Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mandiri

Menejemen proyek

Oleh :

Muhammad Daris Mubarak ( 1704104010025 )

Dosen Kelas :

Erna Meutia, S.T, M.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2019/2020
1. Jelaskan apa saja yang ada didalam kontrak ?
 Identitas para pihak yang berkontrak. Syarat ini merupakan hal yang terpenting
karena akan menjelaskan pihak – pihak yang akan menjalankan kontrak,Identitas para
pihak biasanya memuat nama, alamat, kewarganegaraan, domisili, dan kewenangan
membubuhkan tanda tangan.

 Rumusan pekerjaan. Didalam konrak kerja harus dirumuskan secara jelas dan rinci
mengenai apa yang akan dikerjakan seperti lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan
waktu proyek. Dalam praktik, penambahan waktu pekerjaan tetap dimungkinkan asalkan
disepakati lebih dahulu oleh para pihak.

 Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan. Masa ini memuat jangka waktu


pertanggungan atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Syarat ini
berkaitan dengan asuransi proyek konstruksi, dengan asumsi ada kemungkinan kegagalan
atau kejadian di luar perkiraan,maka seluruhnya akan ditanggung oleh penyedia jasa
kontruksi sesuai dengan kontrak kesepakatan kerja.

 Gambaran tentang tenaga ahli. Gambaran ini menjelaskan mengenai jumlah,


kualifikasi keahlian, dan klasifikasi pekerjaan jasa kontruksi yang akan
dilakukan.Dengan adanya gambaran tenaga ahli akan memudahkan dalam pembagian
pekerjaan kontruksi ketika di lapangan.

 Hak dan kewajiban para pihak. Semua pihal yang terlibat dalam kontruksi memiliki
hak masing – masing sesuai kesepakatan.Misalnya, di satu sisi pengguna jasa berhak
untuk memperoleh hasil konstruksi dan di sisi lain berkewajiban memenuhi isi perjanjian
seperti membayar penyedia jasa.

 Cara pembayaran. Dalam kontrak harus diatur bagaimana pembayaran proyek


dilakukan. Bisa jadi ada kemungkinan pembayaran di muka, memakai cicilan, harus
menggunakan bank, dan lain-lain. Klausula ini memberikan kepastian kepada para pihak.

 Aturan mengenai cedera janji (wanprestasi). Kontrak harus memuat tanggung jawab
salah satu pihak jika isi perjanjian tidak dilaksanakan sesuai apa yang disepakati. Penting
juga memuat apa yang masuk lingkup cedera janji agar memudahkan penyelesaian
masalah ketika terjadi masalah dalam masa kontruksi.
 Klausula penyelesaian sengketa. Kontrak harus memuat mekanisme penyelesaian
sengketa yang akan ditempuh para pihak jika terjadi sengketa. Penyelesaian sengketa jasa
kontruksi bisa lewat pengadilan atau penyelesaian di luar pengadilan (out of court
settlement). 

 Pemutusan kontrak kerja konstruksi. Pemutusan kontrak terjadi apabila salah satu
pihak tidak menyelesaikan kewajiban dan terbuka peluang pemutusan kontrak secara
sepihak. Dalam konteks ini, kontrak jasa konstruksi sebaiknya memuat ketentuan
pemutusan kontrak kerja yang sesuai dengan kesepakatan.

 Kondisi-kondisi yang dikualifikasi sebagai keadaan memaksa atau force majeur.


Kondisi ini merupakan kejadian yang timbul di luar kehendak para pihak dan
menimbulkan implikasi pada pekerjaaan jasa konstruksi. Misalnya, banjir atau gempa
bumi. 

 Klausula mengenai kegagalan bangunan. Isinya tentang kewajiban para pihak


(penyedia jasa dan pengguna jasa) jika terjadi kegagalan bangunan.
  
 Klausula mengenai perlindungan pekerja. Para pekerja yang mengerjakan jasa
kontruksi seharusnya dilindungi dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja. Klausula
ini bisa merujuk pada Undang - undang Ketenagakerjaan dan peraturan keselamatan
kerja. 

 Klausula mengenai pemenuhan kewajiban yang berkenaan dengan lingkungan.


seperti Amdal,perizinan lingkungan,peraturan pemerintah setempat,dll.

