Dari Gambar maka bisa dilihat bahwa kapan idealnya PPIC mulai melakukan aktifitas? Maka pada
hirarki ke-2 yaitu Taktikal yaitu setelah mendapatkan demand marketing dan gambaran perencanaan
produksi dari manejemen tingkat atas. Namun tidak ada salahnya kita belajar menentukan market
demand yaitu biasanya dengan cara forecasting.
Kuantity (Dosin)
Jun 11600 11300 11700 12110 8000
Jul 11800 11900 12100 12530
6000 2017 Lusin
Aug 10300 10100 11100 11025
Sep 9200 9300 10200 10045 4000 2018 Lusin
Oct 8600 9100 9200 9415 2000 2019 Lusin
Nov 8900 8300 8800 9100 0
Dec 9500 9700 9800 10150 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Total 118200 118400 123300 125965
Rata2 9850 9866.7 10275 10497
Kenaikan 0 0.17% 4.14% 2.16%
Cara ini saya pakai karena ini salah satu cara termudah dan sebagian besar permintaan akan berpola
3 hal yaitu linier berulang diawal bulan, seasonal (musiman), dan tetap, meskipun ada juga yang
labil bersifat tidak tetap, dan memiliki ketergantungan tinggi dengan ekonomi global serta kebijakan
pemerintah. Contoh misal alat berat, tambang, dll
a. Breakdown Agregat planning menjadi estimasi produksi dan estimasi stock tiap periode waktu
jangka pendek misalanya bulanan.
b. Buat Tabel Rencana produksi tiap2 produk dan estimasi stock akhir yang dihubungkan
dengan Agregat planning. Dengan perhitungan estimasi stock akhir adalah setock awal
ditambah Estimasi Produksi dikurangi Estimasi out pada bulan tersebut.
c. Jika terjadi lebih dari satu produk dalam satu lintasan produksi maka ambil produk dengan
permintaan yang lebih kecil diselesaikan dahulu (agar palnning lebih mudah), kemudian dari
permintaaan perbulannya sesuaikan dengan kapasitas mesin yang ada. Contoh permintaan
Produk YYY rata2 per bulan adalah 2940 maka breakdown dengan salah satu mesin yang
terkecil yang akan dipakai misalnya dari agregrat planning sudah ditentukan Line B dan D
yang kan dijalankan maka pilih Line dengan kapasitas yang paling kecil misal B. Jika dirasa
sudah cukup maka pastikan sisa kapasitas Line B digunakan untuk produk yang lain yaitu
misal XXX dan Line lain juga digunakan untuk produk XXX.
d. Estimasikan besaran produksi salah satu produk tersebut misal Produk YYY dengan asumsi
kapasitas mesin/ Line yang telah dipilih misalnya Line B. jumlahnya bebas dikira2 sebesar
permintaan jika stock mencukupi jika stock minim bisa ditambahkan. Caranya adalah contoh
misal Produk YYY stock awal Januari 1442 permintaan Produk YYY bulan Januari adalah
2170 kapasitas Line B perhari ada 240 dan jumlah hari kerja 22 maka bisa diasumsikan Line
B produksi Produk YYY selama 11 hari maka jumlah produksinya adalah 2640 sehingga
estimasi sisa stock bulan Januari adalah 1912.
e. Lakukan begitu seterusnya hingga bulan Desember. Jika terdapat angka stock minus maka
perlu penambahan jatah jam kerja Line produksi untuk Produk YYY samapai dirasa stock
cukup. Maka untuk produk XXX akan menyesuaikan sisa kapasitasnya. Begitu juga jika
dirasa menghasilkan sisa stock terlalu over maka kurangkan jam/ hari kerja Line tersebut.
