Anda di halaman 1dari 5

Mata kuliah Ekologi

Dosen pengampu :

Tugas kelompok membuat paper tentang barometri

Kelompok 11

 Ade Elsa Farina 1710914220002


 Akhmad Reza Baihaqi 1710914110002
 Elsa Faradila 1710914320022
 Fathiya Rosyada 1710914320026
 Muhammad Norrahim 1710914310054
 Mutiara Hikmah 1710914120020
 Wihalma Yana Eka Kati 1710914120036
Barometri atau Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa
udara dalam setiap satuan luas tertentu.Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan
tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama
tekanan udaranya disebut sebagai isobar.Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya
pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah
atmosfer (atm),millimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara
patokan (sering juga disebut) tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi
lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 450 dan suhu 00C. Besarnya tekanan udara
tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan tekanan yang
diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau
mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2.

Dan juga Tekanan udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. kandungan uap air dalam udara hangat lebih
banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. kalau udara banyak mengandung
uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air
sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air
sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang
berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas
semakin menurun.

Hal ini dipengaruhi oleh:

Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.

Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.

Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi
tempat suhu makin naik.

Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara,
bahwa daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang
bersuhu udara rendah tekanannya tinggi.

Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara
dinamakan barograf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas
yang dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara
tertinggi terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah
terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (sore).

Saat manusia berada pada ketinggian 12000 kaki terjadi penurunan tekanan o2 parsial
yang sebanding dengan penurunan tekanan barometer yang menjadi penyebab dari
hipoksia pada fisiologi manusia. Hipoksia dapat membuat manusia menjadi mengantuk,
malas, kelelahan mentah dan otot-otot, kadang-kadang sakit kepala, mual dan euforia.
Di antara para peneliti sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai bagaimana efek
suhu terhadap tingkah laku manusia. Eksperimen-eksperimen di laboratorium menunjukkan
hasil yang berbeda-beda. Misalnya, peningkatan suhu kadang-kadang dapat menghasilkan
kenaikan prestasi kerja, tetapi kadang-kadang malah menurunkan.

Menurut hukum Dodson dan Yerkes, kenaikan suhu sampai batas tertentu menimbulkan
gairah yang merangsang prestasi. Akan tetapi, setelah melewati ambang tertentu, kenaikan
suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan terganggunya pula
prestasi kerja. Sementara itu, penelitian Nummenmaa dkk. baru-baru ini (akhir 2013)
menyatakan bahwa persepsi emosi seperti marah, takut, bahagia, sedih, dan semacamnya,
dapat dipetakan menjadi warna-warna yang terkait dengan aktivitas tubuh saat itu, termasuk
di dalamnya adalah yang dipengaruhi oleh faktor suhu tubuh pada bagian tertentu. Ditinjau
dari jumlah beban yang menghinggapi pikiran manusia, suhu lingkungan yang terlalu tinggi
menyebabkan meningkatnya beban psikis (stres) sehingga akhirnya akan menurunkan
kemampuan fokus. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi akan menyebabkan menurunnya
persepsi kontrol terhadap lingkungan sehingga bisa menurunkan prestasi pula. Selanjutnya,
efek suhu lingkungan yang terlalu tinggi terhadap tingkah laku sosial adalah peningkatan
agresivitas. Kita bisa ambil contoh kota-kota besar di Indonesia (seperti Jakarta dan
Bandung), peningkatan jumlah kerusuhan dan kekacauan yang terjadi tampaknya berbanding
lurus dengan peningkatan suhu kota tersebut. Di saat cuaca sedang panas-panasnya, emosi
mudah tersulut, hal-hal sepele pun bisa menjadi masalah besar yang memicu kerusuhan dan
tawuran. Di sisi lain, jika temperatur tubuh terlalu rendah, reaksi tubuh adalah mengaktifkan
mekanisme yang membangkitkan dan mempertahankan panas, yaitu dengan meningkatkan
metabolisme, menggigil, dan menyempitkan pori-pori. Tujuannya menjaga agar panas tubuh
sebanyak mungkin tinggal di dalam tubuh sendiri. Secara naif, efek suhu dingin ini terhadap
perilaku sosial bisa kita lihat di tempat-tempat yang suhunya rendah, orang-orang cenderung
bersikap “dingin” juga. Alih-alih melakukan kerusuhan ataupun tawuran, mungkin energi
mereka sudah tercurahkan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat. Dari paparan
ini sebenarnya satu hal yang sangat jelas adalah bahwa keadaan lingkungan yang tidak
nyaman sangatlah mempengaruhi perilaku manusia. Manusia akan beradaptasi dengan
perilakunya disesuaikan kondisi lingkungan saat itu. Suhu lingkungan memang hanya salah
satu faktor yang mempengaruhi perilaku, namun ada baiknya kita mulai memikirkan
mengatur adaptasi suhu tubuh kita terhadap lingkungan dalam bentuk adaptasi yang
konstruktif, tidak destruktif.

Dengan demikian, andai saja suatu saat kita kepanasan, hindarilah interaksi sosial
yang bisa menimbulkan gesekan yang berujung pada konflik. Cukup tinggal saja di rumah,
pasang kipas angin, dan lakukan aktivitas positif yang bermanfaat bagi diri kita. Selama ini
banyak orang menganggap suhu tubuh normal manusia berada pada titik 37 derajat Celcius.
Benar, rata-rata suhu tubuh normal manusia memang berada pada kisaran tersebut. Tapi
kenyataannya suhu tubuh normal tidak selalu pada titik 37 derajat Celcius. Suhu tubuh yang
normal bisa berada di antara 36,5-37,2 derajat Celcius. Suhu tubuh normal bisa berubah
sepanjang hari. Aktivitas yang Anda lakukan sehari-hari juga bisa memengaruhi suhu tubuh.
Biasanya, suhu akan naik hingga 0,6 derajat Celcius sepanjang hari. Contohnya, ketika Anda
berolahraga di hari yang panas maka suhu tubuh dapat naik 0,6 derajat Celcius. Suhu tubuh
normal juga bisa berbeda, entah lebih tinggi atau lebih rendah, ketika seorang wanita
berovulasi atau saat siklus menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai