Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP


BAHAYA KARIES GIGI DI RSUD ANDI MAKKASAU
KOTA PAREPARE

Oleh :
A.Asti Meilyani, S.Tr Kes
NIP. 19960514 201903 2 002
NDH : 17

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXXVIII

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PEMERINTAH KOTA PAREPARE
BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XXXVIII TAHUN 2019

NAMA : A. ASTI MEILYANI,S.Tr.Kes

NIP : 19960514 201903 2 002

UNIT KERJA : RSUD ANDI MAKKASAU

KOTA PAREPARE

JUDUL AKTUALISASI : PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN


TERHADAP BAHAYA KARIES GIGI

TELAH DISEMINARKAN
PADA SEMINAR
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI GOLONGAN III
ANGKATAN XXXVIII TAHUN 2019
PADA TANGGAL, 10 SEPTEMBER 2019

Menyetujui

Coach, Mentor,

Ir. ANDI HAMDANI, MM H. PAWE, SKM


NIP. 19660816 199403 1 007 NIP.19630813 198603 1 023

Mengetahui,

Kepala BKPSDMD KOTA PAREPARE

Drs. H. GUSTAM KASIM


NIP : 19611107 198810 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XXXVIII TAHUN 2019

NAMA : A. ASTI MEILYANI

NIP : 19960514 201903 2 002

UNIT KERJA : RSUD ANDI MAKKASAU KOTA PAREPARE

JUDUL AKTUALISASI : PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN


TENTANG BAHAYA KARIES GIGI

TELAH DISEMINARKAN

PADA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI GOLONGAN III
PADA TANGGAL, 10 SEPTEMBER 2019

Mengesahkan,

Coach, Penguji,

Ir. ANDI HAMDANI,MM. A.


NIP. 19660816 199403 1 007 NIP.

Mengetahui,
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Prov. Sulsel
Kepala Bidang Diklat Kepemimpinan Aparatur,

SULTAN RAKIB, S.S.


Pangkat : Penata Tk. I
NIP. 19761008 200901 1 007
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut UU No.5 Tahun 2014 adalah
profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.
Setelah disahkannya Undang-Undang (UU) ASN No.5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara memiliki kekuatan dan kemampuan
professional kelas dunia, berintegritas tinggi non parsial dalam melaksanakan
tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial dan kesejahteraan tinggi, serta
dipercaya public dengan dukungan SDM, selanjutnya PP No. 11 tahun 2017
tentang manajemen ASN sudah secara sempit menghendaki bahwa ASN
yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis
pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Untuk
dapat mewujudkan itu, pegawai ASN mrmiliki kewajiban mengikuti Latihan
Dasar (LATSAR) yang tertuang dalam PerLAN No.12 Tahun 2018.
Dalam UU nomor 36 tahun 2009 bab 1 pasal 1 tentang kesehatan
menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam UU nomor 36 tahun 2009
bab 1 pasal 2 menyebutkan sumber daya di bidang kesehatan adalah segala
bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
Sesuai dengan UU kesehatan diatas, maka seluruh ASN kesehatan
yang menjadi pilar utama dalam memajukan kesehatan bangsa, memiliki
tanggung jawab penuh dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Begitu
halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Menurut pusat data dan informasi
kementerian kesehatan RI persentase penduduk yang mempunyai masalah
gigi dan mulut tahun 2007 – 2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%.
Dari penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut,
persentase penduduk yang menerima perawatan medis gigi meningkat dari
29.7% tahun2007 menjadi 31,1% pada tahun 2013.
Kondisi saat ini di poli gigi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi
Makkasau ditemukan banyaknya pasien yang memiliki karies gigi hal ini
terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan pasien akan penyebab terjadinya
karies gigi. Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat isu “ Rendahnya
pengetahuan pasien tentang bahaya karies gigi di Poli Gigi RSUD Andi
Makkasau Kota Parepare“
1.2 Tujuan Aktualisasi
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan Umum pelaksanaan rancangan aktualisasi ini antara lain:
1. Memahami dan mengaktualisasikan nilai dasar PNS yang
diakronimkan ANEKA meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus dimiliki oleh
Aparatur Sipil Negara.
2. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
kegiatan yang akan dilaksanakan di lingkungan RSUD Andi
Makkasau yaitu:
a. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga memiliki
tanggungjawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan.
b. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme sehingga bekerja atas
dasar semangat nilai-nilai pancasila.
c. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan
lingkungan pelayanan publik yang baik
d. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan
pelayanan yang prima dan berkualitas.
e. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga bisa
mewujudkan sikap disiplin.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus pelaksanaan rancangan aktualisasi adalah mampu
melakukan analisis dampak terhadap setiap kegiatan yang
dilaksanakan guna menyelesaikan isu yang disertai dengan penerapan
nilai dasar PNS yang mata pelatihannya diakronimkan ANEKA.
Peningkatan pengetahuan pasien tentang karies gigi diharapkan
mampu untuk mencegah terjadinya karies gigi.
1.3 Ruang Lingkup
Penulisan Laporan aktualisasi ini di batasi pada hal-hal sebagai
berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor.
2. Pembuatan poster
3. Pembuatan banner
4. Pemasangan poster dan banner
5. Penyuluhan tentang karies gigi
6. Evaluasi
1.4 Deskripsi Organisasi
RSUD Andi Makkasau didirikan pada tahun 1924 dan terletak di jalan
ganggawa, dan pada tahun 1987 Rumah Sakit Umum berpindah lokasi ke
Jalan Nurussamawati No.9 dan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Andi Makkasau, yang diambil dari nama pahlawan dari kota parepare, rumah
sakit Andi Makkasau secara teknis operasional bertanggung jawab kepada
Walikota Parepare, serta merupakan rumah sakit rujukan dari beberapa
kabupaten/kota dibagian utara provinsi Sulawesi selatan dan kabupaten/kota
di propinsi Sulawesi Barat. Hingga pada tanggal 15 mei 2017, RSUD Andi
Makkasau Kota Parepare berhasil memperoleh sertifikat Akreditasi tingkat
Madya dan telah memberikan pelayanan spesialis dan sub spesialis bagi
pasien yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi selatan.
1.4.1 Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI RSUD ANDI MAKKASAU KOTA
PAREPARE
DIREKTUR
dr. Hj.RENNY ANGGRAENY SARI,M.Kes
SPI
Komite Komite
Medik Keperawat
an

