PENYAJIAN
DATA
TABEL DIAGRAM
BARIS DISTRIBUSI
KONTINGENSI BATANG GARIS LINGKARAN PENCAR
KOLOM FREKUENSI
PENYAJIAN DATA
Apabila jumlah data hasil pengamatan cukup banyak maka data tersebut perlu diolah atau disajikan
sedemikian rupa, sehingga diperoleh tampilan data yang sistimatis tanpa mengurangi atau
menghilangkan informasi dari data tersebut. Tujuan penyajian data adalah memberikan gambaran
yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil dari penelitian atau observasi, data
lebih cepat ditangkap, dipahami, dan dimengerti, memudahkan observer atau peneliti dalam
membuat analisis data, dan memudahkan proses pengambilan kesimpulan dan keputusan lebih tepat,
cepat, dan akurat. Oleh karena itu agar penyajian data dapat memberikan gambaran atau informasi
yang akurat, maka proses penyajian data harus disajikan sesuai dengan kebutuhan.
Sebelum membahas penyajian data terlebih dahulu kita membicarakan data menurut sifatnya.
Data menurut sifatnya dibagi menjadi dua bagian yaitu; data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk narasi bukan anka, misalnya banyak, tinggi,
mahal, panjang, lebar, besar, kecil dan lain sebagainya, sedangkan data kuantitatif adalah data yang
disajikan dalam bentuk angka atau bilangan, misalnya, 8, 25, 77.
Data kuantitatif dikelompokkan menjadi data diskrit dan data kontinu. Data diskrit adalah
data yang diperoleh dengan cara membilang dengan demikian data diskrit merupakan bilangan bulat,
misalnya nomor dada pemain sepak bola, banyaknya kursi dalam ruangan kuliah, banyaknya sapi
dalam kendang, banyaknya mahasiswa yang mengikuti kuliah statistika dasar. Sedangkan data
kontinu adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur, dengan demikian data kontinu bisa
pecahan bisa bilangan bulat, misalnya tinggi gedung kuliah 12 meter, luas kebun pak Acong 1500
M2, Panjang tongkat 2,5 m.
Secara garis besar penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu; cara
daftar atau tabel, dan cara diagram atau grafik
c. Tabel tiga arah, yaitu tabel yang berisi mengenasi hubungan tiga hal atau tiga karakteristik yang berbeda.
Misalnya data penerimaan mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo
berdasarkan tahun masuk, jenis kelamin dan Status SLTA (Negeri dan Swasta).
79 63 91 83 38 81 60 91 86 73 80 76 74 76 51
91 66 59 67 86 70 49 60 61 73 56 98 67 88 88
68 84 63 99 71 65 93 88 71 75 90 71 48 83 72
74 81 87 89 81 92 72 90 88 95 90 93 82 79 77
80 35 92 74 82 97 43 74 80 63 70 93 85 70 70
80 72 83 78 75 88 73 65 48 57 77 81 92 75 77
Dari tampilan data tersebut diperoleh nilai terterbesar 99 dan nilai terkecil 35, sehingga diperoleh
Rentang = 99 – 35 = 64
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 (log 90)
= 1 + 3,3 (1,9542)
= 1 + 6,4489
= 7,4489 dibulatkan menjadi 7, jadi banyak kelas = 7
Panjang Kelas = 64/7
= 9,14 dibulatkan menjadi 10 jadi panjang kelas = 10
Jika Panjang kelas dibulatkan menjadi 9 maka tampilan distribusi frekuensi adalah:
Tabel 2
Nilai Ujian Statistika Dasar
Nilai Ujian Turus frekuensi
35 – 43 lll 3
44 – 52 llll 4
53 – 61 llll l 6
62 – 70 llll llll lll 13
71 – 79 llll llll llll llll llll 24
80 – 88 llll llll llll llll lll 23
89 - 97 llll llll llll 15
Jumlah 88
Sebagi akibat dari pembulatan ke bawah panjang kelas dimana dalam perhitunga sebelumnya
diperoleh panjang kelas 9,14 dibulatkan menjadi 9 maka pada tampilan distribusi frekuensi dengan
menggunakan panjang kelas sama dengan 9 ada dua data hilang yaitu 98 dan 99 karena pada interval
terakhir ujung atas 97. Oleh karena itu tampilan distribusi frekuensi tabel 2 di atas dengan panjang
kelas 9 tidak dapat digunakan untuk menyajikan data hasil ujian 90 orang mahasiswa, sehingga
panjang kelas harus dibulatkan menjadi 10.
Panyajian data dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan menggunakan data kelompok
disajikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Nilai Ujian Statistika Dasar
Nilai Ujian Turus frekuensi
31 – 40 ll 2
41 – 50 llll 4
51 – 60 llll l 6
61 – 70 llll llll llll 15
71 – 80 llll llll llll llll llll lll 28
81 – 90 llll llll llll llll ll 22
91 – 100 llll llll lll 13
Jumlah 90
Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari tabel 3 di atas adalah ada 28 orang mahasiswa yang
memperoleh nilai ujia pada interval 71 sampai dengan 80.
Tampilan data pada tabel 3 di atas bila disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
tabel distribusi frekuensi relatif, dan tabel distribusi frekuensi kumulatif disajikan pada tabel 4
berikut ini.
Tabel 4
Nilai Ujian Statistika
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi kumulatif
Nilai
(f) relatif kumulatif atas bawah
31 – 40 2 0,02 (2 %) 90 2
41 – 50 4 0,04 (4 %) 88 6
51 – 60 6 0,07 (7 %) 84 12
61 – 70 15 0,17 (17 %) 78 27
71 – 80 28 0,31 (31 %) 63 55
81 – 90 22 0,24 (24 %) 35 77
91 – 100 13 0,14 (14%) 13 90
JML 90
350
300
250 250
200 200
150 150
100 100
50
0 SD SMP SMA PT
Jika masing-masing jenjang pendidikan jenis kelamin digambarkan diagramnya, maka
didapat diagram batang dua komponen dan diagram batang ditampilkan seperti gambar berikut ini:
140
130 13 Laki-laki
0
120 12 12
0 0
110 Perempuan
100
90
80 08 08
0 0
70 07 070
0
60
50
40
30 03
0
20
10
SD SMP SMA PT
Data terlebih dahulu tersebut bila disajikan dalam bentuk diagram batang
2. Tabel Silang
Penyajian data dalam bentuk tabel silang dapat memberikan informasi mengenai dua hal atau
atau lebih yang berkaitan/berhubungan secara bersamaan. Misalnya data hasil penelitian yang
berupa perhitungan frekuensi dan prosentase jumlah karyawan yang memiliki Tabel silang dapat
hanya terdiri dari satu variable tetapi dapat juga terdiri dari dua variable. Tergantung pertanyaan atau
keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan penyajian data ke dalam tabel
silang satu atau dua variable akan tergantung dari data yang diperoleh (Burhan Nurgiyantoro,
2004:42). Tabel silang satu variable digunakan untuk menggambarkan data dengan menampillkan
satu karakteristiknya saja. Misal jumlah keseluruhan. Sementara tabel silang dua variable digunakan
untuk menggambarkan data dengan menampilkan dua karakteristiknya. Misalnya jumlah
keseluruhan dan jumlah per gender.
Selain dapat disajikan dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk diagram.
Diagram adalah gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari
tabel yang telah dibuat sebelumnya. Diagram masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
memberikan gambaran data secara mendetail. Penyajian data dalam bentuk diagram atau grafik
biasanya lebih menarik karena data disajikan dalam bentuk visual. Bentuk diagram yang sering
digunakan diantaranya adalah diagram garis, diagram batang, diagram lingkar, diagram peta,
2.1. Diagram Garis
Diagaram garis adalah penyajian data dalam bentuk garis yang menggambarkan perkembangan dan
perubahan suatu keadaan. Biasanya diagram garis digunakan untuk menyajikan data berdasarkan
pengatmatan dari waktu-kewaktu secara berurutan. Sumbu horisontal (mendatar) menunjukkan
waktu pengamatan, sedangkan sumbu vertikal (tegak) menunjukkan nilai data pengamatan untuk
suatu waktu tertentu. Berikut contoh diagram Garis
2.2 Diagram Batang
Diagram batang adalah pennyajian data dalam bentuk persegi panjang tegak atau persegi panjang
mendatar. Pada umumnya, diagram batang digunakan untuk menggambarkan perkembangan data dari suatu
obyek tertentu. Ada dua jenis Diagram batang yaitu
1. Narasi
Penyajian data dalam bentuk narasi atau secara teks adalah penyajian data hasil
penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya, penyebaran suatu penyakit di daerah
pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk pedesaan.
Data yang disajikan merupakan gambaran umum tentang kesimpulan tentang hasil
pengamatan. Penyajian dalam bentuk teks banyak digunakan dalam bidang sosial,
ekonomi, psikologi dan lain-lain, dan berperan sebagai laporan hasil penelitian
kualitatif.
2. Tabel
Nilai Frekuensi
50 6
60 4
70 7
80 3
Jumlah 20
Contoh penyajian data dalam bentuk tabel
Penyajian data dalam bentuk tabel mementingkan keakuratan data. Karena setiap
kolom dan baris pada tabel harus memuat informasi yang sangat detail.
Setiap tabel berisi judul tabel, judul setiap kolom, nilai data setiap kolom, dan
sumber data.
Co
ntoh penyajian data dalam bentuk diagram batang
Diagram batang merupakan suatu diagram yang digambarkan menggunakan
batang-batang persegi atau balok. Diagram ini cocok digunakan untuk kepentingan
perbandingan.
Diagram batang dapat memuat lebih dari satu jenis data. Dalam menggambar
diagram batang membutuhkan sumbu vertikal dan horizontal.
Sumbu vertikal dan horizontal dibagi menjadi beberapa skala yang sama.
5. Diagram Garis
con
toh penyajian data dalam bentuk diagram garis
Diagram garis digunakan untuk menggambarkan suatu data berkala/berkelanjutan
atau menunjukkan perkembangan suatu keadaan.
Misalnya produksi minyak setiap tahun, jumlah kelahiran setiap tahun, dan lain-lain.
Hal ini bertujuan agar diagram terlihat lebih menarik. Lambang yang dipilih biasanya
tergantung pada karakteristik data yang disajikan.
Misalnya data jumlah penduduk dilambangkan dengan gambar orang, data gedung
dilambangkan dengan gedung, dan lain-lain.
Koordinat dari titik tersebut adalah plot datanya. Jadi, diagram plot merupakan
himpunan titik-titik dalam diagram kartesius. Diagram plot sering disebut juga scatter
diagram, scatter chart dan scatter graph.
50
ACAK SEDERHANA
TERPILIH
27 15 01 20 07 22 09 18 (SAMPEL KELOMPOK 1 SEBANYAK
10)
KLP 2
01 02 03 . . . . 30
ACAK SEDERHANA
01 09 11 51 21 (SAMPEL KLP 2 SEBANYAK 10)
KLASTER
KEADAAN POPULASI HETEROGEN OLEH KARENA DIBUAT
KELOMPOK KELOMPOK YANG TETAP HETEROGEN
PENEMPATAN SISWA KELAS VII DILAKUKAN TANPA
MEMPERHATIKAN NILAI SISWA JADI TIDAK ADA KELAS
UNGGULAN
KELAS VII ADA 5 KELAS BERARTI ADA 5 KLP JUMLAH
SISWANYA MASING-MASING 32 ORANG
KLP 1, KLP 2, KLP 3, KLP 4, KLP 5. . . . KLP 10
DARI 5 KLP LAKUKAN PENGACAKAN SEDERHANA UNTUK
MEMILIH KLP.
SETELAH DIACAK TERPILIH KLP 1 DAN KLP 5
KLP 1 ANGGOTANYA 32, KLP 2 ANGGOTANYA 28
SAMPEL SEBAGAI PERAKILAN POPULASI SEBANYAK 60 (32 +
28)