Anda di halaman 1dari 7

Makalah Penjasorkes

Fernando Adijuwono
Jessica Aurelia
Jonathan Evan Christian
Matthew Devin
Syren Monica

NARKOBA
&
PENCEGAHANNYA
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza, yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif. Baik narkoba ataupun napza, mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika


yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan
untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di
luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Penggolongan Jenis Narkoba


A. NARKOTIKA
Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Cara
kerjanya mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita tidak merasakan
apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun.

Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam


lampiran UU No 35 Tahun 2009. Yang termasuk jenis narkotika adalah
1) Golongan I. Berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Tidak
dipergunakan untuk terapi atau pengobatan. Contohnya tanaman papaver,
opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfin,
kokain, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
2) Golongan II. Berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Digunakan untuk
terapi pilihan terakhir. Contohnya morfin, petidin, metadon, garam - garam dan
turunan-turunan dari morfin dan kokain, serta campuran - campuran dan
sediaan - sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
3) Golongan III. Berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak
digunakan dalam terapi. Contohnya campuran atau sediaan difenoksin dan
difenoksilat dengan bahan lainnya yang bukan narkotika seperti codein.

B. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.

Terdapat empat golongan psikotropika menurut UU No 5 Tahun 1997. Setelah ada


UU No 35 Tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika Golongan I dan II
dimasukkan ke dalam golongan narkotika.

Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut
psikotropika golongan III dan IV sesuai UU No 5 tahun 1997.
1) Golongan III. Berpotensi sedang dalam hal menyebabkan ketergantungan dan
sangat luas dalam penggunaan untuk terapi. Contohnya pentobarbital, dan
flunitrazepam.
2) Golongan IV. Berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas
penggunaannya untuk pengobatan. Contohnya diazepam, klobazam, fenobarbi
barbital.

Zat yang termasuk psikotropika antara lain


Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin,
Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, dan
LSD.

C. PREKURSOR
Prekursor adalah zat atau bahan pemula yang dapat digunakan untuk pembuatan
narkotika dan psikotropika. Prekursor berguna untuk industri farmasi, pendidikan,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan pelayanan kesehatan. Prekursor digunakan
untuk keperluan proses produksi industri dan kalau dilakukan penyimpangan maka
dapat digunakan untuk membuat narkotika dan psikotropika.

Dikarenakan telah terjadinya penyalahgunaan prekursor tersebut yaitu untuk


membuat narkotika dan psikotropika, pemerintah Indonesia melakukan
pengawasan peredaran prekursor yang diatur dalam
1) UU No 35 Tahun 2009 tentang narkotika.
2) Peraturan Menteri Perdagangan No 647 Tahun 2004 tentang impor precursor.
3) Peraturan Menteri Kesehatan No 168 Tahun 2005 tentang prekursor untuk
industri farmasi.

D. BAHAN ADIKTIF / ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA


Zat psikoaktif lainnya yaitu zat bahan alamiah, semi sintetis, ataupun sintetis yang
bukan narkotika atau psikotropika lainnya, namun berpengaruh pada sistem kerja
otak, dan tidak tercantum dalam peraturan tentang perundang-undangan tentang
narkotika dan psikototropika.

Contoh zat psikoaktif yang sering di salah gunakan adalah


1) Alkohol,  yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras.
2) Inhalansiasolven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap, yang terdapat pada
berbagai keperluan pabrik, kantor dan rumah tangga.
3) Nikotin, yaitu terdapat pada tembakau.
4) Kafein, yaitu terdapat pada kopi, minuman berenergi, dan obat sakit kepala
tertentu.

Organisasi Kesehatan Dunia / WHO menggolongkan narkoba berdasarkan


pengaruhnya terhadap manusia, yaitu sebagai berikut
1) Opioda yang mengurangi rasa nyeri & menyebabkan kantuk atau turunnya
kesadaran. Contohnya opium, morfin, heroin, dan petidin.
2) Ganja yang dapat menyebabkan perasaan riang, meningkatnya daya khayal, dan
mengubah perasaan.
3) Kokain yang tergolong stimulansia yang meningkatkan aktivitas otak dan fungsi
organ tubuh lainnya.
4) Golongan amfetamin tergolong stimulansia. Contohnya amfetamin, ekstasi, dan
sabu /metamfetamin.
5) Alkohol yang terdapat dalam minuman keras.
6) Halusinogen memberikan halusinasi (khayal). Contohnya LSD.
7) Sedative dan hipnotika yang merupakan obat penenang / obat tidur. Contohnya
Pil BK, MG.
8) PCP / fensiklidin.
9) Solven dan inhalasi merupakan gas atau uap yng dihirup. Contohnya : thiner
dan lem.
10) Nikotin termasuk stimulansia yang terdapat pada tembakau.
11) Kafein termasuk stimulansia yang terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat
penghilang rasa sakit, dan minuman cola.

Faktor Penyebab Penggunaan Narkoba


A. FAKTOR PRIBADI
Ada beberapa faktor pribadi yang bisa menyebabkan remaja terlibat
penyalahgunaan narkoba, dan berikut faktor pribadi itu sendiri
1) Mental yang lemah, ini menyebabkan remaja mudah goyah dan mudah
terpengaruh ajakan keburukan.
2) Stress dan depresi, untuk kejenuhan hati, seseorang melakukan segala macam
cara melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak menjadi solusi tetapi
malah memperparah keadaan.
3) Ingin tahu dan coba-coba, ini juga salah satunya, remaja iseng - iseng untuk
mencoba dan akhirnya kecanduan.
4) Mencari sensasi dan tantangan, ada juga seseorang yang ingin mencari sensasi
dan tantangan dengan menjadi pengedar.

B. FAKTOR KELUARGA
Penyebab penyalagunaan narkoba juga bisa terjadi karena keluarga. Berikut adalah
penyebab seseorang terlibat narkoba karena faktor keluarga
1) Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi
perceraian dapa menimbulkan anak mendapatkan tekanan batin, sehingga
sering kali anak menghilangkan tekanan tersebut dengan mencoba narkoba.
2) Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu penyebab dari
faktor keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja, atau bahkan kurang peduli
dengan pendidikan dan morla anak.
3) Terlalu memanjakan anak, memanjakan anak juga bisa menjadi masalah,
khususnya penyalahgunaan narkoba.
4) Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas penuh akan
menyebabkan mental anak terganggu, bisa jadi ia akan memberontak dan
melakukan tindakan diluar perkiraan.
5) Kurangnya komunikasi dan keterbukaan, orang tua harus mengerti segala
sesuatu tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik, meka tidak akan ada
keterbukaan antara orang tua dan anak, bukan hanya anak tetapi ini juga bisa
terjadi pada kepala keluarga.

C. FAKTOR SOSIAL
Lingkungan dan pergaulan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian dan moral
seseorang, baik buruknya juga bisa terlihat bagaimana lingkungan dan pergaulan
seseorang. Berikut ini beberapa faktor sosial yang menyebabkan remaja terlibat
penyalahgunaan narkoba
1) Salah bergaul, jika remaja memiliki teman yang buruk, maka ia akan terjerat
dalam jarring - jaring keburukan mereka, bahkan untuk masalah narkoba.
2) Ikut - ikutan, begitu juga jika memiliki teman pengedar atau mengguna
narkoba, penyakit seperti ini akan bisa menular.

D. FAKTOR KELOMPOK ATAU ORGANISASI TERTENTU


Kelompok atau organisasi pengedar narkoba juga menjadi faktor penyebab, di
mana mereka akan mencari target untuk mengedarkan narkoba, bahkan membujuk
seseorang untuk menggunakan narkoba. Jika sudah kecanduan, maka mau tidak
mau orang itu akan mengkonsumsi narkoba
1) Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih terkait
dengan faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu berhati - hati dalam
mencari teman, pastikan teman adalah orang yang baik.
2) Iming - iming akan banyaknya keuntungan uang yang didapat dengan
mengedarkan narkoba bisa menjadikan seseorang gelap mata.
3) Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat narkoba karena
dijebak oleh temannya.

E. FAKTOR EKONOMI
Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau
sebagainya, ini akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang
mengedarkan narkoba atau tindakan kriminal lainnya. Orang-orang yang
menempati posisi seperti ini akan sangat mudah gelap mata, memaksanya untuk
melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah
mengedarkan narkoba.

Dampak Penggunaan Narkoba


A. DAMPAK TERHADAP FISIK DAN KESEHATAN
1) Gangguan pada sistem saraf / neurologis, seperti lejang-kejang, imajinasi, dan
halusinasi.
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah / kardiovaskuler.
3) Gangguan pada kulit / dermatologis.
4) Gangguan pada paru-paru / pulmoner.
5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, , suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati, dan insomnia.
6) Gangguan terhadap kesehatan reproduksi yaitu gangguan padaendokrin,
seperti penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), dan gangguan fungsi seksual.
7) Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe /
tidak haid.
8) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B,
C, dan HIV.
9) Bahaya narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian
B. DAMPAK TERHADAP PSIKOLOGI
1) Kerja lamban dan seroboh, sering tegang dan gelisah.
2) Hilang rasa percaya diri, apatis, pengkhayal, dan penuh curiga.
3) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
4) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal, dan tertekan.
5) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.

C. DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL


1) Gangguan mental.
2) Anti-sosial dan asusila.
3) Dikucilkan oleh lingkungan.
4) Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
5) Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram.

Anda mungkin juga menyukai