Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS PASCASARJANA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
GENAP TH. AKADEMIK 2020/2021
Program Studi : PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
Mata Kuliah : Psycholinguistics
Kelas/Semester : 1a & b / 2
Hari / Tanggal : Minggu, 30 Mei 2021
Dikumpulkan via
email
Waktu : 2 x 24 Jam (2 hari)
Dosen / Email : Dr. Merry Lapasau / mlapasau@gmail.com
  Sifat Ujian : Take Home 205  
JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR.

1. Serigala mampu mengekspresikan gradasi halus emosi dengan menunjukkan posisi telinga, bibir, dan ekor
yang berbeda. Ada sebelas postur ekor yang mengekspresikan emosi seperti kepercayaan diri, ancaman,
ketegangan, depresi, sikap defensif etc. dengan sistem yang rumit. Misalkan ada seribu emosi berbeda yang
dapat diungkapkan oleh serigala dengan cara ini, apakah menurut Anda serigala memiliki bahasa yang mirip
dengan manusia? Mengapa atau mengapa tidak? Uraikan beberapa alasan mengapa mode komunikasi
tertentu mungkin cocok untuk beberapa spesies tetapi tidak untuk yang lain?(skor 10)

2. Teman Australia Anda Mr. Andrew mempunyai seorang anak bernama George yang berusia 3 tahun. Teman
Anda menjelaskan bahwa George memiliki masalah dengan bentuk kata kerja lampau, misalnya, George
berkata "Yesterday I go to the park" dan "Last week I swim in the pool". Mr. Andrew berencana akan
menghabiskan satu jam setiap hari dengan George, menyuruhnya meniru bentuk lampau dari kata kerja, dan
dia akan memberi George sepotong coklat untuk setiap peniruan yang benar.
a) Hipotesis akuisisi bahasa mana yang diasumsikan Mr. Andrew?
b). Jelaskanmengapa rencana Mr Andrew tidak atau akan berhasil? Jelaskan dengan menggunakan teori yang
relevan. (skor 20)

3. Jelaskan situasi kebahasaan pada ilustrasi berikutini. Apa yang menyebabkan komunikasi mereka tidak
efektif dan bagaimana seharusnya? (skor 10)

4. Menurut hipotesis Sapir-Whorf, bahasa memengaruhi cara berpikir dan bertindak masyarakat penuturnya.
Bangsa Inggris dikatakan sebagai bangsa yang sangat menghargai waktu karena mereka memiliki konsep
waktu (tenses) yang jelas dalam bahasanya. Bagaimana Anda menjelaskan hipotesis ini dalam hubungannya
dengan bangsa Indonesia yang terkenal dengan jam karet?
(skor 10)

5. Persepsi ujaran merujuk pada cara bagaimana sinyal suara akustik dan terkadang visual atau bahkan haptik
(sentuhan) dipetakan ke dalam bentuk bahasa yang dikenal pengguna bahasa sebagai suatu kata. Jelaskan
bagaimana pendengar mempersepsi ujaran tersebut dan apa saja yang ia perlu lakukan sehingga ia dapat
memaknai bunyi akustik tersebut sebagai sebuah bentuk ujaran.(skor 10)

6. Untuk setiap pasangan pernyataan di bawah ini, pilih mana yang benar dan mana yang salah. Untuk
pernyataan yang benar, jelaskan teori akuisisi bahasa mana yang paling baik serta teori mana yang paling
tidak cocok untuk menjelaskan pernyataan tersebut. (skor 20)
a. Seorang anak Tionghoa yang diadopsi segera setelah lahir oleh keluarga Denmark akan belajar bahasa
Denmark seperti anak-anak lain yang tumbuh di Denmark dengan orang tua Denmark.
b. Seorang anak Tionghoa yang diadopsi segera setelah lahir oleh keluarga Denmark akan belajar bahasa
Denmark lebih lambat daripada anak-anak lain yang tumbuh di Denmark dengan orang tua Denmark karena
anak tersebut secara genetik cenderung belajar bahasa Mandarin.
7. Jelaskan implikasi apa yang tergambar dari ilustrasi di bawah ini. Kaitkan jawaban Anda
dengan hipotesis hubungan antara bahasa, berpikir dan berbudaya. (skor 20)

Selamat mengerjakan dan semoga sukses

JAWABAN
NAMA : ALI IMRON
NPM : 20207470112

Nomer 1

Bahasa merupakan lambang bunyi. Bunyi yang dimaksud di sini ialah bunyi yang keluar dari mulut manusia.
Bahasa manusia akan berbeda dengan alat komunikasi Serigala. Serigala tidak menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi. Hanya manusia yang memiliki, menggunakan, dan dapat membuat bahasa. Serigala
berkomunikasi secara verbal dengan suaranya; dan secara non verbal dengan sentuhan, gestur tubuh,
ekspresi wajah, dan juga dengan bau atau sinyal. “Bahasa” Serigala tidak sama dengan bahasa manusia.
“Bahasa” Serigala bukanlah yang sifatnya turun-temurun dan bias dipelajari. Sedangkan bahasa manusia itu
sifatnya turun-temurun dan berkembang di masyarakat. Manusia mampu mempraktikkan bahasa lain
sedangkan Serigala tidak bisa, hanya ada beberapa Serigala yang mampu dilatih mengucapkan beberapa
kosakata, meski tidak memahami maknanya. Manusia dapat menulis, dapat berkomunikasi secara lisan.
Serigala tidak bisa berbicara bahasa karena tidak memiliki anatomi tubuh yang dapat dikatakan bersifat
manusiawi seperti yang manusia miliki.  

Beberapa alasan mengapa mode komunikasi tertentu mungkin cocok untuk beberapa spesies tetapi
tidak untuk yang lain.
Species selain manusia hanya menghasilkan suara sebagai mode komunikasi. Ketika kita membuat daftar
spesies mana saja yang dapat memproduksi suara baru, mereka sangat jauh dari pohon evolusioner. Lima
kelompok mamalia yang dapat memproduksi suara dapat melakukannya : manusia, kelelawar, gajah dan
anjing laut, juga hewan laut lainnya seperti lumba-lumba dan paus. Ada juga kelompok burung yang dapat
mempelajari suara baru seperti; burung beo, burung berkicau dan burung kolibri.
Sebagian besar hewan yang dapat berbicara termasuk spesies yang lebih tinggi secara sosial, kata Diana
Reiss dari Hunter College di New York. Tetapi karena hidup dalam tahanan, mereka terpisah dari jenis
mereka dan hanya berinteraksi dengan manusia. Jadi manusia menjadi model imitasi mereka, kata
Lameira. “Meniru suara manusia seperti meniru kawan sebaya.” Meniru suara manusia juga merupakan
cara untuk menjalin kedekatan dengan mereka, kata Stöger-Horwath. Dia berpikir itu pula yang membuat
Koshik si gajah melakukannya.
Kebenaran tampaknya hanya pada sejumlah hewan dapat meniru suara manusia, tetapi hanya sedikit
sekali yang dapat berbicara dengan makna seperti yang dilakukan manusia.
Kendati ada perbedaan gaya meniru, hewan-hewan ini memiliki sesuatu yang sama. Mereka semua adalah
“pembelajar vokal”. Mereka mendengar suara, mempelajari untuk menirunya dan kemudian
memproduksinya. Manusia, merupakan pembelajar vokal yang terbaik, dapat belajar dan memproduksi
suara berbeda yang tidak terhitung jumlahnya.

Nomer 2
A. Hipotesis nurani mengatakan bahwa seti ap manusia yang berbahasa mampu memahami dan
membuat kalimat dalam bahasanya karena telah “menuranikan” tata bahasanya menjadi
kompetensi bahasanya. Hipotesis nurani lahir dari beberapa pengamatan yang dilakukan para
pakar terhadap pemerolehan bahasa anak-anak (Lenneberg, 1967, Chomsky 1970) [2]. Di antara
hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:

