Anda di halaman 1dari 13

NAMA : Adham Nanda P

NPM : 3112191102
KELAS : Public Relations 2019

Jawaban UAS Penulisan Skenario dan Film

1.

Skenario Short Movie “Persona”


Written by : Hermalia Oktaviana & Dita Melani
1. INT. GEDUNG SERBA GUNA – DALAM GEDUNG – PAGI
Film dibuka dengan adegan Adeline (tokoh utama) sedang menari diiringi
musik klasik. narasi dibacakan.
VO Adeline : Hai, aku Adeline.
Aku adalah seorang wanita sederhana yang menikmati kesendirian.
Kehidupan ku berjalan seperti biasanya. Mungkin terkadang orang lain
menganggap ku lemah, tapi aku mampu berdiri sendiri.
Oh ya, aku juga suka menari. Melalui tarian aku bisa mengekspresikan
diri ku yang mungkin orang lain tidak akan mengerti. Tarian seolah menyembuhkan.
Ya, kehidupan ku berjalan sebegitu mestinya. Tapi kita tidak pernah tahu, mungkin
kehidupan selalu memiliki misteri. Tawa, tangis selalu terjadi. Tapi aku tidak takut, aku tidak
khawatir dan aku baik-baik saja.
CUT TO.
2. EKT. KAMPUS – KORIDOR SAMPAI DALAM KELAS – DAY
Adeline berjalan sambil menunduk sepanjang koridor, ia merasakan tidak nyaman. Shoot,
wajah adeline menampakkan wajah yang kurang nyaman. Adeline memasuki ruang kelas
dengan tergesa, dengan dandanan yang terlihat cupu dan biasa saja. Adeline berjalan menuju
kursi paling belakang sambil menunduk serta kacamata yang menempel di hidungnya. Di
sisi lain, Rachel dan Valerie yang membicarakan Adeline
Rachel :
(Ke Valerie)
Eh liat deh
Dia kayak aneh gitu ga sih ?
Dengan ekspresi yang aneh sambil menatap ke arah Adeline yang sedang memasuki kelas
Valerie :
Kan dia emang gitu chel
Aneh, freak

Liat aja tuh, gaada yang mau nemenin dia


Balasnya sambil memicingkan mata, menatap ke arah Adeline.
Camera shoot ke arah Adeline yang duduk kursi.
Dosen memasuki ruangan kelas dengan membawa laptop ditangan kanannya
sambil menyapa para mahasiswa, jam mata kuliah pun dimulai.
Camera shoot ke arah dosen yang masuk dan berjalan.
Dosen :
Selamat pagi rekan-rekan
VO Mahasiswa: Pagi pak
Dosen:
Pagi hari ini saya akan menjelaskan mengenai
Pengaruh parenting terhadap kepribadian anak di masa depan...
Mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen dengan seksama.
Cut to
Selesai kelas, Rachel menghampiri Adeline yang duduk sendirian sambil membereskan
bukunya ke dalam tas yang ia bawa. Rachel menyapa Adeline dengan nada yang sinis.
Rachel :
Hey..
lo Adeline kan?
Adeline menghentikan kegiatannya, matanya berpendar ke kiri dan kanan.
Rasa gugup menghampirinya. Baru kali ini selama perkuliahan ada yang menyadari
keberadaannya. Lalu, adeline menjawab pertanyaan Rachel dengan terbata
Adeline:
O-oh iya..
Aku Adeline..
A-ada apa ya?
Adeline berucap sambil menatap Rachel dan meremas kedua tangannya, ia merasakan gugup
yang amat sangat.
Cut to

Camera shoot ke arah tangan Adeline yang saling bertaut dan meremas
Rachel menjawab pertanyaan Adeline dengan sedikit terheran. Ia berpikir kenapa ada orang
yang sangat gugup seperti ini saat diajak berbicara.
Rachel :
Oh ga ada apa apa kok
Gue Cuma mau ngasih tau
Ini tadi pulpen lo jatuh
Rachel memberikan pulpennya kepada Adeline yang langsung diterima oleh Adeline yang
masih menunduk, tak berani menatap ke arah Rachel. Tak lama kemudian Valerie datang
menghampiri Rachel dan Adeline. Dengan nada tak suka, Valerie berucap kepada Rachel
sambil menarik lengannya. Rachel merasa kaget atas apa yang telah dilakukan oleh Valerie.
Rachel :
Lu ngapain sih ah
Valerie :
Lu yang ngapain
Udah tau orang aneh
Ngapain lu ajak ngobrol
Mau ketularan aneh juga lu ?
Karena tak ingin memperpanjang masalah, Rachel mengikuti ajakan Valerie untuk keluar dari
kelas dan meninggalkan adeline seorang yang hanya tinggal seorang diri. Adeline yang
mendengar perkataan Valerie jelas merasa sakit hati. Matanya berkaca-kaca. Tapi ia hanya
bisa menghembuskan napas kasar sambil menenangkan dirinya. Valerie dan Rachel
meninggalkan Adeline.
Adeline:
Gapapa Adeline..
Kamu hebat, kamu kan udah biasa digituin..
3. INT. – RUMAH ADELINE – DAY
Cut to.
Adeline pulang ke rumahnya sambil berlari, menjatuhkan tas miliknya tepat saat sampai ke
dalam kamar. Ia merebahkan badannya di kasur. Ia menangis sambil menarik rambutnya dan
memukul mukul kepalanya.
Fade out.

4. EXT. – DI PERSIMPANGAN JALAN YANG REMANG – NIGHT


Adeline berjalan sendiri. Merasa asing dengan tempat tersebut. Adeline
merasa kebingungan, ia berjalan ke kiri dan kanan tapi tetap saja jalan
tersebut terasa sangat asing. Adeline merasa frustasi sampai ia ingin
menangis. Tapi tanpa ia sadari ada sebuah tangan yang penuh dengan darah
menggenggam tangannya seakan ingin menarik tangan Adeline.
Cut to.
5. INT. – DI KAMAR ADELINE – PAGI
Adeline bangun dengan rasa ketakutan yang menghampiri dirinya. Mimpi
semalam terasa begitu nyata. Jalan yang muncul dalam mimpinya berasa
sangat asing dan Adeline tak tau jalan itu ada dimana.
Adeline buru buru mencari obatnya. Sesaat setelah Adeline meminumnya,
tatapan matanya berubah seakan ia dirasuki oleh sesuatu. Tatapan mata
yang awalnya sendu, berubah menjadi lebih ceria. Adeline seakan menjadi
orang lain, wajah yang biasanya muram, kini dihiasi oleh senyum yang
lebar. Bukan senyum yang indah tetapi lebih terkesan sebagai senyum yang
menakutkan.
Cut to.
Adeline (quin) melihat pantulan dirinya di cermin, wajahnya tersenyum,
lama kelamaan berubah menjadi tawaan yang menggema di seluruh ruangan
kamarnya.
Cut to.
Adeline atau saat ini menjadi sosok Quin yang merupakan salah satu alter
yang Adeline ciptakan. Quin merupakan kebalikan dari Adeline. Quin
memiliki raut wajah yang ceria, ramah dan cukup eksentrik dengan
dandanan yang mencolok dan suara yang cukup nyaring. Berbeda dengan
Adeline yang murung dengan suara yang pelan.
Cut to.
Quin sedang berdandan. Memoles matanya dengan eyeshadow berwarna gelap.
Matanya yang biasa sendu dan tanpa riasan apapun, kini dihiasi make up
bold yang sangat berbeda dengan dandanan Adeline sehari-hari. Quin
berdanan sambil bersenandung. Menyenandungkan lagu favoritnya.
Setelah selesai dengan make upnya. Adeline merapikan kedua ikatan
rambutnya, ia tersenyum puas dengan hasil make up uang ia poleskan ke
wajahnya.
Quin :
Perfect!
Cantik banget sih kamu quin..

Coba kalo tiap hari aku muncul begini


Pasti aku jadi anak populer di kampus
Adeline.. Adeline, harusnya kamu gak ada aja biar aku quin yang cantik
yang mengambil alih kehidupan kamu..
Kamu pasti bakal bahagia gak bakalan murung tiap hari
6. EXT. – KAMPUS – DAY
Cut to.
Quin berjalan dengan pongah dan penuh semangat, ia bersenandung
sepanjang jalan sambil memainkan ikatan rambutnya. Quin menyapa orang–
orang yang ia lewati.
Shoot ke arah Adeline yang berjalan sepanjang koridor
Quin tak mempedulikan bisikan bisikan yang terdengar seperti
membicarakannya, bahkan mungkin ada beberapa orang yang menganggapnya
gila, namun Quin tidak peduli.
Cut to.
Di kejauhan terlihat Valerie dan Rachel yang sedang berbisik sambil
memandangnya dengan tatapan yang seakan merendahkan.
Cut to.
Quin berjalan anggun menghampiri mereka lalu menyapa mereka dengan nada
yang sangat ceria. Terlampau ceria sampai mereka merasa aneh dan sedikit
ketakutan. Masih dengan senyuman menyeramkan yang terukir di wajar ber
make upnya.
Quin :
Hai.. kalian ngomongin aku ya?
Aku tau sih aku emang cantik...
Kalian pasti iri ya sama aku,
Lain kali kalo mau ngomongin aku
Akunya diajak dong..
Aku juga pengen ikutan tau
Quin berucap dengan berapi api sambil mengibaskan rambutnya.
Rachel dan Valerie merasa keheranan dengan apa yang baru saja Quin
lakukan. Yang mereka tau Adeline bukanlah orang yang seperti itu.
Setelah berucap seperti itu, Adeline pergi meninggalkan mereka seperti
tidak terjadi apa apa.
Shoot ke arah mahasiswa
7. INT. – TOILET KAMPUS – DAY
Cut to.
Valerie :
Kan gue juga udah bilang
Dia itu aneh..
Masa iya kemaren cupu hari ini berubah jadi centil
Valerie berucap kepada Rachel dengan nada yang seakan tidak percaya pada
apa yang baru saja terjadi di hadapan mereka. Rachel yang masih tertegun
tak bisa membalas ucapan Valerie.
Cut to.
Adeline, Valerie dan Rachel kini sudah berada di ruangan kelas. Setelah
beberapa menit, dosen masuk ke dalam kelas dan menjelaskan materi.
Shoot to Dosen memasuki ruangan kelas.
Shoot to Adeline (quin)dan mahasiswa lainnya yang sedang mendengarkan
penjelasan dosen.
Cut to.
Namun ketika sedang memperhatikan dosen, Quin berkedip dan merasa panik
melihat dosennya seakan berubah menjadi sosok ayahnya.
Shoot to dosen yang beruban menjadi ayah di mata Quin
Quin menggosok matanya dengan kedua tangannya.
Shoot to Quin
Quin masih mencerna apa yang barusan ia lihat, tapi tetap saja sosok
tersebut masih seperti ayahnya bahkan sekarang ia terlihat seperti
memandang quin dengan tatapan tajam.
Shoot kembali ke dosen
Quin berteriak sekeras mungkin, lalu ia berlari ke luar kelas menuju
toilet.
Teman teman sekelasnya merasa kaget dan terheran, begitu pula dengan
dosen yang tengah mengajar mereka.
Adeline tergesa masuk ke dalam kamar mandi. Ia segera membasuh mukanya
yang penuh dengan make up, ia menatap ke arah cermin sambil merasa
ketakutan dan kebingungan.

Quin:
Barusan gue liat apa..
Engga... engga.. ga mungkin..
Bukan.. itu bukan dia..
Pasti gue salah liat..
Adeline kembali membasuk mukanya lalu kembali melihat cermin, dengan
mata berkaca, ia tertawa miris meratapi hidupnya.
Cut to.
8. EXT. DI PERSIMPANGAN JALAN – NIGHT
Adeline terbangun di jalanan yang ia lihat sebelumnya. Ia kembali
kebingungna atas apa yang sedang ia alami saat ini. ia kembali melihat
lihat ke arah sekitar, mencari apakah ada orang lain yang bersamanya. Ia
samar samar mendengar teriakan-teriakan yang memanggil namanya. Teriakan
itu terdengar semakin keras dan jelas.
Cut to.
9. INT. – KLINIK KAMPUS – DAY
Adeline merasakan guncangan di tubuhnya. Adeline terbangun di ruangan
putih, matanya merasa buram dan silau melihat sekitarnya. Ia cukup kaget
bahwa ada seseorang yang menemaninya. Ia adalah Anya, teman sekelasnya.
Anya berucap bahwa ia menemukan Adeline pingsan di dalam kamar mandi.
Anya :
Adeline...
Kamu udah bangun?
Kamu baik baik aja kan ?
Anya bertanya dengan nada khawatir, walaupun ia tak pernah bercengkrama
dengan Adeline, tapi ia ternyata peduli pada Adeline. Adeline masih
belum bisa menjawab dan masih mencerna semua ini. setelah sepersekian
detik akhirnya ia menjawab pertanyan Anya.
Shoot to adeline yang sedang terbaring.
Adeline :
Oh.. emmm..
i-iya Anya..
Aku baik baik aja..
Makasih ya udh nemenin aku dan bawa aku ke klinik

Adeline berterima kasih, dan tersenyum untuk pertama kali setelah sekian
lama. Anya tersenyum dan mengangguk. Tak lama kemudian Anya melihat
handphonenya. Ia harus pamit kepada Adeline karena Anya sudah dijemput
oleh kekasihnya.
Anya :
Iya sama-sama Adeline
Btw.. maaf ya aku ga bisa nemenin kamu sampe malem.
Aku udah dijemput...
Duluan ya Adeline
10. EXT – RUMAH SAKIT JIWA – DAY
Cut to.
Setelah Adeline merasa sudah membaik, sore hari itu ia langsung bergegas
mengunjungi ibunya yang berada di rumah sakit jiwa.
Ketika ia sudah sampai, Adeline memandang ibunya dari kejauhan.
Shoot ke arah Adeline yang memasuki area rumah sakit jiwa
Sang ibu saat itu sedang melamun dengan mimik muka sedih lalu berubah
menjadi ceria dan sesaat kemudian menari seperti sedang berpesta,
Shoot to ibu
Adeline tidak berani mendekati atau menemui ibunya langsung dari jarak
dekat. Dari kejauhan, Adeline tak kuasa menahan air mata dan tidak lama
kemudian ia memutuskan untuk pulang.
Tapi, tanpa sepengetahuan Adeline, Valerie mengikutinya dari belakang.
Cut to.
11. INT – RUMAH ADELINE – DAY
Pada saat Adeline berada di kamarnya, seketika tatapan matanya berubah
sinis. Sosok Audrey muncul mengambil alih jiwa Adeline. Ia melihat
cermin dan mengusap wajahnya, kemudian berucap.
Audrey :
Oh jadi si sampah ini yang udah mengambil alih tubuh lemahnya.
Cut to.
Setelah Audrey mengganti baju, seketika ia menuju meja belajar yang
berada disampingnya dan tiba-tiba mengambil alat untuk miliknya, lalu ia

menggambar abstrak dan kemudian menari merasa puas dengan hasil


gambarnya.
12. INT – KAMAR ADELINE – DAY
Setelah malam itu, pagi harinya Adeline tertidur dalam posisi yang tidak
karuan, kasur beserta seisi kamarnya terlihat begitu berantakan.
Saat terbangun dan membuka matanya, ternyata jiwanya kembali diambil
alih oleh Edo. Adeline terbangun dan berjalan menuju kamar mandi namun
seketika ia berkaca dan tersenyum sinis dan sekelibat telihat bayangan
Edo di kaca dan tersenyum sinis.
Edo merupakan salah satu alter yang diciptakan oleh Adeline agar bisa
melindunginya dan ibunya dari ayahnya. Sosok edo digambarkan merupakan
sosok pria yang memiliki postur badan yang tinggi dan sifat keras yang
akan melakukan apapun untuk melindungi Adeline dan ibunya.
13. EXT – KAMPUS – DAY
Sepanjang jalan Adeline (Edo) merasakan hal yang tidak nyaman dan
sesampainya di koridor, ia bertemu dengan Rachel dan Valerie.
Dari kejauhan Rachel dan Valerie sudah melihat Adeline (Edo) dengan
tatapan sinis. Ketika Adeline (Edo) semakin dekat, Rachel tiba-tiba
mendorong Adeline (Edo) sampai jatuh. Rachel pun tertawa sambil berucap.
Valerie :
Ups, Sorry.
Dalam posisi terduduk, Adeline (Edo) merasa cukup marah namun hanya bisa
sabar dan menghela napasnya, ia memilih untuk segera masuk ke ruang
kelas dan sama sekali tidak menggubris apa yang telah dilakukan oleh
Valerie kepadanya.
Valerie dan Rachel tertawa setelah mengerjai Adeline.
14. EXT – TAMAN KAMPUS – DAY
Cut to.
Setelah kelasnya berakhir, Adeline (Edo) kini berada di taman untuk
beristirahat sejenak sambil menunggu kelas dimulai. ia duduk sendirian
disisi taman.
Ketika Adeline (Edo) tengah duduk sambil membaca, tiba-tiba Valerie dan
Rachel menghampirinya dan dengan sengaja menyiram Adeline (Edo) hingga
kepala dan setengah bajunya basah kuyup. Adeline (Edo) pun bangkit marah
sambil melempar kertas yang ia pegang dan berucap.
Adeline (Edo) :
Cut to.
Cut to.

Flashback 3 Tahun yang Lalu


15. INT. – RUMAH ADELINE – NIGHT
Heh! Maksud lo apa?
Namun Valerie tidak menjawabnya dan malah menertawakannya bersama
Rachel. Adeline (Edo) kian semakin marah dan kemudian menarik baju
Valerie sambil berucap.
Adeline (Edo) :
Gw tanya, maksud lo apa anjing!?
Valerie :
Woo..
santai dong!
Lo tanya maksud gw apa? Yaa gak ada alasan sih buat ngelakuin ini buat
si anak aneh yang berasal dari keluarga yang hancur berantakan kaya lo.
Valerie berucap sambil tertawa remeh.
Adeline (Edo)sedikit terheran, tetapi terpancing emosinya karena Valerie
menyebut nama keluarganya.
Adeline (Edo) yang terpancing emosinya, seketika mengambil botol yang
ada di sampingnya dan segera mendekati Valerie untuk memukulnya tepat
dibagian kepala.
Namun, tepat sebelum Adeline (Edo) melakukannya, Adeline (Edo)
menjatuhkan botol itu dan terduduk sambil memegang kepalanya. Ia
berteriak kesakitan sehingga Valerie dan Rachel pun merasa kebingungan
dan sedikit panik.
Suasana di rumah Adeline terasa suram, seperti biasa. Di halaman
belakang rumah, terdengar suara orang tua Adeline yang bersahutan saling
memaki dan meneriaki satu sama lain. Ayah yang abusive dan suka
berselingkuh, dan Ibu yang pemarah, tidak tahan dengan kelakuan ayah
namun memilih untuk tetap bertahan karena ia masih menyayangi sang
suami.
Adeline bersembunyi dan menangis dalam diam di balik pintu. Meringkuk
memeluk lutut sambil berlindung dibalik pintu.
Teriakan ayah mulai terdengar lagi..
Ayah :
Bangsat kamu Emely! kamu ngadu ya sama papah
Cut to.

Ibu :
Iya! Aku yang bilang sama papa kamu.
Kamu selingkuh, kamu abusive, menjijikan.. Cuih
Ibu meludah ke muka ayah, ayah menyeka mukanya. Amarah menguasai ayah.
Ayah :
Berani beraninya kamu. Dasar istri ga berguna, pembangkang
Kamu sama anak kamu itu pembawa sial! Harusnya udah saya buang aja
kalian.
Ibu :
Kamu jangan bawa bawa Adeline dalam masalah kita. Adeline gaada
hubungannya sama masalah ini
Kalo kamu emang kaya gitu, kenapa kamu milih buat nikahin aku dulu?
Kalo kamu ga seligkuh, aku gaakan kaya gini Andre!
Kamu dan selingkuhan kamu itu menjijikan!
Ayah semakin terpancing emosinya dan marah sejadi-jadinya hingga
akhirnya memukuli sang istri.
Adeline semakin tak tahan dengan semua ini, ia menutup telinganya dengan
kedua tangannya.
Shoot Adeline.
PRANG! PLAK!
Suara tamparan dan barang pecah itu terdengar bersahutan. Tak lama
terdengar ibu berteriak sangat keras!
Ibu :
Aaaaaa...
Andre jangan... jangan..
Ampun.. Ampun.. sakit
Ibu menangis kesakitan dan terdengar sangat mengenaskan. Dan ayah yang
tertawa sambil terus memukuli ibu.
Ayah :
Hahahaha
Itu akibatnya kalo kamu berani melawan saya..
Rasakan itu Emely..

Adeline yang mendengarnya merasa ketakutan sampai gemetar. Ia menunduk.


(Adeline berubah menjadi Edo) Dan tak lama sorot matanya berubah penuh
kebencian. Itulah pertama kali sosok Edo muncul. Mata berapi dan raut
muka penuh amarah. Ia bergegas keluar meraih pisau yang ada didepannya.
Dilihatnya ibu sedang meringkuk di lantai dengan ayah yang tak berhenti
memukulinya. Edo segera menghampiri mereka.
Edo :
Bangsat..
Ayah macam apa kamu..
Cuma bisa nyakitin istri dan anaknya.
Edo langsung mendorong ayahnya dan langsung menancapkan pisau tersebut
ke tubuh ayahnya. Edo terlihat seperti kesetanan. Ia terus menusuk
ayahnya tanpa henti sampai tidak sadar bahwa ayahnya sudah lemas tak
berdaya. Sayup sayup terdengar suara yang memanggil Adeline.
Ibu yang panik tak langsung bertindak. Ia merasa kaget belum bisa
mencerna apa yang telah anaknya lakukan pada suaminya. Ia termenung
menyaksikan semua itu. Sampai akhirnya ia tersadar dan menghentikan
Adeline. Sambil mengguncangkan bahu adeline dan menangis tersedu sedu.
Ibu :
Adeline..
Sadar Adeline...
Itu Ayah kamu...
Kamu udah bunuh ayah kamu adeline!
Adeline kembali ke kesadarannya, ia melihat tangan dan pakaiannya yang
sudah berlumuran darah. Di lantai ayahnya sudah tergeletak mengenaskan.
Adeline tersadar dan tangannya sudah berlumuran darah. Dan ibu masih
menangisi kematian suaminya. Di tangan anaknya sendiri.
Adeline:
A-aku pembunuh..
Aku udah bunuh ayah..
Ibu memandang penuh kebencian ke arah adeline, mendekatinya dan
menamparnya dengan cukup keras. PLAK!
FLASHBACK END—
KEMBALI KE MASA SEKARANG
16. INT. – RUANGAN GELAP – NIGHT
Cut to.

Kembali pada adegan pertama saat Adeline sedang menari.


VO Adeline :
Ya, kehidupan memang selalu memiliki misteri. Tapi bukankah kita harus
mampu untuk mengambil keputusan dalam setiap kehidupan.
Adeline :
Aku baik baik aja...
Adeline gapapa...
Adeline ga salah...
Adeline ga ngelakuin kesalahan apa apa...
Adeline baik baik saja..
Adeline menatap ke arah kamera.
Adeline :
Aku tidak baik baik saja...
Adeline terus memandang kamera memainkan berbagai macam ekspresi mulai
dari sedih, menangis sampai tertawa terbahak bahak.
--The end–
2. Posisi : Logistik
Jobdesk : Membantu saat syuting berlangsung dan menyiapkan alat - alat bantu yang di
butuhkan saat proses pembuatan film di lakukan

3. https://drive.google.com/file/d/12csBoF0r9XqqzJPq_6TvMWTplXyywacI/view?
usp=drivesdk
4.
5. Meskipun ini bukan pertama kali pengalaman saya berpartisipasi dalam pembuatan sebulah
film,tapi saat proses pembuatan film ini ada di level yang berbeda dan lebih serius serta
persiapan yang sangat matang. banyak pelajaran yang bisa di ambil dalam proses pembuatan
film ini,semoga untuk kedepannya saya maupun kelompok film saya bisa lebih baik dari
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai