Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA

JL. Letjen T.B. Simatupang No. 152 Tanjung Barat – Jakarta Selatan
Telp. (021) 789 0865 Fax (021) 789 0965
Email : info@jagakarsa.ac.id Website : http://www.jagakarsa.ac.id

UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020-2021


Mata Kuliah : Manajemen Konstruksi
Hari/tanggal : Rabu/ 13 Januari 2021
Waktu : 16.30 – 18.00
Semester/Progran Studi : VII (enam) Sore (C)/ T. Sipil
Dosen : Dr. Ir. Mardiaman, M.T.
Sifat Ujian : buka buku
Ruang 318

1. Sebutkan jenis-jenis kontrak dalam industry konstruki berdasarkan cara pembayarannya!


2. Sebutkan pemangku (stakeholder) dalam industri konstruksi!
3. Apa-apa saja yang perlu dijelaskan dalam struktur organisasi! Buatkan contohnya!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan siklus hidup proyek. Ada berapa stage dalam siklus
proyek.

5. Sebutkan cara-cara penyelesaian sengketa jika terjadi kegagalan dalam indusri konstruksi!
6. Sebutkan dan jelaskan jaminan (surety bond) yang berlaku dalam pelaksanaan proyek
konstruksi

Nama : Carnegie Sebastian S


NPM : 17510042
Teknik Sipil Semester VII Sore
Jawaban

No. 1
Kontrak konstruksi adalah juga kontrak bisinis yang merupakan suatu perjanjian
dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat di
dalamnya terdapat tindakan-tindakan yang bermuatan bisnis. Sedangkan yang
dimaksud bisnis adalah tindakan yang mempunyai aspek komersial. Dengan demikian
kontrak kerja konstruksi yang juga merupakan kontrak bisnis adalah perjanjian tertulis
antara dua atau lebih pihak yang mempunyai nilai komersial (Hikmahanto Juwana,
2001).

Sistem Kontrak

Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara berbagai
pihak untuk mewujudkan suatu sistem tertentu yang telah disepakati adalah
kontrak. Kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam
pekerjaan yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan, kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pelaksanaan dan
kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pengawasan.

Bentuk dan Jenis Kontrak


Banyaknya jenis dan standar kontrak yang berkembang dalam industri konstruksi
memberikan beberapa alternatif pada pihak pemilik untuk memilih jenis dan standar
kontrak yang akan digunakan. Beberapa jenis dan standar kontrak yang berkembang
diantaranya adalah Federation Internationale des Ingenieurs Counseils (FIDIC), Joint
Contract Tribunal (JCT), Institution of Civil Engineers (I.C.E), General Condition of
Goverment Contract for Building and Civil Engineering Works (GC/Works), dan lain-lain.
Bentuk kontrak konstruksi bermacam-macam dipandang dari aspek-aspek tertentu. Ada
empat aspek atau sisi pandang bentuk kontrak konstruksi, yaitu:

1)  Aspek Perhitungan Biaya


a)  Fixed Lump Sum Price
b)  Unit Price
2)  Aspek Perhitungan Jasa
a)  Biaya Tanpa Jasa (Cost Without Fee)
b)  Biaya Ditambah Jasa (Cost Plus Fee)
c)   Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost Plus Fixed Fee)
3)  Aspek Cara Pembayaran
a)  Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment)
b)  Cara Pembayaran atas Prestasi (Stage Payment)
c) Pra Pendanaan Penuh dari Penyedia Jasa (Contractor’s Full Pre-financed).

