Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANAJEMEN

SETELAH MEMPELAJARI BAB INI, ANDA


DIHARAPKAN DAPAT:
1. Memperbandingkan manajemen sebagai ilmu, seni, dan profesi
2. Mendeskripsikan empat golongan yang melakukan pemikiran
tentang manajemen
3. Membahas tiga sumber yang utama terhadap perkembangan
teori-teori manajemen
4. Mengidentifikasi berbagai bidang penerapan manajemen
5. Mengulas minimal lima pendekatan dalam pemikiran
manajemen
6. Tokoh manajemen dan sumbangan pemikirannya

A. MANAJEMEN SEBAGAI ILMU, SENI, DAN PROFESI

Salah satu sebab keterlambatan perkembangan manajemen sebagai


ilmu disebabkan adanya perbedaan pandangan terhadap status manajemen.
Ada sekelompok orang yang memandang hanya sebagai seni. Bukan sesuatu
yang dibuat melainkan dilahirkan, sehingga manajemen sebagai seni
merupakan bakat seseorang sejak ia dilahirkan.
Di pihak lain ada sekelompok orang yang berpendapat bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu, sehingga seseorang dapat menjadi
manajer/pemimpin yang baik setelah memperoleh pendidikan manajemen.
Lebih lanjut dalam pengembangannya terdapat gejala bahwa manajemen akan
menjadi suatu kegiatan profesi.
Supaya tidak mudah terjerumus, perlu segera memihak pada suatu
pandangan dengan mengetahui lebih dulu setiap yang dimaksud. Menjadi
pertanyaan dalam hal ini, apa yang dimaksud suatu ilmu dan seni manajemen?
Dapatkah manajemen dikatakan suatu profesi?
Sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut, masing-masing uraiannya
dapat dilihat pada berikut ini.

1. Manajemen sebagai Ilmu

Ilmu adalah suatu pengetahuan yang teratur dari hal-hal pekerjaan


hukum sebab dan akibat, sehingga menjadi tabiat ilmu, yaitu mencari
keterangan tentang kedudukan suatu hal atau masalah yang berhubungan
dengan sebab dan akibatnya. Pengetahuan tidak selamanya dapat digolong-

53
kan ilmu sebab ada pengetahuan atau pengetahuan saja. Di pihak lain, ada
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan keterangan dan inilah yang disebut
ilmu. Pengetahuan barulah merupakan tangga pertama bagi ilmu untuk
mencari keterangan lebih lanjut. Karena itu Muhammad Hatta mengemukakan
suatu pendapat bahwa seorang memperoleh pengetahuan tentang sesuatu
masalah dengan jalan keterangan untuk menyusun pikiran guna mengetahui
sebab kejadian dan akibatnya di saat itulah terjadi ilmu pengetahuan.
Pengalaman baru menjadi pengetahuan ilmu, apabila pengetahuan itu disertai
dengan pengertian tentang pekerjaan hukum kausal pada masalah yang
dialami itu. Masalah menimbulkan pertanyaan bagaimana duduknya dan
sebabnya. Kalau manajemen adalah suatu ilmu sebab kalau diteliti lebih lanjut
timbulnya ilmu manajemen dalam sejarah adalah disebabkan adanya
pemborosan-pemborosan baik tenaga kerja, waktu maupun materi dan biaya
di dalam setiap pekerjaan dalam suatu usaha.
Di samping alasan di atas, manajemen termasuk sebagai ilmu karena
memenuhi syarat-syarat sebagai ilmu yaitu:
a. Tersusun secara sistematis dan teratur
b. Objektif rasional sehinga dapat dipelajari
c. Menggunakan metode Ilmiah
d. Mempunyai prinsip-prinsip tertentu
e. Dapat dijadikan suatu teori
Tersusun secara sistematis dan teratur, manajemen memiliki
serangkaian tahap kegiatan fungsi secara berkaitan mulai dari menentukan
sasaran sampai berakhirnya sasaran atau tercapainya tujuan. Dalam hal ini,
beberapa pakar mengklasifikasikan dengan berlainan pendapat, namun pada
hakikatnya meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.
Mengenai objek manajemen, yaitu: apa yang menjadi sasaran atau
kajian penyelidikan manajemen. Sebagai objek adalah “manusia” itu sendiri.
Tetapi bukan manusia pada umumnya melainkan manusia dalam usaha kerja
sama. Sebagai usaha kerja sama itu tidak bisa dengan dirinya sendiri akan
tetapi melalui orang lain. Jadi objek manajemen adalah manusia dalam hal ini
cara memanfaatkan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan di sini
adalah tujuan yang hendak dicapainya sesuai dengan bidang kegiatannya,
sepertinya: bidang keuangan, bidang pema-saran, bidang perkantoran, bidang
akuntansi dan semacamnya.
Menggunakan metode ilmiah, seperti halnya dengan bidang lain yang
menggunakan metode deduksi dan induksi. Melakukan metode deduksi yaitu
metode yang bersifat rasional bersumber dari rasio atau akal pikiran.
Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak pada pengetahuan umum untuk
sampai kepada pengetahuan khusus yang baru. Pengetahuan umum ini bisa
berupa konsep atau teori mengenai sesuatu. Di dalam manjemen

54
sesungguhnya perencanaan, motivasi adalah suatu teori umum, sedangkan
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan merupakan teori khusu. Dari
teori umum (perencanaan dan motivasi) inilah manajemen bertitik tolak
melaksanakan kegiatan secara sistematis, efektif dan efisien menurut teori-
teori khusus sebagai pedoman. Cara menggunakan orang sesungguhnya
bertumpu pada perencanaan dan teori-teori motivasi dan sebagainya.
Sedangkan metode induktif yaitu bersifat empirik, bersumber dari pengalaman
konkrit. Melakukan penyelidikan dengan bertitik tolak dari pengetahuan
khusus untuk sampai pada pengetahuan umum. Di dalam manajemen
sesungguhnya pengalaman praktis dalam pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan dan lain-lain sebenarnya merupakan in-put dalam membuat
perencanaan yang bersifat umum.
Mempunyai prinsip-prinsip tertentu, pendapat Fayol yang menge-
mukakan 14 prinsip organisasi yang sekarang ini telah menjadi prinsip
manajemen merupakan sumbangan yang cukup besar melahirkan mana-jemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan.
Dapat dijadikan suatu teori. Di sini teori manajemen tidak diragukan
lagi karena sudah dipelajari dan dikembangkan melalui lembaga pendidikan
dan pelatihan dengan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran yang
dicantumkan dalam kurikulum bahkan terdapat jurusan yang disebut dengan
jurusan “manajemen”
Mnajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, jika dikaitkan dengan
klasifikasi ilmu, maka manajemen tergolong ke dalam ilmu-ilmu sosial,
bagian dari ilmu administrasi dan merupakan ilmu terapan (applied science)
karena kemanfaatannya hanya ada apabila diterapkan untuk meningkatkan
peri kehidupan manusia. Untuk lebih jelsnya, lihat gambar 2.1

2. Manajemen sebagai Seni

Kalau ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu sehingga


ilmu bersifat memilih. Lain halnya dengan seni, menurut Mohammad Hatta
seni memperhatikan keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam.
Ilmu mengajarkan untuk mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan
bagaimana melakukan sesuatu. Dalam kamus Webster’s New Collegiate
Dictionary, perkataan art (seni) berasal dari bahasa latin yaitu “artus” yang
berarti:
a. Daya cipta yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu
b. Kemahiran yang diperoleh dari pengalaman.
Kalau manajemen dihubungkan dengan pengertian seni di atas maka
manajemen dapat juga digolongkan sebagai seni, sebab jauh sebelum ilmu
manajemen timbul, dalam sejarah ternyata bahwa tujuan suatu golongan
masyarakat dapat tercapai, sehingga manajemen dalam arti art (seni) sudah

55
dimulai sejak manusia bermasyarakat, mengingat setiap masyarakat
walaupun sangat sederhana, memerlukan manajer dan pengurusan. Dalam
kontes ini manajemen sebagai seni berarti kemahiran dalam mengurus
sesuatu yang
Kimia
Fisika
Ilmu2 Eksakta Matematika Manajemen
Teknik Adm. Kepegwaian
Calculus Adm. Keuangan
Statistik, Adm. Negara Adm. Perkantoran
Dsb. Kepemimpinan
Filsaft Adm.
Dsb.
F Ilmu Hukum D
I Ilmu Ekonomi
L Ilmu Politik
S Ilmu2 Sosial Sosiologi
A Ilmu Adminis- Manajemen
F trasi Manajemen Pro-
A Dsb. duksi
T Adm. Privat Industrial Relations
Sastra - Adm. Niaga Business Eduction
Seni Tari Traffic Management
Humaniora Seni Musik Dsb.
Seni Raya
Dsb.

Gambar: 2.1 Pencabangan Ilmu-ilmu Pengetahuan


(S.P.Siagian, 1985:p.22)

dikombinasikan dengan daya cipta, sehingga tujuan yang telah ditetapkan


dapat tercapai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen mencakup
keduanya, baik sebagai ilmu maupun sebagai seni. Berarti juga, supaya
seseorang dapat menjadi manajer atau pemimpin yang baik, di samping harus
memiliki pengetahuan tentang ilmu manajemen, juga harus memiliki seni
manajemen.
Pengembangan seni manajemen yang dimiliki, dapat dilakukan melalui
studi, observasi dan praktek. Seorang manajer yang baik, merupakan seorang
artis dan ahli ilmu pengetahuan. Ia harus dapat memberi inspirasi, memuji,
mengajar, merangsang orang-orang lain, baik yang berbakat maupun yang

56
tidak, bekerja sebagai kesatuan dan melaksanakan usaha sebaik-baiknya ke
arah tujuan yang diharapkan. Hal tersebut tidak dapat dicarikan dalam suatu
rumus melainkan didasarkan pada perasaan, naluri dan ilham. Kalau diadakan
perbandingan antara manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni,
dapat dilihat pada tabel: 2.1
Tabel: 2.1
Perbandingan antara manajemen sebagai ilmu dan seni
(Terry, 1962)

Manajemen sebagai ilmu Manajemen sebagai seni


a. advanced by knowledge (mem- a. advanced by practice (mem-
peroleh kemajuan melalui pe- peroleh kemajuan melalui
ngetahuan) praktek)
b. proces (membuktikan) b. feels (merasakan)
c. predicts (meramalkan) c. guesses (mengira-ngira)
d. defines (merumuskan) d. mescribes (menguraikan)
e. measures (mengukur) e. opines (memberi pendapat)

1. Manajemen sebagai Kegiatan Profesi

Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa manajemen selain


merupakan suatu seni, juga sekaligus merupakan suatu ilmu, tetapi apakah ia
juga merupakan suatu profesi?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) disebutkan profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan
dsb.) tertentu.
Pigor (1950), juga Hunderson (1980), maupun Pollet (1959) dalam
definisi mereka menyatakan bahwa:
a. Suatu jabatan, supaya dapat disebut suatu profesi, maka jabatan itu
harus berdasarkan pada suatu wadah ilmu pengetahuan yang
sistimatis dan pelaksanaannya menuntut kecerdasan dan keahlian
guna pemecahan berbagai masalah yang sulit.
b. Suatu profesi, menuntut waktu yang lama untuk persiapan
spesialisasi dan berdasarkan pada suatu latar belakang pendidikan
yang luas
c. Suatu profesi, selalu membukakan kesempatan dan menyediakan
waktu bagi anggota-anggotanya untuk mengikuti latihan-latihan
guna peningkatan dan penyegaran pengetahuan mereka. Latihan-
latihan itu bersifat terus menerus.

57
d. Suatu profesi menghendaki penelitian dan penyelidikan secara
ilmiah, berkelanjutan.
Karena itu, nyatalah bahwa manajemen mempunyai sifat profesi.
Pertama, sudah dijelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu yang sudah
tidak diragukan lagi karena sudah dipelajari, dikembangkan melalui lembaga
pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh pengetahuan khusus yang
dibutuhkan dan kecakapan untuk mempergunakan kemampuan manajer yang
kompeten.
Kedua, pengetahuan khusus dan kecakapan yang dibutuhkan,
manajemen dipakai untuk “memerintah, membimbing dan menasehati
lainnya” meskipun dapat dilakukan oleh kebanyakan manjer dan para ahli
teori manajemen tidak dapat diterapkan secara utuh pada semua situasi,
pedoman-pedoman tertentu memiliki tingkat reabilitas yang cukup tinggi.
Misalnya pedoman sederhana mengenai tingkah laku yang berbunyi “pujilah
didepan umum dan keritiklah secara pribadi”, umumnya sangat berhasil,
walaupun kadang-kadang tidak demikian halnya.
Ketiga, manajemen berarti memajukan tiap pekerjaan sedemikian
sehingga ia berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk kecakapannya bukan
karena favoritisme atau faktor lain yang sama sekali tidak berkaitan dengan
jabatan yang dipangkunya. Sayangnya ada juga sejumlah manajer yang
memperoleh posisi kemanajeran mereka karena hubungan mereka dengan
orang-orang penting tertentu atau karena faktor-faktor yang sama sekali tidak
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Di samping itu tidak ada standaar
obyektif yang disepakati bersama yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
manajer. Karena kompleksitasnya faktor-faktor yang berkaitan dengan
pekerjaan manajer, maka adalah lebih sulit untuk menilai manajer dibanding
menilai misalnya: guru, bidan, polisi, dan profesi lainnya.
Akhirnya, para profesional pula dituntut oleh suatu kode etik yang harus
ditaati sepenuhnya, yang melindungi klien mereka. Karena profesional
memang ahli dalam suatu bidang tertentu, para klien sangat tergantung pada
mereka dan sebagai akibatnya, para profesional berada pada posisi yang
sangat renta.
Manajemen adalah sebuah profesi, tetapi menurut kriteria yang lain,
tidak demikian sekarang ini dapat dilihat berbagai indikasi yang menunjukkan
bahwa manajemen, sedang mengarah pada kecenderungan meningkatnya
profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun pada organisasi perusahaan,
organisasi non profit/nirlaba. Nampaknya, tekanan sosial yang berlangsung
sekarang dapat mengundang munculnya kesadaran akan timbulnya standard
etik yang baku. Perkembangan pendidikan formal di dalam sekolah-sekolah
manajemen dan program pengembangan eksekutif akan menyebar luaskan
suatu kumpulan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan yang merupakan
tanda resmi bagi profesional.

58
B. PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
PENGETAHUAN

Sejarah perkembangan manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan


ditandai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah pada tahun 1886 yang
dipelopori oleh Fredirik Wislo Taylor yang berkebangsaan Amerika Serikat.
Pada tahun 1886 adalah merupakan titik tolak peralihan dari manajemen seni
semata-mata yang beralih kepada manajemen sebagai ilmu pengetahuan.
Karena manajemen telah memiliki syarat-syarat sebagai suatu ilmu (lihat
uraian terdahulu).
Perkembangan manajemen adalah merupakan akibat atau pengaruh dari
dinamika masyarakat sebaliknya dinamika dari manajemen dapat juga
mempengaruhi dinamika dari masyarakat yang mementingkan ilmu tersebut.
Dengan melihat sejarah pertumbuhan manajemen, ada empat golongan
besar yang mengadakan pemikiran tentang perkembangan manajemen, yaitu:
1. Scientific management
2. Universal of Management
3. Human Relation
4. Behavioral Science

1. Scientific Management

Golongan ini di pelopori oleh F.W Taylor atas penyelidikannya pada


salah satu perusahaan baja midvale (midvale steel company) di Philadephia
pada tahun 1873 dan menjadi insinyur kepala pada tahun 1884 dengan
mencurahkan waktunya guna menyelidiki pembuatan barang-barang pada
perusahaan itu dengan jalan menggunakan stop watch tape (ukuran) dan
perhitungan tindakan-tindakan dari para pekerja pada waktu mengolah bahan-
bahan dan kerjanya mesin.
Cara penyelidikannya itu terkenal dengan sebutan “Time and motion
study” atau study tentang waktu dan gerak dimana penguraiannya dapatlah
disimpulkan bahwa pemborosan waktu penggunaan tenaga kerja dan bahan-
bahan (materi) disebabkan karena pengawasan kerja yang tidak efektif.
Hasil penyelidikan ditulis dan diterbitkan pada tahun 1911 dengan judul
principles of scientific management (prinsip-prinsip manajemen ilmiah). Dan
dengan terbitnya buku tersebut banyak pakar sepakat menyatakan sebagai
awal mulanya manajemen keilmuan dan F.W Taylor dijuluki sebagai “Bapak
Manajemen Ilmiah”. Adapun pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
karangannya itu, adalah:

59
a. Menunjukkan adanya kerugian besar yang diderita oleh negara
(A.S.) disebabkan karena ketidak efisiennya dalam hampir semua
kegiatan sehari-hari
b. Meyakinkan para pembaca bahwa untuk menghilangkan in efisien
ialah dengan menggunakan manajemen yang sistematis bukan
dengan jalan mencari orang-orang yang luar biasa.
c. Membuktikan bahwa manajemen yang terbaik adalah yang
menggu-nakan ilmu yang benar yang mempunyai prinsip-prinsip,
aturan-aturan dan hukum tertentu sebagai dasar.
d. Dan selanjutnya menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dasar dari
manajemen ilmiah secara universal dapat digunakan dalam berbagai
macam kegiatan manusia baik dalam pekerjaan yang sifatnya
individu maupun dalam perusahaan yang membutuhkan kerja sama.
Dalam teori itu, Taylor menunjukkan tugas-tugas manajer dalam
melaksanakan pekerjaannya yaitu:
a. Menghilangkan sistem trial and eror dengan metode yang scientific
di dalam memimpin organisasi
b. Membuat suatu analisis bagi setiap elemen pekerjaan
c. Memberikan training kepada para bawahan
d. Melakukan seleksi terhadap para bawahan
Dengan melihat pendapat Taylor ini hanya meninjau dari satu sudut saja
ialah hanya menitik beratkan pada faktor physihis manusia dan manajer
bawahan yang terlalu mendapat sorotan di dalam kegagalan suatu organisasi.
Manajemen ilmiah dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kerja terhadap
suatu usaha kerja sama yang dibebankan kepada setiap pakar (ahli) dengan
jalan menganalisis, menguraikan dan menyimpulkan.
Sebagai publikasi ilmiah, Ranupandojo (1990: p.5) mengemukakan
bahwa pada tahun 1947 Harper and Brothers di Amerika Serikat kembali
menerbitkan buku yang berjudul “Scientific Management” sebagai kumpulan
tulisan F.W Taylor yang telah diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya,
yaitu:
a. Shop Management (ditulis tahun 1903)
b. Principles of Scientific Management (ditulis tahun 1911)
c. Testimony Before the Special House Committee (ditulis tahun 1912)

2. Universal Of Management

Golongan ini dipelopori oleh Henry Fayol yang dilahirkan di Istambul


berkebangsaan Perancis pada tahun 1841 dan menyelesaikan studynya sebagai
insinyur pertambangan pada tahun 1860 dari School of Mines di ST. Etienne
(Perancis). Dan pada tahun itu juga dia bekerja pada perusahaan
pertambangan dan baja “Society de Commentry – fourchambault”. Berkat

60
dengan manajernya dalam beberapa tahun saja ia berhasil membuat
perusahaan tersebut kembali berjalan dengan baik dan mencapai sukses yang
besar.
Selama itu juga ia merenungkan pendapat-pendapatnya tentang
manajemen dan pada tahun 1900 untuk pertama kalinya memberikan ceramah
di depan kongres pertambangan baja, dengan mengemukakan gagasannya
bahwa pengetahuan teknik saja tidak cukup untuk mengurus suatu perusahaan
industri sewajarnya. Ia menyadari bahwa pengetahuan teknik yang ia miliki
tentang apa yang diurus lain halnya dengan soal bagaimana mengurusnya.
Karena besarnya perhatian terhadap manajemen dan organisasi perusahaan
demikian, ia mendirikan Centre d’Studen d’administration industrielle et
generale (pusat study manajemen industri dan umum). Pandangan mengenai
ilmu ini dimuat dalam majalah industri pertambangan tahun 1916 dalam
rangkaian karangannya berjudul “Bulletin de la societe de
I’industrieminerale”, pandangan-pandangan mana tahun 1918 dibukukan
dengan judul “administration industrielle et generale” (dalam bahasa Inggris
General and industrial Management
Menurut beliau setiap pemimpin harus menjalankan beberapa prinsip
dan prinsip tersebut berlaku secara universal bagi setiap organisasi. Adapun
prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Fayol ialah:
a. devision of work ( adanya pembagian kerja)
b. authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab)
c. discipline (disiplin)
d. unity of command ( kesatuan komando)
e. unity of direction (kesatuan arah)
f. subordination of individual interest to general intersest
(mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan umum)
g. remuniration of personnel (penggajian yang layak pada karyawan)
h. centralization (pemusatan)
i. schaler chain (jenjang bertanga, hierarki)
j. order (ketertiban)
k. equity (keadilan dan kejujuran)
l. stability o tenure of personnel (stabilitas kondisi karyawan)
m. iniciative (prakarsa, inisiatif)
n. espirit de corps (semangat kesatuan kelompok)
Penjelasan dari ke 14 prinsip tersebut lihat uraian Prinsip-prinsip
manajemen pada Bab III Sub E
Fayol juga merumuskan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
manajer, yaitu:
a. pisik yang kuat
b. Mental yang kuat
c. Moral yang baik

61
d. Pendidikan yang baik
e. Pengetahuan teknik yang baik
f.Berpengalaman
Selain itu, Fayol mengemukakan ada enam unsur kegiatan dalam
perusahaan industri, yaitu: kegiatan produksi, komersial, financial,
keselamatan, akuntnasi, dan kegiatan manajerial. Dari keenam kegiatan
tersebut, kegiatan manajerial merupkan tugas utama setiap manajer yang
disebut fungsi-fungsi manajemen.
Dengan melihat pendapat Fayol ini jika dihubungkan dengan Taylor
yang menyoroti manajer tingkat bawah, maka Fayol menyoroti manajer
tingkat atas yang secara tiba-tiba tanpa perundingan terlebih dahulu yaitu
hanya secara kebetulan Taylor di Amerika Serikat mengadakan penelitiannya
dengan menemukan letak kesalahan ada pada manajer tingkat bawah sedang
Fayol yang penelitiannya di Perancis dengan menemukan letak kesalahan ada
pada manajer tingkat atas, sehingga kedua tokoh inilah yang dinilai
mempunyai saham dalam sejarah perkembangan manajemen yang saling isi
mengisi, lengkap melengkapi tanpa diketahui satu sama lain. Karena itu, jika
Taylor diberi julukan sebagai seorang ilmuan atau bapak manajemen ilmiah,
maka Fayol adalah sebagai seorang praktisi atau bapak teori administrasi
modern.

3. Human Relation

Golongan ini dipelopori oleh “Elton Mayo” yang biasa disebut bapak
manajemen seni (arts of management). Golongan ini agaknya berbeda dengan
universal of management sebab golongan universal of management
aksentuasinya (penekanannya) hanya semata-mata faktor kejiwaan, maka
golongan human relation adalah merupakan penggabungan antara scientific of
management dengan universal of management karena dalam melaksanakan
proses manajemen, para pakar mulai beralih kepada faktor kemanusiaan serta
hubungan formal dan informal apa yang perlu diciptakan dibina dan
dikembangkan oleh atau antar manusia pada semua tingkatan organisasi demi
terlaksananya kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana yang intim
dan harmonis. Dengan demikian gerakan hubungan kerja kemanusiaan
dirumuskan secara luas untuk mengatasi beberapa pendekatan yang
berpencaran pada ekonomi, sosiologi, dan psikologi organisasi dan lain-lain
Beberapa percobaan “Hawthorne Study” yang dilakukan yaitu dengan
mengubah-ubah kondisi kerja karyawan (seperti karyawan harus bekerja di
tempat yang kurang penerangannya dan diganti dengan bekerja di tempat yang
cukup penerangannya dan lain-lain), ternyata perubahan kondisi kerja ini
mempengaruhi hasil kerja karyawan tersebut. Akhirnya berkesimpulan bahwa
ada pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja. Produktivitas

62
tenaga kerja tidak hanya dipengaruhi oleh upah atau insentif saja, tetapi juga
oleh lingkungan kerja.
Suatu studi yang lain, menyimpulkan bahwa: organisasi informal,
kondisi sosial dan kebutuhan karyawan merupakan faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Hasil studi tersebut menyadarkan para ahli manajemen bahwa
manusia/orang itu bukanlah mesin. Manusia adalah baik dan untuk
meningkatkan daya laksananya, manajemen harus memanusiawikan kerja.
Yang meningkatkn partisipasi pegawai adalah sikap manajer yang
menunjukkan penghargaan dan kepercayaan kepada bawahan, meningkatkan
perhatian kepada terpadunya tujuan organisasi dengan tujuan individu,
membolehkan pegawai untuk memantau kegiatannya sendiri sebagai
pengganti alat pengawasan dari luar.

4. Behavioral Science

Golongan ini dipelopori oleh “Kurtt Lewin”. Golongan ini berpendapat


bahwa untuk melaksanakan proses manajemen harus diarahkan pendekatan
terhadap ilmu-ilmu sosial umpamanya sosiologi, ilmu jiwa sosial dan
antropologi sosial. Teori beliau lebih terkenal dengan nama “The teory of
group dinamic”. Teori ini mengemukakan ada dua kelompok manajer yang
akan timbul dalam suatu organisasi yaitu:
- Group Authoritan
- Group Demokratis
Salah satu pengikut dari golongan ini ialah Chester Barnard dengan
mengemukakan bahwa di dalam suatu organisasi lebih utama pendekatan
informal daripada pendekatan formal. Dan pengikut selanjutnya ialah
“Prestus” dengan mengadakan suatu penelitian tentang partisipasi
(simpatisan) bahwa di dalam suatu organisasi ada tiga golongan simpatisan
yakni:
a. Partisipan yang indifference ialah simpatisan yang tidak mau peduli
dengan organisasi. Prinsip dari golongan ini ialah gaji yang harus
cukup.
b. Partisipan yang up work mobile pada umumnya golongan ini ialah
mereka yang berpangkat tinggi dan bergaji tinggi. Menurut Prestus
golongan ini senantiasa memperhatikan promosi jabatan, golongan
semacam ini menurut beliau takut diganti
c. Partisipan ambivalen adalah suatu golongan di dalam suatu
organisasi yang ingin mengadakan perombakan baik terhadap
sistem organisasi maupun struktur dan metode kerja. Golongan ini
pada umumnya yang ahli dan spesialis

63
C. PERKEMBANGAN TEORI DAN MAZHAB MANAJEMEN

1. Perkembangan Teori=Teori Manajemen

Sejak zaman Taylor dan Fayol, teori manajemen yang sifatnya universal
tersebut semakin berkembang dengan cepat. Banyak sumbangan penting yang
diperoleh antara lain bersumber dari:

a. Para Ahli Publik Administration

Berkenaan dengan timbulnya gerakan manajemen ilmiah maka ahli-ahli


didorong juga untuk menciptakan efisiensi di dalam pemerintahan terutama
dalam bidang personalia dan manajemen yang lebih matang. Penganjur
terkemuka adalah Wilson sejak tahun 1885 berkali-kali menyerukan efisiensi
di dalam pemerintahan serta Gulick yang menekankan organisasi
pemerintahan dengan fungsi manajemen POSDCORB.

b. Para Manajer Perusahaan

Agaknya sumbangan terpenting dalam pengembangan teori manaje-men


bersumber dari usahawan. Sebab kerja manajemen yang mantap dirasakan
amat sukar dan manajemen yang buruk mempunyai arti serius terhadap posisi
kedudukan manajer terutama tingkat tinggi, sehinga mereka mencari usaha
untuk mempertahankan kedudukan. Di samping itu masalah manajemen
agaknya terasa lebih tajam di bidang perusahaan daripada bidang-bidang lain.
Tambahan pula bahwa kunci suksesnya usaha swasta dalam menghadapi dan
menanggapi perkembangan terletak pada manajemen yang baik. Toko
dibidang ini selain Fayol ialah Robb yang mengatakan bahwa organisasi
adalah sebagai alat untuk mengarahkan tenaga manusia dan material secara
efisien, suatu alat yang harus disesuaikan dengan kegiatan setiap usaha. Robb
adalah orang pertama yang memperingatkan organisasi yang melampaui
batas, yang mengandung bahaya terlalu banyak spesialisasi fungsionil di
dalam perusahaan akan menimbulkan persoalan dalam hal koordinasi.
Tokoh lain ialah Dennison seorang industrialis yang memper-
kembangkan konsepsi motivasi, kepemimpinan dan kerja sama kelompok
dalam suatu perusahaan. Barnard mengemukakan teori tentang pengambilan
putusan, dengan perhatian utama mencari faktor yang strategis. Brown
seorang usahawan mengemukakan analisis delegasi wewenang,

64
c. Sumbangan para Sosiolog dan Ahli Ilmu Jiwa

Memang diakui para sosiolog dan psycholog hanya sedikit menaruh


perhatian dan minat terhadap soal-soal umum manajemen, namun terhadap
perkembangan teori manajemen, mereka turut berjasa. Sosiolog memberi
sumbangan dalam kehidupan dan perilaku kelompok serta kepemimpinan,
sedang psycholog memberi teori-teori tentang perilaku rasional dalam
pemutusan, mekanisme pengaruh kelompok, sifat kepemimpinan dan masalah
motivasi.
Sumbangan-sumbangan itu sangat diperlukan sebab teori manajemen
membutuhkan segala disiplin yang ditujukan memahami tingkah laku
management procest)

2. Perkembangan Mazhab-mazhab Manajemen

Hasibuan, (2011: 22) mengutip pendapat George R. Terry, bahwa


mazhab-mazhab manajemen itu adalah
1) Mazhab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan (management by
custion)
2) Mazhab Manajemen Ilmiah (scientific managemet school)
3) Mazhab Perilaku (Behaviour school)
4) Mazhab Sosial (the social school)
5) Mazahab Manajemen Sistem (system nagemenet school)
6) Mazhab Manajemen Berdasarkan Keputusan (decisions management
school)
7) Mazhab Pengukuran Kuantitatif (quantitative measure)
8) Mazhab Proses Manajemen (management process)
9) Mazhab Manajeen Menurut Krsdaan (contingency management
school)
Berbeda dengan Siswanto (2014: 31-38) mengemukakan hanya ada tiga
mazhab, yaitu: mazhab klasik, mashab manajemen perilaku. dan mazhab ilmu
manajemen.
Mashab klasik yang terbagi dalam dua cabang, yaitu manajemen
ilmiah dan teori organisasi klasik. Para pengembang manajemen ilmiah antara
lain: Robert Oweh, Charles Babbage, Frederik W Taylor. Henry L. Gantt,
Sedangkan, teori organisasi klasik adalah Henry Fayol .
Mashab manajemen perilaku, timbul dilatarbelakangi temuan para
manajer bahwa dengan pendekatan klasik efisiensi produksi dan keselarasan
kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Pengembangannya adalah Hugo
Munsterberg dan Elton Mayo.
Mashab ilmu manajemen, dilatarbelakangi oleh lahirnya 0perating
research (OR) yang dibentuk oleh pemerintah Inggris untuk menghadapi

65
sejumlah permasalahan yang perlu ditangani pada permulaan perang duni ke-
2. Dengan aplikasi lanjutan sehingga teknologi industri dan penggunaan
komputer mulai digunakan menjadi mashab ilmu manajemen.

D. BERBAGAI BIDANG PENERAPAN MANAJEMEN

Simbolon, (2004: 34) mengemukakan ada 22 bidang penerapan


manajemen, sebagai berikut:
1. Inventor control (pengawasan persediaan)
2. Facility design (desainfasilitas)
3. Product mixdetermination (Penentuan ramuan produk)
4. Port folio analysis of securities (analisis tentang efek)
5. Scheduling and sequencing (penetapan waktu)
6. Merger growth analysis (analisis tentang pertumbuhan merger)
7. Transportation planning (perencanaan transpor)
8. Design of information system (desain sistem-sistem informasi)
9. Allocation of scare resources (alokasi sumber-sumber daya langka)
10. Investment decision new plants onthe like (keputusan-keputusan
investasi)
11. Project management planning and control (manajemen proyek
perencanaan dan pengawasan)
12. New product decisions (keputusan tentang produk baru)
13. Sales force decisions (keputusan tentang personil bidang
penjualana)
14. Market research decisions (keputusan tentangriset pasar)
15. Research and development decisions (keputusan tentang riset dan
pengembangan)
16. Pricing decisions (keputusan tentang harga)
17. Competitive bidding decisions (keputusan penawaran-penawaran
kompetitif)
18. Quality control decisions (keputusan tentang pengawasan kualitas)
19. Distribution dicisions (keputusan tentang distribusi)
20. Man power planning and control decisions (keputusan tentang
pengawasan dan perencanaan sumber daya manusia)
21. Credit policy analysis (analisis tentang kebijaksanaan kredit
22. Research and development effectiveness (keefektifan riset dan
pengembangan)

66
E. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PEMIKIRAN
MANAJEMEN

Apabila dikaji dari berbagai literatur manajemen, akan ditemukan


beberapa pendekatan dalam pemikiran manajemen, diantaranya:
1. Ranupandojo, (1990; 13) mengemukakan ada dua belas macam
pendekatan manajemen, yaitua:
a. Pendekatan empiris atau pendekatan kasus,
b. Pendekatan hubungan antar pribadi,
c. Pendekatan hubungan antar kelompok
d. Pendekatan sistem sosial,
e. Pendekatan sosial keteknikan (sosioteknical)
f. Pendekatan teori keputusan,
g. Pendekatan sistem,
h. Pendekatan matematika,
i. Pendekatan kontingensi,
j. Pendekatan peran manajeril,
k. Pendekatan operasional.
l. Pendekatan peran team manajemen
2. Hasibuan, (2011: 30) mengemukakan beberapa pendekatan (approach)
yang dapat dilakukan dalam mempelajari ilmu manajemen, yaitu:
a. Pendekatan berdasarkan kebiasaan,
b. Pendekatan berdasarkan kelakuan antaridividu,
c. Pendekatan berdasarkan kelakuan kelompok,
d. Pendekatan sistem kerja sama sosial,
e. Pendekatan sistem sosio teknik,
f. Pendekatan teori keputusan,
g. Pendekatan pusat komunikasi,
h. Pendekatan matematik,
i. Pendekatan situasional,
j. Pendekatan sumber daya manusia, dan
k. Pendekatan kombinasi
3.

yaitu:

67
1. Pendekatan tingkah laku
2. Pendekatan kuantitatif
3. Pendekatan proses
4. Pendekatan sistem, dan
5. Pendekatan kontijensi (peluang)

1. Pendekatan Tingkah Laku

Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa manajemen berarti


pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka mempelajari manajemen
harus dipusatkan pada hubungan antara orang. Kadang-kadang juga disebut
penelaahan “human factor approach” (Liem Tjeng Bie) atau “behavior
science approach”.
Pendekatan ini merupakan perkembangan dari penerapan ilmu-ilmu
tentang perilaku dan ilmu jiwa sosial pada manajemen. Menurut pendekatan
ini, titik fokus tindakan manajerial adalah perilaku manusia. Apa yang
dicapai, bagaimana mencapainya dan mengapa dapat dicapai dipandang ada
kaitannya dengan dampaknya dan pengaruhnya terhadap manusia. Individu
dianggap sebagai mahluk sosio-psikologis. Dengan demikian, yang diper-
soalkan dalam pendekatan tingkah laku ini antara lain: hubungan manusiawi,
motivasi, kepemimpinan, latihan dan komunikasi. Pendekatan perilaku
menyatakan “manajemen tidaklah melakukannya: justru manajemen
menyebabkan orang lain melakukannya”.
Pendekatan tingkah laku memberikan sumbangan pikiran yang penting
antara lain: penggunaan “partisipasi” dan cara-cara dalam menghadapi
pertentangan yang timbul akibat perbedaan pendapat, serta penekanan
pengaruh lingkungan dan pengaruh irasionalitas terhadap perilaku.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai pendekatan matematis. Di


dalam studi manajemen, pendekatan ini menitik beratkan peranan pemakaian
data angka, matematika, dan statistik dalam membantu manajemen dalam
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Karena itu, studi
manajemen diberi label penelitian operasi (operations research) atau ilmu
manajemen (management science).
Pendekatan kuantitatif terhadap manajemen titik berat terletak pada
optimalisasi atau minimalisasi usaha dengan penggunaan model-model
matematika, statistik, ekonometri, dan lain-lain sangatlah besar. Suatu

68
jawaban yang diperoleh dengan sendirinya perlu ditafsirkan dan
kebijaksanaan dapat digariskan berdasarkan hasil perhitungan-perhitungan
yang diperoleh. Pemanfaatan komputer mempercepat perhitungan-perhitungan
tersebut sehingga manajemen dapat segera menyelesaikan soal-soal yang
dihadapinya.

3. Pendekatan Proses

Pendekatan manajemen dalam hal ini menganggap manajemen sebagai


suatu proses aktivitas yang terdiri dari berbagai sub-aktivitas yang masing-
masing merupakan fungsi fundamental manajemen. Menurut Terry sub-
aktivitas tersebut meliputi: perencanaan, pengorganisasian, peng-gerakan, dan
pengawasan. Keempat sub-aktivitas tersebut merupakan fungsi fundamental
manajemen yang berkaitan erat satu sama lain: suatu fungsi tidak seluruhnya
terhenti sebelum fungsi berikutnya dimulai. Dalam keadaan saling pengaruh
keempat fungsi fundamental manajemen itu sama-sama membentuk proses
manajemen merupakan suatu sirkulasi berkelanjutan yang tak berujung.
Untuk jelasnya, lihat gambar 2.2

PEREN- PENGORGANI- PENGGE- PENGAWAS-


CANAAN SASIAN RAKAN AN

Gambar 2.2 Sirkulasi Manajemen Sebagai Proses

4. Pendekatan Sistem

Sesuai dengan namanya, pendekatan ini memandang manajemen


sebagai suatu sistem. Pengertian sistem dapat dirumuskan sebagai suatu
totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan
bersama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu di dalam suatu
lingkungan. Bagian-bagian atau subsistem-subsistem tersebut merupakan
kompleksitas tersebut, tetapi dalam kebersamaan mencapai suatu tujuan itu,
berlangsung secara harmonis dalam keteraturan yang pasti.

69
Suatu sistem terdiri dari “input”, “proses transpormasi”, dan “output”
yang merupakan suatu totalitas, yang digerakkan oleh sistem-sistem yang
lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak lepas dari kaitannya
dengan sistem yang lebih kecil yang dinamakan subsistem tadi, dan tidak
lepas dari kaitannya dengan sistem yang lebih luas.
Sebuah organisasi, misalnya perusahaan, adalah sebuah sistem yang
meliputi bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, intern dengan berbagai aktivitas (planning, organizing, actuating,
controlling) dan pemanfaatan sarana bersangkutan (man, money, material,
machines, maket, methods dan information = 6 M + 1 I), ekstern berkaitan
dengan elemen lingkungan sebagai perangsang input dan penerima out-put
mereka. Lingkungan ini, oleh Lubis dan Huseini (1987) seperti: industri,
bahan baku, tenaga kerja, keuangan, pasar, teknologi, kondisi ekonomi,
pemerintah, dan kebudayaan. Oleh Pamuji (1989) meliputi faktor pisik
alamiah – trigatra yaitu lokasi dan posisi geografi, iklim dan kekayaan alam,
serta kemampuan penduduk. Faktor sosial pancagatra yaitu Ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hukum. Untuk lebih jelasnya manajemen sebagai
suatu sistem dapat dilihat pada gambar 2.3

LINGKUNGAN 1. Lokasi dan posisi geografis LINGKUNGAN


- Pisik 2. Iklim dan kekayaan alam Trigatra
3. Kemampuan penduduk

POAC

MANAJEMEN SASARAN
Input Proses Transpormasi output

70
6M+1I

Balikan

1. Ideologi
LINGKUNGAN 2 Politik LINGKUNGAN 2.
Politik
- Sosial 3. Ekonomi Pancagatra
1. Sosial Budaya
2. Hankam

Gambar 2.3 Manajemen Sebagai Suatu Sistem

5. Pendekatan Kontijensi (Berdasarkan keadaan/Peluang)

71
Pendekatan kontijensi (contingency approach) disebut juga dengan
pendekatan situasional (situational approach) Pendekatan ini termasuk
pendekatan yang relatif baru muncul yang berpendapat bahwa tidak ada resep
yang terbaik untuk mengatasi masalah tertentu dan menekankan.
pentingnya relevansi tindakan manajerial dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam lingkungan. Dengan demikian, menurut pendekatan ini,
manajemen dipandang harus sesuai dengan lingkungan, pemecahan masalah
yang terbaik adalah menyelesaikan dengan situasi/kontijensinya.
Manajemen berdasarkan kontijensi banyak digunakan dalam manajemen
kemiliteran yang menyusun rencana untuk berbagai macam kondisi yang
diasumsikan akan terjadi. Dalam kondisi tertentu rencana tertentu yang
akan dilaksanakan tetapi apabila kondisinya berbeda akan digunakan rencana
yang lain pula
Pendekatan ini berpendapat bahwa tindakan apa pun yang dilakukan
manajer, misalnya berkomunikasi, akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
timbul dalam situasi secara keseluruhan. Karena sifatnya itulah maka
keberhasilan dalam manajemen tergantung pada tindakan-tindakan yang
sesuai dengan faktor-faktor yang mungkin terjadi dalam lingkungan.

F. BEBERAPA TOKOH MANAJEMEN DAN SUMBANGAN


PEMIKIRANNYA

1.

G. RINGKASAN

Manajemen adalah suatu pengetahuan yang dapat dipelajari.


Manajemen merupakan ilmu pengetahuan karena mempunyai obyek
pembahasan tertentu dengan menggunakan metode ilmiah, tersusun secara
sistimatis, mempunyai prinsip-prinsip tertentu, dapat diterapkan dalam
kegiatan kehidupan sehari-hari dan diterima oleh umum secara universal.
Selain sebagai ilmu, manajemen juga sebagai seni dan merupakan
kegiatan profesi. Sebagai seni karena manajemen tidak hanya dibutuhkan
pengetahuan tetapi dituntut kemahiran dalam mengurus sesuatu yang
dikombinasikan dengan daya cipta sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Sebagai kegiatan profesi karena untuk menjadi seorang

72
manajer dibutuhkan pengetahuan khsusus yang diakui oleh orang lain dan
tidak setiap orang dapat menjadi seorang manajer yang profesional
Dalam perkembangan manajemen sebagai ilmu pengetahuan, di-awali
dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh F.W
Taylor pada tahun 1886. Dalam perkembangannya sampai sekarang, terdapat
empat golongan besar yang melakukan pemikiran tentang manaje-men, yaitu:
Scientific management yang dipelopori F.W Taylor, Universal of management
oleh Hnry Fayol, Human Relation oleh Elton Mayo, dan Behavorial science
oleh Kurtt Lewin
Teori dan praktek manajemen seperti keadaan sekarang ini, tidaklah
tumbuh tanpa pengaruh dengan disiplin ilmu lain, tetapi minimal ada tiga
sumber yang utama mempengaruhinya, yaitu: (1) para ahli dari public
relation yang menciptakan efisiensi dalam pemerintahan, (2) para manajer
perusahaan yang memperkembangkan teori motivasi, kepemimpinan dan kerja
sama kelompok dalam suatu perusahaan, dan (3) para sosiolog dan physiolog
yang tidak sedikit sumbangannya dalam kehidupan perilaku organisasi.
Lima pendekatan dalam pemikiran manajemen, yaitu pendekatan
tingkah laku, kuantitatif, proses, sistem dan pendekatan kontijensi telah
memberikan kontribusi kepada para manajer pengetahuan tentang organiasi
dan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas manajemen. Masing-
masing pendekatan memberikan prospektif yang berbeda dalam menentukan
masalah dan peluang manajemen, dan dalam mengembangkan cara untuk
menghadapinya. Namun dalam tingkat evolusinya yang paling baru, setiap
pendekatan juga kurang memperhatikan atau tidak secara memadai
menghadapi aspek-aspek penting kehidupan organisasi. Pendekatan sistem
yang lebih baru, yang didasarkan pada teori sistem umum, dan pendekatan
kontijensi, telah dikembangkan sampai ke tingkat pada hasil yang dapat
memberikan pandangan yang bermanfaat untuk manajer. Pada akhirnya,
mereka mungkin dapat menghasilkan perpaduan antara setiap pendekatan
ataukah melahirkan pendekatan baru yang mungkin dapat mencapai tujuan
tersebut.

KATA KUNCI DAN PERLATIHAN

A. KATA KUNCI

Ilmu – Suatu bidang pengetahuan yang tersusun secara sistematis menurut


metode ilmiah dengan prinsip tertentu dan obyektif yang rasional
serta dapat dijadikan teori

73
Seni – Daya cipta yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu
kemahiran yang diperoleh dari pengalaman
Profesi – Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu
Scientific Management – Manajemen ilmiah yaitu penelaahan terhadap
manajemen dengan menggunakan alat atau metode keilmuan
Time and motion study yaitu penelitian yang dilakukan Tylor mengenai waktu
dan gerak agar diperoleh sistem kerja yang efektif dan efisien
Universal of Management – Manajemen umum yaitu penelaahan terhadap
manajemen dengan unsur umum/menyeluruh
Human Relation – Hubungan kemanusiaan yaitu: segenap aktivitas
penyatupaduan manusia dengan pekerjaan dalam sesuatu organisasi
yang memungkinkan terjadinya hubungan timbal-balik antara
manusia dengan pekerjaan yaitu manusia berguna pada pelaksanaan
kerja dan sebaliknya pekerjaan bermanfaat bagi manusia
Behavioral Scince – ilmu perilaku yaitu: penelaahan sesuatu bidang kajian
(manajemen) yang berhubungan dengan kelakuan atau perangai
manusia dalam kedudukannya sebagai obyek penentu kerja sama.
Pendekatan – cara mendekati sesuatu permasalahan sehinga masalah tersebut
dapat terpecahkan
Pendekatan tingkah laku – Mempelajari manajemen dengan orientasi pada
ilmu ilmu perilaku
Pendekatan kuantitatif – Memecahkan persoalan (manajemen) berdasarkan
jumlah atau banyaknya.
Proses – Rangkaian kegiatan secara berkelanjutan yang tidak berujung
Sistem – Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
terbentuk suatu totalitas
Pendekatan sistem – Memandang sesuatu (manajemen) yang terdiri dari
berbagai unsur saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan.
Kontijensi – penekanan pentingnya relevansi tindakan berdasarkan
keadaan/peluang yang terjadi. Tidak setiap teori dapat diterapkan
pada semua situasi.

A. PERLATIHAN

Pertanyaan

1. Bandingkan antara manajemen sebagai ilmu, seni dan profesi.


2. Sejak kapan manajemen ilmiah itu dikenal? Kemukakan dengan
pembuktiannya
3. Dalam sejarah pertumbuhan manajemen ada empat golongan yang
melakukan pemikiran tentang manajemen. Kemukakan keempatnya
disertai dengan pelopornya

74
4. Jelaskan manajemen ilmiah konsep Taylor, apa dasar filsafatnya
5. Taylor dan Fayol, keduanya merupakan pemegang saham dalam
manajemen. Mengapa?
6. Elton Mayo sangat dikenal dengan penelitiannya yang dinamakan
“Howthorne Study” Apa hasil penelitian tersebut?
7. Elton mayo juga dikenal sebagai salah seorang toko mashab human
relation, Mengapa?
8. Lewin dikenal sebagai pelopor behavioral science, apa teorinya?
9. a. Sebutkan tiga sumber utama terhadap perkembangan teori manajemen
b. Tunjukkan dengan contohnya teori manajemen yang berasal dari
sumber tersebut.
10. Jelaskan apa yang menjadi inti permasalahan yang dikemukakan oleh
setiap pendekatan sehingga jelas perbedaan dan saling keterkaitannya.
a. pendekatan tingkah laku
b. pendekatan kuantitatif
c. pendekatan proses
d. pendekatan sistem
e. pendekatan kontijensi

Bahan Diskusi

1. Berikan pernyataan secara fundamental/ketentuan umum yang dapat


dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan menyatakan manajemen
sebagai ilmu, seni, dan profesi
2. Dalam sejarah perkembangan manajemen dikenal empat golongan besar
yang melakukan pemikiran tentang manajemen. Keempat kelompok
pemikir tersebut saling terkait/mendukung untuk membentuk suatu
kebulatan yang utuh, sehingga keberadaan manajemen tidak diragukan
lagi. Diskusikan dengan melahirkan suatu konsep paradigma manajemen
3. Teori-teori manajemen pada dasarnya bersumber dari pakar teori
administrasi negara, manajer perusahaan dan sosiolog. Diskusikan dengan
menginventarisasi teori manajemen yang mengacu pada ketiga sumber
tersebut.
4. Dalam buku ini diungkapkan lima pendekatan dalam pemikiran mana-
jemen. Diskusikan kontribusi kelemahan dan kekuatan setiap pendekatan
tersebut.

75

Anda mungkin juga menyukai