NPM : 3112191102
KELAS : Public Relations 2019
1.
Camera shoot ke arah tangan Adeline yang saling bertaut dan meremas
Rachel menjawab pertanyaan Adeline dengan sedikit terheran. Ia berpikir kenapa ada orang
yang sangat gugup seperti ini saat diajak berbicara.
Rachel :
Oh ga ada apa apa kok
Gue Cuma mau ngasih tau
Ini tadi pulpen lo jatuh
Rachel memberikan pulpennya kepada Adeline yang langsung diterima oleh Adeline yang
masih menunduk, tak berani menatap ke arah Rachel. Tak lama kemudian Valerie datang
menghampiri Rachel dan Adeline. Dengan nada tak suka, Valerie berucap kepada Rachel
sambil menarik lengannya. Rachel merasa kaget atas apa yang telah dilakukan oleh Valerie.
Rachel :
Lu ngapain sih ah
Valerie :
Lu yang ngapain
Udah tau orang aneh
Ngapain lu ajak ngobrol
Mau ketularan aneh juga lu ?
Karena tak ingin memperpanjang masalah, Rachel mengikuti ajakan Valerie untuk keluar dari
kelas dan meninggalkan adeline seorang yang hanya tinggal seorang diri. Adeline yang
mendengar perkataan Valerie jelas merasa sakit hati. Matanya berkaca-kaca. Tapi ia hanya
bisa menghembuskan napas kasar sambil menenangkan dirinya. Valerie dan Rachel
meninggalkan Adeline.
Adeline:
Gapapa Adeline..
Kamu hebat, kamu kan udah biasa digituin..
3. INT. – RUMAH ADELINE – DAY
Cut to.
Adeline pulang ke rumahnya sambil berlari, menjatuhkan tas miliknya tepat saat sampai ke
dalam kamar. Ia merebahkan badannya di kasur. Ia menangis sambil menarik rambutnya dan
memukul mukul kepalanya.
Fade out.
Quin:
Barusan gue liat apa..
Engga... engga.. ga mungkin..
Bukan.. itu bukan dia..
Pasti gue salah liat..
Adeline kembali membasuk mukanya lalu kembali melihat cermin, dengan
mata berkaca, ia tertawa miris meratapi hidupnya.
Cut to.
8. EXT. DI PERSIMPANGAN JALAN – NIGHT
Adeline terbangun di jalanan yang ia lihat sebelumnya. Ia kembali
kebingungna atas apa yang sedang ia alami saat ini. ia kembali melihat
lihat ke arah sekitar, mencari apakah ada orang lain yang bersamanya. Ia
samar samar mendengar teriakan-teriakan yang memanggil namanya. Teriakan
itu terdengar semakin keras dan jelas.
Cut to.
9. INT. – KLINIK KAMPUS – DAY
Adeline merasakan guncangan di tubuhnya. Adeline terbangun di ruangan
putih, matanya merasa buram dan silau melihat sekitarnya. Ia cukup kaget
bahwa ada seseorang yang menemaninya. Ia adalah Anya, teman sekelasnya.
Anya berucap bahwa ia menemukan Adeline pingsan di dalam kamar mandi.
Anya :
Adeline...
Kamu udah bangun?
Kamu baik baik aja kan ?
Anya bertanya dengan nada khawatir, walaupun ia tak pernah bercengkrama
dengan Adeline, tapi ia ternyata peduli pada Adeline. Adeline masih
belum bisa menjawab dan masih mencerna semua ini. setelah sepersekian
detik akhirnya ia menjawab pertanyan Anya.
Shoot to adeline yang sedang terbaring.
Adeline :
Oh.. emmm..
i-iya Anya..
Aku baik baik aja..
Makasih ya udh nemenin aku dan bawa aku ke klinik
Adeline berterima kasih, dan tersenyum untuk pertama kali setelah sekian
lama. Anya tersenyum dan mengangguk. Tak lama kemudian Anya melihat
handphonenya. Ia harus pamit kepada Adeline karena Anya sudah dijemput
oleh kekasihnya.
Anya :
Iya sama-sama Adeline
Btw.. maaf ya aku ga bisa nemenin kamu sampe malem.
Aku udah dijemput...
Duluan ya Adeline
10. EXT – RUMAH SAKIT JIWA – DAY
Cut to.
Setelah Adeline merasa sudah membaik, sore hari itu ia langsung bergegas
mengunjungi ibunya yang berada di rumah sakit jiwa.
Ketika ia sudah sampai, Adeline memandang ibunya dari kejauhan.
Shoot ke arah Adeline yang memasuki area rumah sakit jiwa
Sang ibu saat itu sedang melamun dengan mimik muka sedih lalu berubah
menjadi ceria dan sesaat kemudian menari seperti sedang berpesta,
Shoot to ibu
Adeline tidak berani mendekati atau menemui ibunya langsung dari jarak
dekat. Dari kejauhan, Adeline tak kuasa menahan air mata dan tidak lama
kemudian ia memutuskan untuk pulang.
Tapi, tanpa sepengetahuan Adeline, Valerie mengikutinya dari belakang.
Cut to.
11. INT – RUMAH ADELINE – DAY
Pada saat Adeline berada di kamarnya, seketika tatapan matanya berubah
sinis. Sosok Audrey muncul mengambil alih jiwa Adeline. Ia melihat
cermin dan mengusap wajahnya, kemudian berucap.
Audrey :
Oh jadi si sampah ini yang udah mengambil alih tubuh lemahnya.
Cut to.
Setelah Audrey mengganti baju, seketika ia menuju meja belajar yang
berada disampingnya dan tiba-tiba mengambil alat untuk miliknya, lalu ia
Ibu :
Iya! Aku yang bilang sama papa kamu.
Kamu selingkuh, kamu abusive, menjijikan.. Cuih
Ibu meludah ke muka ayah, ayah menyeka mukanya. Amarah menguasai ayah.
Ayah :
Berani beraninya kamu. Dasar istri ga berguna, pembangkang
Kamu sama anak kamu itu pembawa sial! Harusnya udah saya buang aja
kalian.
Ibu :
Kamu jangan bawa bawa Adeline dalam masalah kita. Adeline gaada
hubungannya sama masalah ini
Kalo kamu emang kaya gitu, kenapa kamu milih buat nikahin aku dulu?
Kalo kamu ga seligkuh, aku gaakan kaya gini Andre!
Kamu dan selingkuhan kamu itu menjijikan!
Ayah semakin terpancing emosinya dan marah sejadi-jadinya hingga
akhirnya memukuli sang istri.
Adeline semakin tak tahan dengan semua ini, ia menutup telinganya dengan
kedua tangannya.
Shoot Adeline.
PRANG! PLAK!
Suara tamparan dan barang pecah itu terdengar bersahutan. Tak lama
terdengar ibu berteriak sangat keras!
Ibu :
Aaaaaa...
Andre jangan... jangan..
Ampun.. Ampun.. sakit
Ibu menangis kesakitan dan terdengar sangat mengenaskan. Dan ayah yang
tertawa sambil terus memukuli ibu.
Ayah :
Hahahaha
Itu akibatnya kalo kamu berani melawan saya..
Rasakan itu Emely..
3. https://drive.google.com/file/d/12csBoF0r9XqqzJPq_6TvMWTplXyywacI/view?
usp=drivesdk
4.
5. Meskipun ini bukan pertama kali pengalaman saya berpartisipasi dalam pembuatan sebulah
film,tapi saat proses pembuatan film ini ada di level yang berbeda dan lebih serius serta
persiapan yang sangat matang. banyak pelajaran yang bisa di ambil dalam proses pembuatan
film ini,semoga untuk kedepannya saya maupun kelompok film saya bisa lebih baik dari
sebelumnya.