Jenis Kontrak Berdasarkan Penggantian Biaya 


Pemilihan kontrak yang sesuai untuk suatu proyek konstruksi lebih didasarkan dari
karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang pemilik
proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi dan penanganan resiko yang
ada pada proyek tersebut.
1)  Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)
Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan
dengan spesifikasi tertentu, dengan volume pekerjaan didasarkan pada hasil
pengukuran yang benar – benar telah dilaksanakan. Penentuan harga satuan ini harus
mengakomodasi semua biaya yang mungkin terjadi seperti
biaya overhead, keuntungan, biaya – biaya tak terduga dan biaya mengantisipasi resiko.
2)  Kontrak Biaya plus Jasa (Cost Plus Fee Contract)
Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu, dimana jenis – jenis pekerjaan dan volumenya belum diketahui dengan pasti.
Pembayaran dilakukan berdasarkan pengeluaran biaya yang meliputi pembelian
barang, sewa peralatan, upah pekerja dan lain-lain, ditambah imbalan jasa yang telah
disepakati oleh kedua pihak. 
3)  Kontrak Biaya Menyeluruh (Lump Sum Contract, Fixed Price)
Merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko dalam
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar
dan spesifikasi tidak berubah.
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi 
1)  Tahun Tunggal
Tahun tunggal adalah pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaannya direncanakan
selesai dalam 1 tahun.
2)  Tahun Jamak
Tahun jamak adalah pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaanya direncanakan lebih
dari 1 tahun.
Cara Pembayaran Hasil Pekerjaan
1)  Sesuai Kemajuan Pekerjaan
Pembayaran hasil kerja dengan cara ini banyak diterapkan dalam proyek besar dimana
pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan kemajuan hasil pekerjaan selain dilakukan
dalam beberapa tahap kemajuan pekerjaan, bisa juga dilakukan secara sekaligus pada
saaat pekerjaan fisik selesai 100%.
2)  Secara Berkala
Pengukuran hasil kerja secara berkala pada umumnya dilakukan secara bulanan pada
setiap akhir bulan. 
Isi Kontrak
Secara substansial, kontrak konstruksi memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk
kontrak komersial lainnya, hal ini dikarenakan komoditas yang dihasilkan bukan
merupakan produk standar, namun berupa struktur yang memiliki sifat yang unik
dengan batasan mutu, waktu, dan biaya. Dalam kenyataannya, kontrak konstruksi terdiri
dari beberapa dokumen yang berbeda dalam tiap proyek. Namun secara umum kontrak
konstruksi terdiri dari:
1)  Agreement (Surat Perjanjian)
Menguraikan pekerjaan yang akan dikerjakan, waktu penyelesaian yang diperlukan,
nilai kontrak, ketentuan mengenai pembayaran, dan daftar dokumen lain yang
menyusun kelengkapan kontrak.
2)  Condition of the Contract (Syarat-syarat Kontrak)
Terdiri dari general conditions (syarat-syarat umum kontrak) yang berisi ketentuan yang
diberikan oleh pemilik kepada kontraktor sebelum tender dimulai dan special condition
(syarat-syarat khusus kontrak) yang berisi ketentuan tambahan dalam kontrak yang
sesuai dengan proyek.
3)  Contract Plan (Perencanaan Kontrak)
Berupa gambar yang memperlihatkan lokasi, dimensi dan detil pekerjaan yang harus
dilaksanakan.
4)  Spesification (Spesifikasi)
Keterangan tertulis yang memberikan informasi detil mengenai material, peralatan dan
cara pengerjaan yang tidak tercantum dalam gambar. Dokumen kontrak adalah
kumpulan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan kontrak yang sekurang-
kurangnya berisi ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 29/2000
Pasal 22, yaitu:
a)  Surat Perjanjian
b)  Dokumen Tender
c)   Penawaran
d)  Berita Acara
e)  Surat Pernyataan Pengguna Jasa
f)   Surat Pernyataan Penyedia Jasa
Isi Perjanjian/Kontrak harus memuat antara lain:
a)  Uraian para pihak
b)  Konsiderasi
c)   Lingkup Pekerjaan
d)  Nilai Kontrak
e)  Bentuk Kontrak yang Dipakai
f)   Jangka Waktu Pelaksanaan
g)  Prioritas Dokumen
Prinsip dari urutan kekuatan (prioritas untuk diikuti/dilaksanakan) adalah dokumen yang
terbit lebih akhir adalah yang lebih kuat/mengikat untuk dilaksanakan. Apabila tidak
ditentukan lain, sesuai dengan prinsip tersebut diatas, maka urutan/prioritas
pelaksanaan pekerjaan di Proyek adalah berdasarkan:
a)  Instruksi tertulis dari Konsultan MK (jika ada)
b)  Addendum Kontrak (jika ada)
c) Surat Perjanjian pemborongan (Article of Agreement) dan syarat-syarat Perjanjian
(Condition of Contract).
d)  Surat Perintah Kerja (Notice to Proceed), Surat Penunjukan (Letter of Acceptance)
e)  Berita Acara Negosiasai
f)   Berta Acara Klarifikasi
g)  Berita Acara Aanwijzing
h)  Syarat-syarat Administrasi
i)   Spesifikasi/Syarat Teknis
j)   Gambar Rencana Detail
k)   Gambar Rencana
l)   Rincian Nilai Kontrak

No. 2
stakeholder dalam sebuah proyek jasa konstruksi, maka para pemangku kepentingan tersebut dapat terdiri dari:

1. Pemerintah pembuat undang-undang; 


2. Tim proyek berupa Staff, kontraktor, dan supplier; 
3. Manajer proyek; 
4. Pihak penyelenggara, manajemen senior, manajemen umum, divisi dan seksi, sponsor, pegawai; 
5. Owner proyek / investor klien, pihak bank, dan investor; 
6. Pengguna produk yang dihasilkan proyek (internal dan atau eksternal); 
7. Komunitas umum, yang terkena dampak proyek dan yang memberi pandangan.

NO.3
Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit kerja dalam sebuah
organisasi yang terdapat pada masyrakat.

Struktur organisasi juga dibuat dalam perusahaan, sekolah, yayasan, koperasi dan lainnya.

Struktur organisasi juga berarti susunan dari berbagai macam komponen atau unit kerja dalam
sebuah organisasi. Dalam struktur organisasi terdapat pembagian kerja dan bagaimana fungsi
atau kegiatan-kegiatan berbeda yang telak dikoordinasikan dan juga terdapat adanyaberbagai
spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah ataupun penyampaian laporan.

Dan ketika akan mengajukan izin organisasi, para pengurus harus melampirkan struktur
organisasi berikut nama-nama pengurusnya.

Fungsi Struktur Organisasi

Adapun beberapa fungsi atau kegunaan struktur organisasi akan dijelaskan selengkapnya
dibawah ini:

1. Kejelasan Tanggung Jawab

Setiap dari anggota organisasi harus mempunyai tanggung jawab dan juga apa saja yang harus
dipertanggung jawabkan. Setiang anggota sebuah organisasi tentu saja harus mempunyai
tanggung jawab terhadap atasan atau pimpinannya yang sudah memberikan kewenangan, sebab
pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut perlu di pertanggung jawabkan. Itulah
kegunaan struktur organisasi tentang kejelasan tanggung jawab.

2. Kejelasan Kedudukan

Fungsi dari kejelasan kedudukanadalah setiap anggota atau seseorang yang terdapat dalam
struktur organisasi sesungguhnya bisa mempermudah dalam melaksanakan koordinasi dan juga
hubungan, karena adanya keterkaitan dalam penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah
dipercayakan kepada seseorang atau anggota.

3. Kejelasan Jalur Hubungan

Fungsi mengenai kejelasan jalur hubungan adalah, dalam melakukan tanggung jawab dan
pekerjaannya setiap pegawai dalam suatu organisasi maka akan diperlukan sebuah kejelasan
hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian pekerjaannya akan
lebih efektif dan efisien serta dapat saling memberikan keuntungan.

4. Kejelasan Uraian Tugas


Fungsi dari kejelasan uraian tugas adalah, didalam struktur organisasi akan sangat membantu
apabila pihak atasan atau pimpinan dapat melakukan controlling (pengawasan) maupun
pengendalian dan juga bagi bawahan akan bisa lebih berkonsentrasi dalam melakukan tugas atau
pekerjaannya, sebab perintah yang jelas

Contoh struktur organisai

NO.4
Pengertian Siklus Hidup Proyek
Salah satu tanda-tanda khusus proyek menurut Subagya dalam Dannyanti (2010)
: adalah waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan. Yaitu proyek mempunyai
siklus yang terjadi, siklus yang terjadi diproyek dinamakan siklus hidup proyek. Siklus
hidup proyek adalah perkembangan proyek dari awal ide atau gagasan sampai proyek
dinyatakan selesai dimana tiap tahapan memiliki pola tertentu. Secara garis besar
tahapan siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, diantaranya :
1.    Tahapan Konsepsi
2.    Tahapan Perencanaan
3.    Tahapan Eksekusi
4.    Tahapan Operasi
Tahapan – Tahapan Siklus Hidup Proyek
   
1.      Tahap Konsepsi
Merupakan tahapan munculnnya ide atau gagasan tentang proyek yang dimulai dari
penemuan masalah. Selanjutnya masalah yang ditemukan perlu dirumuskan dengan
jelas serta tujuan pemecahan masalah tersebut.

     2.      Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan meliputi:
a.       Study Kelayakan
Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan,
aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:
·    Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlakukan
untuk menyelesaikan proyek tersebut
· Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik
manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial)
·  Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial
·   Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut
dilaksanakan.
b.      Tahap Penjelasan
Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan
fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara
tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang
diperlukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahan ini, yaitu:
·  Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
· Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencana
rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu
· Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implimekasinya,
serta rencana pelaksanaan
· Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah dan batas-
batas proyek.
c.      Tahap Desain/Perancangan
Tahap perancangan meliputi dua tahap, yaitu tahap Pra-Desain (Premiminary Design)
dan tahap Pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain (Detail
Design).
·      Tahap Pra-Desain (Premiminary Design)
Yang mencakup tahap ini yaitu kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok
plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/site plan, tata ruang, estimasi
biaya.
·      Tahap Pengembangan Desain (Development Design)
Merupakan tahap pengembangan dari Pra-Desain yang sudah dibuat dan perhitungan-
perhitungan yang lebih detail. Pada tahap ini meliputi:
-  Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci
- Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanikal, dll)
-      Outline spesification (garis besar)
-       Estimasi biaya untuk konstruksi secara terperinci
d.  Desain Akhir dan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan (Final Design and Conctruction
Documen)
Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan,
mencakup:
-          Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan
-          Detail spesifikasi
-          Bill Of Quantity (daftar volume)
-          Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
-   Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)
e.       Tahap pengadaan/Lelang
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau
sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi dilapangan.

     3.      Tahap Eksekusi/Pelaksanaan
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan
oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsultan Perencana dalam batasan
biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
dan mengendalikan semua operasional dilapangan.
Perencanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi:
a.       Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
b.      Perencanaan dan pengendalian organisasi
c.       Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
d.      Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material

Sedangkan koordinasi seluruh operasi dilapangan meliputi:


a.   Mengkoordinasi seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan sementara
maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan perlengkapan yang terpasang
b.   Mengkoordinasi para Sub-Kontraktor
c.    Penyediaan umum

Pada pekerjaan konstruksi, ada 4 target yang harus dicapai oleh kontraktor,


diantaranya :
a.  Selesai dengan mutu/kualitas paling tidak sama dengan yang ditentukan dalam
perencanaan
b.    Selesai dengan waktu lebih atau sama dengan waktu perencanaan
c.    Selesai dengan biaya paling tidak sama dengan biaya yang direncanakan
d. Selesai dengan tidak menimbulkan dampak lingkungan (sosial, fisik, dan administratif).

4.      Tahap Operasi
Tahap ini merupakan proses serah terima proyek dari kontraktor kepada pemilik
proyek, dan ini  menjadi akhir dari dari proses pelaksanaan. Pemilik proyek bisa
mengoperasikan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat.
NO.5
tahapan-tahapan penyelesaian sengketa sesuai UU No. 2/2017 adalah:
1. Para pihak yang bersengketa terlebih dahulu melakukan musyawarah
untuk mufakat;
2. Apabila musyawarah tersebut tidak tercapai, maka penyelesaian sengketa
disesuaikan berdasarkan kontrak kerja konstruksi;
3. Apabila penyelesaian sengketa tercantum dalam kontrak, maka
penyelesaian sengketa ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:
4. Mediasi;
5. Konsiliasi, dan;
6. Arbitrase
7. Jika penyelesain sengketa tidak tercantum dalam kontrak kerja
konstruksi, maka para pihak yang bersengketa membuat tata cara
penyelesaian yang dipilih
Mekanisme penyelesaian sengketa konstruksi diantara para pihak lebih
menekankan penyelesaian di luar jalur pengadilan. Hal ini tidak terlepas dari
keunggulan arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, dimana setidaknya
terdapat beberapa keunggulan, yaitu:
Pertama, kerahasian sengketa terjaga. Kerahasian merupakan suatu
keunggulan yang dapat diperoleh ketika menggunakan jalur di luar pengadilan.
Hal ini disebabkan oleh karena proses hingga putusan penyelesaian sengketa
tidak dipublikasikan kepada publik.  Keunggulan ini tentu akan berimplikasi
kepada hubungan antara para pihak yang bersengketa tetap baik, sehingga
kelangsungan pekerjaan tetap dapat dilanjutkan.
Kedua, sengketa diputus oleh pihak penengah (mediator, konsiliator, arbiter)
yang mengerti bidang konstruksi. Hal ini dikarenakan para pihak yang
bersengketa dapat bebas memilih pihak penengah yang akan memutus atau
memberi anjuran terkait sengketa yang sedang terjadi. Artinya para pihak dapat
memilih pihak penengah yang memiliki pengetahuan konstruksi. Hal ini tidak
terlepas dari sifat sengketa konstruksi bersifat teknis, sehingga pihak yang
menjadi penengah dapat memutus atau memberi anjuran secara tepat.
Ketiga, jangka waktu relatif singkat. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa memiliki keunggulan secara waktu dalam penyelesaian sengketa.
Artinya, penyelesaian sengketa dapat diselesaikan secara cepat daripada
penyelesaian melalui jalur pengadilan. Hal ini tentu akan berimplikasi terhadap
kepastian yang akan diterima para pihak yang bersengketa, seperti: kepastian
atas kelangsungan pekerjaan, pembayaran pekerjaan. Kondisi sesuai dengan
kebutuhan dari para pihak dimana sengketa dapat terselesaikan dengan tidak
mengancam keberlangsungan pekerjaan dan hubungan baik diantara para
pihak.

NO.6
SURETY BOND

Perjanjian 3 pihak antara Surety (Asuransi) dan Principal (Kontraktor) untuk


menjamin kepentingan Obligee (Pemilik proyek), dimana apabila Principal gagal
melaksanakan kewajibannya sesuai yang diperjanjikan dengan Obligee, maka
Surety akan bertanggung jawab terhadap Obligee untuk menyelesaikan
kewajiban Principal.

Jaminan dalam surety bond terdiri dari 2 kondisi:

- Jaminan bersyarat (conditional bond)

Jaminan akan dicairkan setelah diketahui sebab-sebab dari pencairan dan


penjamin hanya wajib mengganti sebesar kerugian yang diderita oleh Obligee.

- Jaminan tanpa syarat (unconditional bond)

Jaminan akan dicairkan apabila ketentuan dalam kontrak tidak dipenuhi tanpa
harus membuktikan kegagalan (loss situation)

Manfaat

a. Jaminan Penawaran (Bid /Tender)


Jaminan Penawaran atau disebut juga Bid Bond adalah jaminan yang diterbitkan
oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal pemegang Bid
Bond telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Obligee untuk
mengikuti pelelangan tersebut dan apabila Principal memenangkan pelelangan
maka akan sanggup untuk menutup Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan dengan
Obligee. Apabila tidak maka Surety Company akan membayar kerugian kepada
Obligee sebesar selisih antara penawaran Principal yang terendah dengan
Principal terendah berikutnya maksimum sebesar nilai jaminan.

Risiko dalam Bid Bond baru timbul setelah ditentukannya pemenang tender,
risko tersebut adalah :

Bila pemenang tender mengundurkan diri Bila pemenang tender tidak dapat
menyerahkan jaminan pelaksanaan setelah keluarnya SPK
Fungsi Jaminan Penawaran

Sebagai syarat dalam pelelangan suatu proyek dengan tujuan agar peserta
tender bersungguh sungguh untuk mendapatkan proyek yang ditenderkan
Kontraktor sebagai pemenang tender dapat dijamin oleh Surety Company bila
dikenakan sanksi karena mengundurkan diri
b. Jaminan Pelaksanaan (Performance)

Jaminan Pelaksanaan atau Performance Bond adalah jaminan yang diterbitkan


oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal akan dapat
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Obligee sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak pekerjaan. Apabila Principal tidak
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak maka Surety Company akan
memberikan ganti rugi kepada obligee maksimum sebesar nilai jaminan.
Besarnya nilai Jaminan (Penal Sum) Pelaksanaan adalah prosentase tertentu
dari nilai kontrak proyek itu sendiri yaitu antara 5% s/d 10% dari nilai proyek.

Apabila pada saat berakhirnya kontrak ternyata masih ada kewajiban yang
belum dipenuhi oleh Principal maka Jaminan Pelaksanaan dapat diperpanjang
sesuai dengan kesepakatan antara Obligee dan Principal yang dituangkan dalam
addendum kontrak.
Fungsi Jaminan Pelaksanaan

Sebagai syarat dalam penanda tanganan kontrak kerja bagi pemenang tender
Jika Principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai kontrak, maka Surety
Company akan memberikan ganti rugi kepada Obligee dengan mencairkan
Jaminan Pelaksanaan.
c. Jaminan Pembayaran Uang Muka (Advance Payment)

Jaminan Pembayaran Uang Muka atau Advance Payment Bond yang diterbitkan
oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal akan sanggup
mengembalikan uang muka yang telah diterimanya dari Obligee sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak, dengan maksud untuk
mempelancar pembiayaan proyek.

