perilaku korup.
k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus
memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara sesuai
dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara bertanggung jawab
dan efisien, serta pemeliharaannya secara benar dan bertanggung
jawab.
l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah.
Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan
oleh pemerintah harus relevan, dapat dipercaya, dapat dimengerti,
serta dapat diperbandingkan, sehingga dapat digunakan
sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat
menunjukkan akuntabilitas publik.
m. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah situasi
yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Tidak masalah jika seseorang memunyai konflik
kepentingan, tetapi bagaimana seseorang tersebut menyikapinya.
B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berfikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan Negara. Nilai-nilai
yang berorientasi pada kepentingan public menjadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekalipun tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering di sebut chauvinism.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga Negara Indonesia,
diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai
Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat
Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.
Dalam UU no. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalah menjalankan kebijakan public. Kebijakan public diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani public sehingga dalam
menjadi pelayan public yang professional. ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan public untuk mencapai tujuan tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayanan public merupakan segala bentuk
pelayanan sector public yang dilaksanakan aparatur pemerintah,
termasuk aparat yang bergerak di bidang pereekonomian dalam bentuk
barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan uang berlaku. Sebagai pelayan
public seorang ASN dituntut menjadi professional untuk menciptakan
pelayanan prima.
Selain professional dan melayani, ASN juga di tuntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dank ode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam
kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang ebnar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-
nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.
C. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruknya, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika public adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan public. Integritas public menuntut para pemimpin dan
pejabat public untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi,
dan kebijaksanaan di dalam pelayanan public.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara sevara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
D. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efisien dan inovasi. Dasar yang
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu
hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan atau bisa juga lahir dengan
cepat. Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk
memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteristik utama tersebut, setidaknya
empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektifitas menunjukan tingkat ketercapaian targer
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan public adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekdar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Berorientasi pada mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilat institusi.
Adapun lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu :
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa


mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kubutuhan dan keinginan dan bahkan
melampaui harapannya. Bill creech memperkenalkan lima pilar dalam
manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan
komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan
yang tinggi sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus
ditingkatkan secara berkelanjutan.
E. ANTI KORUPSI
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
dampaknya yang dapat menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (Sembilan) idnikator dari nilai-nilai dasar korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang di tuntut
untuk bisa menjadi pribadi yang jujur dan transparan serta tidak berdusta
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri sendiri maupun orang lain untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepda sesame menjdikan seseorang memiliki sifat
kasih saying. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
c. Disiplin
Disiplin merupakan kunci keberhasilan semua orang. Kepatuhan pada
prindip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
d. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik sesame manusia. Segala kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggung jawabkan sepenuhnyakepada Tuhan Yang Maha esa,
masyarakat, Negara, dan bangsanya. dengan kesadaran seperti ini maka
seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela.
e. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang meynadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimbangan kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupan adalah ilmu pengetahuan. Sadar bahwa mengejar harta tidak
akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserekahan akan selalu
memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
f. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran, berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendiri dalam kebenaran walaupun semua
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatanyang menyimpang dari hal
semestinya.
g. Adil
Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun
perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.Pribadi dengan
karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pemimpin maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

III.2 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI


Pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu
Whole Of Government, Managemen ASN dan Pelayanan Publik.

1. Whole of Government (WOG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu :
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
c. Membentuk gugus tugas
d. Koalisi sosial
Di sisi lain, terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi
dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah:
1) Kapasitas SDM dan institusi
2) Nilai dan budaya organisasi
3) Kepemimpinan
Praktek WoG dalam pelayanan publik terdiri dari :
a. Pelayanan yang bersifat administratif
b. Pelayanan jasa
c. Pelayanan barang
d. Pelayanan regulatif
Berdasarkan pola pelayanan publik dapat dibedakan menjadi 5
macam pola pelayanan yaitu:
1. Pola pelayanan teknis fungsional
2. Pola pelayanan satu atap
3. Pola pelayanan satu pintu
4. Pola pelayanan terpusat
5. Pola pelayanan elektronik