2. Jelaskan bagaimana proses pelelangan?

1. Pengambilan Dokumen Lelang


Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya dengan
memerinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini penting agar dapat dijadikan sebagai
dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

2. Pembentukan Team Pelaksana Lelang (TPL)


Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan  SDM yang memiliki kompetensi sesuai
dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang
berlaku.
3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang
Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami dokumen
proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat
mengikuti penjelasan / aanwijzing kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-
dokumen sbb :
1. Bill of Quantity (BoQ)
2. Technical Specification (Spek Teknis)
3. Drawings (Gambar)
4. Agreement, General & Special Condition  of Contract (Surat Perjanjian, Spek Umum &
Khusus)
5. Attachments (Lampiran)
6. Addendum
7. Peraturan terkait

4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan


Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting dalam rangka mendapatkan
kejelasan terhadap hal-hal sbb :
1. Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi
2.    Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama dengan panitia /
owner.
3. Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan dll sehingga proyek
ini dapat dilaksankan dengan baik.
4. Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut dibangun, berkaitan
dengan hal-hal sbb:
a. Kondisi lingkungan proyek (sosial dan budaya, medan kerja, dll)
b. Akses jalan masuk proyek
c. Kelayakan Jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki
d. Keamanan
e. Kondisi tanah
f. Dll

5. Pelajari lebih mendalam Dokumen lelang


Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut :
1. Kesesuaian BQ dengan gambar, spek dan dokumen lainnya
2. Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket proyek)
Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structur (WBS) sehingga secara
akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket proyek,
berkaitan dengan hal-hal sbb :
• Rincian BQ / WBS (paket pekerjaan)
• Penghitungan Volume Pekerjaan
• Gambar Detail / Sketsa
• Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier.
WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan
menetapkan  lingkup total dari proyek.
Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti halnya scope statement,
WBS seringkali digunakan untuk mengembangkan atau mengjelaskan pengertian umum dari
lingkup proyek.

6. Survey Lapangan detail


Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara mendalam setelah mempelajari secara
mendalam dokumen lelang seperli diuraikan pada point 5.
Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan,
merencanakan site plan, mengetahui item-item pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti
perlunya jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll.
Pada survei ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti penyelidikan
tanag, komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya seperti alat, tenaga,
bahan material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga,
harga satuan dll)

7. Perhitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan perhitungan volume
pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ, dan diperlukan perhitungan volume
pekerjaan yang merupakan pekerjaan penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dll.
Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat serta tertelusur sesuai WBS
yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa kurang perhitungan atau duplikasi
perhitungan.
Apabila ada perubahan gambar / spek maka dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana
yang diperlukan koreksi / penyesuaian / perhitungan ulang atas perubahan tersebut.
Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi siapa
melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar / spek yang mana sehingga saat
dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.

8. Metode Kerja
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan perjaan dengan urutan penyusunan
sebagai berikut :
1. Difinisi pekerjaan,
a. Penjelasan tentang pekerjaan
b. Spesifikasi, volume pekerjaan
2. Lokasinya
3. Metode kerja/cara kerja
a. Bagaimana caranya
b. Menggunakan alat apa
c. Urutan pekerjaan  (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)
4. Kebutuhan sumber daya
5. Waktu yang diperlukan
6. Jadwal pelaksanaan
7. Hal-hal penting yg harus diketahui / diperhatikan
8. Gambar-gambar kerja / gambar pelaksanaan

Pekerjaan yang dibuat secara detai metode kerjanya adalah yang memiliki kriteria sebagai
berikut :
a. Yang mempunyai nilai bobot 80% sesuai dengan bobot pareto
b. Yang termasuk dalam  lintasan kritis, sesuai dengan hasil net work planning

9. Sub-Kontraktor
Pemilihan pekerjaan yang disub kontrakkan dilakukan dalam rangka memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Meningkatkan fokus perusahaan;
2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia;
3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering;
4. Membagi resiko;
5. Sumber daya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain;
6. Memungkinkan tersedianya dana kapital;
7. Menciptakan dana segar;
8. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasi;
9. Memperoleh sumberdaya yang tidak dimiliki sendiri;
10. Memecahkan masalah yang sulit dikendalikan atau dikelola.

Pemilihan Sub Kontraktor / Suplyer dilakukan dengan sangat selektif agar tujuan tersebut
diatas dapat dipenuhi, dan pengendalian dokumen terhadap pekerjaan yang dikerjakan oleh
pihak ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, karena kesalahan informasi /
dokumen akan membuat kekeliruhan dalam menentukan asumsi, sumber daya dan harga
pekerjaan.
Kegiatan dalam proses procurement pada proses tender meliputi :
a. Perencanaan pekerjaan yang akan di Sub Kontrakkan / rencana pembelian Perencanaan 
Kontrak & Pembayaran
b. Pemilihan Vendor yang dinominasikan
c. Permintaan Penawaran
d. Evaluasi Penawan termasuk lingkup yang bersesuaian dengan paket pekerjaan
e. Penentuan Vendor yang dipilih sehingga dokumen dari vendor yang dipakai untuk
penawaran terdokumentasi dengan baik

10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan memastikan bahwa aktivitas proyek konstruksi
telah ditangani dengan benar  sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
timbulnya kecelakaan secara ringan  (menyebabkan luka-luka ringan atau parah yang masih
dapat disembuhkan tanpa cacat) maupun yang berat (menyebabkan cacat tidak dapat bekerja
atau meninggal dunia) yang akan terjadi baik terhadap karyawan / properti yang ada dengan
demikian proses-proses yang dilakukan berupa :
• Perencanaan K3 (Safety Plan),
• Penanganan K3 dan
• Pelaksanaan Administrasi dan Pelaporan

11. Pembuatan Pra Rencana Mutu Proyek


Yang utama dalam kegiatan ini adalah mlakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Memahami spek setiap pekerjaan dan material yang dipakai
2. Memahami persyaratan mutu yang bersesuaian dengan yang sudah ditetapkan dalam spek,
berkaitan dengan upaya untuk melakukan pemilihan material / metode yang memenuhi syarat
3. Dokumen atas persyaratan yang dipilih menjadi dokumen kontrol dan didukung oleh data-
data yang dapat dipertanggung jawabkan.

12. Plafond Harga Penawaran


Plafon harga yang didasarkan pada Ownwer Estimate merupakan reverensi tetapi tidak
menjadi patokan, melainkan untuk melakukan evaluasi terhadap harga yang dibentuk dari
perhitungan RAP dan Mark Up.

13. Proses Komputer


Merupakan proses perhitungan dengan menggunakan komputer dan program yang dapat
diandalkan ketelusurannya sehingga setiap ada perubahan formulanya terkait satu sama lain.
File perhitungan dapat menjamin mana data / file yang dipakai dan direvisi sehingga mudah
ditelusuri bila menggunakan alternatif-alternatif RAP / RAB

14. Jaminan Bank, Referensi Bank dan Syarat-Syarat Administrasi.


Hasil dari perhitungan RAP / RAB draft dapat dipakai sebagai acuan untuk menentukan
besarnya jaminan pelaksanaan proyek sebagai syarat administrasi yang harus dipenuhi dan
dilampirkan dama penawaran / bid.
Pengurusan atas jaminan ini harus memenuhi ketentuan bank dan persyaratan dalam
administrasi lelang, karena dapat menggugurkan penawaran.
Pada saat final penawaran besaran dari jaminan ini dichek kembali apakah sudah sesuai
dengan ketentuan / persyaratan lelang yang berlaku.

15. Memperhitungkan kemampuan Lawan


Perhitungan kemampuan lawan dipakai untuk melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
kemenangan tender yang diikuti, dan dapat dipakai sebagai referensi dalam melakukan
keputusan keikut sertaan tender maupun penetapan harga penawaran yang kompetitif

16. Perhitungan Mark Up


Perhitungan Mark Up harus didasarkan pada beban-beban kewajiban yang harus dipenuhi
yang menjadi ketentua kantor pusat, kantor cabang dan proyek termasuk biaya pemasaran,
serta keuntungan bersih yang direncanakan.
Murk Up juga sudah memperhitungkan adanya risiko kenaikan harga, dan risiko lain yang
diperhitungkan dalam merespon risiko.