Plt WAKIL DIREKTUR BIDANG Plt WAKIL DIREKTUR BIDANG PELAYANAN


ADMINISTRASI & KEUANGAN

MUHAMMAD ARIFIN ABU BAKAR, SE, M.Si

Plt BIDANG BIDANG PERENCANAAN & BIDANG INFORMASI Plt. Bidamg Pelayanan BIDANG PENUNJANG
BIDANG PENGELOLAAN
KETATAUSAHAAN
LITBANG &KOMUNIKASI &PELAYANAN
KEUANGAN

Anwar, SE M. Arifin Abu Bakar, SE, M.Si


Dra.Hj.SittiMukarramah,M
Hj. Puppung, SKM, M.Kes
M

SUBBID. ADMINISTRASI SUBBID. AKUNTASI & SUBBID. PENYUSUNAN SUBBID. HUMAS SUBBID. PELAYANAN MEDIK & SUBBID.REK.MEDIS,
UMUM & LOGISTIK PELAPORAN PROGRAM & MONEV &PEMASARAN PENUNJANG MEDIK PELAP YANKES&SIM-RS

Anwar, SE Hasyim,SE, M.Si


Drs.Muh.Yasikin
Hj.Farida,SKM,M.K Hj. Puppung, SKM, M.Kes Hj.Siti Aminah,
es S.Kep,M.Kes

SUBBID. KEPEG. SUBBID ANGGARAN& SUBBID. PENELITIAN Plt. SUBBID. HUKUM& SUBBID. ASUHAN& BINA SUBBID.PENGAWASAN
DIKLAT & PENGEMB.SDM PERBENDAHARAAN &PENGEMBANGAN KEMITRAAN KEPERAWATAN DAN PENGENDALIAN

M.Idris, SKM,M.Kes TRI WAHYUNI, SH H.PAWE,SKM


SyamsulIdham, SKM Irfan Damis, SE,M.Si MARTHA, S.kep, Ns, MARS

SMF
KJF INSTALASI KJF
INSTALA
SI
1.4.2 TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI

A. TUGAS
Sebagai sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
kesehatan lainnya RSUD A. Makkasau Kota Parepare mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
B. FUNGSI
Adapun fungsi RSUD Andi Makkasau sebagai sebuah institusi perawatan
kesehatan adalah :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan
dan ;
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Rumah sakit memiliki beberapa pelayanan yang

1.4.3 VISI dan MISI

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makassau adalah menjadi pusat
pelayanan kesehatan pendidikan yang unggul dan berstandar internasional.

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makassau adalah

1. Memberikan Pelayanan yang Bermutu dan Berorientasi Kepada Pelanggan


2. Meningkatkan Daya Saing Rumah Sakit Melalui Pelayanan Unggulan
3. Menyelenggarakan Pelayanan, Pelatihan dan Penelitian Kesehatan
4. Mewujudkan Tata Kelola Rumah Sakit yang Professional dan Transparan.
1.4.4 Nilai – Nilai Organisai

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka ditetapkan Nilai-Nilai


Budaya RSUD ANDI MAKKASAU :“PRIMA” yaitu sikap kerja karyawan dan
budaya organisasi di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare, yang bermakna
“Berkeyakinan untuk menjadi yang terbaik dengan bekerja secara professional
dalam kebersamaan, saling menghormati dan saling menghargai, peduli, ramah,
berlaku adil dan mandiri, amanah serta mampu mengenali dan mendengar
harapan dan kebutuhan masyarakat untuk memberikan pelayanan yang bermutu”
dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Professional :Memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi


dan Standar Prosedur Operasional serta tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

2. Ramah :Dalam memberikan pelayanan senantiasa


mengedepankan sifat empati, ikhlas, sopan dan santun.

3. Integritas :Memberikan pelayanan secara bermutu, adil, jujur dan


tanpa membedakan.

4. Mandiri :Pengelolaan rumah sakit dilakukan secara


professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh
atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

5. Amanah : Mampu melaksanakan tanggung jawab yang


dibebanka dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
BAB II
NILAI-NILAI MATA PELATIHAN

2.1 Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS)


Nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai agenda II meliputi mata
pelatihan yang diakronimkan ANEKA yang merupakan kepanjangan dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi yang akan diaktualiasasikan saat habituasi di Poli Gigi RSUD Andi
Makkasau Kota Parepare.
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai agenda III terdiri dari
mata pelatihan Pelayanan Publik, Whole of Government (WoG) dan
Manajemen ASN I yang digunakan dalam mengidentifikasi isu.
Nilai dasar PNS tersebut dijabarkan ke dalam indikator-indikator atau
butir-butir yang sebagian besar diambil dari 45 butir nilai-nilai Pancasila
sebagai berikut:
Indikator Nilai Dasar ASN
No Nilai Dasar Indikator
1 Akuntabilitas  Kepemimpinan
 Transparansai
 Integritas
 Tanggung jawab
 Keadilan
 Kepercayaan
 Keseimbangan
 Kejelasan
 Konsistensi
2 Nasionalisme  Religius
 Hormat-menghormati
 Kerjasama
 Tidak memaksakan kehendak
No Nilai Dasar Indikator
 Jujur
 Amanah
 Adil
 Persamaan derajat
 Tenggang rasa
 Membela kebenaran
 Persatuan
 Rela berkorban
 Cinta tanah air
 Disiplin
 Musyawarah
 Kekeluargaan
 Menghormati keputusan
 Tanggung jawab
 Kerja keras
 Menghargai karya orang lain
3 Etika Publik  Jujur dalam memberikan informasi
 Terbuka
 Tulus
 Ramah dan Sopan
 Bisa menjaga informasi yang bersifat
rahasia
 Bersikap hormat
 Tidak diskriminatif dalam pelayanan
4 Komitmen  Efektifitas
Mutu  Efisiensi
 Inovatif
 Mutu
No Nilai Dasar Indikator
 Adaptif
 Responsif
 Perbaikan berkelanjutan
5 Anti Korupsi  Jujur
 Peduli
 Mandiri
 Disiplin
 Tanggungjawab
 Kerja keras
 Sederhana
 Berani
 Adil

Adapun penjelasan tentang nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara


adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku
pada setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan
dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas
mencakup beberapa hal antara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya
laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas
memperbaiki kinerja. Nilai-nilai akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan penting dalam
menciptakan lingkungannya
b. Transparansi: tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong
komunikasi internal dan eksternal, memberikan perlinddungan
terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabiltas dalam keputusan
serta meningkatkan kepercayaan kepada pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku.
Integritas akan membrikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan stakeholders.
d. Tanggung jawab: tanggung jawab akan memberikan kewajiban bagi
setiap individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap
tindakan yang dilakukan,
e. Keadilan: keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena
akan berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu
kinerja
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya
g. Keseimbangan: keseimbangan diperlukan antara kewenangan,
harapan dan kapasitas. Setiap indibidu harus menggunakan
wewewenang untuk peningkatan kinerja sesuai kapasitas sumber daya
dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan: fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
wewenang, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
i. Konsistensi: konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya kan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme pun bisa diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
menyatukan beberapa perbedaan karena mengutamakan kepentingan
umum di atas kepentingan individu.Secara politis nasionalisme berarti
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang disdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum
dalam undang-undang ASN adalah:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2) Setia dan mempertahankan UUD 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8) Mampudalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
9) Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat,
berdaya guna, dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Pun dengan penyelenggaraan
pemerintah yang berorientasi pada layanan prima. Itu adalah sesuatu yang
sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik. Apabila pemerintah dapat memberikan
layanan prima kepada masyarakat, maka akan menimbulkan kepuasan
bagi pihak-pihak yang dilayani. Pelayanan publik yang bermutu akan
menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan
yang komitmen pada mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mecakup hal berikut:
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customer/klien tetap setia
3) Menghasilkan pekerjaan yang bekualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan dan tanpa pemborosan
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tunttan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan
teknologi
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi dan benchmark.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering
dikatakan sebagi kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, dan masyarakat.Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak jangka
panjang.Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara
demi menguntungkan diri sendiri maupun orang lain. Korupsi
digolongkan sebagai kejahatan luar biasa karena dampaknya yang sangat
besar bagi pribadi, keluarga maupun masyarakat. Nilai dasar anti korupsi
antara lain
1) Kejujuran: merupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak
curang
2) Kepedulian: memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan
3) Kemandirian: melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak
lain
4) Kedisiplinan: mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien
5) Tanggung jawab: perwujudan dari kewajiban mesnyelesaikan
sesuatu hal yang dilakukan
6) Kerja keras: kemauan untuk melaukan sesuatu dengen ketekunan dan
ketahann demi tercapainya suatu tujuan
7) Sederhana : prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan sosial
serta sidat iri dengki
8) Adil: tidak berat sebelah, tidak memihak
9) Berani: tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar
(Sumber: Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III,
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2015)

2.2 Sikap Perilaku Disiplin ASN


1. Sikap dan Perilaku Disiplin ASN
Berdasarkan kode etik dan perilaku ASN sebagaimana yang
dimaksud dalam UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
antara lain:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) Melayani dengan sikap hormat, santun, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau jabatan
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintah
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN, dan
12) Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN
(Sumber UU No 5 Tahun 2014)
2. Peran dan Kedudukan ASN
2.1 Whole of Goverment
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WOG juga
dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan.WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas sektor atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama
dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.\
(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2017)
2.2 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di
daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan/atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan
publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara
tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan interpersonal
tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan publik
yaitu unsur pertama organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur
kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan yang
diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan)
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2017)
2.3 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep
yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.Berdasarkan
jenisnya ASN terdiri atas Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja.PNS merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah
untuk jangka waktu tertentu dalam rberangka melaksanakan tugas
pemerintahan . Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar
negeri.Namun pegawai ASN merupakan satu kesatuan.Dalam
menjalankan kedudukannya tersebut ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
(Sumber: Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara, 2017)
BAB III

PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Isu


3.1.1 Sumber Isu

Sumber isu yang diangkat oleh penulis berasal dari


pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan tugas
di Organisasi Perangkat Daerah kurang lebih selama 4 bulan yang
kemudian di konsultasikan ke atasan langsung sebagai mentor.

Salah satu isu tersebut kemudian dicarikan gagasan pemecahan


isunya dalam bentuk rancangan berupa beberapa kegiatan.
3.1.2 Identifikasi Isu
Dari hasil observasi selama bertugas di Rumah Sakit Andi
Makkasau Kota Parepare Kecamatan Bacukiki Barat Kabupaten
Parepare penulis menemukan 5 isu yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsi penulis sebagai perawat gigi. Isu tersebut antara
lain:
1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan pasien akan oral hygiene
2. Kurangnya kelengkapan alat dan bahan dalam perawatan gigi dan
mulut
3. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap bahaya karang gigi
4. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap hubungan tekanan darah
tinggi dan diabetes terhadap pencabutan gigi.
5. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap bahaya karies gigi.
3.1.3 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI

No Isu Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI


Whole of Pelayanan Manajemen
goverment publik ASN
1. Kurangnya Sebagai Perawat Untuk dapat Sebagai petugas
kesadaran gigi yang memiliki mencapai tujuan kesehatan kita
dan kewenangan dalam harus bekerja
pengetahuan tertentu dalam meningkatkan secara
pasien akan melakukan asuhan kesadaran dan professional dan
oral hygiene kesehatan gigi dan pengetahuan mengabdikan
mulut dan memiliki pasien akan oral diri pada
tanggung jawab hygiene, pekerjaan, salah
dalam perawat gigi satu bentuknya
mengabdikan diharapkan adalah untuk
dirinya dalam mampu menambah
kesehatan gigi dan memberikan pengetahuan
mulut maka pelayanan masyarakat akan
perawat gigi public dalam cara menjaga
mampu melakukan bentuk kebersihan
kerja sama antar penyuluhan mulutnya
sesama petugas kesehatan gigi
kesehatan gigi dan dan mulut
mulut serta
penyuluh
kesehatan akan
pentingnya
menjaga oral
hygiene.
No Isu Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Whole of Pelayanan Manajemen
goverment publik ASN
2. Kurangnya Sebagai Perawat Untuk dapat Sebagai petugas
kelengkapan gigi yang memiliki mencapai tujuan kesehatan kita
alat dalam kewenangan dalam dalam harus bersifat
proses
melakukan meningkatkan profesional
perawatan
asistensi ke dokter pelayanan dalam
kesehatan gigi
gigi, maka perawat kesehatan gigi pengadaan
dan mulut
gigi memiliki tugas diperlukan barang yang
untuk melaporkan adanya alat dan disesuaikan
jenis dan jumlah bahan yang dengan
barang yang memadai, kebutuhan
kurang saat sehingga pasien.
melakukan memudahkan
asistensi ke dokter petugas dalam
gigi. melakukan
perawatan gigi
dan mulut untuk
meningkatkan
pelayanan
kesehatan gigi
mulut.
3. Kurangnya Sebagai Perawat Untuk dapat Sebagai ASN
pengetahuan gigi yang memiliki mencapai tujuan yang bergelut di
pasien kewenangan dalam dalam dunia kesehatan
terhadap melakukan asuhan meningkatkan kita sebaiknya
bahaya kesehatan gigi dan kesadaran dan memiliki sifat
karang gigi mulut serta pengetahuan professional
memiliki tanggung pasien terhadap dalam
No Isu Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Whole of Pelayanan Manajemen
goverment publik ASN
jawab dalam bahaya karang memberikan
mengabdikan diri gigi, maka pelayanan
dalam kesehatan perawat gigi kepada pasien
gigi dan mulut diharapkan bukan hanya
maka perawat gigi mampu dalam bentuk
perlu melakukan memberikan penindakan
kerja sama antar pelayanan tetapi juga
sesama petugas public dalam dalam bentuk
kesehatan gigi bentuk pemberian
dalam memberikan penyuluhan infomasi untuk
edukasi mengenai kesehatan gigi menunjang
bahaya karang gigi dan mulut kesehatan.
menggunakan sehingga
media dan metode masyarakat
yang menarik. mulai menjaga
kebesihan mulut
serta rajin
memeriksakan
karang giginya
di pusat
kesehatan.
4. Kurangnya Sebagai Perawat Untuk dapat Sebagai ASN
pengetahuan gigi yang memiliki mencapai tujuan yang bergelut di
pasien kewenangan dalam dunia kesehatan
terhadap khusus dalam meningkatkan kita
hubungan melakukan asuhan kesadaran dan berkewajiban
tekanan kesehatan gigi dan pengetahuan memiliki sifat
No Isu Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Whole of Pelayanan Manajemen
goverment publik ASN
darah tinggi Mulut serta pasien akan professional
dan diabetes memiliki tanggung dampak tekanan dalam
terhadap jawab dalam darah tinggi dan memberikan
pencabutan mengabdikan diri DM terhadap pelayanan
gigi dalam kesehatan tindakan kepada pasien
gigi dan mulut pencabutan gigi bukan hanya
maka perawat gigi maka perawat dalam bentuk
dituntut mampu gigi diharapkan penindakan
melakukan kerja mampu tetapi juga
sama antar sesama memberikan berkewajiban
petugas kesehatan pelayanan dalam
untuk menjelaskan public dalam memberikan
dampak tekanan bentuk edukasi informasi
darah tinggi dan menggunakan sehubungan
DM terhadap media yang dengan kondisi
tindakan menarik kesehatan
pencabutan gigi sehingga pasien pasien.
mengetahui
dampak tekanan
darah tinggi dan
DM terhadap
kegiatan
pencabutan gigi.
Kurangnya Sebagai Perawat Untuk dapat Sebagai ASN
pengetahuan gigi yang memiliki mencapai tujuan yang bergelut di
masyarakat kewenangan dalam dunia kesehatan
terhadap khusus dalam meningkatkan kita sebaiknya
No Isu Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Whole of Pelayanan Manajemen
goverment publik ASN
bahaya melakukan asuhan pengetahuan memiliki sifat
karies gigi. kesehatan gigi dan pasien terhadap professional
mulut dan memiliki karies gigi, dalam
tanggung jawab maka perawat memberikan
dalam gigi diharapkan pelayanan
mengabdikan diri mampu kepada pasien
dalam memberikan bukan hanya
meningkatkan pelayanan dalam bentuk
kesehatan gigi dan public dalam penindakan
mulut maka bentuk tetapi juga
perawat gigi penyuluhan berkewajiban
mampu mengenai karies dalam
melakukan kerja gigi memberikan
sama antar sesama informasi
petugas kesehatan dengan
gigi dan mulut menggunakan
untuk memberikan media yang
pengetahuan mudah
mengenai dampak dimengerti oleh
karies gigi pasien.