Apabila Principal gagal melaksanakan pekerjaannya dan karenanya uang muka


tidak bisa dikembalikan maka Surety Company akan mengembalikan uang muka
kepada Obligee sebesar sisa uang muka yang belum dikembalikan (jumlah uang
muka yang diterima Principal, dikurangi dengan cicilan/tahapan pembayaran
prestasi) maksimum sebesar nilai jaminan. Jumlah uang muka yang dijamin
oleg Surety Company akan berkurang sesuai dengan cicilan pengembalian uang
muka yang telah dibayar oleh Principal kepada Obligee.

Besarnya nilai Jaminan Pembayaran Uang Muka adalah prosentase tertentu dari
nilai kontrak proyek itu sendiri, yaitu sebesar 20% dari nilai kontrak proyek.
Apabila pada saat jatuh tempo, pembayaran uang muka tersebut belum
dikembalikan oleh Principal, maka Jaminan Pembayaran Uang Muka dapat
diperpanjang sesuai dengan kesepakatan antara Obligee dan Principal.
Fungsi Jaminan Pembayaran Uang Muka

Sebagai syarat bila Principal mengambil uang muka untuk tujuan memperlancar
pembiayaan proyek yang dikerjakannya Jika Principal gagal melaksanakan
pekerjaan sehingga tidak dapat mengembalikan uang muka yang telah
diterimanya, maka Surety Company akan membayar kepada Obligee sebesar
sisa uang muka yang belum dilunasinya.
d. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance)
Jaminan Pemeliharaan atau yang disebut juga Maintenance Bond diterbitkan
oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa principal akan sanggup
untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak.

Apabila Principal gagal memperbaiki kerusakan-kerusakan dan/atau kekurangan


maka Surety Company akan mengganti biaya yang dikeluarkan untuk
memperbaiki kerusakan maksimum sebesar nilai jaminan. Besarnya nilai
jaminan adalah prosentase tertentu dari nilai kontrak proyek itu sendiri sebesar
5% dimana pada saat Principal telah menyelesaikan 100% atas proyeknya dan
diterbitkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

e. Garansi Bank

Pemberian janji secara tertulis dari Bank kepada Obligee untuk jangka waktu
tertentu, jumlah tertentu dan keperluan tertentu bahwa Pihak Bank akan
membayar kewajiban Principal apabila yang bersangkutan wanprestasi.

Dalam proses penerbitan Kontra Garansi Bank, Principal menghubungi Surety


Company dengan melengkapi dokumen-dokumen standard proyek dan data
Principal sebagaimana proses penerbitan Surety Bond yang diuraikan pada bab
sebelumnya. Selanjutnya Surety Company akan melakukan verifikasi dan
analisa data. Apabila diperlukan akan dilakukan pula survey ke lokasi Principal
maupun proyek yang akan dikerjakan.

Selanjutnya berdasarkan verifikasi dan survey tersebut akan dilakukan analisa


5C (Character, Capacity, Capital, Condition & Collateral). Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa Kontra Garansi Bank merupakan unconditional bond
atau jaminan tanpa syarat, dimana Surety Company harus membayar kerugian
yang diajukan oleh Bank Penerbit Garansi Bank atas pencairan yang diajukan
oleh Obligee kepada Bank sebagai akibat dari wanprestasi Principal kepada
Obligee. Dengan demikian harus dipastikan bahwa Principal memiliki good
performance serta proyek yang dikerjakan adalah layak. Itupun harus didukung
pula oleh indemnity agreement to surety yang ditanda tangani oleh Principal.
Setelah Surety Company menyetujui untuk menjamin Principal, selanjutnya
direkomendasikan kepada Bank agar dapat diterbitkan Garansi Bank yang
nantinya akan diserahkan ke Obligee. Berdasarkan penerbitan Garansi Bank
tersebut kemudian Surety Company menerbitkan Kontra Garansi Bank yang
selanjutnya diserahkan kepada Bank

Anda mungkin juga menyukai