53
kan ilmu sebab ada pengetahuan atau pengetahuan saja. Di pihak lain, ada
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang disebut
ilmu. Pengetahuan barulah merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk
mencari keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan
suatu pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu
masalah dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui
sebab kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan.
Pengalaman baru menjadi pengetahuan ilmu, apabila pengetahuan itu disertai
dengan pengertian tentang pekerjaan hukum kausal pada masalah yang
dialami itu. Masalah menimbulkan pertanyaan bagaimana duduknya dan
sebabnya. Kalau manajemen adalah suatu ilmu sebab kalau diteliti lebih lanjut
timbulnya ilmu manajemen dalam sejarah adalah disebabkan adanya
pemborosan-pemborosan baik tenaga kerja, waktu maupun materi dan biaya
di dalam setiap pekerjaan dalam suatu usaha.
Di samping alasan di atas, manajemen termasuk sebagai ilmu karena
memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
a. Tersusun secara sistematis dan teratur
b. Objektif rasional sehinga dapat dipelajari
c. Menggunakan metode Ilmiah
d. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
e. Dapat dijadikan suatu teori
Tersusun secara sistematis dan teratur, manajemen memiliki
serangkaian tahap kegiatan fungsi secara berkaitan mulai dari menentukan
sasaran sampai berakhirnya sasaran atau tercapainya tujuan. Dalam hal ini,
beberapa pakar mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada
hakikatnya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.
Mengenai objek manajemen, yaitu: apa yang menjadi sasaran atau
kajian penyelidikan manajemen. Sebagai objek adalah “manusia” itu sendiri.
Tetapi bukan manusia pada umumnya melainkan manusia dalam usaha kerja
sama. Sebagai usaha kerja sama itu tidak bisa dengan dirinya sendiri akan
tetapi melalui orang lain. Jadi objek manajemen adalah manusia dalam hal ini
cara memanfaatkan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan di sini
adalah tujuan yang hendak dicapainya sesuai dengan bidang kegiatannya,
sepertinya: bidang keuangan, bidang pema-saran, bidang perkantoran, bidang
akuntansi dan semacamnya.
Menggunakan metode ilmiah, seperti halnya dengan bidang lain yang
menggunakan metode deduksi dan induksi. Melakukan metode deduksi yaitu
metode yang bersifat rasional bersumber dari rasio atau akal pikiran.
Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak pada pengetahuan umum untuk
sampai kepada pengetahuan khusus yang baru. Pengetahuan umum ini bisa
berupa konsep atau teori mengenai sesuatu. Di dalam manjemen
54
sesungguhnya perencanaan, motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan merupakan teori khusu. Dari
teori umum (perencanaan dan motivasi) inilah manajemen bertitik tolak
melaksanakan kegiatan secara sistematis, efektif dan efisien menurut teori-
teori khusus sebagai pedoman. Cara menggunakan orang sesungguhnya
bertumpu pada perencanaan dan teori-teori motivasi dan sebagainya.
Sedangkan metode induktif yaitu bersifat empirik, bersumber dari pengalaman
konkrit. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak dari pengetahuan
khusus untuk sampai pada pengetahuan umum. Di dalam manajemen
sesungguhnya pengalaman praktis dalam pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan dan lain-lain sebenarnya merupakan in-put dalam membuat
perencanaan yang bersifat umum.
Mempunyai prinsip-prinsip tertentu, pendapat Fayol yang menge-
mukakan 14 prinsip organisasi yang sekarang ini telah menjadi prinsip
manajemen merupakan sumbangan yang cukup besar melahirkan mana-jemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan.
Dapat dijadikan suatu teori. Di sini teori manajemen tidak diragukan
lagi karena sudah dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan
dan pelatihan dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang
dicantumkan dalam kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut dengan
jurusan “manajemen”
Mnajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, jika dikaitkan dengan
klasifikasi ilmu, maka manajemen tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial,
bagian dari ilmu administrasi dan merupakan ilmu terapan (applied science)
karena kemanfaatannya hanya ada apabila diterapkan untuk meningkatkan
peri kehidupan manusia. Untuk lebih jelsnya, lihat gambar 2.1
55
dimulai sejak manusia bermasyarakat, mengingat setiap masyarakat
walaupun sangat sederhana, memerlukan manajer dan pengurusan. Dalam
kontes ini manajemen sebagai seni berarti kemahiran dalam mengurus
sesuatu yang
Kimia
Fisika
Ilmu2 Eksakta Matematika Manajemen
Teknik Adm. Kepegwaian
Calculus Adm. Keuangan
Statistik, Adm. Negara Adm. Perkantoran
Dsb. Kepemimpinan
Filsaft Adm.
Dsb.
F Ilmu Hukum D
I Ilmu Ekonomi
L Ilmu Politik
S Ilmu2 Sosial Sosiologi
A Ilmu Adminis- Manajemen
F trasi Manajemen Pro-
A Dsb. duksi
T Adm. Privat Industrial Relations
Sastra - Adm. Niaga Business Eduction
Seni Tari Traffic Management
Humaniora Seni Musik Dsb.
Seni Raya
Dsb.
56
tidak, bekerja sebagai kesatuan dan melaksanakan usaha sebaik-baiknya ke
arah tujuan yang diharapkan. Hal tersebut tidak dapat dicarikan dalam suatu
rumus melainkan didasarkan pada perasaan, naluri dan ilham. Kalau diadakan
perbandingan antara manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni,
dapat dilihat pada tabel: 2.1
Tabel: 2.1
Perbandingan antara manajemen sebagai ilmu dan seni
(Terry, 1962)
57
d. Suatu profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara
ilmiah, berkelanjutan.
Karena itu, nyatalah bahwa manajemen mempunyai sifat profesi.
Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah
tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga
pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang
dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang
kompeten.
Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan,
manajemen dipakai untuk “memerintah, membimbing dan menasehati
lainnya” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manjer dan para ahli
teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi,
pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi.
Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “pujilah
didepan umum dan keritiklah secara pribadi”, umumnya sangat berhasil,
walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian
sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan
karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan
jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang
memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan
orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standaar
obyektif yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor yang berkaitan dengan
pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai manajer dibanding
menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.
Akhirnya, para profesional pula dituntut oleh suatu kode etik yang harus
ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka. Karena profesional
memang ahli dalam suatu bidang tertentu, para klien sangat tergantung pada
mereka dan sebagai akibatnya, para profesional berada pada posisi yang
sangat renta.
Manajemen adalah sebuah profesi, tetapi menurut kriteria yang lain,
tidak demikian sekarang ini dapat dilihat berbagai indikasi yang menunjukkan
bahwa manajemen, sedang mengarah pada kecenderungan meningkatnya
profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun pada organisasi perusahaan,
organisasi non profit/nirlaba. Nampaknya, tekanan sosial yang berlangsung
sekarang dapat mengundang munculnya kesadaran akan timbulnya standard
etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal di dalam sekolah-sekolah
manajemen dan program pengembangan eksekutif akan menyebar luaskan
suatu kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang merupakan
tanda resmi bagi profesional.
58
B. PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
PENGETAHUAN
1. Scientific Management
59
a. Menunjukkan adanya kerugian besar yang diderita oleh negara
(A.S.) disebabkan karena ketidak efisiennya dalam hampir semua
kegiatan sehari-hari
b. Meyakinkan para pembaca bahwa untuk menghilangkan in efisien
ialah dengan menggunakan manajemen yang sistematis bukan
dengan jalan mencari orang-orang yang luar biasa.
c. Membuktikan bahwa manajemen yang terbaik adalah yang
menggu-nakan ilmu yang benar yang mempunyai prinsip-prinsip,
aturan-aturan dan hukum tertentu sebagai dasar.
d. Dan selanjutnya menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dasar dari
manajemen ilmiah secara universal dapat digunakan dalam berbagai
macam kegiatan manusia baik dalam pekerjaan yang sifatnya
individu maupun dalam perusahaan yang membutuhkan kerja sama.
Dalam teori itu, Taylor menunjukkan tugas-tugas manajer dalam
melaksanakan pekerjaannya yaitu:
a. Menghilangkan sistem trial and eror dengan metode yang scientific
di dalam memimpin organisasi
b. Membuat suatu analisis bagi setiap elemen pekerjaan
c. Memberikan training kepada para bawahan
d. Melakukan seleksi terhadap para bawahan
Dengan melihat pendapat Taylor ini hanya meninjau dari satu sudut saja
ialah hanya menitik beratkan pada faktor physihis manusia dan manajer
bawahan yang terlalu mendapat sorotan di dalam kegagalan suatu organisasi.
Manajemen ilmiah dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kerja terhadap
suatu usaha kerja sama yang dibebankan kepada setiap pakar (ahli) dengan
jalan menganalisis, menguraikan dan menyimpulkan.
Sebagai publikasi ilmiah, Ranupandojo (1990: p.5) mengemukakan
bahwa pada tahun 1947 Harper and Brothers di Amerika Serikat kembali
menerbitkan buku yang berjudul “Scientific Management” sebagai kumpulan
tulisan F.W Taylor yang telah diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya,
yaitu:
a. Shop Management (ditulis tahun 1903)
b. Principles of Scientific Management (ditulis tahun 1911)
c. Testimony Before the Special House Committee (ditulis tahun 1912)
2. Universal Of Management
60
dengan manajernya dalam beberapa tahun saja ia berhasil membuat
perusahaan tersebut kembali berjalan dengan baik dan mencapai sukses yang
besar.
Selama itu juga ia merenungkan pendapat-pendapatnya tentang
manajemen dan pada tahun 1900 untuk pertama kalinya memberikan ceramah
di depan kongres pertambangan baja, dengan mengemukakan gagasannya
bahwa pengetahuan teknik saja tidak cukup untuk mengurus suatu perusahaan
industri sewajarnya. Ia menyadari bahwa pengetahuan teknik yang ia miliki
tentang apa yang diurus lain halnya dengan soal bagaimana mengurusnya.
Karena besarnya perhatian terhadap manajemen dan organisasi perusahaan
demikian, ia mendirikan Centre d’Studen d’administration industrielle et
generale (pusat study manajemen industri dan umum). Pandangan mengenai
ilmu ini dimuat dalam majalah industri pertambangan tahun 1916 dalam
rangkaian karangannya berjudul “Bulletin de la societe de
I’industrieminerale”, pandangan-pandangan mana tahun 1918 dibukukan
dengan judul “administration industrielle et generale” (dalam bahasa Inggris
General and industrial Management
Menurut beliau setiap pemimpin harus menjalankan beberapa prinsip
dan prinsip tersebut berlaku secara universal bagi setiap organisasi. Adapun
prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Fayol ialah:
a. devision of work ( adanya pembagian kerja)
b. authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab)
c. discipline (disiplin)
d. unity of command ( kesatuan komando)
e. unity of direction (kesatuan arah)
f. subordination of individual interest to general intersest
(mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan umum)
g. remuniration of personnel (penggajian yang layak pada karyawan)
h. centralization (pemusatan)
i. schaler chain (jenjang bertanga, hierarki)
j. order (ketertiban)
k. equity (keadilan dan kejujuran)
l. stability o tenure of personnel (stabilitas kondisi karyawan)
m. iniciative (prakarsa, inisiatif)
n. espirit de corps (semangat kesatuan kelompok)
Penjelasan dari ke 14 prinsip tersebut lihat uraian Prinsip-prinsip
manajemen pada Bab III Sub E
Fayol juga merumuskan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
manajer, yaitu:
a. pisik yang kuat
b. Mental yang kuat
c. Moral yang baik
61
d. Pendidikan yang baik
e. Pengetahuan teknik yang baik
f.Berpengalaman
Selain itu, Fayol mengemukakan ada enam unsur kegiatan dalam
perusahaan industri, yaitu: kegiatan produksi, komersial, financial,
keselamatan, akuntnasi, dan kegiatan manajerial. Dari keenam kegiatan
tersebut, kegiatan manajerial merupkan tugas utama setiap manajer yang
disebut fungsi-fungsi manajemen.
Dengan melihat pendapat Fayol ini jika dihubungkan dengan Taylor
yang menyoroti manajer tingkat bawah, maka Fayol menyoroti manajer
tingkat atas yang secara tiba-tiba tanpa perundingan terlebih dahulu yaitu
hanya secara kebetulan Taylor di Amerika Serikat mengadakan penelitiannya
dengan menemukan letak kesalahan ada pada manajer tingkat bawah sedang
Fayol yang penelitiannya di Perancis dengan menemukan letak kesalahan ada
pada manajer tingkat atas, sehingga kedua tokoh inilah yang dinilai
mempunyai saham dalam sejarah perkembangan manajemen yang saling isi
mengisi, lengkap melengkapi tanpa diketahui satu sama lain. Karena itu, jika
Taylor diberi julukan sebagai seorang ilmuan atau bapak manajemen ilmiah,
maka Fayol adalah sebagai seorang praktisi atau bapak teori administrasi
modern.
3. Human Relation
Golongan ini dipelopori oleh “Elton Mayo” yang biasa disebut bapak
manajemen seni (arts of management). Golongan ini agaknya berbeda dengan
universal of management sebab golongan universal of management
aksentuasinya (penekanannya) hanya semata-mata faktor kejiwaan, maka
golongan human relation adalah merupakan penggabungan antara scientific of
management dengan universal of management karena dalam melaksanakan
proses manajemen, para pakar mulai beralih kepada faktor kemanusiaan serta
hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan dibina dan
dikembangkan oleh atau antar manusia pada semua tingkatan organisasi demi
terlaksananya kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim
dan harmonis. Dengan demikian gerakan hubungan kerja kemanusiaan
dirumuskan secara luas untuk mengatasi beberapa pendekatan yang
berpencaran pada ekonomi, sosiologi, dan psikologi organisasi dan lain-lain
Beberapa percobaan “Hawthorne Study” yang dilakukan yaitu dengan
mengubah-ubah kondisi kerja karyawan (seperti karyawan harus bekerja di
tempat yang kurang penerangannya dan diganti dengan bekerja di tempat yang
cukup penerangannya dan lain-lain), ternyata perubahan kondisi kerja ini
mempengaruhi hasil kerja karyawan tersebut. Akhirnya berkesimpulan bahwa
ada pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja. Produktivitas
62
tenaga kerja tidak hanya dipengaruhi oleh upah atau insentif saja, tetapi juga
oleh lingkungan kerja.
Suatu studi yang lain, menyimpulkan bahwa: organisasi informal,
kondisi sosial dan kebutuhan karyawan merupakan faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Hasil studi tersebut menyadarkan para ahli manajemen bahwa
manusia/orang itu bukanlah mesin. Manusia adalah baik dan untuk
meningkatkan daya laksananya, manajemen harus memanusiawikan kerja.
Yang meningkatkn partisipasi pegawai adalah sikap manajer yang
menunjukkan penghargaan dan kepercayaan kepada bawahan, meningkatkan
perhatian kepada terpadunya tujuan organisasi dengan tujuan individu,
membolehkan pegawai untuk memantau kegiatannya sendiri sebagai
pengganti alat pengawasan dari luar.
4. Behavioral Science
63
C. PERKEMBANGAN TEORI DAN MAZHAB MANAJEMEN
Sejak zaman Taylor dan Fayol, teori manajemen yang sifatnya universal
tersebut semakin berkembang dengan cepat. Banyak sumbangan penting yang
diperoleh antara lain bersumber dari:
64
c. Sumbangan para Sosiolog dan Ahli Ilmu Jiwa
65
sejumlah permasalahan yang perlu ditangani pada permulaan perang duni ke-
2. Dengan aplikasi lanjutan sehingga teknologi industri dan penggunaan
komputer mulai digunakan menjadi mashab ilmu manajemen.
66
E. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PEMIKIRAN
MANAJEMEN
yaitu:
67
1. Pendekatan tingkah laku
2. Pendekatan kuantitatif
3. Pendekatan proses
4. Pendekatan sistem, dan
5. Pendekatan kontijensi (peluang)
2. Pendekatan Kuantitatif
68
jawaban yang diperoleh dengan sendirinya perlu ditafsirkan dan
kebijaksanaan dapat digariskan berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan
yang diperoleh. Pemanfaatan komputer mempercepat perhitungan-perhitungan
tersebut sehingga manajemen dapat segera menyelesaikan soal-soal yang
dihadapinya.
3. Pendekatan Proses
4. Pendekatan Sistem
69
Suatu sistem terdiri dari “input”, “proses transpormasi”, dan “output”
yang merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang
lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya
dengan sistem yang lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak
lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih luas.
Sebuah organisasi, misalnya perusahaan, adalah sebuah sistem yang
meliputi bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, intern dengan berbagai aktivitas (planning, organizing, actuating,
controlling) dan pemanfaatan sarana bersangkutan (man, money, material,
machines, maket, methods dan information = 6 M + 1 I), ekstern berkaitan
dengan elemen lingkungan sebagai perangsang input dan penerima out-put
mereka. Lingkungan ini, oleh Lubis dan Huseini (1987) seperti: industri,
bahan baku, tenaga kerja, keuangan, pasar, teknologi, kondisi ekonomi,
pemerintah, dan kebudayaan. Oleh Pamuji (1989) meliputi faktor pisik
alamiah – trigatra yaitu lokasi dan posisi geografi, iklim dan kekayaan alam,
serta kemampuan penduduk. Faktor sosial pancagatra yaitu Ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hukum. Untuk lebih jelasnya manajemen sebagai
suatu sistem dapat dilihat pada gambar 2.3
POAC
MANAJEMEN SASARAN
Input Proses Transpormasi output
70
6M+1I
Balikan
1. Ideologi
LINGKUNGAN 2 Politik LINGKUNGAN 2.
Politik
- Sosial 3. Ekonomi Pancagatra
1. Sosial Budaya
2. Hankam
71
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan
pendekatan situasional (situational approach) Pendekatan ini termasuk
pendekatan yang relatif baru muncul yang berpendapat bahwa tidak ada resep
yang terbaik untuk mengatasi masalah tertentu dan menekankan.
pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini,
manajemen dipandang harus sesuai dengan lingkungan, pemecahan masalah
yang terbaik adalah menyelesaikan dengan situasi/kontijensinya.
Manajemen berdasarkan kontijensi banyak digunakan dalam manajemen
kemiliteran yang menyusun rencana untuk berbagai macam kondisi yang
diasumsikan akan terjadi. Dalam kondisi tertentu rencana tertentu yang
akan dilaksanakan tetapi apabila kondisinya berbeda akan digunakan rencana
yang lain pula
Pendekatan ini berpendapat bahwa tindakan apa pun yang dilakukan
manajer, misalnya berkomunikasi, akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
timbul dalam situasi secara keseluruhan. Karena sifatnya itulah maka
keberhasilan dalam manajemen tergantung pada tindakan-tindakan yang
sesuai dengan faktor-faktor yang mungkin terjadi dalam lingkungan.
1.
G. RINGKASAN
72
manajer dibutuhkan pengetahuan khsusus yang diakui oleh orang lain dan
tidak setiap orang dapat menjadi seorang manajer yang profesional
Dalam perkembangan manajemen sebagai ilmu pengetahuan, di-awali
dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh F.W
Taylor pada tahun 1886. Dalam perkembangannya sampai sekarang, terdapat
empat golongan besar yang melakukan pemikiran tentang manaje-men, yaitu:
Scientific management yang dipelopori F.W Taylor, Universal of management
oleh Hnry Fayol, Human Relation oleh Elton Mayo, dan Behavorial science
oleh Kurtt Lewin
Teori dan praktek manajemen seperti keadaan sekarang ini, tidaklah
tumbuh tanpa pengaruh dengan disiplin ilmu lain, tetapi minimal ada tiga
sumber yang utama mempengaruhinya, yaitu: (1) para ahli dari public
relation yang menciptakan efisiensi dalam pemerintahan, (2) para manajer
perusahaan yang memperkembangkan teori motivasi, kepemimpinan dan kerja
sama kelompok dalam suatu perusahaan, dan (3) para sosiolog dan physiolog
yang tidak sedikit sumbangannya dalam kehidupan perilaku organisasi.
Lima pendekatan dalam pemikiran manajemen, yaitu pendekatan
tingkah laku, kuantitatif, proses, sistem dan pendekatan kontijensi telah
memberikan kontribusi kepada para manajer pengetahuan tentang organiasi
dan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas manajemen. Masing-
masing pendekatan memberikan prospektif yang berbeda dalam menentukan
masalah dan peluang manajemen, dan dalam mengembangkan cara untuk
menghadapinya. Namun dalam tingkat evolusinya yang paling baru, setiap
pendekatan juga kurang memperhatikan atau tidak secara memadai
menghadapi aspek-aspek penting kehidupan organisasi. Pendekatan sistem
yang lebih baru, yang didasarkan pada teori sistem umum, dan pendekatan
kontijensi, telah dikembangkan sampai ke tingkat pada hasil yang dapat
memberikan pandangan yang bermanfaat untuk manajer. Pada akhirnya,
mereka mungkin dapat menghasilkan perpaduan antara setiap pendekatan
ataukah melahirkan pendekatan baru yang mungkin dapat mencapai tujuan
tersebut.
A. KATA KUNCI
73
Seni – Daya cipta yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu
kemahiran yang diperoleh dari pengalaman
Profesi – Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu
Scientific Management – Manajemen ilmiah yaitu penelaahan terhadap
manajemen dengan menggunakan alat atau metode keilmuan
Time and motion study yaitu penelitian yang dilakukan Tylor mengenai waktu
dan gerak agar diperoleh sistem kerja yang efektif dan efisien
Universal of Management – Manajemen umum yaitu penelaahan terhadap
manajemen dengan unsur umum/menyeluruh
Human Relation – Hubungan kemanusiaan yaitu: segenap aktivitas
penyatupaduan manusia dengan pekerjaan dalam sesuatu organisasi
yang memungkinkan terjadinya hubungan timbal-balik antara
manusia dengan pekerjaan yaitu manusia berguna pada pelaksanaan
kerja dan sebaliknya pekerjaan bermanfaat bagi manusia
Behavioral Scince – ilmu perilaku yaitu: penelaahan sesuatu bidang kajian
(manajemen) yang berhubungan dengan kelakuan atau perangai
manusia dalam kedudukannya sebagai obyek penentu kerja sama.
Pendekatan – cara mendekati sesuatu permasalahan sehinga masalah tersebut
dapat terpecahkan
Pendekatan tingkah laku – Mempelajari manajemen dengan orientasi pada
ilmu ilmu perilaku
Pendekatan kuantitatif – Memecahkan persoalan (manajemen) berdasarkan
jumlah atau banyaknya.
Proses – Rangkaian kegiatan secara berkelanjutan yang tidak berujung
Sistem – Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
terbentuk suatu totalitas
Pendekatan sistem – Memandang sesuatu (manajemen) yang terdiri dari
berbagai unsur saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan.
Kontijensi – penekanan pentingnya relevansi tindakan berdasarkan
keadaan/peluang yang terjadi. Tidak setiap teori dapat diterapkan
pada semua situasi.
A. PERLATIHAN
Pertanyaan
74
4. Jelaskan manajemen ilmiah konsep Taylor, apa dasar filsafatnya
5. Taylor dan Fayol, keduanya merupakan pemegang saham dalam
manajemen. Mengapa?
6. Elton Mayo sangat dikenal dengan penelitiannya yang dinamakan
“Howthorne Study” Apa hasil penelitian tersebut?
7. Elton mayo juga dikenal sebagai salah seorang toko mashab human
relation, Mengapa?
8. Lewin dikenal sebagai pelopor behavioral science, apa teorinya?
9. a. Sebutkan tiga sumber utama terhadap perkembangan teori manajemen
b. Tunjukkan dengan contohnya teori manajemen yang berasal dari
sumber tersebut.
10. Jelaskan apa yang menjadi inti permasalahan yang dikemukakan oleh
setiap pendekatan sehingga jelas perbedaan dan saling keterkaitannya.
a. pendekatan tingkah laku
b. pendekatan kuantitatif
c. pendekatan proses
d. pendekatan sistem
e. pendekatan kontijensi
Bahan Diskusi
75