Anda di halaman 1dari 13

Misteri

Suara di Balik Sunyi Malam


Sinopsis:

Levin dan keluarganya baru saja pindah dari Belanda dan tinggal di Kalimantan Tengah yang merupakan kampung halaman ibunya. Pada suatu malam, Levin
mendengar suara alat musik yang misterius dari rumah tetangganya. Dimana yang dia tahu yang tinggal di rumah sebelahnya adalah seorang nenek yang
sudah tua dan menyendiri. Levin dan sahabatnya Nino sepakat mencari tahu asal suara yang didengar oleh Levin pada malam itu. Dapatkah Levin
memecahkan misteri di balik suara misterius itu? Mari kita cari tahu bersama di dalam buku cerita ini.

Pesan Moral:

Tuhan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang dikehendaki-Nya sehingga mau kita buta, tuli, lumpuh, dan lain-lain Tuhan yang menciptakan
keberagaman sehingga tidak ada satupun ciptaan-Nya yang gagal

Semua orang memiliki bakat, tapi bakat akan tumbuh bagi mereka yang mengasahnya

Kita tidak boleh berprasangka/menilai buruk terhadap orang lain hanya dari luarnya

Kita tidak boleh masuk ke dalam rumah milik orang lain tanpa izin
Levin dan keluarganya baru pindah dari Belanda ke tempat kelahiran ibunya yaitu di
Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Mereka menetap di sebuah komplek rumah yang kecil.
Di sebelah rumah Levin terdapat sebuah rumah kayu yang cukup tua yang ditinggali seorang
nenek yang wajahnya sangat menakutkan. Sehingga Levin pun merasa takut dengan nenek
itu.
Pada suatu malam, ketika Levin ingin segera memejamkan matanya dan hendak pergi tidur.
Terdengar suara alunan musik yang sangat lembut, Levin terbangun tapi masih dalam posisi
berbaring karena dia merasa takut. Suara itu mulai bertambah nyaring dan terdengar
semakin jelas. Suaranya menyerupai gitar tetapi sedikit berbeda. Levin membalikkan
badannya secara perlahan dan memberanikan diri untuk melihat ke arah jendela dan dia
menemukan sesosok anak kecil dengan rambut panjang sedang memainkan alat musik yang
aneh dari jendela loteng milik tetangganya. Levin terheran-heran tapi ia juga mengantuk
sehingga ia tertidur lelap.
Keesokan paginya, ibu membuat sarapan yang berbeda dari masakan-masakan
sebelumnya. Ibu membuat “Juhu Kelakai” dengan baunya yang sedap sehingga membuat
perut ayah menjadi keroncongan. Levin turun dari kamarnya dengan sangat cepat dan
langsung bertanya “Ibu…Ibu…! Apakah ibu mendengar suara itu tadi malam? Suara musik
yang asing dan aneh itu?”
Ibu terkejut dan menjawab dengan tenang “Nak…Tenang dulu, suara apa maksudmu? Ibu
tidak ada mendengar suara apapun”. Levin heran dan berkata dalam hatinya (Apakah hanya
aku yang mendengar suara itu?), lalu Levin bertanya pada Ayah “Ayah, apakah nenek di
sebelah itu tinggal bersama anak kecil?” Ayah bingung dan menjawab “Hmm…Maaf Levin
ayah juga tidak tahu soal itu”. Levin terdiam dan melanjutkan sarapannya. Ayah dan ibu
hanya bisa bingung dan kembali melanjutkan aktivitas mereka.
Levin tiba di sekolah dan duduk di sebelah Nino sahabatnya. Mengingat kejadian tadi malam
Levin menceritakan kejadian yang dia alami kepada Nino. Nino yang mendengar itu terkejut
dan berkata “Apakah itu benar! Aku pernah mendengar bahwa nenek itu adalah nenek sihir
yang menakutkan ia suka menculik anak-anak dan mengurung mereka di rumahnya.”
Levin terkejut dan berkata “Tidak mungkin, nenek sihir itukan tidak nyata”. Nino menjawab
lagi “Hei! Mana tahu itu benarkan?”. Levin terlihat sedang berpikir dan muncul ide
“Bagaimana jika kita mencari tahu darimana asal suara itu dan siapa orang yang yang aku
lihat tadi malam”. Nino ragu dan berkata “Hiii aku takut… Kau tahu bagaimana nenek itu
kan!”. Levin menjawab “Ya aku tahu aku juga takut, tapi apa kamu tidak penasaran? Ayo kita
ke rumah nenek itu nanti sepulang sekolah.” Dengan ragu Nino menggangguk setuju.
Sore hari tiba, Levin dan Nino sudah berada di depan rumah nenek itu. *Gulp* Nino meneguk
liurnya, lalu berkata "Levi, kamu yakin kita akan menyelinap? Bagaimana jika kita tidak bisa
pulang lagi? Aku masih sayang sama ibuku”. Levin mendesah “Haaah… Tenang saja Nino
kita akan baik-baik saja, ayo kita harus masuk lewat pintu belakang”.
Levin dan Nino diam-diam masuk ke dalam rumah kayu itu. Sesampainya di dalam, rumah
itu sangat sepi dan tidak ada tanda-tanda dari sang nenek. Mereka berdua masuk perlahan
dan Nino tiba-tiba berteriak “Aaaaa!!! Levin…” *Bruk* Nino pingsan dan Levin menjadi panik.
Nino pingsan karena melihat ornamen tengkorak kepala sapi dan kulit sapi yang dipajang di
sepanjang koridor rumah itu.
*Kriett* Sebuah pintu terbuka dan tampaklah sesosok anak kecil perempuan datang
menghampiri mereka dia meraba-raba di dekat mereka. Ketika melihat itu Levin berkata
dalam hatinya (Dia seorang gadis buta). Anak perempuan itu berkata “Kalian siapa?
Mengapa kalian masuk tanpa izin?” Levin menjawab dengan ragu “Maaf, kami tidak
bermaksud buruk, kami hanya ingin memastikan sesuatu dan kami ceroboh karena
melakukannya secara diam-diam”. Gadis itu diam sejenak dan berkata “Namaku Zephan,
kamu siapa?” Levin tersenyum “Aku Levin dan ini Nino temanku”.
Mereka meletakkan Nino di atas sofa. Levin bertanya kepada Zephan “Zephan, apakah itu
kamu? Yang tadi malam memainkan alat musik aneh itu?” Zephan memiringkan kepalanya
“Oh, apa maksudmu Kecapi? Iya, aku yang memainkannya itu milik kakekku” Levin bingung
dan bertanya “Apa itu Kecapi?”. Zephan menjawab “Kecapi adalah alat musik khas
Kalimantan yang terbuat dari kayu dan mempunyai senar yang dapat dipetik, seperti gitar
tapi bentuk dan suaranya berbeda.” Levin mengerti “Oh, bolehkah aku mendengar lagi musik
yang kamu mainkan malam itu?” Zephan tersenyum “Tentu saja.” Zephan pergi mengambil
kecapi dan memainkannya. Nino terbangun dan Levin segera menceritakan tentang Zephan
dan alat musiknya. Levin dan Nino terkagum dengan bakat yang dimiliki Zephan walaupun
dia buta tetapi dia bisa memainkan musik yang sangat indah. Mereka bertiga terdiam dan
menikmati alunan musik itu.
Nenek masuk dan terkejut melihat Zephan, Levin, dan Nino di ruang tamu. “Ada apa ini!?
Siapa mereka?” tanya nenek dengan keras. “Nek…Tenanglah ini Levin dan Nino mereka
bukan orang jahat, mereka hanya ingin belajar tentang kecapi kakek” Jawab Zephan dengan
lembut. Nenek menjadi tenang dan terdiam.
Levin mulai berkata “Nenek dan Zephan, Saya Levin dan teman saya Nino disini ingin
meminta maaf atas kesalahan kami yang sudah masuk tanpa izin dan membuat tidak
nyaman. Kami secara sukarela akan melakukan sesuatu sebagai bentuk permintaan maaf”.
Mendengar itu Nenek menjadi lebih tenang dan menjawab “Tidak apa-apa nak…Terimakasih
untuk pengakuanmu…Hmm mungkin ada satu hal yang bisa kalian lakukan”.
Nenek membawa Levin, Nino, dan Zephan pergi ke taman belakang rumah. Disana banyak
rerumputan liar yang cukup lebat. Nenek berkata “Ini adalah penebusan yang bisa kalian
lakukan, Kalian akan membantu kami untuk mencabut semua rumput liar ini di setiap akhir
pekan sampai rerumputan itu habis tercabut”. Levin dan Nino saling menatap yang
kemudian menggangguk setuju. Setelah itu, mereka diundang makan malam oleh Nenek
dan Zephan di rumah mereka. Menu malam ini adalah Lontong Sayur dan Singkong Rebus.
Dari makan malam itu terungkaplah ternyata Zephan adalah cucu nenek yang sedang
berkunjung untuk liburan. Zephan itu buta dari lahir tetapi dia pandai bermain musik dan ia
sangat menyukai kecapi milik kakek. Begitulah pada akhirnya, kasus misteri ditutup dengan
sedapnya makan malam.

-The End-
Juhu Kelakai: Makanan kuaha atau dioseng khas Kalimantan yang bahan utamanya menggunakan sayur paku/pakis (kelakai: dalam
bahasa Dayak)

Kecapi Khas Kalimantan: Sebuah alat musik dari kayu yang memiliki senar dapat dimainkan dengan cara dipetik dan memiliki ukiran dan
pola yang khas dengan Kalimantan

Ornamen Tengkorak sapi dan Kulit Sapi: Merupakan sebuah simbol kehormatan yang tinggi dalam suku Dayak Kharingan dimana
tengkorak dan kulit sapi itu merupakan sisa dari bentuk ritual Tiwah (Ritual untuk orang meninggal)

Lontong: Makanan kuah yang bahan utamanya ketupat, kuah santan dan sayur nangka yang dberi bumbu merah serta lauk pauk

Anda mungkin juga menyukai