Anda di halaman 1dari 66

KEBIJAKAN PEMERINTAH

TENTANG KESELAMATAN KONSTRUKSI


Anggota FIRMAN ALVIANI
Kelompok 01 10111810010037

FADILLA TUNGGA DEWI AMARTHA


02 10111810013041

DINDA GITA PAMBAYUN


03 10111810013053

ROBERTUS BELLARVINO
04 10111810013070

HANA MUTIARA
05 10111810013071
PENGERTIAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Menurut Davies (1996), Menurut OHSAS Menurut Suraji dan Bambang Endroyo
Levitt (1993) (2009), keselamatan konstruksi adalah
keselamatan konstruksi menyatakan bahwa 18001:1999, keselamatan orang yang bekerja (safe
adalah bebas dari risiko luka keselamatan keselamatan adalah for people) di proyek konstruksi.
dari suatu kecelakaan di konstruksi adalah bebas dari risiko buruk
mana kerusakan kesehatan usaha untuk yang tak dapat diterima.
muncul dari suatu akibat meniadakan dari Keselamatan dan Menurut OHSAS 18001:1999,
langsung/seketika maupun risiko kerugian/luka- kesehatan kerja adalah kecelakaan adalah kejadian yang tak
dalam jangka waktu Panjang kondisi dan factor yang diharapkan yang dapat menimbulkan
luka dari suatu kematian, sakit, luka, kerusakan dan
kecelakaan dan memberikan efek kerugian lainnya
kerusakan Kesehatan dan
kesehatan yang kesejahteraan karyawan,
diakibatkan oleh efek pekerja temporer,
jangka pendek pekerja kontraktor,
maupun jangka peninjau/tamu, dan
Panjang akibat dari orang lain di dalam
lingkungan kerja tak tempat kerja.
sehat.
Sejarah Keselamatan Konstruksi
Dikeluarkannya Veiligheids
Muncul undang - Reglement Stbl. 406, UU Dibuat UU no 1 mengenai
undang tentang kerja keselamatan kerja, sebagai keselamatan kerja sebagai
ketel uap (Staatsblad pengganti VR Stbl. 251. pengganti VR Stbl. 406 .
20) Bersifat represif dan Bersifat preventif edukatif
polisoinal

1852 1890 1910 1957 1970 NOW

Dikeluarkan ketentuan Berbagai peraturan


mengenai pemasangan Didirikan Instansi maupun UU tentang
serta penggunaan Kesehatan serta K3 telah dikeluarkan
jaringan listrik di lokasi Keselamatan Kerja. pemerintah
Indonesia
PERAN PEMERINTAH
Pemerintah mendorong berbagai proses
partisipatif untuk mendorong kemampuan
masyarakat jasa konstruksi. Salah satunya
Disampaikan pula bahwa sektor jasa
dalam penyusunan peraturan pelaksanaan
konstruksi sebagai pendukung utama
Undang-undang Jasa Konstruksi nomor 2
Tahun 2017, Pemerintah dalam hal ini terlaksananya Pembangunan Infrastruktur
Kementerian PUPR mengedepankan diskusi, masih memerlukan perhatian khusus agar
yang lebih dikenal dengan istilah konsultasi lebih baik di masa mendatang. Beberapa hal
publik, sebagai langkah akomodatif yang perlu diperhatikan antara lain terkait
pemerintah untuk memberi ruang bagi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
partisipasi masyarakat. Saat ini penyusunan Konstruksi ; Kesiapan rantai pasok konstruksi ;
Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Struktur usaha konstruksi ; Distribusi tenaga
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun kerja konstruksi ; Perkembangan dinamika
2017 tentang Jasa konstruksi telah memasuki kelembagaan sertifikasi tenaga kerja
rapat Panitia AntarKementerian tahap II yang konstruksi.
telah dilaksanakan pada 3 September 2018
K3 di INDONESIA

Kecelakaan tidak hanya menyebabkan kematian,


kerugian materi moril, dan kerusakan lingkungan namun
juga mempengaruhi produktivitas, dan kesejahteraan
masyarakat.

Kecelakaan kerja juga mempengaruhi


indeks pembangunan manusia dan indeks
pembangunan ketenagakerjaan.
“Pondasi pentingnya penerapan budaya K3 sudah ada
sejak lama yaitu melalui diundangkannya Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Namun,
meski budaya K3 sudah dicanangkan sejak setengah abad
lalu, kecelakaan kerja di Indonesia masih relatif tinggi”,
Kutip Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
(Economy.Okezone.com)
Pengoptimalan penerapan peraturan K3 tidak hanya merujuk pada satu pihak, namun semua pihak baik itu pemerintah,
owner, pelaksana maupun pekerja. Semua dituntut untuk lebih serius dalam menerapkan budaya K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja).

‘ Akan tetapi dalam praktiknya pengawasan dan penerapan sanksi


yang tidak maksimal dari Kementerian Ketenagakerjaan kepada
perusahaan jadi salah satu kendala tidak optimalnya penerapan K3 di
Indonesia. Dengan begitu masih banyak perusahaan yang tidak takut
untuk tidak melaksanakan K3. ‘

Terciptanya K3 unggul, yaitu K3 yang menjadi budaya di


lingkungan kerja atau industri, ada 3 hal yang harus
terpenuhi
1. Komitmen dan kepemimpinan manajemen.
2. Keterlibatan pekerja/buruh.
3. Tersedianya akses untuk memberikan masukan, kritik dan
saran untuk perbaikan K3.
KEBIJAKAN
PEMERINTAH
TENTANG
KESELAMATAN
KONSTRUKSI
Jenis-jenis Kebijakan K3 yang berlaku di Indonesia

- Undang – undang

- Peraturan Pemerintah

- Peraturan Presiden

- Peraturan Mentri

- Keputusan Mentri
Peraturan Menteri 8 Tahun 2020 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja Pesawat Angkat dan Angkut
Peraturan ini terdiri dari 10 Bab, yaitu:
BAB 1 KETENTUAN UMUM
Pasal 1 berisi tentang Pengertian – pengertian
Your Text Here
Pasal 2 berisi tentang
You can syarat
simply K3 Pesawat
impress Angkat,and
your audience Pesawat
add aAngkut, dan
unique dan
Alat Bantu Angkat zingAngkut
and appeal to your Presentations.

Pasal 3 berisi tentang pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat


Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan AngkutYour Text Here
You can
BAB 2 SYARAT simply impress your
KESELAMATAN DAN audience and addKERJA
KESEHATAN a
unique zing and appeal to your Presentations.
PESAWAT ANGKAT, PESAWAT ANGKUT, DAN ALAT BANTU
ANGKAT DAN ANGKUT
Bagian 1 Umum Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
Bagian 2 berisi tentang
unique zingBahan Pesawat
and appeal Angkat
to your dan Pesawat Angkut
Presentations.
Bagian 3 berisi tentang Komponen Utama Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut
Your Text Here
Bagian 4 berisi tentang Perlengkapan Pesawat Angkat dan Pesawat
You can simply impress your audience and add a
Angkut unique zing and appeal to your Presentations.

Bagian 5 berisi tentang Pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat


Angkut
Peraturan Menteri 8 Tahun 2020 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja Pesawat Angkat dan Angkut

BAB 3 PESAWAT ANGKAT


Berisi tentang komponen – komponen pesawat angkat, Alat Angkat
Your Text Here
Pengatur Posisi Benda Kerja, Personal Platform, pengoprasian pesawat
You can simply impress your audience and add a
angkat unique zing and appeal to your Presentations.
BAB 4 PESAWAT ANGKUT
Berisi tentang alat berat, pengoprasian, metode, komponen pesawat
Your Text Here
angkut You can simply impress your audience and add a
BAB 5 ALAT unique
BANTUzing and appeal
ANGKAT DANto ANGKUT
your Presentations.

