Last Meeting
Tidak punya pilihan lain, Wei Ying membawa Aubree
pergi ke mansion keluarga Dominique karena gadis itu
menolak turun dari mobil saat mereka tiba di mal dan beberapa
tempat wisata yang ada di Marseille, Perancis. Sesampainya di
mansion, Aubree terkejut melihat mansion keluarga yang
berantakan dan pintu utama yang hancur. Tidak hanya Aubree,
Wei Ying juga sama terkejutnya.
Aubree teringat pesan kedua orang tua dan ketiga kakak
laki-lakinya kemarin ‘Jangan kembali ke mansion apa pun
alasannya’. Waktu itu, Aubree tidak menganggapnya serius.
Aubree pikir, mereka tidak ingin membuat keluarga Li kecewa
dengan sikapnya karena ingin kembali ke mansion setiap saat.
Aubree keluar dari mobil Wei Ying. Dia memasuki
mansion seraya memanggil keluarganya dan orang-orang yang
bekerja di mansion. Aubree menangis histeris seraya
menelusuri mansion yang luas. Dia pergi ke dapur, kamar
kedua orang tuanya, kamar ketiga kakaknya, dan kamar para
pekerjanya. Semuanya kosong, mansion ini tidak berpenghuni.
Wei Ying mengejar Aubree lalu memeluk gadis itu dengan
erat. “Tenanglah, kita coba hubungi mereka,” kata Wei Ying.
Laki-laki itu mengeluarkan ponsel yang berada di saku
celananya lalu mencari kontak seseorang. Dia menghela napas
lega saat telepon itu tersambung oleh pemilik nomor.
Wei Ying
Hallo kak, lagi di mana? Aku dan Aubree di mansion.
Wei Ying
Baiklah, kirimkan aku lokasinya.
30 menit kemudian . . .