Anda di halaman 1dari 3

Creating Shared Value (CSV) dan Perbedaannya dengan CSR

Konsep CSV muncul diawali oleh perkembangan mengenai konsep CSR yang saat ini terbagi
ke dalam bentuk Corporate Social Performance dan Sustainability CSR. Pertama Corporate
Social Performance menurut Caroll (1979), menjelaskan bahwa perusahaan bukan sebagai
penyebab, melainkan karena kinerja perusahaan bagus, terutama kinerja sosial yang bagus,
dan menjadikan CSR bagian dari bisnis perusahaan. Kedua mengenai Sustainable CSR
memandang bahwa CSR perusahaan itu berjalan terus menerus atau berkelanjutan dalam
kurun waktu yang panjang, namun tetap memperhatikan aspek sosial, lingkungan,
agama/religi, dll. Artinya bahwa setiap kegiatan CSR perusahaan dirancang untuk
kepentingan dimasa mendatang, bukan hanya sekedar dilaksanakan sekali atau dalam waktu
pendek tanpa berkelanjutan. Kemudian CSV muncul karena merupakan penggabungan antara
kedua konsep tersebut, dimana unsur-unsur social performance dan sustainable juga masuk
kedalam penjelasan konsep CSV yang meliputi aspek bisnis perusahaan dan tanggung jawab
sosial masyarakat yang terus berkelanjutan.

Konsep CSR dimodifikasi menjadi lebih fokus dan menguntungkan, baik untuk perusahaan
maupun masyarakat sekitar yang disebut dengan Creating Shared Value (CSV). Menurut
Porter dan Kramer (2006), CSV diartikan sebagai bentuk strategi bisnis perusahaan
dengan memainkan peran ganda melalui penciptaan nilai ekonomi dan nilai sosial
secara bersama (shared) untuk kepentingan masyarakat maupun bisnis perusahaan
dalam mengatasi permasalahan dan kebutuhan para pemangku kepentingan
perusahaan, sehingga bukan hanya sekadar pekerjaan sampingan tetapi juga melekat
dalam jantung strategi perusahaan. CSV dan CSR konvensional adalah dua konsep yang
berbeda, dimana CSR sendiri merujuk pada kegiatan responsibility, adanya kegiatan setelah
ada keluhan dari masyarakat. Sedangkan CSV merujuk pada kegiatan penciptaaan nilai
secara bersama (creating value) yang terinternalisasi dengan strategi bisnis perusahaan.

Menurut Tata (2012), ada tiga cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk menciptakan nilai
bersama, yaitu

1. Pertama mendefinisikan ulang siapa pasar dan apa produk yang akan dipasarkannya,
2. Kedua adalah mendefinisikan produktifitas mengenai value chain yang dibutuhkan
apakah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar, isu sosial kesehatan pegawai, dan
3. Ketiga melalui pengembangan kawasan industri pendukung untuk suplai bahan baku
atau logistik perusahaan.
Sebagai contoh dapat dilakukan oleh perusahaan di bidang pangan dan nutrisi adalah
pertanian berkelanjutan, sumber daya perusahaan meliputi SDM, serta produk dan konsumen.
Pertama perusahaan menjadi konsumen yang ingin membeli produk hasil dari para petani
(produsen). Oleh karena itu, perusahaan dalam mendapat produk yang berkualitas maka para
petani perlu dibantu dibina untuk menghasilkan produk berkualias sesuai standar perusahaan
(Porter dan Kramer, 2015).

Gambar 2.1 Perbedaan dan Persamaan antara CSR dengan CSV

CSR CSV

Value: Berbuat baik Bentuk tanggung Value: Penciptaan nilai


jawab sosial bersama
Biasanya Philantrophy
perusahaan terhadap Membentuk kerjasama
Terpisah dari pencapaian masyarakat antara perusahaan dengan
keuntungan perusahaan
Melibatkan masyarakat
Hanya formalitas menjaga masyarakat dalam Terintegrasi dengan
reputasi agar terhindar dari pelaksanaannya pencapaian keuntungan
konflik
perusahaan
Agenda berasal dari
Terintegrasi dengan daya
eksternal perusahaan
saing perusahaan

Agenda dari internal


perusahaan

Ada beberapa perbedaan antara CSV dan CSR menurut Porter dan Kramer (2015),

1. pada sisi value bahwa CSV menciptakan nilai bersama antara bisnis dan sosial yang
terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Dari nilai tersebut bertujuan untuk
keberlanjutan bisnis perusahaan berupa terjaganya ketersediaan bahan baku
produksi, serta sekaligus pemenuhan kebutuhan dalam mengatasi permasalahan
lingkungan sekitar dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Sedangkan CSR
yang konvensional hanya semata untuk berbuat baik dalam bentuk komitmen
sementara untuk kepentingan reputasi perusahaan. Sisi konsep bahwa CSV
menciptakan value bersama yang menguntungkan untuk bisnis perusahaan dan
masyarakat, sedangkan CSR konvensional biasanya berbentuk philanthrophy atau
charity yang perusahaan hanya memberi bantuan sekali dua kali saja.
2. CSV lebih bersifat terinternalisasi dengan strategi bisnis perusahaan dan daya saing
perusahaan, sedangkan CSR sebatas bentuk formalitas atas aturan yang ada demi citra
perusahaan yang bagus dan terhindar dari konflik dengan masyarakat sekitar.
3. Dari hasilnya, bahwa karena program CSV terintegrasi dengan strategi bisnis
perusahaan, maka juga memberikan keuntungan untuk mencapai profit perusahaan,
sedangkan CSR yang konvensional tidak terintegrasi dengan keuntungan perusahaan,
karena tidak ada profit yang dihasilkan untuk perusahaan.
4. Dari agenda, bahwa program CSV ini direncanakan dan dilaksanakan dari internal
perusahaan, sedangkan CSR konvensional biasanya dibuat atas dasar desakan atau
keluhan dari eksternal yaitu masyarakat sekitar perusahaan (Porter dan Kramer,
2015).

Strongly Related
to Core Business

Anda mungkin juga menyukai