Konsultan kontraktor
KOORDINASi merupakan tujuan untuk mewujudkan keinginan pengguna jasa, yang secara
teknik dapat diukur melalui efisiensi dan efektivitas dari kalitas produk yang dihasilkan.
‘’Pemilik pekerjaan/Owner adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh, memberikan pekejaan
kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya tersebut’’
WAKTU MUTU
Badan usaha konstruksi berdasarkan UU RI
Tahun 1999 diwajibkan memiliki :
Sertifikat Badan usaha
IZIN USAHA JAKON (IUJK)
SERTIFIKAT BADAN USAHA (SBU) DI TERTIBKAN
OLEH LPJK
SERTIFIKAT AHLI / TERAMPIL DITEERBITKAN
OLEH LPJK
UNTUK PEKERJAAN KHUSUS DITAMBAHKAN
SERTIFIKAT MANAJEMEN MUTU (ISO)
PEMBENTUKAN
PANITIA LELANG
DENGAN
PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI
PENANDAATANGA
N IKRAR AGAR
TIDAK KKN
PENETAPAN
SANGGAHAN PELELANGAN
PEMENANG
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB PROYEK PEMBANGUNAN DAN SOLUSI NYA
Keterlambatan pengadaan material dan alat proyek Keterlambatan dalam
pengadaanya berarti terjadi kemunduran waktu pelaksanaan, untuk mengatasinya
pihak kontraktor dapat bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan supplier
yangh siap mengirim bahan dan alat tepat waktu sesuai kesepakatan kedua belah
pihak.
Tempat pembuangan ( Disposal Area ) Pekerjaan proyek yang berkaitan dengan
pembuangan tanah galian atau sampah membutuhkan tempat pembuangan yang
terkadang sulit untuk mencarinya, untuk pembuangan tanah mungkin masih
mendapat kemudahan karena material terbuang tersebut masih laku untuk dijual lalu
bagaimana dengan sampah proyek yang kehadiranya mengganggu area sekitar
pembuangan sehingga terjadi kesulitan dalam menemukan disposal area,
Kebocoran bekisting Pekerjaan struktur beton bertulang membutuhkan cetakan
bekisting yang benar-benar rapi Dan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran yang
dapat menyebabkan keluarnya air semen, untuk menutup selah-celah kebocoran
bekisting dapat dilakukan dengan cara penutupan menggunakan sobekan bekas zak
semen yang dicelupkan air terlebih dahulu.
Kondisi lapangan berbeda dengan perencanaan Dalam pelaksanaan proyek ada
kalanya kondisi dilapangan tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan baik
dalam hal gambar kerja maupun penggunaan jenis material .
Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item
pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan sebuah proyek.
Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk :
• Kurva S
• Bar chart
• Network planning
• schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau waktu tertentu.
• Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms project.
Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi
antara lain:
• Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
• Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
• Pedoman waktu untuk pengadaan alat alat kerja.
• Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu pelaksanaan
proyek.
• Sebagai tolok ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.
• Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja
proyek konstruksi.
• Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu.
• Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek
atau bonus atas percepatan proyek.
• Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal
pelaksanaan proyek yang baik dibutuhkan:
• Gambar kerja proyek
• Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
• Bill of Quantity ( BQ ) atau daftar volume pekerjaan
• Data lokasi proyek berada
• Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang
tersedia disekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.
• Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus
didatangkan ke lokasi proyek.
• Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di
butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
• Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
• Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.
• Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing
item pekerjaan.
• Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub
kontraktor, material.
• Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran
pekerjaan, tenggang waktu pembayaran progress dll.
KONTRAK ADALAH Menyamakan pola pikir, pengertian dan memberi pedoman sehingga
memudahkan bagi pengguna barang/jasa dan pengawas untuk menyusun, memeriksa
dan melaksanakan kontrak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Isi kontrak konstruksi :
Kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya memuat :
1. Identitas Para Pihak Yang Terlibat
2. Rumusan pekerjaan (kerja, nilai kerja dan batasan waktu pelaksanaan)
3. Masa petanggungan/pemeliharaan
4. Tenaga ahli (jumlah, kalasifikasi dan kualifikasi)
5. Hak dan kewajiban,Cara pembayaran & Sanksi (cedera janji)
6. Penyelesaian perselisihan,Pemutusan kontrak kontruksi
7. Keadaan memaksa (force majeur )
8. Kegagalan bangunan
9. Perlindungan pekerjaan
10. Aspek lingkungan
Klaim merupakan bentuk atau cara permohonan atau permintaan
tambahan waktu, biaya atau kompensasi yang lain di dalam suatu
pekerjaan konstruksi. Klaim akan lebih memungkinkan di terima, jika di
dalam kontrak sudah terdapat klausula mengenai klaim. Sayangnya di
dunia jasa konstruksi di Indonesia klausula klaim masih sangat jarang
dimasukkan ke dalam dokumen kontrak, sebab masih banyak yang
belum memahami tentang klaim atau memahami klaim sebagai tuntutan,
dimana orang yang mengajukan klaim dianggap orang yang suka
menuntut dan susah diatur. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman
mengenai klaim dimana arti klaim dari kepustakaan barat menyatakan
bahwa klaim adalah suatu permintaan (demand). Klaim di dunia
konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan
pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak luar dan pengguna
/ penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu,
biaya atau kompensasi lain (Nazarkhan Yasin, 2004).
1. Tenaga kerja konstruksi di klasifikasikan berdasarkan
bidang keilmuan yang terkait jasa konstruksi.
Tenaga jasa konstruksi terdiri atas kualifikasi dalam
jabatan
A. Operator
C. Ahli