Anda di halaman 1dari 23

SKEMA PENYAJIAN DATA

PENYAJIAN
DATA

TABEL DIAGRAM

BARIS DISTRIBUSI
KONTINGENSI BATANG GARIS LINGKARAN PENCAR
KOLOM FREKUENSI

PENYAJIAN DATA
Apabila jumlah data hasil pengamatan cukup banyak maka data tersebut perlu diolah atau disajikan
sedemikian rupa, sehingga diperoleh tampilan data yang sistimatis tanpa mengurangi atau
menghilangkan informasi dari data tersebut. Tujuan penyajian data adalah memberikan gambaran
yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil dari penelitian atau observasi, data
lebih cepat ditangkap, dipahami, dan dimengerti, memudahkan observer atau peneliti dalam
membuat analisis data, dan memudahkan proses pengambilan kesimpulan dan keputusan lebih tepat,
cepat, dan akurat. Oleh karena itu agar penyajian data dapat memberikan gambaran atau informasi
yang akurat, maka proses penyajian data harus disajikan sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum membahas penyajian data terlebih dahulu kita membicarakan data menurut sifatnya.
Data menurut sifatnya dibagi menjadi dua bagian yaitu; data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk narasi bukan anka, misalnya banyak, tinggi,
mahal, panjang, lebar, besar, kecil dan lain sebagainya, sedangkan data kuantitatif adalah data yang
disajikan dalam bentuk angka atau bilangan, misalnya, 8, 25, 77.
Data kuantitatif dikelompokkan menjadi data diskrit dan data kontinu. Data diskrit adalah
data yang diperoleh dengan cara membilang dengan demikian data diskrit merupakan bilangan bulat,
misalnya nomor dada pemain sepak bola, banyaknya kursi dalam ruangan kuliah, banyaknya sapi
dalam kendang, banyaknya mahasiswa yang mengikuti kuliah statistika dasar. Sedangkan data
kontinu adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur, dengan demikian data kontinu bisa
pecahan bisa bilangan bulat, misalnya tinggi gedung kuliah 12 meter, luas kebun pak Acong 1500
M2, Panjang tongkat 2,5 m.
Secara garis besar penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu; cara
daftar atau tabel, dan cara diagram atau grafik

Penyajian Data dengan Cara Daftar atau Tabel


Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran
mengenai jumlah secara rinci sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis terhadap data tersebut.
Macam–macam penyajian data dalam bentuk tabel diantaranya adalah sebagai berikut;

1.    Tabel Baris Kolom


Tabel baris kolom ini adalah yang terdiri dari baris dan kolom. Tabel baris kolom ini dapat
dibedakan menjadi, tabel satu arah, dua arah dan tiga arah.
a.  Tabel satu arah yaitu tabel yang berisi mengenai sutau hal atau satu karakteristik saja. Tabel ini
merupakan bentuk tabel yang paling sederhana. Misalnya tabel tentang jumlah mahasiswa jurusan
Pendidikan matematika FKIP Universitas Halu Olo:
Data mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika FKIP UHO Berdasarkan Tahun Masuk
No Tahun Masuk Jumlah Mahasiswa
1 2015/2016 73 orang
2 2016/2017 70 orang
3 2017/2018 85 orang
4 2018/2019 121 orang
5 2019/2020 116 orang
6 2020/2021 135 orang
Jumlah 600 orang
b.     Tabel dua arah yaitu tabel yang berisi menganai hubungan dua hal atau dua karakteristik yang berbeda.
Misalnya data penerimaan mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo
berdasarkan tahun masuk dan jenis kelamin.
Data Mahasiswa Baru Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UHO Berdasarkan Tahun Masuk dan Jenis
Kelamin.
Tahun Masuk Jenis Kelamin Total
Lk Pr
2015/2016 26 47 73
2016/2017 15 55 70
2017/2018 51 34 85
2018/2019 50 71 121
2019/2020 71 45 116
2020/2021 65 70 135
Jumlah 278 322 600

c.     Tabel tiga arah, yaitu tabel yang berisi mengenasi hubungan tiga hal atau tiga karakteristik yang berbeda.
Misalnya data penerimaan mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo
berdasarkan tahun masuk, jenis kelamin dan Status SLTA (Negeri dan Swasta).

SLTA Negeri SLTA Swasta


Tahun Masuk Jenis Kelamin Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
2015/2016 20 41 6 6 73
2016/2017 11 47 4 8 70
2017/2018 40 30 11 4 85
2018/2019 37 54 13 17 121
2019/2020 57 39 14 6 116
2020/2021 47 53 18 17 135
Jumlah 600
2.     Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, namun dalam tabel ini memiliki
ciri khusus, yaitu menyajikan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu
terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b
x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. contoh
Contoh tabel kontingensi
Tingkat Pendidikan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Jenjang Pendidikan Jumlah
Kelamin SD SMP SMA
Laki-laki 35 27 45 107
Perempua 50 38 35 123
n
Jumlah 85 65 80 230

3. Tabel distribusi frekuensi


Bila jumlah data pengamatan cukup banyak maka data tersebut perlu dengan cara meringkas
data hasil pengamatan tersebut kemudian didistribusikan kedalam beberapa kelas atau kategori.
Masing-masing kelas ditentukan jumlah atau banyaknya data pengamatan yang biasa disebut dengan
frekuensi kelas. Tabel yang memuat susunan data yang terbagi kedalam beberapa frekuensi kelas
disebut distribusi frekuensi.
Penyajian data dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dapat dikelompokkan
kedalam distribusi frekuensi, distribusi frekuensi relatif, dan distribusi frekuensi kumulatif, data
yang disajikan bisa data tunggal maupun data kelompok.
Distribusi frekuensi relatif berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah
pengamatan. Distribusi frekuensi relatif menyatakan proporsi data yang berada pada suatu kelas
interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan dengan cara membagi frekuensi
dengan total data yang ada dari pengamatan atau observasi.
Distribusi frekuensi kumulatif merupakan suatu distribusi ferekuensi yang berisikan
frekuensi kumulatif (frekuensi yang dijumlah). Ada dua jenis distribusi frekuensi kumulatif yaitu
yaitu frekuensi kumulatif atas atau lebih dan distribusi frekuensi kumulatif bawah atau kurang.
Contoh penyajian data tunggal:
Data berikut ini merupakan hasil ujian 50 orang mahasiswa pada mata kuliah statistika dasar.
8 7 9 6 7 5 6 7 8 5 6 5 9 7 8 6 5 7 6 5 8 7 6 9 8
5 7 6 7 6 9 8 7 6 7 6 7 6 7 6 8 7 8 7 8 8 7 8 7 7
Tabel 1
Nilai Ujian Mahasiswa Jurusan A Mata Kuliah Statistika Dasar Tahun 2017
Nila
Frekuensi (f) Frekuensi relatif Frekuensi kumulatif atas Frekuensi kumulatif bawah
i
5 6 6/50 = 0.12 50 6
6 12 12/50 = 0.24 44 18
7 17 0.34 32 35
8 11 0.22 15 46
9 4 0.08 4 50
JML 50
Informasi yang dapat diberikan dari tabel 1 di atas adalah sebagai berikut:
1. Pada baris 5 kolom 2 tertulis angka 11 artinya ada 11 orang mahasiswa yang memperoleh
nilai 8, sementara pada baris 6 kolom 2 tertulis anka 4 artinya ada 4 orang mahasiswa yang
memperoleh nilai 9 dan seterusnya.
2. Pada baris 4 kolom 3 tertulis angka 0.34 artinya ada 34 % dari 50 orang mahasiswa yang
memperoleh nilai 7, sementara pada baris 5 kolom 3 tertulis angka 0.22 artinya ada 22 % dari
50 orang mahasiswa yang memperoleh nilai 8 dan seterusnya.
3. Pada baris 4 kolom 4 tertulis angka 32 artinya ada 32 orang mahasiswa yang memperoleh
nilai 7 atau lebih, yaitu 4 orang mahasiswa memperoleh nilai 9, 11 orang mahasiswa
memperoleh nilai 8, dan 17 orang mahasiswa memperoleh nilai 7.
