Anda di halaman 1dari 12

Lex Administratum, Vol. VIII/No.

1/Jan-Mar/2020

PENERAPAN KONSEP TRIAS POLITICA DALAM PENDAHULUAN


SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK A. Latar Belakang
INDONESIA1 Lembaga negara dalam menjalankan
Oleh : Christiani Junita Umboh2 kekuasaan-kekuasaan negara perlu dibatasi,
agar tidak sewenang-wenang, tidak tumpang
ABSTRAK tindih kewenangan dan tidak terjadi pemusatan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kekuasaan pada satu lembaga, maka perlu
bagaimana penerapan konsep Trias Politica adanya suatu pembagian atau pemisahan
dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia kekuasahan. Hal ini dimaksudkan semata-mata
atas Undang-Undang Dasar Tahun 1945, baik untuk menjamin hak-hak asasi para rakyatnya
sebelum amandemen maupun sesudah agar tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh
amandemen dan bagaimana prinsip-prinsip penguasa. Hal ini senada dengan ungkapan dari
pengaturan sistem Trias Politica di Republik Lord Acton “Power tends to corrupt, but
Indonesia di mana dengan metode penelitian absolute power corrupts absolutely” (manusia
hukum normatif disimpulkan bahwa: 1. Bahwa yang mempunyai kekuasaan cenderung
dalam sistem pemerintahan Republik menyalah-gunakan, tetapi manusia yang
Indonesia, baik sebelum dan sesudah mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti
amandemen Undang-Undang Dasar 1945, menyalahgunakannya).3 Oleh karena itu,
konsep Trias Politica oleh Montesquieu telah kekuasaan harus dibagi-bagi atau dipisah-pisah
diterapkan dalam sistem pemerintahan agar tidak disalahgunakan.
Republik Indonesia, namun konsep Trias Politica
tersebut tidak diterapkan secara absolut. 2. B. Perumusan Masalah
Dapat diketahui bahwa pembagian kekuasaan 1. Bagaimana penerapan konsep Trias
berdasarkan fungsi negara dalam sistem Politica dalam sistem pemerintahan
pemerintahan Republik Indonesia berdasarkan Republik Indonesia atas Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebelum Dasar Tahun 1945, baik sebelum
amandemen ternyata tidak hanya legislatif amandemen maupun sesudah
(MPR dan DPR), eksekutif (Presiden) dan amandemen?
yudikatif (MA), namun selain dari 3 (tiga) fungsi 2. Bagaimana prinsip-prinsip pengaturan
tersebut, masih dibagi lagi yaitu dalam sistem Trias Politica di Republik
kekuasaan konsultatif (DPA) dan dalam Indonesia?
kekuasaan eksaminatif (BPK). Sedangkan
pembagian kekuasaan berdasarkan fungsi C. Metode Penelitian
dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia Penelitian ini mengunakan metode
berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 penelitian yang termasuk jenis penelitian
sesudah amandemen ternyata tidak tidak normative.
hanya legislatif (MPR, DPR dan DPD), eksekutif
(Presiden), dan yudikatif (MA, MK dan KY), PEMBAHASAN
namun masih dibagi lagi ke dalam kekuasaan A. Penerapan Konsep Trias Politica Dalam
eksaminatif (BPK). 3. Meski tidak sepenuhnya, Sistem Pemerintahan Republik Indonesia
namun Indonesia juga menerapkan prinsip Trias Atas Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Politica secara implisit. Indonesia masih Sebelum Dan Sesudah Amandemen
menganut prinsip distribusi kekuasaan secara 1. Sebelum Amandemen
klasik, dengan membagi-bagikan kekuasaan Berdasarkan penjelasan teori Trias politica
negara kepada kekuasaan legislatif, eksekutif dipahami bahwa lembaga negara atau
dan yudikatif. lembaga pemerintahan Republik Indonesia
Kata kunci: trias politica; sistem pemerintahan; berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun
1945 Sebelum Amandemen ada 6 (enam),
yaitu: MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK, dan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Godlieb N. Mamahit,
3
SH, MH; Constance Kalangi, SH, MH Widayati, Rekonstruksi Kedudukan TAP MPR Dalam
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM : Sistem Ketatanegaraan (Yogyakarta: Genta Publishing,
16071101105 2015), halaman 68-69

131
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

MA. Lembaga-lembaga tersebut memegang yudikatif adalah yang berkuasa memutus


kekuasaan negara masing-masing. Berikut perkara, menjatuhkan hukuman
akan dijelaskan apakah lembaga-lembaga terhadap setiap pelanggaran undang-
tersebut masuk didalam ajaran Trias Politica. undang yang telah diadakan dan
a. Kekuasaan Legislatif (Legislative Power) dijalankan. Di Indonesia berdasarkan
Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan Pasal 24 Undang-Undang Dasar Tahun
membuat undang-undang. Kekuasaan 1945 sebelum amandemen adalah
legislatif di Indonesia berdasarkan Mahkamah Agung (MA).
Undang-Undang Dasar 1945 sebelum d. Kekuasaan Konsultatif
amandemen terdiri dari Majelis Kekuasaan konsultatif adalah kekuasaan
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan yang memberikan nasihat dan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). pertimbangan kepada eksekutif selaku
MPR berdasarkan Pasal 3 Undang- pelaksana undang-undang. Di Indonesia
Undang Dasar Tahun 1945 sebelum berdasarkan Undang-Undang Dasar
amandemen, bertugas menetapkan Tahun 1945 sebelum amandemen adalah
Undang-Undang Dasar, sedangkan DPR Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
dalam Pasal 20, 21, 22, bertugas e. Kekuasaan Eksaminatif
menyetujui, memajukan rancangan Kekuasaan eksaminatif adalah kekuasaan
undang-undang dan peraturan terhadap pemeriksaan kekuangan
pemerintah pengganti undang-undang. negara. Di Indonesia berdasarkan Pasal
b. Kekuasaan Eksekutif (Executive Power) 23 Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan sebelum amandemen adalah Badan
melaksanakan undang-undang. Pemeriksa Keuangan (MK).
Kekuasaan eksekutif di Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar 2. Sesudah amandemen
Tahun 1945 sebelum amandemen adalah Sedangkan lembaga negara atau lembaga
Presiden. Sebelum amandemen Undang- pemerintah dalam sistem pemerintahan
Undang Dasar 1945, sebagaimana Republik Indonesia berdasarkan Undang-
disebutkan dalam Pasal 6 ayat 2 bahwa Undang Dasar Tahun 1945 sesudah
“Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh amandemen ada 8 (delapan), yaitu : MPR,
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK dan KY.
suara terbanyak”. a. Kekuasaan Legislatif (Legislative Power)
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
Tahun 1945 sebelum amandemen, sesudah amandemen, kekuasaan
Presiden Republik Indonesia memegang legislatif adalah kekuasaan membuat
kekuasaan pemerintahan (Pasal 4), undang-undang yang terdiri dari Majelis
Presiden memegang kekuasaan atas Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Angkatan Darat, Angkatan Laut dan perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Angkatan Udara (Pasal 10), menyatakan Perwakilan Daerah (DPD).
perang (Pasal 11), menyatakan keadaan Terdapat perubahan dalam lembaga
bahaya (Pasal 12), mengangkat dan legislatif setelah amandemen Undang-
menerima duta dan konsul (Pasal 13), Undang Dasar 1945, yaitu pembentukan
memberi grasi, amnesti, abolisi dan lembaga legislatif baru bernama Dewan
rehabilitasi (Pasal 14) dan memberi gelar, Perwakilan Daerah (DPD). DPD memiliki
tanda jasa, dan lain-lain tanda kedudukan setara dengan DPR dan dipilih
kehormatan (Pasal 15). secara langsung oleh rakyat. Lembaga ini
c. Kekuasaan Yudikatif (Yudicative Power) dibentuk sebagai pengganti Utusan
Kekuasaan yudikatif atau kekuasaan Daerah dan Utusan Golongan yang
kehakiman adalah kekuasaan yang sebelumnya dipilih oleh DPR dan MPR.
berkewajiban mempertahankan undang- Proses lahirnya DPD sudah ditetapkan
undang dan berhak memberikan dalam amandemen ketiga Undang-
peradilan kepada rakyatnya. Badan Undang Dasar 1945 Pasal 22C ayat 1 yang

132
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

berbunyi “Anggota Dewan Perwakilan sengketa sipil yang diajukan ke pengadilan


Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui untuk diputuskan.5
pemilihan umum”.4 Namun belum Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 24
dijelaskan bagaimana kedudukan DPD ayat 2 menyebutkan bahwa kekuasaan
dalam MPR. Kemudian dilakukan kehakiman dilakukan oleh sebuah
amandemen ke-empat terhadap Undang- Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
Undang Dasar 1945 dan menghasilkan berada dibawahnya dalam lingkungan
perubahan pada Pasal 2 yang peradilan umum, lingkungan peradilan
menyebutkan bahwa “Majelis agama, lingkungan peradilan militer,
Permusyawaratan Rakyat terdiri atas lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang Pada Pasal 24A ayat 3 disebutkan calon
dipilih melalui pemilihan umum dan hakim agung diusulkan Komisi Yudisial
diatur lebih lanjut dengan undang- kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
undang”. Selanjutnya diatur pada mendapatkan persetujuan dan selanjutna
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 ditetapkan sebagai hakim agung oleh
Pasal 221 yang menyatakan bahwa “DPD presiden. Dan Pasal 24B ayat 1 berbunyi
terdiri atas wakil daerah provinsi yang Komisi Yudisial bersifat mandiri yang
dipilih melalui pemilihan umum”. Dan berwenang mengusulkan pengangkatan
pada Pasal 222 menyebutkan bahwa hakim agung dan mempunyai wewenang
“DPD RI merupakan lembaga perwakilan lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
daerah yang berkedudukan sebagai kehormatan, keluhuran martabat, serta
lembaga Negara”. perilaku hakim. Secara tersurat tidak
b. Kekuasaan Eksekutif (Executive Power) disebutkan bahwa Komisi Yudisial
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan merupakan bagian dari yudikatif karena
membuat undang-undang. Berdasarkan tidak memiliki fungsi peradilan/mengadili.
Undang-Undang Dasar 1945 sesudah Akan tetapi Komisi Yudisial dapat
amandemen, kekuasaan eksekutif dimasukkan ke dalam lembaga rumpun
dipegang oleh Presiden dan dibantu oleh yudikatif karena memiliki tugas dan fungsi
menteri-menteri atau biasa disebut yang menunjang peradilan.
dengan istilah kabinet. - Kekuasaan Eksaminatif
Sebelum amandemen Undang-Undang Kekuasaan eksaminatif adalah kekuasaan
Dasar 1945, sebagaimana disebutkan terhadap penyelenggaraan pemeriksaan
dalam Pasal 6 ayat 2 bahwa Presiden dan atas pengelolaan dan tanggung jawab
Wakil Presiden dipilih oleh MPR dengan tentang keuangan negara. Kekuasaan ini
suara terbanyak. Namun setelah dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
amandemen, Pasal 6A ayat 1 sebagaimana ditegaskan dalam Undang-
menyebutkan bahwa pemilihan presiden Undang Dasar 1945 Pasal 23E ayat 1 yang
dan Wakil Presiden dilakukan secara menyatakan bahwa untuk memeriksa
langsung oleh rakyat. pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan satu Badan
- Kekuasaan Yudikatif Pemerika Keuangan yang bebas dan mandiri.
Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang
berkewajiban untuk menjaga undang- B. Prinsip-Prinsip Pengaturan Sistem Trias
undang, peraturan-peraturan dan ketentuan Politica Di Republik Indonesia
hukum lainnya supaya benar-benar ditaati, Meski tidak sepenuhnya, namun Indonesia
yaitu dengan konsekuensi menjatuhkan juga menerapkan prinsip Trias Politica secara
sanksi terhadap setiap pelanggaran hukum implisit. Hal-hal mengenai peraturan kekuasaan
atau undang-undang serta memberikan
keputusan dengan adil terhadap sengketa-
5
Maria Farida Indriati S., Ilmu Perundang-Undangan 1:
Jenis, Fungsi dan Materi Muatan, (Yogyakarta: Kanisius,
4
Undang-Undang Dasar 1945 2007), halaman 113