2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
karyawan ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari prakik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Karyawan ASN memiliki fungsi sebagai :
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu
Selanjutnya karyawan ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kekaryawanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas,
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Kewajiban karyawan ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia

3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di
Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
(Lembaga Administrasi Negara: 1998). Berbagai literatur administrasi
publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel, dan
i. Berkeadilan

Sedangkan sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7P sebagai


berikut :
a. Passionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
b. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
c. Proactive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
d. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
e. Patience (Penuh rasa kesabaran)
f. Proporsional (Tidak mengada-ada)
g. Punctional (Tepat waktu)
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

IV.1 Perumusan dan Penetapan Isu

Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan


aktualisasi ini adalah alat analisis isu dilakukan dengan menggunakanalat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya

Metode yang dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan


dan perkembangan isu dengan menentukan angka skala 1-5. Isu dengan
skor tertinggi akan menjadi isu utama yang akan diangkat dalam
rancangan aktualisasi
Perumusan dan Penetapan Isu

N PENILAIAN KRITERIA
MASALAH U S G JUMLAH RANK
O
Kurang optimalnya
perhatian petugas
1 laboratorium terhadap 4 3 4 11 2
penggunaan APD di
laboratorium
Kurang optimalnya
2 pencatatan stok BMHP 5 4 4 13 1
di laboratorium
3 Kurang optimalnya 3 3 3 9 3
kartu pemeliharaan
alat di laboratorium

Keterangan :

 Angka 5 : sangat gawat /mendesak /cepat


 Angka 4 : gawat /mendesak /cepat
 Angka 3 : cukup gawat /mendesak /cepat
 Angka 2 : kurang gawat /mendesak /cepat
 Angka 1 : tidak gawat /mendesak /cepat
IV.2 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan

Unit Kerja : UPT Puskesmas Baring


Identifikasi Isu :-Kurangnya perhatian petugas laboratoriumterhadap penggunaan APD di Puskesmas
Baring
- Kurang optimalnya pencatatan stok BMHP di laboratorium Puskesmas Baring
- Belum tersedianya kartu golongan darah di laboratorium Puskesmas Baring
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pencatatan stok BMHP di laboratorium Puskesmas Baring
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Pencatatan Stok BMHP di Laboratorium Puskesmas Baring
Konstribusi Penguatan
N Keterkaitan Substansi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan tehadap nilai
O Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 Konsultasi a. Menyiapkan Terlaksananya Dalam menyiapkan Dengan Pada kegiatan ini
dengan bahan konsultasi bahan konsultasi saya terlaksananya mengandung
pimpinan konsultasi dengan akan membuat konsultasi dalam beberapa nilai
terkait dalam pimpinan dan catatan daftar meningkatkan yakni
dengan meningkatkan mendapatkan konsultasi dan konsep pencatatan stok Akuntabilitas,
rancangan pencatatan persetujuan ide kreatif dalam BMHP saya telah Etika Publik dan
aktualisasi stok BMHP dari pimpinan meningkatkan berkontribusi Nasionalisme,
yang ingin pencatatan stok dalam misi ke-3 “ sejalan dengan
dilakukan BMHP merupakan Meningkatkan nilai yang tertanam
wujud kejelasan kompetensi SDM di lingkungan
(Akuntabilitas) Puskesmas dan puskesmas yaitu
jaringannya” Berwawasan
untuk
b. Membuat janji Dalam membuat janji mewujudkan visi “
dengan dan menghadap Masyarakat
pimpinan pimpinan saya Baring
c. Menghadap ke bersikap sopan Parenreng Sehat
pimpinan santun (Etika Publik) 2020”

d. Mengkonsultas Dalam
ikan konsep mengkonsultasikan
ide kreatif konsep ide kreatif dan
e. Mencatat saran mencatat saran yang
yang diberikan diberikan oleh
oleh pimpinan pimpinan dilakukan
secara musyawarah /
mufakat
(Nasionalisme)

