JL. Letjen T.B. Simatupang No. 152 Tanjung Barat – Jakarta Selatan
Telp. (021) 789 0865 Fax (021) 789 0965
Email : info@jagakarsa.ac.id Website : http://www.jagakarsa.ac.id
5. Sebutkan cara-cara penyelesaian sengketa jika terjadi kegagalan dalam indusri konstruksi!
6. Sebutkan dan jelaskan jaminan (surety bond) yang berlaku dalam pelaksanaan proyek
konstruksi
No. 1
Kontrak konstruksi adalah juga kontrak bisinis yang merupakan suatu perjanjian
dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat di
dalamnya terdapat tindakan-tindakan yang bermuatan bisnis. Sedangkan yang
dimaksud bisnis adalah tindakan yang mempunyai aspek komersial. Dengan demikian
kontrak kerja konstruksi yang juga merupakan kontrak bisnis adalah perjanjian tertulis
antara dua atau lebih pihak yang mempunyai nilai komersial (Hikmahanto Juwana,
2001).
Sistem Kontrak
Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara berbagai
pihak untuk mewujudkan suatu sistem tertentu yang telah disepakati adalah
kontrak. Kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam
pekerjaan yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan
perencanaan, kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pelaksanaan dan
kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pengawasan.
No. 2
stakeholder dalam sebuah proyek jasa konstruksi, maka para pemangku kepentingan tersebut dapat terdiri dari:
NO.3
Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit kerja dalam sebuah
organisasi yang terdapat pada masyrakat.
Struktur organisasi juga dibuat dalam perusahaan, sekolah, yayasan, koperasi dan lainnya.
Struktur organisasi juga berarti susunan dari berbagai macam komponen atau unit kerja dalam
sebuah organisasi. Dalam struktur organisasi terdapat pembagian kerja dan bagaimana fungsi
atau kegiatan-kegiatan berbeda yang telak dikoordinasikan dan juga terdapat adanyaberbagai
spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah ataupun penyampaian laporan.
Dan ketika akan mengajukan izin organisasi, para pengurus harus melampirkan struktur
organisasi berikut nama-nama pengurusnya.
Adapun beberapa fungsi atau kegunaan struktur organisasi akan dijelaskan selengkapnya
dibawah ini:
Setiap dari anggota organisasi harus mempunyai tanggung jawab dan juga apa saja yang harus
dipertanggung jawabkan. Setiang anggota sebuah organisasi tentu saja harus mempunyai
tanggung jawab terhadap atasan atau pimpinannya yang sudah memberikan kewenangan, sebab
pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut perlu di pertanggung jawabkan. Itulah
kegunaan struktur organisasi tentang kejelasan tanggung jawab.
2. Kejelasan Kedudukan
Fungsi dari kejelasan kedudukanadalah setiap anggota atau seseorang yang terdapat dalam
struktur organisasi sesungguhnya bisa mempermudah dalam melaksanakan koordinasi dan juga
hubungan, karena adanya keterkaitan dalam penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah
dipercayakan kepada seseorang atau anggota.
Fungsi mengenai kejelasan jalur hubungan adalah, dalam melakukan tanggung jawab dan
pekerjaannya setiap pegawai dalam suatu organisasi maka akan diperlukan sebuah kejelasan
hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian pekerjaannya akan
lebih efektif dan efisien serta dapat saling memberikan keuntungan.
NO.4
Pengertian Siklus Hidup Proyek
Salah satu tanda-tanda khusus proyek menurut Subagya dalam Dannyanti (2010)
: adalah waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan. Yaitu proyek mempunyai
siklus yang terjadi, siklus yang terjadi diproyek dinamakan siklus hidup proyek. Siklus
hidup proyek adalah perkembangan proyek dari awal ide atau gagasan sampai proyek
dinyatakan selesai dimana tiap tahapan memiliki pola tertentu. Secara garis besar
tahapan siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, diantaranya :
1. Tahapan Konsepsi
2. Tahapan Perencanaan
3. Tahapan Eksekusi
4. Tahapan Operasi
Tahapan – Tahapan Siklus Hidup Proyek
1. Tahap Konsepsi
Merupakan tahapan munculnnya ide atau gagasan tentang proyek yang dimulai dari
penemuan masalah. Selanjutnya masalah yang ditemukan perlu dirumuskan dengan
jelas serta tujuan pemecahan masalah tersebut.
2. Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan meliputi:
a. Study Kelayakan
Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan perancangan,
aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:
· Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang diperlakukan
untuk menyelesaikan proyek tersebut
· Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik
manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (fungsi sosial)
· Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial
· Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut
dilaksanakan.
b. Tahap Penjelasan
Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek menjelaskan
fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara
tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang
diperlukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahan ini, yaitu:
· Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
· Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencana
rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu
· Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan implimekasinya,
serta rencana pelaksanaan
· Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah dan batas-
batas proyek.
c. Tahap Desain/Perancangan
Tahap perancangan meliputi dua tahap, yaitu tahap Pra-Desain (Premiminary Design)
dan tahap Pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain (Detail
Design).
· Tahap Pra-Desain (Premiminary Design)
Yang mencakup tahap ini yaitu kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok
plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/site plan, tata ruang, estimasi
biaya.
· Tahap Pengembangan Desain (Development Design)
Merupakan tahap pengembangan dari Pra-Desain yang sudah dibuat dan perhitungan-
perhitungan yang lebih detail. Pada tahap ini meliputi:
- Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci
- Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanikal, dll)
- Outline spesification (garis besar)
- Estimasi biaya untuk konstruksi secara terperinci
d. Desain Akhir dan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan (Final Design and Conctruction
Documen)
Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan,
mencakup:
- Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan
- Detail spesifikasi
- Bill Of Quantity (daftar volume)
- Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
- Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)
e. Tahap pengadaan/Lelang
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau
sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi dilapangan.
3. Tahap Eksekusi/Pelaksanaan
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan
oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsultan Perencana dalam batasan
biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
dan mengendalikan semua operasional dilapangan.
Perencanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi:
a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
b. Perencanaan dan pengendalian organisasi
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
4. Tahap Operasi
Tahap ini merupakan proses serah terima proyek dari kontraktor kepada pemilik
proyek, dan ini menjadi akhir dari dari proses pelaksanaan. Pemilik proyek bisa
mengoperasikan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat.
NO.5
tahapan-tahapan penyelesaian sengketa sesuai UU No. 2/2017 adalah:
1. Para pihak yang bersengketa terlebih dahulu melakukan musyawarah
untuk mufakat;
2. Apabila musyawarah tersebut tidak tercapai, maka penyelesaian sengketa
disesuaikan berdasarkan kontrak kerja konstruksi;
3. Apabila penyelesaian sengketa tercantum dalam kontrak, maka
penyelesaian sengketa ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:
4. Mediasi;
5. Konsiliasi, dan;
6. Arbitrase
7. Jika penyelesain sengketa tidak tercantum dalam kontrak kerja
konstruksi, maka para pihak yang bersengketa membuat tata cara
penyelesaian yang dipilih
Mekanisme penyelesaian sengketa konstruksi diantara para pihak lebih
menekankan penyelesaian di luar jalur pengadilan. Hal ini tidak terlepas dari
keunggulan arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, dimana setidaknya
terdapat beberapa keunggulan, yaitu:
Pertama, kerahasian sengketa terjaga. Kerahasian merupakan suatu
keunggulan yang dapat diperoleh ketika menggunakan jalur di luar pengadilan.
Hal ini disebabkan oleh karena proses hingga putusan penyelesaian sengketa
tidak dipublikasikan kepada publik. Keunggulan ini tentu akan berimplikasi
kepada hubungan antara para pihak yang bersengketa tetap baik, sehingga
kelangsungan pekerjaan tetap dapat dilanjutkan.
Kedua, sengketa diputus oleh pihak penengah (mediator, konsiliator, arbiter)
yang mengerti bidang konstruksi. Hal ini dikarenakan para pihak yang
bersengketa dapat bebas memilih pihak penengah yang akan memutus atau
memberi anjuran terkait sengketa yang sedang terjadi. Artinya para pihak dapat
memilih pihak penengah yang memiliki pengetahuan konstruksi. Hal ini tidak
terlepas dari sifat sengketa konstruksi bersifat teknis, sehingga pihak yang
menjadi penengah dapat memutus atau memberi anjuran secara tepat.
Ketiga, jangka waktu relatif singkat. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa memiliki keunggulan secara waktu dalam penyelesaian sengketa.
Artinya, penyelesaian sengketa dapat diselesaikan secara cepat daripada
penyelesaian melalui jalur pengadilan. Hal ini tentu akan berimplikasi terhadap
kepastian yang akan diterima para pihak yang bersengketa, seperti: kepastian
atas kelangsungan pekerjaan, pembayaran pekerjaan. Kondisi sesuai dengan
kebutuhan dari para pihak dimana sengketa dapat terselesaikan dengan tidak
mengancam keberlangsungan pekerjaan dan hubungan baik diantara para
pihak.
NO.6
SURETY BOND
Jaminan akan dicairkan apabila ketentuan dalam kontrak tidak dipenuhi tanpa
harus membuktikan kegagalan (loss situation)
Manfaat
Risiko dalam Bid Bond baru timbul setelah ditentukannya pemenang tender,
risko tersebut adalah :
Bila pemenang tender mengundurkan diri Bila pemenang tender tidak dapat
menyerahkan jaminan pelaksanaan setelah keluarnya SPK
Fungsi Jaminan Penawaran
Sebagai syarat dalam pelelangan suatu proyek dengan tujuan agar peserta
tender bersungguh sungguh untuk mendapatkan proyek yang ditenderkan
Kontraktor sebagai pemenang tender dapat dijamin oleh Surety Company bila
dikenakan sanksi karena mengundurkan diri
b. Jaminan Pelaksanaan (Performance)
Apabila pada saat berakhirnya kontrak ternyata masih ada kewajiban yang
belum dipenuhi oleh Principal maka Jaminan Pelaksanaan dapat diperpanjang
sesuai dengan kesepakatan antara Obligee dan Principal yang dituangkan dalam
addendum kontrak.
Fungsi Jaminan Pelaksanaan
Sebagai syarat dalam penanda tanganan kontrak kerja bagi pemenang tender
Jika Principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai kontrak, maka Surety
Company akan memberikan ganti rugi kepada Obligee dengan mencairkan
Jaminan Pelaksanaan.
c. Jaminan Pembayaran Uang Muka (Advance Payment)
Jaminan Pembayaran Uang Muka atau Advance Payment Bond yang diterbitkan
oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa Principal akan sanggup
mengembalikan uang muka yang telah diterimanya dari Obligee sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak, dengan maksud untuk
mempelancar pembiayaan proyek.
Besarnya nilai Jaminan Pembayaran Uang Muka adalah prosentase tertentu dari
nilai kontrak proyek itu sendiri, yaitu sebesar 20% dari nilai kontrak proyek.
Apabila pada saat jatuh tempo, pembayaran uang muka tersebut belum
dikembalikan oleh Principal, maka Jaminan Pembayaran Uang Muka dapat
diperpanjang sesuai dengan kesepakatan antara Obligee dan Principal.
Fungsi Jaminan Pembayaran Uang Muka
Sebagai syarat bila Principal mengambil uang muka untuk tujuan memperlancar
pembiayaan proyek yang dikerjakannya Jika Principal gagal melaksanakan
pekerjaan sehingga tidak dapat mengembalikan uang muka yang telah
diterimanya, maka Surety Company akan membayar kepada Obligee sebesar
sisa uang muka yang belum dilunasinya.
d. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance)
Jaminan Pemeliharaan atau yang disebut juga Maintenance Bond diterbitkan
oleh Surety Company untuk menjamin Obligee bahwa principal akan sanggup
untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai sesuai dengan yang diperjanjikan dalam kontrak.
e. Garansi Bank
Pemberian janji secara tertulis dari Bank kepada Obligee untuk jangka waktu
tertentu, jumlah tertentu dan keperluan tertentu bahwa Pihak Bank akan
membayar kewajiban Principal apabila yang bersangkutan wanprestasi.