133
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

telah diatur dalam UUD 1945 selaku landasan Menurut Pasal 5 Undang-Undang Nomor
konstitusi utama di negara Indonesia. 17 Tahun 2014, MPR mempunyai tugas
Indonesia masih menganut prinsip distribusi sebagai berikut:
kekuasaan secara klasik, dengan membagi- 1. Memasyarakatkan ketetapan MPR.
bagikan kekuasaan negara kepada kekuasaan 2. Memasyarakatkan Pancasila, Undang-
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kewenangan Undang Dasar Negara Republik
legislatif pada prinsipnya dijalankan oleh Indonesia Tahun 1945, Negara
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Kesatuan Republik Indonesia, dan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Bhinneka Tunggal Ika.
Daerah, kewenangan eksekutif dijalankan oleh 3. Mengkaji sistem ketatanegaraan,
Presiden, dan kewenangan yudikatif dijalankan Undang-Undang Dasar Negara
oleh lembaga pengadilan di bawah pimpinan Republik Indonesia Tahun 1945, serta
Mahkamah Agung, di samping ada juga yang pelaksanaanya.
namanya Mahkamah Konstitusi dan Komisi 4. Menyerap aspirasi masyarakat
Yudisial. Adapun hal-hal mengenai fungsi dan berkaitan dengan pelaksanaan
ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga- Undang-Undang Dasar Negara
lembaga tersebut diatur dalam peraturan Republik Indonesia Tahun 1945.6
perundang-undangan, asalkan tidak Pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 17
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 2014 dijelaskan bahwa MPR
1945. memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Kekuasaan legislatif dipegang oleh MPR, 1. Mengubah dan menetapkan Undang-
DPR, dan DPD Undang Dasar Negara Republik
Kekuasaan legislatif di Indonesia dipegang Indonesia Tahun 1945.
oleh beberapa lembaga tinggi negara, yakni 2. Melantik Presiden dan/atau Wakil
MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), Presiden hasil pemilihan umum.
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), DPD 3. Memutuskan usul DPR untuk
(Dewan Perwakilan Daerah) ditingkat memberhentikan Presiden dan/atau
nasional, serta DPRD (Dewan Perwakilan Wakil Presiden dalam masa
Rakyat Daerah) ditingkat pemerintahan jabatannya, setelah Mahkamah
daerah. konstitusi memutuskan bahwa
Lembaga-lembaga legislatif ini berwenang Presiden dan/atau Wakil Presiden
untuk menyusun dan membuat undang- terbukti melakukan pelanggaran
undang, serta mengatur dan memberi hukum berupa penghianatan
persetujuan mengenai anggaran negara. terhadap negara, korupsi, penyuapan,
DPR menjadi perwakilan rakyat tindak pidana berat lainnya, atau
dipemerintahan dan parlemen. Pemilihan perbuatan tercela dan/atau terbukti
anggota DPR dan DPD dipilih melalui bahwa Presiden dan/atau Wakil
pemilihan umum legislatif secara langsung. Presiden tidak lagi memenuhi syarat
Adapun MPR sempat menjadi lembaga sebagai Presiden dan/atau Wakil
negara yang tertinggi, sebelum dirubah Presiden.
melalui amandemen Undang-Undang Dasar 4. Melantik Wakil Presiden menjadi
1945, sehingga menjadi lembaga tinggi Presiden apabila Presiden mangkat,
negara saja. MPR juga berwenang melantik berhenti, diberhentikan, atau tidak
presiden dan wakil presiden terpilih lewat dapat melakukan kewajibannya dalam
hasil pemilu, dan jika terjadi kekosongan masa jabatan.
kekuasaan eksekutif karena faktor tertentu, 5. Memilih Wakil Presiden dari 2 (dua)
MPR bertugas mencari dan melantik calon yang diusulkan oleh Presiden
penggantinya. apabila terjadi kekosongan jabatan
a. Tugas dan Wewenang Majelis Wakil Presiden dalam masa
Permusyawaratan Rakyat jabatannya.

