ROBERTUS BELLARVINO
04 10111810013070
HANA MUTIARA
05 10111810013071
PENGERTIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Menurut Davies (1996), Menurut OHSAS Menurut Suraji dan Bambang Endroyo
Levitt (1993) (2009), keselamatan konstruksi adalah
keselamatan konstruksi menyatakan bahwa 18001:1999, keselamatan orang yang bekerja (safe
adalah bebas dari risiko luka keselamatan keselamatan adalah for people) di proyek konstruksi.
dari suatu kecelakaan di konstruksi adalah bebas dari risiko buruk
mana kerusakan kesehatan usaha untuk yang tak dapat diterima.
muncul dari suatu akibat meniadakan dari Keselamatan dan Menurut OHSAS 18001:1999,
langsung/seketika maupun risiko kerugian/luka- kesehatan kerja adalah kecelakaan adalah kejadian yang tak
dalam jangka waktu Panjang kondisi dan factor yang diharapkan yang dapat menimbulkan
luka dari suatu kematian, sakit, luka, kerusakan dan
kecelakaan dan memberikan efek kerugian lainnya
kerusakan Kesehatan dan
kesehatan yang kesejahteraan karyawan,
diakibatkan oleh efek pekerja temporer,
jangka pendek pekerja kontraktor,
maupun jangka peninjau/tamu, dan
Panjang akibat dari orang lain di dalam
lingkungan kerja tak tempat kerja.
sehat.
Sejarah Keselamatan Konstruksi
Dikeluarkannya Veiligheids
Muncul undang - Reglement Stbl. 406, UU Dibuat UU no 1 mengenai
undang tentang kerja keselamatan kerja, sebagai keselamatan kerja sebagai
ketel uap (Staatsblad pengganti VR Stbl. 251. pengganti VR Stbl. 406 .
20) Bersifat represif dan Bersifat preventif edukatif
polisoinal
- Undang – undang
- Peraturan Pemerintah
- Peraturan Presiden
- Peraturan Mentri
- Keputusan Mentri
Peraturan Menteri 8 Tahun 2020 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja Pesawat Angkat dan Angkut
Peraturan ini terdiri dari 10 Bab, yaitu:
BAB 1 KETENTUAN UMUM
Pasal 1 berisi tentang Pengertian – pengertian
Your Text Here
Pasal 2 berisi tentang
You can syarat
simply K3 Pesawat
impress Angkat,and
your audience Pesawat
add aAngkut, dan
unique dan
Alat Bantu Angkat zingAngkut
and appeal to your Presentations.
Peraturan ini menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan pada saat melakukan pekerjaan. Peraturan ini terdiri dari 13 halaman. Pada halaman 6
menjelaskan tentang Penyakit Yang Disebabkan Pajanan Faktor Yang Timbul Dari Aktivitas Pekerjaan, pada halaman 8 menjelaskan tentang penyakit yang disebabkan
oleh faktor fisika, pada halaman 9 menjelaskan tentang penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasite, pada halaman 10 menjelaskan
tentang Penyakit Berdasarkan Sistem Target Organ, pada halaman 12 menjelaskan tentang Penyakit Kanker Akibat Kerja.
Peraturan Pemerintah 88 Tahun 2019 - Tentang Kesehatan Kerja
Peraturan ini terdiri dari 10 Bab, yaitu:
BAB I KETENTUAN UMUM
Berisi tentang Penjelasan dan Pengertian – pengertian
BAB II PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
Berisi tentang penjelasan pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja yang dilihat dari berbagai faktor. Seperti faktor fisika, biologi, kimia, erkologi dan lain sebagainya.
BAB III PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI
Berisi tentang penerapan higiene dan sanitasi yang dilakukan pada area kerja, gedung, bangunan bawah tanah, fasilitas kebersihan. Selain membahas tentang penerapan higiene dan
sanitasi, bab ini juga membahas kebutuhan udara, tata laksana kerumah tanggaan.
BAB IV PERSONIL K3
MANGER DESIGNER MARKETING PLANNER
Berisi tentang Kompetensi Personil K3, Persyaratan Penunjukkan K3, Tata Cara Memperoleh Lisensi K3, Tugas dan Kewenangan, Kewajiban Personil K3, Pencabutan Lisensi K3.
BAB V PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Name Here Name Here Name Here Name Here
Menjelaskan tentang pemeriksaan dan pengujian yang harus dilaksanaakan saat bekerja.
BABGet a modern BERKALA NILAI AMBANG
VI PENINJAUAN GetBATAS
a modern
DAN STANDAR Get a modern Get a modern
PowerPoint PowerPoint PowerPoint PowerPoint
Menjelaskan tentang teknik peninjauan
Presentation that is Presentation that is Presentation that is Presentation that is
beautifully
BAB designed.
VII PENGAWASAN beautifully designed. beautifully designed. beautifully designed.
YouMenjelaskan
can simplytentang
impress You dilakukan
pengawasan K3 yang harus can simply impress You can simply impress You can simply impress
your audience and add a your audience and add a your audience and add a your audience and add a
BAB VIII SANKSI
unique zing unique zing unique zing unique zing
Menjelaskan tentang sanksi tentang keselamatan kerja
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
Menjelaskan tentang ketentuan peralihan dan lisensi
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Berisi tentang tanggal Berlakunya peraturan
Peraturan Menteri 6 Tahun 2017 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator
BAB IV PERSONIL K3
Get a modern PowerPoint Presentation that
EBerisi tentang Kompetensi Teknisi K3, Tata designed.
is beautifully cara memperoleh lisensi K3,
Kewenangan Teknisi K3, Kewajiban Teknisi K3, Kewenangan Operator K3,
Kewajiban Operator K3, Pencabutan Lisensi K3.
Peraturan Menteri 6 Tahun 2017 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator
Tahun 2016
mengoprasiannya.
7. BAB VII TANUR (FURNACE)
Pada BAB ini ada pasal 93 sampai pasal 109. Isi
dari BAB ini adalah penjelasan tantang tanur (pesawat
yang bekerja dengan cara pemanasan dan digunakan
untuk mengolah, memperbaiki, atau mengubah sufat
logam, barang atau pokok teknis) beserta cara
mengoprasiannya.
8. BAB VIII PERSONIL
Pada BAB ini ada pasal 110 sampai pasal 128. Isi
dari BAB ini adalah penjelasan tantang personil dari
penggerak mula hingga tanur.
9. BAB IX PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pada BAB ini ada pasal 129 sampai pasal 142. Isi
dari BAB ini adalah penjelasan tantang persyaratan, surat
keterangan, dan hasil dari pemeriksaan dan pengujian.
Peraturan 10. BAB X PENGAWASAN
Pada BAB ini ada pasal 143. Isi dari BAB ini adalah
penjelasan tantang pengawasan pelaksanakan K3
Peraturan Menteri 37 Tahun 2016 berisi tentang keselamatan dan Kesehatan kerja
bejana tekanan dan tangki timbun.
Your Text Here
1. BAB I KETENTUAN UMUM
You can simply impress your audience and add a
Pada unique
BAB inizing
adaand appeal
pasal to your
1, 2, dan Presentations.
3 menjelaskan tentang
pengertian-pengertian tentang keselamatan dan Kesehatan kerja bejana
kanan dan tangki timbun. Serta syarat-syarat menerapkan K3 bejana
Your Text Here
tekanan dan
Youtangki timbun,
can simply dan tujuan
impress dari pelaksanaan
your audience and addsyarat
a penerapan
unique zing and appeal to your Presentations.
K3.
2. BAB II RUANG LINGKUP
Pada BAB ini ada pasal 4, 5, dan 6Your
menjelaskan tentang jenis
Text Here
You can simply impress your audience and add a
bejana tekanan dan tangki timbun. Volume dari bejana tekanan dan
unique zing and appeal to your Presentations.
tangki timbun.
3. BAB III SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Your Text Here
BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN
You can simply impress your audience and add a
Pada BAB ini ada pasal
unique zing 7 sampai
and pasal
appeal 28 menjelaskan
to your tentang
Presentations.
persyaratan bahan, konstruksi, alat keselamatan dan Kesehatan kerja bejana
tekanan dan tangki timbun.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016
tangki timbun.
8. BAB VIII PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
Padaunique
BABzing
ini and
adaappeal
pasal to68your
sampai pasal 85
Presentations.
undangan.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016
7. BAB VII PERSONIL
Pada BAB ini ada pasal 59 sampai pasal 67
menjelaskan tentang persyaratan untuk personil
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
keselamatan danzing
unique Kesehatan
and appealkerja bejana
to your tekanan dan
Presentations.
tangki timbun.
8. BAB VIII PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
Padaunique
BABzing
ini and
adaappeal
pasal to68your
sampai pasal 85
Presentations.
undangan.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016
BAB ini menjelaskan tentang kedudukan, tugas, dan fungsi dari Unit Pelaksana Teknis Bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai. Unit Pelaksana Teknis Bidang K3 dapat
diklasifikasikan menjadi 2 kelas, yaitu: Balai Besar Pengembangan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja; dan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi dan bagian – bagian dari Balai Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja.
Bab ini menjelaskan tentang pembentukan Kelompok Jabatan Fungsional yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan jenjang dan keahliannya.
Bab ini mengatur tata kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. U
6. BAB VI ESELON
Bab ini menjelaskan tenang hirarki jabatan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada saat peraturan ini berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di
Kementerian Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor PER. 07/MEN/IV/2011 tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Pada saat peraturan ini berlaku, Peraturan Menakertrans Nomor PER. 07/MEN/IV/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kemnakertrans dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Menteri 12 Tahun 2015 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja
Bab ini menjelaskan tentang pengertian mengenai K3, kelistrikan, Perusahaan Jasa
Get serta
a modern PowerPoint Presentation that
A K3(PJK3), pengusaha, pengurus Ahli K3 bidang listrik.
is beautifully designed.
2. BAB II RUANG LINGKUP
Get a modern PowerPoint Presentation that
B Pelaksanaan K3 listrik meliputi: perencanaan, pemasangan, penggunaan,
is beautifully designed.
perubahan, pemeliharaan; pemeriksaan dan pengujian. Persyaratan K3 dilaksanakan
pada kegiatan: pembangkitan listrik, transmisi listrik, transmisi listrik, distribusi listrik
danpemanfaatan listrik yang Get
beroperasi dengan
a modern teganganPresentation
PowerPoint lebih dari 50that
(lima puluh)
C is beautifully
volt arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh) voltdesigned.
arus searah.
Bab ini menjelaskan bahwa Pemeriksaan dan pengujian wajib dilakukan pada
perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan untuk kegiatan
pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik. Pemeriksaan secara
berkala dilakukan paling sedikit
Get 1atahun sekali
modern dan pengujian
PowerPoint secara berkala
Presentation that dilakukan
A paling sedikit 5 tahun sekali. is beautifully designed.
5. BAB V PENGAWASAN
Get a modern PowerPoint Presentation that
B Bab ini menjelaskan bahwa pengawasan pelaksanaan
is beautifully K3 listrik di tempat kerja
designed.
dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan.
Peraturan ini menjelaskan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di dalam lampiran
peraturan ini, dijelaskan tentang ketentuan Penyesuaian (Inspassing) Dalam Jabatan Dan Pangkat yang menjelaskan tentang Tata Cara Penyesuaian (Inspassing), Jangka
Waktu Penyesuaian (Inspassing) Penguji K3 dan Perhitungan Angka Kredit. Selain itu dalam peraturan ini terdapat beberapa format surat, diantaranya : Surat
Pernyataan Atasan/Pimpinan, Surat Pernyataan Beersedia Diangkat, Penilaian Administrasi Formasi Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,
dan Rekomendasi Penyesuaian (Inspassing) Jabatan Penguji Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri 10 Tahun 2015 - Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan Angka Kreditnya
Peraturan ini mengatur tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan Angka Kreditnya. Peraturan ini mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkannya yaitu pada tanggal 8 april 2015. Peraturan ini berisi sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan pedoman bagi: Pejabat yang berwenang
menentukan angka kredit; Tim penilai; Pejabat yang mengusulkan angka kredit; dan Pejabat fungsional penguji K3 pada Kementrian Ketenagakerjaan, Instansi pusat
selain Kementrian Ketenagakerjaan, dan Instansi daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan, pengusulan, dan penilaian jabatan fungsional Penguji K3.
Di dalam lampiran peraturan ini, dijelaskan mengenai Jabatan Fungsional K3, Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penguji K3, Tim Penilai Jabatan Fungsional Penguji K3, dan Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Penguji K3.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB I
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan dan pengertian jabatan fungsional K3
BAB II
Peraturan Bab ini membahas tentang TUGAS POKOK, JENJANG JABATAN DAN PANGKAT,
GOLONGAN RUANG
Menteri 1 1. Jenjang Jabatan Fungsional Penguji K3
2. Pangkat, golongan ruang Penguji K3 sebagaimana dimaksud pada angka 1
Tahun 2015 3. Jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang untuk masing-masing jenjang Jabatan
Fungsional Penguji K3 sebagaimana dimaksud pada angka 2
4. Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penguji K3
berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit, sehingga jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang
dapat tidak sesuai dengan jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang sebagaimana
dimaksud pada angka 2.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB III
Bab ini membahas tentang PENILAIAN ANGKA KREDIT BAGI PENGUJI K3 YANG
MELAKSANAKAN TUGAS TIDAK SESUAI DENGAN JENJANG JABATANNYA Apabila
pada suatu unit kerja tidak terdapat Penguji K3 untuk melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang
jabatannya, maka Penguji K3 lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah
jenjang jabatannya dapat melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis
Peraturan dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Menteri 1 1.
BAB IV
Tahun 2015 Bab ini membahas tentang PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT,
PENGANGKATAN PERTAMA, DAN PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
1. PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT
2. PENGANGKATAN PERTAMA
3. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB V
Bab ini membahas tentang PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
1. Pengusulan penetapan angka kredit disampaikan oleh pimpinan unit kerja paling rendah
pejabat Pengawas yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian dengan melampirkan
daftar usulan penetapan angka kredit dan bukti fisik setelah diketahui atasan langsung
Peraturan Penguji K3 yang bersangkutan kepada pejabat yang mengusulkan penetapan angka kredit
dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran I-c
Menteri 1 2. Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap Penguji K3 dilakukan paling kurang 1
(satu) kali dalam setahun.
Tahun 2015 BAB VI
Bab ini membahas tentang SPESIMEN PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN
ANGKA KREDIT, TIM PENILAI, TUGAS TIM PENILAI, DAN TIM TEKNIS.
BAB VII
Bab ini membahas tentang KENAIKAN PANGKAT, KENAIKAN JABATAN, DAN ANGKA
KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB VIII
Bab ini membahas tentang PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PENURUNAN JABATAN
BAB IX
Bab ini membahas tentang PENGANGKATAN KEMBALI
Tujuan dari konvensi ini yang meliputi, sistem nasional keselamatan dan kesehatan kerja pada
infrastruktur,Program yang di prioritaskan pada keselamatan kerja, dan perwujudan lingkungan
kerja yang aman dan sehat
1. OBJECTIVE
Setiap anggota harus mengambil Langkah -langkah aktif menuju mencapai lingkungan kerja yang
lebih aman dan sehat secara progresif
Peraturan Presiden 34 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
4. NATIONAL POLICY
Setiap anggota harus mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan sehat,peningkatan
berkelanjutan dari keselamatan kerja dan Kesehatan melalui pembangunan
5. NATIONAL SYSTEM
Peraturan Presiden 34 Tahun Peninjauan secara berkala sistem nasional untuk keselamatan dan Kesehatan kerja,hukum.mekanis
2014 dan regulasi yang berlaku untuk k3
6. NATIONAL PROGAMME
Pasal 4 membahas tentang persyaratan Untuk dapat ditunjuk sebagai Lembaga Audit SMK3, pemeriksaan
dokumen dan verifikasi lapangan oleh direktur Jenderal dan laporan hasil pemeriksaan dokumen dan
verifikasi lapangan kepada Menteri
Pasal 5-6 membahas tentang penerimaan atau penolakan laporan dan perpanjangan
Pasal 7-19 membahas tentang kewajiban Lembaga audit SMK3 yang ditunjuk dan penunjukan auditor
eksternal,kewenangan dan kewajiban auditor
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB III MEKANISME AUDIT SMK3
Pasal 20-24 membahas tentang mekanisme lembaga audit SMK3 dan penyertaan laporan Lembaga
audit SMK3
Pasal 32 membahas tentang Audit SMK3 yang dilaksanakan sebelum ditetapkannya Peraturan
Menteri ini masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu penunjukan Lembaga
Audit SMK3, Auditor SMK3, dan penghargaan SMK3.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Bab ini membahas tentang pencabutan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.18/MEN/XI/2008 tentang Penyelenggara
Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Nomor KEP.19/MEN/1997 tentang Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Menteri 26
Tahun 2014
Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan
hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai kepada
keselamatan dan kesehatan masyarakat secara nasional. Oleh karena itu dalam kondisi apapun K3
wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan standar baik nasional maupun internasional.
Keputusan Menteri 386 Tahun
2014
Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
BAB II TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN
Meningkatkan partisipasi semua pihak dalam mencapai pelaksanaan budaya K3 secara optimal
disetiap kegiatan usaha;
Keputusan Menteri 386 Tahun
2014 Meningkatkan penerapan K3 menuju masyarakat mandiri berbudaya K3
SASARAN
Terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.
Bab ini membahas tentang Tema Pokok Tahunan dari 2015-2019 dan sub tema yang ditetapkan
oleh kepala daerah
BAB IV PENYELENGGARAAN
Bab ini membahas tentang pelaksana,pelaksanaan, dan Program mengenai bulan K3 Nasional
Keputusan Menteri 386 Tahun
2014 BAB V PENDANAAN
Bab ini membahas tentang Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN/BUMD, Lembaga K3, Serikat Pekerja/Serikat
Buruh, Asosiasi Pengusaha, Lembaga Pendidikan, Perusahaan dan masyarakat menyediakan
anggaran untuk pelaksanaan bulan K3.
BAB VI PELAPORAN
Bab ini membahas tentang Perusahaan yang melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota, Bupati/Walikota melaporkan kepada Gubernur di
wilayahnya masing– masing, Gubernur melaporkan kepada Menteri Ketenagakerjaan dengan
tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.
Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
Keputusan Menteri 386 Tahun
BAB VII PENUTUP
2014
Petunjuk Pelaksanaan Bulan K3 Nasional Tahun 2015–2019 ini, digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan Bulan K3 pada setiap tahun, dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019
Berikut adalah isi dari Peraturan Pemerintah tahun 2012
BAB I KETENTUAN UMUM
Bab ini membahas tentang definisi dari komponen-komponen yang terlibat dalamm SMK3,tujuan
dari penerapan SMK3 dan koridor penerapannya (pasal 1-3)
Peraturan Pasal 4-15 membahas tentang Penetapan kebijakan K3,pelaksanaan rencana K3,pemantauan dan
evaluasi kinerja K3,Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Pemerintah 50 BAB III PENILAIAN SMK3
Tahun 2012 Pasal 16.-17 membahas tentang Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit
independent dan Bentuk laporan hasil audit
BAB IV PENGAWASAN
Pasal 18-20 membahas tentang pengawasan SMK3 dan indicator yang diawasinya. Serta
pembinaan yang dilakukan berdsasarkan hasil pengawasan yang telah diperoleh
Berikut adalah isi dari Peraturan Pemerintah tahun 2012
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21 membahas tentang Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun.
Peraturan
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Pemerintah 50 Pasal 22 membahas tentang berlakunya Peraturan Pemerintah pada tanggal diundangkan.
Tahun 2012
Peraturan Menteri PER-04/MEN/1995
Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Asal mula :
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No Kep. 1261/Men/1998 yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, sehingga perlu
disempurnakan.
Mengingat :
1. Undang-Undang Uap tahun 1930 (Staatsblad tahun 1930 No.225);
2. Undang-undang No. 3 tahun 1951 tentang Pernyataan berlakunya Undang-undang Pengawasan perburuhan tahun 1948 No. 23
dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 No. 4)
3. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara tahun 1969
No. 55, Tambahan Lembaran Negara No. 2912).
4. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1970 No. 1, Tambahan Lembaran
Negara No.2918).
Dalam Peraturan Menteri PER-04/MEN/1995 membahas Perusahaan Jasa keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3), yaitu:
Ketentuan umum, berisi syarat syarat penunjukan PJK3, Hak dan Kewajiban PJK3, ketentuan lain lain, Sanksi bagi PJK3, Ketentuan
Peralihan dan Ketentuan Penutup.
Peraturan Menteri PER-02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Petunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Asal mula :
- Sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 1 ayat (6) dan pasal 5 ayat (2) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, dimana perlu menetapkan tata cara penunjukan, kewajiban, dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
- Peraturan tata cara penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. PER-03/MEN/1978 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER04/MEN/1987 sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan sehingga perlu disempurnakan.
Mengingat :
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stb 1930 No. 225) ;
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja ;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
4. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stb 1930 No. 339) ;
5. Keputusan Presiden R.I. No. 15 Tahun 1984 Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1987 tentang Susunan Organisasi
Departemen ;
6. Keputusan Presiden R.I. Nomor 64/M Tahun 1988 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan V ;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
Dalam Peraturan Menteri PER-02/MEN/1992 membahas tentang Tata Cara Penujukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Berisi tentang ketentuan umum, Tata Cara Penujukan Ahli K3, Kewajiban dan Wewenang
Ahli K3, Ketentuan Peralihan dan Penutup.
Peraturan Menteri PER-01/MEN/1992
Tentang Syarat - Syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Karbid
Asal mula :
Peraturan peraturan Khusus I.I. mengenai instalasi-instalasi untuk pembuatan Gas Karbid bagi keperluan-keperluan teknik
No.7/PK.3/P tanggal 15 Desember 1962 yang dikeluarkan oleh Kepala Jawatan Pengawas Keselamatan Kerja dan sudah tidak sesuai
dengan perkembangan keadaan dan karenanya perlu dicabut.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan ;
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok Tenaga Kerja
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
4. Keputusan Presiden Nomor. 64/M/1988 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan V
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1984, tentang Pengawasan ketenagakerjaan Terpadu
Peraturan Menteri PER-01/MEN/1992 Membahas Tentang Syarat syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid.
Berisi tentang ketentuan umum, syarat syarat pemasangan dan pemakaian, Pengawasan, Pengesahan, Ketentuan Pidana dan
Ketentuan Penutup.
Undang-undang 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja
Asal mula :
Peraturan yang digunakan adalah Veiligheidsreglement tahun 1910 (Stbl. No. 406)
Mengingat :
1. Pasal-pasal 5, 20, dan 27 Undang-undang Dasar 1945;
2. Pasal-pasal 9 dan 10 Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerdja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 No. 55, Tambahan Lembaran Negara No. 2912);
Maka pemerintah (DPR Gotong-Rojong) menetapkan UU 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang undang ini masih
berlaku hingga saat ini dan merupakan pedoman kebijakan atau peraturan peraturan yang berhubungan dengan K3 di Indonesia.
UU 1 Tahun 1970 terdiri dari 10 bab dan 18 pasal.
Bab 1 Pasal 1 membahas tentang istilah istilah
Bab 2 Pasal 2 membahas tentang ruang lingkup
Bab 3 pasal 3 dan pasal 4 membahas syarat syarat keselamatan kerja
Bab 4 Pasal 5 hingga pasal 8 membahas tentang pengawasan;
Bab 5 pasal 9 membahas tentang pengawasan;
Bab 6 pasal 10 Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan kerja;
Bab 7 pasal 11 membahas tentang Kecelakaan;
Bab 8 pasal 12 membahas tentang kewajiban dan hak tenaga kerja;
Bab 9 pasal 13 membahas tentang Kewajiban bila memasuki tempat kerja;
Bab 10 Pasal 14 membahsan tentang kewajiban penutup;
Bab 11 pasal 15 hingga pasal 18 berisi ketentuan ketentuan penutup.
Selain itu juga dilengkapi dengan penjelasan per ayat.
UU 1 Tahun 1970 sendiri berisi tujuan Memberi pelindungan dan menjamin keselamatan setiap pekerja maupun orang lain yang
berada dalam satu lingkungan kerja. Menjamin setiap sumber produksi yang ada dapat digunakan secara aman dan efisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas sumber daya manusia.
Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930
Tentang Undang-undang Uap (stoom Ordonantie 1930)
Asal mula :
Mengubah dari Peraturan Uap No. 342 tahun 1924 dan menimbang bahwa dianggap perlu untuk meninjau kembali Peraturan Uap
yang ditetapkan berdasarkan Ordonansi tanggal 4 Pebruari tahun 1924 (Stb.No. 42 tahun 1924), sebagaimana diubah dengan
Ordonansi tanggal 24 Maret 1924 (Stb. No. 129), tanggal 19 Maret tahun 1925 (Stb. No. 121) dan tanggal 11 Mei tahun 1927 (Stb.
No. 257)
Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930 merupakan undang undang yang berasal dari pemerintahan Hindia Belanda. Hingga
saat ini status Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930 masih berlaku dan berkaitan dengan peraturan peraturan menteri yang masih
berlaku saat ini. Namun hukum ini kaitannya dalam bidang konstruksi sangatlah kecil dan hampir tidak berkaitan. Selain itu dengan
dikeluarkannya UU no 1 tahun 1970 maka penggunaan Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930 juga semakin jarang dalam bidang
keselamatan kerja.
KESIMPULAN