f. Buat Schedule Produksi Untuk mendapatkan perencanaan yang lebih detail dalam jangka
yang lebih pendek misal harian
Part BOM
PART NAME Number YYY
ISI PULPEN MERAH Assy PM10001 12
STICK PULPEN MERAH PM10002 12
TUTUP ULIR BELAKANG MERAH PM10003 12
TUTUP PULPEN UJUNG MERAH 1 PM10004 12
Box Merah M1 CM10001 1
Karet tutup pen bening ACS0010 12
Part BOM
PART NAME Number XXX
ISI PULPEN HITAM Assy PH10001 12
STICK PULPEN HITAM PH10002 12
TUTUP ULIR BELAKANG HITAM PH10003 12
TUTUP PULPEN UJUNG HITAM 1 PH10004 12
Box Hitam H1 CH10001 1
Karet tutup pen bening ACS0010 12
TUTUP PULPEN UJUNG HITAM 1 8000 48000 40000 23040 41280 24000
Box Hitam H1 4000 4000 0 1920 3440 2000
Karet tutup pen bening 66600 48000 -18600 4440 55680 38400
1. Secara perhitungan untuk material produk YYY M1, M2 dan M3 aman M4 perlu order sebesar kebutuhan
M4 ditambah safety stock minggu pertama bulan september misal M1 September sama seperti M1
Agustus yaitu 1200
Contoh
Schedule produk A 500 pcs
Diketahui
Man Hour : 8 jam/hari (40 jam/ minggu)
Jumlah sift : 1
Kap mesin 20 pcs/jam
Set up time & Down Time produk A : 30 mnt/ Day
Prepare material A : 60 mnt
Packing processing : 60 mnt/ 100 pcs
Lot size : 120
Stock Material untuk produk A : 120
Lead time pemesanan material : 10 hari kerja
Jika dimisalkan terdapat sisa stock order sebelumnya sebanyak 50 pcs dan delivery date H+14 (hari kerja) maka
a. Tentukan Operational Time-nya
b. Buatlah jadwal produksinya
c. Berapa Delivery Date yang paling cepat bisa terjadi
Jawab
Jumlah yang akan diproduksi adalah (500-50)/120 = 3.75 Lot >> 4 Lot =4x 120 = 480
Jmlh Jam aktif kerja = 8 jam –( ST+DT)= 8 jam- 30 menit = 7,5 jam
Jumlah Lot = 480/120 = 4 Lot
Waktu Proses = 480/20 =24 jam
a. Operation Time
Hari Kerja = 24 jam/ 7.5 jam = 3.2 HARI (4 hari)
Packaging = 480/100 x 60 = 288 menit = 4,8 jam
Total Operation = 24 jam + (30 menit x 4hari ) + 4,8 jam
= 24 + 2 +4,8 =30,8 jam = 3,85 hari >> 4 hari
c. Delivery Tercepat
Stock material 120 (1 batch) jadi bisa start hari ke 10
Sehingga sisa yang belum terproduksi =480-120 =360 mulai tgl 11
Dengan waktu 7 jam kerja saja (untuk prepare material di hari ke-11)
Schedule dengan Delivery Date
Tercepat
Proses hari ke- 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Packing & Delivery DD
Produksi 120 140 150 70
Prepare material
Order Material
Bagaimana jika dilakukan stock level material namun tidak di produk jadi? Contoh pada proses Make to
Assembly (Dirakit jika ada order namun part tersedia) contoh otomotif, make to design (MTD) (misal furniture)
biasanya mereka hanya menyiapkan raw material dan material supporting standar. Artinya bahwa kebijakan
memberlakukan kebijakan stock khusu dalam material namun tidak di produk jadi, maka perencanaannya
adalah gabungan yaitu ada perencanaan material dengan stock level tertentu namun produksinya Make to
Stock. Tujuan dari penggabungkan kebjakan ini adalah :
1. Meminimalisasi stok dengan mereduksi stock produk jadi
2. Memiliki respon terhadap order yang cukup tinggi meski zero stock FG
3. Adanya permintaan2 khusus sehingga tidak ada produk jadi standar atau re-ordernya lama.
I. Make to Project
Yaitu proses operasi dijalankan jika dan hanya jika ada order, dimana di setiap order memiliki perbedaan
spesifik, dan tidak diharapkan menyimapan material dikarenakan dimungkinkan setiap orde tidak pasti
membuthkan material yang sama. Contoh industri perumahan, infrastruktur (jalan, jembatan, dll). Disini
perencanaan akan dilakukan jika ada permintaan, mulai dari perancangan (blue print) desain,
kalkulasimaterial, hingga membuat sub2 project pengerjaan yang nantinya akan digabungkan sehingga
menjadi kesatuan project dengan jangka waktu yang terukur. Disini peran PPIC sangat central diharapkan
PPIC mampu
1. Membaca desain
2. Menghitung jumlah material yang dibutuhkan
3. Membagi project menjadi sub2 project agar bisa dikerjakan dalam waktu bersamaan
4. Menghitung total waktu pengerjaan
5. Mengontrol aliran bahan/ material yang digunakan agar tidak terjadi pemborosan, dll