6
UU Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD

134
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

6. Memilih Presiden dan Wakil Presiden 2. Memberikan persetujuan atau tidak


apabila keduanya mangkat, berhenti, memberikan persetujuan terhadap
diberhentikan, atau tidak dapat Peraturan Pemerintah Pengganti
melakukan kewajibannya dalam masa Pengganti Undang-Undang yang
jabatannya secara bersamaan, dari 2 diajukan oleh Presiden untuk
(dua) pasangan calon presiden dan menjadi undang-undang.
wakil presiden yang diusulkan oleh 3. Menerima rancangan undang-
partai politik atau gabungan partai undang yang diajukan oleh DPD
politik yang pasangan calon presiden berkaitan dengan otonomi daerah,
dan wakil presidennya meraih suara hubungan pusat dan daerah,
terbanyak pertama dan kedua dalam pembentukan dan pemekaran serta
pemilihan umum sebelumnya, sampai penggabungan daerah, pengelolaan
berakhir masa jabatannya.7 sumber daya ekonomi lainnya, serta
b. Fungsi, Tugas dan Wewenang Dewan yang berkaitan dengan perimbangan
Perwakilan Rakyat keuangan pusat dan daerah.
Penetapan fungsi DPR dituliskan dalam 4. Membahas rancangan undang-
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 20A undang sebagaimana dimaksud poin
ayat 1 yang berbunyi “Dewan Perwakilan ketiga bersama Presiden dan DPD
Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi sebelum diambil persetujuan
anggaran dan fungsi pengawasan”. Yang bersama antara DPR dan Presiden.
dimaksud dengan ketiga fungsi tersebut 5. Membahas rancangan undang-
adalah sebagai berikut: undang yang diajukan oleh Presiden
1. Fungsi legislasi, yaitu fungsi untuk atau DPR yang berkaitan dengan
membentuk undang-undang yang otonomi daerah, hubungan pusat
dibahas dengan Presiden untuk dan daerah, pembentukan dan
mendapat persetujuan bersama. pemekaran serta penggabungan
Rancangan undang-undang dapat daerah, pengelolaan sumber daya
berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. alam dan sumber ekonomi lainnya,
2. Fungsi anggaran, yaitu fungsi untuk serta perimbangan keuangan pusat
membahas dan memberikan dan daerah, dengan
persetujuan atau tidak memberikan mengikutsertakan DPD sebelum
persetujuan terhadap rancangan diambil persetujuan bersama antara
undang-undang tentang APBN yang DPR dan Presiden.
diajukan oleh Presiden. 6. Memperhatikan pertimbangan DPD
3. Fungsi pengawasan, yaitu fungsi atas rancangan undang-undang
melakukan pengawasan terhadap tentang APBN dan rancangan
pelaksanaan Undang-Undang Dasar undang-undang yang berkaitan
1945 dan undang-undang serta dengan pajak, pendidikan, dan
peraturan pelaksanaannya.8 agama.
Dalam melaksanakan ketiga fungsi 7. Membahas bersama presiden
tersebut sesuai dengan Pasal 71 Undang- dengan memperhatikan
Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang pertimbangan DPD dan memberikan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD, DPR persetujuan atas rancangan undang-
mempunyai tugas dan wewenang antara undang tentang APBN yang diajukan
lain: Presiden.
1. Membentuk undang-undang yang 8. Melakukan pengawasan terhadap
dibahas dengan Presiden untuk pelaksanaan undang-undang dan
memdapat persetujuan bersama. APBN.
9. Membahas dan menindaklanjuti
hasil pengawasan yang disampaikan
7
Ibid. oleh DPD terhadap pelaksaan
8
Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata undang-undang mengenai otonomi
Tertib

135
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

daerah, pembentukan, pemekaran 19. Menyerap, menghimpun,


dan penggabungan daerah, menampung, menindaklanjuti
hubungan pusat dan daerah, aspirasi masyarakat.
pengelolaan sumber daya alam dan 20. Melaksanakan tugas dan wewenang
sumber daya ekonomi lainnya, lain yang diatur dalam undang-
pelaksanaan APBN, pajak, undang.9
pendidikan, dan agama.
10. Memberikan persetujuan kepada c. Fungsi, Tugas dan Wewenang Dewan
Presiden untuk menyatakan perang, Perwakilan Daerah
membuat perdamaian dan Secara garis besar, fungsi DPD dibagi
perjanjian dengan negara lain, serta menjadi 3 (tiga), yaitu:
membuat perjanjian internasional 1. Fungsi legislasi, yaitu DPD dapat
lainnya yang menimbulkan akibat mengajukan rancangan undang-
yang luas dan mendasar bagi undang yang berkaitan dengan
kehidupan rakyat yang terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan
dengan beban keuangan negara daerah, pembentukan pemekaran,
dan/atau mengharuskan perubahan dan penggabungan daerah,
atau pembentukan undang-undang. pengelolaan sumber daya alam dan
11. Memberikan pertimbangan kepada sumber daya ekonomi lainnya serta
Presiden dalam pemberian amnesti pertimbangan keuangan pusat dan
dan abolisi. daerah. Di samping itu DPD juga ikut
12. Memberikan pertimbangan kepada membahas rancangan undang-undang
Presiden dalam hal mengangkat tersebut bersama DPR.10
duta besar dan menerima 2. Fungsi pertimbangan, yaitu DPD
penempatan duta besar negara lain. memberikan pertimbangan kepada
13. Memilih anggota BPK dengan DPR atas rancangan undang-undang
memperhatikan pertimbangan DPD. anggaran pendapatan dan belanja
14. Membahas dan menindaklanjuti negara dan rancangan undang-undang
hasil pemeriksaan atas pengelolaan yang berkaitan dengan pajak,
dan tanggung jawab keuangan pendidikan, dan agama.11
negara yang disampaikan oleh BPK. 3. Fungsi pengawasan, yaitu DPD dapat
15. Memberikan persetujuan kepada melakukan pengawasan atas
Presiden atas pengangkatan dan pelaksanaan undang-undang
pemberhentian anggota Komisi mengenai otonomi daerah,
Yudisial. pembentukan, pemekaran dan
16. Memberikan persetujuan calon penggabungan daerah, hubungan
hakim agung yang diusulkan Komisi pusat dan daerah, pengelolaan
Yudisial untuk ditetapkan sebagai sumber daya alam dan sumber daya
hakim agung oleh Presiden. ekonomi lainnya, pelaksanaan
17. Memilih 3 (tiga) orang calon hakim anggaran pendapatan dan belanja
konstitusi dan mengajukannya negara, pajak, pendidikan, dan agama.
kepada Presiden untuk diresmikan Menerima hasil pemeriksaan
dengan keputusan Presiden. keuangan yang dilakukan oleh Badan
18. Memberikan persetujuan terhadap Pemeriksa Keuangan.12
pemindahtanganan aset negara yang
menjadi kewenangannya
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan terhadap
9
perjanjian yang berakibat luas dan UU Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD
mendasar bagi kehidupan rakyat 10
Pasal 22D ayat 1 dan 2 Undang-Undang Dasar 1945
yang terkait dengan beban 11
Pasal 22D ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
12
keuangan negara. Pasal 22D ayat 3, Pasal 23E ayat 2 Undang-Undang
Dasar 1945

136
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

2. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden secara tidak langsung memiliki


Presiden fungsi kehakiman. Grasi merupakan
Kekuasaan eksekutif di Indonesia dipegang dihapuskannya sanksi hukuman terhadap
oleh Presiden, dibantu oleh Wakil Presiden narapidana demikian juga rehabilitasi
dan pembantu Presiden seperti menteri merupakan pemulihan nama baik
dalam kabinet. Sementara ditingkat daerah, seseorang yang rusak akibat putusan
lembaga eksekutif meliputi gubernur pengadilan.13
ditingkat provinsi, bupati/walikota ditingkat 5. Kekuasaan militer (Pasal 10, Pasal 11,
kabupaten/kota, camat ditingkat serta Pasal 12)
kecamatan, serta kepala desa/lurah Dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal
ditingkat desa/kelurahan. 10 menyatakan bahwa presiden
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, memegang kekuasaan tertinggi atas
kedudukan Presiden mencakup sebagai angkatan darat, laut dan udara. Pasal 11
kepala negara sekaligus menjadi kepala ayat 1 berbunyi presiden dengan
pemerintahan. Kekuasaan Presiden sebagai persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
kepala pemerintahan atau eksekutif terbagi menyatakan perang, membuat
sebagai berikut: perdamaian dan perjanjian dengan
1. Kekuasaan eksekutif (Pasal 4 ayat 1) negara lain. Pasal 12 berisi presiden
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal menyatakan keadaan bahaya. Syarat-
4 ayat 1 dengan jelas menyatakan bahwa syarat dan akibatnya keadaan bahaya
presiden Republik Indonesia sebagai ditetapkan oleh undang-undang.
kepala pemerintahan, sehingga jelas 6. Kekuasaan diplomatik (Pasal 11 dan 13)
bahwa presiden memiliki kedudukan sah Seperti yang telah disebutkan di atas,
sebagai lembaga eksekutif. dalam Pasal 11 ayat 1 selain menyatakan
2. Kekuasaan administratif (Pasal 15) perang, presiden memiliki wewenang
Dalam Pasal 15 disebutkan bahwa untuk melakukan perdamaian dan
presiden memberi gelar, tanda-tanda perjanjian dengan negara lain. Dan pada
jasa, dan lain-lain tanda kehormatan Pasal 11 ayat 2 disebutkan presiden
secara administratif. dalam membuat perjanjian internasional
3. Kekuasaan legislatif (Pasal 5, Pasal 20 lainnya yang menimbulkan akibat yang
ayat 2 dan 4, serta Pasal 22 ayat 1) luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
Presiden menjadi pelaksana undang- terkait dengan beban keuangan negara,
undang sekaligus juga merancang dan/atau mengharuskan perubahan atau
undang-undang dengan persetujuan DPR. pembentukan undang-undang harus
Untuk beberapa ketentuan, presiden juga dengan persetujuan Dewan Perwakilan
memiliki wewenang mengeluarkan Rakyat. Dalam Pasal 13 ayat 1, presiden
peraturan seperti penetapan Peraturan mengangkat duta dan konsul. Pada ayat 2
Pemerintah (PP) dan penetapan dinyatakan bahwa dalam mengangkat
Peraturan Pemerintah Pengganti duta, presiden memperhatikan
Undang-Undang (PERPU). pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
4. Kekuasaan yudikatif (Pasal 14) Selanjutnya, pada ayat 3 disebutkan
Pada Pasal 14 Undang-Undang Dasar bahwa presiden menerima penempatan
1945 disebutkan bahwa presiden duta negara lain dengan memperhatikan
memberi grasi, amnesti, abolisi, dan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
rehabililtasi. Pada ayat 1, presiden Presiden memberikan pemberitahuan
memberi grasi dan rehabilitasi dengan sebelumnya kepada Dewan Perwakilan
memperhatikan pertimbangan Rakyat dalam penerimaan duta besar
Mahkamah Agung, dan pada ayat 2 negara lain sehingga Dewan Perwakilan
presiden memberi amnesti dan abolisi Rakyat dapat memberikan pertimbangan.
dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam 13
Jimly Asshiddiqie, Komentar Atas Undang-Undang
pemberian grasi dan rehabilitasi, Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2009), halaman 50

137
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Selain memiliki kekuasaan sebagai kepala 15. Meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh
pemerintahan, Presiden juga memiliki DPR dengan memperhatikan pertimbangan
kekuasaan sebagai kepala negara, yaitu: DPD (Pasal 23F ayat 1).
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas 16. Menetapkan calon hakim agung yang
Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan diusulkan Komisi Yudisial dan telah
Angkatan Laut (Pasal 10). mendpat persetujuan DPR untuk menjadi
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian hakim agung (Pasal 24A ayat 3).
dan perjanjian dengan negara lain dengan 17. Mengangkat dan memberhentikan anggota
persetujuan DPR (Pasal 11 ayat 1). Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR
3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang (Pasal 24B ayat 3).
menimbulkan akibat luas dan mendasar 18. Menetapkan dan mengajukan anggota
bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan hakim konstitusi (Pasal 24C ayat 3).
beban keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan atau 3. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh MA,
pembentukan undang-undang harus MK, dan KY
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 ayat 2). Kekuasaan yudikatif di Indonesia dijalankan
4. Menyatakan keadaan bahaya, ketentuan oleh beberapa lembaga seperti MA
dan akibat kondisi bahaya ditetapkan (Mahkamah Agung), MK (Mahkamah
dengan undang-undang (Pasal 12). Konstitusi), dan KY (Komisi Yudisial). Fungsi
5. Mengangkat duta dan konsul. Dalam hal lembaga yudikatif sangat penting guna
mengangkat duta, Presiden memperhatikan menjatuhkan sanksi terhadap setiap
pertimbangan DPR (Pasal 13 ayat 1 dan 2). pelanggaran hukum serta memberikan
6. Menerima penempatan duta negara lain keputusan dengan adil terhadap sengketa-
dengan memperhatikan pertimbangan DPR sengketa sipil yang diajukan ke pengadilan
(Pasal 13 ayat 3). untuk diputuskan.
7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan a. Fungsi, Tugas dan Wewenang
memperhatikan pertimbangan MA (Pasal Mahkamah Agung
14 ayat 1). Mahkamah Agung adalah pengadilan
8. Memberi abolisi dan amnesti dengan negara tertinggi dalam arti sebagai badan
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal pengadilan kasasi (terakhir) bagi putusan-
14 ayat 2). putusan yang berasal dari pengadilan di
9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain bawahnya, yaitu pengadilan tingkat
tanda kehormatan yang diatur dengan pertama dan pengadilan banding yang
undang-undang (Pasal 15). meliputi empat lingkungan peradilan,
10. Membentuk suatu dewan pertimbangan yaitu peradilan umum, agama, militer,
yang bertugas memberikan nasihat dan dan tata usaha negara. Dalam undang-
pertimbangan kepada Presiden, yang undang dijelaskan fungsi MA antara lain:
selanjutnya diatur dalam undang-undang 1. Fungsi Peradilan
(Pasal 16). Sistem kasasi di Indonesia
11. Membahas rancangan undang-undang menempatkan MA sebagai badan
untuk mendapatkan persetujuan bersama pengadilan tertinggi yang bertugas
DPR (Pasal 20 ayat 2); membina keseragaman dalam
12. Mengesahkan rancangan undang-undang penerapan hukum dan menjaga agar
yang telah disetujui bersama DPR untuk semua hukum dan undang-undang
menjadi undang-undang (Pasal 20 ayat 4). diseluruh wilayah negara ditetapkan
13. Dalam hal ihwal kepentingan memaksa, secara tepat dan adil. Tugas dan
Presiden berhak menetapkan peraturan fungsi MA tidak disebutkan secara
pemerintah pengganti undang-undang jelas dalam Undang-Undang Dasar
(Pasal 22 ayat 1). 1945 melainkan diatur dalam undang-
14. Mengajukan rancangan undang-undang undang. Dalam Undang-Undang
APBN untuk dibahas bersama DPR dengan Dasar 1945 Pasal 24A ayat 5
memperhatikan DPD (Pasal 23 ayat 2). disebutkan “susunan, kedudukan,

