Oleh:
RISKA RUSMIASIH, S.I.Kom
NIP : 19940715 201902 2 015
Mentor, Coach,
ii
BERITA ACARA
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III
Penguji, Coach,
Mengetahui,
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Ir. Hermansyah, MA
NIP. 19600117 198003 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkahNya, sehingga
penulis menyelesaikan rancangan aktualisasi tepat pada waktunya. Dalam penulisan laporan
aktualisasi ini, tentu saja penulis tidak lepas dari banyaknya kendala. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah, Ibu, dan Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan dan doa kepada
penulis.
2. Ibu Ir. Dyah Siti Sundari, MM selaku coach yang selalu memberikan arahan dan
bimbingan mengenai laporan aktualisasi kepada penulis
3. Ibu Ana Kusanti, S.I.Kom selaku mentor yang telah bersedia meluangkan waktu,
memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis dalam penyusunan laporan
aktualisasi ini
4. Seluruh pemateri dan widyaiswara yang telah mengajarkan berbagai ilmu
pengetahuan selama proses latsar
5. Keluarga Latsar Latbang Jateng dan pembimbing dari TNI untuk kebersamaan dan
kekompakannya selama latsar berlangsung.
6. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini.
Penulis telah berusaha menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan sebaik-baiknya,
namun penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini belum sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun diperlukan. Semoga nantinya rancangan ini melahirkan hasil yang
bermanfaat.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil Lembaga
Badan Kependudukan Kelaurga Berencana Nasional (BKKBN) adalah
Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden melalui Menteri Kesehatan. Dalam sejarah BKKBN,
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga, yang telah disahkan pada tanggal 29 Oktober 2009
mengamanatkan perubahan kelembagaan BKKBN yang semula adalah Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional. Kemudian untuk melaksanakan UU No 52 Tahun
2009 telah ditetapkan PP No 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional dalam rangka meningkatkan efektivitas
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Nilai-nilai organisasi yang terkandung dalam BKKBN merujuk pada Nilai
Revolusi Mental yaitu Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab,
dan tidak munafik), Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis
inovatif dan produktif), gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan
berorientasi pada kemaslahatan umum)
1
dimaksud dalam Pasal 2, Perwakilan BKKBN Provinsi menyelenggarakan
fungsi:
a. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional
di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
b. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga;
c. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
d. Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, penggerakan
hubungan antar lembaga, bina lini lapangan serta pengelolaan data dan
informasi di bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan
keluarga;
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengendalian penduduk, penyelenggaraan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;
f. Pelaksanaan tugas administrasi umum;
g. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
h. Pembinaan dan fasilitasi terbentuknya badan kependudukan dan keluarga
berencana daerah provinsi, kabupaten, dan kota.
2
STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA TENGAH
KEPALA
SEKRETARIAT
SUBBAG UMUM
SUBBAG
DAN HUMAS
KEPEGAWAIAN &
HUKUM
KABID DALDUK KABID KB & KR KABID KS & PK KABID ADPIN KABID LATBANG
KELOMPOK
JABFUNG
3
Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi pasal 22 dan 23, tugas pokok dan fungsi bidang ADPIN adalah
sebagai berikut:
a. Tugas Pokok
Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, penggerakan, dan informasi.
b. Fungsi
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria
serta pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, komunikasi,
informasi, dan edukasi;
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, dan
pemantauan, evaluasi di bidang hubungan antar lembaga dan bina lini
lapangan, serta fasilitasi pembentukan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Daerah; dan
Penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria,
serta pemantauan dan evaluasi di bidang data dan informasi.
4
pemantauan dan evaluasi di bidang hubungan antar lembaga dan bina lini
lapangan, serta penyiapan fasilitasi pembentukan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Daerah.
Fungsi ASN yaitu pelaksana kebijakan publik; pelayan publik, dan perekat
dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
TUGAS PLKB/PKB
1. Perencanaan. PKB/PLKB dalam bidang perencanaan bertugas meliputi
penguasaan potensi wilayah kerja sejak pengumpulan data, analisa
5
penentuan masalah prioritas, penyusunan rencana kerja dan memfasilitasi
penyusunan jadwal kegiatan tingkat RT, RW dan Desa/Kelurahan.
2. Pengorganisasian. Tugas PLKB dibidang pengorganisasian meliputi
memperluas pengetahuan dan wawasan program, rekruitmen kader,
mengembangkan kemampuan dan memerankan kader/IMP dan mitra kerja
lainnya dalam program KB Nasional. Bila di wilayah kerjanya tidak ada
kader, PLKB/PKB diharapkan dapat membentuk kader, memberikan
pelatihan/orientasi untuk meningkatkan pengetahuna dan ketrampilan
kader, memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada
kader untuk berperan sampai dengan pengembangan kemitraan dan
jaringan kerja dengan berbagai instansi yang ada.
3. Pelaksana dan Pengelola Program. Tugas PLKB/PKB sebagai pelaksana
dan pengelola melakukan berbagai kegiatan mulai penyiapan IMP dan
mitra kerja lainnya dalam melaksanakan program, memfasilitasi peran
IMP dan mitra lainnya penyiapan dukungan untuk terselenggaranya
program KB Nasional di desa/kelurahan serta Advokasi, KIE/Konseling
maupun pemberian pelayanan program Kependudukan Keluarga
Berencana Dan Pembangunan Keluarga (KKB-PK)
4. Pengembangan. Tugas PLKB/PKB melaksanakan pengembangan
kemampuan teknis IMP dan mitra lainnya dalam penyelenggaraan
program KKB-PK Nasional di desa/kelurahan.
5. Evaluasi dan Pelaporan Tugas PLKB/PKB dalam evaluasi dan pelaporan
progam KB Nasional sesuai dengan sistem pelaporan yang telah
ditentukan secara berkala.
FUNGSI PLKB/PKB
Mempunyai fungsi merencanakan, mengorganisasikan, mengembangkan,
melaporkan dan mengevaluasi program KB Nasional dan program pembangunan
lainnya di tingkat Desa/Kelurahan.
Berikut 10 Langkah PLKB:
1. Pendekatan Tokoh Formal,
6
2. Pendataan dan Pemetaan Sasaran,
3. Pendekatan Tokoh Informal,
4. Pembentukan Kesepakatan melalui Rapat Koordinasi atau Musyawarah
Masyarakat,
5. Penguatan hasil kesepakatan;
6. KIE bersama,
7. Pembentukan kelompok pelopor dan penteladanan,
8. Pemberian pelayanan teknis,
9. Pencatatan dan pelaporan,
10. Pembinaan dan Evaluasi.
b. Bagi Organisasi
7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
Sumber :
http://desakrendetan.blogspot.co.id/2016/09/peta-kabupaten purworejo.html
8
Problematika umum yang terdapat di Kecamatan Grabag:
1. Mandeknya kegiatan Poktan Bina Keluarga Remaja.
2. Mandeknya kegiatan PIK-R yang ada sehingga fungsinya tidak maksimal.
3. Tingginya angka pernikahan dini di kecamatan Grabag.
4. Rumah Data Kampung KB yang perlu pembenahan dan butuh dilengkapi.
Analisa USG
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan
menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness,
dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
9
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
U S G
10
diinginkan. Dari analisis USG diatas, didapatkan satu issue yang akan penulis
jadikan tema habituasi yaitu tingginya angka pernikahan dini di kecamatan
Grabag. Untuk melihat sebab akibat lainnya dari masalah tingginya angka
pernikahan dini di Kecamatan Grabag dapat dianalisis dengan menggunakan
metode fishbone (6M + 1 T ) :
Tingginya angka
Pernikahan Dini
di Kecamatan
Grabag
Dari diagram fishbone diatas dapat diketahui akar-akar masalah sebagai berikut:
3) Pembinaan mengenai bahaya pernikahan dini dan free sex masih rendah,
sehingga saya ingin mengadakan penyuluhan mengenai KesPro terhadap
remaja untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai kesehatan
reproduksi meningkat.
11
4) Rendahnya intensitas dalam sosialisasi KesPro dan PUP kepada remaja
dan Poktan BKR, dengan ini saya ingin mennggandeng PKB senior dan
Nakes (bidan/ dokter) untuk turut serta membantu kegiatan sosialisasi
KesPro dan PUP.
12
C. Matrik Rancangan Aktualisasi
2) Mengadakan penyuluhan mengenai PUP (Pendewasaan Usia Perkawinan) pada Poktan BKR
di kecamatan Grabag.
4) Koordinasi dengan PKB senior dan Nakes (bidan/ dokter) untuk turut serta membantu
kegiatan sosialisasi KesPro dan PUP.
4
TAHAPAN
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT
SUBSTANSI VISI/MISI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
14
TAHAPAN
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT
SUBSTANSI VISI/MISI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
informal,
pembentukan
kesepakatan,
pemantapan
kesepakatan,
melakukan
evaluasi
2. Mengadakan Perencanaan: Pengetahuan Komitmen Mutu: Kegiatan Penyuluhan berkaitan
penyuluhan 1. mengidentifikasi remaja Penyusunan bahan penyuluhan ini dengan unsur nilai
menggunakan sasaran kegiatan mengenai dan penentuan mendukung budaya kerja BKKBN
media KIE berupa 2. menyiapkan bahaya seks metode agar visi/misi yaitu:
Film “Bedah Film media KIE diluar nikah kegiatan yang BKKBN dalam cerdas dalam membuat
Dua Garis Biru” berupa film Dua meningkat dilakukan efektif hal: bahan serta dalam
kepada remaja agar Garis Biru dan efisien Memfasilitasi berkomunikasi dengan
ketertarikan 3. Koordinasi Laporan hasil Pembangunan stakeholder, tangguh
terhadap dengan pihak kegiatan Etika Publik: Keluarga, KIE menghadapi tantangan,
pentingnya PIK-R terkait mengenai Menghargai bersama, Integritas, melaksanakan
meningkat. waktu komunikasi, pembinaan dan kegiatan secara
penyuluhan konsultasi dan evaluasi bertanggung jawab
kerjasama kerjasama dengan
Pelaksanaan Melaksanakan berbagai pihak yaitu
Penyuluhan Kode Etik ASN dengan mitra kerja dan
yaitu melayani stakeholder terkait
15
TAHAPAN
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT
SUBSTANSI VISI/MISI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
16
TAHAPAN
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT
SUBSTANSI VISI/MISI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
17
TAHAPAN
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI
NO KEGIATAN KEGIATAN OUTPUT
SUBSTANSI VISI/MISI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
18
D. Jadwal Rencana Aktualisasi
September Oktober
No Kegiatan
IV I II III IV
1. Koordinasi dengan PKB senior dan Nakes (bidan/ dokter)
untuk turut serta membantu kegiatan sosialisasi KesPro dan √
PUP.
2. √
Mengadakan penyuluhan menggunakan media KIE Bedah
Film “Dua Garis Biru” kepada remaja agar ketertarikan
terhadap pentingnya PIK-R meningkat.
3. √
Mengadakan penyuluhan mengenai PUP (Pendewasaan Usia
Perkawinan) pada Poktan BKR di kecamatan Grabag.
19
E. Rencana Antisipasi Kendala yang Dihadapi
Mengadakan penyuluhan
3. mengenai PUP (Pendewasaan Kurangnya Upaya kemitraan
untuk mempererat
Usia Perkawinan) pada Poktan kedekatan dengan
hubungan
BKR di kecamatan Grabag. kader
20
20