17. Menyusun, Pengecekan dan Pemasukan Penawaran


Tahapan yang penting pada saat melakukan penyusunan dokumen penawaran adalah
pemenuhan dokumen serta lampiran yang diperlukan dalam setiap dokumen harus mengikuti
ketentuan yang berlaku dan menjadi persyaratan kelengkapan administrasi.
Pengendalian atas kesesuaian dokumen perlu dilakukan dengan adanya bukti pengecekan
berupa chek list yang ditandatangani oleh tim leader sebagai bukti telah dilakukan kontrol
baik isi dokumen maupun kelengkapannya

18. Laporan hasil Lelang/-Tender


Laporan ini dibuat dalam rangka melakukan evaluasi terhadap hasil tender dan alasan-alasan
terukur yang menjadi penyebab kegagalan serta kekuatan yang menjadi unggulan dalam
persaingan, hal ini dapat memberikan pembelajaran untuk kegiatan tender yang akan datang.

Merupakan data-data yang menjadi ketentuan saat menetapkan harga penawaran / tender
sehingga menjadi pertanggung jawaban tim estimating kepada manajemen perusahaan.
Dokumen ini diperlakukan sebagai dokumen kontrol

3. Sebutkan dengan jelas dan detail dari Gambar rencana teknis bangunan meliputi
rencana arsitektur, rencana struktur dan rencana utilitas bangunan (lihat tugas
kelompok masing-masing)...
Gambar Rencana Teknis Bangunan Gambar Rencana Arsitektur, Meliputi :

1. Gambar Situasi ( tampak atas bangunan ), meliputi :

– Bentuk atap

– Letak bangunan dalam tapak

– Gambar letak pohon dan perkerasan

– Gambar arah utara

2. Gambar Denah (gambar Potongan 1 m dari lantai, meliputi :

– Nama ruang

– Ketinggian lantai

– Ukuran ruang

– Garis atap

– Informasi bukaan pintu dan jendela

– Gambar tangga

– Letak kolom utama

3. Gambar Tampak (gambar wajah bangunan dari muka, samping dan belakang ), meliputi :

– Memperlihatkan letak jendela, pintu, dekorasi, atap dan dinding,

– Merupakan bagian yang tak terpisahkan dari potongan.

4. Gambar Potongan (potongan melintang bangunan yang memperlihatkan letak dan ukuran elemen
bangunannya )

– Tinggi lantai, plafon, atap, pondasi, jendela

– Potongan pondasi, dinding, balok, plat struktur atap dan penutup atap

– Jarak antar kolom, pondasi.

– Antara potongan dan tampak adalah tidak terpisahkan

5. Rencana Pintu dan Jendela

6. Rencana Lantai

7. Rencana Plafon

Gambar Rencana Struktur, Meliputi :


1. Gambar Rencana Atap : Gambar yang memperlihatkan tampak atas yang memperlihatkan
konstruksi atap (kayu, baja dan aluminium)

– Gambar sistem dan letak konstruksi atap (kuda-kuda dan penutup atap)

– Gambar bahan bangunan yang digunakan

– Gambar konstruksi atap merupakan gambar rinci dari potongan

2. Gambar Rencana Balok dan Kolom : Gambar denah kolom dan balok yang memperlihatkan letak,
jarak dan dimensi.

– rencana balok dan kolom

– Potongan plat

3. Gambar Rencana Pondasi : Gambar denah dan potongan pondasi yang digunakan.

– Bentuk pondasi

– Perletakan

– Dimensi pondasi

– Jenis pondasi yang digunakan

– Bahan bangunan yang digunakan

Gambar Rencana Utilitas Bangunan, meliputi :

1. Rencana plumbing (perpipaan)

• Jaringan Air Limbah Rumah Tangga

• Jaringan Air Limbah Khusus

• Jaringan Air Bersih

• Jaringan Air Untuk Pemadam Kebakaran

2. Rencana Jaringan Lampu

3. Rencana HVAC

4. Rnecana Jaringan Data

5. Rencana Jaringan Telepon

6. Rencana Jaringan CCTV

Anda mungkin juga menyukai