Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Aset Bangunan Dan Lingkungan

EVALUASI PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA


DI PERUMAHAN

Abstrak
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tempat tinggal, pemerintah pada tahun 2005 membuat
program 100.000 unit RSS (Rumah Sederhana Sehat) untuk memenuhi kebutuhan tersebut. RSS
merupakan perumahan dengan sarana dan prasarana yang masih belum memadai (Sastra M &
Marlina, 2006). Pembangunan sarana dan prasarana tersebut hendaknya mengacu kepada SNI
03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Evaluasi
penyediaan sarana dan prasarana berdasarkan SNI dan persepsi pengguna di Perumahan Puri
Seanta Cijantung. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode studi literatur
untuk mengidentifikasi ketersediaan dan kondisi eksisting serta membandingkan sarana dan
prasarana Perumahan Puri Seanta dengan SNI. Dari 37 jenis sarana dan prasarana, hanya 23 jenis
sarana dan prasarana yang memenuhi SNI, dan sebagian besar diantaranya tidak memenuhi
standar.

Kata Kunci : Perumahan; Fasilitas dan Infrastruktur; Standar Nasional Indonesia (SNI)

I. Pendahuluan
Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu pembangunan tempat tinggal mestinya disertai dengan sarana dan
prasarana yang baik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagai arahan bagi sektor
pembangunan perumahan dan permukiman. Sedangkan, standar terkait penyediaan
sarana dan prasarana diatur dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
534/KPTR/M/2001 yaitu Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, dan Pekerjaan Umum yang dilengkapi
dengan SNI 03-1733- 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan (Badan Standarisasi Nasional, 2004).

1
Perumahan Puri Seanta di Kota Cijantung merupakan perumahan sederhana
(RSS) yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan daya beli
terbatas. Perumahan ini merupakan salah satu realisasi dari program 100 ribu unit
RSS yang dicanangkan pemerintah, namun banyak keluhan terkait fasilitas yang
disediakan oleh pengembang karena sarana prasarana dirasa masih kurang. Biasanya,
hal ini dikarenkan pihak pengembang tidak dapat menaikkan harga jual bangunan dan
fasilitas pendukung operasional seperti halnya pada perumahan menengah atas dan
mewah, dimana harga sarana dan prasarana perumahan ikut dibebankan pada pembeli
rumah tersebut. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana yang ada di
Perumahan Puri Seanta perlu dievaluasi baik dari sisi Standar Nasional Indonesia dan
persepsi pengguna yaitu penghuni perumahan.

II. Metode Praktikum


Metode praktikum yang dilakukan menggunakan metode studi literatur yaitu
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3). Data yang
digunakan berasal dari peraturan, jurnal, dan artikel ilmiah, yang berisikan tentang
Perumahan Puri Seanta yang telah diteliti.
III. Hasil Pembahasan

Perumahan Puri Seanta terdapat 2 (dua) kelas jalan, yaitu Jalan Lokal Sekunder I
dan Jalan Lokal Sekunder. Jalan Lokal Sekunder I merupakan pintu masuk Perumahan
Puri Seanta dengan lebar total 15 m yang terbagi menjadi dua lajur. Jenis perkerasan di
kawasan pemukiman ini ada dua jenis yaitu aspal dan paving blok. Jalur masuk
merupakan jalan dengan perkerasan paving block sedangkan jalur keluar merupakan
jalur dengan perkerasan aspal. Jalan lokal sekunder I ini kondisinya kurang baik pada
bagian aspal karena terdapat banyak lubang yang ukurannya cukup besar. Sedangkan
Jalan Lokal Sekunder II merupakan jalan penghubung antar RT dengan lebar 4 - 6 m.
Pada Jalan Daerah Sekunder II juga terdapat perkerasan berupa aspal atau paving
block yang sebagian besar dalam kondisi baik, namun masih terdapat titik-titik dengan
kondisi jalan yang buruk. Secara umum, jaringan jalan lokal sekunder II yang ada
dalam keadaan baik tetapi bahu jalan dalam kondisi yang buruk.