 Semua anak yang normal akan memperoleh bahasa ibunya apabila ‘


diperkenalkan’ dengan bahasa ibunya dan tidak diasingkan dari kehidupan
bahasa ibunya.
 Pemerolehan bahasa tidak ada hubungannya dengan kecerdasan. Pemerolehan
bahasa terjadi secara merata baik untuk anak cerdas maupun ti dak cerdas.
 Kalimat yang didenganr anak seringkali ti dak gramati kal, ti dak lengkap dan sedikit
jumlahnya.
 Bahasa ti dak bisa diajarkan terhadap makhluk lain
 Proses pemerolehan bahasa anak-anak erat kaitannya dengan proses
pematangan jiwa anak.
 Struktur bahasa yang rumit, kompleks, dan bersifat universal mampu dikuasai
anak-anak dalam waktu singkat yaitu dalam waktu tiga atau empat tahun saja.

B. Rencana Mr. Andrew tidak akan berhasil, sesuai dengan yang dijelaskan diatas bagian A pada poin ke-6
bahwa Struktur bahasa yang rumit, kompleks, dan bersifat universal mampu dikuasai anak-anak
dalam waktu tiga atau empat tahun.

Nomer 3
Yang menyebabkan komunikasi mereka tidak efektif adalah petugas tidak menyampaikan situasi yang
sebenarnya. Ibu korban telah mendapatkan informasi bahwa korban baik-baik saja akan tetapi petugas
menyatakan koma, sedangkan petugas yang satu lagi menyatakan apostrop. Inilah salah membaca situasi,
salah ucap atau salah baca yang menimbulkan kegaduhan.

Nomer 4
Hipotesis Sapir-Whorf cukup menarik untuk ditelaah dan dibuktikan lebih jauh, meskipun sebagian ahli
menolak teori dan hipotesis tersebut. Adanya keberhubungan antara bahasa, budaya, dan pikiran
penuturnya adalah gagasan dasar teori dan hipotesis tersebut. Pada pernyataan soal nomer 4 adanya
keberhubungan dengan budaya saja yang sifatnya masih relatif, bahkan hanya terdapat perbedaan dari
segi prinsip-prinsip kajian tipologi gramatikal saja. Meskipun mengusung kerangka tipologi lingusitik dan
linguistik kebudayaan sebagai dasar pengkajian, namun penelitian ini masih terbatas pada pencermatan
struktur gramatikal saja dan perbandingannya dengan yang ada pada konstruksi aktif dan pasif.

Nomer 5

Yang perlu dilakukan sehingga ia dapat memaknai bunyi akustik tersebut sebagai sebuah bentuk ujaran,
bahwa dalam mengkaji fonologi, kita harus memahami aspek semantik bahasa tersebut. Juga keberadaan
alat-alat bantu yang memungkinkan analisis artikulatoris dan kajian fisik suatu bunyi.
Sebagai suatu ilmu, fonologi di samping mempunyai objek, juga memiliki premis-premis dan hipotesis-
hipotesis. Premis adalah sejenis pokok-pokok pikiran tentang sifat-sifat bunyi secara umum (universal).
Dalam hal ini terdapat dua premis bunyi bahasa, yaitu:
1. Bunyi-bunyi bahasa cenderung membentuk pola-pola semetris.
2. Bunyi-bunyi bahasa cenderung saling pengaruh-mempengaruhi.

Di samping dua premis di atas, fonologi juga memiliki dua hipotesis yang dijadikan sebagai dasar analisisnya
yaitu
1. Bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip harus dianggap sebagai fonem yang berbeda apabila bunyi-bunyi
yang secara fonetis mirip itu kontras dalam pasangan minimal.
2. Bunyi-bunyi bahasa yang secara fonetis mirip haruslah digolongkan ke dalam fonem yang sama apabila
terdapat dalam lingkungan yang komplementer.

Dalam pelaksanaan ujaran, Anda mengenal beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang bisa Anda daftar
atau Anda buat menjadi berpasangpasangan. Ambillah contoh, misalnya:

(1) bala
(2) pala

(3) data
(4) tata

(5) jari
(6) cari

(7) gilas
(8) kilas

Apa yang menarik dari pasangan-pasangan di atas? Pada pasangan kata (1) dan (2) terdapat dua
bunyi yang berbeda yaitu /b/ dan /p/, sedangkan bunyi yang lain yaitu /-ala/ adalah bunyi-bunyi yang
sama. Dapat juga dikatakan bunyi /-ala/ merupakan lingkungan beradanya bunyi /b/ dan bunyi /p/. Kalau
demikian, apakah sebenarnya fungsi kedua bunyi /b/ dan /p/ pada pasangan di atas? Kalau Anda teliti
secara saksama, cobalah Anda bandingkan arti atau makna kedua kata berpasangan itu! Anda tentu tahu,
bahwa arti kata bala berbeda dengan arti kata pala. Manakah bunyi-bunyi yang membedakan makna kedua
kata tersebut? yang jelas perbedaan makna kedua kata itu bukan disebabkan oleh adanya bunyi /-ala/,
melainkan oleh adanya bunyi /b/ dan /p/. Oleh karena itu, Anda sekarang dapat menentukan fungsi dari
bunyi /b/ dan /p/ itu, yaitu sebagai pembeda makna. Andapun dapat menyatakan bahwa ternyata bunyi
/b/ dan /p/ itu sebagai bunyi yang berbeda.
Untuk pasangan kata (3) dan (4), terdapat dua bunyi yang berbeda yaitu /d/ dan /t/, dalam
lingkungan yang sama, yaitu bunyi /-ata/. Jika Anda teliti kedua kata tersebut maknanya sungguh berbeda.
Perbedaan makna kedua kata tersebut bukan disebabkan oleh bunyi /-ata/, melainkan oleh bunyi /d/
dan /t/. Jadi dapat Anda nyatakan bahwa fungsi bunyi /d/ dan /t/ pada pasangan kata di atas sebagai
pembeda makna, atau dapat pula dikatakan bahwa bunyi /d/ dan /t/ sebagai bunyi yang berbeda.
Akan halnya dengan pasangan kata (5) dan (6), bunyi-bunyi yang berbeda adalah /j/ dan /c/. Kedua
bunyi ini menempati lingkungan bunyi /- ari/. Apakah makna kedua kata itu berbeda? Tentulah makna
kedua kata itu yaitu jari dan cari, berbeda. Perbedaan makna kedua kata itu bukan disebabkan oleh adanya
bunyi /-ari/, melainkan oleh bunyi /j/ dan /c/. Nyatalah kepada Anda bahwa fungsi bunyi /j/ dan /c/ adalah
sebagai pembeda makna. Kedua bunyi itupun merupakan bunyi yang berbeda.
Pada pasangan kata (7) dan (8), terdapat bunyi yang sama yaitu /-ilas/, yang menjadi lingkungan
yang sama bagi bunyi /g/ dan /k/. Sebagaimana halnya pada pasangan-pasangan kata yang lain, bunyi /g/
dan /k/ tersebut berfungsi sebagai pembeda makna antara kata /gilas/ dan /kilas/. Kedua bunyi tersebut
yakni /g/ dan /k/ merupakan bunyi yang berbeda.

Nomer 6
A. Merupakan pernyataan yang benar, teori akuisisi yang cocok untuk penyataan poin ini yaitu
hipotesis Kesemestaan Kognitif.Hipotesis yang diperkenalkan oleh Piaget ini telah digunakan
sebagai dasar untuk menjelaskan proses-proses pemerolehan bahasa kanak-kanak. Menurut
teori kesemestaan kognitif, bahasa diperolah berdasarkan struktur-struktur kogniti f
deriamotor. Struktur-struktur ini diperoleh kanak-kanak melalui interaksi dengan benda-benda
atau orang-orang disekitarnya. Urutan pemerolehan tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut :
 Antara usia 0 sampai 1,5 tahun kanak-kanak mengembangkan pola-pola aksi
dengan cara bereaksi terhadap alam sekitarnya;
 Setelah struktur aksi dinuranikan, maka kanak-kanak memaski tahap representasi
kecerdasan, yang terjadi antara usia 2 tahun sampai 7 tahun;
 Setelah tahap represntasi kecerdasan, dengan represntasi simboliknya, berakhir,
maka bahasa anak-anak semakin berkembang dn dengan mendapat nilai-nilai
sosialnya.
 Menurut Piaget, ucapan holofrasis pertama selalu menyampaikan pola-pola yang
pada umumnya mengacu pada anak itu sendiri.

Juga menurut teori tabularasa, semua pengetahuan bahasa manusia yang tampak dalam
perilaku berbahasa adalah merupakan hasil dari integrasi peristiwa-peristi wa linguisti k. Hal ini
sejalan dengan aliran behaviourisme yang menganggap pengetahuan linguisti k dibentuk dengan
pembelajaran S-R (Stimulus - Respons).

B. Kemampuan bahasa pada manusia ternyata dipengaruhi oleh jejak gen yang diwariskan ibu
(Tempo.co). Bahasa adalah kunci penting dalam perkembangan otak. Kemampuan berbahasa akan
terekam dalam otak manusia yang nantinya diwariskan kepada keturunannya. Seorang anak pertama kali
akan belajar bahasa ibunya dulu, jadi garis genetik itu berjalan seiring pewarisan bahasa mereka  (John
Stephen Lansing dalam presentasinya di auditorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, Rabu,
26 November 2014). Namun pada kasus soal nomer 6 poin B dalam banyak kasus, saya melihatnya
hubungan tersebut mungkin terlalu jauh untuk dapat dideteksi, karena Salah satu teori kontroversial
mengenai hubungan genetik antar bahasa yaitu monogenesis , menyatakan bahwa semua bahasa yang
dikenal adalah turunan dari satu bahasa leluhur.  Jika itu benar, itu berarti semua bahasa secara genetik
terkait.

Nomer 7

Hipotesis hubungan antara bahasa, berpikir dan berbudaya

Ilustrasi yang tergambar adalah Kata Bahasa Inggris yang telah Merambah ke dalam Kosakata
Bahasa Jerman
Jika Anda bejalar di Jerman atau sering berinteraksi dengan penutur bahasa Jerman, Anda mungkin heran
akan banyaknya kata bahasa Inggris yang telah menjadi bagian dari kosa kata bahasa Jerman. Setiap tahun,
ada kata-kata baru yang masuk ke dalam kamus dunia – ini merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa
selalu berkembang.  Pengaruh bahasa Inggris ke bahasa Jerman tidak selalu dalam bentuk meminjam kata-
kata secara langsung dan mempertahankan bentuk asli kata tersebut. Adakalanya, kata-kata tersebut
diproses melalui leksikalisasi yang berarti kata tersebut diadaptasikan ke dalam cara pengucapan dan
penulisan yang ada di bahasa sasaran. Bisa dikatakan bahwa kata tersebut diubah ejaannya untuk
mempermudah penutur bahasa Jerman dalam mengucapkannya, dan kata kerja bisa juga diubah menjadi
kata penghubung. Misalnya, dalam bahasa Inggris, kata “mountain bike” yang dieja dan diucapkan seperti
yang tertulis diubah menjadi “monteinbieke”, yang terasa lebih Jerman, dengan tujuan untuk
mempermudah penutur bahasa Jerman dalam mengucapkan dan mengejanya. Meskipun demikian, kata-
kata seperti di atas masih dikategorikan sebagai pengaruh bahasa Inggris. Pullover, teenager dan sebuah
kata kerja “partyen” (to party) juga termasuk kata-kata yang dipinjam dari bahasa Inggris. Penggunaan
kata-kata bahasa Inggris dalam bahasa Jerman telah tersebar luas, terutama di kalangan remaja sehingga
bahasa Jerman versi ini diakui sebagai sebuah dialek yang berbeda dan disebut
sebagai Denglisch. Istilah ‘Denglisch’ merupakan campuran dari nama kedua bahasa dalam bahasa
Jerman; Deutch dan Englisch, dan merujuk ke semua kata pinjaman dan juga beberapa gramatika yang
berasal dari bahasa Inggris. Contoh lain dari pengaruh bahasa Inggris ke bahasa Jerman
adalah downloaden (to download), yang dapat dikonjugasikan sebagai kata kerja regular dalam bahasa
Jerman dan disesuaikan dengan tense dan kasus dalam suatu frasa.

Anda mungkin juga menyukai