138
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

keanggotaan, dan hukum acara dan petunjuk yang dipandang


Mahkamah Agung serta badan perlu baik dengan surat
peradilan di bawahnya diatur dengan tersendiri, maupun surat edaran.
undang-undang”. Mahkamah Agung (5) Mahkamah Agung berwenang
menggunakan Pasal 113 Undang- untuk meminta keterangan dari
Undang Nomor 1 Tahun 1950 sebagai semua pengadilan dalam semua
landasan hukum untuk kasasi. lingkungan peradilan. Mahkamah
Mahkamah Agung memperluas Pasal Agung dalam hal itu dapat
113 Undang-Undang Nomor 1 Tahun memerintahkan disampaikannya
1950 dengan menentukan bahwa berkas-berkas perkara dan surat-
permohonan kasasi dapat diajukan di surat untuk dipertimbangkan.15
pengadilan tingkat pertama 3. Fungsi Legislasi
(Pengadilan Negeri). Mahkamah Pasal 131 Undang-Undang Nomor 1
Agung mempunyai hak uji. Hak uji Tahun 1950 memberikan kesempatan
tersebut diatur dalam Undang- bagi Mahkamah Agung untuk
Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal membuat peraturan secara sendiri
26 yang berbunyi “Mahkamah Agung bilamana dianggap perlu melengkapi
berwenang untuk menyatakan tidak undang-undang yang sudah ada.
sah semua peraturan perundang- Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1
undangan dari tingkat yang lebih Tahun 1980 tanggal 1 Desember 1980
rendah dari Undang-undang atas tentang peninjauan kembali putusan
alasan bertentangan dengan yang telah memperoleh kekuatan
peraturan perundang-undangan yang hukum yang tetap diperbaiki lagi
lebih tinggi.14 dengan Peraturan Mahkamah Agung
2. Fungsi Pengawasan Nomor 1 Tahun 1982 tanggal 11
Mahkamah Agung dalam prakteknya Maret 1982 tentang Peraturan
masih bersandar pada Pasal 47 Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 yang disempurnakan.
1965 yang berbunyi sebagai berikut: Berdasarkan Undang-Undang Nomor
(1) Mahkamah Agung sebagai 3 Tahun 2009, tugas dan wewenang
puncak semua peradilan dan Mahkamah Agung adalah sebagai
sebagai pengadilan tertinggi berikut:
untuk semua lingkungan 1. Mengadili pada tingkat kasasi
peradilan memberi pimpinan terhadap putusan yang diberikan
kepada pengadilan-pengadilan pada tingkat terakhir oleh
yang bersangkutan. pengadilan di semua lingkungan
(2) Mahkamah Agung melakukan peradilan yang berada di bawah
pengawasan tertinggi kepada Mahkamah Agung.
jalannya peradilan dalam semua 2. Menguji peraturan perundang-
lingkungan pengadilan di seluruh undangan di bawah undang-
Indonesia dan menjaga supaya undang; dan pernyataan tidak
peradilan diselenggarakan berlakunya peraturan perundang-
dengan seksama dan sewajarnya. undangan sebagai hasil pengujian
(3) Perbuatan-perbuatan hakim- dimaksud dapat diambil baik dalam
hakim di semua lingkungan pemeriksaan tingkat kasasi
peradilan diawasi dengan cermat maupun berdasarkan permohonan
oleh Mahkamah Agung. langsung kepada Mahkamah
(4) Untuk kepentingan, Negara dan Agung.
Keadilan Mahkamah Agung 3. Mahkamah Agung melakukan
memberi peringatan, tegoran, pengawasan tertinggi atas

14 15
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965

139
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

perbuatan pengadilan dalam (2) Mahkamah Konstitusi wajib


lingkungan peradilan yang berada memberikan putusan atas pendapat
di bawahnya berdasarkan DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil
ketentuan undang-undang. Presiden diduga telah melakukan
Selain kewenangan di atas, pelanggaran hukum berupa
Mahkamah Agung juga memiliki pengkhianatan terhadap negara,
kewenangan dalam melakukan korupsi, penyuapan, tindak pidana
peradilan tindak pidana korupsi berat lainnya, atau perbuatan
(Tipikor). Peradilan Tipikor didasari tercela, dan/atau tidak lagi
oleh pembentukan dan pengesahan memenuhi syarat sebagai Presiden
Undang-Undang Nomor 46 Tahun dan/atau Wakil Presiden
2009 tentang Pengadilan Tindak sebagaimana dimaksud dalam
Pidana Korupsi.16 Undang-Undang Dasar Negara
b. Tugas dan Wewenang Mahkamah Republik Indonesia Tahun 1945.
Konstitusi (3) Untuk kepentingan pelaksaaan
Setelah amandemen Undang-Undang wewenang sebagaimana dimaksud
Dasar 1945, pada Pasal 24C ayat 1 pada Pasal 10, Mahkamah Konstitusi
sampai 6 menyebutkan pengangkatan berwenang memanggil pejabat
serta penetapan tugas dan wewenang negara, pejabat pemerintah, atau
Mahkamah Konstitusi. Pembentukan warga masyarakat untuk
Mahkamah Konstitusi ini sebagai ganti memberikan keterangan.17
MPR yang sebelumnya diberi c. Tugas dan Wewenang Komisi Yudisial
kewenangan untuk menguji undang- Komisi Yudisial memiliki tugas dan
undang terhadap Undang-Undang Dasar wewenang sebagai berikut:
melalui Ketetapan MPR Nomor 1. Mengusulkan pengangkatan hakim
III/MPR/2000. agung dan hakim ad hoc di Mahkamah
Mengenai tugas dan wewenang Agung kepada DPR untuk
Mahkamah Konstitusi pada Pasal 24C mendapatkan persetujuan DPR.
Undang-Undang Dasar 1945, selanjutnya 2. Menegakkan kehormatan dan
dipertegas dengan Pasal 10 Undang- keluhuran martabat serta menjaga
Undang Nomor 24 Tahun 2003 yang perilaku hakim.
menyatakan sebagai berikut: 3. Menetapkan Kode Etik dan/atau
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH)
mengadili pada tingkat pertama dan bersama-sama dengan Mahkamah
terakhir yang putusannya bersifat Agung.
final untuk: 4. Menjaga dan menegakkan
a. Menguji undang-undang pelaksanaan Kode Etik dan/atau
terhadap Undang-Undang Dasar Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
Negara Republik Indonesia Tahun 5. Melakukan pendaftaran calon hakim
1945. agung.
b. Memutus sengketa kewenangan 6. Melakukan seleksi dan menetapkan
lembaga negara yang calon hakim agung.
kewenangannya diberikan oleh 7. Mengajukan calon hakim agung ke
Undang-Undang Dasar Negara DPR.18
Republik Indonesia tahun 1945.
c. Memutus pembubaran partai PENUTUP
politik. A. Kesimpulan
d. Memutus perselisihan tentang 1. Bahwa dalam sistem pemerintahan
hasil pemilihan umum Republik Indonesia, baik sebelum dan
sesudah amandemen Undang-Undang

17
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003
16 18
Taufik Sukasah, Op.Cit., halaman 46 Taufik Sukasah, Op.Cit., halaman 128

140
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Dasar 1945, konsep Trias Politica oleh


Montesquieu telah diterapkan dalam DAFTAR PUSTAKA
sistem pemerintahan Republik Indonesia, Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Bumi Aksara,
namun konsep Trias Politica tersebut Jakarta, 2010
tidak diterapkan secara absolut. Dasril Radjab, Hukum Tata Negara Indonesia,
2. Dapat diketahui bahwa pembagian PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005
kekuasaan berdasarkan fungsi negara Jimly Asshiddiqie, Komentar Atas Undang-
dalam sistem pemerintahan Republik Undang Dasar Negara Republik
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Indonesia Tahun 1945, Sinar Grafika,
Dasar Tahun 1945 sebelum amandemen Jakarta, 2009
ternyata tidak hanya legislatif (MPR dan Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata
DPR), eksekutif (Presiden) dan yudikatif Negara Jilid II, Sekretariat Jenderal dan
(MA), namun selain dari 3 (tiga) fungsi Kepaniteraan MK RI, Jakarta, 2006
tersebut, masih dibagi lagi yaitu dalam Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
kekuasaan konsultatif (DPA) dan dalam Perguruan Tinggi, Paradigma,
kekuasaan eksaminatif (BPK). Sedangkan Yogyakarta, 2010
pembagian kekuasaan berdasarkan Maria Farida Indriati S., Ilmu Perundang-
fungsi dalam sistem pemerintahan Undangan 1: Jenis, Fungsi dan Materi
Republik Indonesia berdasarkan Undang- Muatan, Kanisius, Yogyakarta, 2007
Undang Dasar Tahun 1945 sesudah Mariana, Paskalina, & Yuningsih, Perbandingan
amandemen ternyata tidak tidak hanya Pemerintahan, Universitas Terbuka,
legislatif (MPR, DPR dan DPD), eksekutif Jakarta, 2007
(Presiden), dan yudikatif (MA, MK dan Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
KY), namun masih dibagi lagi ke dalam Gramedia pustaka Utama, Jakarta, 2005
kekuasaan eksaminatif (BPK). Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum
3. Meski tidak sepenuhnya, namun Tata Negara Indonesia, Fakultas Hukum
Indonesia juga menerapkan prinsip Trias Universitas Indonesia, Jakarta, 1976
Politica secara implisit. Indonesia masih Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern, PT.
menganut prinsip distribusi kekuasaan Refika Aditama, Bandung, 2009
secara klasik, dengan membagi-bagikan Pamudji, Perbandingan Pemerintahan, Bina
kekuasaan negara kepada kekuasaan Aksara, Jakarta, 1985
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Rendy Adiwilaga, Yani Alfianm, dan Ujud
Rusdia, Sistem Pemerintahan Indonesia,
B. Saran CV. Budi Utama, Yogyakarta, 2008
1. Pembagian kekuasaan dari suatu masa ke S.H. Sarundajang, Babak Baru Sistem
masa selalu berganti-ganti mengikuti Pemerintahan Daerah, Kata Hasta
perkembangan masyarakat, maka dari itu Pustaka, Jakarta, 2012
perlu kiranya sebelum melakuan Tatang A. Amirin, Menyusun Rencana
perubahan (amandemen) dibahas dan Penelitian, CV. Rajawali, Jakarta, 1986
dimantapkan dengan memperhatikan ius Taufik Sukasah, Profil Lembaga Negara Rumpun
constitutum dan ius constituendum, Yudikatif, Kementerian Sekertariat
sehingga bisa mewadahi setiap Negara RI, Jakarta, 2012
permasalahan yang muncul. Titik Triwulan, Pokok-Pokok Hukum Tata
2. Mengenai perubahan amandemen di Negara, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006
Indonesia sudah mengalami 4 (empat) Widayati, Rekonstruksi Kedudukan TAP MPR
kali perubahan dalam rentang waktu 4 Dalam Sistem Ketatanegaraan, Genta
(empat) tahun, yaitu pada tahun 1999 Publishing, Yogyakarta, 2015
hingga tahun 2002, dan apabila Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Tata
perubahan ke 5 (lima) terjadi hendaknya Negara di Indonesia, Dian Rakyat,
substansi perubahan disesuaikan dengan Jakarta Timur, 1989
budaya hukum ketatanegaraan yang
sesuai dengan bangsa Indonesia. Peraturan Perundang-Undangan:

141
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965 tentang
Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan
Umum dan Mahkamah Agung
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1950 tentang
Susunan, Kekuasaan Dan Jalan
Pengadilan Mahkamah Agung Indonesia
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Tata Tertib

Jurnal:
Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem
Pemerintahan: Perspektif Pemerintahan
Modern Kekinian”, Jurnal Volume 3,
Nomor 2

142

Anda mungkin juga menyukai