Anda di halaman 1dari 4

Blue Stain : The Illusion

Terdengar suara dari radio yang sedang melaporkan berita. “Seminggu telah
berlalu kasus mengerikan yang terjadi terus saja bertambah. Para polisi hingga
saat ini masih belum mengetahui siapa dalang dari kejahatan mengerikan ini
terlebih lagi semua korban kasus ini termasuk berubah menjadi salah satu kasus
yang mengerikan karena hingga saat ini pelaku masih belum tertangkap dan
korban terus bertambah”.

Tidak jauh dari radio tersebut Key sedang mengerjakan tugasnya seperti biasa
ditempat restoran kecil dirinya bekerja. Tinggal sedikit lagi piring kotor yang
harus dicuci agar bisa pergi dari tempat ini sebelumnya dirinya juga merapikan
meja, lantai, dan membereskan bagian-bagian restoran seperti pekerjaan yang
sudah biasa ia lakukan. Tercium bau stroberi dari arah sabun yang digunakan, jam
yang berdenting, sunyi malam terasa sedikit membuat Key merinding akan tetapi
Key tidak takut.

“Dan satu-satunya petunjuk yang baru ditemukan dari kasus ini hanyalah noda
biru” suara radio yang sedang melaporkan dengan sedikit bunyi statis seperti
sedang kehilangan sinyal. Key menaruh piring yang telah dicuci di rak
sebelahnya, piring yang ia pegang jatuh dan pecah saat dirinya terkejut
menjumpai sebuah noda biru di piring tersebut. Key menerjapkan matanya
membedakan antara halusinasi dan dunia nyata. Terdengar suara statis
sepenuhnya dari radio. Key membilas busa dari tangannya mematikan radio lalu
kembali menatap noda biru yang kini sudah hilang. “Ah sial” ucapnya saat
menyadari itu hanyalah ilusi yang menandakan bahwa dirinya sudah lelah.

Beberapa saat setelah merapikan dan berberes Key terduduk di salah satu bangku
makan menatap keluar dari jendela. Terlihat hari masih gelap, untung saja Key
telah mengunci semua pintu setidaknya jika ada sesuatu yang aneh, salah, dan
jahat dirinya bisa mengulur waktu. Key ingin pulang tapi setelah menyadari
bahwa dirinya terlalu lelah mungkin dia bisa bermalaman di restoran seperti yang
pernah dia lakukan sebelumnya setidaknya pernah sekali ia bermalam karena saat
itu dirinya sedang bermasalah dengan satu-satunya keluarga yang ia punya yaitu
ibunya.

Key berbaring dibangku panjang restoran mengerjapkan matanya menguap dan


beberapa detik kemudian dirinya terlelap menuju ke alam mimpi.

“Pergi jauh dari sana”


“Noda itu”
“Noda biru”
Suara ketukan membagunkan Key, Key pikir itu suara ketukan biasa mungkin
karena suara ranting pohon yang menyentuh kaca jendela. Bukan, suara ketukan
itu sudah jelas suara karena ketukan tangan seseorang. Key terbangun memeriksa
sekitar tidak ada siapa pun tapi bunyi itu masih ada Key berjalan hingga berhenti
di depan ruangan pendingin dimana suara tersebut berhenti, Key membuka pintu
tersebut namun seperti film horror tidak ada siapa pun disana selain dinginnya
ruangan tersebut.

Key menutup pintu, menatap sekeliling dan mendapati bahwa jam menunjukan
pukul dua pagi Key berlari meraih tasnya mencari sesuatu lalu segera
mengonsumsinya lalu diakhiri dengan meminum satu botol dalam sekali tegukan.
Sesaat setelah kali ini terdengar suara gaduh dari arah pintu belakang dengan
segera Key berjalan lalu mendapati bahwa pintu belakang sedang didobrak, Key
meraih panci dan langsung membuka pintu dan menghantam sesuatu. Saat Key
ingin memeriksa sosok itu bergerak meraih tangan Key, membuat Key langsung
kembali meraih panci untuk menghantam disaat sosok itu sudah melepaskannya
Key kembali masuk lalu segera mengunci pintu lalu berjalan menjauh dari sana.

“Ah benar-benar. Kenapa hal sepertini bisa terjadi? Apa aku terlalu lelah?”
Key menampar dirinya untuk menyadarkan dirinya apakah ini halusinasi atau
nyata?

“Polisi? Mencari bantuan bahwa pembunuh bisa saja berada disini”


Key berlari namun langkahnya berhenti saat Key menyadari bahwa kini pintu
yang tadi ia kunci kini sudah terbuka dan menampakan bahwa sosok yang ia
hantam tidak lagi terkapar di tanah melainkan hilang dan mungkin akan mencari
dirinya. Key yang tidak percaya berjalan kembali menuju pintu untuk memeriksa
sesaat telah tiba keadaan diluar kosong, Key menutup pintu sekali lagi lalu
berjalan kearah telepon restoran.

“Sejujurnya aku berharap sekarang sedang badai karena akan menyenangkan


setidaknya tidak sunyi seperti ini” kata Key sembari menunggu panggilannya
tersambung.

“Halo anda terhubung dengan kepolisian”


“Halo, saat ini aku berada di restoran dan disini pelaku pembunuhan sedang
mengintaiku”
“Baik bantuan sedang dikirimkan”
“Apakah akan lama”
“Tidak, mohon untuk panggilan jangan ditutup”
“Baik”
“Nona, apa maksudmu yang mengintai adalah noda BIRU?”
“Apa??. Halo halo halo”
Terdengar suara terputus dan berganti menjadi suara statis membuat Key tersadar
bahwa ada sesuatu yang memutus saluran telepon. Namun disisi lain, setidaknya
dia merasa senang dirinya sudah berhasil menghubungi dan melaporkan
lokasinya. Key kembali berjalan dengan hati-hati memeriksa sekitar.

“Sekarang kita akan kembali mengulas penyebab noda biru”


Entah suara dari arah mana namun Key tahu bahwa itu adalah suara dari radio dan
entah siapa yang menyalakan radio yang seharusnya mati karena mana mungkin
ada orang lain yang menyalakan karena Key tahu bahwa dirinya sendirian di
restoran ini. Key berjalan mencari asal suara dengan berhati-hati

“Jadi apa yang bisa anda jelaskan mengenai si noda biru?”


Key yang saat ini berjalan sendiriam dalam kegelapan karena lampu restoran mati.
“Tampaknya satu hal yang pasti bahwa si noda biru ini adalah seorang pasien
kejiwaan”
“Kenapa dan bagaimana?”
“Karena noda biru yang digunakan adalah sebuah noda dari sebuah campuran”
“Campuran??”
“Campuran antara sebuah obat yang digunakan oleh orang yang mengidap
penyakit kejiwaan”

Key berhenti dan menatap radio didepannya. Key sepenuhnya telah mendengar
semua percakapan tadi. Rasa sakit di kepalanya Key terasa saat sebuah benda
menghantam di kepalanya bersamaan sesaat sebelum Key memejamkan matanya
bunyi sirene polisi terdengar.

Beberapa hari kemudian televisi kembali menayangkan berita dengan laporan


berbeda yang menyatakan bahwa pelaku pembunuhan dengan julukan noda biru
sudah berhasil ditangkap. Diketahui bahwa identitas pelaku adalah pemilik
restoran dimana Key bekerja. Namun satu hal yang para polisi dan semua orang
ketahui bahwa pelaku mengaki bahwa dirinya bukanlah pelakunya. Akan tetapi
pihak medis menyatakan bahwa dirinya mempunyai penyakit jiwa setelah
kematian keluarganya.

Disisi lain Key yang sedang terduduk sembari meminum tehnya merasa nyaman
terduduk di ranjang rumah sakit. Menikmati segala yang sudah terjadi akhir-akhir
ini. Ketukan di pintu kamar rawat yang Key tempati terdengar.
“Masuk”

Seorang perawat masuk sembari memberikan kabar bahwa Key sudah baik dan
boleh pergi dari rumah sakit. Key sendiri juga merasa senang, Key tiba-tiba
terbatuk hingga sebuah noda biru terlarut didalam teh yang sedang ia pegang.
“Apa anda baik-baik saja??”
“Ya sangat baik”
Key menatap perawat tersebut.
“Baiklah saya pamit”
Key terus menatap perawat yang kini terlihat Ke-ta-ku-tan.

Sesaat setelah kepergian Key menatap noda biru yang berada di dalam tehnya.
Key menaruh teh lalu menatap, obat kejiwaan yang selama ini ia konsumsi
memiliki efek yang sangat buruk. Key merasa ini adalah waktu yang tepat untuk
berhenti mengonsumsi obat ini.

Key berdiri mencari perawat tadi yang tidak jauh sedang terlihat menelepon.
Tampaknya kejahatan akan selalu ketahuan pada akhirnya tapi setidaknya bagi
Key dia masih bisa mengulur waktu sebelum sebuah kebenaran diketahui oleh
semua orang di kota kecilnya.

Key menatap sang perawat yang kini sudah tergeletak Key menatap sekeliling
untuk mencari noda biru dan beruntung noda biru itu kini sudah hilang lebih
tepatnya berubah menjadi noda yang berwarna merah.

~ Sebuah kebenaran pada akhirnya akan diketahui ~

Nama : Yuninda Zebina Salsabillah

Kelas : XII Mipa 6

Absen : 33

Anda mungkin juga menyukai