4. Pada baris 4 kolom 5 tertulis angka 35 artinya ada 35 orang mahasiswa memperoleh nilai 7
atau kurang yaitu 6 orang mahasiswa memperoleh nilai 5, 12 orang mahasiswa memperoleh
nilai 6, dan 17 orang mahasiswa memperoleh nilai 7.
Jika data pengamatan bervariasi dan banyak maka penyajian data dengan menggunakan tabel
distribusi data tunggal tidak efektif, oleh karena itu pada kondisi seperti data pengamatan seperti itu
penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi dengan data kelompok.
Menurut Sudjana penyajian data distribusi frekuensi dengan menggunakan data kelompok
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Tentukan rentang dengan cara data pengamatan terbesar dikurangi dengan data pengamatan
terkecil.
2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan, banyaknya kelas dapat digunakan paling
sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas hal dapat disesuaikan dengan kondisi data
berdasarkan banyaknya variasi data pengamatan, cara lain yang paling banyak digunakan jika
data pengamatan bervariasi dan sampel besar n ≥ 200 adalah berdasarkan aturan Sturges
yaitu banyak kelas = 1 + (3,3) log n, dimana n sama dengan banyaknya data yang
ditampilkan, missal bila n = 225 berdasarkan aturan Sturges banyaknya kelas yang dapat
digunakan dalam penyajian data dengan menggunakan distribusi frekuensi adala
Banyak kelas = 1 + (3,3) log 225
= 1 + (3,3) 2,3522
= 1 + 7,7623
= 8,7623
Dibulatkan menjadi 9 sehingga data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frueknsi dengan menggunakan 9 kelas interval.
Proses pembulatan banyak kelas bila hasil perhitungannya diperoleh bilangan pecahan tidak
mengikuti aturan pembulatan secara matematika, artinya bila bilangan dibelakang koma ≥ 5
maka baingan tersebut dihilangkan dengan catatan bilangan didepannya bertambah 1,
sementara bila bilangan dibelakan koma kurang dari maka bilangan tersebut dihilangkan
sementara bilangan didepannya (bialnagnbulatnya) tetap. Aturan pembulatan seperti ini
tidak dapat digunakan dalam proses pembulatan bilangan pada saat menentukan banyak
kelas, sebab jika pembulatan bilangan khususnya bilangan dibelakang koma kurang dari 5
dan bilangan didepanya tetap maka kemungkinan ada data yang tidak terkafer dalam tabel
distribusi frekuensi menggunakan banyak kelas dengan pembulatan kebawah, misalnya
8,1276 tetap dibulatkan menjadi 9.
3. Tentukan panjang kelas interval p, dengan menggunakan rumus:
rentang
p = panjang kelas menunjukkan bahwa setiap kelas interval memuat data
banyak kelas
sebanyak panjang kelas, misalnya panjang kelas sama dengan 7 ini berarti bahwa setiap
kelas interval mewakili atau memuat data pengamatan sebanyak 7 data. Panjang kelas
masing-masing kelas interval harus sama.
4. Pilih ujung bawah kelas interval pertama, penentuan ujung bawah kelas interval dapat
diambil sama dengan data pengamatan terkecil atau data pengamatan yang kurang dari data
terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan. Misal data
pengamatan terkecil sama dengan 20 maka kelas pertama adalah 20 – 26, kelas kedua 27 – 33,
kelas ketiga 34 – 40 dan seterusnya, jadi setiap kelas mewakili 7 data pengamatan berdasarkan
panjang kelas.
Contoh Penyajian data kelompok.
Data berikut ini adalah hasil ujian statistika dasar 90 orang mahasiswa, dari data tersebut buatlah tabel
distribusi frekuensi dengan menggunakan data kelompok.

79 63 91 83 38 81 60 91 86 73 80 76 74 76 51
91 66 59 67 86 70 49 60 61 73 56 98 67 88 88
68 84 63 99 71 65 93 88 71 75 90 71 48 83 72
74 81 87 89 81 92 72 90 88 95 90 93 82 79 77
80 35 92 74 82 97 43 74 80 63 70 93 85 70 70
80 72 83 78 75 88 73 65 48 57 77 81 92 75 77
Dari tampilan data tersebut diperoleh nilai terterbesar 99 dan nilai terkecil 35, sehingga diperoleh
Rentang = 99 – 35 = 64
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 (log 90)
= 1 + 3,3 (1,9542)
= 1 + 6,4489
= 7,4489 dibulatkan menjadi 7, jadi banyak kelas = 7
Panjang Kelas = 64/7
= 9,14 dibulatkan menjadi 10 jadi panjang kelas = 10
Jika Panjang kelas dibulatkan menjadi 9 maka tampilan distribusi frekuensi adalah:
Tabel 2
Nilai Ujian Statistika Dasar
Nilai Ujian Turus frekuensi
35 – 43 lll 3
44 – 52 llll 4
53 – 61 llll l 6
62 – 70 llll llll lll 13
71 – 79 llll llll llll llll llll 24
80 – 88 llll llll llll llll lll 23
89 - 97 llll llll llll 15
Jumlah 88
Sebagi akibat dari pembulatan ke bawah panjang kelas dimana dalam perhitunga sebelumnya
diperoleh panjang kelas 9,14 dibulatkan menjadi 9 maka pada tampilan distribusi frekuensi dengan
menggunakan panjang kelas sama dengan 9 ada dua data hilang yaitu 98 dan 99 karena pada interval
terakhir ujung atas 97. Oleh karena itu tampilan distribusi frekuensi tabel 2 di atas dengan panjang
kelas 9 tidak dapat digunakan untuk menyajikan data hasil ujian 90 orang mahasiswa, sehingga
panjang kelas harus dibulatkan menjadi 10.
Panyajian data dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan menggunakan data kelompok
disajikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Nilai Ujian Statistika Dasar
Nilai Ujian Turus frekuensi
31 – 40 ll 2
41 – 50 llll 4
51 – 60 llll l 6
61 – 70 llll llll llll 15
71 – 80 llll llll llll llll llll lll 28
81 – 90 llll llll llll llll ll 22
91 – 100 llll llll lll 13
Jumlah 90
Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari tabel 3 di atas adalah ada 28 orang mahasiswa yang
memperoleh nilai ujia pada interval 71 sampai dengan 80.
Tampilan data pada tabel 3 di atas bila disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
tabel distribusi frekuensi relatif, dan tabel distribusi frekuensi kumulatif disajikan pada tabel 4
berikut ini.
Tabel 4
Nilai Ujian Statistika
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi kumulatif
Nilai
(f) relatif kumulatif atas bawah
31 – 40 2 0,02 (2 %) 90 2
41 – 50 4 0,04 (4 %) 88 6
51 – 60 6 0,07 (7 %) 84 12
61 – 70 15 0,17 (17 %) 78 27
71 – 80 28 0,31 (31 %) 63 55
81 – 90 22 0,24 (24 %) 35 77
91 – 100 13 0,14 (14%) 13 90
JML 90

Penyajian Data Menggunakan Diagram


Selain menggunakan tabel dalam menyajikan data, data dapat juga disajikan dalam bentuk
diagram. Diagram adalah gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari
tabel yang telah dibuat sebelumnya. Diagram masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
memberikan gambaran data secara mendetail. Penyajian data dalam bentuk diagram atau grafik
biasanya lebih menarik karena data disajikan dalam bentuk visual. Bentuk diagram yang sering
digunakan diantaranya diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, dan diagram pencar.

Penyajian Data Menggunakan Diagram Batang


Data yang disajikan dengan menggunakan diagram batang variabelnya berbentuk kategori
atau atribut, misalnya jenjang pendidikan, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Data tahunan dapat
juga disajikan dengan menggunakan diagram batang, asal saja data tahunnya tidak terlalu banyak.
Penyajian data dengan menggunakan diagram batang menggunakan salip sumbu atau sumbu datar
dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu datar dibagi menjadi beberapa skala yang sama;
demikian pula sumbu tegaknya. Skala yang digunakan pada masing-masing sumbu harus
menggunakan skala yang sama, tetapi pada sumbu yang berbeda (sumbu datar, atau sumbu tegak)
bisa sama bisa tidak, tetapi kebanyakan tidak sama.
Data berikut ini merupakan data hasil survei tentang data pendidikan masyarakat di desa
Wampelano pada tahun 2020, 250 orang berpendidikan SD (120 orang laki-laki dan 130 orang
perempuan), 150 orang berpendidikan SMP (70 orang laki-laki, dan 80 orang perempuan), 200 orang
berpendidikan SMA (120 orang laki-laki, dan 80 orang perempuan), dan 100 orang berpendidikan
PT (70 orang laki-laki, dan 30 orang perempuan). Sebelum disajikan dalam bentuk diagram batang
terlebih dahulu data disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 5
Pendidikan Masyarakat Desa Wampelano Tahun 2020

Penjang Frekuensi (f)


Total
Pendidikan
Laki-laki Perempuan
SD 120 130 250
SMP 70 80 150
SMA 120 80 200
PT 70 30 100
Jumlah 380 320 700
Data tersebut bila ditampilkan dalam diagram batang bisa menggunakan 2 versi yaitu jenjang
pendidikan terhadap total, dan jenjang pendidikan terhadap jenis kelamin.

350
300

250 250
200 200
150 150
100 100
50
0 SD SMP SMA PT
Jika masing-masing jenjang pendidikan jenis kelamin digambarkan diagramnya, maka
didapat diagram batang dua komponen dan diagram batang ditampilkan seperti gambar berikut ini:
140
130 13 Laki-laki
0
120 12 12
0 0
110 Perempuan
100
90
80 08 08
0 0
70 07 070
0
60
50
40
30 03
0
20
10
SD SMP SMA PT

Data terlebih dahulu tersebut bila disajikan dalam bentuk diagram batang
2.     Tabel Silang
Penyajian data dalam bentuk tabel silang dapat memberikan informasi mengenai dua hal atau
atau lebih yang berkaitan/berhubungan secara bersamaan. Misalnya  data hasil penelitian yang
berupa perhitungan frekuensi dan prosentase  jumlah karyawan yang memiliki Tabel silang dapat
hanya terdiri dari satu variable tetapi dapat juga terdiri dari dua variable. Tergantung pertanyaan atau
keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel
silang satu atau dua variable akan tergantung dari data yang diperoleh (Burhan Nurgiyantoro,
2004:42). Tabel silang satu variable digunakan untuk menggambarkan data dengan menampillkan
satu karakteristiknya saja. Misal jumlah keseluruhan. Sementara tabel silang dua variable digunakan
untuk menggambarkan data dengan menampilkan dua karakteristiknya. Misalnya jumlah
keseluruhan dan jumlah per gender.

2.2 Penyajian Data dengan Diagram

Selain dapat disajikan dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk diagram.
Diagram adalah gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari
tabel yang telah dibuat sebelumnya. Diagram masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
memberikan gambaran data secara mendetail. Penyajian data dalam bentuk diagram atau grafik
biasanya lebih menarik karena data disajikan dalam bentuk visual. Bentuk diagram yang sering
digunakan diantaranya adalah diagram garis, diagram batang, diagram lingkar, diagram peta,

      2.1.    Diagram Garis
Diagaram garis adalah penyajian data dalam bentuk garis yang menggambarkan perkembangan dan
perubahan suatu keadaan. Biasanya diagram garis digunakan untuk menyajikan data berdasarkan
pengatmatan dari waktu-kewaktu secara berurutan. Sumbu horisontal (mendatar) menunjukkan
waktu pengamatan, sedangkan sumbu vertikal (tegak) menunjukkan nilai data pengamatan untuk
suatu waktu tertentu. Berikut contoh diagram Garis
2.2 Diagram Batang
Diagram batang adalah pennyajian data dalam bentuk persegi panjang tegak atau persegi panjang
mendatar. Pada umumnya, diagram batang digunakan untuk menggambarkan perkembangan data dari suatu
obyek tertentu. Ada dua jenis Diagram batang yaitu

1). Diagram Batang Tegak.

2) Diagram Batang Mendatar


2.3 Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah gambaran grafik informasi kuantitatif menggunakan lingkaran
dimana dapat menunjukkan kontribusi dari masing-masing informasi yang disajikan. contohnya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini
7 Cara Penyajian Data
Dalam statistika ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyajikan data,
antara lain :

1. Narasi
Penyajian data dalam bentuk narasi atau secara teks adalah penyajian data hasil
penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya, penyebaran suatu penyakit di daerah
pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan.

Data yang disajikan merupakan gambaran umum tentang kesimpulan tentang hasil
pengamatan. Penyajian dalam bentuk teks banyak digunakan dalam bidang sosial,
ekonomi, psikologi dan lain-lain, dan berperan sebagai laporan hasil penelitian
kualitatif.

2. Tabel
Nilai Frekuensi

50 6

60 4

70 7

80 3

Jumlah 20
Contoh penyajian data dalam bentuk tabel
Penyajian data dalam bentuk tabel mementingkan keakuratan data. Karena setiap
kolom dan baris pada tabel harus memuat informasi yang sangat detail.

Sehingga informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Ada dua macam


tabel yaitu, tabel biasa dan tabel distribusi frekuensi.

Setiap tabel berisi judul tabel, judul setiap kolom, nilai data setiap kolom, dan
sumber data.

3. Diagram Lingkaran (Pie Chart)


Contoh penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran
Diagram lingkaran merupakan bentuk penyajian data dalam bentuk sektor-sektor
lingkaran. Total nilai diubah dalam sektor 360°. Penyajian data dalam bentuk
diagram lingkaran sangat tepat untuk keperluan perbandingan. Cara pembuatannya
yaitu :

1. Buatlah lingkaran dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.


2. Nyatakan data dalam bentuk derajat. Misalnya data dalam jumlah
orang. Apabila ada 60 orang, maka setiap orang akan memerlukan luas
360°/60 = 6°.
3. Hitung luas yang diperlukan oleh tiap kelompok data dalam
lingkaran.
4. Gambar luas kelompok data tersebut dalam lingkaran
menggunakan busur derajat, bisa dimulai dari sembarang titik.
4. Diagram Batang

Co
ntoh penyajian data dalam bentuk diagram batang
Diagram batang merupakan suatu diagram yang digambarkan menggunakan
batang-batang persegi atau balok. Diagram ini cocok digunakan untuk kepentingan
perbandingan.

Diagram batang dapat memuat lebih dari satu jenis data. Dalam menggambar
diagram batang membutuhkan sumbu vertikal dan horizontal.

Sumbu vertikal dan horizontal dibagi menjadi beberapa skala yang sama.

5. Diagram Garis
con
toh penyajian data dalam bentuk diagram garis
Diagram garis digunakan untuk menggambarkan suatu data berkala/berkelanjutan
atau menunjukkan perkembangan suatu keadaan.

Misalnya produksi minyak setiap tahun, jumlah kelahiran setiap tahun, dan lain-lain.

Dalam diagram garis terdapat sumbu vertikal (sumbu y) yang menunjukkan


frekuensi.

Dan sumbu horizontal (sumbu x) untuk menunjukkan variabel tertentu.

6. Diagram Gambar (Pictogram)


nid
okna.com
Diagram gambar merupakan diagram yang dalam penyajiannya menyertakan
gambar-gambar sebagai ilustrasi.

Hal ini bertujuan agar diagram terlihat lebih menarik. Lambang yang dipilih biasanya
tergantung pada karakteristik data yang disajikan.

Misalnya data jumlah penduduk dilambangkan dengan gambar orang, data gedung
dilambangkan dengan gedung, dan lain-lain.

7. Diagram Pencar (Plot)


spc
forexcel.com
Diagram plot merupakan jenis sajian data matematis yang dituangkan dalam
diagram kartesius. Variabel pertama diletakkan pada sumbu vertikal dan variabel
kedua diletakkan pada sumbu horizontal.

Koordinat dari titik tersebut adalah plot datanya. Jadi, diagram plot merupakan
himpunan titik-titik dalam diagram kartesius. Diagram plot sering disebut juga scatter
diagram, scatter chart dan scatter graph.

Demikianlah pembahasan lengkap terkait dengan penyadian data statistika.


Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
KEADAAN POPULASI SEBANYAK 350 HOMOGEN
KERANGKA PENARIKAN SAMPEL
001 ACONG
002 WA NGKUSOLI
..
..
..
..
..
350 SITORUS
LAKUKAN PEMILIHAN SECARA ACAK SEBANYAK 75 KALI
ACAK TERPILIH NO 052 WENI
SAMPEL.
1 NO 052 WEN
2 NO 100





75 NO 025 AKSAR

PROPORSIONAL STRATIFIKASI RANDOM SAMPLING


KEADAAN POPULASI HETEROGEN, OLEH KARENA SEBELUM
DILAKUKAN PENGAMBILAN TERLEBIH DISUSUN DALAM
BENTUK KELOMPOK YANG HOMOGEN
ADA 6 KELOMPOK
KLP 1 30
KLP 2 30
KLP 3 30
KLP 4 30
KLP 5 30
KLP 6 30
..
..
JUMLAH 300
TENTUKAN JUMLAH SAMPEL MASING-MASING KLP
Nk = (Pk/P) x N
N1 = (50/600) x 100 = 8
N2 = (85/600) x 100 = 14
N3
N4
N5
N6
JUMLAH 100
MASING-MASING KLP DIPILIH 10 ORANG
KLP 1
KERANGKA N1
01 S D 30
DIPILIH SEBANYAK 10 ORANG
02
06
15

50
ACAK SEDERHANA
TERPILIH
27 15 01 20 07 22 09 18 (SAMPEL KELOMPOK 1 SEBANYAK
10)
KLP 2
01 02 03 . . . . 30
ACAK SEDERHANA
01 09 11 51 21 (SAMPEL KLP 2 SEBANYAK 10)

KLASTER
KEADAAN POPULASI HETEROGEN OLEH KARENA DIBUAT
KELOMPOK KELOMPOK YANG TETAP HETEROGEN
PENEMPATAN SISWA KELAS VII DILAKUKAN TANPA
MEMPERHATIKAN NILAI SISWA JADI TIDAK ADA KELAS
UNGGULAN
KELAS VII ADA 5 KELAS BERARTI ADA 5 KLP JUMLAH
SISWANYA MASING-MASING 32 ORANG
KLP 1, KLP 2, KLP 3, KLP 4, KLP 5. . . . KLP 10
DARI 5 KLP LAKUKAN PENGACAKAN SEDERHANA UNTUK
MEMILIH KLP.
SETELAH DIACAK TERPILIH KLP 1 DAN KLP 5
KLP 1 ANGGOTANYA 32, KLP 2 ANGGOTANYA 28
SAMPEL SEBAGAI PERAKILAN POPULASI SEBANYAK 60 (32 +
28)

Anda mungkin juga menyukai