penting dalam keseluruhan sistim manufaktur . Pengukuran kinerja material handling menurut Beamon (1992) terdiri atas 11 kriteria yaitu : 1. manufacturing cycle efficiency, 2. value added efficiency, 3. job throughput, 4. vehicle travel, 5 vehicle travel proportion,
KONSEP DASAR MATERIAL HANDLING SYSTEM
(2/2)
6. respon time, 7. vehicle utilization, 8. number of loads completed, 9.mean queue lengths, 10. congestion, 11.material handling system cost
CONTOH PENGUKURAN KINERJA MH
DI PT. COCA COLA
Perancangan sistem pengukuran kinerja material
handling system dilakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan dari 11 kriteria yang diusulkan dari Beamon, hanya menghasilkan 5 kriteria yang terdiri dari 16 indikator. Ke 5 kriteria yaitu job throughput, vehicle travel, vehicle travel proportion, vehicle utilization dan material handling system cost.
Key performance indicator MHS sebelum dikonfirmasi
Pembobotan dari masing-masing key performance indicator
dilakukan setelah didapatkan semua indikator kinerja dari kriteria material handling system. Pembobotan dilakukan berdasarkan hirarki kinerja dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP), Hirarki kinerja dibuat berdasarkan pendekatan material handling system. Langkah awal adalah membuat kuisioner pembobotan bersifat tertutup dan diberikan kepada satu orang dari pihak manajemen yang benar-benar menguasai material handling system pada PT. Coca Cola, Setelah itu data dari kuisioner tersebut akan diproses dengan menggunakan software expert choice untuk didapatkan hasil berupa bobot dari masing-masing kriteria dan indikator kinerja.
Pembobotan kinerja material handling system
Pembobotan dilakukan terhdp semua kriteria dan sub
kriteria, salah satu contoh nya adalah sbb:
Hirarki hasil pembobotan AHP kinerja MHS PT. Coca cola