Berisi tentang komponen yang diperlukan, alat kelengkapan


BAB 6 PERSONEL Your Text Here
You can
Berisi tentang simply impress
Kompetensi your
personel K3,audience and Teknisi
Penunjukan add a dan
unique zing and appeal to your Presentations.
Operator, Ahli K3 bidang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut, Tata cara
memperoleh lisensi K3, Tata Cara Memperoleh Surat Keputusan
Penunjukan Dan Kartu Tanda Kewenangan, Your Text Here
Perpanjangan Surat Keputusan
You can simply impress your audience and add a
Penunjukan, Kartu Tanda
unique zingKewenangan dan
and appeal to Lisensi
your Keselamatan dan
Presentations.
Kesehatan Kerja, Tugas Dan Kewenangan Teknisi, dsb
Peraturan Menteri 8 Tahun 2020 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja Pesawat Angkat dan Angkut

Your Text Here


You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
BAB 7 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Berisi tentang pemeriksaan dan pengujian pesawat angkat dan
pesawat angkut Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
BAB 8 PENGAWASAN
unique zing and appeal to your Presentations.
Berisi tentang pengawasan yang harus dilakukan selama pekerjaan
BAB 9 SANKSI Your Text Here
You can
Berisi tentang simplyK3
sanksi impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
BAB 10 PENUTUP
Berisi tentang tanggal berlakunya peraturan
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
Peraturan Pemerintah 88 Tahun 2019 - Tentang Kesehatan Kerja
Peraturan ini terdiri dari 6 bab yaitu:
BAB 1 KETENTUAN UMUM
Berisi tentang Pengertian – pengertian
BAB II PENYELENGGARAAN KESEHATAN KERJA
Berisi tentang Standar Kesehatan Kerja, Dukungan Penyelenggaraan Kesehatan Kerja
BAB III . PENDANAAN
Pendanaan penyelenggaraan Kesehatan Kerja dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah,
masyarakat, atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
MANGER
BAB IV PERAN SERTA MASYARAKATDESIGNER MARKETING PLANNER
Peran
Name serta masyarakat sebagaimana dimaksud
Here Name dapat dilaksanakan melalui:
Here Name Here Name Here
a. perencanaan, pelaksanaan, pemantarlan, penilaian, dan pengawasan;
Get a modern Get a modern Get a modern Get a modern
b. pemberian bantuan sarana, tenaga ahli, dan Iinansial;
PowerPoint PowerPoint PowerPoint PowerPoint
Presentation that is Presentation that is Presentation that is Presentation that is
c.beautifully
dukungandesigned.
kegiatan penelitian dan pengembangan
beautifullyKesehatan
designed. Kerja; beautifully designed. beautifully designed.
You can simplybimbingan
d. pemberian impress dan penyuluhanYou sertacan simply impress
penyebarluasan informasi; dan You can simply impress You can simply impress
your audience and add a your audience and add a your audience and add a your audience and add a
e. sumbangan pemikiran dan pertimbangan bcrkenaan
unique zing dengan penentuan kebijakan dan/unique
unique zing atau pelaksanaan
zing Kesehatan Kerja. unique zing
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Berisi tentang kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Berisi tentang tanggal berlakunya peraturan
Peraturan Presiden 7 Tahun 2019 - Tentang Penyakit Akibat Kerja

Peraturan ini menjelaskan penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan pada saat melakukan pekerjaan. Peraturan ini terdiri dari 13 halaman. Pada halaman 6
menjelaskan tentang Penyakit Yang Disebabkan Pajanan Faktor Yang Timbul Dari Aktivitas Pekerjaan, pada halaman 8 menjelaskan tentang penyakit yang disebabkan
oleh faktor fisika, pada halaman 9 menjelaskan tentang penyakit yang disebabkan oleh faktor biologi dan penyakit infeksi atau parasite, pada halaman 10 menjelaskan
tentang Penyakit Berdasarkan Sistem Target Organ, pada halaman 12 menjelaskan tentang Penyakit Kanker Akibat Kerja.
Peraturan Pemerintah 88 Tahun 2019 - Tentang Kesehatan Kerja
Peraturan ini terdiri dari 10 Bab, yaitu:
BAB I KETENTUAN UMUM
Berisi tentang Penjelasan dan Pengertian – pengertian
BAB II PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
Berisi tentang penjelasan pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja yang dilihat dari berbagai faktor. Seperti faktor fisika, biologi, kimia, erkologi dan lain sebagainya.
BAB III PENERAPAN HIGIENE DAN SANITASI
Berisi tentang penerapan higiene dan sanitasi yang dilakukan pada area kerja, gedung, bangunan bawah tanah, fasilitas kebersihan. Selain membahas tentang penerapan higiene dan
sanitasi, bab ini juga membahas kebutuhan udara, tata laksana kerumah tanggaan.
BAB IV PERSONIL K3
MANGER DESIGNER MARKETING PLANNER
Berisi tentang Kompetensi Personil K3, Persyaratan Penunjukkan K3, Tata Cara Memperoleh Lisensi K3, Tugas dan Kewenangan, Kewajiban Personil K3, Pencabutan Lisensi K3.
BAB V PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Name Here Name Here Name Here Name Here
Menjelaskan tentang pemeriksaan dan pengujian yang harus dilaksanaakan saat bekerja.
BABGet a modern BERKALA NILAI AMBANG
VI PENINJAUAN GetBATAS
a modern
DAN STANDAR Get a modern Get a modern
PowerPoint PowerPoint PowerPoint PowerPoint
Menjelaskan tentang teknik peninjauan
Presentation that is Presentation that is Presentation that is Presentation that is
beautifully
BAB designed.
VII PENGAWASAN beautifully designed. beautifully designed. beautifully designed.
YouMenjelaskan
can simplytentang
impress You dilakukan
pengawasan K3 yang harus can simply impress You can simply impress You can simply impress
your audience and add a your audience and add a your audience and add a your audience and add a
BAB VIII SANKSI
unique zing unique zing unique zing unique zing
Menjelaskan tentang sanksi tentang keselamatan kerja
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
Menjelaskan tentang ketentuan peralihan dan lisensi
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Berisi tentang tanggal Berlakunya peraturan
Peraturan Menteri 6 Tahun 2017 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator

Peraturan ini terdiri dari 10 Bab, yaitu:


BAB I KETENTUAN UMUM
Berisi tentang Penjelasan umum dan Pengertian – pengertian
Get a modern PowerPoint Presentation that
A BAB II RUANG LINGKUP is beautifully designed.
Berisi tentang penjelasan ruang lingkup yang akan dibahas didalam peraturan
Get a modern PowerPoint Presentation that
B BAB III SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
is beautifully designed.
ELEVATOR DAN ESKALATOR
Get a modern PowerPoint
dipenuhiPresentation that eskalatir,
CBerisi tentang syarat-syarat yang harus dalam memasang
is beautifully designed.
mesin, sabuk penggantung, teromol, kereta, rem pengaman, instalasi listrik,
peralatan penggerak,Get
anak tangga, bidang
a modern landas,Presentation
PowerPoint pagar pelindung,
that ban
Dpegangan, lintasan luncur, peralatan
is beautifully
pengaman.designed.

BAB IV PERSONIL K3
Get a modern PowerPoint Presentation that
EBerisi tentang Kompetensi Teknisi K3, Tata designed.
is beautifully cara memperoleh lisensi K3,
Kewenangan Teknisi K3, Kewajiban Teknisi K3, Kewenangan Operator K3,
Kewajiban Operator K3, Pencabutan Lisensi K3.
Peraturan Menteri 6 Tahun 2017 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator

BAB V PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


Get a modern PowerPoint Presentation that
A Menjelaskan tentang pengujianisdan pemeriksaan
beautifully yang harus dilaksanakan saat
designed.
pekerjaan
Get a modern PowerPoint Presentation that
BAB VI PENGAWASAN
B is beautifully designed.
Menjelaskan tentang pengawasan K3 Elevatir dan Eskalator
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN
CMenjelaskan tentangGet a modern PowerPoint Presentation that
ketentuan isyperalihan
beautifullyyang
designed.
berlaku untuk elevatir dan
eskalator
Get a modern PowerPoint Presentation that
D
BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN
is beautifully designed.
Berisi tentang tambahan ketentuan untuk K3 eskalator dan elevator
Get a modern PowerPoint Presentation that
E
BAB X KETENTUAN PENUTUP
is beautifully designed.
Berisi tentang tanggal Berlakunya peraturan
Peraturan Peraturan Menteri 38 Tahun 2016 berisi tentang keselamatan dan
Kesehatan kerja pesawat tenaga dan produksi.

Mentri 38 1. BAB 1 KETENTUAN UMUM


Pada BAB ini ada pasal 1, 2, dan 3 menjelaskan
tentang pengertian-pengertian tentang keselamatan dan
Kesehatan kerja pesawat tenaga dan produksi. Serta

Tahun 2016 syarat-syarat menerapkan K3 pesawat tenaga dan


produksi, dan tujuan dari pelaksanaan syarat penerapan
K3.
2. BAB II RUANG LINGKUP
Pada BAB ini ada pasal 4 yang berisi pelaksanaan
syarat K3 yang meliputi kegiatan perencanaan,
pembuatan, pemasangan, memakaian, pemeliharaan,
perbaikan, perubahan, serta pemeriksaan dan pengujian.
3. BAB III SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
Pada BAB ini ada pasal 5 sampai pasal 28. Isi dari
BAB ini adalah persyaratan keselamatan dan Kesehatan
kerja pesawat tenaga dan produksi.
4. BAB IV PENGGERAK MULA
Pada BAB ini ada pasal 29 sampai pasal 37. Isi dari
BAB ini adalah penjelasan tentang penggerak mula
pesawat.
Peraturan 5. BAB V MESIN PERKAKAS DAN PRODUKSI
Pada BAB ini ada pasal 38 sampai pasal 83. Isi dari
BAB ini adalah penjelasan tentang tiap – tiap bagian
pesawat dan cara pengoprasiannya.

Mentri 38 6. BAB VI TRANSMISI TENAGA MEKANIK


Pada BAB ini ada pasal 84 sampai pasal 92. Isi dari
BAB ini adalah penjelasan tantang trasnmisi beserta cara

Tahun 2016
mengoprasiannya.
7. BAB VII TANUR (FURNACE)
Pada BAB ini ada pasal 93 sampai pasal 109. Isi
dari BAB ini adalah penjelasan tantang tanur (pesawat
yang bekerja dengan cara pemanasan dan digunakan
untuk mengolah, memperbaiki, atau mengubah sufat
logam, barang atau pokok teknis) beserta cara
mengoprasiannya.
8. BAB VIII PERSONIL
Pada BAB ini ada pasal 110 sampai pasal 128. Isi
dari BAB ini adalah penjelasan tantang personil dari
penggerak mula hingga tanur.
9. BAB IX PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pada BAB ini ada pasal 129 sampai pasal 142. Isi
dari BAB ini adalah penjelasan tantang persyaratan, surat
keterangan, dan hasil dari pemeriksaan dan pengujian.
Peraturan 10. BAB X PENGAWASAN
Pada BAB ini ada pasal 143. Isi dari BAB ini adalah
penjelasan tantang pengawasan pelaksanakan K3

Mentri 38 pesawat tenaga dan produksi di tentpat kerja


dilaksanakan oleh pengawas ketenagakerjaan spesialis
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Tahun 2016 11. BAB XI SANKSI


Pada BAB ini ada pasal 144. Isi dari BAB ini adalah
penjelasan tantang pengusaha dan/atau pengurus yang
tidak memenuhi ketentuan dallam peraturan Menteri ini
dikarenakan sanksi sesuai dengan undang-undang.
12. BAB XII KETENTUAN PENUTUP
Pada BAB ini ada pasal 145 dan pasal 146. Isi dari
BAB ini adalah penjelasan tantang ada beberapa
peraturan sebelumnya yang dicabut dan pada tanggal
yang diperundangkan lalu di sahkan.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016

Peraturan Menteri 37 Tahun 2016 berisi tentang keselamatan dan Kesehatan kerja
bejana tekanan dan tangki timbun.
Your Text Here
1. BAB I KETENTUAN UMUM
You can simply impress your audience and add a
Pada unique
BAB inizing
adaand appeal
pasal to your
1, 2, dan Presentations.
3 menjelaskan tentang
pengertian-pengertian tentang keselamatan dan Kesehatan kerja bejana
kanan dan tangki timbun. Serta syarat-syarat menerapkan K3 bejana
Your Text Here
tekanan dan
Youtangki timbun,
can simply dan tujuan
impress dari pelaksanaan
your audience and addsyarat
a penerapan
unique zing and appeal to your Presentations.
K3.
2. BAB II RUANG LINGKUP
Pada BAB ini ada pasal 4, 5, dan 6Your
menjelaskan tentang jenis
Text Here
You can simply impress your audience and add a
bejana tekanan dan tangki timbun. Volume dari bejana tekanan dan
unique zing and appeal to your Presentations.
tangki timbun.
3. BAB III SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Your Text Here
BEJANA TEKANAN DAN TANGKI TIMBUN
You can simply impress your audience and add a
Pada BAB ini ada pasal
unique zing 7 sampai
and pasal
appeal 28 menjelaskan
to your tentang
Presentations.
persyaratan bahan, konstruksi, alat keselamatan dan Kesehatan kerja bejana
tekanan dan tangki timbun.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016

4. BAB IV PENGISIAN Your Text Here


You can
Pada BAB simply impress
ini ada your29
pasal audience
sampaiand add 48
pasal a
unique zing and appeal to your Presentations.
menjelaskan tentang persyaratan dan detail proses
pengisian bejana tekanan dan tangki timbun
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
5. BAB V PENGANGKUTAN
unique zing and appeal to your Presentations.
Pada BAB ini ada pasal 49 sampai pasal 51
menjelaskan tentang pengangkutan dan detail proses bejana
Your Text Here
tekananYou
dancantangki
simplytimbun.
impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
6. BAB VI PEMASANGAN DAN PERBAIKAN
Pada BAB ini ada pasal 52 sampai pasal 58
Your Text Here
You cantentang
menjelaskan simply impress your audience
pemasangan and add a
dan perbaikan serta detail
unique zing and appeal to your Presentations.
proses bejana tekanan dan tangki timbun.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016
7. BAB VII PERSONIL
Pada BAB ini ada pasal 59 sampai pasal 67
menjelaskan tentang persyaratan untuk personil
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
keselamatan danzing
unique Kesehatan
and appealkerja bejana
to your tekanan dan
Presentations.

tangki timbun.
8. BAB VIII PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
Padaunique
BABzing
ini and
adaappeal
pasal to68your
sampai pasal 85
Presentations.

menjelaskan tentang pemeriksaan dan perbaikan bejana


tekanan dan tangki timbun. Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
9. BAB IX PENGAWASAN
unique zing and appeal to your Presentations.

Pada BAB ini ada pasal 86 menjelaskan tentang


pengawasan dilaksanakan oleh pengawas
Your Textketenagakerjaan
Here
You can simply impress your audience and add a
spesialis sesuai dengan
unique zing ketentuan
and appeal peraturan
to your perundang-
Presentations.

undangan.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016
7. BAB VII PERSONIL
Pada BAB ini ada pasal 59 sampai pasal 67
menjelaskan tentang persyaratan untuk personil
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
keselamatan danzing
unique Kesehatan
and appealkerja bejana
to your tekanan dan
Presentations.

tangki timbun.
8. BAB VIII PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
Padaunique
BABzing
ini and
adaappeal
pasal to68your
sampai pasal 85
Presentations.

menjelaskan tentang pemeriksaan dan perbaikan bejana


tekanan dan tangki timbun. Your Text Here
You can simply impress your audience and add a
9. BAB IX PENGAWASAN
unique zing and appeal to your Presentations.

Pada BAB ini ada pasal 86 menjelaskan tentang


pengawasan dilaksanakan oleh pengawas
Your Textketenagakerjaan
Here
You can simply impress your audience and add a
spesialis sesuai dengan
unique zing ketentuan
and appeal peraturan
to your perundang-
Presentations.

undangan.
Peraturan Mentri 37 Tahun 2016

10. BAB X SANKSI


Pada BAB ini ada pasal 87 menjelaskan tentang
Your Text Here
persyaratan bahan,
You can simplypengurus tidak
impress your memenuhi
audience and addketentuan
a
unique zing and appeal to your Presentations.
dalam peraturan Menteri dikenakan sanksi sesuai dengan
undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
Your Text Here
kerja dan
Youundang-undang
can simply impressnomor 13 tahun
your audience and2003
add a tentang
unique zing and appeal to your Presentations.
ketenagakerjaan.
11. BAB XI KETENTUAN PENUTUP
Your Text Here
Pada BAB
You can ini ada
simply pasal
impress your88 dan pasal
audience and 89
addmenjelaskan
a
unique zing and appeal to your Presentations.
tentang penjelasan tantang ada beberapa peraturan
sebelumnya yang dicabut dan pada tanggal yang
Your Text Here
diperundangkan laluimpress
You can simply di sahkan.
your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
Peraturan Mentri 18 Tahun 2016 berisi tentang dewan keselamatan dan kesehatan kerja.
Berikut penjelasannya:
1. BAB I KETENTUAN UMUM
Pada pasal 1 penjelasan berisi pengertian-pengertian tentang dewan keselamatan
dan Kesehatan kerja.
2. BAB II DEWAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NASIONAL
a. agian Kesatu (Pembentukan)
i. Pada pasal 2 dijelaskan bahwa DK3N dibentuk oleh mentri
Peraturan b. Bagian Kedua ( Tugas )
i. Pada pasal 3 dijelaskan DK3N memiliki tugas memberi dan pertimbangan
Mentri 18 kepada mentri dalam merumuskan kebijakan nasional di bidang K3
c. Bagian Ketiga ( Keanggotaan)
Tahun 2016 i. Pada pasal 4 menjelaskan anggota DK3N terdiri dari unsur pemerintah,
serikat pekerja/serikat buruh, organisasi pengusaha, organisasi profesi di
bidang K3, dan/atau akademisi.
ii. Pada pasal 5 dijelaskan susunan anggota DK3N terdiri atas:
1. Ketua
2. Wakil ketua
3. Sekretaris
4. Komisi
i. Pada pasal 6 dijelaskan anggota DK3N terdiri dari unsur yang dijelaskan
seperti pada pasal 4.
ii. Pada pasal 7 dijelaskan DK3N dapat membetuk komisi sesuai dengan
kebutuhan yang masing-masing komisi terdiri atas ketua dan paling
banyak 5 anggota. Tugas dari komisi ditentukan oleh ketua DK3N.
iii. Pada pasal 8 dijelaskan bahwa anggota DK3N dapat diangkat dan
diberhentikan oleh siapa.
d. Bagian Keempat ( Sekretariat )
Peraturan i. Pada pasal 9 dijelaskan bahwa secretariat memiliki tugas untuk membantu
DK3N dan ditetapkan oleh ketua DK3N.
Mentri 18
Tahun 2016
3. BAB III DEWAN KESELAMATAN KERJA PROVINSI
a. Pada pasal 10 menjelaskan DK3P dibentuk oleh gubernur dan memiliki tugas
memberikan saran dan pertimbangan kepada gubernur mengenai pelaksanakan
kebijakan di bidang K3 di tingkat provinsi.
b. Pada pasal 11 menjelaskan susunan keanggotan DK3P terdiri atas:
i. Ketua
ii. Wakil ketua
iii. Sekretaris
Peraturan iv. Komisi
c. Pada pasal 12 menjelaskan anggota DK3P terdiri dari unsur yang dijelaskan
Mentri 18 seperti pada pasal 4.
d. Pada pasal 13 menjelaskan bahwa DK3P dapat membentuk komisi dan paling
Tahun 2016 banyak 3 komisi. Masing-masing komisi terdiri dari ketua dan paling banyak
memiliki 5 anggota. Tugas komisi ditetapkan oleh ketua DK3P.
e. Pada pasal 14 menjelaskan bahwa anggota DK3P dan ketua komisi dapat
diangkat dan diberhentikan oleh gubernur. Anggota komisi dapat diangkat dan
diberhentikan oleh ketua DK3P.
f. Pada pasal 15 menjelaskan bahwa DK3P dapat melaksanakan tugas bekerja
sama dengan badan pemerintah/non pemerintah provinsi dan/atau
kabupaten/kota melalui dinas provinsi.
4. BAB IV TATA KERJA
a. Pasal 16 bahwa DK3P dapat melaksanakan tugas bekerja sama dengan badan
pemerintah/non pemerintah baik nasional maupun internasional melalui
kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan
b. Pasal 17 DK3P dapat mengadakan rapat paling sedikit 1 kali setiap 3 bulan dan
dipimpin oleh ketua DK3N
5. BAB V PENDANAAN
a. Pasal 18 menjelaskan pendanaan pelaksanaan tugas dan fungsi DK3N bersumber
Peraturan dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
6. BAB VI PELAPORAN
Mentri 18 a. Pasal 19 DK3N melaporkan rencana kegiatan dan hasil pelaksanaan tugas mentri
dan laporan dilakukan secara periodic setiap 6 bulan.
Tahun 2016 7. BAB VII KETENTUAN PENUTUP
a. Pasal 20 menjelaskan keputusan mentri tenaga kerja dan transmigrasi nomor
KEP. 125/MEN/82 dan KEP.155/MEN/84 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
b. Pasal 21 menjelaskan peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan dan agar setiap orang mengetahuinya dengan penempatannya
dalam berita negara republic Indonesia.
4. BAB IV TATA KERJA
a. Pasal 16 bahwa DK3P dapat melaksanakan tugas bekerja sama dengan badan
pemerintah/non pemerintah baik nasional maupun internasional melalui
kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan
b. Pasal 17 DK3P dapat mengadakan rapat paling sedikit 1 kali setiap 3 bulan dan
dipimpin oleh ketua DK3N
5. BAB V PENDANAAN
a. Pasal 18 menjelaskan pendanaan pelaksanaan tugas dan fungsi DK3N bersumber
Peraturan dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
6. BAB VI PELAPORAN
Mentri 18 a. Pasal 19 DK3N melaporkan rencana kegiatan dan hasil pelaksanaan tugas mentri
dan laporan dilakukan secara periodic setiap 6 bulan.
Tahun 2016 7. BAB VII KETENTUAN PENUTUP
a. Pasal 20 menjelaskan keputusan mentri tenaga kerja dan transmigrasi nomor
KEP. 125/MEN/82 dan KEP.155/MEN/84 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