2 Referensi a. Konsultasi Terdapat Dalam Dengan Dilihat dari nilai


tentang kartu informasi ke referensi mengkonsultasikan terdapatnya Etika Publik dan
stok BMHP rekan kerja di tentang kartu informasi ke rekan referensi tentang Akuntabilitas
laboratorium stok BMHP kerja di laboratorium kartu stok BMHP yang terkandung
dilakukan dengan saya telah dalam kegiatan ini
ramah dan sopan berkontribusi merupakan
santun (Etika Publik) terhadap misi ke- internalisasi dari
3“ Meningkatkan nilai yang dianut
b. Meminta Dalam meminta kompetensi SDM yakni Edukatif
arahan dan arahan dan saran Puskesmas dan
saran dari serta mencatat saran jaringannya”
rekan kerja yang diberikan rekan untuk
mengenai kartu kerja dilakukan secara mewujudkan visi “
stok BMHP transparansi Masyarakat
c. Mencatat saran (Akuntabilitas) Baring
dari rekan kerja Parenreng Sehat
2020”
3 SOP a. Membuat alur Terdapat SOP Dengan membuat Dengan Pada kegiatan ini
pencatatan SOP pencatatan SOP diharapkan terdapatnya SOP mengandung
dan b. Mencetak SOP dan pelaporan kepada petugas pencatatan dan beberapa nilai
pelaporan yang telah BMHP laboratorium bersedia pelaporan BMHP yakni Komitmen
BMHP dibuat menerapkan SOP saya telah Mutu sejalan
c. Koordinasi dengan sebaik- berkontribusi dengan nilai yang
dengan rekan baiknya (Komitmen terhadap misi ke-1 tertanam di
kerja di Mutu) “ Meningkatkan lingkungan
laboratorium Sarana dan puskesmas yaitu
Prasarana Prima.
Puskesmas dan
jaringannya”
untuk
mewujudkan visi “
Masyarakat
Baring
Parenreng Sehat
2020”
4 Kartu stok a. Membuat Tersedia kartu Dengan membuat Dengan Pada kegiatan ini
BMHP format kartu stok BMHP kartu stok merupakan tersedianya kartu mengandung
stok BMHP wujud dari inovasi stok BMHP saya beberapa nilai
b. Finalisasi (Komitmen Mutu) telah berkontribusi yakni Komitmen
pengadaan terhadap misi ke-1 Mutu sejalan
kartu stok “ Meningkatkan dengan nilai yang
BMHP Sarana dan tertanam di
c. Mencetak dan Prasarana lingkungan
memperbanyak Puskesmas dan puskesmas yaitu
kartu stok jaringannya” Berwawasan
BMHP untuk
mewujudkan visi “
Masyarakat
Baring
Parenreng Sehat
2020”
5 Sosialisasi a. Menyiapkan Terlaksananya Dalam menyiapkan Dengan Kegiatan ini
kepada bahan untuk sosialisasi bahan sosialisasi terlaksananya memiliki nilai
petugas sosialisasi kepada merupakan wujud sosialisasi kepada Akuntabilitas, dan
laboratorium petugas tanggung jawab petugas Komitmen Mutu
laboratorium (Akuntabilitas) laboratorium saya yang memperkuat
telah berkontribusi nilai Edukatif di
b. Melaksanakan Dengan terlaksananya terhadap misi ke-5 Puskesmas
sosialisasi sosialisasi diharapkan “Mewujudkan
kepada terjadi kerja sama Pelayanan
petugas antara petugas Kesehatan
laboratorium laboratorium secara Merata”
(Komitmen Mutu) untuk
mewujudkan visi “
c. Meminta saran Dalam meminta saran Masyarakat
dari petugas dan mencatat saran Baring
laboratorium dilakukan dengan Parenreng Sehat
yang lain transparansi 2020”
d. Mencatat saran (Akuntabilitas)
yang diberikan