3.2 Penetapan Isu


3.2.1 Analisis Kriteria dengan alat APKL
Adapun alat analisis APKL sebagai pisau pemangkas untuk
menentukan isu yang dikategorikan sebagai isu yang perlu
diselesaikan, isu itu harus memenuhi kriteria di bawah ini :
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakandi
masyarakat.
2. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera
mungkin.
3. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Kelayakan : Masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalah.
Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas ISU APKL
Bobot Keterangan
5 Sangat (aktual, problematik, khalayak, layak)
4 Aktual, problematik, khalayak, layak
3 Cukup (aktual, problematik, khalayak, layak)
2 Tidak (aktual, problematik, khalayak, layak)
1 Sangat tidak (aktual, problematik, khalayak, layak)

Kriteria
No. Pokok Bahasan Isu Total
A P K L
1. Kurangnya kesadaran dan
pengetahuan pasien akan 3 3 3 3 12
oral hygiene
2. Kurangnya kelengkapan
alat dalam proses 4 3 4 3 14
perawatan gigi dan mulut
3. Kurangnya pengetahuan
pasien terhadap bahaya 2 3 3 4 12
karang gig

4. Kurangnya pengetahuan
pasien terhadap hubungan 4 3 3 3 13
tekanan darah tinggi dan
diabetes terhadap
pencabutan gigi.
5. Kurangnya pengetahuan
pasien terhadap bahaya 5 4 4 5 19
karies gigi.

Keterangan:
A= actual,
P=problematik
K=Kekhalayakan
L=Kelayakan

3.2.2 Analisis kualitas Isu menggunakan USG

Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas ISU USG


Bobot Keterangan
5 Sangat (Penting/Serius/Berkembang)
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup (Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak (Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangat tidak (Penting/Serius/Berkembang)

No Kriteria TOTAL
Pokok Bahasan Isu RANKING
NILAI
U S G
1 Kurangnya pengetahuan pasien
5 5 5 15 1
terhadap bahaya karies gigi.
2 Kurangnya kelengkapan alat dalam
4 5 3 12 2
proses perawatan gigi dan mulut
3 Kurangnya pengetahuan pasien 4 3 2 9 3
terhadap hubungan tekanan darah
tinggi dan diabetes terhadap
pencabutan gigi.
Keterangan:
U= Urgency
S= Seriousness
G= Growth
Berdasarkan hasil analisis USG diatas menunjukkan bahwa masalah
yang sangat mendesak untuk diselesaikan adalah “ Kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap bahaya karies gigi “

3.3 Rancangan Aktualisasi

Unit kerja RSUD Andi Makkasau Kota Parepare


1. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap
bahaya karies gigi
2. Kurangnya kelengkapan alat dalam proses
Identifikasi Isu perawatan gigi dan mulut
3. Kurangnya pengetahuan pasien terhadap
hubungan tekanan darah tinggi dan diabetes
terhadap pencabutan gigi.
Kurangnya pengetahuan pasien terhadap
Isu yang Diangkat
bahaya karies gigi
meningkatkan pengetahuan pasien terhadap
bahaya karies gigi melalui metode ceramah,
Gagasan Pemecahan Isu pembuatan poster dan banner dalam
mempermudah pasien memahami materi atau
informasi bahaya karies gigi.
Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapatditimbulkan dari isu di
atas sekaligus menjadi judul aktualisasi, yakni: “ Peningkatan pengetahuan
pasien terhadap bahaya karies gigi “.
TABEL RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : RSUD Andi Makkasau


Isu yang diangkat : Rendahnya Pengetahuan Pasien Terhadap Bahaya Karies Gigi
Judul Aktualisasi : Peningkatan Pengetahuan Pasien Terhadap Bahaya Karies Gigi

Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
1. Konsultasi a. Meyiapkan a. Dokumentasi a. Etika Publik Dengan Professional :
dengan bahan Bersikap ramah, terlaksananya
mentor konsultasi b. Catatan hasil sopan, dan hormat koordinasi dan Pelayanan yang
b. Melakukan konsultasi terhadap mentor pada persetujuan dari diberikan kepada
konsultasi mengenai saat melakukan Mentor maka pasien sesuai dengan
dengan mentor gambaran isu konsultasi menunjukkan dapat mewujudkan kebutuhan pasien dan
c. Mancatat hasil yang akan telah misi : memberikan petugas memberikan
konsultasi diangkat mengaktualisasikan pelayanan yang pelayanan sesuai
d. Dokumentasi nilai Etika Publik. bermutu dan dnegan standar
berorientasi pada profesi dan standar
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
b. Akuntabilitas pelanggan prosedur operasional
Melakukan konsultasi serta tidak melanggar
adalah bentuk norma-norma yang
tanggungjawab saya ada di masyarakat .
dalam upaya
memberikan
pembelajaran pada paisen

2. Pembuatan a. Mempersiapkan a. Dokumentasi a. Nasionalisme : Dengan pembuatan Amanah :


Poster referensi b. Poster Dalam membuat dan poster yang Dengan dibuatnya
b. Membuat Desain merancang poster untuk berguna untuk sebuah poster dalam
c. Print out poster pemberian materi membantu pasien membantu kegiatan
dengan menggunakan dalam memahami penyuluhan sesuai
bahasa Indoneisa materi merupakan dengan nilai amanah
penyuluhan tentang salah satu bentuk yaitu
karies gigi merupakan pengamalan visi “
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
bentuk cinta tanah air memberikan Mampu
karena pelayanan yang melaksanakan
b. Anti korupsi : bermutu dan tanggung yang
dalam pembuatan poster, berorientasi pada dibebankan dalam
anggaran yang pelanggan “ penyelenggaraan
digunakan tidak pelayanan
dibebankan kepada kesehatan.
pasien dan sepenuhnya
berasal dari petugas
kesehatan hal ini sesuai
dengan nilai anti
korupasi yang tidak
membenarkan
memungut biaya kepada
pihak lain untuk
kepentingan diri sendiri
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
dan golongan.
3. Pembuatan a. Persiapan materi a. Dokumentasi a. Nasionalisme : Pembuatan media Amanah :
Banner b. Membuat desain b. Banner Dalam membuat dan Bannner Dengan dibuatnya
c. Print out banner merancang banner untuk diharapkan sebuah poster dalam
pemberian materi mampu membantu kegiatan
dengan menggunakan memudahkan penyuluhan sesuai
bahasa Indonesia pasien dalam dengan nilai amanah
penyuluhan tentang memahami dan yaitu
karies gigi merupakan mengerti bahaya Mampu
bentuk cinta tanah air karies gigi melaksanakan
karena sehingga tanggung yang
b. Anti korupsi : Memberikan dibebankan dalam
Dalam pembuatan pelayanan yang penyelenggaraan
banner, anggaran yang bermutu dan pelayanan
digunakan tidak berorientasi kesehatan.
dibebankan kepada kepada
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
pasien dan sepenuhnya pelanggan.
berasal dari petugas
kesehatan hal ini sesuai
dengan nilai anti
korupasi yang tidak
membenarkan
memungut biaya kepada
pihak lain untuk
kepentingan diri sendiri
dan golongan.
4.Pemasa- a. Melakukan Dokumentasi Akuntabilitas Pemberian Integritas :
4. ngan koordinasi dengan Perawat gigi memiliki dan pelayanan Memasang poster di
Poster dan penanggung jawab melaksanakan tanggung kesehatan berupa wilayah sekitar poli
Banner rawat jalan dan poli jawab dalam memberikan pemasangan gigi RSUD Andi
gigi dalam pengetahuan tentang benner dan poster Makkasau sehingga
pemilihan lokasi kesehatan gigi dan mulut untuk menunjang dapat dilihat dan
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
penempatan poster terutama mengenai peningkatan informasi tersebut
dan banner. kesehatan gigi dan mulut pengetahuan dapat dilihat dan di
b. Melakukan Nasionalisme pasien serta ketahui oleh seluruh
pemasangan poster salah satu tujuan dalam Memberikan pasien secara
dan banner di melaksanakan penyuluhan pelayanan yang adil, jujur dan tanpa
lokasi yang telah dan membuat media peraga bermutu dan membedakan.
ditentukan berupa poster dan benner berorientasi Mandiri :
c. Dokumentasi adalah untuk membantu kepada Pembuatan media
pasien dalam memahami pelanggan. peraga di buat untuk
mengenai kesehatan gigi kepentingan pasien
dan mulut dan ini dan tanpa tekanan
merupakan salah satu dari pihak manapun
bentuk cinta tanah air yaitu dan tidak melanggar
ingin meningkatkan undang-undang
kesehatan masyarakat ataupun peraturan
Indonesia. rumah sakit.
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
Komitmen Mutu
dengan memasang poster
dan benner di sekitar
ruangan poli gigi rumah
sakit dapat meningkatkan
pelayanan karena
masyarakat bisa lebih
mengetahui pengetahuan
tentang karies gigi.
Anti Korupsi
Pemasangan poster dan
benner dilakukan tanpa
memungut biaya pada
pasien karena keseluruhan
biaya ditanggung oleh
petugas kesehatan.
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
5. Penyulu- a. Mempersiapkan a. Materi pilihan a. Komitmen Mutu Dengan pemberian Ramah
han referensi yang akan di Dengan adanya edukasi mengenai Pemberian
tentang jadikan materi persiapan yang matang kesehatan gigi dan penyuluhan di poli
karies gigi penyuluhan serta pemilihan materi mulut melalui gigi Rumah Sakit
b. Melakukan yang sesuai dengan kegiatan dengan
penyuluahn b. Bukti daftar hadir judul akan memberikan penyuluhan, menggunakan
pasien strategi efektif dan sesuai dengan visi bahasa yang sopan
efisien sehingga telah organisasi dalam dan santun.
c. Dokumentasi
c. Dokumentasi mengaktualisasikan “menyelenggarak
nilai komitmen mutu an pelayanan,
yaitu efektif dan efisien. pelatihan dan
penelitian
b. Etika Publik kesehatan”
Dengan pemberian
penyuluhan dengan
sopan dan santun dan
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
tidak membeda
bedakan pasien dari
sudut pandang
ekonomi, sosial dan
strata pendidikan.
d. Akuntabilitas
Mempersiapkan materi
dan dilanjutkan dengan
kegiatan penyuluhan
merupakan bentuk
tanggung jawab saya
dalam memberikan
pelayanan kesehatan
yang bermutu kepada
pasien.
Konstribusi
Keterkaitan Subtansi Mata Penguatan terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi dan
Pelatihan nilai organisasi
Misi Organisasi
6. Evaluasi a. Pembuatan a. Print out lembar Komitmen Mutu Pemberian Professional :
lembar Angket angket Dengan adanya pembuatan evaluasi bertujuan Pelayanan yang
b. Pembagian b. Dokumentasi lembar angket kita dapat untuk menunjang diberikan kepada
lembar Angket mengetahui apakah peningkatan pasien sesuai dengan
c. Pengumpulan c.Lembaran angket pelayanan yang kita pengetahuan kebutuhan pasien dan
lembar angket berikan sudah efektif dan pasien serta petugas memberikan
d.Menganalisa d.Hasil analisa efisien dan apakah yang Memberikan pelayanan sesuai
hasil angket dilakukan dapat pelayanan yang dnegan standar
memberikan dampak yang bermutu dan profesi dan standar
positif terhadap pasien berorientasi prosedur operasional
dalam peningkatan kepada serta tidak melanggar
pelayanan yang dapat pelanggan. norma-norma yang
diberikan. ada di masyarakat .
Kegiatan kegiatan tersebut akan dilakukan selama masa off campus dengan jadwal sebagai berikut:
Waktu Pelaksanaan Aktualisasi
Waktu Pelaksanaan
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
No Kegiatan
(Minggu Ke-) (Minggu Ke-) (Minggu Ke-)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Melakukan konsultasi dengan mentor
2 Pembuatan Poster
3 Pembuatan Banner
4 Pemasangan Poster dan Banner
5 Penyuluhan tentang karies gigi
6 Evaluasi
LEMBAR ANGKET

Berilah tanda Checklist ( √ ) pada alternatif pilihan yang paling sesuai


menurut bapak ∕ ibu :

Alternatif pilihan
Sangat
no Pernyataan Sangat Ragu- Tidak
Setuju tidak
setuju Ragu setuju
setuju
Materi sosialisasi Banner
dan poster dapat
1 meningkatkan
pengetahuan tentang
karies gigi
Penjelasan pemateri
2
mudah dimengerti
Materi yang diberikan
3
memberikan manfaat
Materi yang diberikan
4 pemateri sangat saya
butuhkan
Materi yang di berikan
5 pemateri mudah saya
laksanakan dirumah
Poster yang digunakan
6
menarik
Benner yang digunakan
7
menarik
Cara penjelasan pemateri
8
sopan dan santun
Jumlah poster dan Banner
9
sudah cukup
Poster dan Banner yang
digunakan diletakkan di
10
tempat yang mudah untuk
di lihat

Anda mungkin juga menyukai