Anda di halaman 1dari 30

PERATURAN PERUNDANGAN

HIPERKES DAN K-3


Evy Yulia Arini, SH.MKes
KONSEPSI DASAR PERATURAN K3

MGT
SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT
PENYEBAB

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS
DASAR HUKUM (UU)

I. Undang-Undang

 UU. No.13 Tahun 2003 Ps.86

 UU No.1 Tahun 1970

 UU No.3 Tahun 1992

 BPJS UU.No. 24 Tahun 2014


DASAR HUKUM (PP & KP)
II. Peraturan Pemerintah Dan Kep.Pres

– PP No.14 Tahun 1993==== Jamsostek


– KP.No.22 Tahun 1993==== Penyakit yg timbul akibat hubungan kerja.
– PP. No. 50 Tahun2012===== Penerapan SMK3

III. Peraturan Menteri

– PMP No.7 Tahun 1964- Syarat kesehatan,keberihan dan penerangan di tempat kerja
– PM.Per.01/Men/1976 - Wajib latih hiperkes bg Dokter perusahaan
– PM.Per.01/Men/1979 - Wajib latih hiperkes bagi paramedic perusahaan.
– PM.Per.02/Men/1980 - Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
– PM.Per.01/Men/1981 - Wajib lapor PAK
– PM.Per.03/Men/1982 - Pelayanan Kesehatan Kerja
– PM.Per.01/Men/1988 - JPKTK yang lebih baik
– PM.Per.15/Men/VIII/ 2008 – P3K di tempat Kerja
– PM.Per.25/Men/XII/2008 – Pedomaan Diagnosis&Penilaian Cacat Krn Kec.Kerja&PAK
(KM.No.333/Men/1989 - Diagnosa dan pelaporan PAK &KM.79/Me/2003 Tdk Berlaku)
– PM.Per.18/Men/XI/2008- Penyelenggara Audit SMK-3
– PM.Per.17/Men/XI/2008 – Tata Cara pengengkatan,Pemberhentian &Tata Cara Kerja Dokter
Penasehat
– PM.Per.08/Men/2010 – Alat Pelindung Diri
– PM.Per.15/Men/2011 – Nilai Ambang Batas Faktor Fisik dan Kimia di tempat Kerja
DASAR HUKUM (KM &SE)

IV. Keputusan Menteri


 KM.No.147/Men/1998 - Pemanfaatan PKK bg peserta
JPKTK
 KM.No.68/Men/2004 – Pencagahan dan Penanggulangan
HIV/AiDS di Tempat Kerja
V. Surat Edaran Menteri
 SE.No.01/Men/1979 -Pengadaan kantin/ruang makan
TK 50-200===Ruang makan
Tk > 200==== Kantin
 SE.Dirjend.Binawas No.SE.86/BW/1989 - Perusahaan
catering yg mengelola makan bagi tenaga kerja.
 SE.Dirjend.Binawas No.SE.07/BW/1997 - Pengujian
Hepatitis B dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PASAL 86 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
Keselamatan dan kesehatan kerja
Moral dan kesusilaan
Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktifitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN

PASAL 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistim Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK-3) yang
terintegrasi dengan sistim manajemen
perusahaan.
(2) Pengaturan SMK-3 diatur dengan
Peraturan Pemerintah
PP.NO. 50 TAHUN 2012 tentang Penerapan SMK3
5 PRINSIP DASAR
166 KRITERIA
12 ELEMEN AUDIT
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN

PASAL 68-75 : PEKRJA ANAK.


Pengusaha dilarang mempekerjakan anak
• Kep.Menakertrans No.Kep.235/Men/2003, tentang Jenis-
jenis Pekerjaan yang Membahayakan Kesehatan,
Keselamatan, atau Moral Anak
• Kep.Menakertrans No.Kep. 115/Men/VII/2004, tentang
Perlindungan Bagi Anak yang Melakukan Pekerjaan Untuk
Mengembangkqn Bakat dan Minat.
• UU. No.23 tahun 2002 , tentang Perlindungan Anak
• Kep.Pres. No.87 Th.2002 ,tentang RAN Penghapusan
Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) dan
Kep.Pres.No.88 Th.2002,tentang RAN Penghapusan
Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan anak
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
tentang KETENAGAKERJAAN

PASAL 76 – 83 tentang PEREMPUAN

• KERJA MALAM WANITA


• ISTIRAHAT HAID
• ISTIRAHAT HAMIL DAN
MELAHIRKAN DAN GUGUR
KANDUNG
• KESEMPATAN MENYUSUI
PERMENAKER NO.03/MEN/1982 tentang
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dipimpin oleh


seorang Dokter yang disetujui oleh Direktur
• Pengurus wajib memberikan kebebasan profesional kepada
Dokter yang menjalanlankan pelayanan kesehatan kerja.*
• Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan kerja, bebas memasuki tempat-tempat kerja.
• Pengurus wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pelayanan
kesehatan kerja kepada Direktur*
• Dokter maupun tenaga kesehatan wajib memberikan keterangan
tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja kepada pegawai
pengawas keselamatan dan kesehatan kerja.
• Penyelenggaraan bersifat Promotif, Preventif,Kuratif dan
Rehabilitatif
PERMENAKER NO.02/MEN/1980 tentang
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA..1

PENGERTIAN
a.Px awal
-Dilakukan oleh Dokter
-Sblm mlkkn pekerjaan

b.Px berkala
-Waktu-waktu tertentu
-Dilakukan oleh Dokter

c.Px.Khusus
-Dilakukan oleh Dokter
-Tenaga kerja tertentu

d. Px.Purna Bakti
-3 bulan sblm tk masuk purna tugas
PERMENAKER NO.02/MEN/1980 tentang
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA..3

PASAL 6 : KEWAJIBAN PENGURUS

• Membuat rencana pemeriksaan kesehatan sebelum, bekerja, berkala dan khusus


• Melaporkan pemeriksaan awal, berkala, khusus ke Disnkaertrans paling lambat 2 (dua) bulan setelah
pemeriksaan.
• Bertanggungjawab atas ditaatinya peraturan ini.

PASAL 7
• Pegawai pengawas keselamatan kerja melakukan pengawasan terhadap diaatinya peraturan ini.
• Balai Hiperkes menyelenggarakan pelayanan dan pengujian di perusahaan.

PASAL 8
• Bila terdapat perbedaan mengenai hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja berkala dan khusus
maka penyelesaiannya dilakukan oleh majelis pertimbangan kesehatan daerah
• Apabila salah satu pihak tidak menerima putusan maka dalam waktu 14 (empat belas) hari dapat
mengajukan permasalahan ke majelis pusat

PASAL 9
• Pengurus bertanggungjawab atas biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan kesehatan berkala atau
pemeriksaan kesehatan khusus baik atas perintah majelis daerah maupun pusat
PERMENAKER NO.01/MEN/1976 tentang
KEWAJIBAN LATIHAN HIPERKES BAGI
DOKTER PERUSAHAAN

• Perusahaan berkewajiban mengirimkan setiap


dokter perusahaannya untuk mendapatkan
latihan dalam bidang Higiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

• Dokter perusahaan adalah setiap dokter yang


ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas dan atau bertanggungjawab atas
higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan
kerja.
PERMENAKERTRANS NO.01/MEN/1981 tantang
KEWAJIBAN MELAPOR PENYAKIT AKIBAT KERJA

• Penyakit Akibat Kerja: Setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan


atau lingkungan kerja.

• Apabila dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja berkala dan khusus


ditemukan penyakit akibat kerja harus dilaporkan ke Disnakertrans

• Pelaporan harus dilakukan paling lama 2 X 24 jam sesudah didiagnosa

• Perusahaan wajib melakukan upaya preventif untuk mencegah penyakit akibat


kerja agar tidak terulang

• Apabila terdapat keraguan terhadap hasil pemeriksaan oleh Dokter, pengurus


dapat meminta bantuan Disnakertrans untuk menegakkan diagnosa.

• Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri secara Cuma-Cuma


KEP.PRES. NO. 22 TAHUN 1993 tantang
PENYAKIT YG TIMBUL
AKIBAT HUB KERJA

• Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja adalah :


penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan
kerja.
• Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul
karena hubungan kerja berhak mendapat jaminan
kecelakaan kerja pada saat masih dalam hubungan kerja
maupun setelah hubungan kerja berakhir.
• Hak jaminan kecelakaan kerja yang hubungan kerjanya
sudah berakhir, apabila hasil diagnosis dokter menyatakan
penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan selama
tenaga kerja dalam hubungan kerja
• Hak jaminan kecelakaan kerja ini berlaku paling lama 3
(tiga) tahun sejak hubungan kerja berakhir.
PERMENAKER N0.25/MEN/XII/2008 tantang
PEDOMAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN CACAT KERANA
KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

Peraturan ini mengatur tentang cara melakukan diagnosis terhadap


kecelakaan dan penyakit akibat kerja meliputi berbagai bidang seperti :
• Penyakit Kulit
• Neurologi
• Penyakit Dalam
• Penyakit Endoktrin Akibat kerja
• Penyakit Otot dan Kerangka Akibat Kerja
• Psikiatri
• Telinga, Hidung dan Tenggorokan
• Orthopedi
• Paru
• Mata
• Dalam pembahasannya dimulai dari batasan, diagnosis, parameter
kompensasi atau penilaian cacat.
PERMENAKER NO.03/MEN/1998 tentang
TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN
KECELAKAAN…1

• Kecelakaan : Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga


semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
• Kejadian berbahaya : suatu kejadian yang potensial menyebabkan
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan
bahaya pembuangan limbah

TATA CARA PELAPORAN KECELAKAAN


• Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja.
• (Kecelakaan kerja yang dimaksud terdiri dari Kecelakaan kerja, Kebakaran
atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah, kejadian berbahaya lainnya
• Melaporkan kecelakaan kerja berlaku bagi yang sudah mengikutsertakan
tenaga kerjanya kedalam program Jamsostek maupun yang belum.
• Pelaporan kecelakaan harus dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam
ke Disnakertrans
• Pelaporan dilakukan secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis.
• Bagi peserta jamsostek tata cara melaporkan diatur dalam
Permenaker.No.05/Men/1993
• Bagi perusahaan yang belum menjadi peserta Jamsostek tata cara melaporkan
diatur dalam Permenaker. No. 04/Men/1993
PERMENAKER NO.03/MEN/1998 tentang
TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN
KECELAKAAN…2

PEMERIKSAAN KECELAKAAN

• Setelah mendapatkan laporan Disnakertrans melalui


pegawai pengawas melakukan pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan
• Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap setiap
kejadian kecelakaan

• Disnakertrans Pusat menyusun analisis laporan kekerapan


dan keparahan kecelakaan tingkat nasional
PERATURAN MENTERI PERBURUHAN N0.7 TAHUN 1964 tentang
SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA..1

PENGERTIAN

• Tempat Kerja : Setiap tempat kerja terbuka atau tertutup yang diduga akan
digunakan untuk melakukan pekerjaan baik tetap maupun sementara
• Tidak termasuk tempat kerja :
– Kapal, kapal terbang, kereta api dan alat pengangkutan lainnya yang digunakan untuk pengangkutan
umum
– Rumah Sakit, sanatoria, apothek dan obyek pemeliharaan atau perawatan dibawah pengawasan
Departemen Kesehatan.
– Tempat kerja dan bangunan dibawah pengawasan Departemen Angkatan Darat, Departemen
Angkatan Laut, Departemen Angkatan Udara, dan Kepolisian.
• Bangunan Perusahaan : gedung, gedung tambahan, halaman beserta jalan jalan,
jembatan atau bangunan lainnya yang menbjadi bagian dari perusahaan dan terletak
dalam batas halaman perusahaan

SYARAT-SYARAT BANGUNAN

• Diatur syarat-syarat untuk jalan, halaman, lantai, atap, dinding, tangga, cubic space
untuk suatu bangunan
• Persyaratan untuk kakus (KM/WC), meliputi konstruksi, penempatan, penerangan dll.
• Penyediaan tempat mandi, cuci muka/tangan, tempat pakaian dan peesyaratannya.
• Syarat-syarat untuk dapur atau ruang makan termasuk petugas yang melayani di dapur
atau ruang makan.
• Penyediaan tempat duduk bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dengan berdiri
secara terus menerus dan penyediaan tempat istirahat yang memadai untuk tenaga kerja
wanita.
PERATURAN MENTERI PERBURUHAN N0.7 TAHUN 1964 tentang
SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA
PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA..2

• Pengaturan jarak antar gedung sedemikian rupa agar tidak


mengganggu masuknya cahaya siang ke tempat kerja.
• Setiap tempat kerja harus mendapat penerangan yang
cukup untuk melakukan pekerjaan.
JENDELA/ VENTILASI
• Syarat untuk jendela atau ventilasi di tempat kerja

PENERANGAN DI TEMPAT KERJA


• Syarat-syarat penerangan ditempat kerja baik penerangan
alamiah maupun buatan, dan standart intensitas
penerangan ditempat kerja sesuai dengan jenis dan sifat
pekerjaannya.
KEP.MENAKER NO. 15/MEN/2011 tentang
NILAI AMBANG BATAS FAKTORN FISIK&KIMIA DITEMPAT
KERJA

PENGERTIAN
• Penjelasan mengenai pengertian-pengertian tenaga kerja,
tempat, kerja, nilai ambang batas Kimia, faktor fisika,
kebisingan, getaran, radiasi dll.
NAB FAKTOR FISIK

• Dalam pasal ini diatur menganai nilai ambang batas untuk


faktor fisik meliputi kebisingan, getaran, radiasi dan iklim
kerja yang secara lebih detail ada dalam lampiran
peraturan ini..
• Pengusaha atau pengurus harus melaksanakan peraturan
ini.
• SE.Menakertrans No.01/Men/1978 tidak berlaku lagi.
PERATURAN PEMERINTAH NO.7 TAHUN 1973 tentang
PENGAWASAN ATAS PEREDARAN PENYIMPANAN
DAN PENGGUNAAN PESTISIDA

PENGERTIAN
• Dalam Pasal ini dijelaskan pengertian mengenai Pestisida, Peredaran,
penyimpanan, penggunaan, dll.

PERIJINAN
• Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida yang
tidak didaftar dan atau memperoleh ijin Menteri pertanian
• Segala yang berkaitan dengan ijin diatur oleh Menteri pertanian

KETENTUAN PIDANA
• Pelanggaran terhadap ketentuan ini dipidana sesuai dengan Undang-
Undang No.11 Tahun 1962.

• Penyesuaian terhadap orang atau badan hukum yang sudah berjalan


sebelum peraturan ini ada.
KEWENAKAN DISNAKERTRANS
• Menangani masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja
PERATURAN LAIN

SE.No.01/Men/1979 -Pengadaan kantin/ruang makan


– TK 50-200===Ruang makan
– Tk > 200==== Kantin

SE.Dirjend.Binawas No.SE.86/BW/1989 - Perusahaan catering yg mengelola


makan bagi tenaga kerja.

SE.Dirjend.Binawas No.SE.07/BW/1997 - Pengujian Hepatitis B dalam


pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

10 Prinsip Kaidah ILO tentang HIV/AIDS diDunia Kerja


Pengakuan HIV/AIDS sebagai persoalan dunia kerja.
Non Diskriminasi
Kesetaraan Gender
Kesehatan Lingkungan
Dialog Sosial
Larangan screening dalam proses rekruitmen
Kerahasiaan
Kelanjutan status hubungan kerja
Pencegahan
Kepedulian dan dukungan

Kep.Menakertras Kep. No. 68/Men/2004 , tentang Pencegahan dan


Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
Penggunaan Mesin Tenaga dan Produksi
PM.04/Men/1985

SYARAT K3 PEMAKAIAN PESAWAT TENAGA DAN


PRODUKSI :

 PESAWAT TENAGA (TURBIN, GENSET)


 DAPUR / TANUR
 PERKAKAS/PERALATAN KERJA

KEWAJIBAN PERUSAHAAN :
• MEMILIKI IJIN/PENGESAHAN PEMAKAIAN
• PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERKALA 1 TAHUN
SEKALI
• OPERATOR, SOP
Penyalur Petir (PM.02/men/1989)

KEWAJIBAN PERUSAHAAN :

• MEMILIKI IJIN/PENGESAHAN PEMAKAIAN


• PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERKALA 2 TAHUN
SEKALI
• SYARAT TEKNIS K3 PEMASANGAN INSTALASI
PENYALUR PETIR
Penggunaan Pesawat Angkat dan Angkut
(PM.05/Men/1985)

 PESAWAT DIATAS LANDASAN


 PESAWAT DIATAS REL
 PITA TRANSPORT
 ALAT BERAT
 PESAWAT ANGKAT

KEWAJIBAN PERUSAHAAN :
• MEMILIKI IJIN/PENGESAHAN PEMAKAIAN
• PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERKALA 1 TAHUN
SEKALI
• SYARAT K3 PEMBUATAN &PEMAKAIAN PAA
• OPERATOR DAN SOP
Penggunaan Boiler (UU.No.1 Tahun 1930)

KEWAJIBAN PERUSAHAAN :
• MEMILIKI IJIN/PENGESAHAN PEMAKAIAN
• PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERKALA 1 TAHUN
SEKALI
• SYARAT K3 PEMBUATAN &PEMAKAIAN BOILER
• OPERATOR DAN SOP
K-3 Lift --- PM.01/Men/1989

LIFT UNTUK PENGANGKUTAN ORANG DAN BARANG

KEWAJIBAN PERUSAHAAN :
• MEMILIKI IJIN/PENGESAHAN PEMAKAIAN
• PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERKALA 1 TAHUN
SEKALI
• SYARAT K3 PEMBUATAN &PEMAKAIAN LIFT
• OPERATOR DAN SOP
K-3 Bejana Tekan---PM.02/Men/1981

KEWAJIBAN PERUSAHAAN :
• MEMILIKI IJIN/PENGESAHAN PEMAKAIAN
• PEMERIKSAAN/PENGUJIAN BERKALA 5 TAHUN
SEKALI
• SYARAT K3 PEMBUATAN &PEMAKAIAN BEJANA
TEKAN
• SOP
UPAYA MENGURANGI POTENSI MASALAH

• Bantu untuk mengungkap HIV dalam keluarga


• Mendorong untuk melaporkan diri ke fasilitas kesehatan
• Memasukkan pelayanan PMTCT ke dalam sistim pelayanan kesehatan dg
melibatkan LSM
• Mempersiapkan fasilitas dan petugas kesehatan
• Mempersiapkan ketersediaan obat dan pengganti ASI
• Kebijakan ODHA tetap bekerja
• Cegah untuk tidak menjadi orphan dengan mendorong partner untuk tes HIV
dan mendapatkan pengobatan jikapositif
• Libatkan masyarakat : dukungan ---- pendanaan
• Leadership

Anda mungkin juga menyukai