6 Data-data a. Membuat Tersedia Dalam membuat Dengan Kegiatan ini
BMHP yang daftar nama daftar BMHP daftar nama BMHP tersedianya daftar mengandung nilai
ada di BMHP yang yang ada di yang ada di BMHP yang ada Akuntabilitas,
laboratorium ada di laboratorium laboratorium dibuat di laboratorium Komitmen Mutu
laboratorium dengan integritas saya telah yang mendukung
(Akuntabilitas) berkontribusi nilai Berwawasan
terhadap misi ke-4
b. Membuat buku Dengan terdapatnya “Mendorong dan
ampra BMHP buku ampra BMHP Membina peran
c. Mencatat akan terjadi proses serta lintas
tanggal yang efektif dan sektoral” untuk
pengambilan efisien dengan Unit mewujudkan visi “
masing-masing Gudang Farmasi Masyarakat
BMHP dari Unit (Komitmen Mutu) Baring
Gudang Parenreng Sehat
Farmasi di 2020”
Puskesmas
Baring
7 Implementasi a. Mencatat Terlaksananya Dalam pencatatan Dengan Kegiatan ini
pengisian masing-masing pengisian kartu stok BMHP di terlaksananya mengandung nilai
kartu stok jenis BMHP di kartu stok laboratorium saya pengisian kartu Nasionalisme dan
BMHP kartu stok BMHP akan bersikap stok BMHP saya Anti Korupsi
BMHP amanah terhadap telah berkontribusi yang mendukung
b. Mencatat pengisian kartu stok terhadap misi ke- nilai Antisipatif
tanggal BMHP 3“ Meningkatkan dan Responsible
diterima, (Nasionalisme) kompetensi SDM
jumlah barang Puskesmas dan
dan jumlah jaringannya”
pemakaian untuk
BMHP di kartu mewujudkan visi “
stok setiap hari Masyarakat
Baring
c. Menghitung Parenreng Sehat
jumlah stok Dalam menghitung 2020”
BMHP yang jumlah stok BMHP
masih tersedia yang masih tersedia
saya akan berperilaku
jujur (Anti Korupsi)
8 Evaluasi a. Mengecek Terlaksananya Dalam pengecekan Dengan Kegiatan ini
terhadap pengisian kartu evaluasi pengisian kartu stok terlaksananya mengandung nilai
kartu stok stok BMHP di terhadap kartu BMHP di laboratorium evaluasi terhadap Komitmen Mutu,
BMHP Laboratorium stok BMHP saya harus konsisten kartu stok BMHP Akuntabilitas dan
(Komitmen Mutu) saya telah Anti Korupsi
berkontribusi yang mendukung
b. Melakukan Dalam melakukan terhadap misi ke- nilai Berwawasan
pengawasan pengawasan terhadap 3“ Meningkatkan dan Responsible
terhadap kesesuaian kompetensi SDM
kesesuaian pencatatan dengan Puskesmas dan
pencatatan Unit Gudang Farmasi jaringannya”
dengan Unit sikap yang diperlukan untuk
Gudang adalah sikap mewujudkan visi “
Farmasi transparansi MasyarakaBaring
(Akuntabilitas) Parenreng Sehat
2020”
c. Melakukan Dalam melakukan
pencatatan dan pencatatan, evaluasi
evaluasi dan pelaporan
terhadap kartu terhadap kartu stok
stok BMHP di BMHP di laboratorium
laboratorium harus dilakukan
d. Melaporkan dengan sikap jujur dan
pencatatan adil (Anti Korupsi)
evaluasi
terhadap kartu
stok BMHP
kepada Unit
Gudang
Farmasi
Dalam
e. Mendokumenta mendokumentasikan
sikan hasil hasil evaluasi kartu
evaluasi kartu stok BMHP di
stok BMHP laboratorium tanggung
jawab akan realisasi
kegiatan yang telah
dilaksanakan
(Akuntabilitas)

Anda mungkin juga menyukai