b. Pasal 21 menjelaskan peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan dan agar setiap orang mengetahuinya dengan penempatannya
dalam berita negara republic Indonesia.
Peraturan Menteri 9 Tahun 2016 berisi tentang keselamatan dan Kesehatan kerja dalam pekerjaan pada
ketinggian.
1. BAB I KETENTUAN UMUM
Pada BAB ini ada pasal 1, 2, dan 3 menjelaskan tentang pengertian-pengertian tentang
keselamatan dan Kesehatan kerja dalam pekerjaan pada ketinggian. Serta syarat-syarat
menerapkan K3 dalam pekerjaan pada ketinggian, dan tujuan dari pelaksanaan syarat
penerapan K3.
Peraturan Mentri 9 Tahun 2. BAB II PERENCANAAN
2016 Pada BAB ini ada pasal 4 dan 5 menjelaskan tentang perencanaan risiko dan Langkah-
langkah keselamatan dan Kesehatan kerja dalam pekerjaan ketinggian.
3. BAB III PROSEDUR KERJA
Pada BAB ini ada pasal 6 sampai pasal 9 menjelaskan tentang detail prosedur kerja
keselamatan dan Kesehatan kerja dalam pekerjaan pada ketinggian.
4. BAB IV TEKNIK BEKERJA AMAN
Pada BAB ini ada pasal 10 sampai pasal 20 menjelaskan tentang keamanan pekerja
dalam melaksanakan kerja saat berada pada ketinggian.
5. BAB V ALAT PELINDUNG DIRI, PERANGKAT PELINDUNG JATUH, DAN ANGKUR
Pada BAB ini ada pasal 21 sampai pasal 30 menjelaskan tentang pelaksanaan kerja
keselamatan dan Kesehatan kerja dalam pekerjaan pada ketinggian yang wajib menggunakan
APD, wajib menggunakan perangkat pelindung diri, dan pemeriksaan angkur.
6. BAB VI TENAGA KERJA
Pada BAB ini ada pasal 31 sampai pasal 38 menjelaskan tentang pengurus wajib
menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan berwenang di bidang K3 dalam pekerjaan
ketinggian.
7. BAB VII PENGAWASAN
Pada BAB ini ada pasal 39 dan pasal 40 menjelaskan tentang pengawasan terhadap
ditaatinya peraturan Menteri ini dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan sesuai ketentuan
Peraturan Mentri 9 Tahun peraturan perundang-undangan.
2016 8. BAB VIII SANKSI
Pada BAB ini ada pasal 41 menjelaskan tentang pengurus yang tidak memenuhi
ketentuan dalam peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan undang-undang nomor
1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dan undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan.
9. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
Pada BAB ini ada pasal 42 dan pasal 43 menjelaskan tentang lisensi K3 dan lisensi
teknisi, serta standar kompetensi kerja nasional Indonesia.
10. BAB X KETENTUAN PENUTUP
Pada BAB ini ada pasal 44 dan pasal 45 menjelaskan tentang penjelasan tantang ada
beberapa peraturan sebelumnya yang dicabut dan pada tanggal yang diperundangkan lalu di
sahkan.
Merupakan perubahan peraturan mentri tenaga kerja
nomor per. 02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi
penyalur petir.
Yang diubah adalah penghapusan BAB X dan BAB XI,
serta disisipkan 2 pasal antara pasal 49 dan pasal 50 dalam bab
IX yang isinya:
1. Pasal 49A: Peraturan Mentri 31 Tahun 2015
Perbuatan, pemasangan, dan/atau perubahan
instalasi penyalur petir harus dilakukan pemeriksaan
dan pengujian oleh pengawas ketenagakerjaan
spesialis K3 listrik dna/atau Ahli K3 bidang listrik.
2. Pasal 49B:
Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana
dimaksud dalam pasal 49A digunakan sebagai bahan
pertimbangan pembinaan dan/atau Tindakan hukum
oleh pengawas ketenagakerjaan.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 33 Tahun 2015 merubah isi ketentuan pasal 10
dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja. Perubahannya ialah sebagai berikut:
Pasal 10
1) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 dan ayat
2 dilakukan oleh:
a) Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik;
Peraturan b) Ahli K3 Bidang Listrik pada Perusahaan; dan/atau
c) Ahli K3 Bidang Listrik pada PJK3.
Menteri 33 2) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1)
dilakukan:
Tahun 2015 a) Sebelum penyerahan kepada pemilik/pengguna;
b) Setelah ada perubahan/perbaikan; dan
c) Secara berkala.
3) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pad ayat (2) digunakan
sebagai bahan pertimbangan pembinaan dan/atau Tindakan hukum oleh Pengawas
Ketenagakerjaan.
4) Dihapus.
5) Dihapus.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 23 Tahun 2015 mengatur tentang organisasi dan tata kerja unit
pelaksana teknis bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Peraturan ini berisi tentang:

1. BAB 1 KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN KLASIFIKASI

BAB ini menjelaskan tentang kedudukan, tugas, dan fungsi dari Unit Pelaksana Teknis Bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mempunyai. Unit Pelaksana Teknis Bidang K3 dapat
diklasifikasikan menjadi 2 kelas, yaitu: Balai Besar Pengembangan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja; dan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2. BAB II BALAI BESAR PENGEMBANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Peraturan Mentri 23 Tahun 2015
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi dan bagian – bagian dari Balai Besar Pengembangan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

3. BAB III BALAI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Bab ini berisi tentang tugas, fungsi dan bagian – bagian dari Balai Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja.

4. BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Bab ini menjelaskan tentang pembentukan Kelompok Jabatan Fungsional yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan jenjang dan keahliannya.

5. BAB V TATA KERJA

Bab ini mengatur tata kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. U
6. BAB VI ESELON

Bab ini menjelaskan tenang hirarki jabatan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

7. BAB VII LOKASI

Balai Besar Pengembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berlokasi di Makassar.


Sedangkan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja berlokasi di Bandung, Medan, Samarinda dan
Jakarta.

8. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN


Peraturan Mentri 23 Tahun 2015
Nama, lokasi, eselonisasi, kedudukan, wilayah kerja dan Bagan Organisasi Balai Besar dan Balai
tercantum pada Lampiran I dan Lampiran II peraturan ini. Perubahan ditetapkan oleh Menteri
Ketenagakerjaan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari menteri aparatur negara.

9. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN

Pada saat peraturan ini berlaku, seluruh jabatan yang ada dan pejabat yang memangku jabatan di
Kementerian Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor PER. 07/MEN/IV/2011 tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Menteri ini.

10. BAB X KETENTUAN PENUTUP

Pada saat peraturan ini berlaku, Peraturan Menakertrans Nomor PER. 07/MEN/IV/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kemnakertrans dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Menteri 12 Tahun 2015 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja

Berikut isi dari peraturan ini :

1. BAB 1 KETENTUAN UMUM

Bab ini menjelaskan tentang pengertian mengenai K3, kelistrikan, Perusahaan Jasa
Get serta
a modern PowerPoint Presentation that
A K3(PJK3), pengusaha, pengurus Ahli K3 bidang listrik.
is beautifully designed.
2. BAB II RUANG LINGKUP
Get a modern PowerPoint Presentation that
B Pelaksanaan K3 listrik meliputi: perencanaan, pemasangan, penggunaan,
is beautifully designed.
perubahan, pemeliharaan; pemeriksaan dan pengujian. Persyaratan K3 dilaksanakan
pada kegiatan: pembangkitan listrik, transmisi listrik, transmisi listrik, distribusi listrik
danpemanfaatan listrik yang Get
beroperasi dengan
a modern teganganPresentation
PowerPoint lebih dari 50that
(lima puluh)
C is beautifully
volt arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh) voltdesigned.
arus searah.

3. BAB III PERENCANAAN, PEMASANGAN, PENGGUNAAN, PERUBAHAN,


DAN PEMELIHARAAN Get a modern PowerPoint Presentation that
D is beautifully designed.
Bab ini menjelaskan ketentuan pada proses perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, dan Get pemeliharaan
a modern pada kegiatanPresentation
PowerPoint pembangkitan,
thattransmisi,
E
distribusi dan pemanfaatan listrik. Untukisperusahaan yang memiliki pembangkitan
beautifully designed.
listrik lebih dari 200 kilo Volt-Ampere wajib mempunyai Ahli K3 bidang Listrik.
Ketentuan dan tata cara penunjukan PJK3, Ahli K3 bidang Listrik dan Teknisi K3
Listrik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Menteri 12 Tahun 2015 - Tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja
4. BAB IV PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Bab ini menjelaskan bahwa Pemeriksaan dan pengujian wajib dilakukan pada
perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan untuk kegiatan
pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik. Pemeriksaan secara
berkala dilakukan paling sedikit
Get 1atahun sekali
modern dan pengujian
PowerPoint secara berkala
Presentation that dilakukan
A paling sedikit 5 tahun sekali. is beautifully designed.
5. BAB V PENGAWASAN
Get a modern PowerPoint Presentation that
B Bab ini menjelaskan bahwa pengawasan pelaksanaan
is beautifully K3 listrik di tempat kerja
designed.
dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan.

6. BAB VI SANKSI Get a modern PowerPoint Presentation that


C is beautifully designed.
Pengusaha dan/atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
Get a modern PowerPoint Presentation that
D
tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
is beautifully designed.

7. BAB VII KETENTUAN PENUTUP


Get a modern PowerPoint Presentation that
E is beautifully designed.
Sejak berlakunya peraturan ini, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor KEP.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia Nomor SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Menteri 11 Tahun 2015 - Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Penyesuaian Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Peraturan ini menjelaskan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di dalam lampiran
peraturan ini, dijelaskan tentang ketentuan Penyesuaian (Inspassing) Dalam Jabatan Dan Pangkat yang menjelaskan tentang Tata Cara Penyesuaian (Inspassing), Jangka
Waktu Penyesuaian (Inspassing) Penguji K3 dan Perhitungan Angka Kredit. Selain itu dalam peraturan ini terdapat beberapa format surat, diantaranya : Surat
Pernyataan Atasan/Pimpinan, Surat Pernyataan Beersedia Diangkat, Penilaian Administrasi Formasi Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,
dan Rekomendasi Penyesuaian (Inspassing) Jabatan Penguji Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Peraturan Menteri 10 Tahun 2015 - Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan Angka Kreditnya

Peraturan ini mengatur tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dan Angka Kreditnya. Peraturan ini mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkannya yaitu pada tanggal 8 april 2015. Peraturan ini berisi sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyesuaian Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan pedoman bagi: Pejabat yang berwenang
menentukan angka kredit; Tim penilai; Pejabat yang mengusulkan angka kredit; dan Pejabat fungsional penguji K3 pada Kementrian Ketenagakerjaan, Instansi pusat
selain Kementrian Ketenagakerjaan, dan Instansi daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan, pengusulan, dan penilaian jabatan fungsional Penguji K3.

Di dalam lampiran peraturan ini, dijelaskan mengenai Jabatan Fungsional K3, Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Penguji K3, Tim Penilai Jabatan Fungsional Penguji K3, dan Pembinaan Karir Jabatan Fungsional Penguji K3.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB I
Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan dan pengertian jabatan fungsional K3

BAB II

Peraturan Bab ini membahas tentang TUGAS POKOK, JENJANG JABATAN DAN PANGKAT,
GOLONGAN RUANG
Menteri 1 1. Jenjang Jabatan Fungsional Penguji K3
2. Pangkat, golongan ruang Penguji K3 sebagaimana dimaksud pada angka 1
Tahun 2015 3. Jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang untuk masing-masing jenjang Jabatan
Fungsional Penguji K3 sebagaimana dimaksud pada angka 2
4. Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penguji K3
berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit, sehingga jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang
dapat tidak sesuai dengan jenjang jabatan dan pangkat, golongan ruang sebagaimana
dimaksud pada angka 2.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB III
Bab ini membahas tentang PENILAIAN ANGKA KREDIT BAGI PENGUJI K3 YANG
MELAKSANAKAN TUGAS TIDAK SESUAI DENGAN JENJANG JABATANNYA Apabila
pada suatu unit kerja tidak terdapat Penguji K3 untuk melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang
jabatannya, maka Penguji K3 lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah
jenjang jabatannya dapat melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis
Peraturan dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

Menteri 1 1.

BAB IV
Tahun 2015 Bab ini membahas tentang PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT,
PENGANGKATAN PERTAMA, DAN PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
1. PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT
2. PENGANGKATAN PERTAMA
3. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB V
Bab ini membahas tentang PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
1. Pengusulan penetapan angka kredit disampaikan oleh pimpinan unit kerja paling rendah
pejabat Pengawas yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian dengan melampirkan
daftar usulan penetapan angka kredit dan bukti fisik setelah diketahui atasan langsung
Peraturan Penguji K3 yang bersangkutan kepada pejabat yang mengusulkan penetapan angka kredit
dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran I-c
Menteri 1 2. Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap Penguji K3 dilakukan paling kurang 1
(satu) kali dalam setahun.
Tahun 2015 BAB VI
Bab ini membahas tentang SPESIMEN PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN
ANGKA KREDIT, TIM PENILAI, TUGAS TIM PENILAI, DAN TIM TEKNIS.

BAB VII
Bab ini membahas tentang KENAIKAN PANGKAT, KENAIKAN JABATAN, DAN ANGKA
KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB VIII
Bab ini membahas tentang PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PENURUNAN JABATAN
BAB IX
Bab ini membahas tentang PENGANGKATAN KEMBALI

Peraturan 1. Penguji K3 yang dibebaskan sementara


2. Penguji K3 yang dibebaskan sementara karena diberhentikan sementara sebagai PNS, dapat
Menteri 1 diangkat kembali dalam jabatan fungsional Penguji K3 apabila telah diaktifkan kembali
sebagai PNS
Tahun 2015 3. Penguji K3 yang dibebaskan sementara karena menjalani cuti di luar tanggungan negara,
dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Penguji K3 apabila telah selesai menjalani
cuti di luar tanggungan negara.
BAB X
Bab ini membahas tentang PEMBERHENTIAN
1. Penguji K3 diberhentikan dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak
dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada angka romawi VIII huruf
A, tetap tidak dapat memenuhi angka kredit yang ditentukan.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB XI
Bab ini membahas tentang PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN PANGKAT
1. PNS yang pada saat ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 telah dan masih
melaksanakan tugas di bidang pengujian K3 dan kompetensi K3 berdasarkan keputusan
Peraturan pejabat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dapat disesuaikan/diinpassing dalam
Jabatan Fungsional Penguji K3
Menteri 1 2. Angka kredit kumulatif untuk penyesuaian/inpassing dalam Jabatan Fungsional Penguji K3
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tahun 2015 3. Angka kredit kumulatif sebagaimana tersebut pada angka 2, hanya berlaku selama masa
penyesuaian/inpassing
4. Jenjang jabatan dalam masa penyesuaian/inpassing ditetapkan berdasarkan pangkat terakhir
yang dimilikinya
Peraturan Presiden 34 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
1. Pasal 1-3 pengesahan Convention Concerning the Promotional Framework for Occupational
Safety and Health/Convention 187, 2006 (Konvensi mengenai Kerangka Kerja Peningkatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja/Konvensi 187, 2006) yang telah diadopsi oleh Organisasi
Ketenagakerjaan Internasional dalam sidang ketenagakerjaan internasional ke-95 pada
tanggal 15 Juni 2006 di Jenewa, Swiss

Peraturan Presiden 34 Tahun


2014 1. DEFINITIONS

Tujuan dari konvensi ini yang meliputi, sistem nasional keselamatan dan kesehatan kerja pada
infrastruktur,Program yang di prioritaskan pada keselamatan kerja, dan perwujudan lingkungan
kerja yang aman dan sehat

1. OBJECTIVE

Setiap anggota harus mengambil Langkah -langkah aktif menuju mencapai lingkungan kerja yang
lebih aman dan sehat secara progresif
Peraturan Presiden 34 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
4. NATIONAL POLICY

Setiap anggota harus mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan sehat,peningkatan
berkelanjutan dari keselamatan kerja dan Kesehatan melalui pembangunan

5. NATIONAL SYSTEM

Peraturan Presiden 34 Tahun Peninjauan secara berkala sistem nasional untuk keselamatan dan Kesehatan kerja,hukum.mekanis
2014 dan regulasi yang berlaku untuk k3

6. NATIONAL PROGAMME

Program nasional harus berkontribusi pada perlindungan pekerja,dirumuskan dan ditinjau


berdasarkan analisis situasi nasional pada keselamatan kerja.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 membahas tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disebut SMK3, Penilaian Penerapan SMK3 yang selanjutnya disebut Audit SMK3, Auditor SMK3,
Lembaga Audit SMK3, Audit Eksternal SMK3, Perusahaan, Pengawas Ketenagakerjaan, Dinas Provinsi,
Direktorat Jenderal, Direktur Jenderal, Menteri
Peraturan Pasal 2-3 membahas tentang penerapan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem di perusahaan. Dan
Menteri 26 kewajiban menjalankannya dan penilaian penerapan SMK3 melalui Audit Eksternal SMK3 oleh Lembaga
Audit SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri.
Tahun 2014 BAB II PELAKSANA AUDIT

Pasal 4 membahas tentang persyaratan Untuk dapat ditunjuk sebagai Lembaga Audit SMK3, pemeriksaan
dokumen dan verifikasi lapangan oleh direktur Jenderal dan laporan hasil pemeriksaan dokumen dan
verifikasi lapangan kepada Menteri

Pasal 5-6 membahas tentang penerimaan atau penolakan laporan dan perpanjangan

Pasal 7-19 membahas tentang kewajiban Lembaga audit SMK3 yang ditunjuk dan penunjukan auditor
eksternal,kewenangan dan kewajiban auditor
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB III MEKANISME AUDIT SMK3

Pasal 20-24 membahas tentang mekanisme lembaga audit SMK3 dan penyertaan laporan Lembaga
audit SMK3

BAB IV PENILAIAN HASIL AUDIT SMK3


Peraturan Pasal 25-31 membahas Tentang Penilaian terhadap kriteria Audit SMK3, Tingkat pencapaian
Menteri 26 penerapan SMK3 bagi setiap perusahaan, dan Biaya yang timbul akibat pelaksanaan Audit
Eksternal SMK3
Tahun 2014 BAB V KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32 membahas tentang Audit SMK3 yang dilaksanakan sebelum ditetapkannya Peraturan
Menteri ini masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu penunjukan Lembaga
Audit SMK3, Auditor SMK3, dan penghargaan SMK3.
Berikut adalah isi dari Peraturan Menteri 1 Tahun 2015
BAB VI KETENTUAN PENUTUP

Bab ini membahas tentang pencabutan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.18/MEN/XI/2008 tentang Penyelenggara
Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Nomor KEP.19/MEN/1997 tentang Pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Menteri 26
Tahun 2014
Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang K3 merupakan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan
hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai kepada
keselamatan dan kesehatan masyarakat secara nasional. Oleh karena itu dalam kondisi apapun K3
wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan standar baik nasional maupun internasional.
Keputusan Menteri 386 Tahun
2014
Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
BAB II TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN

Meningkatkan kesadaran dan ketaatan pemenuhan norma K3;

Meningkatkan partisipasi semua pihak dalam mencapai pelaksanaan budaya K3 secara optimal
disetiap kegiatan usaha;
Keputusan Menteri 386 Tahun
2014 Meningkatkan penerapan K3 menuju masyarakat mandiri berbudaya K3

SASARAN

Turunnya tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

Terwujudnya kemandirian masyarakat berbudaya K3


Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
BAB III TEMA

Bab ini membahas tentang Tema Pokok Tahunan dari 2015-2019 dan sub tema yang ditetapkan
oleh kepala daerah

BAB IV PENYELENGGARAAN

Bab ini membahas tentang pelaksana,pelaksanaan, dan Program mengenai bulan K3 Nasional
Keputusan Menteri 386 Tahun
2014 BAB V PENDANAAN

Bab ini membahas tentang Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN/BUMD, Lembaga K3, Serikat Pekerja/Serikat
Buruh, Asosiasi Pengusaha, Lembaga Pendidikan, Perusahaan dan masyarakat menyediakan
anggaran untuk pelaksanaan bulan K3.

BAB VI PELAPORAN

Bab ini membahas tentang Perusahaan yang melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota, Bupati/Walikota melaporkan kepada Gubernur di
wilayahnya masing– masing, Gubernur melaporkan kepada Menteri Ketenagakerjaan dengan
tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.
Keputusan Menteri 386 Tahun 2014. Peraturan ini berisi tentang:
Keputusan Menteri 386 Tahun
BAB VII PENUTUP
2014
Petunjuk Pelaksanaan Bulan K3 Nasional Tahun 2015–2019 ini, digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan Bulan K3 pada setiap tahun, dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019
Berikut adalah isi dari Peraturan Pemerintah tahun 2012
BAB I KETENTUAN UMUM
Bab ini membahas tentang definisi dari komponen-komponen yang terlibat dalamm SMK3,tujuan
dari penerapan SMK3 dan koridor penerapannya (pasal 1-3)

BAB II SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Peraturan Pasal 4-15 membahas tentang Penetapan kebijakan K3,pelaksanaan rencana K3,pemantauan dan
evaluasi kinerja K3,Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Pemerintah 50 BAB III PENILAIAN SMK3
Tahun 2012 Pasal 16.-17 membahas tentang Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit
independent dan Bentuk laporan hasil audit

BAB IV PENGAWASAN

Pasal 18-20 membahas tentang pengawasan SMK3 dan indicator yang diawasinya. Serta
pembinaan yang dilakukan berdsasarkan hasil pengawasan yang telah diperoleh
Berikut adalah isi dari Peraturan Pemerintah tahun 2012
BAB V KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 21 membahas tentang Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun.

Peraturan
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
Pemerintah 50 Pasal 22 membahas tentang berlakunya Peraturan Pemerintah pada tanggal diundangkan.
Tahun 2012
Peraturan Menteri PER-04/MEN/1995
Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Asal mula :
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No Kep. 1261/Men/1998 yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, sehingga perlu
disempurnakan.
Mengingat :
1. Undang-Undang Uap tahun 1930 (Staatsblad tahun 1930 No.225);
2. Undang-undang No. 3 tahun 1951 tentang Pernyataan berlakunya Undang-undang Pengawasan perburuhan tahun 1948 No. 23
dari Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 No. 4)
3. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara tahun 1969
No. 55, Tambahan Lembaran Negara No. 2912).
4. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1970 No. 1, Tambahan Lembaran
Negara No.2918).

Dalam Peraturan Menteri PER-04/MEN/1995 membahas Perusahaan Jasa keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3), yaitu:
Ketentuan umum, berisi syarat syarat penunjukan PJK3, Hak dan Kewajiban PJK3, ketentuan lain lain, Sanksi bagi PJK3, Ketentuan
Peralihan dan Ketentuan Penutup.
Peraturan Menteri PER-02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Petunjukan Kewajiban Dan Wewenang Ahli
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Asal mula :
- Sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 1 ayat (6) dan pasal 5 ayat (2) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, dimana perlu menetapkan tata cara penunjukan, kewajiban, dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
- Peraturan tata cara penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. PER-03/MEN/1978 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER04/MEN/1987 sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan sehingga perlu disempurnakan.
Mengingat :
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stb 1930 No. 225) ;
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja ;
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
4. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stb 1930 No. 339) ;
5. Keputusan Presiden R.I. No. 15 Tahun 1984 Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1987 tentang Susunan Organisasi
Departemen ;
6. Keputusan Presiden R.I. Nomor 64/M Tahun 1988 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan V ;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

Dalam Peraturan Menteri PER-02/MEN/1992 membahas tentang Tata Cara Penujukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Berisi tentang ketentuan umum, Tata Cara Penujukan Ahli K3, Kewajiban dan Wewenang
Ahli K3, Ketentuan Peralihan dan Penutup.
Peraturan Menteri PER-01/MEN/1992
Tentang Syarat - Syarat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Karbid

Asal mula :
Peraturan peraturan Khusus I.I. mengenai instalasi-instalasi untuk pembuatan Gas Karbid bagi keperluan-keperluan teknik
No.7/PK.3/P tanggal 15 Desember 1962 yang dikeluarkan oleh Kepala Jawatan Pengawas Keselamatan Kerja dan sudah tidak sesuai
dengan perkembangan keadaan dan karenanya perlu dicabut.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan ;
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok Tenaga Kerja
3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
4. Keputusan Presiden Nomor. 64/M/1988 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan V
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1984, tentang Pengawasan ketenagakerjaan Terpadu

Peraturan Menteri PER-01/MEN/1992 Membahas Tentang Syarat syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid.
Berisi tentang ketentuan umum, syarat syarat pemasangan dan pemakaian, Pengawasan, Pengesahan, Ketentuan Pidana dan
Ketentuan Penutup.
Undang-undang 1 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja

Asal mula :
Peraturan yang digunakan adalah Veiligheidsreglement tahun 1910 (Stbl. No. 406)
Mengingat :
1. Pasal-pasal 5, 20, dan 27 Undang-undang Dasar 1945;
2. Pasal-pasal 9 dan 10 Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerdja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 No. 55, Tambahan Lembaran Negara No. 2912);

Maka pemerintah (DPR Gotong-Rojong) menetapkan UU 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang undang ini masih
berlaku hingga saat ini dan merupakan pedoman kebijakan atau peraturan peraturan yang berhubungan dengan K3 di Indonesia.
UU 1 Tahun 1970 terdiri dari 10 bab dan 18 pasal.
Bab 1 Pasal 1 membahas tentang istilah istilah
Bab 2 Pasal 2 membahas tentang ruang lingkup
Bab 3 pasal 3 dan pasal 4 membahas syarat syarat keselamatan kerja
Bab 4 Pasal 5 hingga pasal 8 membahas tentang pengawasan;
Bab 5 pasal 9 membahas tentang pengawasan;
Bab 6 pasal 10 Panitia Pembina Keselamatan dan kesehatan kerja;
Bab 7 pasal 11 membahas tentang Kecelakaan;
Bab 8 pasal 12 membahas tentang kewajiban dan hak tenaga kerja;
Bab 9 pasal 13 membahas tentang Kewajiban bila memasuki tempat kerja;
Bab 10 Pasal 14 membahsan tentang kewajiban penutup;
Bab 11 pasal 15 hingga pasal 18 berisi ketentuan ketentuan penutup.
Selain itu juga dilengkapi dengan penjelasan per ayat.

UU 1 Tahun 1970 sendiri berisi tujuan Memberi pelindungan dan menjamin keselamatan setiap pekerja maupun orang lain yang
berada dalam satu lingkungan kerja. Menjamin setiap sumber produksi yang ada dapat digunakan secara aman dan efisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas sumber daya manusia.
Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930
Tentang Undang-undang Uap (stoom Ordonantie 1930)

Asal mula :
Mengubah dari Peraturan Uap No. 342 tahun 1924 dan menimbang bahwa dianggap perlu untuk meninjau kembali Peraturan Uap
yang ditetapkan berdasarkan Ordonansi tanggal 4 Pebruari tahun 1924 (Stb.No. 42 tahun 1924), sebagaimana diubah dengan
Ordonansi tanggal 24 Maret 1924 (Stb. No. 129), tanggal 19 Maret tahun 1925 (Stb. No. 121) dan tanggal 11 Mei tahun 1927 (Stb.
No. 257)

Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930 merupakan undang undang yang berasal dari pemerintahan Hindia Belanda. Hingga
saat ini status Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930 masih berlaku dan berkaitan dengan peraturan peraturan menteri yang masih
berlaku saat ini. Namun hukum ini kaitannya dalam bidang konstruksi sangatlah kecil dan hampir tidak berkaitan. Selain itu dengan
dikeluarkannya UU no 1 tahun 1970 maka penggunaan Undang-undang Stb. No.225 Tahun 1930 juga semakin jarang dalam bidang
keselamatan kerja.
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab


sebelumnya, bahwa pemerintah sendiri telah
menetapkan kebijakan dan perturan mengenai
keselamatan konstruksi di Indonesia sejak tahun 1970
dan terus diperbaharui hingga saat ini. Namun
terlepas dari banyaknya peraturan yang ada, angka
kecelakaan kerja terus bertambah. Hal itu terjadi
karena belum optimalnya penerapan peraturan dan
hukum K3 di Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai