PENDAHULUAN
Ilmu Kepelatihan Olahraga merupakan salah satu ilmu yang harus dipelajari oleh seorang
calon pelatih atau pelatih dan Guru Penjasorkes. Sebagai suatu ilmu, Ilmu kepelatihan Olahraga
merupakan struktur pengetahuan yang sistematis, suatu sistem yang berlandaskan prinsip –
prinsip ilmiah. Suatu ilmu berlandaskan informasi yang telah dibuktikan secara empiris melalui
metode ilmiah yang dapat juga disebut sebagai pengetahuan ilmiah.
Obyek dalam Ilmu kepelatihan adalah manusia yang melakukan kegiatan olahraga atau
manusia dalam gerak. Manusia yang dipandang sebagai kesatuan yang utuh, baik dari segi fisik
maupun psikis. Ilmu kepelatihan olahraga dapat dikategorikan sebagai ilmu social. Sebagai ilmu
terapan melibatkan interaksi antara seseorang dengan masyarakat sekelilingnya dan pengetahuan
yang mempengaruhinya, seperti adanya konsep, prinsip dan fungsi pengelolaan yang semuanya
merupakan persyaratan untuk menunjang keberhasilan proses kepelatihan.
Pengetahuan yang berhubungan dengan kepelatihan dapat diperoleh dengan berbagai cara,
seperti pengalaman sewaktu menjadi atlit, sebagai pelatih, melalui latihan,penataran, pelatihan
dan pendidikan. Proses kepelatihan tidak akan berhasil tanpa ditunjang oleh ilmu – ilmu lain
dalam istilah yang lebih keren yaitu IPTEK. Sebagai mana tergambar dalam bagan berikut ;
1
PHISIOLOGI BIOMEKANIKA PEDAGOGI SPORT MEDICINE
Kompetensi pelatih
1. Kemampuan teknik
2. Kemampuan konseptual
3. Kemampuan manajemen
4. Kemampuan interpersonal
Syarat-syarat pelatih
1. Mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugasnya
2. Menguasai keterampilan cabang olahraga
3. Memiliki kondisi fisik yang baik
4. Berpengalaman dan selalu meningkatkan ilmunya
5. Dapat kerjasama
6. Memiliki sikap kepemimpinan
2
B. Psikologi
C. Pemimpin
D. Guru
E. Ahli strategi, dsb.
Faktor Indogen :
a) Bentuk tubuh
b) Kemampuan fisik
c) Kesehatan
d) Keterampilan
e) Aspek kejiwaan :
Kepribadian
Disiplin
Tekun
Daya pikir
f) Pengalaman bertanding
Faktor Exogen :
a) Kerja sama
b) Kualitas dan kuantitas sarana & prasarana
c) Kepengurusan & organisasi û tanggung jawab
3
d) Lingkungan hidup atlit
e) Fasilitas dan kemudahan
f) Dukungan pemerintahan
LATIHAN
ILMU PENUNJANG
FISIOLOGI LATIHAN
BIOMEKANIKA OLAHRAGA
PEDAGOGI OLAHRAGA
PSIKOLOGI OLAHRAGA
SOSIOLOGI OLAHRAGA
KESEHATAN OLAHRAGA
GISI OLAHRAGA, DLL.
LATIHAN adalah proses yang sistematis dari berlatih dilakukan berulang – ulang dengan kian
penambahan jumlah beban latihan.
SISTEMATIS :
Berencana
Menurut jadual
Menurut pola dan sistem tertentu
Metodis
Dari yang mudah ke yang sukar
4
Dari sederhana ke gerakan kompleks.
BERULANG - ULANG
Dari gerak yang sukar hingga jadi mudah à mencapai gerak otomatis.
Reflektif pelaksanaannya à sehingga hemat energi.
TUJUAN LATIHAN
Membantu atlit untuk meningkatkan keterampilan dan prestasinya se maksimal
mungkin, disamping kesehatan serta kesegaran jasmani.
BEBAN LATIHAN
Suatu bentuk latihan jasmani yang menjadi tuntutan jasmani dan rohani atlit guna
mencapai prestasi.
BEBAN DALAM (Inner Load ) dapat ditentukan secara fisiologis dengan menghitung D.N.
BEBAN LUAR ( Outer Load ) dapat dilakukan dengan cara menentukan ::
Intensitas latihan
Volume latihan
Lamanya latihan
Irama latihan
INTENSITAS LATIHAN
Ukuran kesanggupan dalam melakukan latihan.
KATEGORI INTENSITAS
100 % < = SUPER MAKSIMAL
100 % = MAKSIMAL
80 % - 99 % = SUB MAKSIMAL
60 % - 79 % = MEDIUM
59 % > = RENDAH
INTENSITAS LATIHAN
5
TEORI KARVONEN .
CARA PENGUKURAN DENYUT NADI ( HEART RATE ).
RUMUS :
VOLUME LATIHAN ;
Jumlah beban latihan dengan satuan jarak, waktu, berat.
DURATION LATIHAN ;
Lamanya waktu latihan dalam satu periode latihan.
FREKUENSI ;
Jumlah latihan dalam 1 minggu
RYTHME LATIHAN ;
Irama yang diperlukan dalam latihan.
DOSIS LATIHAN
• Takaran beban kerja atlit dalam suatu latihan.
Sebelum memberikan dosis latihan seorang pelatih harus terlebih dahulu memeriksa,
mengamati keadaan atlitnya kemudian menyesuaikan dengan tujuan latihan.
6
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN DOSIS LATIHAN :
- umur, jenis kelamin.
- ada tidaknya kelainan anatomis, fisiologis.
- kemampuan melakukan latihan.
- ketangkasan yang dimiliki.
- sudah berapa lama latihan.
- semangat, disiplin, kecerdasan, dsb
CARA MENGONTROL DOSIS LATIHAN
• Catat denyut nadi selesai latihan.
• Perhatikan selama latihan ( kondisinya, suasananya, semangatnya ).
• Waktu istirahatnya, tidur, nafsu makan , dsb.
1. PRINSIP INDIVIDUAL
Faktor penentu pencapaian prestasi adalah faktor atlit yang merupakan individu.
Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi masing – masing atlit.
Faktor – faktor yang perlu mendapatkan perhatian misalnya :
• Tingkat ketengkasan atlit.
• Umur dan lamanya berlatih
• Kesegaran jasmani dan kesehatannya
• Psikolois / mental.
2. PRINSIP PENAMBAHAN BEBAN ( OVER LOAD ).
Beban latihan harus merupakan stimulus ( rangsang ) terhadap adaptasi atlit.
7
Penambahan beban latihan harus dinaikan secara bertahap dan teratur. Jadi sebaiknya
setelah dua atau tiga kali latihan beban ditingkatkan itupun tergantung dari kemampuan
atli
3. PRINSIP PENEKANAN BEBAN ( STRESS )
Pemberian beban latihan suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat atau
sangat berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan
secara sungguh – sungguh, baik kelelahan lokal maupun kelelahan total jasmani dan
rohani atlit.
4. PRINSIP NUTRITION ( GISI )
Untuk memperbaiki makanan atlit sesuai dengan tenaga yang di perlukan dalam latihan
sebaiknya banyak berhubungan atau kerjasama dengan ahli gisi.
Untuk seorang atlit diperlukan 25 – 35 % ,lemak , 15 % protein, 50 – 60 % Hidrat arang
dan Vitamin serta mineral.
5. PRINSIP INTERVAL
Latihan secara interval adalah merupakan serentetan latihan yang diselingi istirahat
tertentu ( interval ). Yang bertujuan untukmemberi kesempatan organ tubuh atau atlit
beradaptasi terhadap beban latihan yang dilakukan.
6. PRINSIP LATIHAN SEPANJANG TAHUN
Latihan harus diberikan secara teratur , ajeg dan berkesinambungan dilaksanakan
sepanjang tahun, dengan memperhatikan periodisasinya.
8
LATIHAN KONDISI FISIK
FISIK TEKNIK
PRESTASI
TAKTIK MENTAL
PROGRAM AEROBIK
PROGRAM ANAEROBIK
PROGRAM LATIHAN BERBEBAN
KEKUATAN
KECEPATAN
9
DAYA TAHAN
KELINCAHAN
KELENTUKAN
KESEIMBANGAN
KOORDINASI
KEKUATAN ( STRENGTH )
UMUR
10
PSYCHIS
MAXIMUM STRENGTH
EXPLOSIVE POWER
POWER ENDURANCE
KEKUATAN UMUM
KEKUATAN KHUSUS
KEKUATAN MAKSIMUM
DAYA TAHAN OTOT
POWER
KEKUATAN ABSOLUT
KEKUATAN RELATIF
KEKUATAN CADANGAN
KECEPATAN ( SPEED )
11
KEKUATAN OTOT
ELASTISITET OTOT
SIFAT RILEK DARI OTOT
MACAM TES :
- LARI CEPAT 50 M / 100 M.
- SHUTTLE RUN
- VERTICAL JUMP / STANDING BROAD JUMP
KELINCAHAN.
MACAM KELINCAHAN :
– KELINCAHAN UMUM
– KELINCAHAN KHUSUS
CARA LATIHAN :
MACAM ENDURANCE
1. GENERAL ENDURANCE
2. SPEED ENDURANCE
3. SPRINTING ENDURANCE
4. STAMINA
13
WEIGHT TRAINING
CIRCUIT TRAINING
INTERVAL TRAINING
CROSS COUNTRY
FARTLEK
PLIOMETRIK
TANDA – TANDANYA
1. MENINGKATNYA KEMAMPUAN KERJA
PERUBAHAN FISIOLOGIS
14
TEKNIK
ANATOMIS
FISIOLOGIS
MEKANIKA
BIOMEKANIKA
MENTAL
ANALISA TEKNIK
15
SAAT PELAKSANAAN
KEGUNAAN TEKNIK :
16
DUA ASPEK PENTING DALAM TAKTIK :
PERSEPSI
ANALISA
TAKTIK PERORANGAN
TAKTIK KELOMPOK
TAKTIK BEREGU
TAKTIK PENYERANGAN
TAKTIK PERTAHANAN
TATIK KOMBINASI.
MACAM-MACAM STRATEGI
STRATEGI CEPAT
17
STRATEGI OBYEKTIF
STRATEGI SUBYEKTIF :
PROGRAM LATIHAN
ADALAH :
SUATU PETUNJUK/PEDOMAN YANG MENGIKAT SECARA TERTULIS BERISI
CARA-CARA YANG AKAN DITEMPUH UNTUK MENCAPAI TUJUAN YG TELAH
DITETAPKAN.
6. SEBAGAIALAT KONTROL.
18
4. MELAKSANAKAN PROGRAM LATIHAN DG. DISIPLIN DAN KONSEKUEN
a. 4 – 7 – 1
b. 3 – 7 – 2
c. 4 – 6 - 2
19
TERIMA KASIH
20