Disiapkan Oleh :
Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM., Th.M.
DAFTAR ISI
BAGIAN PERTAMA
Legalisme
Firman Allah
Liberalisme
Penafsiran bebas
1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Menggali & Menemukan
Prinsip-Prinsip Dasar Hermeneutik: Prinsip-Prinsip Dasar, pen. Lily Endang Joeliani, peny. Janet Medema
Kotynski, rev. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015).
2
Dikutip dari http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/08/sumpah-saksi-atau-ahli-dalam-
penyidikan.html
Prinsip: Kita perlu mengizinkan Alkitab membentuk kerangka berpikir kita ketimbang
mengizinkan kerangka berpikir kita membentuk penafsiran kita akan Alkitab.3
Namun seringkali tanpa kita sadar kerangka tersebut terlalu kuat dalam cara
memahami teks, dan kadangkala, bahkan saat kita menyadarinya pun, kita tidak
bersedia meninggalkan kerangka yang telah kita miliki.
3
The Charles Simeon Trust, “Principles of Exposition,” http://www.simeontrust.org/media/wbe-
principles.pdf
C. GENRE
4
Suatu ringkasan oleh Ben Witherington tentang suatu bagian dari suatu buku yang diulas dalam
“The Living Word of God (in an Age of Truth Decay)” (31 Oktober 2007) di
http://benwitherington.blogspot.com.
5
Dikutip secara tidak langsung oleh Ben Witherington, “Hermeneutics – A Guide for Perplexed
Bible Readers” (21 Agustus 2007) di http://benwitherington.blogspot.com
Prinsip-prinsip. Gambar-gambar.
Realistis. Imajinatif.
Proposisional. Metaforikal.
Lebih banyak Penuh emosi.
Hukum Taurat Narasi Puisi Lebih sedikit
kata-kata . Nubuat
sejarah kata-kata.
Surat-surat Apokaliptik
Literatur
Injil
Hikmat
E. INSTRUKSI PERJALANAN
Firman Allah
Prinsip:
Agar dapat memahami bagaimana cara menerapkan Firman Allah dalam
kehidupan kita sekarang ini, pertama-tama kita perlu melakukan perjalanan ke
masa lalu untuk dapat memahami berita yang diungkapkan oleh penulis dalam
konteks aslinya.
F. STRUKTUR
(Melihat struktur secara alamiah akan membuat kita menemukan ide utamanya.
Dengan mengingat apa yang anda temukan tentang strukturnya, tanyakanlah, “Apa
ide utama dari bagian tersebut?”)
H. THEOLOGIA BIBLIKA
Tali
Alkitab itu bagaikan seutas tali. Seutas tali sebenarnya terdiri dari
banyak serat. Alkitab memiliki banyak tema, dan Theologia
Biblika menolong kita untuk melihat bagaimana tema-tema ini
dianyam menjadi satu cerita untuk satu berita.
Theologia Biblika juga menolong kita melihat perkembangan cerita Alkitab, yang
semuanya digenapi di dalam Kristus dan melalui Kristus.
BAGIAN KEDUA
A. Judul Kitab
Judul Kitab Mazmur dalam bahasa Inggris “The Psalms,” dapat ditelusuri
melalui salinan-salinan berbahasa Yunani dan Latin dari Perjanjian Lama. Septuaginta
(LXX) menggunakan kata psalmos untuk menerjemahkan kata Ibrani romz=m! (m!zmor),
suatu istilah teknis untuk satu kidung yang dinyanyikan dengan iringan instrumen
musik. Naskah Yunani Vatikan (abad keempat Masehi) mempunyai judul “Mazmur”
(Psalmoi) yang memiliki contoh dalam tulisan-tulisan Lukas. Dalam Lukas 20:42 Yesus
menyebut “Kitab Mazmur,” dan demikian juga dengan Petrus (Kis. 1:20). Naskah
Yunani Aleksandrinus dari Perjanjian Lama memberi judul Psalterion yang artinya alat
musik yang memakai senar atau tali. Dari judul ini gereja Kristen telah menyebut kitab
tersebut “Kitab Mazmur” yang dalam bahasa Inggrisnya Psalter. Sedangkan Alkitab
Ibrani secara tepat memberi judul kitab tersebut <yl!h!t= (t=h!l'm) artinya “Puji-pujian”
yang merupakan sebuah kata yang muncul berkali-kali dalam berbagai mazmur, tetapi
hanya satu kali menunjuk pada mazmur individu (Mzm. 145).1
Dalam kanon Ibrani, Kitab Mazmur berada dalam bagian ketiga dari kanon yang
disebut Ketubim atau “Tulisan-tulisan.”2 Sedangkan dalam Alkitab berbahasa Inggris
dan Indonesia saat ini, urutan kitab ini berada di bagian ketiga dari kanon Alkitab yang
disebut “kitab-kitab puisi.” Urutan ini sama dengan salinan-salinan dalam bahasa
Yunani kuno (Septuaginta).
C. Judul-Judul Mazmur
Dari 150 mazmur ada 34 mazmur yang tidak memiliki judul (tulisan yang
letaknya di atas).3 Judul-judul dalam mazmur-mazmur tersebut memberikan informasi
tentang beberapa hal seperti :
2. Asal-usul sejarah : hanya ada 13 mazmur yang memiliki keterangan dalam judulnya
tentang asal-usul sejarah.
1
C. Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2003),
152-153.
2
Alkitab Ibrani terdiri dari 3 bagian yang disingkat dengan Tanakh, yaitu : Torah (Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan), Nebi’im atau Para Nabi (Nabi awal : Yosua, Hakim-hakim, 1-2
Samuel, 1-2 Raja-raja; Nabi akhir : Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi), dan Ketubim atau Tulisan-tulisan (Mazmur, Amsal,
Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra-Nehemia, 1-2 Tawarikh).
3
Mazmur-mazmur yang tidak memiliki judul adalah : Mazmur 1, 2, 10, 33, 43, 71, 91, 93-97, 104-
107, 111-119, 135-137, 146-150.
3. Ciri-ciri sastra : kata-kata yang menggambarkan karakter atau ciri khas dari
mazmur, seperti mazmur, nyanyian, maschil (nyanyian pengajaran), michtam,
shiggaion, doa, puji-pujian.
D. Kepenulisan
E. Penerima
1. Sejarah
a. Khusus
Ada 13 mazmur yang mempunyai hubungan dengan sejarah Alkitab (lihat
pembahasan dalam “Judul-Judul Bagian” halaman 34-35).
b. Umum
Mazmur-mazmur Daud yang lain kemungkinan dilatarbelakangi oleh peristiwa-
peristiwa berikut ini :
Pilihan Raja
Raja Daud dipilih sebagai raja yang ideal (2 Sam. ; Mzm. 89; 8:65-72)
Yerusalem dipilih sebagai pusat penyembahan (ideal, tapi tidak pernah
dilaksanakan seluruhya)
Yerusalem sebagai pusat pemerintahan Daud
Pemerintahan Daud
Krisis-krisis nasional
Peperangan dan pengasingan Daud
Penobatan Daud
Kerajaan yang terbagi dua
Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 19
Eksposisi Mazmur
2. Penyembahan
a. Kalender
Tiga perayaan tahunan
Keluaran 23:10-19; 34:18-26; Imamat 23:4-44; Bilangan 28:9 – 29:40; Ulangan
16:1-17; 2 Tawarikh 8:13.
Hari Raya Paskah – roti tidak beragi
Hari Raya Penuaian – gandum
Hari Raya Pondok Daun – buah-buahan
Sabat dan Bulan baru
Tahun Sabat
Perayaan setelah Pembuangan
Pembaharuan Perjanjian
b. Sistem Pengorbanan
Mezbah
Nazar harus dipenuhi
Pengorbanan : Korban Pengucapan Syukur dan Korban Bakaran
Imamat : Orang-orang tertentu yang mempersiapkan diri mewakili manusia
kepada Tuhan.
Perayaan tahunan
d. Musik
Sejarah Perkembangan Musik
Musik memiliki peranan yang sangat penting dalam kebudayaan Ibrani.
Menurut tradisi Yahudi, Yubal dan Lamekh adalah bapak semua orang yang
memainkan musik yakni kecapi dan seruling (Kej. 4:21). Yubal disebut
sebagai penemu musik.4 Musik dulunya hanya digunakan dalam kehidupan
sosial, tetapi sekarang telah disahkan untuk digunakan dalam ibadah di Bait
Suci. Musik sering diperdengarkan dalam situasi gembira dan biasanya
disertai dengan tari-tarian. Banyak peristiwa yang dapat dicatat dalam
Perjanjian Lama berkaitan dengan penggunaan alat musik dan masyarakat
Ibrani. Misalnya Miryam dan kaum perempuan memukul rebana serta
menari-nari merayakan kehancuran Firaun dan tentara berkudanya (Kel.
15:20-21). Yosafat kembali dalam kemenangan ke Yerusalem dengan
4
D. G. Stradling dan K. A. Kitchen, “Musik Dan Alat-Alatnya” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini, Jilid II : M – L, peny. um. J. D. Douglas, pen. M. H. Simanungkalit dan H. A. Oppusunggu (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988), 109.
gambus dan kecapi serta nafiri (2 Taw. 20:28). Musik, menyanyi dan menari
merupakan hal yang biasa dilakukan oleh orang Ibrani dalam pesta (Yes.
5:12), khususnya pesta memetik buah anggur (Yes. 16:10) dan pesta
perkawinan. Pada zaman Perjanjian Lama dijelaskan bahwa raja-raja
memiliki para penyanyi dan para pemusik di istana (2 Sam. 19:35). Gembala
juga sering memiliki dan memainkan kecapi (1 Sam. 16:18). Para teruna
bermain musik di pintu gerbang (Rat. 5:14). Bahkan para perempuan sundal
pun memanfaatkan musik dan nyanyian sebagai sarana untuk
meningkatkan daya pikatnya (Yes. 23:1).
Musik digunakan baik dalam peristiwa perkabungan maupun pesta atau
perayaan. Dalam peristiwa perkabungan, biasanya ada kelompok pemusik
dan peratap yang disewakan. Musik memiliki peranan yang begitu penting
dalam kehidupan sosial bangsa Ibrani, demikian juga penting penting bagi
keperluan keagamaan.
Sejarah Para Pemusik
Pengorganisasian di masa Daud (1 Taw. 15:6-28; 16:4-43; 23:1-5; 25:1-31)
Pelaksanaan di masa Salomo (2 Taw. 5:11-14; 7:6)
Organisasi dipulihkan oleh Yosafat dan Yehuda (2 Taw. 20:21-22)
Pembaharuan oleh Hizkia (2 Taw. 29:25-28; 30)
Pembaharuan oleh Yosia (2 Taw. 35:15)
Ringkasan tentang Para Pemusik
Pemusik bertanggung jawab untuk memimpin penyembahan
Orang-orang khusus dipilih untuk musik saja
Ada 4000 pemusik (1 Taw. 23:5)
Para pemusik tinggal dekat dengan bait Allah (1 Taw. 9:33-34)
Para pemusik terdiri dari pria dan wanita (2 Taw. 35:15; Ezr. 2:5; Neh.
7:67; Pkh. 2:8)
Para pemusik menggunakan pakaian khusus (2 Taw. 5:12; 20:21-22)
Pemusik bisa menjadi nabi (1 Taw. 25:2-3; 2 Taw. 20:14; 15:22, 2)
Beberapa mazmur diiringi dengan alat musik5
Dari sekian banyak mazmur, ada beberapa diantaranya yang
dinyanyikan dengan alat musik. Mazmur-mazmur tersebut biasanya adalah
Mazmur Pujian dan Mazmur Pengucapan Syukur. Semua mazmur yang
memiliki judul “mazmur atau nyanyian” memiliki kesan bahwa mazmur-
mazmur tersebut dinyanyikan dengan iringan musik.
Adapun alat musik yang digunakan ada beberapa macam. Pertama,
Rebana (Mzm. 81:3,4). Rebana adalah satu alat musik pukul. Alat ini sejenis
tambur, dipegang oleh tangan yang satu dan dipukul dengan tangan yang
lain. Alat ini biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu gembira. Kedua,
Ceracap (Mzm. 150). Alat ini juga merupakan alat musik pukul. Bentuk alat
musik ini lebih menyerupai piring atau cawan. Penggunaannya adalah
ceracap yang satu dipukulkan dengan ceracap yang lainnya. Jadi musik
ceracap selalu dipergunakan secara ganda, karena jika satu saja tidak dapat
difungsikan. Ketiga, Kecapi dan Gambus (Mzm. 149:3; 81:4). Alat musik ini
5
Penjelasan secara panjang lebar tentang macam-macam alat musik dapat dibaca dalam
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II halaman 109-112.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Kitab Mazmur ditulis oleh lebih
dari satu orang. Dengan pengarang yang lebih dari satu dan rentang tanggal penulisan
yang panjang atau lama, Kitab Mazmur rupanya terbentuk setelah berabad-abad
kemudian.6 Ada beberapa tahap dalam proses pembentukan atau penyusunan Kitab
Mazmur sampai dengan tersusunnya seperti bentuk yang sekarang ini.7
a. Tahap pertama : penulisan syair-syair pribadi oleh Daud, Asaf, Musa, Heman,
Ethan, Salomo, dll.
b. Tahap kedua : pengumpulan syair-syair yang prosesnya kemungkinan
merentang dari zaman Daud sampai pada zaman pasca
pembuangan.8
c. Tahap ketiga : pembukuan syair-syair
d. Tahap keempat : perevisian yang terakhir
Hasil daripada proses pembentukan Kitab Mazmur oleh sang penyusun adalah
susunan mazmur-mazmur seperti yang sekarang ini dan pengelompokannya ke dalam
lima (5) buku untuk diparalelkan dengan ke lima kitab Musa.
Ada kemungkinan bahwa Kitab Mazmur disusun oleh pejabat-pejabat Bait Suci
sebelum kanon Perjanjian Lama ditutup.
6
Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama, 156.
7
Todd Elefson, Diktat : Ayub – Kidung Agung (Yogayakarta: STII, 1998), 22.
8
Bullock, 158.
Kitab Mazmur tidak hanya mengajar kita tentang Tuhan dan hubungan-Nya
dengan manusia. Kitab Mazmur juga membangkitkan emosi kita, memimpin kehendak
kita dan merangsang imaginasi kita.
Kita tidak dapat membaca Kitab Mazmur tanpa memberikan respon. Ketika
para pengarang Mazmur bersukacita atau berdukacita, mereka merangsang emosi
kita pada saat kita mengidentifikasikan emosi kita dengan mereka. Dengan kata lain,
ketika kita membaca Mazmur, kita belajar bukan saja tentang Tuhan tetapi juga
tentang diri kita sendiri.
Kitab Mazmur berorientasi kepada kehidupan emosi manusia. Emosi begitu
menguasai Kitab Mazmur, sehingga kita bisa menemukan begitu banyak mood dalam
kitab ini.
Kitab Mazmur mengajar kita bagaimana kita bertingkah laku. Kita dihimbau
oleh perintah-perintah dan teladan-teladan yang patut kita ikuti. Mazmur hikmat
adalah mazmur yang patut mendapat perhatian khusus ketika kita mempelajari kitab
Mazmur sebagai puisi yang berusaha mengubah kelakuan kita. Bagaimana Kitab
Mazmur mempengaruhi kehendak kita?
BAGIAN KETIGA
A. Definisi Genre
Genre atau yang biasa disebut jenis atau tipe secara umum berarti wacana yang
mempunyai ciri-ciri struktural dan stilistis yang khusus.1 Dalam hubungannya dengan
Alkitab, Tremper Longman III mendefinisikan genre secara tepat sebagai kelompok
ayat-ayat yang sama dalam mood, isi, struktur atau susunan kata-katanya.2
Alkitab adalah sebuah perpustakaan dari berbagai literatur genre. Oleh sebab
itu, ada banyak macam genre dalam Alkitab. Ada beberapa genre yang sering
ditemukan dalam Alkitab, yaitu : Narasi sejarah (Kitab Kejadian, setengah dari Kitab
Keluaran, Kitab Bilangan, semua kitab dari Kitab Yosua hingga Kitab Ester, dan Kitab
Yunus), Hukum (setengah dari Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Ulangan), Puisi
(Kitab Mazmur, Kitab Kidung Agung, dan Kitab Ratapan), Hikmat (Kitab Amsal dan
Kitab Pengkhotbah), Nubuatan (Kitab Yesaya sampai Kitab Obaja, Kitab Mikha sampai
Kitab Maleakhi), Apokaliptik (Kitab Daniel dan Kitab Wahyu), Injil (Kitab Matius sampai
Kitab Yohanes dan kemungkinan besar termasuk didalamnya Kitab Kisah Para Rasul),
dan Surat (semua kitab dalam PB dari Kitab Roma sampai Kitab Yudas).3
1
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), 72.
2
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur (Malang: Literatur SAAT, 2007),
14.
3
Ronny Welong, Diktat Prinsip-Prinsip Eksposisi Alkitab (Pontianak: STT Kalimantan &
Leadership Resources International, 2013), 10.
4
Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, 15-18.
Teks pertama (Ezr. 6:1-2) menyebutkan nama raja tertentu, waktu tertentu, dan
tempat tertentu. Hal ini membuktikan bahwa paragraf pertama di atas adalah sebuah
sejarah. Dengan melakukan pengamatan sedemikian, kita telah melakukan identifikasi
genre. Selanjutnya dengan memperhatikan karakteristik narasi sejarah, kita dapat
melakukan penafsiran atas teks tersebut.
Dalam teks kedua (Gal. 1:1-2), kita segera mengenal bahwa Paulus sedang
menulis sebuah surat melalui ciri-ciri umum sebuah surat terutama pada abad
pertama. Ketika kita sadar bahwa kita sedang membaca sebuah surat, maka kita akan
mengerti bahwa kita sedang mengikuti sebuah percakapan ketika kita membaca
sebuah surat kiriman Paulus. Kita harus menyusun kembali pokok yang sedang
dibahas Paulus sebelum mengaplikasikan isi surat kepada situasi kita.
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdiri dari dua kelompok besar
bentuk sastra, yaitu prosa dan puisi. Adapun bentuk puisi mengambil porsi lebih dari
sepertiga bagian dari Alkitab dan hampir semuanya terdapat dalam Perjanjian Lama.
Jan Fokkelman menuliskan dalam bukunya bahwa “melalui penghitungan yang teliti,
maka sekitar 37% dari Alkitab Ibrani berisi puisi.”5 Memang ada beberapa bagian dalam
Perjanjian Baru seperti dalam Injil-injil dan Surat-surat yang berbentuk puisi, tetapi
umumnya merupakan kutipan dari Mazmur atau kitab para nabi.6 Mengapa ada begitu
banyak puisi dalam Alkitab Perjanjian Lama? Sedangkan di satu sisi bahasa puisi sukar
untuk dimengerti, bukan hanya dalam bahasa Ibrani tetapi juga dalam bahasa
Indonesia. Tremper Longman III secara singkat menjawab kepentingan bentuk puisi ini
dengan mengatakan bahwa puisi berbicara kepada manusia seutuhnya sedangkan
prosa tidak demikian, terutama puisi berbicara kepada manusia imaginasi kita
seutuhnya lebih daripada prosa”7 Oleh sebab itu, puisi merupakan salah satu bentuk
sastra yang penting dalam Alkitab.
Puisi dalam Perjanjian Lama dapat ditemukan dalam seluruh Kitab Mazmur,
Kitab Amsal, Kitab Kidung Agung, Kitab Ratapan, dan dalam sebagian besar Kitab
Ayub8 serta kitab-kitab para nabi. Bahkan banyak teks-teks narasi mempunyai syair-
5
Jan Fokkelman, Menemukan Makna Puisi Alkitab, pen. A.S. Hadiwiyata (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2009), 2.
6
Nyanyian pujian Maria dalam Lukas 1:46-55 dan nubuat Zakharia dalam Lukas 1:67-80 berasal
dari puisi Ibrani dengan segala aturannya. Kedua bagian Alkitab ini merupakan ayat-ayat dan ungkapan-
ungkapan dari Perjanjian Lama.
7
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur? (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1994), 105, 107.
8
Ayub 3-41 terdiri dari puisi, sedangkan dua pasal pertama dan pasal terakhir berbentuk prosa.
syair yang tersimpan di dalamnya.9 Oleh karena puisi menjadi bagian besar dari
Perjanjian Lama dan sangat penting artinya, maka kita harus belajar bagaimana
membaca dan menafsirkan puisi Ibrani Perjanjian Lama tersebut. Dalam menafsirkan
puisi Ibrani perlu diperhatikan elemen-elemen yang menyusun puisi tersebut.
Tidak mudah untuk menentukan secara tepat bagian-bagian manakah dalam
Perjanjian lama yang berbentuk puisi. Hal ini disebabkan karena memang prosa dan
puisi tidak secara tegas dipisahkan dalam teks Perjanjian Lama. Tetapi ada beberapa
elemen yang dapat digunakan sebagai karakteristik atau ciri utama dari teks-teks puisi
Perjanjian Lama10 :
Secara sederhana ini berarti bahwa puisi menggunakan jumlah kata yang
sedikit atau dengan kata lain bahasanya singkat tetapi padat. Kata-kata dipilih secara
hati-hati untuk memberikan dampak dan kuasa. Teks-teks naratif seringkali panjang
dan menggunakan kalimat-kalimat deskriptif, tetapi teks-teks puisi pendek dan baris-
baris dalam tiap ayat tersusun rapi dan padat dengan sedikit kata-kata.
Contoh :
Mazmur 25:4
yn!u@yd!oh hw`hy+ ;yk#r*D= Beritahukanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya TUHAN,
.yn!d@M=l^ ;yt#ojr=a) Ajarilah aku jalan-jalan-Mu. (KSILT11)
Dalam teks Ibrani baris pertama hanya mempunyai tiga kata dan baris kedua
mempunyai dua kata. Sedangkan dalam teks prosa cenderung menggunakan lebih
banyak kata. Bandingkan antara teks puisi dalam Keluaran 15:1-5 dengan teks prosa
dalam Keluaran 14:26-31.
9
Beberapa contoh puisi yang terdapat dalam teks-teks narasi dapat diberikan disini : perkataan
Yakub yang terakhir kepada anak-anaknya (Kej. 49), nyanyian Musa (Ul. 31), nyanyian Musa dan Israel di
Laut Teberau (Kel. 15), pengajaran dalam Ulangan 32, nyanyian Debora (Hak. 5), puji-pujian Hana (1 Sam.
2:1-10), ratapan Daud (2 Sam. 1:19-27), dan nyanyian syukur Daud (2 Sam. 22). Masih banyak lagi puisi-
puisi pendek yang terdapat dalam teks-teks narasi.
10
Selidiki beberapa sumber berikut ini : William W. Klein, Craig L. Blomberg dan Robert L.
Hubbard Jr., Introduction to Biblical Interpretation 2 : Pengantar Tafsiran Alkitab (Malang: Literatur
SAAT, 2013), 116-194, 249-261; J. Scott Duval dan J. Daniel Hays, Grasping God’s Word : A Hands-On
Approach to Reading, Interpreting, and Applying the Bible (Grand Rapids : Zondervan, 2001), 337-348;
Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika : Pengantar Komprehensif bagi Penafsiran Alkitab (Surabaya:
Penerbit Momentum, 2006), 259-282; Wilfred G. E. Watson, Classical Hebrew Poetry : A Guide to its
Techniques (Sheffield: JSOT Press The University of Sheffield, 1984), 46-56; C. Hassell Bullock, Kitab-
Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2003), 38-47; Allen P. Ross, The
Study of the Psalter, online: http//:www.christianleadership.org. 2007; Tremper Longman III, Bagaimana
Menganalisa Kitab Mazmur? (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1994), 101-141; W.S. LaSor,
D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2001), 26-38; Todd Elefson, Diktat: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung
(Yogyakarta: Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia, 1998), 34; Tremper Longman III dan Peter Enns.
Dictionary Of The Old Testament Wisdom, Poetry & Writings. Downers Grove, Illinois: InterVarsity Press,
2008.
11
KSILT : Kitab Suci Indonesian Literal Translation, Edisi ke-2, (Jakarta: Yayasan Lentera Bangsa,
2006-2008).
Ciri yang paling umum dari puisi Ibrani Perjanjian Lama adalah bahwa teks
disusun dari baris-baris puisi dari ayat daripada dari kalimat-kalimat dan paragraf-
paragraf. Alkitab LAI menyatakannya dengan menuliskan baris-baris puisi dalam Kitab
Mazmur dengan cara yang berbeda dengan teks narasi dalam Kitab Taurat.
Baris-baris puisi tersebut biasanya dikelompokkan dalam unit-unit, dimana
setiap unit biasanya terdiri dari 2 – 3 baris. Dua atau tiga baris dari puisi Perjanjian
Lama dikelompokkan bersama untuk menyatakan satu pikiran atau biasa disebut
dengan kesejajaran pemikiran. Banyak ayat dari Kitab Mamur disusun dengan cara
seperti ini.
Contoh :
1
Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku!
Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
2
Banyak orang yang berkata tentang aku,
“Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” (Mzm. 3:1-2)
Contoh :
Mazmur 19:2
A Langit menceritakan kemuliaan Allah
a b c
B dan cakrawala menceritakan pekerjaan tangan-Nya
a' b' c'
Amsal 14:34
A Kebenaran meninggikan derajat bangsa,
a b c
B tetapi dosa adalah noda bangsa
-a’ -b’ -c’
12
Dari kata bahasa Yunani stichos artinya “baris, kalimat”; bentuk jamaknya stichoi. Para sarjana
lain ada yang lebih suka memakai istilah “colon” (bentuk jamaknya “cola”), “verset” atau “line.” Untuk
penggunaan istilah-istilah dalam unit dasar puisi Ibrani lihat Tremper Longman III dan Peter Enns,
Dictionary of the Old Testament Wisdom, Poetry & Writings (Nottingham: Inter-Varsity Press, 2008), 520.
B menggemakan A
Contoh :
Mazmur 19:2-3
A Langit menceritakan kemuliaan Allah
a b c
B dan cakrawala menceritakan pekerjaan tangan-Nya
a' b' c'
A Hari meneruskan berita itu kepada hari
a b c d
B dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam
a’ b’ c’ d’
Amos 8:1013
A Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan
a b c
B dan segala nyanyianmu menjadi ratapan
b' c'
13
Amos 8:10 dan Mazmur 24:1mengandung sarana puisi yang disebut elipsis, yaitu peniadaan
sebagian kata dari baris pertama dengan pengertian bahwa bagian yang ditiadakan dalam baris pertama akan
dibaca dalam baris kedua.
Mazmur 24:1
A Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya
a b c
B dan dunia serta yang diam didalamnya
c'
B mengontraskan A
Contoh :
Amsal 10:1
A Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya
a b c
B tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya
a' b' c'
Mazmur 90:6
A di waktu pagi berkembang dan bertumbuh
a b c
B di waktu petang lisut dan layu
a' b' c'
b) A > B
Contoh :
Mazmur 111:6
A Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya,
B dengan memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa.
Mazmur 98:5
A Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi,
B dengan kecapi dan lagu yang nyaring
Contoh :
Mazmur 13:6b
A Aku mau menyanyi untuk TUHAN,
B karena Ia telah berbuat baik kepadaku
Mazmur 106:1
A Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
B Bahwasannya14 untuk selama-lamanya kasih setia-Nya
Mazmur 98:1a
A Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN,
B sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib
c) A<B
Kesinambungan
Contoh :
Mazmur 29:1-2
A Berikanlah kepada TUHAN hai penghuni surgawi
B Berikanlah kepada TUHAN segala kemuliaan dan kepujian
C Berikanlah kepada TUHAN, kemuliaan namaNya
D Sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan
Yesaya 40:9
A Hai Sion, pembawa kabar baik,
B naiklah ke atas gunung yang tinggi!
C Hai Yerusalem, pembawa kabar baik,
D nyaringkanlah suaramu, jangan takut!
E Katakanlah kepada kota-kota Yehuda:
F Lihat, itu Allahmu!
Perbandingan
Contoh :
14
Kata “bahwasanya” dalam teks Ibrani menggunakan kata yang sama dengan kata “sebab” (Ibr.
yK!) di baris pertama.
Mazmur 103:13
A Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya
B demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia
Mazmur 42:2
A Seperti rusa merindukan sungai yang berair
B demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah
Spesifikasi
Contoh :
Yesaya 45:12
A Akulah yang menjadikan bumi, (umum)
B dan yang menciptakan manusia di atasnya; (spesifik)
C tangan-Kulah yang membentangkan langit, (umum)
D dan Akulah yang memberi perintah kepada
seluruh tentaranya (spesifik)
o Penjelasan
Contoh :
Mazmur 23:1-3
A TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
B Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
C Ia membimbing aku ke air yang tenang;
D Ia menyegarkan jiwaku.
E Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Yesaya 48:20b-21
A Katakanlah: “TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!
B Mereka tidak menderita haus, ketika Ia memimpin mereka melalui
tempat-tempat yang tandus;
C Ia mengeluarkan air dari gunung batu bagi mereka;
D Ia membelah gunung batu, maka memancarlah air.”
o Efek Dramatis
Baris kedua dengan gaya yang dramatis melakukan spesifikasi atas baris
pertama. Istilah umum dalam baris A diikuti bahasa yang mencolok di B.
Contoh :
Mazmur 72:9
A Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya,
B dan musuh-musuhnya menjilat debu
o Tujuan
Contoh :
Amsal 26:4
A Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya,
B supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia
Amos 1:7
A Aku akan melepas api ke tembok Gaza
B sehingga dimakan habis purinya
Intensifikasi
Intensifikasi terjadi ketika baris kedua dari sebuah bait (unit) menyatakan
ulang baris pertama dengan cara yang lebih tajam, ekstrem, atau berkuasa.
Efek dari bahasa intensifikasi ini berfungsi meningkatkan kekuatan puitis dari
keseluruhan bait (unit).
Contoh :
Ulangan 32:30
A Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang,
B dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang?
Amsal 3:10
A Lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah
B bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya
Mazmur 88:12-13
A Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur,
B dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?
C Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan,
D dan keadilan-Mu di negeri segala lupa?
Paralelisme tangga
Contoh :
Mazmur 57:9
A Bangunlah, hai jiwaku!
B bangunlah, hai gambus dan kecapi!
C aku mau membangunkan fajar!
Yohanes 1:4-5
A Dalam Dia ada hidup
B dan hidup itu adalah terang manusia.
C Terang itu bercahaya di dalam kegelapan
D dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Kiasmus
Bentuk ini sering dijumpai dalam paralelisme puisi Ibrani. Nama Khiasme
berasal dari huruf Yunani khi (c) yang berbentuk dua garis bersilang. Kalau
dibuat diagram akan berbentuk sebagai berikut :
a b
b' a'
Biasanya kiasmus memiliki fungsi untuk meninjolkan kontras antara isi dari dua
baris.
Contoh :
Mazmur 1:6
A Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
a b
B tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan
b' a'
Mazmur 73:14
A Namun sepanjang hari aku kena tulah,
a b
B dan kena hukum setiap pagi
b' a'
Contoh :
Simile (Ibarat)
Contoh :
15 ^
Bahasa Ibrani membentuk simile dengan kata depan K= / K#mo, kata penghubung K^a v#r, kata
kerja m^v^l (“menjadi seperti”), dan formula K= .... K#n (sebagaimana ... demikianlah”); bandingkan
Watson,Classical Hebrew Poetry, 257-262.
Mazmur 42:2
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah
Simile disini membandingkan seekor rusa yang haus akan air dengan kerinduan
pemazmur akan Allah.
Mazmur 37:1-2
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
sebab mereka segera lisut seperti rumput
dan layu seperti tumbuh--tumbuhan hijau
Mazmur 1:3
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya
Metafora
Contoh :
Mazmur 23:1
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku
Mazmur 84:12a
Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai;
kasih dan kemuliaan Ia berikan
Contoh :
Mazmur 22:17
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.
Mazmur 127:5
Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan
semuanya itu.
Personifikasi
Contoh :
Mazmur 31:3
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku
Mazmur 8:4
Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu
Yesaya 55:12
Segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan
Kejadian 4:10
Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah
Kejadian 9:5
Dari segala binatang Aku akan menuntutnya (darah)
Yoel 1:10
Tanah berkabung .... minyak sudah menipis
Metonymy adalah perubahan kata benda (atau ide apapun), perubahan satu
kata dalam menamai suatu obyek dengan kata lain yang berhubungan erat
dengannya. Berbeda dengan kiasan di atas yang didasarkan pada kemiripan,
metonymy didasarkan pada hubungan. Jika kiasan didasarkan atas kemiripan,
perbandingan yang dibuat imajinatif, maka dalam metonymy kata yang memicu
hubungan (asosiasi) merupakan realitas historis.
Contoh :
Matius 10:34
Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang
“pedang” (sebab) menggantikan “perselisihan”
Wahyu 3:7
yang memegang kunci Daud
“kunci” (sebab) menggantikan “hak memasuki kerajaan Daud”
Contoh :
Mazmur 51:10
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita
“kegirangan dan sukacita” (akibat) menggantikan “proklamasi
pengampunan”
Amsal 19:13
Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya
“bencana” (akibat) menggantikan “sesuatu yang dilakukan anak bebal”
Yeremia 14:17
Air mataku bercucuran siang dan malam
“bercucuran” (akibat) menggantikan “kedatangan invasi Babilonia”
Representasi (Synecdoche)
Contoh :
Yeremia 26:9
Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN
“seluruh rakyat” menggantikan “sejumlah besar umat”
Markus 16:15
beritakanlah Injil kepada segala makhluk
“makhluk” menggantikan “manusia”
1 Samuel 20:26
Dan Saul tidak berkata apa-apa pada hari itu
“tidak berkata apa-apa” menggantikan “tidak berkata apa-apa ttg Daud”
Contoh :
Mazmur 44:7
Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun tidak memberi
aku kemenangan
“panah/pedang” menggantikan “senjata”
Keluaran 3:8, 17
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya
“susu/madu” menggantikan “makanan mewah”
Contoh :
Yohanes 12:19
lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia
“dunia” menggantikan “semua orang banyak yang bersama-sama dengan
Yesus”
Keluaran 21:6
dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup
“seumur hidup” menggantikan “sepanjang budak itu hidup”
Contoh :
Amsal 1:16
karena kaki mereka lari menuju kejahatan
“kaki” menggantikan “keseluruhan tubuh orang jahat”
Mazmur 3:4
Engkaulah kemuliaan dan yang mengangkat kepalaku
“kepala” menggantikan “keseluruhan pribadi dan martabat
Kejadian 22:17
dan keturunanmu akan menduduki setiap gerbang musuhnya (KSILT)
“gerbang” menggantikan “kota”
Mazmur 80:2
di depan Efraim dan Benyamin dan Manasye. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu
“Efraim/Benyamin/Manasye” menggantikan “suku di utara, selatan, dan
Transyordan”
Contoh :
Yesaya 38:18
maut tidak dapat memuji-muji Engkau
“maut” menggantikan “orang-orang yang meninggalkan”
Kejadian 49:10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda
“tongkat kerajaan” menggantikan “pemerintahan”
Kejadian 42:38
kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati
karena dukacita
“ubanan” menggantikan “Yakub pada waktu dia tua”
Mazmur 72:9
musuh-musuhnya menjilat debu
“menjilat debu” menggantikan “merendahkan diri”
Merismus (Merism)
Contoh :
Mazmur 139:2
Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri
“duduk/berdiri” menggantikan “segala tingkah laku saya”
Mazmur 139:8
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
Jika aku menaruh tempat tidurku di alam maut, Engkau di sana (KSILT)
“langit/alam maut” menggantikan “ruang universal dan seluruh situasi yang
ada didalamnya”
Mazmur 1:2
merenungkan Taurat itu siang dan malam
“siang/malam” menggantikan “segala waktu, sesering mungkin”
Hendiadys
Dua untuk satu, ekspresi dari satu ide melalui dua istilah yang diatur secara
formal dan dihubungkan oleh kata sambung “dan,” bukannya sebuah kata
benda atau kata sifat atau kata kerja dan kata keterangan. Satu komponen
menentukan yang lain.
Contoh :
Kejadian 3:16
Aku akan sangat memperbanyak penderitaanmu dan kehamilanmu (KSILT)
“penderitaan dan kehamilan” menggantikan “usaha keras dalam
membesarkan dan menjaga anak”
Mazmur 63:6
Jiwaku dipuaskan seperti dengan sumsum dan lemak (KSILT)
“sumsum dan lemak” menggantikan “gemuk yang berlebihan”
Eufemisme
Contoh :
Ayub 2:9
Lalu istrinya berkata kepadanya, “Masihkah engkau berpegang teguh pada
kesalehanmu? Berkatilah (=kutukilah) Allah, dan matilah!” (KSILT)
Apostrofe
Contoh :
Mazmur 6:2, 9
Ya Tuhan, janganlah menghukum aku ....
Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan
Mazmur 114:1, 5
Pada waktu Israel keluar dari Mesir ....
Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri
Tipe/Tipologi (Typology)
Tipologi adalah sebuah ilustrasi ilahi yang dikiaskan sebelumnya dari sebuah
realitas yang berhubungan (disebut antitipe). Tipologi adalah sebuah bentuk
prediksi nibuat, perbedaan utama adalah bagian itu hanya bisa dimengerti
sebagai nubuat saat penggenapan antitipenya sudah muncul sepenuhnya.
Dalam mazmur, tipologi banyak muncul dalam mazmur kerajaan/mesianis.
Contoh :
Mazmur 22:2
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?
Lambang (Symbol)
Sesuatu yang kelihatan menggantikan sesuatu yang tidak kelihatan, yaitu Yng
rohani atau moral.
Contoh :
Mazmur 74:13, 14
Engkaulah yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air
Engkaulah yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan
Setan yang paling kuat dan melawan tata tertib Allah dalam dunia-Nya.
Lewiatan/ular seringkali melambangkan Setan di dalam Alkitab.
Mazmur 97:11
Terang sudah terbit bagi orang benar
“terang” seringkali melambangkan “berkat Allah”
Ironi
Ekspresi pikiran dalam sebuah bentuk yang berlawanan. Arti kata itu dibalik
dengan menukarnya ke dalam suatu wilayah semantik yang tidak sama dengan
pembicara dan/atau subyek. Dengan menaruh kata itu ke dalam suatu konteks
yang tidak sama, penulis menstimulasi sebuah respon mental.
Contoh :
1 Raja-Raja 18:27
“Panggilah lebih keras, bukankah dia allah?”
“allah” menggantikan “bukan allah.” Elia tidak percaya kalau Baal adalah allah,
karena kalau dia adalah allah mereka tidak perlu berteriak lebih keras.
Repetisi
Repetisi adalah pengulangan dari kata yang sama atau kata-kata dalam bagian
itu. Fenomena ini mempunyai banyak variasi.
Contoh :
Mazmur 22:2
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?
Paronomasia
Contoh :
Kejadian 1:2
Whb)w` Wht) ht*yh
+ * Jr#a*h*w+ w=h*a*r#J h*y=t> t)hW w*b)hW
Paronomasia terdapat dalam kata t)hW (belum berbentuk) dan w*b)hW
(kosong)
Kejadian 2:7
hm*da
* &h*-/m! rp*u* <d*a*h*-ta# a#t-h*a*d*< u*p*r m!/-h*a&d*m>
Paronomasia terdapat dalam kata h*a*d*< (manusia) dan h*a&d*m> (tanah)
Akrostik
Contoh :
Mazmur 119
Dalam Mazmur 119, setiap baris dalam setiap bagian dimulai dengan deretan
huruf alfabet.
Mazmur 34
Dalam Mazmur 34, setiap ayat dimulai dengan sebuah huruf alfabet secara
berderet.
Contoh :
Mazmur 8:2, 10
Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi !
Mazmur 106:1, 48
Haleluya !
Hiperbola
Contoh :
Ulangan 1:28
kubu-kubunya sampai ke langit
Mazmur 6:7
setiap malam aku menggenangi tempat tidurku
Mikha 6:7
kepada puluhan ribu curahan minyak
Elipsis
Ellipsis adalah penghilangan sebagian kata dari anak kalimat kedua dengan
pengertian bahwa bagian yang dihilangkan tersebut akan dibaca sama dengan
anak kalimat pertama.
Contoh :
Amos 8:10
Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan
a b c
dan segala nyanyianmu menjadi ratapan
b' c'
Mazmur 88:7
Engkau telah menaruh aku dalam liang kubur yang paling dalam
a b
dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam
b' c'
Aposiopesis
Contoh :
Mazmur 6:4
dan jiwaku pun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?
Kalimat ini tidak lengkap karena emosi yang intens terlibat. Pemazmur berhenti
dalam kalimat ini dan menyerahkan semuanya dalam pemeliharaan TUHAN.
Retoris
Contoh :
Mazmur 2:1
Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara
yang sia-sia?
Amsal 31:10
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?
Meiosis
Meiosis adalah kiasan yang digunakan untuk mengecilkan satu hal dan
membesarkan yang lain.
Contoh :
Bilangan 13:33
“dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap
kami”
Tapeinosis
Tapeinosis adalah kiasan yang digunakan untuk mengurangi satu hal untuk
meningkatkannya.
Contoh :
Mazmur 51:19
hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah
Ada banyak permainan kata atau pasangan kata yang digunakan dalam Puisi
Ibrani.
Gaya bahasa yang digunakan oleh pemazmur dalam ayat ini adalah metafora.
2. Tafsirkan gaya bahasa itu dengan menyaring makna figuratif dari makna
literalnya.
Makna literal adalah objek fisik nyata yang disebut di dalam teks, konsep-konsep
yang dirujuk oleh objek tersebut, dan konotasi-konotasi emosional yang
diasosiasikan oleh pembaca atasnya. Adapun makna figuratif adalah aspek dari
makna literal yang ingin disorot oleh sang penyair.
Contoh :
Mazmur 18:3
Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
Makna literal : ayat ini menampilkan beberapa gambaran yang umum dan
konkret, yaitu “bukit batu,” “kubu pertahanan,” “perisai,” “tanduk,” dan “kota
benteng.” Semua gambaran ini mengandung konsep keteguhan yang tidak
tergoyahkan, perlindungan yang tidak tertembuskan, dan kekuatan yang besar.
Mazmur 18:3
Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
MAZMUR 1
PENGAMATAN : PARALELISME :
1 Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, A<B
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan Berkesinambungan
Cara Hidup yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Orang Peningkatan Pikiran
Berbahagia2 Tetapi, Kontras
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan A<B
Berkesinambungan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, A<B
begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar, Perbandingan
KLIMAKS/
PUNCAK 6 Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, A=B
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Kontras
PENGAMATAN : PARALELISME :
6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; A < B
Kesimpulan dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Tujuan
Berdasarkan contoh di atas, buatlah pengamatan hukum struktur, paralelisme dan arti
kiasan dari mazmur yang Saudara telah pilih !
BAGIAN KEEMPAT
A. Jenis-Jenis Mazmur
1
W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 43-44.
2
Allen P. Ross, “The Study of The Psalms,” online: www.christianleadershipcenter.org, diakses
2007.
3
Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, 19.
Mazmur : 4, 11, 16, 23*, 27*, 62*, 63, 90, 91, 121, 125, 131
Konsep :
Pemazmur menyampaikan penyerahan dan keyakinannya dengan kata-kata yang
diwarnai dengan emosi, tentang keagungan dan penyertaan Allah yang selalu
melindungi dia. Walaupun pemazmur mengalami bahaya, ia tetap beriman karena
kekuasaan Allah. Mazmur Iman berisi metafora-metafora indah yang
memperlihatkan kesadaran akan hadirat Tuhan yang intim pada pemazmur. Tuhan
adalah perlindungan (Maz. 11:1; 16:1), gembala (Maz. 23:1), terang (Maz. 27:1),
gunung batu (Maz. 62:3), dan penolong (Maz. 121:2) pemazmur.
Ciri-ciri :
1. Pernyataan iman.
2. Undangan untuk percaya atau berserah.
3. Dasar kepercayaan.
4. Permohonan.
5. Janji pujian.
2. Mazmur Ratapan
Mazmur :
Ratapan Masyarakat : 12, 44, 58, 60, 74*, 79, 80, 83, 85, 90, 94, 123, 126, 129, 137.
Ratapan Pribadi : 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13, 14, 17, 22*, 25, 26, 27, 28, 31, 35, 39, 40, 41, 42,
43, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 61, 64, 69, 70, 71, 77, 86, 88, 89, 109, 120, 139, 140, 141,
142.
Konsep :
Pemazmur mengeluh kepada Tuhan tentang kesusahannya dengan keterbukaan
dan menantikan Tuhan dalam kesusahan. Pada waktu Tuhan tidak terlihat,
pemazmur menjanjikan pujian kepada-Nya. Pemazmur mengeluh tentang
perbuatan-perbuatan musuhnya, tentang pikiran dan perbuatannya sendiri yang
membingungkan dia, dan tentang perbuatan Tuhan yang membingungkan dia
serta memohon pertolongan Tuhan. Dia menghormati Tuhan dengan
ketidakpuasannya, karena hanya Tuhan yang dapat menolong.
Ciri-ciri :
1. Pendekatan langsung dalam doa kepada Allah, misalnya dalam bentuk seruan
kepada Allah minta pertolongan.
2. Ratapan atau keluhan, yang sering diungkapkan dalam bentuk kiasan dan
kadang-kadang berpusat pada tiga pihak yaitu : musuh, umat, dan Allah.
3. Keyakinan atau pengakuan kepercayaan yang sering didasarkan pada karya Allah
di masa lampau.
4. Permohonan untuk pembebasan yang biasanya diungkapkan dalam bentuk
perintah dan sering memohon penghukuman atas musuh.
5. Seruan yang mengingatkan akan nama baik Allah atau janji-Nya.
Mazmur : 30, 32, 34, 65, 66, 67, 92, 107, 116*, 118*, 121, 124, 138.
Konsep :
Pemazmur mengutarakan rasa terima kasih kepada Tuhan setelah ia diselamatkan
dari kesusahan dalam hidupnya. Ia mengucapkan syukur karena perbuatan Allah
dan menyaksikan kelepasannya kepada jemaat.
Ciri-ciri :
1. Pendahuluan – Pemazmur menyatakan maksud dan alasannya memuji Tuhan
(proklamasi).
2. Kesaksian tentang perbuatan Tuhan yang besar dalam hidupnya. Ini merupakan
ringkasan singkat tentang apa yang sudah Allah lakukan.
3. Ajakan mengucap syukur kepada seluruh jemaat dan alasannya.
4. Catatan tentang krisis – Pengulangan keluhan atau kebutuhan yang sekarang
telah dijawab Tuhan.
5. Pembebasan atau keselamatan sebagai fakta penyelesaian dari Tuhan.
6. Kesimpulan – Pujian kepada Tuhan dan panggilan kepada orang lain untuk
memuji Dia.
Mazmur : 8, 19:1-6, 33, 66, 68, 100*, 103, 104, 105, 111, 113*, 114, 117*, 135, 145, 146,
147, 148, 149.
Konsep :
Pemazmur memuji Tuhan karena sifat-Nya yang dinyatakan dalam sejarah, bukan
saja karena perbuatan-Nya bagi penyembah sendiri. Allah layak dipuji dengan
penuh sukacita karena kebaikan Tuhan melalui penciptaan, keluaran, penebusan,
taurat, penyelamatan dari kesusahan dan musuh Israel, dan lain-lain. Tuhan sering
dipuji sebagai Pencipta, Raja, dan Juru Selamat. Alasan memuji Tuhan ini
merupakan bagian terpenting dari Mazmur Pujian.
Ciri-ciri :
1. Ajakan untuk memuji Tuhan.
2. Alasan mengapa Tuhan patut dipuji.
3. Ajakan baru untuk memuji Tuhan.
5. Mazmur Peringatan
Konsep :
Pemazmur mengingat penebusan Tuhan di masa lampau. Dalam Mazmur
Peringatan, sebuah rangkaian perbuatan Tuhan diperingati kembali. Dua peristiwa
khusus yang seringkali dikutip adalah keluar dari Mesir dan peneguhan kerajaan
Daud melalui perjanjian. Kebanyakan mazmur hanya menyebut satu peristiwa saja.
Ciri-ciri :
1. Mengingat akan penebusan Tuhan bagi Israel di masa lampau.
2. Mengingat akan perbuatan Tuhan yang ajaib dalam hidup pemazmur dan
Israel.
Konsep :
Berbahagialah orang yang berziarah ke Bukit Zion dalam iman. Yerusalem adalah
pusat kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Dipakai pada waktu mereka
berziarah ke Yerusalem. Mereka bernyanyi sambil menghampiri Yerusalem.
Ciri-ciri :
1. Keinginan yang mendesak untuk mendekatkan diri ke hadapan Tuhan.
2. Kebahagiaan orang yang dapat berziarah.
3. Keyakinan bahwa Tuhan, Penolong Israel, akan melindungi orang yg berziarah.
4. Berdoa untuk Raja Israel dan pendamaian Yerusalem.
5. Kebahagiaan atas pemulihan dari pembuangan ke Tanah Perjanjian.
7. Mazmur Penobatan
Konsep :
Allah memerintah atas Israel, bangsa-bangsa, bahkan bumi dan seluruh isinya.
Ciri-ciri :
1. Dipakai pada waktu penobatan raja dirayakan.
2. Allah memerintah.
3. Allah memerintah sebagai Raja di sejarah Israel.
4. Dipakai untuk merayakan kembalinya Kristus untuk memerintah sebagai Raja di
masa depan. Dia akan datang untuk menghakimi & memerintah dalam
keadilan.
8. Mazmur Raja
Mazmur : 2*, 18, 20, 21, 45, 72, 101, 110*, 144.
Konsep :
Israel merayakan pemerintahan Rajanya, Raja yang mewakili Tuhan.
Ciri-ciri :
1. Hubungan khusus di antara Tuhan dan Raja Israel. Wewenangnya berdasarkan
hubungan itu, bahwa dia dipilih oleh Tuhan.
2. Pemerintahannya dirayakan pada masa lampau dan masa yang akan Dia.
3. Raja cukup berkuasa untuk menjamin keadilan dan perdamaian, dan menolong
yang tidak berkuasa. Dia memiliki kekuasaan dan kebaikan. Pengikutnya
menikmati hidup di bawah dia. Raja mewakili Tuhan, dan pemerintahannya.
9. Mazmur Hikmat
Mazmur : 1*, 36, 37*, 49, 73*, 78, 112, 127, 128, 133.
Konsep :
Bagaimana hidup dengan hikmat sambil menghadapi masalah yang sementara,
yakin bahwa Allah akan menang. Orang yang mentaati Tuhan akan menikmati
hidupnya. Kalau kita mengerti Prinsip Dua Jalan, kita akan memilih jalan yang
menuju hidup dan menghindari jalan yang menuju maut. Mazmur ini dipakai untuk
merenungkan pertanyaan yang sulit.
Ciri-ciri :
LaSor, Murphy, Kuntz, dan Allen Ross mendaftarkan beberapa karakteristik dari
mazmur hikmat yang dapat diringkaskan sebagai berikut :
1. Mencerminkan teknik-teknik sastra hikmat, misalnya dengan penggunaan
amsal, sajak, rangkaian menurut angka, perbandingan yang dimulai dengan
kata “lebih baik”, nasehat yang ditujukan kepada anak-anak, penggunaan asyre
atau “berbahagialah”, dan gaya bahasa yang diambil dari alam.
2. Memiliki maksud jelas untuk mengajar dengan petunjuk langsung (misalnya :
Mzm. 127, 128) atau dengan menggumuli suatu masalah seperti kemakmuran
orang jahat (misalnya : Mzm. 37, 49, 73).
3. Mengandung tema khas dari sastra hikmat, misalnya ajaran tentang dua jalan,
pertentangan antara yang baik dan jahat, pentingnya kesalehan dalam
berbicara, bekerja, menggunakan kekayaan, serta ketaatan pada orang tua,
takut akan Tuhan dan pemujaan torah, realitas dan kepastian akan balas jasa
atau ganti rugi, serta berbagai nasehat untuk hidup sehari-hari.
4. Menggunakan kosakata hikmat seperti : jalan, mengetahui atau mengenal,
benar atau orang benar, fasik atau orang fasik, hukum Taurat, meditasi,
makmur, pencemooh.4
4
Selidiki buku-buku berikut ini : W. S. LaSor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian
Lama, Pen.: Lisda Tirta Tirtapraja dan Lily W. Tjiputra (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 1994), 58; Roland E.
Murphy, Old Testament Reading Guide: Introduction to the Wisdom Literature of the Old Testament
Konsep :
Pentingnya Firman Tuhan. Orang yang menurutinya akan diberkati.
Ciri-ciri :
1. Firman Tuhan merupakan suatu hal yang layak untuk dijadikan pusat perhatian,
memiliki mutu yang tinggi dan sifat yang baik (Mzm. 1:2; 19:8; 119:14).
2. Akibat-akibat yang akan dinikmati oleh orang yang menurut Firman Tuhan
(Mzm. 1:3; 19:8; 119:11, 103, 105, 98).
3. Akibat-akibat yang akan dialami oleh orang yang tidak menurut Firman Tuhan
(Mzm. 1:4; 119:21, 78).
4. Orang benar gemar akan Firman Tuhan (Mzm. 1:2; 19:11; 119:15-16, 20, 44, 47-48,
72, 92, 97, 103) dan hidup menurut Firman Tuhan (Mzm. 119:34, 35, 44, 112).
5. Orang benar memperoleh pengenalan akan Allah lebih dalam melalui Firman
Tuhan (Mzm. 119:10, 57, 135) dan dalam doanya lebih efektif karena
merenungkan Firman Tuhan (Mzm. 119:22, 58, 77).
(Collegeville: The Liturgical Press, 1965), 41; James L. Crenshaw, The Psalms: An Introduction (Grand
Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 2001), 89; Allen Ross, “Psalm 1: The Life that is
Blessed,” dalam Studies in Psalms. Online: http://www.bible.org, diakses 19 Februari 2008.
Temukan elemen-elemen dari genre setiap mazmur berikut ini dan berikan ayat-ayat
pendukungnya!
Elemen-elemen apa saja dari mazmur ratapan yang dapat Anda temukan dalam
Mazmur 13? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen tersebut?
Pendekatan langsung dalam doa kepada TUHAN (ayat 1) – Daud menghampiri
TUHAN di dalam doa.
Keluhan/ratapan (ayat 2-3) – Daud merasa dilupakan TUHAN, dia berbicara
tentang penderitaan dalam hatinya dan dia berkata tentang musuhnya yang
meninggikan diri atas dia.
Permohonan untuk pembebasan (ayat 4-5) – Daud meminta TUHAN untuk
menjawab dia dan “membuka matanya” sehingga musuhnya tidak bersukacita
karena dia telah menang atas Daud.
Keyakinan atau pengakuan kepercayaan (ayat 6a) – Daud berkata bahwa dia
percaya kepada kasih setia TUHAN dan dia akan bersukacita (pernyataan iman)
atas penyelamatan TUHAN.
Nazar pujian dijanjikan apabila diselamatkan (ayat 6b) – Daud berkata bahwa
dia akan menyanyi untuk TUHAN karena TUHAN telah berbuat baik kepadanya.
Elemen-elemen apa saja dari mazmur pujian yang dapat Anda temukan dalam
Mazmur 135? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen tersebut?
Ajakan/seruan untuk memuji TUHAN (ayat 1-3) – Mazmur 135 dibuka dengan
ajakan atau seruan untuk memuji TUHAN. Ajakan atau seruan ini ditujukan juga
kepada para hamba TUHAN yang melayani di rumah TUHAN.
Alasan untuk memuji TUHAN (ayat 4-12)
- Karena karya Allah dalam sejarah Israel (4, 8-12) – Mazmur ini berbicara
tentang bagaimana TUHAN memilih umat-Nya, menyatakan tanda-tanda
dan kemenangan atas Firaun di Mesir, mengalahkan bangsa-bangsa dan
raja-raja, dan memberikan tanah bangsa-bangsa dan raja-raja itu kepada
umat-Nya.
- Karena karya Allah dalam penciptaan (6-7) – Mazmur ini juga berbicara
tentang TUHAN yang melakukan apa yang dikehendaki-Nya di langit dan
bumi – menaikkan kabut, membuat kilat mengikuti hujan, dan
mendatangkan angin.
Ajakan/seruan baru untuk memuji TUHAN (ayat 21) – Mazmur 135 ditutup
dengan ajakan atau seruan kembali untuk memuji TUHAN yang ditujukan untuk
kaum Israel, kaum Harun, kaum Lewi, dan mereka yang diam di Yerusalem.
Elemen-elemen apa saja dari mazmur pengucapan syukur yang dapat Anda temukan
dalam Mazmur 30? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen
tersebut?
Pendahuluan (ayat 2) – Pemazmur menyatakan maksudnya untuk memuji
TUHAN dan alasannya memuji TUHAN.
Kesaksian tentang perbuatan TUHAN (ayat 3-4) – Pemazmur menyaksikan
perbuatan TUHAN yang telah menjawab teriaknya minta tolong.
Ajakan untuk mengucap syukur dan alasannya (ayat 5-6) – Pemazmur juga
mengajak umat untuk bersama-sama dia mengucap syukur kepada TUHAN atas
karya-Nya.
Catatan tentang krisis (ayat 7-11) – Dalam ayat 7-8, Daud membual bahwa dia
tidak pernah goyah, tetapi Allah menyembunyikan wajah-Nya dan Daud
terkejut. Dalam ayat 9-11, ada ancaman kematian dan Daud berseru kepada
TUHAN minta tolong.
Pembebasan atau keselamatan sebagai fakta penyelesaian (ayat 12) – Allah
menjawab doanya dan mengubah ratapan menjadi tari-tarian.
Kesimpulan (ayat 13) – Daud berkata bahwa dia akan memberikan pujian
kepada TUHAN untuk selama-lamanya.
Elemen-elemen apa saja dari mazmur iman yang dapat Anda temukan dalam Mazmur
62? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen tersebut?
Pernyataan iman (ayat 2a, 3a, 6a, 7a, 8a) – Daud menyatakan bahwa jiwanya
menantikan Allah, bahwa dia tidak akan digoyahkan, dan bahwa keselamatan
dan kemuliaan-Nya ada pada Allah.
Dasar untuk percaya (ayat 2b, 3b, 6b, 7b, 8b, 9b, 12-13) – Daud percaya pada
Allah dan menantikan Dia karena keslamatan Daud datang dari Allah; Allah
adalah gunung batu dan keselamatannya (ayat 2b dan 3b). Dalam ayat 6, dia
memberikan alasan untuk percaya: “sebaba daripada-Nyalah harapanku.”
Umat dapat mempercayai Allah karena “Allah ialah tempat perlindungan kita”
(ayat 9b). Akhirnya, Daud berkata bahwa kuasa dan kasih setia dari Allah
asalnya (12-13b). Itulah alasan mengapa kita dapat percaya kepada Dia. Dan
Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Allah akan
menghakimi dengan adil (ayat 13b).
Undangan untuk percaya (ayat 9) – Daud memanggil umat Allah untuk percaya
kepada Allah setiap wakt dan mencurahkan isi hati kepada-Nya, karena Dia
adalah tempat perlindungan.
BAGIAN KELIMA
INSTRUKSI PERJALANAN1
Mazmur
1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Kitab Mazmur : Buku Kerja,
pen. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015), 26-28.
Karena itu, kita dapat melihat hidup, situasi dan kerinduan-kerinduan kita
dalam setiap kata-kata yang ada dalam Mazmur.
Akan tetapi, jika kita ada petunjuk-petunjuk tentang situasi sejarah dibalik satu
Mazmur, kita akan mencoba menarik konteks sejarahnya dengan demikian kita
akan memahami Mazmur lebih jelas dan lebih kaya.
1. Melalui Penulisnya
Mengetahui penulis satu Mazmur seringkali menolong kita menempatkan
Mazmur dalam pandangan yang luas, konteks sejarah umum.
Contohnya, jika Mazmur ditulis oleh Daud, kita dapat membaca tentang
kehidupannya dalam 1 dan 2 Samuel sama halnya dalam 1 Raja-Raja dan
1 Tawarikh, dan semuanya itu akan memberikan kita gambaran yang lebih
luas. Konteks sejarah umum dari Mazmur yang kita lihat adalah
kemenangannya, pergumulannya, kegagalannya, tangisan-tangisannya dan
hal-hal yang ia pikirkan. Mengenal Daud sebagai penulis Mazmur dan
membaca cerita kehidupan Daud memberikan kita pemahaman yang lebih
kaya dan menghargai apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur .
Kita tidak selalu dapat memastikan satu konteks sejarah umum dengan
menyebutkan penulisnya, karena ada beberapa penulis yang pribadinya
tidak kita kenal dengan baik. Contohnya, kita tidak begitu mengenal Etan
orang Ezrahi, penulis Mazmur 89.
Tetapi kita dapat melihat ke dalam cerita dan mengangkat penulis yang
telah kita ketahui sebelumnya.Sementara kita tidak dapat menemukan
konteks sejarahnya secara terperinci, kita akan memperoleh gambaran jelas
tentang latar belakang sejarah Mazmur .
2. Melalui Teksnya
Ada Mazmur tertentu yang penulisnya dengan sengaja tidak dinyatakan
oleh Allah kepada kita. Namun dengan melihat pada teks dan gambaran-
gambaran seperti kejadian, manusia dan tempatnya, kita dapat
menemukan petunjuk-petunjuk yang spesifik tentang konteks sejarah dari
Mazmur tersebut.
3. Melalui Judulnya
Ada empat-belas Mazmur yang berjudul, dan judul-judul tersebut sering
menyajikan informasi tentang konteks sejarah yang spesifik. Dengan
melihat dalam cerita-cerita Perjanjian Lama, kita akan menemukan
perincian-perincian tentang latar belakang sejarah situasinya.
Akan tetapi, tidak setiap judul yang mengandung sejarah ada hubungan
yang jelas antara konteks sejarah dan pesan Mazmur.
Mazmur 3
Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 3 memberitahukan informasi tentang situasi yang dihubungkan
dengan mazmur ini : “Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya”
(Mzm. 3:1). Kita dapat menemukan informasi lainnya tentang peristiwa itu dari
2 Samuel 15-18.
Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 2 – Pernyataan “banyaknya lawanku” atau “banyak orang bangkit
menyerang aku” mungkin menunjuk kepada Absalom dan sekutu-sekutunya (2
Sam. 15:6, 10-14) yang bertambah banyak dari hari ke hari.
Ayat 3 – Pernyataan “banyak orang yang berkata tentang aku: Baginya tidak
ada pertolongan dari pada Allah.” Dapat menyinggung kepada pernyataan
seperti yang Shimei buat kepada Daud dalam 2 Samuel 16:7-8.
Ide utama dari mazmur ini adalah meskipun banyak orang yang menentang
Daud, tetapi ia memiliki keyakinan bahwa Allah akan menyatakan jalan-Nya dan
Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.
Mazmur ini menyatakan kepada kita bagaimana Allah siap meresponi kita dan
menjadi perisai kita, yang mengangkat kepala kita dan Juruselamat kita ketika
kita melewati masa-masa yang menyakitkan – beberapa diantaranya mungkin
merupakan hasil dari pilihan kita yang buruk sebelumnya. Allah mau
mengampuni dosa dan menyelamatkan mereka yang berseru kepada-Nya.
Mazmur 51
Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 51 memberitahukan kepada kita tentang situasi yang
dihubungkan dengan mazmur ini : “Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari
Daud, ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba”
(Mzm. 51:1-2). Kita dapat menemukan informasi lainnya tentang peristiwa itu
dalam 2 Samuel 11-12.
Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Petunjuk tekstual paling menonjol dapat ditemukan dalam Mazmur 51:16,
ketika Daud mengacu pada “hutang darah” di hadapan Allah, pasti mengacu
pada konspirasi pembunuhannya atas kematian Uria.
Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.
Mazmur 79
Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 79 hanya memberitahu kita bahwa mazmur ini adalah Mazmur
Asaf. Kita dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang Asaf dalam 1
Tawarikh 15: 16-19; 16: 2-7 dan 2 Tawarikh 5: 2-14 (lihat khususnya 5:12). Asaf
adalah seorang Lewi yang ditunjuk sebagai pemimpin musik dan penyanyi
selama masa Daud untuk menaikkan sukacita dan lagu-lagu pujian serta ucapan
syukur kepada Tuhan. Namanya disebut juga bagi sekelompok penyanyi di
generasi kemudian yang disebut bani Asaf (Nehemia 7:44).
Meskipun namanya dihubungkan dengan mazmur ini, tidak berarti Asaf adalah
penulisnya. Mazmur-mazmur yang disebut dengan namanya menjadi bagian
dari suatu koleksi yang dimulai oleh Asaf dan ditambahkan kemudian oleh para
penyanyi Asaf. Hal ini membantu menjelaskan mengapa beberapa mazmur
yang dihubungkan dengannya memberikan petunjuk bahwa mazmur itu telah
ditulis lebih lambat dari hidupnya, bahkan selama pengasingan, sebagaimana
ditunjukkan oleh mazmur ini.
Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 1 – Bait suci dihancurkan, sehingga mazmur ini harus ditulis sesudah
pembuangan di Babel.
Ayat 2-3 – Ada kekerasan yang mengerikan bahkan terhadap orang mati
setelah
bait suci dihancurkan : mayat tidak dikubur - ini adalah penggenapan
harfiah dari Yeremia 34:20
Ayat 6-7 – Pemazmur memohon pembalasan dendam kepada mereka yang
telah
menghancurkan Yerusalem dan orang-orangnya.
Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.
Mazmur 137
Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Tidak, tidak ada judul untuk mazmur ini.
Untuk informasi tambahan mengenai perampasan Yerusalem dan penaklukan
Kerajaan Selatan, lihat 1 Tawarikh 36: 1-21.
Lihat juga catatan nabi Yeremia (khususnya pasal 7-9, 16, 21-22, 25: 1-14), seperti
ucapan nubuatan melawan Yerusalem secara khusus disebutkan dalam teks
Tawarikh yang digenapi oleh Allah melalui pembuangan Babel .
Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 1, dengan gambaran deskriptif dari pembuangan, menentukan adegan
(tempat) bagi kita, seperti orang-orang Israel tinggal di dekat “sungai-
sungai Babel” tetapi lama untuk kembali ke Zion (Kota Babel kembali
disebutkan dalam ayat 8).
Ayat 3, mereka hidup dibawah kekuasaan para penjajah dan penyiksa yang
dengan sinis mendorong mereka untuk menyanyikan nyanyian dari Sion
meskipun hidup di negeri asing (ay. 4).
Terakhir, pemazmur menunjuk kepada “hari Yerusalem” dan bagaimana
musuh berseru, “Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!” Jadi,
gambaran ini mengusulkan waktu ketika Yerusalem dirampas oleh musuh.
Semua indikator ini menunjukkan kita kepada penaklukan akhir dari Yehuda
dan Yerusalem oleh Babel yang terjadi pada tahun 586 SM, dan penawanan
berikutnya dari umat Allah.
yang lebih besar alami akibat penaklukan Babel. Kebrutalan Babel dan
keputusasaan dari penduduk kota Yerusalem memberikan wawasan kepada
sifat garang dari permohonan yang pemazmur dengan Allah.
Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.
Mazmur 46
Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 46 hanya memberitahu kita bahwa mazmur ini adalah untuk
pemimpin biduan dan dari “Bani Korah.” Dia kemungkinan tinggal di Yerusalem
(“Kota Allah,” 1 Taw. 15). Bani Korah adalah para penyanyi dalam kenisah pada
zaman Yosafat (2 Taw. 20:19).
Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 5 – Pemazmur mungkin tinggal di Yerusalem, kota Allah.
Ayat 6 – Tuhan ada di tengah-tengahnya; dia tidak akan dipindahkan.
Ayat 7 – Bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan goncang bisa menunjuk
kepada Asyur.
Lihat 2 Raja-raja 19: 32-35; Yesaya 37: 33-37 – Mazmur ini bisa saja ditulis sebagai
akibat dari serangan oleh Sanherib, raja Asyur pada di sekitar tahun 701 SM.
Tuhan melindungi kota Yerusalem dengan secara misterius membantai musuh
pada malam hari.
Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.
Orang-orang percaya hari ini juga dapat mempercayai Allah sebagai tempat
perlindungan, kekuatan, dan benteng mereka. Di tengah dunia kita yang kacau,
Allah memberitahu kita untuk tenang - tidak panik atau menjadi khawatir tapi
untuk percaya kepada-Nya dan mengakui bahwa Dia bertahta dan memerintah
dengan kuasa-Nya atas segala sesuatu.
BAGIAN KEENAM
STRUKTUR MAZMUR1
1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Kitab Mazmur : Buku Kerja,
pen. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015), 18-22, 34-
41.
Kita dapat menggambar bagian-bagian Mazmur seperti kita lihat di bawah ini
Mazmur
Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5
Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur
1–2 3 – 41 42 – 72 73 – 89 90 – 106 107 – 145 146 – 150
Pendahuluan Kesimpulan
Ide Utama: Ide Utama Ide Utama: Ide Utama: Ide Utama: Ide Utama:
Mencari pola-pola :
Apa ide atau tema yang menghubungkan kedua mazmur secara bersama-sama?
Dalam kedua mazmur, kita menemukan tema berkat.
Kita mendengar gema dari semua janji-janji yang penting dalam Mazmur 1 dan
2. Mazmur 1 memberitahukan kita bahwa mereka yang merenungkan taurat
TUHAN akan diberkati (Mazmur 1:1-2), dan Allah mengenal jalan orang benar
(Mazmur 1:6). Mazmur 2 mengingatkan kita bahwa Allah telah menetapkan
raja-Nya – yang Dia panggil “anak” Nya – dan mereka yang berlindung dalam
Dia akan diberkati (Mazmur 2:12).
Mencari pola-pola :
Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Antara pendahuluan yang membesarkan hati yang mengingatkan kita tentang
janji Allah untuk memberkati kita dan kesimpulan menggembirakan yang
crescendo dalam pujian, kita menemukan, dalam buku 1-2, suatu perubahan
tekanan dan perbedaan pola dari tema dan ide dalam Mazmur 3-72 : kita
menemukan kehidupan yang menurun dalam lembah penderitaan dan ratapan.
2
Mazmur 3:2-3; 5:7, 10; 7:2-3, 7; 9:4; 10:2, 6-10; 11:2; 12:3; 17:7, 9, 13; 18:4, 18, 38; 21:9; 22:13-
14; 23:5; 25:2, 19; 27:2; 27:6, 12; 31:5, 9, 14; 35:1, 7, 15-16, 26; 38:13; 40:15-16; 41:6-10; 42:4; 43:1; 44:8;
54:5; 55:4, 13-14; 56:2-3; 57:4; 59:2-5, 11; 61:4; 62:4-5; 63:10; 64:2; 68:22; 69:5, 20, 22; 70:3-4; 71:4, 10-
11.
3
Mazmur 5:8; 6:5; 13:6; 17:7; 18:51; 21:8; 25:6, 7, 10; 26:3; 31:8, 17, 22; 32:10; 33:5, 18, 22;
36:6, 8, 11; 40:11, 12; 42:9; 44:27; 48:10; 51:3; 52:2, 10; 57:4, 11; 59:11, 17-18; 61:8; 62:13; 63:4; 66:20;
69:14, 17.
4
Mazmur 3:8; 5:6-7, 11; 7:7, 9-12; 9:5, 8-9, 13, 17-21; 10:5, 12, 17-18; 17:1; 21:9-13; 28:4-5;
35:1-3, 5; 36:7; 37:6, 13, 28; 38:2-4; 45:8; 50:4; 55:10; 58:7-12; 64:8; 68:22-24; 72:1-4.
5
Mazmur 3:8; 12:2; 13:6; 14:7; 18:18, 36; 20:6, 10; 21:2; 22:6, 20-22; 25:5, 20, 22; 30:2-4, 11;
31:3-5; 33:18-19; 35:1-3, 17; 37:39-40; 38:22-23; 39:8-9; 40:3, 14, 17-18; 43:1, 5; 44:8, 27; 54:3-4; 59:2-3;
69:2, 15; 70:2,54-6; 71:2, 15.
6
Mazmur 5:12; 7:2; 9:10; 11:1; 12:6; 14:6; 16:1; 17:7; 18:3, 31; 25:20; 27:5; 28:1, 8; 31:2, 3, 5, 20;
32:7; 34:9, 23; 36:8; 37:39-40; 43:2; 46:2; 52:9; 57:2; 59:17; 61:4-5; 62:8-9; 64:11; 71:1-3.
Komentar :
Pola yang paling jelas kita temukan dalam Buku 1-2 adalah bahwa sebagian
besar mazmur adalah mazmur ratapan atau mazmur iman (keyakinan), seruan
kepada TUHAN atas pertolongan-Nya di tengah-tengah penderitaan.
Dalam Buku 1-2, pola yang jelas lainnya adalah bahwa sebagian besar mazmur
ditulis oleh Daud (setiap mazmur dalam Buku 1-2, mulai dengan Mazmur 3
kecuali 10, 33, 42-50, 67, 68, dan 71). Kita sering menemukan seruannya kepada
TUHAN untuk menolong karena kesulitan yang dihadapinya, paling sering dari
musuh yang menentang dan mengancam dia (contohnya Mazmur 25:19-20).
Terkadang kita menemukan dia menderita secara fisik atau menderita karena
dosanya sendiri (Mazmur 51). Lebih sering, mazmur-mazmur itu
mengkontraskan orang benar (biasanya pemazmur, atau Daud sendiri) dengan
orang fasik (Mazmur 31:18-19; atau kebenaran TUHAN dengan kefasikan orang
jahat), dan mereka mengungkapkan harapan bahwa TUHAN akan
menyelamatkan orang benar dan mendatangkan hukuman atas orang fasik
(Mazmur 11:5-7; ingat Mazmur 1).
Dalam Buku 1-2 kita juga menemukan mazmur-mazmur yang mengingatkan kita
tentang hubungan antara raja duniawi, Daud, dan Raja surgawi, TUHAN
(Mazmur 21:2, 8; ingat Mazmur 2). Kita juga menemukan mazmur-mazmur yang
sesekali mengangkat kita dalam pujian (Mazmur 33-34, 65-68).
Mazmur 42-49 ditulis oleh bani Korah dan termasuk bagian silang dari seluruh
jenis mazmur dan tema yang dibahas di atas.
7
Mazmur 11:5; 16:3-4; 17:3-4, 8-12; 24:3-4; 26:9-11; 32:10; 34:16-23; 35:26-28; 37; 52; 68:3-4.
8
Mazmur 7:8, 9; 9:6, 9, 12, 16, 18, 20, 21; 10:16; 18:44, 48, 50; 22:28, 29; 33:10.
Mencari pola-pola :
Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Pola-pola :
Sebuah koleksi dari penulis yang berbeda selain Daud (hanya Mazmur 86
yang dihubungkan dengannya) – Asaf (Mazmur 73-83), bani Korah (Mazmur
84-85, 87-88), Heman orang Ezrahi (Mazmur 88), dan Etan orang Ezrahi
(Mazmur 89) – mewakili suara kolektif Israel.
Pertanyaan yang berulang “berapa lama?” dan “untuk selamanyakah?”
(Mazmur 74:10-11; 77:8-9; 79:5; 80:6; 82:2; 85:7, 8; 89:47) : Berapa lama Allah
akan marah dengan umat-Nya? Untuk selamanyakah Tuhan menolak
mereka? Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya? Kapan Allah
melakukan sesuatu tentang orang fasik, musuh-musuh yang telah
membawa kehancuran Israel?
Melihat kembali kepada sejarah Israel – kepada pemberontakan Israel
untuk menjelaskan alasan hadirnya penghakiman Allah (Mazmur 78:56, 62;
81:12-15) – tetapi juga kepada karya Allah untuk memacu pengharapan,
keyakinan, dan dorongan dalam kesetiaan Allah dan bhawa Dia tidak
melupakan mereka dan akan menyelamatkan mereka (Mazmur 78:7-8, 37-
38; lihat juga Mazmur 77, 78, 80, 81).
Refleksi atas sejarah, fokus atau harapan akan kesetiaan Allah kepada
covenant-Nya dan kasih setia-Nya (Mazmur 86:15; 74:20).
Sebuah pengharapan akan penghakiman Allah yang benar. Seruan kepada
Allah untuk mendatangkan penghukuman atas bangsa-bangsa yang adalah
musuh-musuh Allah (Mazmur 82:8; 83:2-3; 18-19).
Bukti tertulis dan refleksi selama pembuangan (Mazmur 74:3-9, 79:1; 80:13;
89:39-42). Berbicara tentang kehancuran Yerusalem dan kerinduan kepada
Yerusalem dan Bait Allah (Mazmur 84:6; 87).
Penyebutan “pulihkanlah kami!” (Mazmur 80:4, 8, 20; 85:5); Yerusalem atau
Sion (Mazmur 74:2; 76:3; 78:68; 79:1, 3; 84:6, 8; 87:2, 5); dan perjanjian
(Mazmur 74:20; 78:10, 37; 89:2-5, 20-38, 40).
mereka, dan meminta kepada TUHAN untuk setia dalam kasih setia-Nya pada
perjanjian covenant-Nya serta untuk memulihkan mereka dan menghakimi
musuh-musuh mereka.
Komentar lainnya :
Setelah mendengar suara Daud dalam Buku 1-2, kita tampaknya mendengar
suara kolektif dari bangsa Israel dalam Buku 3 melalui koleksi mazmur oleh para
penulis yang berbeda. Sama seperti Daud, raja yang diurapi, bergumul dalam
iman di lembah ratapan, percaya kepada janji-janji Allah, kita mendengar
pergumulan Israel juga – sangat sedih dengan pertanyaan-pertanyaan (74:1;
77:8-10; 80:5; 85:6-7; 88:12-13; 89:50) namun mengingatkan mereka sendiri
tentang kesetiaan Allah dan perbuatan-Nya.
Mereka, seperti Daud, bergumul, tampaknya tetapi lebih dari itu. Mereka
bertanya berapa lama hal itu akan terjadi sebelum Allah datang untuk
menyelamatkan mereka. Mereka bertanya-tanya apakah Allah melupakan
mereka selama-lamanya. Mereka melihat kembali pada sejarah dan menyadari
bahwa Israel telah memberontak terhadap TUHAN. Tetapi mereka juga melihat
kembali kepada sejarah untuk mengingat perbuatan Allah dan kasih setia dan
kesetiaan-Nya. Buku ini diakhiri dengan ratapan bahwa Allah telah menolak raja
yang diurapi-Nya, bertanya dimana kasih setia Allah bahwa Dia bersumpah
kepada Daud (Mazmur 89:39-40).
Mencari pola-pola :
Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Pola-pola :
Suatu kemajuan dalam keyakinan dari mazmur-mazmur keyakinan (iman)
kepada mazmur-mazmur pujian (khususnya Mazmur 95-100, 106) dan
memuji TUHAN (Mazmur 103-105).
Pujian bahwa TUHAN Allah adalah Raja (Mazmur 93:1; 95:3; 96:10; 97:1;
98:6; 99:1-5; 102:13; 103:19).
Proklamasi bahwa Raja akan menghakimi (Mazmur 94:2, 15, 23; 96:13; 97:1-3,
8; 98:9; 99:4, 8; 101:5-8; 104:35; 105:7).
Penegasan kasih setia-Nya (Mazmur 90:14; 92:3; 94:18; 98:3; 100:5; 101:1;
103:8, 11,17; 105:8, 42-45; 106:1, 43-46).
Melihat kembali sejarah dan bagaimana Allah telah berurusan dengan umat-
Nya (Mazmur 90:1; 103:6-12; 105, 106).
Komentar lainnya :
Mazmur pertama dalam Buku 4 tampaknya dimulai dimana Buku 3 berakhir,
menanyakan “Berapa lama?” dan meminta TUHAN untuk memenuhi umat-Nya
dengan kasih setia-Nya (Mazmur 90:13-14). Namun, setelah itu, mazmur mulai
meningkat dalam keyakinan dan iman (Mazmur 91-94), dan kemudian memuji
(Mazmur 95-101), menyatakan bahwa TUHAN memerintah dan bahwa Dia akan
menegakkan keadilan di seluruh bumi. Bahkan satu-satunya seruan ratapan,
Mazmur 102, melihat Allah sebagai Raja (Mazmur 102:12) dan kepada waktu
ketika Dia akan mengampuni umat-Nya sehingga mereka akan memuji nama-
Nya di Yerusalem (Mazmur 102:13-23). Mazmur 103-106 kembali memberkati
TUHAN karena kasih setia-Nya (Mazmur 103) dan karya-Nya (Mazmur 104) dan
berterima kasih kepada-Nya atas perlakuan Allah yang ramah terhadap umat-
Nya, mengingat janji covenant-Nya (Mazmur 105-106).
Buku 4 menyatakan bahwa Allah adalah Raja! Dia adalah tempat perlindungan
(Mazmur 91:4, 9-10; 94:22). Pujian-Nya tertuju kepada bangsa-bangsa, yang
tunduk kepada-Nya (Mazmur 94:10; 96:3, 10; 97:6; 98:2; 99:1-2; 102:16, 23; 105:1).
Dan Dia akan menghakimi seluruh bumi dan orang fasik. Ada refleksi atas hidup
yang pendek ketika ada dosa (Mazmur 90:7-10; 94:3-11; 102:11-12; 103:15-16),
tetapi Allah menegakkan dan mempertahankan orang-orang benar (Mazmur
92:12-15; 94:12-13, 16-18; 97:10; 102:25-28; 103:17-18). Hubungannya lainnya
kepada Mazmur 1: jalan orang tidak bersalah dan integritas (Mazmur 101:2-4).
Mencari pola-pola :
Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Pola-pola :
Nyanyian syukur (Mazmur 107-109; 118; 136; 138), pujian (Mazmur 111-113; 115-
117; 135), dan memuji Tuhan (Mazmur 144-145), khususnya di awal (Mazmur
107-118), pertengahan (Mazmur 135-136), dan akhir (Mazmur 144-145).
Serangkaian Nyanyian Ziarah dengan nada refleksi yang tenang dan
sukacita serta berkat TUHAN (Mazmur 120-134).
Komentar lainnya :
Buku 5 tidak mempunyai pola yang sekonsisten seperti yang kita harapkan.
Buku ini mulai dengan nyanyian syukur kepada TUHAN atas kasih setia-Nya
(Mazmur 107-108), tetapi kemudian ada mazmur ratapan (Mazmur 109).
Kemudian ada mazmur pujian (Mazmur 111-118), hanya diikuti dengan lebih
tenang, lebih reflektif Nyanyian Ziarah (Mazmur 120-134), yang meliputi bahasa
ratapan, iman, dan berkat. Kemudian mazmur beranjak dari pujian dan ucapan
syukur (Mazmur 135-136) kepada kedalaman pembuangan (Mazmur 137),
kemudian menanjak kepada perkataan syukur Daud dan iman (Mazmur 138-
139), turun kembali dengan Daud ke dalam lembah ratapan (Mazmur 139-143)
sebelum akhirnya naik kembali dalam berkat dan pujian (Mazmur 144-145).
Mencari pola-pola :
Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Setiap mazmur mulai dan berakhir dengan panggilan untuk “Memuji
TUHAN!”
Setiap mazmur berbicara tentang siapa yang seharusnya memuji TUHAN,
mengapa kita seharusnya memuji TUHAN, bagaimana kita seharusnya
memuji TUHAN, dan bahkan dimana Dia seharusnya dipuji.
Pertanyaan: Jawaban:
......................... ........................
...............
...............
...............
...........................
Dua mazmur yang pertama telah dikatakan sebagai sebuah pendahuluan kepada
seluruh Kitab Mazmur. Mereka berdiri sangat berbeda dari semua mazmur yag
mengikutinya.
Dalam keduanya, kita menemukan janji berkat. Dan dalam janji berkat itu, kita
menemukan pengingat tentang janji covenant Allah yang besar di masa lampau.
Janji-janji berkat Allah dinyatakan secara dalam istilah-istilah yang jelas, wajar tanpa
pengecualian, pasti.
Sementara Mazmur 1 dan 2 memperkenalkan janji berkat Allah yang jelas dan pasti,
Buku 1 dan Buku 2 membawa kita turun ke lembah kesulitan dan ratapan. Dalam
Mazmur 1 dan 2, Allah memberikan janji-janji yang indah untuk memberkati orang
benar yang berjalan sesuai dengan taurat-Nya serta orang-orang yang berlindung
pada raja-Nya. Namun, dalam Buku 1-2, kita menemukan orang fasik menindas
orang benar, dan kita menemukan Daud, raja yang diurapi, meminta Allah untuk
menjadi tempat perlindungannya dan untuk menyelamatkan dia dari musuh-
musuhnya.
Kita membaca ini dan bertanya, “Apa yang terjadi dengan janji berkat Allah?”
Apakah Allah setia kepada apa yang Dia telah katakan dalam Mazmur 1 dan 2?
Dimana hidup yang diberkati itu? Akankah pemazmur – dan saya – mampu memuji
Dia?”
Buku 1 dan 2 bukan benar-benar suatu kelanjutan atau perkembangan dari ide yang
kita temukan dalam Mazmur 1 dan 2. Sebaliknya dalam Buku 1 dan 2 kelihatannya
mengakibatkan janji berkat Allah dipertanyakan.
Jadi dalam Buku 1 dan 2, kita menemukan suatu pergumulan atas janji berkat Allah.
Pemazmur percaya bahwa Allah adalah setia kepada janji covenant-Nya dan kepada
hamba-Nya, tetapi realitas kehidupan di lembah penderitaan dan ratapan
memaksa dia untuk bergumul. Dia mengungkapkan ratapan tentang penderitaan
dan realitas kehidupan sementara dia juga mengekspresikan keyakinan akan janji
Allah, akan karakter-Nya, dan perbuatan-Nya. Ada saat-saat yang rendah melalui
perasaan ditinggalkan dan ada saat-saat yang tinggi dengan pujian yang mulia,
tetapi pola keseluruhannya adalah sebuah pergumulan yang konstan tentang
hidup di lembah penderitaan dan ratapan, dan masih mempercayai Allah serta janji-
Nya.
Dalam Buku 3 – Mazmur 73-89 (Israel Merasa Ditinggalkan tetapi Mengingat Kasih
Setia Allah)
Setelah kita mendengar suara Daud dalam Buku 1-2, kita mendengar suara kolektif
Israel dalam Buku 3. Sama seperti Daud, raja yang diurapi, bergumul dalam iman di
lembah ratapan, percaya pada janji-janji Allah, kita mendengar pergumulan Israel
juga – meskipun lebih sedih dengan pertanyaan “Berapa lama lagi, ya Allah?” dan
“Adakah kasih setia-Nya berhenti untuk selama-lamanya?” (Mazmur 74:1; 77:8-10;
80:5; 82:2; 85:6-7; 88:12-15; 89:50). Namun mereka menginatkan diri mereka sendiri
atas kesetiaan Allah dan perbuatan-Nya.
Buku 3 mencerminkan lagi Mazmur 1 dan 2 dan berinteraksi dengan janji covenant
yang telah diproklamasikan ada – terkadang percaya (Mazmur 73:27-28),
terkadang mempertanyakan (Mazmur 82:2; 89:50). Lihat kembali dalam sejarah
pemberontakan di Israel untuk menjelaskan penghakiman Allah yang telah datang
atas mereka melalui kehancuran yang dibawa oleh bangsa-bangsa di sekitar
mereka. Tetapi lihat juga kefasikan musuh-musuh Allah dan keajaiban ketika Allah
akan menghukum mereka. Apa yang terjadi dengan janji tentang orang fasik yang
akan menjadi seperti sekam? Apa yang terjadi dengan janji tentang mereka yang
tidak berdiri dalam penghakiman (Mazmur 1:4-5)? Buku 3 bertanya kapan Allah
menghakimi orang fasik. Buku 3 juga melihat kembali kepada covenant Daud yang
diwakili dalam Mazmur 2. Buku ini juga melihat kembali kesetiaan Allah memimpin
umat-Nya melalui Daud (Mazmur 78:70-72), tetapi menakjubkan jika Allah sekarang
menolak covenant itu (Mazmur 89:39-40). Mazmur 2 berkata bahwa TUHAN telah
menetapkan Raja-Nya di Zion (Mazmur 2:6). Tetapi sekarang Zion berada dalam
kehancuran, dan mahkota keturunan Daud berada dalam debu (Mazmur 89:39-
46).
Namun, sesudah itu, mazmur mulai meningkat dalam pujian kepercayaan kepada
TUHAN sebagai Raja. Mereka memproklamasikan bahwa Dia berkuasa dan bahwa
Dia akan menghakimi seluruh bumi dalam kebenaran. Mereka juga menyatakan
bagaimana Dia, dalam kasih setia-Nya, telah mengingat covenant-Nya dengan
umat-Nya dan bertindak baik kepada mereka.
Buku 4 mengambil tema dari Mazmur 2, tetapi mengangkat mata kita atas raja
manusia untuk melihat bahwa Allah adalah Raja yang berkuasa! Dia adalah pribadi
dimana kita dapat menemukan tempat perlindungan (Mazmur 91:4, 9-10; 94:22).
Pujian-Nya tertuju kepada bangsa-bangsa, yang tunduk kepada-Nya (Mazmur
94:10; 96:3, 10; 97:6; 98:2; 99:1-2; 102:16, 23; 105:1). Dan Dia akan menghakimi
seluruh bumi dan orang fasik. Ada refleksi atas hidup yang pendek ketika ada dosa
Dalam Buku 5 – Mazmur 107-145 (Refleksi yang Membalikkan Hati Israel untuk
Memuji)
Buku 5 merefleksikan pergumulan yang Israel dan Daud telah lakukan atas janji
covenant Allah untuk memberkati mereka. Namun Buku 5 menegaskan bahwa
TUHAN bertindak atau akan memberkati umat-Nya dengan cara yang digambarkan
dalam Mazmur 1 dan 2. Dari refleksi dan syukur, mazmur dalam Buku 5
mengarahkan mata kita ke atas dalam pujian atas apa yang telah dilakukan TUHAN
dalam kebenaran, rahmat, dan kasih setia-Nya.
Dari sini, kesimpulan dari Kitab Mazmur akan mengangkat hati kita lebih tinggi
dalam sebuah crescendo pujian bagi TUHAN dan semua yang Dia telah lakukan.
Mazmur 146-150 adalah kesimpulan untuk Kitab Mazmur, dan didalamnya kita
menemukan crescendo pujian kepada TUHAN. Mazmur-mazmur tersebut adalah
sebuah dering panggilan bagi setiap orang dan seluruh ciptaan untuk memuji
TUHAN karena pribadi-Nya dan semua yang Dia telah lakukan.
Mazmur
Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5
Pendahuluan Kesimpulan
Gerakan Mazmur :
Pertanyaan: Jawaban:
Apakah Allah setia Ya, Allah
dengan apa yang menunjukkan Diri-
Dia katakan (janji- Nya Setia
Nya)?
JANJI PUJIAN
Penderitaan
Ratapan
Percaya
Kasih Setia
(Melihat struktur secara alamiah akan membuat kita menemukan ide utamanya.
Dengan mengingat apa yang anda temukan tentang strukturnya, tanyakanlah, “Apa
ide utama dari bagian tersebut?”)
Bacalah teks itu. Saat Anda membaca, dimana Anda mendeteksi adanya transisi
atau pergeseran pemikiran atau arah?
Secara khusus pada ayat 4. Juga, transisi kecil pada ayat 3, 5, dan 6a dan 6b.
Setelah melihat transisi dalam pikiran atau arah ini, bagaimana Anda membagi
teks ini ke dalam bagian-bagian yang berisi ide-ide utama? Tuliskan angka ayat
untuk setiap bagian.
1:1-3
1:1-2
1:3
1:4-5
1:4
1:5
1:6
1:6a
1:6b
Apa jenis pola yang Anda lihat di dalam atau di antara setiap kelompok ayat, dan
bagaimana pola-pola itu menekankan sebuah ide yang penulis coba ungkapkan?
1:1-3 - semua berbicara tentang (“benar,” 1:6) orang yang tidak mengikuti
orang-orang berdosa tetapi kesukaannya taurat TUHAN.
Ayat 1-2 - ada kontras antara apa yang dia tidak lakukan dan apa yang
dia lakukan. Dan kemudian ayat 3 berbicara tentang hasilnya: dia
makmur.
Ayat 3 Menjelaskankan secara spesifik bagaimana dia “diberkati”
(dari ayat 1)
1:4-5 - kontras dengan ayat 1-3, semua berbicara tentang orang fasik.
Ayat 4 - menjelaskan seperti apakah orang fasik itu, dan kemudian
ayat 5 berbicara tentang hasilnya: mereka tidak akan tahan dalam
penghakiman atau dalam perkumpulan orang benar.
Sejauh ini, pola antara bagian pertama (1:1-3) dan bagian kedua (1:4-5)
adalah sebuah kontras (antara orang benar dan orang fasik).
Sekarang, di bagian terakhir (1:6) ada kesimpulan, dan kontras ada
pada semua dalam satu bagian itu.
1:6 - Kita mempunyai alasan yang menjelaskan segala sesuatu dalam mazmur
sampai titik ini – mengapa orang benar akan makmur dan orang fasik akan
binasa (ditunjukkan oleh kata “karena”). Dan alasan itu mengandung
kontras.
Ayat 1:6a - mazmur kembali meringkaskan apa yang telah dikatakan
tentang orang-orang benar: TUHAN mengenal jalannya.
Ayat 1:6b - kita melihat kontras muncul dengan kata “tetapi.” Fokus
kembali kepada orang fasik dan meringkaskan apa yang mazmur
katakan tentang dia: jalan orang fasik akan binasa.
Sebutkan ide utama dari setiap bagian dari teks dalam satu kalimat lengkap.
1:1-3 Orang yang merenungkan taurat TUHAN diberkati dan akan
makmur.
1:6 TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi orang fasik akan
binasa.
Apa hubungan antara ide-ide utama? Bagaimana satu ide utama berhubungan
dengan ide berikutnya atau kepada akhir secara keseluruhan?
Bagian pertama kontras dengan bagian kedua dengan membandingkan hasil
akhir orang benar (berkat dan kemakmuran) dengan hasil akhir orang fasik
(tidak bertahan dalam penghakiman atau dalam perkumpulan orang benar)
Dipandang dari sudut ide-ide utama dari teks, apa Ide Besar dari teks ini?
Orang benar diberkati, tetapi orang fasik akan binasa.
Bacalah teks itu. Saat Anda membaca, dimana Anda mendeteksi adanya transisi
atau pergeseran pemikiran atau arah?
Pada ayat 4, 7, dan 10.
Setelah melihat transisi dalam pikiran atau arah ini, bagaimana Anda membagi
teks ini ke dalam bagian-bagian yang berisi ide-ide utama? Tuliskan angka ayat
untuk setiap bagian.
2:1-3
2:4-6
2:7-9
2:10-12
Apa jenis pola yang Anda lihat di dalam atau di antara setiap kelompok ayat, dan
bagaimana pola-pola itu menekankan sebuah ide yang penulis coba ungkapkan?
2:4-6 - Fokusnya beralih kepada TUHAN di atas takhta-Nya di surga dan reaksi-
Nya kepada mereka yang merencanakan melawan Dia.
2:7-9 – Fokus bergeser lagi kepada “Aku” dan “Ku” – Anak Allah. Dia berkata
tentang janji TUHAN kepada dia, bahwa bangsa-bangsa milik dia dan bahwa
dia akan menghakimi bumi.
Sebutkan ide utama dari setiap bagian dari teks dalam satu kalimat lengkap.
2:1-3 Bangsa-bangsa merencanakan pemberontakan melawan
TUHAN.
Apa hubungan antara ide-ide utama? Bagaimana satu ide utama berhubungan
dengan ide berikutnya atau kepada akhir secara keseluruhan?
Bagian pertama (2:1-3) mengatur adegan dan menjelaskan situasinya: bangsa-
bangsa ada dalam pemberontakan melawan TUHAN dan Raja-Nya.
Dipandang dari sudut ide-ide utama dari teks, apa Ide Besar dari teks ini?
Mereka yang memberontak melawan Raja Tuhan akan dihakimi, tetapi
mereka yang berlindung pada-Nya akan diberkati.
BAGIAN KETUJUH
TEOLOGIA BIBLIKA :
MENGKHOTBAHKAN KRISTUS DARI KITAB MAZMUR1
Yesus memberitahukan kita dalam Lukas 24:27 bahwa telah tertulis dalam
semua Kitab Suci semua tentang Dia. Sama halnya dalam Lukas 24:44-47, Yesus
memberitahukan para murid-Nya bahwa telah ditulis tentang diri-Nya dalam
Kitab Taurat Musa, para Nabi, dan Mazmur yang harus digenapi. Dengan kata
lain, dalam setiap bagian Perjanjian Lama telah ditulis mengenai Yesus yang
telah digenapi ketika Dia datang.
1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Kitab Mazmur : Buku Kerja,
pen. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015), 44-48.
2
Yohanes Woodhouse, “Preaching from the Pentateuch,” audiotapes of a series of talks, Preaching
from the Old Testament, by Yohanes Woodhouse presented at the Proclamation Trust (UK) Assistant
Ministers Conference 1992. Based on original material © The Proclamation Trust with kind permission.
www.proctrust.org.uk
Perjanjian Baru menolong kita melihat lebih jelas bagaimana Mazmur menunjuk
kepada Kristus. Beberapa bagian dalam Perjanjian Baru mengutip Mazmur untuk
menjelaskan siapa Kristus dan bagaimana Allah bekerja melalui Kristus.
Ketika kita mempelajari Mazmur, kita dapat juga menghubungkan tema-tema
penting dan besar dalam Perjanjian Lama yang menunjuk langsung kepada
Kristus (Allah yang adalah Raja, Penyelamat dan Maha Pemurah).
Ada juga ide-ide dan tema-tema yanglebih kecil, kemungkinan gambaran dan
peristiwa, yang juga menunjuk kepada Kristus atau yang menghubungkan tema-
tema besar, yang dalam tertentu terhubung kepada Kristus.
Lihatlah konteks Alkitabiah sampai saat itu : Dimana kita dalam kisah Alkitab
sejauh ini?
Apa Ide Besar dari mazmur?
Mazmur Mesianik
Mazmur yang berbicara tentang raja di dunia atau di surga yang digenapi di
dalam Kristus. Apa yang dikatakan Mazmur tentang raja? Bagaimana Kristus
menggenapi apa yang telah dikatakan? Apa yang dikatakan oleh Perjanjian
Baru?
Sebagai Allah yang utuh, Raja yang kepada-Nya kita berlindung, Kristus adalah
penggenapan janji Allah untuk menolong dan menyelamatkan kita ketika kita,
seperti kata pemazmur, berseru meminta pertolongan-Nya.
G. Contoh
MAZMUR 1
Ide Besar : Orang yang diberkati, tidak seperti orang fasik, memeluk Tuhan dan
mendapatkan pelukan-Nya kembali.
Tujuan : (1) Untuk menolong para pendengar memahami dimana berkat yang benar
itu, berkat Allah, ditemukan, (2) untuk membangkitkan kerinduan yang mendalam dari
pendengar untuk mengejar berkat Tuhan, (3) untuk menolong pendengar bertumbuh
dalam rasa syukur dan kasih sayang kepada Kristus saat mereka datang untuk
memahami bahwa mereka tidak dapat mengenal berkat ini terpisah dari Kristus.
Pendahuluan
Apakah Anda ingin bahagia? Saya kira kebahagiaan adalah sesuatu yang kita semua
harapka dalam hati kita. Apa yang Anda pikir akan membawa kebahagiaan sejati,
memuaskan dan kekal? Apakah Anda yakin bahwa Allah menginginkan kebahagiaan
sejati Anda bahkan lebih dari yang Anda lakukan? Apakah Anda percaya bahwa cara
Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan adalah satu-satunya cara? Atau, apakah ada
sesuatu yang lain yang Anda beri untuk hidupmu?
Dari awal Allah berusaha untuk memberkati kita. Setelah menciptakan orangtua
pertama kita, Dia mengucapkan kata-kata berkat.
Berkat ini adalah bagian dari pernyataan “sangat baik” yang datang pada akhir hari
keenam dan perayaan penciptaan perhentian Allah yang berlangsung pada hari
ketujuh.
Kemudian kepercayaan dan keyakinan pada berkat itu diuji. Ular meragukan berkat
Allah yang baik: “Tentulah Allah berfirman ...” (Keadian 3:1). Adam dan Hawa
memakan umpannya. Percaya mereka telah menemukan cara yang lebih baik daripada
bersandar atas kuasa perkataan Allah, mereka menukarkan kebenaran dari “hidup
diberkati” untuk suatu kebohongan yang kosong.
Namun Tuhan, dalam rahmat, anugerah, dan kasih-Nya yang besar, datang kembali
berbicara tentang berkat. Dia berkata kepada Abraham, “Aku akan membuat engkau
menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati
engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di
muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:2-3). Janji Tuhan untuk memberkati
dimainkan melalui halaman-halaman sejarah manusia. Dalam persiapan untuk dan
kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Allah tegas bertindak untuk membebaskan manusia
dari Setan, diri sendiri dan dosa, membawa kita ke dalam kerajaan-Nya yang tidak akan
pernah rusak dan tidak akan pernah berakhir. Warga negara tempat itu akan
mengenal berkat kekal Allah.
Apakah ada kejutan di Mazmur 1 itu, mazmur yang memulai kitab ini dibuka dengan
seruan, “Diberkatilah (berbahagialah) orang ...” Kata “diberkatilah (berbahagialah)”
lebih baik diterjemahkan, “betapa diberkati (bahagia)!” “Betapa diberkatinya
(bahagianya) orang!”
Ada sebuah cerita dalam Perjanjian Lama yang memberi kita wawasan ke dalam
ungkapan yang indah dalam 1 Raja-Raja 10:1-9 (5-8). Pada titik tertinggi dalam sejarah
Israel Ratu Syeba berseru, “Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para
pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah
TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan
engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk
selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan
keadilan dan kebenaran” (1 Raja-Raja 10:8-9). Perhatikan juga ayat 4-5, “Ketika ratu
negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan
di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan
berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah
TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.”
Kata diberkati ini sering digunakan dalam Mazmur. Bahkan, digunakan 26 kali di
sepanjang kitab ini (1:1; 2:12; 32:1-2; 33:12; 34:8; 40:4; 41:1; 65:4; 84:4-5, 12; 89:15; 94:12;
106:3; 112:1; 119:1-2; 127:5; 128:1,2; 137:8,9; 144:15-16; 146:5). Sangat menarik untuk
mengamati apa yang melekat pada kata ini, “diberkati.” Mazmur 32:1-2 berkata
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak
berjiwa penipu!.” Atau perhatikan kata-kata dari Mazmur 34:9 “Kecaplah dan lihatlah,
betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Sementara
kata “diberkati” atau “betapa berbahagia” ini mungkin sesekali menunjuk kepada
berkat materian, tetapi secara mayoritas kata ini menunjuk kepada hal yang bersifat
rohani, non materi. Pengetahuan Allah dan keintiman dengan Dia berdiri sendiri
sebagai berkat yang utama.
Dia adalah orang yang, tidak seperti orang fasik, memeluk Tuhan (ayat 1-2)
1) Seringkali, melalui ekspresi yang negatif kita memahami suatu hal yang
positif secara lebih jelas. Kita mengajar anak kita untuk menghargai panas
dengan mengkontraskannya dengan dingin. Kita menghargai terang ketika
kita tersandung dalam kegelapan. Jadi, penulis mulai dengan gambaran
yang negatif (baca ayat 1).
2) Sekarang untuk benar-benar menghargai gambaran ini kita membutuhkan
sedikit pengertian tentang bagaimana puisi Ibrani bekerja. Tidak seperti
puisi Inggris yang didasarkan atas sajak, puisi Ibrani didasarkan atas
perangkat sastra yang dikenal dengan paralelisme.
3) Secara sederhana, paralelisme adalah suatu cara penulisan dimana baris
kedua (dan dalam kasus ayat 1 bahkan baris ketiga) menjelaskan,
memperluas atau mengintensifkan baris yang pertama.
4) Dalam kasus ayat 1, penulis bergerak ...
Dari “orang fasik” (baris 1) kepada “orang berdosa” (baris 2) kepada
“pencemooh” (baris 3). Hal ini membawa kita dari gambaran yang
umum (“orang fasik") kepada keterlibatan aktif (“orang berdosa”)
kepada sikap bermusuhan (“pencemooh”).
Dari “nasehat” (baris 1) kepada “jalan” (baris 2) kepada “kursi/tempat
duduk” (baris 3). Hal ini membawa kita dari alam nasehat kepada
perilaku kepada perkumpulan yang dipelihara.
Dari “berjalan” (baris 1) kepada “berdiri” (baris 2) kepada “duduk”
(baris 3). Gerakan yang ditunjukkan disini menunjuk kepada cara hidup
menuju komitmen yang makin mendalam.
5) Paralelisme adalah perangkat sastra yang memungkinkan penulis untuk
melukis gambar yang kaya dan bernuansa. Dalam hal ini, ini mengerikan,
gambar permusuhan dalam ayat 1 menolong kita untuk melihat secara jelas
apa yang orang benar (orang yang diberkati) tidak lakukan. Selain itu,
seperti sapu di tangan pekerja, sapu itu juga menyapu jalan untuk
menyampaikan apa yang dia lakukan.
3
Contoh ini diambil dari pengalaman pribadi.
Dia diberkati karena, tidak seperti orang fasik, dia dipeluk oleh Tuhan (ayat 3-6)
sangat sulit digambarkan, tetapi berkat secara fisik itu sudah pasti.
Semua warga tempat itu akan mengalami tempat yang makmur secara
fisik ini.
Seringkali kemakmuran yang Allah berikan tidak dapat dinilai secara
fisik. Misalnya, Dia memberikan ketahanan di masa yang melelahkan,
pengharapan ketika semua tampaknya sia-sia.
Akhirnya, apakah orang fasik selalu seperti sekam? Sekali lagi, kita
disajikan dengan sebuah kebenaran umum yang tidak dimaksudkan
untuk berbicara secara komprehensif. Mazmur lainnya seperti Mazmur
73 (lihat juga Mazmur 37:35-36) berjuang dengan kemakmuran yang
tampak dari orang fasik. Mengapa mereka begitu makmur? Namun
begitu, penulis Mazmur 73 melihat resolusi. Kemakmuran orang fasik
adalah sementara ... sangat singkat.
Bukan hanya Tuhan memungkinkan orang yang diberkati makmur pada masa
sekarang ini ....
B. Tuhan Memampukan Dia Hidup dengan Keyakinan seperti Dia Menatap Masa
Depan (ayat 5-6)
Siapakah orang yang diberkati itu? Dia adalah orang yang, tidak seperti orang fasik,
memeluk Tuhan (ayat 1-2). Mengapa dia diberkati? Dia diberkati karena, tidak
seperti orang fasik, dia dipeluk oleh Allah (ayat 3-6). Secara keseluruhan, Mazmur
ini mengajar kita bahwa orang yang diberkati (tidak seperti orang fasik) memeluk
Tuhan dan mendapatkan pelukan-Nya kembali.
Ini adalah mazmur yang indah. Setujukah Anda? Namun, dalam beberapa hal yang
sedikit menggangu, jika kita berhenti untuk memikirkan tentang hal itu. Siapa di
antara kita yang telah menikmati hukum Tuhan dan bermeditasi atasnya sampai
kepada yang digambarkan di sini, “siang dan malam?” Selain itu, Mazmur seperti 15
dan 24 menarik perhatian kepada kelemahan kita. “Siapakah yang boleh naik ke
atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang
yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu” (Mazmur 24:3-4). Sangat jelas, tidak
ada seorangpun yang dapat berdiri dihadapan-Nya. Menarik, bukankah Mazmur 24
langsung menunjukkan kita kepada Raja? Ada sebuah implikasi bahwa dia sendiri
mampu berjalan melalui pintu gerbang ke dalam hadirat Allah.
Hubungan antara kedua mazmur ini mirip dengan apa yang kita temukan dalam Kitab
Matius. Dalam Khotbah di Bukit Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang miskin
(dalam roh) dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”
(Matius 5:3 – lihat juga 5:1-12). Namun, Yesus juga berkata dalam khotbah yang sama,
“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Maius 5:20).
Kita membutuhkan penebusan. Kita membutuhkan seorang penebus. Itulah mengapa
Yesus datang. Selanjutnya dalam Injil Matius Dia melakukan apa yang tidak pernah kita
lakukan. Dia mati di tempat kita di atas salib Kalvari sehingga kita dapat mewarisi
berkat kerajaan. Dia datang untuk memberi. Sebenarnya, Dia sendiri adalah pribadi
yang menikmati perintah Allah (Mat. 4:4, 7, 10 dan Ibr. 10:5-7). Itulah mengapa kita
memiliki Mazmur 2:12. Diberkatilah semua orang yang berlindung pada-Nya. Dalam
dan melalui Dia kita dapat bersuka dalam hukum Allah. Dalam dan melalui Dia kita
akan menemukan tempat yang aman untuk berlindung.
Ijinkan saya mengakhiri dengan beberapa pertanyaan, yang telah saya tanyakan ketika
kita mulai. Apakah Anda ingin bahagia? Apa yang menurut Anda akan membawa
kepuasan dan kebahagiaan abadi? Apakah Anda yakin bahwa Tuhan menginginkan
kebahagiaan sejati Anda, bahkan lebih dari yang Anda lakukan? Apakah Anda percaya
bahwa cara-Nya untuk mendapatkan kebahagiaan adalah satu-satunya cara untuk
mendapatkannya?
Kiranya Allah memberkati kita dan terus membangun iman kita sebagaimana kita
membuka kitab Mazmur ini, merenungkannya, dan menemukan kesenangan di
dalamnya.
KEPUSTAKAAN
Allen, Leslie C. Word Biblical Commentary Volume 21. Disunting oleh Bruce M.
Metzger. Texas: Word Books Publisher, 1983.
Arthurs, Jeffrey D. Preaching with Variety: Bagaimana Menciptakan Ulang Genre Biblika
yang Dinamis. Diterjemahkan oleh Timotius Fu. Disunting oleh Chilianha
Elia. Malang: Literatur SAAT, 2007.
Craigie, Peter C. Word Biblical Commentary Volume 19. Disunting oleh Bruce M.
Metzger. Texas: Word Books Publisher, 1983.
Elefson, Todd. Diktat Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah & Kidung Agung.
Yogyakarta: STTII Yogyakarta, Januari 1998.
Fokkelman, Jan. Menemukan Makna Puisi Alkitab : Penuntun Membaca Puisi Alkitab
sebagai Karya Sastra. Diterjemahkan oleh A. S. Hadiwiyata. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009.
Greidanus, Sidney. Preaching Christ from The Old Testament: Mengkhotbahkan Kristus
dari Perjanjian Lama. Diterjemahkan oleh Debora L. Manulaga. Disunting
oleh Yakob Riskihadi, dkk. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999.
Henry, Matthew. Tafsiran Matthew Henry : Kitab Mazmur 1-150. Diterjemahkan oleh
Iris Ardaneswari, dkk. Surabaya: Penerbit Momentum, 2012.
Hill, Andrew E. dan John H. Walton. Survei Perjanjian Lama. Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas, 2004.
Kidner, Derek. Tyndale Old Testament Commentaries Volume 14a & 14b. Disunting
oleh D. J. Wiseman. Downers Grove, IL: Inter-Varsity Press, 1973.
LaSor, W.S., D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat dan
Sejarah. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2001.
Leland, Ryken, James C. Wilhoit, dan Tremper Longman III. Kamus Gambaran
Alkitab. Diterjemahkan oleh Elifas Gani, Grace Purnamasari, Irwan
Tjulianto, dan Peter Suwadi Wong. Surabaya: Penerbit Momentum, 2002.
Longman III, Tremper dan Peter Enns. Dictionary of The Old Testament Wisdom,
Poetry & Writings. Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 2008.
Stuart, Douglas dan Gordon D. Fee. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan dengan
Tepat. Diterjemahkan oleh Emma Maspaitella. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 2011.
Tate, Marvin E. Word Biblical Commentary Volume 20. Disunting oleh Bruce M.
Metzger. Texas: Word Books Publisher, 1983.
Zuck, Roy B. A Biblical Theology of the Old Testament. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 2005.