Anda di halaman 1dari 8

Malam Jum’at Kliwon

Matahari telah terbenam, suara adzan mulai berkumandang, langit semakin gelap, dan
suasana terasa sunyi.
Sesaat setelah beberapa saat, muncul seorang kakek dari balik kabut dengan menggenggam
sebuah buku ditangannya, dia bergerak mendekatiku dengan hentakan kaki yang terdengar
keras, sesaat berhadapan langsung dengan seorang kakek tua tersebut, tiba-tiba saja seluruh
listrik di wilayah ini menjadi gelap gulita, hanya saja terdapat cahaya bulan yang terang
benderang menyinari sebuah meja di samping lemari tua, setelah kejadian tersebut, kakek tua
itu-pun tiba-tiba menunjukkan jari telunjuknya mengarah ke-meja tua tersebut, dengan tidak
tau tentang maksud dan tujuan kakek tua tersebut, Erna pun bergerak menghampiri meja tua
tersebut, sesaat Erna duduk disamping meja tersebut tiba-tiba saja Erna merasa ngantuk, akan
tetapi kakek tua tersebut pergi kedalam kamar kosong didepan ruang tamu tersebut tanpa
mengatakan hal apapun.
Tiba-tiba saja Erna terbangun disamping meja, suasana terlihat sunyi dan sejuk, dengan
diselimuti rasa takut, Erna mencoba menelusuri isi dari rumah tersebut. Dan benar saja, Erna
menemukan hal yang membuat dirinya terkejut dan merinding ketakutan, karena ternyata
rumah tersebut adalah rumah seorang ustadz yang telah lama meninggal dunia, dan ternyata
kakek tua tersebut adalah sosok dari arwah ustadz yang sudah lama meninggal .
Benda Misterius

Disuatu malam di dusun mangga, hujan gerimis mulai mereda, Yanaf mendapat kabar dari
temannya, bahwa rumah tua dekat pemakaman tersebut konon katanya terdapat benda ajaib
yang dapat mengabulkan segala permintaan, lantas Yanaf pun mencoba menelusuri rumah tua
tersebut.
Sesampainya di makam, suasana terlihat sepi dan gelap, sampai akhirnya Yanaf tiba di depan
pintu rumah tua tersebut. Hanya berbekal lampu senter, Yanaf mulai membuka pintu tua
tersebut, seketika tubuh Yanaf merinding, karena tiba-tiba saja pintu masuk tersebut terkunci,
akan tetapi Yanaf tetap lanjut mencari benda tersebut, sesaat Yanaf tiba disuatu ruangan,
Yanaf melihat ada sosok nenek tua yang sedang duduk dikursi dengan wajah yang penuh
dengan darah, melihat hal itu Yanaf seketika mencoba untuk keluar dari rumah tersebut.
Akan tetapi saat Yanaf mencoba melarikan diri, ia melihat sebuah peti yang bersinar terang
tepat diatas lemari tua, namun tiba-tiba saja Yanaf mendengar suara jeritan minta tolong dari
dalam sumur, mendengar hal itu, yanaf pun menengok ke arah sumur dengan perlahan. Benar
saja, Yanaf melihat sosok wanita cantik yang sedang digantung diatas sumur tersebut, Yanaf
pun berteriak ketakutan, sambil membawa peti misterius itu, Yanaf pergi keluar melewati
jendela belakang rumah tersebut.
Sesampainya di kost, Yanaf mencoba untuk membuka peti misterius tersebut, saat sedang
membuka peti tersebut Yanaf melihat sesosok wanita dengan muka yang hancur, serta
diiringi dengan suara rintihan. Tak peduli dengan hal itu, Yanaf tetap membuka peti misterius
tersebut, sampai akhirnya Yanaf begitu terkejut, karena isi dari peti tersebut adalah sebuah
kerangka tengkorak dengan sebuah kertas bertuliskan "Sweet as sugar. Hard as Ice. Hurt me
once, I will kill you twice". Yanaf sangat kebingungan, diselimuti rasa depresi, Yanaf
memutuskan untuk gantung diri dan membiarkan tengkorak tersebut terbuka di dalam peti.
Hadiah Ulang Tahun

Tanggal 12 Agustus Reva mengadakan pesta ulang tahunnya dirumah neneknya, Reva pun
mendapat hadiah ulang tahun berupa boneka dari sahabat jauhnya yang datang, boneka
tersebut tampak begitu lucu, Reva sangat senang dengan hadiah boneka tersebut, Reva
memainkan boneka tersebut diatas tempat tidurnya hingga ia tertidur pulas, namun saat
tengah malam boneka itu tiba-tiba bergerak dan dapat berpindah tempat dengan sendirinya.
Keesaokan harinya, Reva tampak kebingungan karena boneka yang tadinya berada disamping
Reva, tiba-tiba saja berada diatas lemari. Karena hal itu, Reva mencoba menanyakan hal
tersebut kepada orang seisi rumah, akan tetapi tidak ada yang mengetahui tentang hal
tersebut, Reva pun merasa ada yang aneh dari boneka tersebut. Hari-hari telah berlalu dan
boneka tersebut selalu berpindah-pindah tempat pada saat tengah malam. Sesaat ketika Reva
terbangun pukul 01.00, ia melihat boneka tersebut bergerak menuju kearahnya, melihat hal
itu Reva sangat ketakutan dan mencoba memasukan boneka tersebut kedalam lemari
kamarnya.
Keesokan harinya Reva mencari informasi tentang boneka tersebut, dan benar saja, boneka
tersebut merupakan boneka milik anak kecil yang hilang secara misterius, dan Reva berpikir
bahwa mungkin roh anak kecil tersebut yang menggerakan bonekanya setiap malam hari
disaat ia sedang tertidur pulas. Reva pun berniat untuk membuang boneka tersebut kedalam
sungai di dekat rumahnya, akan tetapi saat ia membuka lemari kamarnya, boneka tersebut
tiba-tiba saja menyerang dan mencekik leher Reva, lantas ia berteriak sehingga ibu Reva
datang untuk membantunya, karena hal itu Reva dan ibunya bergegas untuk membakar
boneka tersebut dihalaman rumahnya. Semenjak itu gangguan mistis setiap malam hari yang
dialami Reva itu telah hilang. Boneka ulang tahun yang lucu itu ternyata memiliki kisah
menyeramkan dan mengerikan.
Rumah Sakit Ciptosumo

Kamis sore Feni pergi ke RS. Ciptosumo sendiri untuk menjenguk salah satu temannya yang
sedang sakit, Feni sedikit merasa takut karena bangunan rumah sakit tersebut terkenal tua dan
angker dengan bangunan yang menjulang tinggi, dan banyak terdapat jendela yang rusak,
serta banyak tembok yang sudah mengelupas.
Sesaat Feni sampai di parkiran, ia kemudian masuk kedalam rumah sakit tersebut, suasana
tampak sedikit ramai, setelah itu Feni mendapatkan izin untuk mengecek temannya disalah
satu ruangan dilantai 4. Akan tetapi saat Feni melewati lorong yang begitu sunyi dan sepi,
Feni tampak mendengar langkah kaki seseorang dari belakang, akan tetapi Feni yakin bahwa
hanya dia sendiri yang berada dilorong tersebut, saat Feni mengecek kebelakang ia melihat
sesosok bayangan hitam yang muncul lalu menghilang dengan sangat cepat, karena hal itu
Feni bergegas untuk pergi ke lantai 2 dengan perasaan sedikit takut, saat Feni melewati
lorong dilantai 2, lorong tersebut sangat begitu gelap, namun tiba-tiba saja ia mendengar
suara tangisan bayi dan melihat sesosok suster dengan wajah hancur yang sedang berdiri
diujung lorong tersebut dan melambaikan tangannya kepada Feni, melihat hal itu Feni berlari
dengan berteriak ketakutan menuju kamar temannya sendiri.
Sesampainya dilantai 4 ia begitu terkejut, karena suasana terlihat menyeramkan, bangunan
dilantai 4 nampak hancur dan tidak terawat. Begitu Feni sampai didepan kamar temannya,
saat Feni membuka pintu tersebut ia dibuat terkejut dan merinding ketakutan, karena didalam
ruangan tersebut ia melihat sesosok perawat dengan muka yang hitam dan hancur sedang
mengobati pasien yang Feni pikir pasien tersebut adalah temannya sendiri, melihat hal itu
Feni berteriak ketakutan sambil berlari menuju pos satpam, sesampainya di pos satpam ia
mendapat informasi bahwa temannya sendiri ternyata sudah meninggal 2 minggu yang lalu,
kemudian ruangan yang Feni masuki adalah ruangan operasi yang sudah tidak terpakai
kembali, karena hal itu Feni bergegas untuk pulang kerumahnya.

\
Toko Antik

Sebuah toko antik didalam sebuah gang sempit, konon katanya terdapat sebuah benda antik
yang sangat berharga terdapat didalam toko tersebut. Mendengar hal itu Kevin mencoba
untuk mendapatkan barang antik didalam toko tersebut.
Sesaat Kevin sampai didepan gang, suasana tampak sepi dan gelap, setibanya Kevin didepan
bangunan toko tersebut ia sedikit merasa terkejut karena bangunan tersebut terlihat sedikit tua
dan tidak terawat. Akan tetapi saat Kevin memasuki toko tersebut tiba-tiba saja ia melihat
sesosok kakek-kakek dengan muka merah yang lewat dengan sangat cepat. Kevin pun
terkejut, akan tetapi ia tetap mancari barang antik tersebut, setibanya didepan suatu kamar, ia
mendengar suara radio dari dalam kamar tersebut, Kevin pikir itu adalah pemilik dari toko
antik ini, akan tetapi saat ia buka pintu tersebut, ia melihat sesosok kakek tua yang sedang
menatap menghadap Kevin dengan muka yang hancur berantakan, serta ruangan tersebut
terdapat banyak sekali darah serta tengkorak manusia. Karena hal itu Kevin bergegas keluar
dari toko antik tersebut.
Setelah Kevin mencari berbagai informasi ternyata toko tersebut sempat dihuni oleh kakek-
kakek yang gemar mengkoleksi barang antik, akan tetapi kakek tersebut ditemukan terbunuh
diruangan tersebut dengan muka yang hancur tanpa mengetahui penyebab terbunuhnya kakek
tersebut. Kevin pun merinding ketakutan, dan tidak lagi mengunjungi tempat itu lagi.
Rumah Tua Diatas Bukit

Minggu siang Keni bersama sahabatnya bermain di taman dekat sebuah bukit, disana terdapat
banyak sekali mainan, mereka tampak gembira saat memainkan salah satu permainan di
taman tersebut, akan tetapi Keni melihat seekor kelinci putih yang lucu menggemaskan
berdiri tepat disebuh jalan, karena Keni sangat tertarik dengan hewan, ia pun mengejar
kelinci tersebut kedalam hutan. Hari mulai gelap, dengan suasana tampak sepi Keni melihat
sebuah rumah tua diatas bukit, karena rasa penasarannya ia pun mencoba untuk mengunjungi
rumah tersebut.
Saat ia sampai dihalaman rumah tersebut, ia mendengar suara orang yang sedang menggali
tanah, akan tetapi Keni seperti tidak melihat ada orang di sekitar rumah tua tersebut. Saat ia
mulai memasuki rumah tersebut, Keni terkejut karena ia seperti melihat sesosok anak kecil
yang sedang bermain dibalik ruangan yang begitu gelap, Akan tetapi saat Keni menghampiri
sosok tersebut ia dikejutkan dengan sebuah pintu yang terbuka tertutup dengan sendirinya,
karena rasa penasaran tersebut ia pun menghampiri pintu kamar tersebut, saat ia tiba di depan
kamar tersebut, ia mendengar suara tawa dari seorang anak kecil dibalik pintu tersebut, Keni
dibuat merinding ketika ia perlahan-lahan mulai membuka pintu tersebut. Dan benar saja,
didalamnya terdapat sosok anak kecil yang sedang bermain dengan sebuah boneka. Melihat
hal itu Keni terkejut dan ketakutan karena anak kecil tersebut mirip dengan sahabatnya
sendiri.
Keni pun bergegas untuk pergi meninggalkan rumah tersebut, saat ia sampai dirumah
neneknya, ia pun menceritakan hal tersebut kepada Ibu Keni. Setelah berbincang cukup lama
dengan ibunya, Keni terkejut dan merinding, karena sahabat Keni tersebut ternyata sudah
hilang selama 3 bulan yang lalu, dan keberadaannya masih belum ditemukan sampai
sekarang juga, karena hal itu Keni berpikir sosok yang mirip dengan sahabatnya tersebut
adalah arwah dari sahabatnya Keni sendiri.
Lubang Misterius

Minggu tanggal 11 September Fandi dan keluarganya berkunjung ke rumah pamannya. Ia


pun berkeinginan untuk mengunjungi sebuah pertambangan didekat rumah pamannya, Fandi
sangat ingin tahu tentang isi dari dalam tambang emas tersebut.
Sesampainya ia di tambang tersebut suasana begitu sunyi dikarenakan seluruh pekerja
tambang sedang berlibur. Fandi dan pamannya mengunjungi salah satu tempat di depan pintu
masuk tambang tersebut, kemudian pamannya mengambil sebuah kotak yang berisi peralatan
tambang untuk dikenakan sebelum memasuki area dalam tambang. Setelah Fandi
mengenakan pakaian tersebut, ia merasakan ada hal yang aneh pada baju tersebut, akan tetapi
ia mengabaikannya dan lanjut untuk memasuki sebuah goa yang cukup besar. Beberapa saat
ketika Fandi memasuki goa tersebut, ia merasakan seperti ada orang yang sedang
mengikutinya, akan tetapi saat ia mencoba mengecek kebelakang, Fandi seperti melihat
seseorang yang mengenakan jubah berwarna hitam dari pintu luar tambang, melihat hal itu ia
pun bertanya kepada pamannya, akan tetapi pamannya tidak merasakan suatu hal yang aneh.
Sampai akhirnya Fandi berada di sebuah lubang yang digunakan para penambang untuk
mencari benih-benih emas. Namun saat Fandi berdiri disamping lubang tersebut, ia mencium
bau wangi dari dalam lubang tersebut, dan tiba-tiba saja Fandi terpeleset dan masuk kedalam
lubang tersebut.
Fandi tak sadarkan diri, sampai akhirnya ia bangun dan melihat banyak sekali penambang
yang sedang menggali tanah dengan muka yang hancur dan berdarah-darah, Fandi pun
berteriak dan berlari ke sebuah mata air, akan tetapi diujung dari jalan tersebut terdapat
sesosok manusia yang memiliki tanduk dengan tubuh yang penuh dengan darah berdiri
diujung jalan tersebut. Fandi pun tampak kebingungan, sampai akhirnya paman Fandi datang
untuk menyelamatkannya. Fandi dan pamannya bergegas untuk meninggalkan daerah
tambang tersebut, sesampainya dirumah Fandi pun menceritakan hal tersebut kepada
pamannya.
Tentang Penulis
Nama saya Fikri Fauzan Zulfa, dan bisa dipanggil saya Fikri.
Alamat rumah saya berada di Sudagaran RT 3 RW 1 Kecamatan
Banyumas. Saya lahir pada tanggal 20 September 2010 di
Banyumas. Pekerjaan orang tua saya yaitu ayah sebagai pegawai negri dan ibu saya sebagai
PNS. Pengalaman berkesan saya yaitu saya pernah mendapatkan sepeda ketika mengikuti
kegiatan jalan sehat ketika saya masih kecil. Waktu saya kecil saya sekolah di PAUD
kemudian saya melanjutkan sekolah di SDN 3 Sudagaran, setelah lulus saya sempat sekolah
di MTS Ma’Arif NU 1 Kemranjen, kemudian pindah di sekolah SMPN 1 Banyumas. Saya
harap semoga bisa mendapatkan prestasi lebih banyak kedepannya, dan saya ingin menjadi
orang yang bermanfaat kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai