KERAJAAN TARUMANEGARA
A. LETAK :
B. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan
kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang
menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah
kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali
ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan
sawah-sawah pertanian rakyat.
C.Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat
dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat
memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam
melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai
tanda penghormatan kepada para dewa.
-Kehidupan Ekonomi
-Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui
bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain
sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut
menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan
Tarumanegara.
Dharmayawarman (382-395 M)
Dharmayawarman adalah raja kedua Kerajaan Tarumanagara yang
memerintah antara 382 – 395. Ia adalah anak dari Jayasingawarman. Ia
dipusarakan di tepi kali Candrabaga. Namanya hanya tercantum dalam
Naskah Wangsakerta.
Purnawarman (395-434 M)
Purnawarman (Purnavarmman) adalah raja yang tertera pada beberapa
prasasti pada abad V. Ia menjadi raja di Kerajaan Tarumanagara. Ia
mengidentifikasikan dirinya dengan Wisnu.
Di Naskah Wangsakerta, Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan
Tarumanagara yang memerintah antara 395 – 434. Ia membangun ibu kota
kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan
dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja
Purnawarman dalam tahun 397 untuk menyebut ibu kota kerajaan yang
didirikannya.
Di naskah Wangsakerta juga disebutkan bahwa di bawah kekuasaan
Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara
atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada, Pandeglang) sampai ke Purwalingga
(sekarang Purbalingga) di Jawa Tengah. [1] Secara tradisional Cipamali
(Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa
Barat pada masa silam.
Wisnuwarman (434-455 M)
Indrawarman (455-515 M)
Candrawarman (515-535 M)
Suryawarman (535-561 M)
Tarusbawa (669-723 M)
PENINGGALAN SEJARAH :
Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West
Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of
Bogor.
Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai
Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut
menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris
disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu
terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman.
Di daerah Bogor, masih ada satu lagi prasasti lainnya yaitu prasasti batu
peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Desa
Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai)
Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi
keterangan berbentuk puisi dua baris:
shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri
purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam -
padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam
- bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.
Terjemahannya menurut
Vogel:
Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya
bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya
tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua
jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh,
yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia
kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.