2
Terkait drainase, ada dua jenis drainase di Perumahan Puri Seanta. Yang
pertama adalah drainase dengan lebar 1 m dan kedalaman 75 cm di sepanjang jalan
lokal sekunder I, dan yang kedua adalah drainase dengan lebar 50 - 75 cm dengan
kedalaman 50 cm yang berada di jalan sekunder lokal I. Jaringan drainase ini juga
telah dilengkapi dengan struktur pelengkap berupa gorong-gorong. Sumber air bersih
didapat dari PDAM, tapi ada juga yang mendapat akses air bersih dari sumur. Secara
keseluruhan, kondisi jaringan drainase di perumahan ini relatif baik.
Di kawasan pemukiman ini, fasilitas pemerintahan dan layanan publik lainnya
seperti balai pertemuan masyarakat, gardu induk, dan tempat parkir umum tidak dapat
ditemukan. Hal ini tidak memenuhi skala RW yang ditetapkan dalam SNI bahwa
minimal harus ada 1 (satu) gedung pertemuan. Tidak ada fasilitas pendidikan dan
pembelajaran di Perumahan Puri Seanta baik Taman Kanak-kanak ataupun SD. Hal ini
pun tidak sesuai dengan SNI karena jumlah penduduk SNI 1.867 jiwa dan
bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya, minimal harus ada 1 (satu) Taman
Kanak-kanak dan 1 (satu) SD.
Untuk sarana ibadah, perumahan ini memiliki 1 (satu) masjid yang diberi nama
Baitussalam dengan kondisi yang bisa dikatakan bagus, namun daya tampung masih
kurang. Selain keberadaan masjid, di perumahan ini juga memiliki 2 (dua) unit
mushola yang masing-masing berada di RW 16 dan RW 18. Kedua mushola tersebut
dalam kondisi yang memprihatinkan. Sarana perdagangan dan perdagangan yang ada
berupa warung / toko, sebanyak 6 (enam) unit dalam kondisi baik.
Perumahan ini hanya memiliki satu pos pengaman. Ketersediaan pos satpam
belum memenuhi SNI karena seharusnya sebuah perumahan memiliki minimal 4 pos
satpam. Selain itu, penyediaan tempat sampah belum memenuhi SNI karena
seharusnya untuk ukuran Perumahan Puri Seanta, minimal 4 tempat sampah tersebar
di setiap RW. Hanya ada 1 (satu) bak sampah berukuran 6 m2 yang terletak di RW 19
dengan kondisi relatif baik. Namun, beberapa warga perumahan kurang bijak dalam
memanfaatkan bak sampah sehingga terdapat penumpukan sampah.

Di Perumahan Puri Seanta juga tidak ada pusat kesehatan institusi medis dan
posyandu. Ketersediaan fasilitas sanitasi empat di dalam rumah yang tidak memenuhi
SNI. Setidaknya harus ada 4 unit posyandu dan 1 unit puskesmas warga. Menurut hasil

3
analisis, tempat ibadah di perumahan ini hanya ada satu masjid yang bernama “Baitu
Salam”. Masjid ini telah sesuai dengan peraturan SNI. Fasilitas ibadah lainnya ada
mushola yang totalnya ada 2 unit yang tidak sesuai dengan regulasi. Penduduk
perumahan 1.867 orang yang harus memiliki minimal 8 Musholla. Fasilitas komersial
dan komersial yang tersedia di Perumahan Puri Seanta terdapat warung / toko
sebanyak 6 unit. Hal ini tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan menurut SNI,
dimanaharus ada minimal 8 unit kios. Selain itu di perumahan ini juga ada taman aktif
dan pasif, jadi bisa dikatakan bahwa ketersediaan taman di perumahan ini tidak
memenuhi standar.
Menurut hasil analisis penyediaan infrastruktur, perumahan memiliki lebar
jalan sekunder lokal yang lebih luas. Lebar jalan itu harus bisa dilalui pejalan kaki 1,5
m dan trotoar 0,5 m. Untuk troatoar lebarnya sudah memenuhi standar SNI. Untuk
sumber air tanah terhubung di perumahan ini terdapat sungai dan jaringan drainase.
Jaringan drainase ini juga memiliki gorong-gorong. Sumber air bersih di perumahan
ini berasal dari PDAM, yang mana setiap rumah memiliki jaringannya tersendiri.
Dengan hal ini, maka sumber air bersih di perumahan ini sudah sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh SNI
Di perumahan ini tidak terdapat hidran kebakaran. Padahal semestinya,
setidaknya setiap 200 m terdapat hidran kebakaran. Untuk sistem pengolahan air
limbah perumahan ini memiliki septic tank. Septic tank ini terdapat di setiap rumah di
kompleks ini. Maka, kawasan perumahan Puri Seanta sudah sesuai dengan SNI. Selain
itu di kawasan perumahan Puri Seanta juga setiap rumah sudah punya tempat sampah
dengan ukuran 1 meter persegi, maka hal ini sudah memenuhi peraturan SNI.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi penyediaan sarana dan prasarana di
Perumahan didapatkan hasil bahwa di perumahan ini ketersediaan sarana dan
prasarana belum sepenuhnya memenuhi ketetapan yang diatur di dalam SNI. Dari 37
jenis sarana dan prasarana berdasarkan SNI hanya tersedia sebanyak 23 jenis sarana
dan prasarana dan sebagian besar diantaranya tidak memenuhi standar. Dari ke-23
jenis sarana dan prasarana tersebut mayoritas kondisinya dapat dikatakan baik. Hal ini

4
dipengaruhi oleh karakteristik pengguna yang memiliki mobilitas tinggi karena
bekerja dan tidak sedikit pengguna yang memiliki karateristik pendidikan yang
rendah dan usia >60 sehingga karakteristik pengguna dengan kriteria tersebut kurang
memahami fungsi dan tidak dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia
di Perumahan Puri Seanta dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai