Anda di halaman 1dari 107

BAHAN AJAR

Disiapkan Oleh :
Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM., Th.M.

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA KALIMANTAN


Program Studi Magister Teologi (M.Th)
Nopember 2016
Eksposisi Mazmur

DAFTAR ISI

I. Delapan Prinsip Dasar Hermeneutik ................................................... 1


A. Tetap Pada Garis
B. Teks dan Kerangka
C. Genre
D. Mengajukan Pertanyaan yang Baik
E. Instruksi Perjalanan
F. Struktur
G. Menemukan Ide Utama & Tanggapan
H. Theologia Biblika

II. Introduksi Kitab Mazmur .................................................................... 17


A. Judul Kitab
B. Posisi dalam Kanon
C. Judul-judul Mazmur
D. Kepenulisan
E. Penerima
F. Latar Belakang Sejarah
G. Pembentukan Kitab Mazmur
H. Kitab Mazmur : Cermin dari Jiwa

III. Genre Umum : Karakteristik Puisi Ibrani ............................................ 26


A. Definisi Genre
B. Kepentingan Memahami Genre
C. Karakteristik Puisi Ibrani
D. Prinsip Menafsirkan Bahasa Puisi Ibrani
E. Contoh & Praktek

IV. Genre Khusus : Jenis-Jenis Mazmur ..................................................... 54


A. Jenis-Jenis Mazmur
B. Contoh & Praktek

V. Instruksi Perjalanan ............................................................................ 62


A. Pengingat untuk “Instruksi Perjalanan”
B. Memahami Konteks Sejarah Mazmur
C. Menemukan Konteks Sejarah dari Satu Mazmur
D. Contoh & Praktek

VI. Struktur Mazmur ................................................................................ 71


A. Menemukan Struktur Kitab Mazmur

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M.


Eksposisi Mazmur

B. Menemukan Struktur Mazmur Individual


C. Contoh & Praktek

VII. Teologi Biblika : Mengkhotbahkan Kristus Dari Kitab Mazmur ......... 91


A. Mengapa Kita Harus Mengkhotbahkan Kristus dari Kitab Mazmur ?
B. Mengapa Kita Dapat Mengkhotbahkan Kristus dari Kitab Mazmur ?
C. Bagaimana Mengkhotbahkan Kristus dari Kitab Mazmur ?
D. Saran Bermanfaat untuk Mengkhotbahkan Kristus dari Kitab
Mazmur
E. Contoh

Kepustakaan .............................................................................................. 103

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M.


Eksposisi Mazmur

BAGIAN PERTAMA

DELAPAN PRINSIP DASAR HERMENEUTIK1

A. TETAP PADA GARIS

Apa artinya “tetap pada garis”?


 Tetap pada garis mengilustrasikan tugas para guru atau pengkhotbah untuk
menemukan apa yang dikatakan oleh Firman Allah dan setia pada berita itu.
 Garis itu sendiri mewakili apa yang sebenarnya dikatakan Allah dalam Firman-
Nya:

Legalisme

Firman Allah

Liberalisme
Penafsiran bebas

 Menyimpang ke bagian atas garis berarti menambahkan sesuatu yang


sebenarnya tidak ada di sana – mengatakan lebih dari apa yang Allah katakan
dalam Firman-Nya. Ini bisa menyebabkan kesalahan dan lebih sering dalam
bentuk legalisme.
 Menyimpang ke bawah garis berarti meninggalkan sesuatu yang ada di sana –
tidak benar-benar setia dan mengatakan kebenaran yang dikatakan oleh Firman
Allah. Ini seringkali membawa kepada liberalisme dan penafsiran yang terlalu
bebas.
 Tetap mengikuti garis bisa dibandingkan dengan sumpah yang harus diucapkan
oleh para saksi di pengadilan: “Saya bersumpah, bahwa saya sebagai saksi
telah/akan menerangkan dengan sesungguh-sungguhnya dan sebenar-benarnya
[tidak menyimpang ke bawah garis], tidak lain dari yang sebenarnya [tidak
menyimpang ke bagian atas garis].”2

Seberapa Pentingnya Hal Ini Bagi Allah?


 Sejak zaman Musa, Allah telah menyatakan dengan jelas bahwa juru bicara-Nya
harus mengatakan apa yang telah Dia katakan – tidak lebih dan tidak kurang
(Keluaran 4:10-16; Ulangan 4:1-2; 1 Samuel 3:1–4:1; Amsal 30:5-6; Yehezkiel 3:1-11;
Yeremia 1:4-19; 23:9-40; Yohanes 7:16-19; 8:28-29; 12:29-50; Wahyu 22:18-19).

1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Menggali & Menemukan
Prinsip-Prinsip Dasar Hermeneutik: Prinsip-Prinsip Dasar, pen. Lily Endang Joeliani, peny. Janet Medema
Kotynski, rev. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015).
2
Dikutip dari http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/08/sumpah-saksi-atau-ahli-dalam-
penyidikan.html

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 1


Eksposisi Mazmur

Seberapa Pentingnya Hal Ini Bagi Khotbah Kita?


 Firman Allah tidak ada bandingannya. Di sepanjang Alkitab, kita melihat bahwa
Firman-Nya penuh kuasa, pasti, dan baik; hanya Firman-Nya bisa membawa
kehidupan. Kita ingin orang banyak mendengar suara Allah ketimbang suara kita
– kebenaran-Nya ketimbang pendapat dan ide-ide manusia. Kita perlu mengalami
kuasa yang mengubahkan yang hanya datang dari Firman-Nya.

Apa yang Dibutuhkan Untuk Tetap pada Garis?


 Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
 Dengan seksama meneliti dan memahami apa yang sebenarnya dikatakan oleh
Firman Allah.
 Mengkomunikasikannya dengan setia dalam pengajaran, khotbah, dan
kehidupan kita.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 2


Eksposisi Mazmur

B. TEKS DAN KERANGKA

Prinsip: Kita perlu mengizinkan Alkitab membentuk kerangka berpikir kita ketimbang
mengizinkan kerangka berpikir kita membentuk penafsiran kita akan Alkitab.3

Apa Maksud “Teks” dan “Kerangka”?


 Teks adalah satu bagian dari Alkitab yang akan kita pelajari atau khotbahkan atau
ajarkan.
 Suatu kerangka adalah cara dasar bagi kita untuk memahami berbagai hal. Ini akan
mempengaruhi cara kita membaca dan memahami teks tersebut.

Lebih Jauh Tentang “Apa Itu Kerangka?”


 Kerangka adalah pemahaman mendasar seseorang mengenai apa yang ia
ketahui. Kerangka adalah struktur berpikir yang mendasari segala sesuatu dan
yang membentuk pemahaman kita tentang segala sesuatu. Kerangka kita
mengatur semua pemikiran dan ide yang kita miliki dan kemudian menyatukan
semua sedemikian rupa sehingga masuk akal bagi kita.
 Setiap orang memiliki kerangka. Kerangka berkembang dengan berjalannya
waktu melalui pengajaran orang tua kita, pendidikan kita, budaya, pengalaman
pribadi, dan tempat kita di dalam sejarah – bahkan pemahaman kita saat
membaca Alkitab.
 Selama kita hidup, kita akan disuguhkan dengan informasi-informasi baru. Kita
harus menentukan bagaimana informasi ini cocok dengan pemahaman kita
sebelumnya tentang berbagai hal. Pada akhirnya, kita memutuskan untuk
mengabaikan atau menolak informasi baru, atau menerimanya dan
mengizinkannya untuk membentuk ulang kerangka kita.

Kerangka Mempengaruhi Cara Kita Membaca Alkitab


 Ketika kita duduk untuk mempelajari Alkitab, kita membawa kerangka kita juga –
termasuk cara kita memandang dan memahami Allah, manusia, dosa, Kristus,
penderitaan, penebusan, dan banyak hal-hal penting lainnya.
 Kerangka, itu sendiri, tidaklah selalu buruk. Kerangka dibutuhkan dalam proses
membaca, memahami, dan mengkomunikasikan Alkitab. Namun, kerangka yang
kita miliki dapat mempengaruhi sehingga kita memahami teks secara keliru.

Teks Harus Menguasai dan Membentuk Kerangka Kita


 Kita percaya bahwa Alkitab berasal dari Allah (2 Petrus 1:21), diilhamkan oleh
Allah (2 Timotius 3:16a), benar dan bisa diandalkan (Matius 5:17-18), dan
diperuntukkan bagi iman dan praktek hidup kita (2 Timotius 3:16b).

Namun seringkali tanpa kita sadar kerangka tersebut terlalu kuat dalam cara
memahami teks, dan kadangkala, bahkan saat kita menyadarinya pun, kita tidak
bersedia meninggalkan kerangka yang telah kita miliki.

3
The Charles Simeon Trust, “Principles of Exposition,” http://www.simeontrust.org/media/wbe-
principles.pdf

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 3


Eksposisi Mazmur

 Untuk bisa memahami Firman Allah dengan benar dan mengkhotbahkannya


dengan setia, kita harus membiarkan teks yang berkuasa dan membentuk
kerangka kita.
 Ketika ada perbedaan antara teks dan kerangka kita, kita harus meminta Allah
untuk menolong kita mengenalinya dan mengizinkan teks tersebut membentuk
pemahaman kita.

Yang sering terjadi: Yang seharusnya


Kerangka kita K terjadi: T
mempengaruhi dan Teks berkuasa atas
membentuk kerangka kita
pemahaman kita dan membentuk
tentang teks. t kerangka kita. k

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 4


Eksposisi Mazmur

C. GENRE

Apa Itu Genre?


Jenis-jenis Buah Beri
“Genre” adalah suatu kata yang mengacu kepada jenis, atau
macam, literatur atau bahan tertulis, yang kita temukan di
dalam Alkitab. Kita mengenal berbagai jenis genre melalui
perbedaan-perbedaan dalam fitur-fitur tulisan seperti gaya
menulis, bentuk, isi, dan maksud dari yang ditulis.

Bagaimana Memahami Genre Bisa Menolong Kita?


 Mengenal genre menolong kita mengenal ciri-ciri dari
setiap jenis literatur yang kita baca. Mengenal genre Memahami dan
juga berarti memahami ciri-ciri literatur yang dapat menafsirkan genre yang
menolong kita membaca dan menafsirkannya dengan berbeda-beda dari literatur
tepat – memahami apa maksud penulis ketika Alkitab adalah bagaikan
menuliskannya dan apa yang ingin disampaikan oleh memahami berbagai jenis
buah beri.Satu jenis bisa
penulis.
dimakan, lainnya
Mengapa Genre Penting? digunakan sebagai obat,
dan lainnya lagi
 “Genre adalah kunci untuk memahami apa jenis
digunakan sebagai
informasi yang sedang coba disampaikan oleh pewarna. Dengan
seorang penulis dalam Alkitab.”4 mengamati bentuk, biji,
 “Hingga anda mengenal maksud dan jenis suatu teks, daun, dan warna dari
apa yang ingin dikatakan atau sampaikan oleh teks masing-masing buah beri,
tersebut, anda belum tahu cara membaca dengan Anda bisa dengan yakin
mengidentifikasi tiap jenis
tepat” (C. S. Lewis)5
dan menggunakannya
 Dengan mengenal genre tulisan dan ciri-ciri teks, kita untuk tujuan yang benar
akan memperoleh petunjuk-petunjuk yang jelas, dan menghindar dari
bahkan aturan-aturan yang bisa kita mengerti, bahaya.
tentang bagaimana cara membaca dan menafsirkan
makna dari satu teks.

Berbagai Genre Dalam Alkitab


Ada banyak genre literatur ditemukan dalam Alkitab. Di bawah ini ada beberapa genre
utama yang sering ditemukan dalam Alkitab. Walaupun kitab-kitab dalam Alkitab secara
keseluruhan biasanya diasosiasikan dengan genre tertentu, namun setiap kitab dalam
Alkitab secara individu bisa mengandung berbagai genre atau bahkan sub-genre –
klasifikasi yang lebih spesifik dari genre literatur utama.

4
Suatu ringkasan oleh Ben Witherington tentang suatu bagian dari suatu buku yang diulas dalam
“The Living Word of God (in an Age of Truth Decay)” (31 Oktober 2007) di
http://benwitherington.blogspot.com.
5
Dikutip secara tidak langsung oleh Ben Witherington, “Hermeneutics – A Guide for Perplexed
Bible Readers” (21 Agustus 2007) di http://benwitherington.blogspot.com

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 5


Eksposisi Mazmur

Penggunaan Bahasa yang Khas


Satu perbedaan penting yang kita lihat di antara berbagai genre adalah cara dari
masing-masing genre dalam menggunakan bahasa untuk mengekspresikan beritanya.
Di bawah ini adalah suatu spektrum yang membandingkan berbagai genre dan ciri-ciri
umum dari jenis bahasa yang digunakan dalam Alkitab.

 Prinsip-prinsip.  Gambar-gambar.
 Realistis.  Imajinatif.
 Proposisional.  Metaforikal.
 Lebih banyak  Penuh emosi.
Hukum Taurat Narasi Puisi  Lebih sedikit
kata-kata . Nubuat
sejarah kata-kata.
Surat-surat Apokaliptik
Literatur
Injil
Hikmat

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 6


Eksposisi Mazmur

D. MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG BAIK

Pentingnya Mengajukan Pertanyaan yang Bagus


Mengajukan Pertanyaan yang Bagus menolong kita, pertama-
tama, untuk mengamati dan memahami apa yang sebenarnya
dikatakan oleh Alkitab. Kemudian, pertanyaan yang bagus juga
akan menolong kita menggali lebih dalam lagi sehingga kita
dapat menemukan inti dari berita Firman Allah yang sedang
kita pelajari sehingga kita bisa tetap setia pada Firman-Nya dan
diubahkan oleh Firman itu.

Apa Itu Pertanyaan yang Bagus?


 Suatu pertanyaan yang bagus akan menanyakan sesuatu yang mungkin tidak
jelas di dalam teks tetapi penting untuk dapat memahami maksud penulis yang
sebenarnya.
 Suatu pertanyaan yang bagus adalah pertanyaan yang mengantar kita ke arah
tujuan penulis.

Bagaimana Mengajukan Pertanyaan yang Bagus


Hal ini dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan observasi/pengamatan
dasar. Kemudian, dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut kita tertolong sehingga kita
semakin memahami maksud dan makna berita yang disampaikan oleh penulis.

 Pertanyaan-pertanyaan Observasi Dasar


Mulailah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membukakan mata kita
terhadap apa yang sebenarnya dikatakan oleh teks tersebut:
 Apa yang dikatakan oleh teks? (Teruslah mengajukan pertanyaan observasi yang
paling mendasar ini)
 Kapan terjadinya? Siapa tokoh yang terlibat? Apa nama tempat yang disebutkan?
 Apa saja kata-kata penghubung atau peralihan yang penting?
 Apakah ada perbandingan atau kontras?
 Apakah ada kata-kata atau ide-ide yang berulang?

 Pertanyaan-pertanyaan Esensial yang Lebih Mendalam


Jangan terpaku pada pertanyaan-pertanyaan dasar saja, tetapi ajukan juga
pertanyaan-pertanyaan yang bagus yang bisa menolong pemahaman kita tentang
mengapa penulis menuliskan teks tersebut.
 Apa yang dikatakan oleh penulis?
 Bagaimana cara penulis mengatakannya?
 Bagaimana nadanya?
 Mengapa ia mengatakannya pada saat tersebut? Mengapa dengan cara seperti
itu?
 Apa yang mengejutkan tentang hal itu?
 Bagaimana hal itu menunjuk atau berbicara tentang Kristus?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 7


Eksposisi Mazmur

 Apa yang dikatakan oleh penulis secara keseluruhan?


 Mengapa penulis mengatakannya? Apa tanggapan yang diharapkan akan dilihat
oleh penulis dari para pembacanya?
 Apa tanggapan yang Allah cari dalam hati dan hidup kita saat ini?

Sikap Hati dalam Mengajukan Pertanyaan-pertanyaan


Tiga sikap hati berikut ini penting dalam upaya kita untuk mengetahui apa yang
dikatakan oleh Firman Allah serta menolong kita mengembangkan keterampilan untuk
Mengajukan Pertanyaan yang Bagus.
 Rasa ingin tahu. Ajukan pertanyaan-pertanyaan dengan penuh rasa ingin tahu
seperti yang dimiliki kanak-kanak.
 Hikmat. Belajarlah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
melampaui jawaban yang telah nampak jelas jawabannya dalam teks.
 Tekun. Teruslah berusaha mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memahami
teks yang sedang dipelajari.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 8


Eksposisi Mazmur

E. INSTRUKSI PERJALANAN

Firman Allah

(1) Apa ide utamanya?


Tidak ada rute langsung (2) Apa tanggapan yang diharapkan?

Kita, sekarang Konteks asli


(3)
Seperti apa tanggapan yang diharapkan
pada konteks kita sekarang ini?

Prinsip:
 Agar dapat memahami bagaimana cara menerapkan Firman Allah dalam
kehidupan kita sekarang ini, pertama-tama kita perlu melakukan perjalanan ke
masa lalu untuk dapat memahami berita yang diungkapkan oleh penulis dalam
konteks aslinya.

Bagaimana Cara Kerja “Instruksi Perjalanan”?


 Tidak Mengambil Rute Langsung. Seringkali saat membaca Firman Allah, kita
langsung tergoda untuk menerapkan apa yang dituliskan dalam Firman Allah
pada hidup kita. Tetapi Allah pertama-tama berbicara melalui hati seorang
penulis kepada para pembaca di tempat dan pada zaman yang berbeda. Jadi,
dari pada mengambil rute langsung dari Firman Allah ke dalam kehidupan kita
sekarang ini, pertama-tama perlu bagi kita untuk melakukan perjalanan ke masa
lalu terlebih dahulu untuk mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh penulis
kepada pembaca aslinya, dan mengapa ia menuliskannya.
 Mendengarkan Maksud Penulis. Untuk dapat mendengarkan apa yang Allah
katakan melalui penulis dalam konteks aslinya, perlu bagi kita untuk melakukan
perjalanan ke masa lalu – konteks penulisan berita yang ada dalam kitab yang
dimaksud, konteks sejarah dan situasi yang menjadi latar belakangnya, dan
bahkan konteks biblika dari cerita Alkitab secara menyeluruh. Walaupuan ada
banyak aspek dari konteks yang bisa kita gali, kita ingin memusatkan perhatian
hanya pada aspek-aspek yang akan menolong kita memahami apa yang
dikatakan oleh penulis, mengapa ia mengatakannya kepada bangsanya, dan
tanggapan seperti apa yang diinginkan atas berita yang disampaikannya.
 Menerapkan Berita tersebut Kepada Kita Sekarang. Tujuan dari Instruksi
Perjalanan adalah penerapan. Setelah kita menemukan tanggapan yang dicari
oleh penulis terhadap berita yang disampaikannya, maka kemudian kita bisa
kembali ke zaman kita dan bertanya bagaimana tanggapan tersebut akan terlihat
dalam kehidupan kita dan dalam hidup orang-orang di mana kita hidup dan kita
layani.
Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 9
Eksposisi Mazmur

Mengapa “Instruksi Perjalanan” Penting?


 Jika kita mengambil jalan pintas dan langsung mencoba menerapkan Firman
Allah dalam kehidupan kita, resikonya adalah: salah menafsirkan apa yang
dikatakan Allah melalui Firman-Nya, kehilangan Tanggapan yang Diharapkan oleh
Allah dari kita, dan menyesatkan orang-orang yang kita layani.
 Namun, jika kita mengambil waktu untuk melakukan perjalanan dengan benar,
kita akan menemukan keajaiban hati Allah yang diungkapkan melalui konteks
aslinya, dan menemukan kuasa Firman-Nya yang akan mengubahkan kehidupan
kita sekarang ini.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 10


Eksposisi Mazmur

F. STRUKTUR

Arah dan ide utama


satu bagian

Ide-ide utama satu bagian

Apa Itu Struktur?


 Struktur dari satu bagian (atau perikop) mencakup:
1) Bagian-bagian yang membentuk satu bagian – unit-unit pemikiran yang
mengandung ide-ide utama dari satu bagian tersebut.
2) Kaitan-kaitan alur pemikiran yang menyatukan bagian-bagian yang kecil
dan ide-ide utama yang terdapat padai satu bagian tersebut.

Mengapa Struktur Itu Penting?


 Karena dengan melihat struktur, kita akan ditolong untuk dapat mengidentifikasi
ide-ide utama dari satu bagian, dan kemudian bagaimana penulis merancang
perkembangan pemikiran di antara satu bagian dengan bagian lainnya. Dengan
kata lain, melihat pada struktur akan menolong kita terarah hanya pada alur
pemikiran penulis.
 Karena struktur penting bagi khotbah dan pengajaran kita. Tentunya kita ingin
memastikan bahwa cara kita mengatur ide-ide dalam pengajaran kita harus
mencerminkan cara penulis mengatur alur pemikirannya dalam setiap bagian.
Dengan kata lain, memahami struktur merupakan suatu kesadaran dalam
memahami Alkitab sehingga ada kuasa yang mampu memperjelas apa yang kita
sampaikan dalam khotbah kita.

Bagaimana Cara Menemukan Struktur dalam Satu bagian?

1. Carilah pola dan perubahan alur pemikiran.


Saat anda membaca satu bagian dalam Alkitab, perhatikan pola-pola seperti apa
yang anda lihat yang menunjuk pada ide-ide utama yang dicoba disampaikan
oleh penulis? Juga, saat anda membaca, carilah perubahan alur dan arah
pemikiran. Hal ini bisa dideteksi oleh suatu perubahan pola.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 11


Eksposisi Mazmur

Perhatikan … Perhatikan juga …


 Pengulangan.  Perintah-perintah.
 Progresi.  Suatu klimaks atau keputusan.
 Kontras dan perbandingan  Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
 Bagaimana awal dan akhir satu dan jawabannya
bagian.
 Transisi penting atau kalimat
kesimpulan.

2. Bagilah menjadi bagian-bagiannya.


Setelah melihat pola dan perubahan pemikiran, penggalah bagian tersebut
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil namun yang masing-masing mengandung
ide utama. Tuliskan pasal dan ayat dari setiap bagian tersebut.

3. Gambarkan ide-ide utamanya.


Nyatakan ide utama dari setiap bagian dalam satu kalimat lengkap.

4. Temukan kaitan-kaitan pemikiran antara ide-ide utama.


Bagaimana satu ide utama dapat saling berkaitan dan mengantar kepada ide
lainnya? Bagaimana kaitan mereka semua dan bagaimana arah dan alur
pemikiran penulis dapat diungkapkan?

(Melihat struktur secara alamiah akan membuat kita menemukan ide utamanya.
Dengan mengingat apa yang anda temukan tentang strukturnya, tanyakanlah, “Apa
ide utama dari bagian tersebut?”)

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 12


Eksposisi Mazmur

G. MENEMUKAN IDE UTAMA & TANGGAPAN

Apa Ide Utamanya?


Alur Melodi
 Ide utamanya adalah poin utama atau berita sentral
dari satu bagian (atau perikop).

Mengapa Menemukan Ide Utama Itu Penting?


Dalam Alkitab:
 Ide utama menolong kita memahami dengan jelas Ide utama dan respons
berita yang Allah ingin kita dengar melalui satu yang diinginkan dari suatu
bagian Alkitab. perikop atau kitab bisa
dibandingkan dengan
 Ide utama menolong kita melihat titik fokus yang melodi suatu lagi yang
tertata diantara ide-ide lainnya. diciptakan seorang
komposer, yang kita
Dalam khotbah dan pengajaran: nyanyikan atau berespons
 Ide utama menolong kita untuk tetap setia pada apa terhadapnya seperti yang
yang dikatakan oleh Allah dalam Firman-Nya. diinginkannya.
 Ide utama menjadi titik fokus dalam menata khotbah
dan pengajaran.

Menemukan Ide Utama Mencakup . . .


 Mengamati petunjuk-petunjuk dalam teks.
Carilah:
 Kaitan antara awal dan akhir dari satu bagian.
 Pengulangan kata-kata atau ide-ide penting.
 Ayat kesimpulan.
 Pernyataan kesimpulan atau tujuan (yang dimulai dengan kata-kata seperti
“maka”, “oleh sebab itu” atau “sehingga”).

 Menemukan struktur satu bagian


 Pikiran bagaimana jalan pemikiran berkembang sehingga menunjuk pada ide
utamanya.

 Ajukan dua pertanyaan yang menyimpulkan bagian tersebut:


1. Ide umum apa yang dibicarakan oleh penulis?
2. Secara spesifik, apa yang dikatakan oleh penulis tentang ide itu?

Menemukan Tanggapan yang Diharapkan


 Mencari ide utama menyebabkan kita bertanya, “Apa yang dikatakan penulis?”
Mencari Tanggapan yang Diharapkan menyebabkan kita bertanya, “Mengapa
penulis mengatakannya?”
 Tanyakan: Dengan mengingat berita dalam bagian ini, tanggapan apa yang ingin
penulis lihat dalam hidup pemirsanya? Dengan kata lain: Transformasi apa yang
ingin Allah capai melalui perkataan-perkataan dalam bagian tersebut bagi hidup
pendengarnya? … Apa Tanggapan yang Diharapkan?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 13


Eksposisi Mazmur

Bagaimana Kita Menyatakan Ide Utamanya?


Ide utamanya bisa dinyatakan dalam dua cara yang berbeda:
 Ide utama “deskriptif” – Biasanya mengenai apa yang digambarkan dalam satu
bagian.
 Ide utama “mengajar” – Biasanya mengenai suatu prinsip yang tak lekang oleh
waktu dan yang mencerminkan berita spesifik dari bagian tersebut. Ide utama ini
juga menggabungkan desakan transformatif dari “Tanggapan yang Diharapkan”
bagi hidup kita sekarang ini.

Pernyataan ide utama seharusnya:


 Lengkap – bukan judul, merupakan satu kalimat lengkap (dengan subyek dan
kata kerjanya).
 Ringkas – cukup pendek sehingga pendengar bisa mengingatnya.
 Spesifik – mencakup beberapa ide khas yang ditemukan dalam bagian tersebut.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 14


Eksposisi Mazmur

H. THEOLOGIA BIBLIKA

Apa Itu Theologia Biblika?


 Theologia Biblika adalah cara memandang Alkitab yang bisa (1)
menolong kita untuk melihat . . .
(1) Gambaran besar dari cerita yang menyeluruh dalam
Alkitab dan bagaimana setiap bagian-bagian yang lebih (2)
kecil (satu bagian atau satu kitab secara individual) cocok
dengan cerita Alkitab secara menyeluruh.
(2) Bagaimana setiap bagian dari cerita itu menunjuk kepada Kristus, karena
keseluruhan cerita adalah tentang Allah dan maksud serta rencana-Nya yang
digenapi di dalam Kristus.

(1) Cerita yang Menyeluruh


 Pertama, Theologia Biblika menolong kita melihat kaitan antara setiap bagian
yang lebih kecil (satu bagian atau kitab yang kita pelajari) dengan seluruh cerita
dalam Alkitab.

Tali
Alkitab itu bagaikan seutas tali. Seutas tali sebenarnya terdiri dari
banyak serat. Alkitab memiliki banyak tema, dan Theologia
Biblika menolong kita untuk melihat bagaimana tema-tema ini
dianyam menjadi satu cerita untuk satu berita.

 Theologia Biblika juga menolong kita melihat perkembangan cerita Alkitab, yang
semuanya digenapi di dalam Kristus dan melalui Kristus.

(2) Penggenapan di dalam Kristus


 Theologia Biblika juga menolong kita melihat bagaimana semua bagian Alkitab –
bukan hanya Perjanjian Baru, tetapi Perjanjian Lama juga – difokuskan pada
penggenapannya di dalam Kristus.

 Perjanjian Lama Menunjuk kepada Kristus


 Dalam Lukas 24, Yesus menjelaskan bahwa “harus digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab
Mazmur” (24:44). Jadi saat kita berkhotbah dari Perjanjian Lama, kita bisa
mengkhotbahkan Kristus karena seluruh Perjanjian Lama secara keseluruhan
menunjuk hanya kepada Kristus.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 15


Eksposisi Mazmur

Jalan Utama di Suatu Peta


Kita mungkin dapat berpikir tentang Alkitab seperti suatu peta jalan. Pada peta jalan kita
menemukan bahwa semua jalan yang terdapat dalam peta tersebut adalah Perjanjian
Lama yang dimana semua jalan hanya mengarah kepada Kristus.Tetapi tidak semua jalan
adalah jalan utama. Jalan utama adalah satu bagian yang memiliki kaitan yang jelas
dengan Kristus. Sedangkan dalam peta terdapat banyak jalan protokol, jalan besar, jalan
kecil, dan gang-gang yang tidak berada di jalan utama, walaupun pada akhirnya mereka
terhubung juga dengan jalan utama tersebut.

Kita mungkin mempelajari satu bagian yang ada di


suatu jalan kecil yang ada di samping jalan utama.
Pertanyaan penting yang harus diajukan adalah:
Bagaimana satu bagian tersebut bisa membawa
kita ke jalan utama? Atau, Bagaimana bagian ini
berkaitan dengan tema utama dan yang menunjuk
kepada Kristus? Bagaimana bagian tersebut dapat
menolong saya memahami Kristus dan apa yang
telah dilakukan-Nya? Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini akan menolong kita untuk tahu
bagaimana Alkitab menunjuk kepada Kristus.

 Perjanjian Baru Menjelaskan Kristus


 Perjanjian Lama mempersiapkan jalan kepada Kristus dan menunjuk hanya
kepada Kristus sedangkan Perjanjian Baru mengungkapkan dan menjelaskan
siapa Dia.
 Untuk itu, tanyakan: Apakah penulis Perjanjian Baru melihat kembali kepada janji
dalam Perjanjian Lama mengenai Kristus? Jika demikian, bagaimana penulis
memahaminya? Bagaimana penulis melihat implikasi-implikasinya terhadap
kedatangan dan pelayanan Kristus dalam hal salib dan kebangkitan-Nya. Apakah
penulis menuntun kita ke arah janji bahwa Kristus akan kembali dan mengarah
pada masa depan kerajaan-Nya? Jika demikian, apa yang dikatakannya tentang
hal itu?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 16


Eksposisi Mazmur

BAGIAN KEDUA

INTRODUKSI KITAB MAZMUR

A. Judul Kitab

Judul Kitab Mazmur dalam bahasa Inggris “The Psalms,” dapat ditelusuri
melalui salinan-salinan berbahasa Yunani dan Latin dari Perjanjian Lama. Septuaginta
(LXX) menggunakan kata psalmos untuk menerjemahkan kata Ibrani romz=m! (m!zmor),
suatu istilah teknis untuk satu kidung yang dinyanyikan dengan iringan instrumen
musik. Naskah Yunani Vatikan (abad keempat Masehi) mempunyai judul “Mazmur”
(Psalmoi) yang memiliki contoh dalam tulisan-tulisan Lukas. Dalam Lukas 20:42 Yesus
menyebut “Kitab Mazmur,” dan demikian juga dengan Petrus (Kis. 1:20). Naskah
Yunani Aleksandrinus dari Perjanjian Lama memberi judul Psalterion yang artinya alat
musik yang memakai senar atau tali. Dari judul ini gereja Kristen telah menyebut kitab
tersebut “Kitab Mazmur” yang dalam bahasa Inggrisnya Psalter. Sedangkan Alkitab
Ibrani secara tepat memberi judul kitab tersebut <yl!h!t= (t=h!l'm) artinya “Puji-pujian”
yang merupakan sebuah kata yang muncul berkali-kali dalam berbagai mazmur, tetapi
hanya satu kali menunjuk pada mazmur individu (Mzm. 145).1

B. Posisi dalam Kanon

Dalam kanon Ibrani, Kitab Mazmur berada dalam bagian ketiga dari kanon yang
disebut Ketubim atau “Tulisan-tulisan.”2 Sedangkan dalam Alkitab berbahasa Inggris
dan Indonesia saat ini, urutan kitab ini berada di bagian ketiga dari kanon Alkitab yang
disebut “kitab-kitab puisi.” Urutan ini sama dengan salinan-salinan dalam bahasa
Yunani kuno (Septuaginta).

C. Judul-Judul Mazmur

Dari 150 mazmur ada 34 mazmur yang tidak memiliki judul (tulisan yang
letaknya di atas).3 Judul-judul dalam mazmur-mazmur tersebut memberikan informasi
tentang beberapa hal seperti :

1. Kepengarangan : Daud, Asaf, Bani Korah, Salomo, Musa, Ethan.

2. Asal-usul sejarah : hanya ada 13 mazmur yang memiliki keterangan dalam judulnya
tentang asal-usul sejarah.

1
C. Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2003),
152-153.
2
Alkitab Ibrani terdiri dari 3 bagian yang disingkat dengan Tanakh, yaitu : Torah (Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan), Nebi’im atau Para Nabi (Nabi awal : Yosua, Hakim-hakim, 1-2
Samuel, 1-2 Raja-raja; Nabi akhir : Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi), dan Ketubim atau Tulisan-tulisan (Mazmur, Amsal,
Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra-Nehemia, 1-2 Tawarikh).
3
Mazmur-mazmur yang tidak memiliki judul adalah : Mazmur 1, 2, 10, 33, 43, 71, 91, 93-97, 104-
107, 111-119, 135-137, 146-150.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 17


Eksposisi Mazmur

Mazmur Referensi kitab lain


a. Mazmur 3 : 2 Samuel 15-18
b. Mazmur 18 : 2 Samuel 22
c. Mazmur 30 : 1 Tawarikh 21:1 – 22:1
d. Mazmur 34 : 1 Samuel 21:10 – 22:2
e. Mazmur 51 : 2 Samuel 11-12
f. Mazmur 52 : 1 Samuel 22
g. Mazmur 54 : 1 Samuel 23:15-23
h. Mazmur 56 : 1 Samuel 21:10-15
i. Mazmur 57 : 1 Samuel 24
j. Mazmur 59 : 1 Samuel 19
k. Mazmur 60 : 2 Samuel 8; 1 Tawarikh 18:9-12
l. Mazmur 63 : 2 Samuel 15:23
m. Mazmur 142 : 1 Samuel 24

3. Ciri-ciri sastra : kata-kata yang menggambarkan karakter atau ciri khas dari
mazmur, seperti mazmur, nyanyian, maschil (nyanyian pengajaran), michtam,
shiggaion, doa, puji-pujian.

4. Pemakaian secara liturgis : beberapa catatan yang mengacu pada pemakaian


khusus dari mazmur-mazmur tersebut dalam liturgi Bait Suci.
a. Nyanyian untuk hari Sabat : Mazmur 92
b. Mempersembahkan korban peringatan : Mazmur 38, 70
c. Mazmur untuk korban syukur : Mazmur 100
d. Nyanyian untuk pentahbisan Bait Suci : Mazmur 30
e. Untuk diajarkan : Mazmur 60
f. Nyanyian ziarah : Mazmur 120-134

5. Catatan-catatan musik : beberapa judul mengandung kata-kata dan ungkapan-


ungkapan yang samar-samar dengan maksud untuk memberi suatu kesan
mengenai latar belakang musiknya atau cara bagaimana mazmur itu seharusnya
dinyanyikan. Contoh : “untuk pemimpin biduan” dalam 55 mazmur yang
menunjukkan bahwa mazmur tersebut digunakan dalam ibadah-ibadah di Bait Suci.

D. Kepenulisan

Kitab Mazmur terdiri dari 150 mazmur. Dari mazmur-mazmur tersebut, 50


mazmur diantaranya tidak menyebutkan pengarang atau penulisnya. Sedangkan 100
mazmur lainnya menyebutkan identitas pengarang atau penulisnya, yaitu :

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 18


Eksposisi Mazmur

Penulis Jumlah Pasal


Daud 73 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 51, 52,
53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 68, 69, 70, 86,
101, 103, 108, 109, 110, 122, 124, 131, 133, 138, 139, 140, 141, 142,
143, 144, 145
Asaf 12 50, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83
Bani Korah 11 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 84, 85, 87, 88
Salomo 2 72, 127
Musa 1 90
Etan 1 89

E. Penerima

Penerima Kitab Mazmur adalah orang-orang Yahudi yang dari mazmur-mazmur


dapat digambarkan mempunyai karakteristik :
1. Religius.
2. Memandang diri sebagai orang-orang benar yang berlawanan dengan orang-orang
fasik.
3. Mempunyai perasaan yang tinggi.
4. Tinggal dekat dunia alam.
5. Mempunyai nasionalisme yang kuat, patriotisme, dan loyalitas.
6. Merupakan pejuang dan prajurit.
7. Menikmati puisi.

F. Latar Belakang Sejarah

1. Sejarah

a. Khusus
Ada 13 mazmur yang mempunyai hubungan dengan sejarah Alkitab (lihat
pembahasan dalam “Judul-Judul Bagian” halaman 34-35).

b. Umum
Mazmur-mazmur Daud yang lain kemungkinan dilatarbelakangi oleh peristiwa-
peristiwa berikut ini :

 Pilihan Raja
 Raja Daud dipilih sebagai raja yang ideal (2 Sam. ; Mzm. 89; 8:65-72)
 Yerusalem dipilih sebagai pusat penyembahan (ideal, tapi tidak pernah
dilaksanakan seluruhya)
 Yerusalem sebagai pusat pemerintahan Daud
 Pemerintahan Daud
 Krisis-krisis nasional
 Peperangan dan pengasingan Daud
 Penobatan Daud
 Kerajaan yang terbagi dua
Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 19
Eksposisi Mazmur

 Tekanan dari bangsa-bangsa lain


 Pengaruh dari bangsa-bangsa lain
 Negatif : polemik dalam puisi
 Positif : bentuk sastra dan pola pikir tentang bumi ini

2. Penyembahan

a. Kalender
 Tiga perayaan tahunan
Keluaran 23:10-19; 34:18-26; Imamat 23:4-44; Bilangan 28:9 – 29:40; Ulangan
16:1-17; 2 Tawarikh 8:13.
Hari Raya Paskah – roti tidak beragi
Hari Raya Penuaian – gandum
Hari Raya Pondok Daun – buah-buahan
 Sabat dan Bulan baru
 Tahun Sabat
 Perayaan setelah Pembuangan
 Pembaharuan Perjanjian

b. Sistem Pengorbanan
 Mezbah
 Nazar harus dipenuhi
 Pengorbanan : Korban Pengucapan Syukur dan Korban Bakaran
 Imamat : Orang-orang tertentu yang mempersiapkan diri mewakili manusia
kepada Tuhan.
 Perayaan tahunan

c. Bait Allah di Yerusalem


 Yerusalem sebagai pusat penyembahan
 Tempat ibadah lokal

d. Musik
 Sejarah Perkembangan Musik
Musik memiliki peranan yang sangat penting dalam kebudayaan Ibrani.
Menurut tradisi Yahudi, Yubal dan Lamekh adalah bapak semua orang yang
memainkan musik yakni kecapi dan seruling (Kej. 4:21). Yubal disebut
sebagai penemu musik.4 Musik dulunya hanya digunakan dalam kehidupan
sosial, tetapi sekarang telah disahkan untuk digunakan dalam ibadah di Bait
Suci. Musik sering diperdengarkan dalam situasi gembira dan biasanya
disertai dengan tari-tarian. Banyak peristiwa yang dapat dicatat dalam
Perjanjian Lama berkaitan dengan penggunaan alat musik dan masyarakat
Ibrani. Misalnya Miryam dan kaum perempuan memukul rebana serta
menari-nari merayakan kehancuran Firaun dan tentara berkudanya (Kel.
15:20-21). Yosafat kembali dalam kemenangan ke Yerusalem dengan

4
D. G. Stradling dan K. A. Kitchen, “Musik Dan Alat-Alatnya” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa
Kini, Jilid II : M – L, peny. um. J. D. Douglas, pen. M. H. Simanungkalit dan H. A. Oppusunggu (Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988), 109.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 20


Eksposisi Mazmur

gambus dan kecapi serta nafiri (2 Taw. 20:28). Musik, menyanyi dan menari
merupakan hal yang biasa dilakukan oleh orang Ibrani dalam pesta (Yes.
5:12), khususnya pesta memetik buah anggur (Yes. 16:10) dan pesta
perkawinan. Pada zaman Perjanjian Lama dijelaskan bahwa raja-raja
memiliki para penyanyi dan para pemusik di istana (2 Sam. 19:35). Gembala
juga sering memiliki dan memainkan kecapi (1 Sam. 16:18). Para teruna
bermain musik di pintu gerbang (Rat. 5:14). Bahkan para perempuan sundal
pun memanfaatkan musik dan nyanyian sebagai sarana untuk
meningkatkan daya pikatnya (Yes. 23:1).
Musik digunakan baik dalam peristiwa perkabungan maupun pesta atau
perayaan. Dalam peristiwa perkabungan, biasanya ada kelompok pemusik
dan peratap yang disewakan. Musik memiliki peranan yang begitu penting
dalam kehidupan sosial bangsa Ibrani, demikian juga penting penting bagi
keperluan keagamaan.
 Sejarah Para Pemusik
 Pengorganisasian di masa Daud (1 Taw. 15:6-28; 16:4-43; 23:1-5; 25:1-31)
 Pelaksanaan di masa Salomo (2 Taw. 5:11-14; 7:6)
 Organisasi dipulihkan oleh Yosafat dan Yehuda (2 Taw. 20:21-22)
 Pembaharuan oleh Hizkia (2 Taw. 29:25-28; 30)
 Pembaharuan oleh Yosia (2 Taw. 35:15)
 Ringkasan tentang Para Pemusik
 Pemusik bertanggung jawab untuk memimpin penyembahan
 Orang-orang khusus dipilih untuk musik saja
 Ada 4000 pemusik (1 Taw. 23:5)
 Para pemusik tinggal dekat dengan bait Allah (1 Taw. 9:33-34)
 Para pemusik terdiri dari pria dan wanita (2 Taw. 35:15; Ezr. 2:5; Neh.
7:67; Pkh. 2:8)
 Para pemusik menggunakan pakaian khusus (2 Taw. 5:12; 20:21-22)
 Pemusik bisa menjadi nabi (1 Taw. 25:2-3; 2 Taw. 20:14; 15:22, 2)
 Beberapa mazmur diiringi dengan alat musik5
Dari sekian banyak mazmur, ada beberapa diantaranya yang
dinyanyikan dengan alat musik. Mazmur-mazmur tersebut biasanya adalah
Mazmur Pujian dan Mazmur Pengucapan Syukur. Semua mazmur yang
memiliki judul “mazmur atau nyanyian” memiliki kesan bahwa mazmur-
mazmur tersebut dinyanyikan dengan iringan musik.
Adapun alat musik yang digunakan ada beberapa macam. Pertama,
Rebana (Mzm. 81:3,4). Rebana adalah satu alat musik pukul. Alat ini sejenis
tambur, dipegang oleh tangan yang satu dan dipukul dengan tangan yang
lain. Alat ini biasanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu gembira. Kedua,
Ceracap (Mzm. 150). Alat ini juga merupakan alat musik pukul. Bentuk alat
musik ini lebih menyerupai piring atau cawan. Penggunaannya adalah
ceracap yang satu dipukulkan dengan ceracap yang lainnya. Jadi musik
ceracap selalu dipergunakan secara ganda, karena jika satu saja tidak dapat
difungsikan. Ketiga, Kecapi dan Gambus (Mzm. 149:3; 81:4). Alat musik ini

5
Penjelasan secara panjang lebar tentang macam-macam alat musik dapat dibaca dalam
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II halaman 109-112.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 21


Eksposisi Mazmur

merupakan dua alat musik yang bertali dan penggunaannya haruslah


dipetik. Kecapi biasanya dipetik dengan alat petik, sedangkan gambus
biasanya dipetik hanya dengan jari tangan di pemain. Keempat, Nafiri dan
Sangkakala (Mzm. 98:6; 150:3). Alat ini merupakan dua alat musik yang
ditiup. Penggunaan alat musik ini seperti seruling yang sudah dapat kita
kenali sekarang.
 Mazmur adalah puisi yang didoakan
Bahasa yang digunakan agak luas supaya dapat digunakan oleh banyak
orang di situasi mereka masing-masing.
 Istilah khusus dalam pengantar
 Istilah yang menandai jenis melodi (“menurut lagu : yang kedelapan” :
Mzm. 6:1; 12:1; “menurut lagu : Gitit” : Mzm. 8:1; 81:1; 84:1; “menurut
lagu : Mut Laben” : Mzm. 9:1; “dengan lagu : Alamot” : Mzm. 46:1;
“menurut lagu : Rusa di Kala ajar” : Mzm. 22:1; “menurut lagu : Bunga
Bakung” : Mzm. 45:1; 60:1; 69:1; 80:1; “menurut lagu : Mahalat” : Mzm.
53:1; 88:1; “menurut lagu “ Merpati di pohon-pohon Tarbantin yang
jauh” : Mzm. 56:1; “menurut lagu : Jangan memusnahkan” : Mzm. 57:1;
58:1; 59:1; 75:1).
 Istilah yang menandai jenis alat musik (Mzm. 4:1; 5:1; 6:1; 54:1; 55:1; 61:1;
67:1; 76:1).
 Istilah yang menandai kapan dan di mana dipakai (“nyanyian untuk
pentahbisan Bait Suci” : Mzm. 30:1; “Nyanyian Daud pada waktu
mempersembahkan korban peringatan” : Mzm. 38:1; “Nyanyian untuk
hari Sabat” : Mzm. 92:1; “Mazmur untuk korban syukur” : Mzm. 100:1;
“Nyanyian Ziarah” : Mzm. 120-134).
 Arti istilah-istilah khusus
“Sela” : diam sebentar untuk mengambil nafas

e. Sikap Badan Dalam Penyembahan


 Aktifitas secara fisik – melihat, mendengar, merasa
 Membungkuk
 Berlutut – untuk merendahkan diri (Mzm. 95:6; 29:2)
 Berdiri – untuk mendengar dengan penuh perhatian (Mzm. 122:2;
106:23)
 Mengangkat tangan – untuk memohon sesuatu atau menerima berkat
(Mzm. 63:5; 141:21)
 Bertepuk tangan – memuji dengan sorak-sorai (Mzm. 47:1)
 Menari – (Mzm. 8:7; 149:3)
 Tempat-tempat dibedakan berdasarkan kegiatan yang bisa dilakukan

G. Pembentukan Kitab Mazmur

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Kitab Mazmur ditulis oleh lebih
dari satu orang. Dengan pengarang yang lebih dari satu dan rentang tanggal penulisan
yang panjang atau lama, Kitab Mazmur rupanya terbentuk setelah berabad-abad

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 22


Eksposisi Mazmur

kemudian.6 Ada beberapa tahap dalam proses pembentukan atau penyusunan Kitab
Mazmur sampai dengan tersusunnya seperti bentuk yang sekarang ini.7

a. Tahap pertama : penulisan syair-syair pribadi oleh Daud, Asaf, Musa, Heman,
Ethan, Salomo, dll.
b. Tahap kedua : pengumpulan syair-syair yang prosesnya kemungkinan
merentang dari zaman Daud sampai pada zaman pasca
pembuangan.8
c. Tahap ketiga : pembukuan syair-syair
d. Tahap keempat : perevisian yang terakhir

Hasil daripada proses pembentukan Kitab Mazmur oleh sang penyusun adalah
susunan mazmur-mazmur seperti yang sekarang ini dan pengelompokannya ke dalam
lima (5) buku untuk diparalelkan dengan ke lima kitab Musa.

Bagan Kitab Mazmur

BUKU I : BUKU II : BUKU III : BUKU IV : BUKU V :


BAGIAN
1 – 41 42 – 72 73 – 89 90 – 106 107 – 150

PENULIS Daud dan Musa dan Daud dan


Daud Asaf
UTAMA Korah Anonim Anonim
JUMLAH
41 31 17 17 44
MAZMUR
Nyanyian
POKOK Nyanyian Permohonan Nyanyian Pujian
Ibadah
DOKSOLOGI
41:14 72:19-20 89:53 106:48 150:1-6
PENUTUP
PENYUSUN (?) Daud Hizkia / Yosia Ezra / Nehemia
TAHUN ± 1020 – 970 Sampai ± 430 S.M.
± 970 – 610 S.M.
PENYUSUNAN S.M. (Abad Ke–5 S.M.)
KURUN
WAKTU Kira-Kira 1000 Tahun (± 1410 – 430 S.M.)
PENULISAN
Nelson’s Complete Book of Bible Maps and Charts © 1993 by Thomas Nelson Inc.

Ada kemungkinan bahwa Kitab Mazmur disusun oleh pejabat-pejabat Bait Suci
sebelum kanon Perjanjian Lama ditutup.

6
Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama, 156.
7
Todd Elefson, Diktat : Ayub – Kidung Agung (Yogayakarta: STII, 1998), 22.
8
Bullock, 158.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 23


Eksposisi Mazmur

H. Kitab Mazmur : Cermin dari Jiwa

Kitab Mazmur tidak hanya mengajar kita tentang Tuhan dan hubungan-Nya
dengan manusia. Kitab Mazmur juga membangkitkan emosi kita, memimpin kehendak
kita dan merangsang imaginasi kita.

Kitab Mazmur Memberikan Informasi kepada Intelek Kita

Kebanyakan orang membaca untuk memperoleh informasi yang benar.


Memang salah satu tujuan Alkitab adalah untuk mengajar tentang Tuhan dan
bagaimana Tuhan bergaul dengan umat-Nya. Alkitab memberitahukan kepada kita
nama-nama orang dan peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi dalam hidup mereka.
Alkitab menyebut kota-kota yang dikalahkan dan bangunan-bangunan yang didirikan.
Fakta-fakta ini memberitahukan sesuatu kepada intelek kita.
Meskipun demikian, Alkitab tidak pernah memberikan fakta-fakta kepada kita
hanya untuk informasi saja. Alkitab memberikan informasi kepada kita agar kita dapat
mengenal Tuhan dengan lebih baik.
Pemazmur memang mengajar kita tentang Tuhan dan pimpinan-Nya kepada
manusia. Tetapi kita juga harus ingat bahwa Alkitab secara keseluruhan dan Kitab
Mazmur khususnya adalah makanan bagi pikiran kita. Seluruh Alkitab memberikan
informasi kepada kita.

Kitab Mazmur Membangkitkan Emosi Kita

Kita tidak dapat membaca Kitab Mazmur tanpa memberikan respon. Ketika
para pengarang Mazmur bersukacita atau berdukacita, mereka merangsang emosi
kita pada saat kita mengidentifikasikan emosi kita dengan mereka. Dengan kata lain,
ketika kita membaca Mazmur, kita belajar bukan saja tentang Tuhan tetapi juga
tentang diri kita sendiri.
Kitab Mazmur berorientasi kepada kehidupan emosi manusia. Emosi begitu
menguasai Kitab Mazmur, sehingga kita bisa menemukan begitu banyak mood dalam
kitab ini.

 Rasa sukacita - Mazmur 100, 117


 Rasa aman/damai – Mazmur 23
 Rasa hormat – Mazmur 8
 Rasa malu – Mazmur 44
 Rasa takut – Mazmur 56:4
 Rasa sedih – Mazmur 13; 6:7-8
 Rasa marah – Mazmur 5:11; 109:8-10
 Rasa ragu-ragu – Mazmur 73
 Rasa kasih – Mazmur 18:2; 26:8; 116:1; 119:97

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 24


Eksposisi Mazmur

Kitab Mazmur Mempengaruhi Kehendak Kita

Kitab Mazmur mengajar kita bagaimana kita bertingkah laku. Kita dihimbau
oleh perintah-perintah dan teladan-teladan yang patut kita ikuti. Mazmur hikmat
adalah mazmur yang patut mendapat perhatian khusus ketika kita mempelajari kitab
Mazmur sebagai puisi yang berusaha mengubah kelakuan kita. Bagaimana Kitab
Mazmur mempengaruhi kehendak kita?

 Mazmur memimpin kehendak kita melalui teladan


Kitab Mazmur memperlihatkan kita teladan kehidupan yang benar khususnya
dalam bidang ibadah. Kita bukan saja belajar lebih banyak tentang Tuhan sebagai
obyek yang kita sembah, tetapi juga mengapa kita harus beribadah dan bagaimana
kita beribadah. Melalui teladan, pemazmur mengajar kita tentang bagaimana kita
harus berlaku di hadapan Tuhan. Bacalah Mazmur 7:18; 9:2; 23:4; 51:15; 86:7; 119:32.

 Mazmur memimpin kehendak kita melalui perintah


Ibadah di kebanyakan gereja merupakan sebuah tontonan saja. Kalau kita
memperhatikan perintah-perintah dari pemazmur, ibadah kita akan berubah
secara drastis. Ibadah akan menjadi komunal dan bersemangat. Bacalah Mazmur
47:2; 29:1-2; 103:1-2.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 25


Eksposisi Mazmur

BAGIAN KETIGA

GENRE UMUM : KARAKTERISTIK PUISI IBRANI

A. Definisi Genre

Genre atau yang biasa disebut jenis atau tipe secara umum berarti wacana yang
mempunyai ciri-ciri struktural dan stilistis yang khusus.1 Dalam hubungannya dengan
Alkitab, Tremper Longman III mendefinisikan genre secara tepat sebagai kelompok
ayat-ayat yang sama dalam mood, isi, struktur atau susunan kata-katanya.2
Alkitab adalah sebuah perpustakaan dari berbagai literatur genre. Oleh sebab
itu, ada banyak macam genre dalam Alkitab. Ada beberapa genre yang sering
ditemukan dalam Alkitab, yaitu : Narasi sejarah (Kitab Kejadian, setengah dari Kitab
Keluaran, Kitab Bilangan, semua kitab dari Kitab Yosua hingga Kitab Ester, dan Kitab
Yunus), Hukum (setengah dari Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Ulangan), Puisi
(Kitab Mazmur, Kitab Kidung Agung, dan Kitab Ratapan), Hikmat (Kitab Amsal dan
Kitab Pengkhotbah), Nubuatan (Kitab Yesaya sampai Kitab Obaja, Kitab Mikha sampai
Kitab Maleakhi), Apokaliptik (Kitab Daniel dan Kitab Wahyu), Injil (Kitab Matius sampai
Kitab Yohanes dan kemungkinan besar termasuk didalamnya Kitab Kisah Para Rasul),
dan Surat (semua kitab dalam PB dari Kitab Roma sampai Kitab Yudas).3

B. Kepentingan Memahami Genre

Identifikasi tentang genre dalam Alkitab adalah penting dalam usaha


menafsirkan teks Alkitab, karena identifikasi genre akan menentukan strategi
membaca dan cara menafsirkan sebuah teks.4 Mengetahui genre memberikan kita
petunjuk yang pasti untuk mengetahui bagaimana membaca dan memahami arti dari
suatu teks. Oleh sebab itu C. S. Lewis pernah mengatakan “Sampai anda mengetahui
tujuan dan jenis dari suatu teks, apa yang ingin dan diusahakan untuk disampaikan,
anda tidak akan tahu bagaimana cara membaca dengan baik.”
Perhatikan contoh 2 bagian Alkitab berikut ini untuk memahami kepentingan
mengidentifikasi genre suatu teks.

Sesudah itu atas perintah raja Darius diadakanlah penyelidikan di


perbendaharaan di Babel, di tempat naskah-naskah disimpan.
Kemudian di Abmeta, benteng yang di propinsi Media, didapati
sebuah gulungan, yang isinya sebagai berikut: Piagam: Pada
tahun pertama zaman raja Koresy... (Ezr. 6:1-2)

1
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Keempat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), 72.
2
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur (Malang: Literatur SAAT, 2007),
14.
3
Ronny Welong, Diktat Prinsip-Prinsip Eksposisi Alkitab (Pontianak: STT Kalimantan &
Leadership Resources International, 2013), 10.
4
Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, 15-18.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 26


Eksposisi Mazmur

Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan


oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah,
Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan
dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada
jemaat-jemaat di Galatia (Gal. 1:1-2)

Teks pertama (Ezr. 6:1-2) menyebutkan nama raja tertentu, waktu tertentu, dan
tempat tertentu. Hal ini membuktikan bahwa paragraf pertama di atas adalah sebuah
sejarah. Dengan melakukan pengamatan sedemikian, kita telah melakukan identifikasi
genre. Selanjutnya dengan memperhatikan karakteristik narasi sejarah, kita dapat
melakukan penafsiran atas teks tersebut.
Dalam teks kedua (Gal. 1:1-2), kita segera mengenal bahwa Paulus sedang
menulis sebuah surat melalui ciri-ciri umum sebuah surat terutama pada abad
pertama. Ketika kita sadar bahwa kita sedang membaca sebuah surat, maka kita akan
mengerti bahwa kita sedang mengikuti sebuah percakapan ketika kita membaca
sebuah surat kiriman Paulus. Kita harus menyusun kembali pokok yang sedang
dibahas Paulus sebelum mengaplikasikan isi surat kepada situasi kita.

C. Karakteristik Puisi Ibrani

Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terdiri dari dua kelompok besar
bentuk sastra, yaitu prosa dan puisi. Adapun bentuk puisi mengambil porsi lebih dari
sepertiga bagian dari Alkitab dan hampir semuanya terdapat dalam Perjanjian Lama.
Jan Fokkelman menuliskan dalam bukunya bahwa “melalui penghitungan yang teliti,
maka sekitar 37% dari Alkitab Ibrani berisi puisi.”5 Memang ada beberapa bagian dalam
Perjanjian Baru seperti dalam Injil-injil dan Surat-surat yang berbentuk puisi, tetapi
umumnya merupakan kutipan dari Mazmur atau kitab para nabi.6 Mengapa ada begitu
banyak puisi dalam Alkitab Perjanjian Lama? Sedangkan di satu sisi bahasa puisi sukar
untuk dimengerti, bukan hanya dalam bahasa Ibrani tetapi juga dalam bahasa
Indonesia. Tremper Longman III secara singkat menjawab kepentingan bentuk puisi ini
dengan mengatakan bahwa puisi berbicara kepada manusia seutuhnya sedangkan
prosa tidak demikian, terutama puisi berbicara kepada manusia imaginasi kita
seutuhnya lebih daripada prosa”7 Oleh sebab itu, puisi merupakan salah satu bentuk
sastra yang penting dalam Alkitab.
Puisi dalam Perjanjian Lama dapat ditemukan dalam seluruh Kitab Mazmur,
Kitab Amsal, Kitab Kidung Agung, Kitab Ratapan, dan dalam sebagian besar Kitab
Ayub8 serta kitab-kitab para nabi. Bahkan banyak teks-teks narasi mempunyai syair-

5
Jan Fokkelman, Menemukan Makna Puisi Alkitab, pen. A.S. Hadiwiyata (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2009), 2.
6
Nyanyian pujian Maria dalam Lukas 1:46-55 dan nubuat Zakharia dalam Lukas 1:67-80 berasal
dari puisi Ibrani dengan segala aturannya. Kedua bagian Alkitab ini merupakan ayat-ayat dan ungkapan-
ungkapan dari Perjanjian Lama.
7
Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur? (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1994), 105, 107.
8
Ayub 3-41 terdiri dari puisi, sedangkan dua pasal pertama dan pasal terakhir berbentuk prosa.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 27


Eksposisi Mazmur

syair yang tersimpan di dalamnya.9 Oleh karena puisi menjadi bagian besar dari
Perjanjian Lama dan sangat penting artinya, maka kita harus belajar bagaimana
membaca dan menafsirkan puisi Ibrani Perjanjian Lama tersebut. Dalam menafsirkan
puisi Ibrani perlu diperhatikan elemen-elemen yang menyusun puisi tersebut.
Tidak mudah untuk menentukan secara tepat bagian-bagian manakah dalam
Perjanjian lama yang berbentuk puisi. Hal ini disebabkan karena memang prosa dan
puisi tidak secara tegas dipisahkan dalam teks Perjanjian Lama. Tetapi ada beberapa
elemen yang dapat digunakan sebagai karakteristik atau ciri utama dari teks-teks puisi
Perjanjian Lama10 :

1. Keringkasan Kalimat (Conciseness)

Secara sederhana ini berarti bahwa puisi menggunakan jumlah kata yang
sedikit atau dengan kata lain bahasanya singkat tetapi padat. Kata-kata dipilih secara
hati-hati untuk memberikan dampak dan kuasa. Teks-teks naratif seringkali panjang
dan menggunakan kalimat-kalimat deskriptif, tetapi teks-teks puisi pendek dan baris-
baris dalam tiap ayat tersusun rapi dan padat dengan sedikit kata-kata.

Contoh :
Mazmur 25:4
yn!u@yd!oh hw`hy+ ;yk#r*D= Beritahukanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya TUHAN,
.yn!d@M=l^ ;yt#ojr=a) Ajarilah aku jalan-jalan-Mu. (KSILT11)

Dalam teks Ibrani baris pertama hanya mempunyai tiga kata dan baris kedua
mempunyai dua kata. Sedangkan dalam teks prosa cenderung menggunakan lebih
banyak kata. Bandingkan antara teks puisi dalam Keluaran 15:1-5 dengan teks prosa
dalam Keluaran 14:26-31.

9
Beberapa contoh puisi yang terdapat dalam teks-teks narasi dapat diberikan disini : perkataan
Yakub yang terakhir kepada anak-anaknya (Kej. 49), nyanyian Musa (Ul. 31), nyanyian Musa dan Israel di
Laut Teberau (Kel. 15), pengajaran dalam Ulangan 32, nyanyian Debora (Hak. 5), puji-pujian Hana (1 Sam.
2:1-10), ratapan Daud (2 Sam. 1:19-27), dan nyanyian syukur Daud (2 Sam. 22). Masih banyak lagi puisi-
puisi pendek yang terdapat dalam teks-teks narasi.
10
Selidiki beberapa sumber berikut ini : William W. Klein, Craig L. Blomberg dan Robert L.
Hubbard Jr., Introduction to Biblical Interpretation 2 : Pengantar Tafsiran Alkitab (Malang: Literatur
SAAT, 2013), 116-194, 249-261; J. Scott Duval dan J. Daniel Hays, Grasping God’s Word : A Hands-On
Approach to Reading, Interpreting, and Applying the Bible (Grand Rapids : Zondervan, 2001), 337-348;
Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika : Pengantar Komprehensif bagi Penafsiran Alkitab (Surabaya:
Penerbit Momentum, 2006), 259-282; Wilfred G. E. Watson, Classical Hebrew Poetry : A Guide to its
Techniques (Sheffield: JSOT Press The University of Sheffield, 1984), 46-56; C. Hassell Bullock, Kitab-
Kitab Puisi Dalam Perjanjian Lama (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2003), 38-47; Allen P. Ross, The
Study of the Psalter, online: http//:www.christianleadership.org. 2007; Tremper Longman III, Bagaimana
Menganalisa Kitab Mazmur? (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1994), 101-141; W.S. LaSor,
D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2001), 26-38; Todd Elefson, Diktat: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung
(Yogyakarta: Sekolah Tinggi Theologia Injili Indonesia, 1998), 34; Tremper Longman III dan Peter Enns.
Dictionary Of The Old Testament Wisdom, Poetry & Writings. Downers Grove, Illinois: InterVarsity Press,
2008.
11
KSILT : Kitab Suci Indonesian Literal Translation, Edisi ke-2, (Jakarta: Yayasan Lentera Bangsa,
2006-2008).

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 28


Eksposisi Mazmur

2. Kesejajaran Pemikiran (Paralelism)

Ciri yang paling umum dari puisi Ibrani Perjanjian Lama adalah bahwa teks
disusun dari baris-baris puisi dari ayat daripada dari kalimat-kalimat dan paragraf-
paragraf. Alkitab LAI menyatakannya dengan menuliskan baris-baris puisi dalam Kitab
Mazmur dengan cara yang berbeda dengan teks narasi dalam Kitab Taurat.
Baris-baris puisi tersebut biasanya dikelompokkan dalam unit-unit, dimana
setiap unit biasanya terdiri dari 2 – 3 baris. Dua atau tiga baris dari puisi Perjanjian
Lama dikelompokkan bersama untuk menyatakan satu pikiran atau biasa disebut
dengan kesejajaran pemikiran. Banyak ayat dari Kitab Mamur disusun dengan cara
seperti ini.

Contoh :
1
Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku!
Banyak orang yang bangkit menyerang aku;
2
Banyak orang yang berkata tentang aku,
“Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” (Mzm. 3:1-2)

Ciri ini disebut dengan paralelisme. Paralelisme menyatakan kesejajaran


pemikiran (ide) dan menjadi karakteristik struktural yang dominan dari puisi Perjanjian
Lama. Jadi, paralelisme adalah hubungan di antara baris-baris dalam suatu unit puisi
dimana dua atau tiga baris puisinya saling memperkuat, mempertegas dan
mengembangkan pemikiran (ide) secara dinamis.
Istilah teknis yang dipakai bagi puisi yang memiliki satu baris tunggal adalah
stich.12 Dua baris paralel yang membentuk satu unit yang dikenal di antara para sarjana
sebagai couplet adalah distich. Tiga baris paralel membentuk sebuah tristich. Para
sarjana menempatkan sebuah huruf besar (A / B / C) pada setiap stich yang dianggap
paralel dengan baris atau baris-baris yang mengikutinya. Mereka juga menggunakan
huruf kecil (a b c untuk A dan a’ b’ c’ untuk B) untuk memperkenalkan bagian yang
lebih kecil yang terdapat dalam sebuah baris (stich).

Contoh :
Mazmur 19:2
A Langit menceritakan kemuliaan Allah
a b c
B dan cakrawala menceritakan pekerjaan tangan-Nya
a' b' c'

Amsal 14:34
A Kebenaran meninggikan derajat bangsa,
a b c
B tetapi dosa adalah noda bangsa
-a’ -b’ -c’

12
Dari kata bahasa Yunani stichos artinya “baris, kalimat”; bentuk jamaknya stichoi. Para sarjana
lain ada yang lebih suka memakai istilah “colon” (bentuk jamaknya “cola”), “verset” atau “line.” Untuk
penggunaan istilah-istilah dalam unit dasar puisi Ibrani lihat Tremper Longman III dan Peter Enns,
Dictionary of the Old Testament Wisdom, Poetry & Writings (Nottingham: Inter-Varsity Press, 2008), 520.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 29


Eksposisi Mazmur

Penulisan tanda minus (-) di depan huruf-huruf Tiga jenis paralelisme :


bertujuan untuk menunjukkan kontras pada baris B. a) A = B
 B menggemakan A
Secara tradisional, para sarjana membagi parale-  B mengontraskan
A
lisme menjadi 3 jenis - paralelisme sinonim, paralelisme
b) A > B
antitesis dan paralelisme sintesis - tergantung dari  Alat
apakah baris yang di bawah berfungsi mengulang,  Alasan
mengontraskan, atau mengembangkan baris yang  Waktu
diatasnya. Tetapi berdasarkan hasil studi akhir-akhir ini, c) A < B
 Kesinambungan
pengategorian semacam itu dianggap telah melakukan  Perbandingan
penyederhanaan yang dapat menyesatkan. William W.  Spesifikasi
Klein, Craig L. Blomberg dan Robert L. Hubbard Jr o Spasial (ruang)
menggambarkan 3 cara utama bagaimana sebuah atau geografis
o Penjelasan
paralelisme bekerja, yaitu :
o Efek dramatis
o Tujuan
 Intensifikasi
a) A=B

Paralelisme A = B terjadi ketika A dan B dapat saling dipertukarkan dalam


beberapa cara berikut ini :

 B menggemakan A

Variasi ini menggabungkan kategori paralelisme lama dalam bentuk


sinonimus.

Contoh :
Mazmur 19:2-3
A Langit menceritakan kemuliaan Allah
a b c
B dan cakrawala menceritakan pekerjaan tangan-Nya
a' b' c'
A Hari meneruskan berita itu kepada hari
a b c d
B dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam
a’ b’ c’ d’

Amos 8:1013
A Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan
a b c
B dan segala nyanyianmu menjadi ratapan
b' c'

13
Amos 8:10 dan Mazmur 24:1mengandung sarana puisi yang disebut elipsis, yaitu peniadaan
sebagian kata dari baris pertama dengan pengertian bahwa bagian yang ditiadakan dalam baris pertama akan
dibaca dalam baris kedua.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 30


Eksposisi Mazmur

Mazmur 24:1
A Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya
a b c
B dan dunia serta yang diam didalamnya
c'

 B mengontraskan A

Variasi ini menggabungkan kategori paralelisme lama dalam bentuk antitesis.

Contoh :
Amsal 10:1
A Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya
a b c
B tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya
a' b' c'

Mazmur 90:6
A di waktu pagi berkembang dan bertumbuh
a b c
B di waktu petang lisut dan layu
a' b' c'

b) A > B

Paralelisme A > B terjadi ketika A mengungkapkan ide utama sementara B


menambahkan penjelasan ke atasnya sehingga pemikiran A dapat diungkapkan
lebih lengkap.

 B menggambarkan alat yang digunakan untuk mencapai apa yang


diungkapkan oleh A

Contoh :
Mazmur 111:6
A Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya,
B dengan memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa.

Mazmur 98:5
A Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi,
B dengan kecapi dan lagu yang nyaring

 B menyatakan alasan bagi klaim yang dibuat oleh A

Contoh :
Mazmur 13:6b
A Aku mau menyanyi untuk TUHAN,
B karena Ia telah berbuat baik kepadaku

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 31


Eksposisi Mazmur

Mazmur 106:1
A Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
B Bahwasannya14 untuk selama-lamanya kasih setia-Nya

Mazmur 98:1a
A Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN,
B sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib

 B menjelaskan waktu dari A

Contoh : Mazmur 137:1


A Di tepi sungai-sungai Babel, disanalah kita duduk sambil menangis,
B apabila kita mengingat Sion

c) A<B

Paralelisme A < B terjadi ketika A menyatakan konsep pengantar dan kemudian


dikembangkan oleh B untuk melengkapi atau menyempurnakan A.

 Kesinambungan

Baris-baris yang muncul belakangan secara berturut-turut menampilkan


pengembangan pemikiran.

Contoh :
Mazmur 29:1-2
A Berikanlah kepada TUHAN hai penghuni surgawi
B Berikanlah kepada TUHAN segala kemuliaan dan kepujian
C Berikanlah kepada TUHAN, kemuliaan namaNya
D Sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan

Yesaya 40:9
A Hai Sion, pembawa kabar baik,
B naiklah ke atas gunung yang tinggi!
C Hai Yerusalem, pembawa kabar baik,
D nyaringkanlah suaramu, jangan takut!
E Katakanlah kepada kota-kota Yehuda:
F Lihat, itu Allahmu!

 Perbandingan

Baris-baris yang paralel membentuk sebuah simile (kiasan), yakni sebuah


perbandingan.

Contoh :

14
Kata “bahwasanya” dalam teks Ibrani menggunakan kata yang sama dengan kata “sebab” (Ibr.
yK!) di baris pertama.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 32


Eksposisi Mazmur

Mazmur 103:13
A Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya
B demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia

Mazmur 42:2
A Seperti rusa merindukan sungai yang berair
B demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah

 Spesifikasi

Setiap baris yang muncul belakangan berturut-turut menjadikan ungkapan


umum yang tercantum di baris pembuka semakin spesifik. Jadi, argumentasi
tersebut bergerak dari yang umum kepada yang spesifik.

o Spasial (ruang) atau geografis

Contoh :
Yesaya 45:12
A Akulah yang menjadikan bumi, (umum)
B dan yang menciptakan manusia di atasnya; (spesifik)
C tangan-Kulah yang membentangkan langit, (umum)
D dan Akulah yang memberi perintah kepada
seluruh tentaranya (spesifik)

o Penjelasan

Baris yang di bawah memberikan penjelasan kepada baris pembuka.

Contoh :
Mazmur 23:1-3
A TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
B Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
C Ia membimbing aku ke air yang tenang;
D Ia menyegarkan jiwaku.
E Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Yesaya 48:20b-21
A Katakanlah: “TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!
B Mereka tidak menderita haus, ketika Ia memimpin mereka melalui
tempat-tempat yang tandus;
C Ia mengeluarkan air dari gunung batu bagi mereka;
D Ia membelah gunung batu, maka memancarlah air.”

o Efek Dramatis

Baris kedua dengan gaya yang dramatis melakukan spesifikasi atas baris
pertama. Istilah umum dalam baris A diikuti bahasa yang mencolok di B.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 33


Eksposisi Mazmur

Contoh :
Mazmur 72:9
A Kiranya penghuni padang belantara berlutut di depannya,
B dan musuh-musuhnya menjilat debu

o Tujuan

Baris kedua melakukan spesifikasi atas maksud/tujuan dari baris pertama.

Contoh :
Amsal 26:4
A Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya,
B supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia
Amos 1:7
A Aku akan melepas api ke tembok Gaza
B sehingga dimakan habis purinya

 Intensifikasi

Intensifikasi terjadi ketika baris kedua dari sebuah bait (unit) menyatakan
ulang baris pertama dengan cara yang lebih tajam, ekstrem, atau berkuasa.
Efek dari bahasa intensifikasi ini berfungsi meningkatkan kekuatan puitis dari
keseluruhan bait (unit).

Contoh :
Ulangan 32:30
A Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang,
B dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang?

Amsal 3:10
A Lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah
B bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya

Mazmur 88:12-13
A Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur,
B dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?
C Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan,
D dan keadilan-Mu di negeri segala lupa?

d) Struktur-struktur lain dari puisi

 Paralelisme tangga

Paralelisme tangga adalah bait (atau tristich) yang baris-baris selanjutnya


berturut-turut menampilkan perkembangan seperti anak tangga. Baris-baris
yang selanjutnya menambahkan hal-hal yang tidak terdapat dalam baris-baris
awal.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 34


Eksposisi Mazmur

Contoh :
Mazmur 57:9
A Bangunlah, hai jiwaku!
B bangunlah, hai gambus dan kecapi!
C aku mau membangunkan fajar!

Yohanes 1:4-5
A Dalam Dia ada hidup
B dan hidup itu adalah terang manusia.
C Terang itu bercahaya di dalam kegelapan
D dan kegelapan itu tidak menguasainya.

 Kiasmus

Bentuk ini sering dijumpai dalam paralelisme puisi Ibrani. Nama Khiasme
berasal dari huruf Yunani khi (c) yang berbentuk dua garis bersilang. Kalau
dibuat diagram akan berbentuk sebagai berikut :

a b

b' a'

Biasanya kiasmus memiliki fungsi untuk meninjolkan kontras antara isi dari dua
baris.

Contoh :
Mazmur 1:6
A Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
a b
B tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan
b' a'

Mazmur 73:14
A Namun sepanjang hari aku kena tulah,
a b
B dan kena hukum setiap pagi
b' a'

 Inklusio (figur amplop)

Inklusio membingkai sebuah puisi dengan mengambil kata-kata atau frasa-


frasa dari baris pertama dan diulangi di baris penutup. Pengulangan ini
menciptakan sebuah kesatuan dan finalitas dari puisi.

Contoh :

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 35


Eksposisi Mazmur

Mazmur 8 dibuka dan ditutup dengan kalimat :


Ya TUHAN, Tuhan kami,
Betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi.

Mazmur 106 dibuka dan ditutup dengan kata Ibrani :


Haleluya yang diterjemahkan Puji Tuhan!

3. Bahasa Kiasan (Figurative Imagery)


Jenis-jenis bahasa kiasan:
a) Kiasan melibatkan
Para penyair pada dasarnya merupakan para perbandingan
artis yang melukiskan gambar-gambar dengan kata-  Simile (ibarat)
kata. Jika dipilih dengan teliti, kata-kata yang dipakai  Metafora
 Hipokatastasis
akan merangsang sebuah gambar mental yang hidup  Personifikasi
dan menggelorakan emosi-emosi yang kuat. Dengan b) Kiasan melibatkan
merangsang berbagai indra dan emosi pembaca, penggantian
mereka mendorong pembaca untuk melihat dan  Metonimi
 Sinekdoke
mengalami kata-kata bergambar mereka. Oleh sebab
 Merismus
itu, agar dapat berfungsi dengan efektif, sebuah gam-  Hendiadis
baran harus konkret, tidak abstrak. Untuk mengganti-  Eufemisme
kan sebuah kalimat abstrak yang berbunyi, “Tuhan  Apostrofe
menjaga dan memelihara saya dengan baik,” puisi  Tipologi
 Lambang
dalam Alkitab menggunakan bahasa konkret, “Tuhan
 Ironi
adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mzm. c) Kiasan melibatkan
23:1). penambahan/perluasan
 Repetisi
Puisi Ibrani Perjanjian Lama kaya dengan  Paronomasia
 Akrostik
berbagai gambaran. Demikian pula tentunya dengan  Inclusio
Kitab Mazmur. Ada banyak gambaran tentang Tuhan,  Hiperbola
dimana Tuhan dilukiskan sebagai gembala, perisai, d) Kiasan melibatkan
benteng, batu karang, pahlawan, dan lain sebagainya. Penghapusan/supresi
 Elipsis
Dalam puisi Ibrani, ada bermacam-macam kiasan yang
 Aposiopesis
membangkitkan gambaran-gambaran dalam pikiran  Retoris
pembacanya.  Meiosis
 Tapeinosis
a) Kiasan Melibatkan Perbandingan e) Permainan kata

 Simile (Ibarat)

Simile adalah kemiripan, sebuah perbandingan langsung (eksplisit) antara 2 hal


yang sifatnya tidak sama tetapi memiliki persamaan, dengan menggunakan
kata seperti atau sebagaimana.15

Contoh :

15 ^
Bahasa Ibrani membentuk simile dengan kata depan K= / K#mo, kata penghubung K^a v#r, kata
kerja m^v^l (“menjadi seperti”), dan formula K= .... K#n (sebagaimana ... demikianlah”); bandingkan
Watson,Classical Hebrew Poetry, 257-262.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 36


Eksposisi Mazmur

Mazmur 42:2
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah

Simile disini membandingkan seekor rusa yang haus akan air dengan kerinduan
pemazmur akan Allah.

Mazmur 37:1-2
Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;
sebab mereka segera lisut seperti rumput
dan layu seperti tumbuh--tumbuhan hijau

Simile disini membandingkan musuh sebagai rumput yang segera akan


dipotong.

Mazmur 1:3
Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya

Simile disini membandingkan seseorang yang merenungkan Taurat TUHAN


dengan sebuah pohon yang teruji.

 Metafora

Metafora adalah sebuah perbandingan yang tidak langsung (implisit) antara 2


hal yang naturnya berbeda tetapi memiliki suatu kesamaan. Sebuah metafora
adalah sebuah perbandingan tanpa memakai kata seperti.

Contoh :
Mazmur 23:1
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku

Metafora disini membandingkan TUHAN dan gembala. Kualitas utama dari


gembala diberikan kepada TUHAN. Baris berikutnya (ayat 1-4) memperluas dan
menguji metafora ini untuk mengkomunikasikan pelayanan spiritual TUHAN
kepada umat-Nya yaitu mengajar kebenaran, membersihkan dari dosa, dan
membimbing mereka dalam kebenaran dan keadilan.

Mazmur 84:12a
Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai;
kasih dan kemuliaan Ia berikan

Metafora disini membandingkan TUHAN dengan matahari dan perisai.


“Matahari” menunjukkan terang, kehangatan, pemeliharaan bagi
pertumbuhan. “Perisai” mewakili perlindungan. Bait ini membawa perasaan
aman dalam pemeliharaan Tuhan dan perlindungan dalam hidup.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 37


Eksposisi Mazmur

Sebuah metafora mengkomunikasikan sebuah gambar yang lebih jelas


daripada sebuah simile karena metafora memberikan perbandingan tidak
langsung dan melukiskan perbandingan dengan lebih dekat.

 Perbandingan tidak langsung (Hypocatastasis)

Hypocatastasis adalah pernyataan yang menunjukkan perbandingan antara dua


hal yang berbeda natur tapi memiliki sesuatu yang sama.

Contoh :
Mazmur 22:17
Sebab anjing-anjing mengerumuni aku,
gerombolan penjahat mengepung aku,
mereka menusuk tangan dan kakiku.

Pemazmur membandingkan musuhnya dengan anjing. Tidak ada anjing-anjing


yang mengurung dia. Konteksnya memberitahukan bahwa ada sekelompok
orang jahat. Jika pemazmur memang menggunakan simile, maka dia akan
menyatakannya secara eksplisit “musuh-musuhku adalah seperti anjing-
anjing.” Jika menggunakan metafora maka akan berbunyi “musuh-musuhku
adalah anjing-anjing.” Tapi dia hanya berkata “Sebab anjing-anjing
mengerumuni aku,” dan kita ditinggalkan untuk menentukan apakah mereka
adalah anjing atau ada arti kiasan. Jika arti kiasan, mengapa pemazmur
membandingkan dengan anjing-anjing? Anjing-anjing di Timur Dekat Kuno
adalah binatang pelacak – mereka bergerombol dan mencari makanan. Seperti
burung bangkai di padang pasir mereka mengambil bangkai. Jadi
hypocatastasis telah berbicara banyak mengenai musuh-musuhnya, dan
kondisinya – dia sekarat.

Mazmur 127:5
Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan
semuanya itu.

Dalam konteksnya pemazmur telah menggunakan simile untuk


membandingkan anak dengan panah di tangan seorang pahlawan.
Membangun dari titik itu pemazmur menggunakan “tabung panah” untuk
merujuk kepada rumah tangganya. Jika anak “seperti” panah, maka rumah
tangga seperti tabung panah – tapi rumah tangga sama sekali tidak disebutkan.
Demikianlah perbandingan itu dibuat.

 Personifikasi

Personifikasi adalah Tuhan, benda atau binatang yang dianggap bertindak


seperti manusia atau dengan kata lain Tuhan, benda atau binatang yang
“dimanusiakan.” Personifikasi memberikan perasaan kepada sesuatu yang non-
manusia, sehingga kita sangat tertarik. Itulah yang menunjukkan perasaan
penulis dan khususnya kekuatan perasaannya. Kita dapat melihat dekatnya di

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 38


Eksposisi Mazmur

antara penulis dan subyeknya. Personifikasi juga menunjukkan kesatuan di


antara hal-hal yang agak sama.

Contoh :
Mazmur 31:3
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku

Dua hal yang dibandingkan : Tuhan / orang


Ide yang sama : mendengar atau memperhatikan
Perasaan : diperhatikan

Mazmur 8:4
Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu

Dua hal yang dibandingkan : Tuhan / orang


Ide yang sama : mengerjakan atau membuat sesuatu
Perasaan : diciptakan oleh Pencipta

Yesaya 55:12
Segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan

Dua hal yang dibandingkan : pohon / orang


Ide yang sama : bertepuk tangan karena senang
Perasaan : berbahagia

Kejadian 4:10
Darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah

Dua hal yang dibandingkan : darah / orang


Ide yang sama : berteriak/tuntutan keadilan
Perasaan : tidak adil

Kejadian 9:5
Dari segala binatang Aku akan menuntutnya (darah)

Dua hal yang dibandingkan : binatang / orang


Ide yang sama : pertanggungjawaban moral
Perasaan : kagum

Yoel 1:10
Tanah berkabung .... minyak sudah menipis

Dua hal yang dibandingkan : tanah dan minyak / orang


Ide yang sama : berkabung dan menipis karena malapetaka pertanian
Perasaan : berdukacita

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 39


Eksposisi Mazmur

b) Kiasan Melibatkan Penggantian

 Sebab dan Akibat (Metonymy)

Metonymy adalah perubahan kata benda (atau ide apapun), perubahan satu
kata dalam menamai suatu obyek dengan kata lain yang berhubungan erat
dengannya. Berbeda dengan kiasan di atas yang didasarkan pada kemiripan,
metonymy didasarkan pada hubungan. Jika kiasan didasarkan atas kemiripan,
perbandingan yang dibuat imajinatif, maka dalam metonymy kata yang memicu
hubungan (asosiasi) merupakan realitas historis.

o Sebab menggantikan akibat

Contoh :
Matius 10:34
Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang
“pedang” (sebab) menggantikan “perselisihan”

Wahyu 3:7
yang memegang kunci Daud
“kunci” (sebab) menggantikan “hak memasuki kerajaan Daud”

o Akibat menggantikan sebab

Contoh :
Mazmur 51:10
Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita
“kegirangan dan sukacita” (akibat) menggantikan “proklamasi
pengampunan”

Amsal 19:13
Anak bebal adalah bencana bagi ayahnya
“bencana” (akibat) menggantikan “sesuatu yang dilakukan anak bebal”

Yeremia 14:17
Air mataku bercucuran siang dan malam
“bercucuran” (akibat) menggantikan “kedatangan invasi Babilonia”

 Representasi (Synecdoche)

Representasi atau synecdoche adalah pertukaran ide yang berhubungan satu


sama lain. Dalam kiasan ini, satu kata menerima sesuatu dari yang lainnya yang
tidak terekspresikan tetapi dihubungkan dengannya karena berasal dari genus
yang sama. Seperti metonymy, kiasan itu didasarkan pada suatu hubungan
bukannya kemiripan. Tapi dalam metonymy pertukaran bisa dilakukan antar
kata-kata yang berhubungan tapi berasal dari genus yang berbeda (karena itu
hubungannya tipis melalui kontak). Sedangkan dalam synecdoche

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 40


Eksposisi Mazmur

pertukarannya dilakukan antar dua kata yang berhubungan secara genus.


Sebagai petunjuk umum, kita bisa menggunakan synecdoche bagi kiasan yang
benar-benar merupakan sebagian dari keseluruhan atau keseluruhan bagi
sebagian – lebih berhubungan dengan hal yang dimaksud daripada sebuah
metonymy pada umumnya.

o Synecdoche dari Genus

Genus digantikan dengan spesies, misalnya : senjata dengan pedang,


makhluk dengan manusia, tangan dengan senapan, kendaraan dengan
sepeda.

Contoh :
Yeremia 26:9
Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah TUHAN
“seluruh rakyat” menggantikan “sejumlah besar umat”

Markus 16:15
beritakanlah Injil kepada segala makhluk
“makhluk” menggantikan “manusia”

1 Samuel 20:26
Dan Saul tidak berkata apa-apa pada hari itu
“tidak berkata apa-apa” menggantikan “tidak berkata apa-apa ttg Daud”

o Synecdoche dari Spesies

Spesies digantikan dengan genus, misalnya : roti dengan makanan,


pemotong leher dengan pembunuh.

Contoh :
Mazmur 44:7
Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun tidak memberi
aku kemenangan
“panah/pedang” menggantikan “senjata”

Keluaran 3:8, 17
suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya
“susu/madu” menggantikan “makanan mewah”

o Seluruh menggantikan sebagian

Contoh :
Yohanes 12:19
lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia
“dunia” menggantikan “semua orang banyak yang bersama-sama dengan
Yesus”

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 41


Eksposisi Mazmur

Keluaran 21:6
dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup
“seumur hidup” menggantikan “sepanjang budak itu hidup”

o Sebagian menggantikan seluruhnya

Contoh :
Amsal 1:16
karena kaki mereka lari menuju kejahatan
“kaki” menggantikan “keseluruhan tubuh orang jahat”

Mazmur 3:4
Engkaulah kemuliaan dan yang mengangkat kepalaku
“kepala” menggantikan “keseluruhan pribadi dan martabat

Kejadian 22:17
dan keturunanmu akan menduduki setiap gerbang musuhnya (KSILT)
“gerbang” menggantikan “kota”

Mazmur 80:2
di depan Efraim dan Benyamin dan Manasye. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu
“Efraim/Benyamin/Manasye” menggantikan “suku di utara, selatan, dan
Transyordan”

o Sesuatu menggantikan sesuatu yang biasanya ada hubungannya

Contoh :
Yesaya 38:18
maut tidak dapat memuji-muji Engkau
“maut” menggantikan “orang-orang yang meninggalkan”

Kejadian 49:10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda
“tongkat kerajaan” menggantikan “pemerintahan”

Kejadian 42:38
kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati
karena dukacita
“ubanan” menggantikan “Yakub pada waktu dia tua”

Mazmur 72:9
musuh-musuhnya menjilat debu
“menjilat debu” menggantikan “merendahkan diri”

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 42


Eksposisi Mazmur

 Merismus (Merism)

Penggunaan dua pernyataan yang berlawanan untuk menunjukkan


keseluruhan.

Contoh :
Mazmur 139:2
Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri
“duduk/berdiri” menggantikan “segala tingkah laku saya”

Mazmur 139:8
Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;
Jika aku menaruh tempat tidurku di alam maut, Engkau di sana (KSILT)
“langit/alam maut” menggantikan “ruang universal dan seluruh situasi yang
ada didalamnya”

Mazmur 1:2
merenungkan Taurat itu siang dan malam
“siang/malam” menggantikan “segala waktu, sesering mungkin”

 Hendiadys

Dua untuk satu, ekspresi dari satu ide melalui dua istilah yang diatur secara
formal dan dihubungkan oleh kata sambung “dan,” bukannya sebuah kata
benda atau kata sifat atau kata kerja dan kata keterangan. Satu komponen
menentukan yang lain.

Contoh :
Kejadian 3:16
Aku akan sangat memperbanyak penderitaanmu dan kehamilanmu (KSILT)
“penderitaan dan kehamilan” menggantikan “usaha keras dalam
membesarkan dan menjaga anak”

Mazmur 63:6
Jiwaku dipuaskan seperti dengan sumsum dan lemak (KSILT)
“sumsum dan lemak” menggantikan “gemuk yang berlebihan”

 Eufemisme

Eufemisme adalah penggantian terhadap sebuah ekspresi yang tidak ofensif


(tidak menusuk/tidak menyakitkan) dengan yang ofensif.

Contoh :
Ayub 2:9
Lalu istrinya berkata kepadanya, “Masihkah engkau berpegang teguh pada
kesalehanmu? Berkatilah (=kutukilah) Allah, dan matilah!” (KSILT)

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 43


Eksposisi Mazmur

Kata “berkatilah” menggantikan kata “kutukilah” karena lebih cocok dengan


kata “Allah,” tapi pengertian “kutukilah” jelas diharuskan dalam konteks.
Alkitab LAI menerjemahkannya dengan “kutukilah.”

 Apostrofe

Apostrofe adalah suatu pembelokan pokok persoalan secara langsung atau


tiba-tiba untuk membahas yang lain yang hadir dalam kenyataan atau imajinasi.

Contoh :
Mazmur 6:2, 9
Ya Tuhan, janganlah menghukum aku ....
Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan

Mazmur 114:1, 5
Pada waktu Israel keluar dari Mesir ....
Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri

 Tipe/Tipologi (Typology)

Tipologi adalah sebuah ilustrasi ilahi yang dikiaskan sebelumnya dari sebuah
realitas yang berhubungan (disebut antitipe). Tipologi adalah sebuah bentuk
prediksi nibuat, perbedaan utama adalah bagian itu hanya bisa dimengerti
sebagai nubuat saat penggenapan antitipenya sudah muncul sepenuhnya.
Dalam mazmur, tipologi banyak muncul dalam mazmur kerajaan/mesianis.

Contoh :
Mazmur 22:2
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?

Kata-kata dari mazmur secara hiperbola menggambarkan penderitaan Daud,


tetapi secara historis menjadi nyata dalam Yesus. Beberapa ayat dari mazmur
ini digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan penderitaan Yesus.

 Lambang (Symbol)

Sesuatu yang kelihatan menggantikan sesuatu yang tidak kelihatan, yaitu Yng
rohani atau moral.

Contoh :
Mazmur 74:13, 14
Engkaulah yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air
Engkaulah yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan

“ular-ular/Lewiatan” menggantikan “setan-setan/Setan.” Lewiatan adalah


binatang yang paling kuat, melawan ketertiban laut, dan yang melambangkan

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 44


Eksposisi Mazmur

Setan yang paling kuat dan melawan tata tertib Allah dalam dunia-Nya.
Lewiatan/ular seringkali melambangkan Setan di dalam Alkitab.

Mazmur 97:11
Terang sudah terbit bagi orang benar
“terang” seringkali melambangkan “berkat Allah”

 Ironi

Ekspresi pikiran dalam sebuah bentuk yang berlawanan. Arti kata itu dibalik
dengan menukarnya ke dalam suatu wilayah semantik yang tidak sama dengan
pembicara dan/atau subyek. Dengan menaruh kata itu ke dalam suatu konteks
yang tidak sama, penulis menstimulasi sebuah respon mental.

Contoh :
1 Raja-Raja 18:27
“Panggilah lebih keras, bukankah dia allah?”
“allah” menggantikan “bukan allah.” Elia tidak percaya kalau Baal adalah allah,
karena kalau dia adalah allah mereka tidak perlu berteriak lebih keras.

c) Kiasan Melibatkan Penambahan atau Perluasan

 Repetisi

Repetisi adalah pengulangan dari kata yang sama atau kata-kata dalam bagian
itu. Fenomena ini mempunyai banyak variasi.

Contoh :
Mazmur 22:2
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?

 Paronomasia

Paronomasia adalah pengulangan kata-kata yang mirip bunyinya dan seringkali


juga dalam arti atau asal mulanya. Jika kata-kata itu secara etimologis
berhubungan, maka itu merupakan sebuah paronomasia dalam arti klasik; jika
kata-kata itu tidak begitu berhubungan, maka itu merupakan sebuah
paronomasia longgar, atau permainan bunyi kata. Paronomasia ini bisa dikenali
jika kita bekerja dengan teks aslinya (bahasa Ibrani).

Contoh :
Kejadian 1:2
Whb)w` Wht) ht*yh
+ * Jr#a*h*w+ w=h*a*r#J h*y=t> t)hW w*b)hW
Paronomasia terdapat dalam kata t)hW (belum berbentuk) dan w*b)hW
(kosong)

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 45


Eksposisi Mazmur

Kejadian 2:7
hm*da
* &h*-/m! rp*u* <d*a*h*-ta# a#t-h*a*d*< u*p*r m!/-h*a&d*m>
Paronomasia terdapat dalam kata h*a*d*< (manusia) dan h*a&d*m> (tanah)

 Akrostik

Akrostik adalah pengulangan dari huruf yang sama atau berikutnya di


permulaan kata atau klausa.

Contoh :
Mazmur 119
Dalam Mazmur 119, setiap baris dalam setiap bagian dimulai dengan deretan
huruf alfabet.

Mazmur 34
Dalam Mazmur 34, setiap ayat dimulai dengan sebuah huruf alfabet secara
berderet.

 Inclusio (figur amplop)

Inclusio adalah pengulangan dalam sebuah puisi sehingga mengikat puisi


menjadi satu kesatuan. Pengulangan ini bukan diantara anak kalimat dalam
sebuah ayat, melainkan pengulangan yang membuka dan menutup sebuah
syair.

Contoh :
Mazmur 8:2, 10
Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi !

Mazmur 106:1, 48
Haleluya !

 Hiperbola

Hiperbola adalah penggunaan istilah berlebihan untuk menekankan akibat,


dimana artinya lebih dari makna literalnya.

Contoh :
Ulangan 1:28
kubu-kubunya sampai ke langit

Mazmur 6:7
setiap malam aku menggenangi tempat tidurku

Mikha 6:7
kepada puluhan ribu curahan minyak

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 46


Eksposisi Mazmur

d) Kiasan Melibatkan Penghapusan atau Supresi

 Elipsis

Ellipsis adalah penghilangan sebagian kata dari anak kalimat kedua dengan
pengertian bahwa bagian yang dihilangkan tersebut akan dibaca sama dengan
anak kalimat pertama.

Contoh :
Amos 8:10
Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan
a b c
dan segala nyanyianmu menjadi ratapan
b' c'

Mazmur 88:7
Engkau telah menaruh aku dalam liang kubur yang paling dalam
a b
dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam
b' c'

 Aposiopesis

Aposiopesis adalah diam yang tiba-tiba, berhenti berkata-kata, dengan diam


yang tiba-tiba (dalam kemarahan, duka, depresi, janji).

Contoh :
Mazmur 6:4
dan jiwaku pun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?
Kalimat ini tidak lengkap karena emosi yang intens terlibat. Pemazmur berhenti
dalam kalimat ini dan menyerahkan semuanya dalam pemeliharaan TUHAN.

 Retoris

Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tanpa mengharapkan jawaban


(untuk mengekspresikan penegasan, demonstrasi, kekaguman, pemujaan,
keinginan, penolakan, keraguan, permohonan, larangan, kasihan, teguran,
ratapan). Melalui penggunaan kiasan ini kita berusaha membujuk pendengar
untuk mengadopsi sudut pandang. Respon yang diinginkan harus ditebak dan
diuji dari komposisi itu.

Contoh :
Mazmur 2:1
Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara
yang sia-sia?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 47


Eksposisi Mazmur

Pemazmur mengekspresikan kekaguman, mungkin juga kemarahan, bahwa


bangsa-bangsa mau memberontak melawan TUHAN.

Amsal 31:10
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?

Maksudnya adalah untuk membangkitkan sebuah perasaan menginginkan


sesuatu yang begitu jarang. Ini bukanlah sebuah pertanyaan literal yang harus
dijawab.

 Meiosis

Meiosis adalah kiasan yang digunakan untuk mengecilkan satu hal dan
membesarkan yang lain.

Contoh :
Bilangan 13:33
“dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap
kami”

Perhatikan bahwa ini juga merupakan sebuah simile, membandingkan orang


dengan belalang. Pengecilan dimaksudkan untuk memperbesar jumlah dan
kekuatan musuh.

 Tapeinosis

Tapeinosis adalah kiasan yang digunakan untuk mengurangi satu hal untuk
meningkatkannya.

Contoh :
Mazmur 51:19
hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah

Pengurangan digunakan untuk menyatakan dua ide : pertama, Tuhan akan


menerima dan senang akan hati yang hancur – inilah maksud yang diinginkan;
kedua, jika kita tidak memiliki hati yang hancur maka Tuhan akan membiarkan.

e) Lain-lain (Permainan kata)

Ada banyak permainan kata atau pasangan kata yang digunakan dalam Puisi
Ibrani.

Mazmur 81:17 lk^a* - ub^c* makan – kenyang


Mazmur 30:6; 90:6 rq#B) - br#u# pagi – petang
Pengkhotbah 11:6
Kejadian 1:5 roa - Ev#j terang – gelap
<oy - hl*yl
= ^ siang – malam

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 48


Eksposisi Mazmur

Kejadian 28:17 ty!B^ - ru^v^ rumah – pintu gerbang


Mazmur 73:2 lg#r# - rV%a* kaki – langkah
Mazmur 73:9 hP# - /v)l* mulut – lidah
Mazmur 7:17 hd*y* - rm^z* bersyukur – bermazmur
Mazmur 68:21 var) - dq)dq = * kepala – tempurung kepala

D. Prinsip Menafsirkan Bahasa Puisi Ibrani


Bagaimana kita menafsirkan bahasa puisi (kiasan) ? William W. Klein, Craig L.
Blomberg dan Robert L. Hubbard Jr mengusulkan 3 langkah untuk menafsirkan bahasa
puisi, yaitu :

1. Identifikasi jenis gaya bahasa yang ditemukan.

Apakah gaya bahasa yang digunakan melibatkan perbandingan (misalnya simile,


metafora, hypocatastasis, personifikasi/antropomorfisme/zoomorfisme),
penggantian (misalnya metonymy, synecdoche, merismus, hendiadys, eufemisme,
apostrofe, tipologi, lambang, ironi), penambahan-perluasan (misalnya repetisi,
paronomasia, akrostik, inclusio, hiperbola) atau penghapusan-supresi (misalnya
elipsis, aposiopesis, retoris, meiosis, tapeinosis)?

Contoh : Mazmur 18:3


Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

Gaya bahasa yang digunakan oleh pemazmur dalam ayat ini adalah metafora.

2. Tafsirkan gaya bahasa itu dengan menyaring makna figuratif dari makna
literalnya.

Makna literal adalah objek fisik nyata yang disebut di dalam teks, konsep-konsep
yang dirujuk oleh objek tersebut, dan konotasi-konotasi emosional yang
diasosiasikan oleh pembaca atasnya. Adapun makna figuratif adalah aspek dari
makna literal yang ingin disorot oleh sang penyair.

Contoh :
Mazmur 18:3
Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

Makna literal : ayat ini menampilkan beberapa gambaran yang umum dan
konkret, yaitu “bukit batu,” “kubu pertahanan,” “perisai,” “tanduk,” dan “kota
benteng.” Semua gambaran ini mengandung konsep keteguhan yang tidak
tergoyahkan, perlindungan yang tidak tertembuskan, dan kekuatan yang besar.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 49


Eksposisi Mazmur

Secara emosional, konotasi yang diciptakan bersifat positif, penyelamat di hari


menjelang ajal.
Makna figuratif : Yahweh, tempat perlindungan pemazmur, pihak yang memiliki
kekuatan yang menakjubkan mengelilingi pemazmur.

3. Tentukan fungsi dari gaya bahasa tersebut dalam konteksnya

Mengapa penyair menggunakan gaya bahasa tersebut? Kontribusi apakah yang


diberikan oleh gaya bahasa tersebut atas makna yang disampaikan oleh penyair?

Mazmur 18:3
Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung,
perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

Gambaran-gambaran yang ada dalam Mazmur 18:3 berfungsi untuk menyuarakan


salah satu tema utama dar mazmur tersebut – perlindungan Allah – sebuah tema
yang dikonfirmasi oleh pengalaman pemazmur sendiri (Mzm. 18:5-20).

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 50


Eksposisi Mazmur

E. Contoh & Praktek


Berikut ini diberikan contoh pengamatan hukum struktur, paralelisme dan arti
kiasan dari Mazmur 1 dan Mazmur 23 :

MAZMUR 1

PENGAMATAN : PARALELISME :

1 Berbahagialah orang
yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, A<B
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan Berkesinambungan
Cara Hidup yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Orang Peningkatan Pikiran
Berbahagia2 Tetapi, Kontras
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan A<B
Berkesinambungan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

3 Ia seperti pohon, Simile


yang di tanam di tepi aliran air,
A<B
yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan
Gambaran Perbandingan
Hidup yang tidak layu daunnya;
Orang apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Berbahagia
4 Bukan demikian orang fasik : Kontras A<B
mereka seperti sekam yang ditiupkan angin, Perbandingan

5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, A<B
begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar, Perbandingan
KLIMAKS/
PUNCAK 6 Sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, A=B
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Kontras

ARTI KATA-KATA KIASAN


Ayat 1. Berjalan...berdiri...duduk PENGGANTIAN
“berjalan...berdiri...duduk” menggantikan “keterlibatan dalam cara hidup orang
fasik”
Ayat 2. Siang dan malam PENGGANTIAN
“siang dan malam” menggantikan “sepanjang hari”
Ayat 3–4. Ia seperti pohon ... mereka seperti sekam ... PERBANDINGAN
2 hal : orang benar dengan pohon, orang fasik dengan sekam
Ide : stabil, kuat, berbuah dibandingkan dengan orang yang hidupnya tidak
berarti, sementara, tidak berharga
Perasaan : aman, tenang, damai; dan sebaliknya khawatir, bimbang, terombang-
ambing
Ayat 5. Penghakiman PENGGANTIAN
“penghakiman” menggantikan “pengadilan akhir Allah”
Ayat 6. TUHAN mengenal ... menuju kebinasaan PENGGANTIAN
“TUHAN mengenal” menggantikan “keselamatan (sebagai kontras dari kebinasaan)”

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 51


Eksposisi Mazmur

MAZMUR 23 – Mazmur Iman

PENGAMATAN : PARALELISME :

1 TUHAN adalah gembalaku, metafora


Inti iman A>B
takkan kekurangan aku. Subordinasi : Alasan

2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,


G
Ia membimbing aku ke air yang tenang; A=B
a
m 3 Ia menyegarkan jiwaku. Gema
b Ia menuntun aku di jalan yang benar
a oleh karena namaNya.
r
a 4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
n A>B
aku tidak takut bahaya,
sebab Engkau bersertaku; Subordinasi : Alasan
i gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.
m antropomorfisme
a 5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, dihadapan lawanku;
n A<B
Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
Berkesinambungan
Pialaku penuh melimpah.

6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; A < B
Kesimpulan dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. Tujuan

ARTI KATA-KATA KIASAN


Ayat 1. Gembala PERBANDINGAN
2 hal : TUHAN dengan gembala = orang yang memelihara, memimpin, memiliki
Ide : dipelihara, dilindungi, dijaga
Perasaan : aman, nyaman
Ayat 2. Membaringkan, membimbing PENGGANTIAN
“membaringkan” menggantikan “menyediakan kebutuhan atau berkat jasmani”
“membimbing” menggantikan “mengarahkan kepada kebaikan”
Ayat 3. Menyegarkan, menuntun PENGGANTIAN
“menyegarkan” menggantikan “menguatkan, memperbaharui”
“menuntun” menggantikan “memimpin langkah kepada ....”
Ayat 4. Lembah kekelaman PENGGANTIAN
“lembah kekelaman” menggantikan “kesulitan, cobaan”
“gada dan tongkat” menggantikan “kekuatan, perlindungan”
Ayat 5. Hidangan, minyak, piala PENGGANTIAN
“hidangan” menggantikan “berkat pertolongan”
“minyak” menggantikan “berkat kuasa, otoritas”
“piala” menggantikan “kemenangan”
Ayat 6. Diam PENGGANTIAN
“diam” menggantikan “tinggal, menetap, setia”

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 52


Eksposisi Mazmur

Berdasarkan contoh di atas, buatlah pengamatan hukum struktur, paralelisme dan arti
kiasan dari mazmur yang Saudara telah pilih !

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 53


Eksposisi Mazmur

BAGIAN KEEMPAT

GENRE KHUSUS : JENIS-JENIS MAZMUR

A. Jenis-Jenis Mazmur

Secara umum, mazmur-mazmur dalam Kitab


Mazmur termasuk ke dalam genre puisi. Tetapi sebuah Tipe-tipe Mazmur:
mazmur juga dapat dikelompokkan secara khusus ke 1. Mazmur Iman
2. Mazmur Ratapan
dalam beberapa macam genre khusus yang berbeda.  Ratapan
Penelitian tentang berbagai macam genre dalam Kitab masyarakat
Mazmur telah diawali oleh seorang sarjana dari Jerman  Ratapan individu
yang bernama Herman Gunkel (1862 – 1932) dengan 3. Mazmur Pengucapan
syukur
pendekatannya yang disebut Formgeschichte atau kritik 4. Mazmur Pujian
bentuk.1 Dalam pendekatannya, Gunkel mampu 5. Mazmur Peringatan
menggo-longkan berbagai mazmur ke dalam beberapa 6. Mazmur Ziarah
tipe atau jenis, yaitu: Ratapan Pribadi, Ratapan Umat, 7. Mazmur Penobatan
8. Mazmur Raja
Ucapan Syukur Pribadi, Himne, Mazmur Raja, Mazmur 9. Mazmur Hikmat
Penobatan, dan Tipe-tipe minor (Nyanyian Ziarah, 10. Mazmur Torah
Nyanyian Zion, Nyanyian Torah, Nyanyian Kemenangan,
Ucapan Syukur Komunal, Mazmur Iman, Mazmur Nubuatan, Nyanyian Pemakaman,
Pengakuan Dosa, dan Mazmur Hikmat).2

Pendekatan Gunkel kemudian dikritik dan dikembangkan lebih lanjut oleh


sarjana-sarjana lain seperti Sigmund Mowinckel, Claus Westermann, dan lain
sebagainya. Para sarjana Alkitab tersebut telah memberikan usulan-usulan
pengelompokan mazmur-mazmur ke dalam beberapa macam genre yang didalamnya
bisa terjadi tumpang tindih. Catatan dari Tremper Longman III mungkin patut
dipertimbangkan bahwa kita perlu bersikap luwes atau fleksibel ketika membahas
genre sebuah mazmur.3

Dengan mempertimbangkan berbagai usulan pengelompokan mazmur-


mazmur dari para sarjana dan catatan dari Tremper Longman III, berikut ini akan
dijelaskan berbagai genre dalam Kitab Mazmur beserta dengan beberapa contoh,
konsep dan ciri-cirinya.

1
W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 43-44.
2
Allen P. Ross, “The Study of The Psalms,” online: www.christianleadershipcenter.org, diakses
2007.
3
Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, 19.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 54


Eksposisi Mazmur

1. Mazmur Iman (Kepercayaan/Keyakinan)

Mazmur : 4, 11, 16, 23*, 27*, 62*, 63, 90, 91, 121, 125, 131

Konsep :
Pemazmur menyampaikan penyerahan dan keyakinannya dengan kata-kata yang
diwarnai dengan emosi, tentang keagungan dan penyertaan Allah yang selalu
melindungi dia. Walaupun pemazmur mengalami bahaya, ia tetap beriman karena
kekuasaan Allah. Mazmur Iman berisi metafora-metafora indah yang
memperlihatkan kesadaran akan hadirat Tuhan yang intim pada pemazmur. Tuhan
adalah perlindungan (Maz. 11:1; 16:1), gembala (Maz. 23:1), terang (Maz. 27:1),
gunung batu (Maz. 62:3), dan penolong (Maz. 121:2) pemazmur.

Ciri-ciri :
1. Pernyataan iman.
2. Undangan untuk percaya atau berserah.
3. Dasar kepercayaan.
4. Permohonan.
5. Janji pujian.

2. Mazmur Ratapan

Mazmur :
Ratapan Masyarakat : 12, 44, 58, 60, 74*, 79, 80, 83, 85, 90, 94, 123, 126, 129, 137.
Ratapan Pribadi : 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13, 14, 17, 22*, 25, 26, 27, 28, 31, 35, 39, 40, 41, 42,
43, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 61, 64, 69, 70, 71, 77, 86, 88, 89, 109, 120, 139, 140, 141,
142.

Konsep :
Pemazmur mengeluh kepada Tuhan tentang kesusahannya dengan keterbukaan
dan menantikan Tuhan dalam kesusahan. Pada waktu Tuhan tidak terlihat,
pemazmur menjanjikan pujian kepada-Nya. Pemazmur mengeluh tentang
perbuatan-perbuatan musuhnya, tentang pikiran dan perbuatannya sendiri yang
membingungkan dia, dan tentang perbuatan Tuhan yang membingungkan dia
serta memohon pertolongan Tuhan. Dia menghormati Tuhan dengan
ketidakpuasannya, karena hanya Tuhan yang dapat menolong.

Ciri-ciri :
1. Pendekatan langsung dalam doa kepada Allah, misalnya dalam bentuk seruan
kepada Allah minta pertolongan.
2. Ratapan atau keluhan, yang sering diungkapkan dalam bentuk kiasan dan
kadang-kadang berpusat pada tiga pihak yaitu : musuh, umat, dan Allah.
3. Keyakinan atau pengakuan kepercayaan yang sering didasarkan pada karya Allah
di masa lampau.
4. Permohonan untuk pembebasan yang biasanya diungkapkan dalam bentuk
perintah dan sering memohon penghukuman atas musuh.
5. Seruan yang mengingatkan akan nama baik Allah atau janji-Nya.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 55


Eksposisi Mazmur

6. Nazar pujian yang dijanjikan apabila diselamatkan.


7. Jaminan bahwa Tuhan mendengar (khusus pada mazmur ratapan individu).

3. Mazmur Pengucapan Syukur

Mazmur : 30, 32, 34, 65, 66, 67, 92, 107, 116*, 118*, 121, 124, 138.

Konsep :
Pemazmur mengutarakan rasa terima kasih kepada Tuhan setelah ia diselamatkan
dari kesusahan dalam hidupnya. Ia mengucapkan syukur karena perbuatan Allah
dan menyaksikan kelepasannya kepada jemaat.

Ciri-ciri :
1. Pendahuluan – Pemazmur menyatakan maksud dan alasannya memuji Tuhan
(proklamasi).
2. Kesaksian tentang perbuatan Tuhan yang besar dalam hidupnya. Ini merupakan
ringkasan singkat tentang apa yang sudah Allah lakukan.
3. Ajakan mengucap syukur kepada seluruh jemaat dan alasannya.
4. Catatan tentang krisis – Pengulangan keluhan atau kebutuhan yang sekarang
telah dijawab Tuhan.
5. Pembebasan atau keselamatan sebagai fakta penyelesaian dari Tuhan.
6. Kesimpulan – Pujian kepada Tuhan dan panggilan kepada orang lain untuk
memuji Dia.

4. Mazmur Pujian (Haleluya)

Mazmur : 8, 19:1-6, 33, 66, 68, 100*, 103, 104, 105, 111, 113*, 114, 117*, 135, 145, 146,
147, 148, 149.

Konsep :
Pemazmur memuji Tuhan karena sifat-Nya yang dinyatakan dalam sejarah, bukan
saja karena perbuatan-Nya bagi penyembah sendiri. Allah layak dipuji dengan
penuh sukacita karena kebaikan Tuhan melalui penciptaan, keluaran, penebusan,
taurat, penyelamatan dari kesusahan dan musuh Israel, dan lain-lain. Tuhan sering
dipuji sebagai Pencipta, Raja, dan Juru Selamat. Alasan memuji Tuhan ini
merupakan bagian terpenting dari Mazmur Pujian.

Ciri-ciri :
1. Ajakan untuk memuji Tuhan.
2. Alasan mengapa Tuhan patut dipuji.
3. Ajakan baru untuk memuji Tuhan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 56


Eksposisi Mazmur

5. Mazmur Peringatan

Mazmur : 78, 105, 106, 135*, 136*.

Konsep :
Pemazmur mengingat penebusan Tuhan di masa lampau. Dalam Mazmur
Peringatan, sebuah rangkaian perbuatan Tuhan diperingati kembali. Dua peristiwa
khusus yang seringkali dikutip adalah keluar dari Mesir dan peneguhan kerajaan
Daud melalui perjanjian. Kebanyakan mazmur hanya menyebut satu peristiwa saja.

Ciri-ciri :
1. Mengingat akan penebusan Tuhan bagi Israel di masa lampau.
2. Mengingat akan perbuatan Tuhan yang ajaib dalam hidup pemazmur dan
Israel.

6. Mazmur Ziarah (Sion)

Mazmur : 46, 48, 76, 84, 87, 120–134.

Konsep :
Berbahagialah orang yang berziarah ke Bukit Zion dalam iman. Yerusalem adalah
pusat kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Dipakai pada waktu mereka
berziarah ke Yerusalem. Mereka bernyanyi sambil menghampiri Yerusalem.

Ciri-ciri :
1. Keinginan yang mendesak untuk mendekatkan diri ke hadapan Tuhan.
2. Kebahagiaan orang yang dapat berziarah.
3. Keyakinan bahwa Tuhan, Penolong Israel, akan melindungi orang yg berziarah.
4. Berdoa untuk Raja Israel dan pendamaian Yerusalem.
5. Kebahagiaan atas pemulihan dari pembuangan ke Tanah Perjanjian.

7. Mazmur Penobatan

Mazmur : 29, 47, 93, 95, 96, 97, 98, 99.

Konsep :
Allah memerintah atas Israel, bangsa-bangsa, bahkan bumi dan seluruh isinya.

Ciri-ciri :
1. Dipakai pada waktu penobatan raja dirayakan.
2. Allah memerintah.
3. Allah memerintah sebagai Raja di sejarah Israel.
4. Dipakai untuk merayakan kembalinya Kristus untuk memerintah sebagai Raja di
masa depan. Dia akan datang untuk menghakimi & memerintah dalam
keadilan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 57


Eksposisi Mazmur

8. Mazmur Raja

Mazmur : 2*, 18, 20, 21, 45, 72, 101, 110*, 144.

Konsep :
Israel merayakan pemerintahan Rajanya, Raja yang mewakili Tuhan.

Ciri-ciri :
1. Hubungan khusus di antara Tuhan dan Raja Israel. Wewenangnya berdasarkan
hubungan itu, bahwa dia dipilih oleh Tuhan.
2. Pemerintahannya dirayakan pada masa lampau dan masa yang akan Dia.
3. Raja cukup berkuasa untuk menjamin keadilan dan perdamaian, dan menolong
yang tidak berkuasa. Dia memiliki kekuasaan dan kebaikan. Pengikutnya
menikmati hidup di bawah dia. Raja mewakili Tuhan, dan pemerintahannya.

9. Mazmur Hikmat

Mazmur : 1*, 36, 37*, 49, 73*, 78, 112, 127, 128, 133.

Konsep :
Bagaimana hidup dengan hikmat sambil menghadapi masalah yang sementara,
yakin bahwa Allah akan menang. Orang yang mentaati Tuhan akan menikmati
hidupnya. Kalau kita mengerti Prinsip Dua Jalan, kita akan memilih jalan yang
menuju hidup dan menghindari jalan yang menuju maut. Mazmur ini dipakai untuk
merenungkan pertanyaan yang sulit.

Ciri-ciri :
LaSor, Murphy, Kuntz, dan Allen Ross mendaftarkan beberapa karakteristik dari
mazmur hikmat yang dapat diringkaskan sebagai berikut :
1. Mencerminkan teknik-teknik sastra hikmat, misalnya dengan penggunaan
amsal, sajak, rangkaian menurut angka, perbandingan yang dimulai dengan
kata “lebih baik”, nasehat yang ditujukan kepada anak-anak, penggunaan asyre
atau “berbahagialah”, dan gaya bahasa yang diambil dari alam.
2. Memiliki maksud jelas untuk mengajar dengan petunjuk langsung (misalnya :
Mzm. 127, 128) atau dengan menggumuli suatu masalah seperti kemakmuran
orang jahat (misalnya : Mzm. 37, 49, 73).
3. Mengandung tema khas dari sastra hikmat, misalnya ajaran tentang dua jalan,
pertentangan antara yang baik dan jahat, pentingnya kesalehan dalam
berbicara, bekerja, menggunakan kekayaan, serta ketaatan pada orang tua,
takut akan Tuhan dan pemujaan torah, realitas dan kepastian akan balas jasa
atau ganti rugi, serta berbagai nasehat untuk hidup sehari-hari.
4. Menggunakan kosakata hikmat seperti : jalan, mengetahui atau mengenal,
benar atau orang benar, fasik atau orang fasik, hukum Taurat, meditasi,
makmur, pencemooh.4

4
Selidiki buku-buku berikut ini : W. S. LaSor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian
Lama, Pen.: Lisda Tirta Tirtapraja dan Lily W. Tjiputra (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 1994), 58; Roland E.
Murphy, Old Testament Reading Guide: Introduction to the Wisdom Literature of the Old Testament

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 58


Eksposisi Mazmur

10. Mazmur Torah

Mazmur : 1*, 19*, 119*

Konsep :
Pentingnya Firman Tuhan. Orang yang menurutinya akan diberkati.

Ciri-ciri :
1. Firman Tuhan merupakan suatu hal yang layak untuk dijadikan pusat perhatian,
memiliki mutu yang tinggi dan sifat yang baik (Mzm. 1:2; 19:8; 119:14).
2. Akibat-akibat yang akan dinikmati oleh orang yang menurut Firman Tuhan
(Mzm. 1:3; 19:8; 119:11, 103, 105, 98).
3. Akibat-akibat yang akan dialami oleh orang yang tidak menurut Firman Tuhan
(Mzm. 1:4; 119:21, 78).
4. Orang benar gemar akan Firman Tuhan (Mzm. 1:2; 19:11; 119:15-16, 20, 44, 47-48,
72, 92, 97, 103) dan hidup menurut Firman Tuhan (Mzm. 119:34, 35, 44, 112).
5. Orang benar memperoleh pengenalan akan Allah lebih dalam melalui Firman
Tuhan (Mzm. 119:10, 57, 135) dan dalam doanya lebih efektif karena
merenungkan Firman Tuhan (Mzm. 119:22, 58, 77).

(Collegeville: The Liturgical Press, 1965), 41; James L. Crenshaw, The Psalms: An Introduction (Grand
Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 2001), 89; Allen Ross, “Psalm 1: The Life that is
Blessed,” dalam Studies in Psalms. Online: http://www.bible.org, diakses 19 Februari 2008.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 59


Eksposisi Mazmur

B. Contoh & Praktek

Temukan elemen-elemen dari genre setiap mazmur berikut ini dan berikan ayat-ayat
pendukungnya!

Mazmur 13 – Mazmur Ratapan

Apa struktur dasar yang Anda lihat dalam mazmur ini?


13:1-3 – Ratapan Daud dan pertanyaan “Berapa lama lagi, TUHAN?”
13:4-5 – Permohonan Daud kepada TUHAN untuk menjawab dia.
13:6 – Keyakinan Daud pada kasih setia TUHAN dan menyanyikan
keselamatan-Nya

Elemen-elemen apa saja dari mazmur ratapan yang dapat Anda temukan dalam
Mazmur 13? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen tersebut?
 Pendekatan langsung dalam doa kepada TUHAN (ayat 1) – Daud menghampiri
TUHAN di dalam doa.
 Keluhan/ratapan (ayat 2-3) – Daud merasa dilupakan TUHAN, dia berbicara
tentang penderitaan dalam hatinya dan dia berkata tentang musuhnya yang
meninggikan diri atas dia.
 Permohonan untuk pembebasan (ayat 4-5) – Daud meminta TUHAN untuk
menjawab dia dan “membuka matanya” sehingga musuhnya tidak bersukacita
karena dia telah menang atas Daud.
 Keyakinan atau pengakuan kepercayaan (ayat 6a) – Daud berkata bahwa dia
percaya kepada kasih setia TUHAN dan dia akan bersukacita (pernyataan iman)
atas penyelamatan TUHAN.
 Nazar pujian dijanjikan apabila diselamatkan (ayat 6b) – Daud berkata bahwa
dia akan menyanyi untuk TUHAN karena TUHAN telah berbuat baik kepadanya.

Mazmur 135 – Mazmur Pujian

Elemen-elemen apa saja dari mazmur pujian yang dapat Anda temukan dalam
Mazmur 135? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen tersebut?
 Ajakan/seruan untuk memuji TUHAN (ayat 1-3) – Mazmur 135 dibuka dengan
ajakan atau seruan untuk memuji TUHAN. Ajakan atau seruan ini ditujukan juga
kepada para hamba TUHAN yang melayani di rumah TUHAN.
 Alasan untuk memuji TUHAN (ayat 4-12)
- Karena karya Allah dalam sejarah Israel (4, 8-12) – Mazmur ini berbicara
tentang bagaimana TUHAN memilih umat-Nya, menyatakan tanda-tanda
dan kemenangan atas Firaun di Mesir, mengalahkan bangsa-bangsa dan
raja-raja, dan memberikan tanah bangsa-bangsa dan raja-raja itu kepada
umat-Nya.
- Karena karya Allah dalam penciptaan (6-7) – Mazmur ini juga berbicara
tentang TUHAN yang melakukan apa yang dikehendaki-Nya di langit dan
bumi – menaikkan kabut, membuat kilat mengikuti hujan, dan
mendatangkan angin.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 60


Eksposisi Mazmur

 Ajakan/seruan baru untuk memuji TUHAN (ayat 21) – Mazmur 135 ditutup
dengan ajakan atau seruan kembali untuk memuji TUHAN yang ditujukan untuk
kaum Israel, kaum Harun, kaum Lewi, dan mereka yang diam di Yerusalem.

Mazmur 30 – Mazmur Pengucapan Syukur

Elemen-elemen apa saja dari mazmur pengucapan syukur yang dapat Anda temukan
dalam Mazmur 30? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen
tersebut?
 Pendahuluan (ayat 2) – Pemazmur menyatakan maksudnya untuk memuji
TUHAN dan alasannya memuji TUHAN.
 Kesaksian tentang perbuatan TUHAN (ayat 3-4) – Pemazmur menyaksikan
perbuatan TUHAN yang telah menjawab teriaknya minta tolong.
 Ajakan untuk mengucap syukur dan alasannya (ayat 5-6) – Pemazmur juga
mengajak umat untuk bersama-sama dia mengucap syukur kepada TUHAN atas
karya-Nya.
 Catatan tentang krisis (ayat 7-11) – Dalam ayat 7-8, Daud membual bahwa dia
tidak pernah goyah, tetapi Allah menyembunyikan wajah-Nya dan Daud
terkejut. Dalam ayat 9-11, ada ancaman kematian dan Daud berseru kepada
TUHAN minta tolong.
 Pembebasan atau keselamatan sebagai fakta penyelesaian (ayat 12) – Allah
menjawab doanya dan mengubah ratapan menjadi tari-tarian.
 Kesimpulan (ayat 13) – Daud berkata bahwa dia akan memberikan pujian
kepada TUHAN untuk selama-lamanya.

Mazmur 62 – Mazmur Iman

Elemen-elemen apa saja dari mazmur iman yang dapat Anda temukan dalam Mazmur
62? Di mana ayat-ayat yang mendukung masing-masing elemen tersebut?
 Pernyataan iman (ayat 2a, 3a, 6a, 7a, 8a) – Daud menyatakan bahwa jiwanya
menantikan Allah, bahwa dia tidak akan digoyahkan, dan bahwa keselamatan
dan kemuliaan-Nya ada pada Allah.
 Dasar untuk percaya (ayat 2b, 3b, 6b, 7b, 8b, 9b, 12-13) – Daud percaya pada
Allah dan menantikan Dia karena keslamatan Daud datang dari Allah; Allah
adalah gunung batu dan keselamatannya (ayat 2b dan 3b). Dalam ayat 6, dia
memberikan alasan untuk percaya: “sebaba daripada-Nyalah harapanku.”
Umat dapat mempercayai Allah karena “Allah ialah tempat perlindungan kita”
(ayat 9b). Akhirnya, Daud berkata bahwa kuasa dan kasih setia dari Allah
asalnya (12-13b). Itulah alasan mengapa kita dapat percaya kepada Dia. Dan
Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Allah akan
menghakimi dengan adil (ayat 13b).
 Undangan untuk percaya (ayat 9) – Daud memanggil umat Allah untuk percaya
kepada Allah setiap wakt dan mencurahkan isi hati kepada-Nya, karena Dia
adalah tempat perlindungan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 61


Eksposisi Mazmur

BAGIAN KELIMA

INSTRUKSI PERJALANAN1

A. Pengingat untuk “Instruksi Perjalanan”

Mazmur

Apa ide utamanya?


(1) (2) Apa tanggapan yang diharapkan?
Tidak ada jalan pintas

Waktu hidup dan situasi


Kita, saat ini
pemazmur.
(3)
Bagaiamana tanggapan yang
diharapkan dalam kehidupan
konteks kita saat ini.

 Instruksi Perjalanan menolong kita berpikir tentang konteks satu bagian –


secara khusus, dalam kasus Mazmur , konteks sejarah dari satu Mazmur .
 Kita perlu melakukan perjalanan ke dalam situasi di mana pemazmur tinggal
dan memahami pesanyang ingin ia sampaikan. Kemudian kita akan ada pada
posisi yang lebih baik untuk mengaplikasikan pesan dalam kehidupan kita dan
tanyakan: apa artinya ini bagi kita saat ini?

B. Memahami Konteks Sejarah Mazmur

 Untuk dapat memahami lebih jelas, menghargai dan mengkhotbahkan pesan


Mazmur , sangatlah menolong untuk menemukan konteks sejarahnya terlebih
dahulu, jika mungkin. Meskipun kebenaran-kebenaran yang dituliskan dalam
Mazmur sudah sejak dahulu kala, namun Mazmur ditulis dalam konteks
pengalaman manusia.
 Kita harus mengetahui seawal mungkin bahwa konteks sejarah tertentu
tidaklah berlaku pada setiap Mazmur , jika Mazmur hanya sedikit.
 Bagian terindah dari Mazmur yaitu setiap Mazmur berbicara dalam bahasa
yang umum tentang situasi dan kemalangan yang dapat kita kenali. Para
pemazmur seringkali tidak menyebutkan situasi sejarahnya secara spesifik,
tetapi akan menjadi spesifik ketika berbicara tentang emosi dan pergumulan.

1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Kitab Mazmur : Buku Kerja,
pen. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015), 26-28.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 62


Eksposisi Mazmur

Karena itu, kita dapat melihat hidup, situasi dan kerinduan-kerinduan kita
dalam setiap kata-kata yang ada dalam Mazmur.
 Akan tetapi, jika kita ada petunjuk-petunjuk tentang situasi sejarah dibalik satu
Mazmur, kita akan mencoba menarik konteks sejarahnya dengan demikian kita
akan memahami Mazmur lebih jelas dan lebih kaya.

C. Menemukan Konteks Sejarah dari Satu Mazmur

1. Melalui Penulisnya
 Mengetahui penulis satu Mazmur seringkali menolong kita menempatkan
Mazmur dalam pandangan yang luas, konteks sejarah umum.
 Contohnya, jika Mazmur ditulis oleh Daud, kita dapat membaca tentang
kehidupannya dalam 1 dan 2 Samuel sama halnya dalam 1 Raja-Raja dan
1 Tawarikh, dan semuanya itu akan memberikan kita gambaran yang lebih
luas. Konteks sejarah umum dari Mazmur yang kita lihat adalah
kemenangannya, pergumulannya, kegagalannya, tangisan-tangisannya dan
hal-hal yang ia pikirkan. Mengenal Daud sebagai penulis Mazmur dan
membaca cerita kehidupan Daud memberikan kita pemahaman yang lebih
kaya dan menghargai apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur .
 Kita tidak selalu dapat memastikan satu konteks sejarah umum dengan
menyebutkan penulisnya, karena ada beberapa penulis yang pribadinya
tidak kita kenal dengan baik. Contohnya, kita tidak begitu mengenal Etan
orang Ezrahi, penulis Mazmur 89.
 Tetapi kita dapat melihat ke dalam cerita dan mengangkat penulis yang
telah kita ketahui sebelumnya.Sementara kita tidak dapat menemukan
konteks sejarahnya secara terperinci, kita akan memperoleh gambaran jelas
tentang latar belakang sejarah Mazmur .
2. Melalui Teksnya
 Ada Mazmur tertentu yang penulisnya dengan sengaja tidak dinyatakan
oleh Allah kepada kita. Namun dengan melihat pada teks dan gambaran-
gambaran seperti kejadian, manusia dan tempatnya, kita dapat
menemukan petunjuk-petunjuk yang spesifik tentang konteks sejarah dari
Mazmur tersebut.
3. Melalui Judulnya
 Ada empat-belas Mazmur yang berjudul, dan judul-judul tersebut sering
menyajikan informasi tentang konteks sejarah yang spesifik. Dengan
melihat dalam cerita-cerita Perjanjian Lama, kita akan menemukan
perincian-perincian tentang latar belakang sejarah situasinya.
 Akan tetapi, tidak setiap judul yang mengandung sejarah ada hubungan
yang jelas antara konteks sejarah dan pesan Mazmur.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 63


Eksposisi Mazmur

D. Contoh & Praktek


Buatlah perjalanan kembali ke konteks asli untuk memahami pesan Mazmur
berikut :

# Mazmur ini dengan jelas memberitahukan konteks sejarahnya dalam judul:

Mazmur 3

Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 3 memberitahukan informasi tentang situasi yang dihubungkan
dengan mazmur ini : “Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya”
(Mzm. 3:1). Kita dapat menemukan informasi lainnya tentang peristiwa itu dari
2 Samuel 15-18.

Apakah latar belakang sejarah dari mazmur ini?


2 Samuel 15-18 menceritakan bagaimana anak Daud, Absalom melancarkan
kampanye untuk menurunkan ayahnya dari singgasananya dan menjadi raja
menggantikan dia. Absalom benar-benar mengejar ayahnya saat ia melarikan
diri dari Yerusalem dan berniat membunuhnya sehingga ia bisa menjadi raja
yang tidak terkalahkan. Mazmur ini mencerminkan bagaimana perasaan Daud
selama ia melarikan diri dan bagaimana ia mempercayai Tuhan yang akan
menyelesaikan masalahnya dan berurusan dengan orang-orang yang
menentang dia.

Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 2 – Pernyataan “banyaknya lawanku” atau “banyak orang bangkit
menyerang aku” mungkin menunjuk kepada Absalom dan sekutu-sekutunya (2
Sam. 15:6, 10-14) yang bertambah banyak dari hari ke hari.
Ayat 3 – Pernyataan “banyak orang yang berkata tentang aku: Baginya tidak
ada pertolongan dari pada Allah.” Dapat menyinggung kepada pernyataan
seperti yang Shimei buat kepada Daud dalam 2 Samuel 16:7-8.

Kesimpulan inti dari mazmur ini.


Struktur dari mazmur ini :
 3:1-3 – Situasi Daud yang kontras dimana banyak musuh yang melawan dia,
tetapi TUHAN membelanya.
 3:4-7 – Karena apa yang TUHAN lakukan kepada Daud, dia tidak takut
kepada orang-orang yang menentang dia.
 3:8-9 – Daud menangis kepada TUHAN agar TUHAN menyelamatkan dia
dari musuh-musuhnya dan membawa berkat bagi umat Allah.

Ide utama dari mazmur ini adalah meskipun banyak orang yang menentang
Daud, tetapi ia memiliki keyakinan bahwa Allah akan menyatakan jalan-Nya dan

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 64


Eksposisi Mazmur

pada akhirnya akan menyelamatkan Daud dari musuh-musuhnya. Perhatikan


akhir dari ayat 3 dan 9 – “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah”
berbeda dengan “Dari TUHAN datang pertolongan.”

Nada dari Mazmur 3 adalah kepercayaan, dan Daud menyatakan kerinduannya


kepada Allah agar menghancurkan musuh-musuhnya. Tetapi dalam 2 Samuel 18
dicatat, Daud nampaknya ragu dengan meminta anak buahnya untuk bersikap
lembut kepada Absalom (2 Sam 18:5).

Bagaimana konteks sejarah membantu kita memahami mazmur ini?


Kita bisa memperhatikan dalam 2 Samuel 13-14 dan melihat bagaimana
kegagalan Daud untuk mengambil tindakan terhadap dosa Absalom
sebelumnya yang mengakibatkan beberapa konsekuensi yang timbul dalam
pasal 15-18. Pilihan yang buruk membawa konsekuensi yang menyakitkan,
beberapa di antaranya tercermin dalam Mazmur ini. Imannya diuji, tapi dia
terus mempercayai Tuhan dalam masa-masa yang sulit. Dia bersaksi bahwa
Allah menyelamatkan dari masa-masa pencobaan dan musuh.

Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.

Mazmur ini menyatakan kepada kita bagaimana Allah siap meresponi kita dan
menjadi perisai kita, yang mengangkat kepala kita dan Juruselamat kita ketika
kita melewati masa-masa yang menyakitkan – beberapa diantaranya mungkin
merupakan hasil dari pilihan kita yang buruk sebelumnya. Allah mau
mengampuni dosa dan menyelamatkan mereka yang berseru kepada-Nya.

Mazmur 51

Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 51 memberitahukan kepada kita tentang situasi yang
dihubungkan dengan mazmur ini : “Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari
Daud, ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba”
(Mzm. 51:1-2). Kita dapat menemukan informasi lainnya tentang peristiwa itu
dalam 2 Samuel 11-12.

Apakah latar belakang sejarah dari mazmur ini?


 Raja Daud memerintah atas Israel dari Yerusalem dan memperluas kerajaan
melalui kampanye militer yang sukses melawan negara-negara tetangga
(lihat 2 Samuel 8-11).
 Ayat pembukaan dari 2 Samuel 11 berisi detail yang signifikan yang dapat
menolong pemahaman kita dan segera memunculkan pertanyaan dalam
pikiran : “Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 65


Eksposisi Mazmur

berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan


seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung
kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem” (2 Sam. 11:1).
 Sementara tentara Daud keluar medan pertempuran, Daud berjalan-jalan
santai di atap rumahnya dan melihat seorang wanita yang sangat cantik
sedang mandi. Dia bertanya tentang wanita itu, lalu mengirim orang untuk
mengambil dia, dan berzinah dengan dia. Kemudian, wanita itu mengirim
orang kepada Daud dengan pemberitahuan bahwa dia hamil (11: 2-5).
 2 Samuel 11: 2-27 menceritakan secara rinci perzinahan Daud dengan
Batsyeba dan pembunuhan suaminya, Uria, orang Het, yang merupakan
upaya untuk menutupi dosa dan kesalahannya.
 Kemudian, dalam 2 Samuel 12: 1-23, kita membaca kisah nabi Nathan yang
mengkonfrontasi Raja Daud tentang dosanya, pengakuan bersalah dan
pertobatan Daud, serta disiplin TUHAN terhadap dia melalui kematian
anaknya dengan Batsyeba.

Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Petunjuk tekstual paling menonjol dapat ditemukan dalam Mazmur 51:16,
ketika Daud mengacu pada “hutang darah” di hadapan Allah, pasti mengacu
pada konspirasi pembunuhannya atas kematian Uria.

Kesimpulan inti dari mazmur ini.


Menyadari rahmat Allah yang melimpah dan kasih setia Allah, Daud dengan
penuh penyesalan memohon pengampunan kepada Tuhan dan akhirnya
pemulihan hubungan yang benar dengan Allah sehingga dia dimungkinkan lagi
untuk menyembah Allah dan menikmati hadirat-Nya.

Bagaimana konteks sejarah membantu kita memahami mazmur ini?


Penggambaran dari konteks sejarah dari perzinahan Daud dengan Batsyeba
dan pembunuhan suaminya, Uria, memberikan kita pemahaman yang
mencengangkan tentang kemurahan Allah dan kasih setia-Nya yang tak
tergoyahkan. Mazmur ini adalah curahan hati Daud dalam menanggapi dosa
besar ini dalam kehidupan raja, pemimpin yang dipilih Allah. Namun, doa Daud
begitu yakin dan penuh harap karena dia tahu karakter Allah. Dimana konteks
sejarah tidak ada atau kurang digambarkan, kita pasti akan kehilangan banyak
dampak dari mazmur ini.

Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.

Mazmur ini, ketika dipahami dalam konteks sejarah, berusaha untuk


memperdalam kekaguman pribadi kita sendiri dalam karakter Allah sebagai
Tuhan berbelas kasih dan penuh kasih dan kemampuan kita untuk datang di
bertobat di hadapan-Nya dengan apapun dan setiap dosa dalam hidup kita
sendiri dan melakukannya dengan harapan dan harapan pengampunan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 66


Eksposisi Mazmur

# Mazmur ini memberikan petunjuk konteks sejarahnya:

Mazmur 79

Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 79 hanya memberitahu kita bahwa mazmur ini adalah Mazmur
Asaf. Kita dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang Asaf dalam 1
Tawarikh 15: 16-19; 16: 2-7 dan 2 Tawarikh 5: 2-14 (lihat khususnya 5:12). Asaf
adalah seorang Lewi yang ditunjuk sebagai pemimpin musik dan penyanyi
selama masa Daud untuk menaikkan sukacita dan lagu-lagu pujian serta ucapan
syukur kepada Tuhan. Namanya disebut juga bagi sekelompok penyanyi di
generasi kemudian yang disebut bani Asaf (Nehemia 7:44).

Meskipun namanya dihubungkan dengan mazmur ini, tidak berarti Asaf adalah
penulisnya. Mazmur-mazmur yang disebut dengan namanya menjadi bagian
dari suatu koleksi yang dimulai oleh Asaf dan ditambahkan kemudian oleh para
penyanyi Asaf. Hal ini membantu menjelaskan mengapa beberapa mazmur
yang dihubungkan dengannya memberikan petunjuk bahwa mazmur itu telah
ditulis lebih lambat dari hidupnya, bahkan selama pengasingan, sebagaimana
ditunjukkan oleh mazmur ini.

Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 1 – Bait suci dihancurkan, sehingga mazmur ini harus ditulis sesudah
pembuangan di Babel.
Ayat 2-3 – Ada kekerasan yang mengerikan bahkan terhadap orang mati
setelah
bait suci dihancurkan : mayat tidak dikubur - ini adalah penggenapan
harfiah dari Yeremia 34:20
Ayat 6-7 – Pemazmur memohon pembalasan dendam kepada mereka yang
telah
menghancurkan Yerusalem dan orang-orangnya.

Kesimpulan inti dari mazmur ini.


Meskipun umat Allah menderita karena penghakiman Allah atas dosa mereka,
mereka dapat berdoa untuk pemulihan dan memuji Dia untuk kesetiaan-Nya.

Bagaimana konteks sejarah membantu kita memahami mazmur ini?


Mengetahui keadaan yang mendesak membantu pembaca untuk memahami
apa yang penulis katakan dan bahwa itu adalah literal, bukan simbolis,
kehancuran dan penderitaan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 67


Eksposisi Mazmur

Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.

Umat Allah hari ini mungkin menderita kekerasan karena ketidakstabilan


politik, depresi ekonomi, dan sebagainya. Mereka selalu bisa pergi kepada-Nya
dalam doa dan memuji Dia untuk kesetiaan-Nya.

Mazmur 137

Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Tidak, tidak ada judul untuk mazmur ini.
Untuk informasi tambahan mengenai perampasan Yerusalem dan penaklukan
Kerajaan Selatan, lihat 1 Tawarikh 36: 1-21.
Lihat juga catatan nabi Yeremia (khususnya pasal 7-9, 16, 21-22, 25: 1-14), seperti
ucapan nubuatan melawan Yerusalem secara khusus disebutkan dalam teks
Tawarikh yang digenapi oleh Allah melalui pembuangan Babel .

Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
 Ayat 1, dengan gambaran deskriptif dari pembuangan, menentukan adegan
(tempat) bagi kita, seperti orang-orang Israel tinggal di dekat “sungai-
sungai Babel” tetapi lama untuk kembali ke Zion (Kota Babel kembali
disebutkan dalam ayat 8).
 Ayat 3, mereka hidup dibawah kekuasaan para penjajah dan penyiksa yang
dengan sinis mendorong mereka untuk menyanyikan nyanyian dari Sion
meskipun hidup di negeri asing (ay. 4).
 Terakhir, pemazmur menunjuk kepada “hari Yerusalem” dan bagaimana
musuh berseru, “Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!” Jadi,
gambaran ini mengusulkan waktu ketika Yerusalem dirampas oleh musuh.
 Semua indikator ini menunjukkan kita kepada penaklukan akhir dari Yehuda
dan Yerusalem oleh Babel yang terjadi pada tahun 586 SM, dan penawanan
berikutnya dari umat Allah.

Kesimpulan inti dari mazmur ini.


Mazmur ini berfungsi sebagai permohonan untuk pembalasan dendam ilahi
yang akan dicurahkan ke atas bangsa Babel, yang dianggap bertanggung jawab
atas kejatuhan dan kehancuran Yerusalem. Permohonan pemazmur adalah
bahwa TUHAN akan membalas kota Babel dengan kehancuran yang tanpa
ampun sebagaimana mereka telah lakukan terhadap Yerusalem.

Bagaimana konteks sejarah membantu kita memahami mazmur ini?


Konteks sejarah memberikan kita beberapa aspek sejarah dari Yerusalem yang
membantu kita lebih memahami apa yang orang-orang Yerusalem dan bangsa

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 68


Eksposisi Mazmur

yang lebih besar alami akibat penaklukan Babel. Kebrutalan Babel dan
keputusasaan dari penduduk kota Yerusalem memberikan wawasan kepada
sifat garang dari permohonan yang pemazmur dengan Allah.

Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.

# Mazmur ini memberikan sedikit petunjuk tentang konteks sejarahnya:

Mazmur 46

Apakah judul mazmur ini menceritakan tentang cerita atau situasi atau orang yang
terkait dengan mazmur ini? Jika demikian, apa yang dikatakannya? Dimana di
seluruh Perjanjian Lama kita dapat menemukan informasi tentang latar belakang
sejarahnya?
Judul Mazmur 46 hanya memberitahu kita bahwa mazmur ini adalah untuk
pemimpin biduan dan dari “Bani Korah.” Dia kemungkinan tinggal di Yerusalem
(“Kota Allah,” 1 Taw. 15). Bani Korah adalah para penyanyi dalam kenisah pada
zaman Yosafat (2 Taw. 20:19).

Apakah ada petunjuk lain dalam mazmur yang membantu kita memahami konteks
sejarah dari pemazmur dan situasi dia alami?
Ayat 5 – Pemazmur mungkin tinggal di Yerusalem, kota Allah.
Ayat 6 – Tuhan ada di tengah-tengahnya; dia tidak akan dipindahkan.
Ayat 7 – Bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan goncang bisa menunjuk
kepada Asyur.

Lihat 2 Raja-raja 19: 32-35; Yesaya 37: 33-37 – Mazmur ini bisa saja ditulis sebagai
akibat dari serangan oleh Sanherib, raja Asyur pada di sekitar tahun 701 SM.
Tuhan melindungi kota Yerusalem dengan secara misterius membantai musuh
pada malam hari.

Kesimpulan inti dari mazmur ini.


Bahkan di tengah-tengah bencana alam dan / atau gejolak internasional, umat
Allah aman karena mereka percaya kepada Tuhan, yang tinggal di kota-Nya,
dan mereka tahu bahwa mereka dapat beristirahat dalam hadirat dan kuasa-
Nya.

Bagaimana konteks sejarah membantu kita memahami mazmur ini?


Mazmur ini adalah mazmur pujian kepada Allah untuk keselamatan kota dan
orang-orangnya. Hal ini menyebabkan mereka percaya kepada Allah sebagai
tempat perlindungan/kekuatan/benteng mereka.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 69


Eksposisi Mazmur

Bagaimana Anda menerapkan mazmur ini dalam konteks kita saat ini, mengetahui
konteks sejarah?
Jawabannya bervariasi tergantung kepada konteks dan situasi dari pendengar.

Orang-orang percaya hari ini juga dapat mempercayai Allah sebagai tempat
perlindungan, kekuatan, dan benteng mereka. Di tengah dunia kita yang kacau,
Allah memberitahu kita untuk tenang - tidak panik atau menjadi khawatir tapi
untuk percaya kepada-Nya dan mengakui bahwa Dia bertahta dan memerintah
dengan kuasa-Nya atas segala sesuatu.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 70


Eksposisi Mazmur

BAGIAN KEENAM

STRUKTUR MAZMUR1

A. Menemukan Struktur Kitab Mazmur

Arah dan ide utama


satu bagian

Ide-ide utama satu bagian

Apa Itu Struktur?


 Struktur dari satu bagian (atau perikop) mencakup:
1) Bagian-bagian yang membentuk satu bagian – unit-unit pemikiran yang
mengandung ide-ide utama dari satu bagian tersebut.
2) Kaitan-kaitan alur pemikiran yang menyatukan bagian-bagian yang kecil
dan ide-ide utama yang terdapat padai satu bagian tersebut.

Bagaimana menemukan struktur kitab ?


1. Carilah pola dan perubahan alur pemikiran.
Perhatikan …
 Repetisi (Pengulangan).
 Progresi (Kesinambungan).
 Bagaimana kitab dimulai dan
diakhiri.
 Transisi penting atau kalimat
kesimpulan.
2. Bagilah menjadi bagian-bagiannya.
3. Gambarkan ide-ide utamanya.
4. Temukan kaitan-kaitan pemikiran antara ide-ide utama.

1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Kitab Mazmur : Buku Kerja,
pen. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015), 18-22, 34-
41.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 71


Eksposisi Mazmur

Apakah Kitab Mazmur Memiliki Struktur?


Saat kita melihat Kitab Mazmur, kita melihat adanya bukti pola-pola dan struktur-
struktur yang sepertinya disengaja:
 Kitab Mazmur adalah kumpulan dari 5 buku :
- Buku 1 (Mazmur 1-41)
- Buku 2 (Mazmur 42-72)
- Buku 3 (Mazmur 73-89)
- Buku 4 (Mazmur 90-106)
- Buku 5 (Mazmur 107-150)
 Setiap buku berakhir dengan cara yang sama.
Setiap buku berakhir dengan “Terpujilah TUHAN” atau Puji TUHAN” (Mzm.
41:14; 72:18; 89:53; 106:48; 150:6).
 Keseluruhan buku memiliki pendahuluan (Mazmur 1 dan 2) dan kesimpulan
(Mazmur 146-150).
Kita melihat pergeseran dalam pemikiran atau peralihan (transisi), tepat
setelah Mazmur 1 dan 2. Mereka tidak seperti kebanyakan mazmur yang
selanjutnya. Kita juga melihat suatu perubahan atau sebuah peningkatan yang
ditandai dalam intensitas sebelum 5 mazmur terakhir (146-150). Jadi, kita dapat
melihat Mazmur 1-2 dan Mazmur 146-150 sebagai sub-bagian kecil pada awal
dan akhir – seperti sebuah pendahuluan dan kesimpulan.
 Buku 1 dan 2 Bersama
Meskipun editor telah menciptakan 2 bagian yang berbeda dengan Buku 1 dan
Buku 2, kita telah memilih untuk mengelompokkan Buku 1 dan Buku 2 bersama-
sama karena alasan-alasan berikut ini yang mungkin menjadi jelas nanti :
o Karakteristik utama dari Buku 1 dan 2 adalah bahwa hampir semua mazmur
dari kedua kitab tersebut (kecuali untuk kumpulan mazmur bani Korah
[Mazmur 42-49], satu mazmur oleh Asaf [Mazmur 50], dan satu mazmur
oleh Salomo [Mazmur 72]) adalah mazmur Daud.
o Kedua kitab tersebut terutama ditandai oleh mazmur ratapan.
o Tampaknya tidak ada ciri-ciri yang signifikan dari tema atau pandangan yang
membedakan kedua kitab satu sama lain.
o Sang editor sendiri dalam beberapa pengertian memperlakukan Buku 1 dan
2 bersama-sama sebagai satu kesatuan ketika kita membaca akhir dari Buku
2 yang berbunyi “sekianlah doa-doa Daud bin Isai.”
 Adanya pergerakan yang diawali dari ratapan menjadi nyanyian dan puji-pujian
pada akhir kitab.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 72


Eksposisi Mazmur

Kita dapat menggambar bagian-bagian Mazmur seperti kita lihat di bawah ini

Mazmur
Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5
Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur
1–2 3 – 41 42 – 72 73 – 89 90 – 106 107 – 145 146 – 150
Pendahuluan Kesimpulan

Ide Utama: Ide Utama Ide Utama: Ide Utama: Ide Utama: Ide Utama:

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 73


Eksposisi Mazmur

Praktek Menemukan Struktur Kitab Mazmur


Kita akan bekerja melalui tahap-tahap untuk menemukan struktur sebuah kitab dalam
rangka untuk mencoba lebih memahami struktur dari Kitab Mazmur. Kita akan melihat
bukti dari pola-pola dan tema-tema, serta hubungan antara ide-ide utama.

1. Menemukan pola dan mendeskripsikan ide utama

Dalam Pendahuluan (Mazmur 1-2)

Mencari pola-pola :

 Apa Ide Besar dari Mazmur 1?


Dalam Mazmur 1, Allah memberkati orang yang merenungkan taurat TUHAN.

 Apa Ide Besar dari Mazmur 2?


Dalam Mazmur 2, Allah memberkati orang yang berlindung dalam Anak-Nya,
Raja.

 Apa ide atau tema yang menghubungkan kedua mazmur secara bersama-sama?
Dalam kedua mazmur, kita menemukan tema berkat.

 Dimana kita dapat menemukan hubungan dengan tema-tema penting dari


Perjanjian Lama?
Semua ide ini – berkat, hukum TUHAN, dan Raja yang diurapi Allah –
mempunyai hubungan yang kuat kepada covenant utama dan perjanjian Allah
yang telah dibuat kepada umat-Nya di Perjanjian Lama.

Covenant Allah dengan Abraham semuanya tentang berkat : Allah berjanji


untuk memberkati Abraham dan, melalui dia, juga semua bangsa di bumi
(Kejadian 12:1-3). Kemudian, dalam covenant Allah dengan umat-Nya melalui
Musa, Allah berjanji untuk memberkati umat-Nya jika mereka mendengar dan
mematuhi hukum-Nya dan perintah-perintah (Ulangan 28:1-14; bandingkan
Mazmur 1:1-2). Dalam covenant Allah dengan Daud, Allah berjanji untuk
mendirikan tahta keturunan Daud selama-lamanya, dan bahwa dia, raja, akan
menjadi “anak” bagi Allah (2 Samuel 7:15-16; bandingkan Mazmur 2:6-7, 12).
Kasih setia Allah akan ada dengan dia, dan kerajaannya akan kokoh dihadapan
Tuhan (2 Samuel 7:15-16). Selain itu, bersama dengan janji-janji tentang raja,
Allah berjanji untuk menyediakan tempat dimana umat-Nya tidak akan
diganggu atau menderita oleh orang yang melakukan kekerasan dan akan
memberikan istirahat dari musuh-musuh mereka (2 Samuel 7:10-11) – sebuah
tempat, kita mungkin sebut, perlindungan (bandingkan Mazmur 2:12).

Kita mendengar gema dari semua janji-janji yang penting dalam Mazmur 1 dan
2. Mazmur 1 memberitahukan kita bahwa mereka yang merenungkan taurat
TUHAN akan diberkati (Mazmur 1:1-2), dan Allah mengenal jalan orang benar
(Mazmur 1:6). Mazmur 2 mengingatkan kita bahwa Allah telah menetapkan

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 74


Eksposisi Mazmur

raja-Nya – yang Dia panggil “anak” Nya – dan mereka yang berlindung dalam
Dia akan diberkati (Mazmur 2:12).

Mendeskripsikan ide utama :

 Apa ide utama yang mazmur dalam bagian ini tekankan?


Mazmur 1 dan 2 bukan hanya tentang berkat – siapa diberkati dan bagaimana
mereka diberkati. Mereka adalah pengingat janji Allah yang besar di masa lalu.
Mazmur 1 dan 2 mengingatkan kita bahwa Allah telah berjanji untuk
memberkati umat-Nya, dan Dia telah berjanji untuk memberkati mereka saat
mereka merenungkan taurat-Nya dan berlindung pada raja-Nya.

Dalam Buku 1-2 (Mazmur 3-72)

Mencari pola-pola :

 Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Antara pendahuluan yang membesarkan hati yang mengingatkan kita tentang
janji Allah untuk memberkati kita dan kesimpulan menggembirakan yang
crescendo dalam pujian, kita menemukan, dalam buku 1-2, suatu perubahan
tekanan dan perbedaan pola dari tema dan ide dalam Mazmur 3-72 : kita
menemukan kehidupan yang menurun dalam lembah penderitaan dan ratapan.

Pola-pola yang menonjol :


 Kebanyakan mazmur adalah mazmur ratapan yang berseru kepada Tuhan
pada waktu kesulitan.
 Daud (raja yang diurapi Allah) adalah penulis dari banyak mazmur.
 Kehadiran dan ancaman dari orang fasik atau musuh.2
 Iman yang didasarkan pada kasih setia Allah,3 penghakiman-Nya yang
benar,4 dan rahmat serta kekuatan untuk menyelamatkan.5
 Ide tentang Allah sebagai tempat perlindungan.6

2
Mazmur 3:2-3; 5:7, 10; 7:2-3, 7; 9:4; 10:2, 6-10; 11:2; 12:3; 17:7, 9, 13; 18:4, 18, 38; 21:9; 22:13-
14; 23:5; 25:2, 19; 27:2; 27:6, 12; 31:5, 9, 14; 35:1, 7, 15-16, 26; 38:13; 40:15-16; 41:6-10; 42:4; 43:1; 44:8;
54:5; 55:4, 13-14; 56:2-3; 57:4; 59:2-5, 11; 61:4; 62:4-5; 63:10; 64:2; 68:22; 69:5, 20, 22; 70:3-4; 71:4, 10-
11.
3
Mazmur 5:8; 6:5; 13:6; 17:7; 18:51; 21:8; 25:6, 7, 10; 26:3; 31:8, 17, 22; 32:10; 33:5, 18, 22;
36:6, 8, 11; 40:11, 12; 42:9; 44:27; 48:10; 51:3; 52:2, 10; 57:4, 11; 59:11, 17-18; 61:8; 62:13; 63:4; 66:20;
69:14, 17.
4
Mazmur 3:8; 5:6-7, 11; 7:7, 9-12; 9:5, 8-9, 13, 17-21; 10:5, 12, 17-18; 17:1; 21:9-13; 28:4-5;
35:1-3, 5; 36:7; 37:6, 13, 28; 38:2-4; 45:8; 50:4; 55:10; 58:7-12; 64:8; 68:22-24; 72:1-4.
5
Mazmur 3:8; 12:2; 13:6; 14:7; 18:18, 36; 20:6, 10; 21:2; 22:6, 20-22; 25:5, 20, 22; 30:2-4, 11;
31:3-5; 33:18-19; 35:1-3, 17; 37:39-40; 38:22-23; 39:8-9; 40:3, 14, 17-18; 43:1, 5; 44:8, 27; 54:3-4; 59:2-3;
69:2, 15; 70:2,54-6; 71:2, 15.
6
Mazmur 5:12; 7:2; 9:10; 11:1; 12:6; 14:6; 16:1; 17:7; 18:3, 31; 25:20; 27:5; 28:1, 8; 31:2, 3, 5, 20;
32:7; 34:9, 23; 36:8; 37:39-40; 43:2; 46:2; 52:9; 57:2; 59:17; 61:4-5; 62:8-9; 64:11; 71:1-3.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 75


Eksposisi Mazmur

Pola-pola yang lebih kecil :


 Kontras antara orang fasik dan orang benar7 atau antara kejahatan dari
orang jahat dan kebenaran dari TUHAN.
 Bangsa-bangsa – penghakiman bangsa-bangsa atau penyembahan kepada
Allah diantara bangsa-bangsa.8
 Pujian kepada Allah.

Komentar :
Pola yang paling jelas kita temukan dalam Buku 1-2 adalah bahwa sebagian
besar mazmur adalah mazmur ratapan atau mazmur iman (keyakinan), seruan
kepada TUHAN atas pertolongan-Nya di tengah-tengah penderitaan.

Dalam Buku 1-2, pola yang jelas lainnya adalah bahwa sebagian besar mazmur
ditulis oleh Daud (setiap mazmur dalam Buku 1-2, mulai dengan Mazmur 3
kecuali 10, 33, 42-50, 67, 68, dan 71). Kita sering menemukan seruannya kepada
TUHAN untuk menolong karena kesulitan yang dihadapinya, paling sering dari
musuh yang menentang dan mengancam dia (contohnya Mazmur 25:19-20).

Terkadang kita menemukan dia menderita secara fisik atau menderita karena
dosanya sendiri (Mazmur 51). Lebih sering, mazmur-mazmur itu
mengkontraskan orang benar (biasanya pemazmur, atau Daud sendiri) dengan
orang fasik (Mazmur 31:18-19; atau kebenaran TUHAN dengan kefasikan orang
jahat), dan mereka mengungkapkan harapan bahwa TUHAN akan
menyelamatkan orang benar dan mendatangkan hukuman atas orang fasik
(Mazmur 11:5-7; ingat Mazmur 1).

Mazmur-mazmur ini tidak hanya menangis putus asa. Mereka juga


mengekspresikan sebuah keyakinan iman dan pengharapan dalam TUHAN.
Daud melihat TUHAN sebagai tempat perlindungan dari kesulitan (Mazmur
31:2-3). Pemazmur percaya bahwa TUHAN akan membebaskan dia karena kasih
setia TUHAN (Mazmur 33:18-22; 59:17-18).

Dalam Buku 1-2 kita juga menemukan mazmur-mazmur yang mengingatkan kita
tentang hubungan antara raja duniawi, Daud, dan Raja surgawi, TUHAN
(Mazmur 21:2, 8; ingat Mazmur 2). Kita juga menemukan mazmur-mazmur yang
sesekali mengangkat kita dalam pujian (Mazmur 33-34, 65-68).

Mazmur 42-49 ditulis oleh bani Korah dan termasuk bagian silang dari seluruh
jenis mazmur dan tema yang dibahas di atas.

7
Mazmur 11:5; 16:3-4; 17:3-4, 8-12; 24:3-4; 26:9-11; 32:10; 34:16-23; 35:26-28; 37; 52; 68:3-4.
8
Mazmur 7:8, 9; 9:6, 9, 12, 16, 18, 20, 21; 10:16; 18:44, 48, 50; 22:28, 29; 33:10.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 76


Eksposisi Mazmur

Mendeskripsikan ide utama :

 Apa ide utama yang mazmur-mazmur dalam buku ini tekankan?


Dalam lembah ratapan hidup, Daud, raja yang diurapi, berseru kepada TUHAN,
mengungkapkan keyakinan dalam kasih setia TUHAN, meminta Allah untuk
menyelamatkan dia dari kesengsaraan, khususnya dari musuh-musuhnya.

Dalam Buku 3 (Mazmur 73-89)

Mencari pola-pola :

 Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Pola-pola :
 Sebuah koleksi dari penulis yang berbeda selain Daud (hanya Mazmur 86
yang dihubungkan dengannya) – Asaf (Mazmur 73-83), bani Korah (Mazmur
84-85, 87-88), Heman orang Ezrahi (Mazmur 88), dan Etan orang Ezrahi
(Mazmur 89) – mewakili suara kolektif Israel.
 Pertanyaan yang berulang “berapa lama?” dan “untuk selamanyakah?”
(Mazmur 74:10-11; 77:8-9; 79:5; 80:6; 82:2; 85:7, 8; 89:47) : Berapa lama Allah
akan marah dengan umat-Nya? Untuk selamanyakah Tuhan menolak
mereka? Sudah lenyapkah untuk seterusnya kasih setia-Nya? Kapan Allah
melakukan sesuatu tentang orang fasik, musuh-musuh yang telah
membawa kehancuran Israel?
 Melihat kembali kepada sejarah Israel – kepada pemberontakan Israel
untuk menjelaskan alasan hadirnya penghakiman Allah (Mazmur 78:56, 62;
81:12-15) – tetapi juga kepada karya Allah untuk memacu pengharapan,
keyakinan, dan dorongan dalam kesetiaan Allah dan bhawa Dia tidak
melupakan mereka dan akan menyelamatkan mereka (Mazmur 78:7-8, 37-
38; lihat juga Mazmur 77, 78, 80, 81).
 Refleksi atas sejarah, fokus atau harapan akan kesetiaan Allah kepada
covenant-Nya dan kasih setia-Nya (Mazmur 86:15; 74:20).
 Sebuah pengharapan akan penghakiman Allah yang benar. Seruan kepada
Allah untuk mendatangkan penghukuman atas bangsa-bangsa yang adalah
musuh-musuh Allah (Mazmur 82:8; 83:2-3; 18-19).
 Bukti tertulis dan refleksi selama pembuangan (Mazmur 74:3-9, 79:1; 80:13;
89:39-42). Berbicara tentang kehancuran Yerusalem dan kerinduan kepada
Yerusalem dan Bait Allah (Mazmur 84:6; 87).
 Penyebutan “pulihkanlah kami!” (Mazmur 80:4, 8, 20; 85:5); Yerusalem atau
Sion (Mazmur 74:2; 76:3; 78:68; 79:1, 3; 84:6, 8; 87:2, 5); dan perjanjian
(Mazmur 74:20; 78:10, 37; 89:2-5, 20-38, 40).

Mendeskripsikan ide utama :

 Apa ide utama yang mazmur-mazmur dalam buku ini tekankan?


Israel, yang telah telah dihancurkan, melihat ke belakang pada dosa dan
pemberontakannya, bertanya berapa lama lagi TUHAN akan meninggalkan

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 77


Eksposisi Mazmur

mereka, dan meminta kepada TUHAN untuk setia dalam kasih setia-Nya pada
perjanjian covenant-Nya serta untuk memulihkan mereka dan menghakimi
musuh-musuh mereka.

Komentar lainnya :
Setelah mendengar suara Daud dalam Buku 1-2, kita tampaknya mendengar
suara kolektif dari bangsa Israel dalam Buku 3 melalui koleksi mazmur oleh para
penulis yang berbeda. Sama seperti Daud, raja yang diurapi, bergumul dalam
iman di lembah ratapan, percaya kepada janji-janji Allah, kita mendengar
pergumulan Israel juga – sangat sedih dengan pertanyaan-pertanyaan (74:1;
77:8-10; 80:5; 85:6-7; 88:12-13; 89:50) namun mengingatkan mereka sendiri
tentang kesetiaan Allah dan perbuatan-Nya.

Tetapi mereka tidak hanya di lembah ratapan. Tampaknya kita mendengar


mereka di pembuangan, dihancurkan oleh musuh-musuh mereka (74:3-9; 79:1;
80:13; 89:39-42), bertanya-tanya apakah Allah telah melupakan mereka,
bertanya berapa lama lagi hal itu akan terjadi sebelum Allah datang untuk
mengadili bangsa-bangsa – musuh Allah – dan memulihkan umat-Nya dalam
kesetiaan kepada perjanjian-Nya.

Mereka, seperti Daud, bergumul, tampaknya tetapi lebih dari itu. Mereka
bertanya berapa lama hal itu akan terjadi sebelum Allah datang untuk
menyelamatkan mereka. Mereka bertanya-tanya apakah Allah melupakan
mereka selama-lamanya. Mereka melihat kembali pada sejarah dan menyadari
bahwa Israel telah memberontak terhadap TUHAN. Tetapi mereka juga melihat
kembali kepada sejarah untuk mengingat perbuatan Allah dan kasih setia dan
kesetiaan-Nya. Buku ini diakhiri dengan ratapan bahwa Allah telah menolak raja
yang diurapi-Nya, bertanya dimana kasih setia Allah bahwa Dia bersumpah
kepada Daud (Mazmur 89:39-40).

Dalam Buku 4 (Mazmur 90-106)

Mencari pola-pola :

 Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Pola-pola :
 Suatu kemajuan dalam keyakinan dari mazmur-mazmur keyakinan (iman)
kepada mazmur-mazmur pujian (khususnya Mazmur 95-100, 106) dan
memuji TUHAN (Mazmur 103-105).
 Pujian bahwa TUHAN Allah adalah Raja (Mazmur 93:1; 95:3; 96:10; 97:1;
98:6; 99:1-5; 102:13; 103:19).
 Proklamasi bahwa Raja akan menghakimi (Mazmur 94:2, 15, 23; 96:13; 97:1-3,
8; 98:9; 99:4, 8; 101:5-8; 104:35; 105:7).
 Penegasan kasih setia-Nya (Mazmur 90:14; 92:3; 94:18; 98:3; 100:5; 101:1;
103:8, 11,17; 105:8, 42-45; 106:1, 43-46).

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 78


Eksposisi Mazmur

 Melihat kembali sejarah dan bagaimana Allah telah berurusan dengan umat-
Nya (Mazmur 90:1; 103:6-12; 105, 106).

Mendeskripsikan ide utama :

 Apa ide utama yang mazmur-mazmur dalam buku ini tekankan?


Israel diangkat dari pergumulan imannya atas janji-janji Allah kepada keyakinan
untuk memuji Allah sebagai Raja. Mereka menyatakan bahwa Dia berkuasa,
menyanyikan pujian-Nya atas apa yang telah Dia lakukan bagi umat-Nya di
dalam kasih setia-Nya, dan memproklamasikan kebenaran dan keadilan-Nya
atas seluruh bumi.

Komentar lainnya :
Mazmur pertama dalam Buku 4 tampaknya dimulai dimana Buku 3 berakhir,
menanyakan “Berapa lama?” dan meminta TUHAN untuk memenuhi umat-Nya
dengan kasih setia-Nya (Mazmur 90:13-14). Namun, setelah itu, mazmur mulai
meningkat dalam keyakinan dan iman (Mazmur 91-94), dan kemudian memuji
(Mazmur 95-101), menyatakan bahwa TUHAN memerintah dan bahwa Dia akan
menegakkan keadilan di seluruh bumi. Bahkan satu-satunya seruan ratapan,
Mazmur 102, melihat Allah sebagai Raja (Mazmur 102:12) dan kepada waktu
ketika Dia akan mengampuni umat-Nya sehingga mereka akan memuji nama-
Nya di Yerusalem (Mazmur 102:13-23). Mazmur 103-106 kembali memberkati
TUHAN karena kasih setia-Nya (Mazmur 103) dan karya-Nya (Mazmur 104) dan
berterima kasih kepada-Nya atas perlakuan Allah yang ramah terhadap umat-
Nya, mengingat janji covenant-Nya (Mazmur 105-106).

Buku 4 menyatakan bahwa Allah adalah Raja! Dia adalah tempat perlindungan
(Mazmur 91:4, 9-10; 94:22). Pujian-Nya tertuju kepada bangsa-bangsa, yang
tunduk kepada-Nya (Mazmur 94:10; 96:3, 10; 97:6; 98:2; 99:1-2; 102:16, 23; 105:1).
Dan Dia akan menghakimi seluruh bumi dan orang fasik. Ada refleksi atas hidup
yang pendek ketika ada dosa (Mazmur 90:7-10; 94:3-11; 102:11-12; 103:15-16),
tetapi Allah menegakkan dan mempertahankan orang-orang benar (Mazmur
92:12-15; 94:12-13, 16-18; 97:10; 102:25-28; 103:17-18). Hubungannya lainnya
kepada Mazmur 1: jalan orang tidak bersalah dan integritas (Mazmur 101:2-4).

Dalam Buku 5 (Mazmur 107-145)

Mencari pola-pola :

 Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
Pola-pola :
 Nyanyian syukur (Mazmur 107-109; 118; 136; 138), pujian (Mazmur 111-113; 115-
117; 135), dan memuji Tuhan (Mazmur 144-145), khususnya di awal (Mazmur
107-118), pertengahan (Mazmur 135-136), dan akhir (Mazmur 144-145).
 Serangkaian Nyanyian Ziarah dengan nada refleksi yang tenang dan
sukacita serta berkat TUHAN (Mazmur 120-134).

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 79


Eksposisi Mazmur

 Perasaan kembali dari pembuangan atau berada kembali di Yerusalem


(Mazmur 107:2-3; 111:9; 120-134; 135:21; 136:23; 137; 147:2, 12; 149:2).
 Serangkaian mazmur oleh Daud (Mazmur 138-145), kelompok inti dari
mazmur-mazmur ratapan yang berseru kepada TUHAN untuk
menyelamatkan dia (Mazmur 140-143).
 Penegasan bahwa TUHAN bertindak atau akan memberkati umat-Nya
dalam cara-cara yang dijelaskan dalam Mazmur 1 (Mazmur 112; 115:13; 119:1-3;
125:4-5; 128:1) dan Mazmur 2 (Mazmur 110; 111:5-6, 9; 113:4-8; 118:8-10; 132:13-
18; 138).
 Ucapan syukur untuk kasih setia TUHAN (Mazmur 107:1-3, 8, 15, 31, 43;
108:6; 111:5, 9; 115:1; 117; 118:1-4, 29; 119:64; 130:7; 136; 138:2, 8; 144:2; 145:8
permohonan untuk kasih setia TUHAN Mazmur 109:21, 26; 119:41, 76, 88,
124, 149; 143:8).
 Melihat TUHAN sebagai Raja (Mazmur 113:5-6; 123:1; 145:1, 13); referensi
kepada raja yang diurapi, seringkali Daud, dan covenant Allah dengan dia
(110; 122:5; 132:1-5, 10-12, 17-18; 144:9-10).
 Pujian untuk dan pengharapan dalam karya TUHAN (Mazmur 107:8, 15, 21,
24, 31; 111:2, 4, 6, 7; 119:27; 139:14; 145:4, 5, 10, 13, 17), kebenaran-Nya
(Mazmur 111:3; 112:3, 9; 119:40, 138, 142; 143:1, 11; 145:7), dan belas kasihan-
Nya (116:1; 119:77, 156; 123:2-3; 130:2; 140:6; 142:2; 143:1, 9).

Mendeskripsikan ide utama :

 Apa ide utama yang mazmur-mazmur dalam buku ini tekankan?


Refleksi hati bangsa Israel dalam mempercayai dan memuji TUHAN atas
pertolongan dan kasih setia-Nya, merefleksikan ratapan Daud, dan bangkit
kembali dalam pujian kepada TUHAN sebagai Raja untuk segala karya-Nya.

Komentar lainnya :
Buku 5 tidak mempunyai pola yang sekonsisten seperti yang kita harapkan.
Buku ini mulai dengan nyanyian syukur kepada TUHAN atas kasih setia-Nya
(Mazmur 107-108), tetapi kemudian ada mazmur ratapan (Mazmur 109).
Kemudian ada mazmur pujian (Mazmur 111-118), hanya diikuti dengan lebih
tenang, lebih reflektif Nyanyian Ziarah (Mazmur 120-134), yang meliputi bahasa
ratapan, iman, dan berkat. Kemudian mazmur beranjak dari pujian dan ucapan
syukur (Mazmur 135-136) kepada kedalaman pembuangan (Mazmur 137),
kemudian menanjak kepada perkataan syukur Daud dan iman (Mazmur 138-
139), turun kembali dengan Daud ke dalam lembah ratapan (Mazmur 139-143)
sebelum akhirnya naik kembali dalam berkat dan pujian (Mazmur 144-145).

Ada perasaan untuk datang kembali ke Yerusalem melalui Nyanyian Ziarah,


dan, sepanjang buku 5, ada sebuah penekanan pada mengucap syukur atas
kasih setia-Nya dan memuji Dia atas seluruh karya-Nya. Dengan mengingat
masa di pembuangan Babel dan ratapan Daud menyebabkan umat
merenungkan dari mana mereka datang sehingga menyebabkan hati mereka
terangkat sekali lagi bersama dengan Daud dalam ucapan syukur dan pujian
kepada TUHAN Raja mereka atas semua yang telah Dia lakukan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 80


Eksposisi Mazmur

Dalam Kesimpulan (Mazmur 146-150)

Mencari pola-pola :

 Pola apa yang Anda temukan dalam mazmur-mazmur di buku ini? Apa kata-kata
penting atau ide atau tema yang berulang dalam mazmur-mazmur ini?
 Setiap mazmur mulai dan berakhir dengan panggilan untuk “Memuji
TUHAN!”
 Setiap mazmur berbicara tentang siapa yang seharusnya memuji TUHAN,
mengapa kita seharusnya memuji TUHAN, bagaimana kita seharusnya
memuji TUHAN, dan bahkan dimana Dia seharusnya dipuji.

Mendeskripsikan ide utama :

 Apa ide utama yang mazmur-mazmur dalam buku ini tekankan?


Dalam Mazmur 146-150 kita menemukan sebuah crescendo pujian kepada
TUHAN. Mazmur-mazmur tersebut adalah sebuah dering panggilan bagi setiap
orang dan seluruh ciptaan untuk memuji TUHAN karena pribadi-Nya dan semua
yang Dia telah lakukan.

2. Menemukan kaitan antara ide-ide utama.

Pertanyaan: Jawaban:

......................... ........................

...............
...............
...............

...........................

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 81


Eksposisi Mazmur

Dalam Pendahuluan – Mazmur 1-2 (Janji Berkat)

Dua mazmur yang pertama telah dikatakan sebagai sebuah pendahuluan kepada
seluruh Kitab Mazmur. Mereka berdiri sangat berbeda dari semua mazmur yag
mengikutinya.

Dalam keduanya, kita menemukan janji berkat. Dan dalam janji berkat itu, kita
menemukan pengingat tentang janji covenant Allah yang besar di masa lampau.
Janji-janji berkat Allah dinyatakan secara dalam istilah-istilah yang jelas, wajar tanpa
pengecualian, pasti.

Dalam Buku 1-2 – Mazmur 3-72 (Percaya di tengah Kesulitan)

Setelah pendahuluan Mazmur 1 dan 2, kita menemukan pola tema-tema yang


sangat berbeda dan ide-ide di seluruh Buku 1 dan Buku 2.

Sementara Mazmur 1 dan 2 memperkenalkan janji berkat Allah yang jelas dan pasti,
Buku 1 dan Buku 2 membawa kita turun ke lembah kesulitan dan ratapan. Dalam
Mazmur 1 dan 2, Allah memberikan janji-janji yang indah untuk memberkati orang
benar yang berjalan sesuai dengan taurat-Nya serta orang-orang yang berlindung
pada raja-Nya. Namun, dalam Buku 1-2, kita menemukan orang fasik menindas
orang benar, dan kita menemukan Daud, raja yang diurapi, meminta Allah untuk
menjadi tempat perlindungannya dan untuk menyelamatkan dia dari musuh-
musuhnya.

Kita membaca ini dan bertanya, “Apa yang terjadi dengan janji berkat Allah?”
Apakah Allah setia kepada apa yang Dia telah katakan dalam Mazmur 1 dan 2?
Dimana hidup yang diberkati itu? Akankah pemazmur – dan saya – mampu memuji
Dia?”

Buku 1 dan 2 bukan benar-benar suatu kelanjutan atau perkembangan dari ide yang
kita temukan dalam Mazmur 1 dan 2. Sebaliknya dalam Buku 1 dan 2 kelihatannya
mengakibatkan janji berkat Allah dipertanyakan.

Jadi dalam Buku 1 dan 2, kita menemukan suatu pergumulan atas janji berkat Allah.
Pemazmur percaya bahwa Allah adalah setia kepada janji covenant-Nya dan kepada
hamba-Nya, tetapi realitas kehidupan di lembah penderitaan dan ratapan
memaksa dia untuk bergumul. Dia mengungkapkan ratapan tentang penderitaan
dan realitas kehidupan sementara dia juga mengekspresikan keyakinan akan janji
Allah, akan karakter-Nya, dan perbuatan-Nya. Ada saat-saat yang rendah melalui
perasaan ditinggalkan dan ada saat-saat yang tinggi dengan pujian yang mulia,
tetapi pola keseluruhannya adalah sebuah pergumulan yang konstan tentang
hidup di lembah penderitaan dan ratapan, dan masih mempercayai Allah serta janji-
Nya.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 82


Eksposisi Mazmur

Dalam Buku 3 – Mazmur 73-89 (Israel Merasa Ditinggalkan tetapi Mengingat Kasih
Setia Allah)

Setelah kita mendengar suara Daud dalam Buku 1-2, kita mendengar suara kolektif
Israel dalam Buku 3. Sama seperti Daud, raja yang diurapi, bergumul dalam iman di
lembah ratapan, percaya pada janji-janji Allah, kita mendengar pergumulan Israel
juga – meskipun lebih sedih dengan pertanyaan “Berapa lama lagi, ya Allah?” dan
“Adakah kasih setia-Nya berhenti untuk selama-lamanya?” (Mazmur 74:1; 77:8-10;
80:5; 82:2; 85:6-7; 88:12-15; 89:50). Namun mereka menginatkan diri mereka sendiri
atas kesetiaan Allah dan perbuatan-Nya.

Buku 3 mencerminkan lagi Mazmur 1 dan 2 dan berinteraksi dengan janji covenant
yang telah diproklamasikan ada – terkadang percaya (Mazmur 73:27-28),
terkadang mempertanyakan (Mazmur 82:2; 89:50). Lihat kembali dalam sejarah
pemberontakan di Israel untuk menjelaskan penghakiman Allah yang telah datang
atas mereka melalui kehancuran yang dibawa oleh bangsa-bangsa di sekitar
mereka. Tetapi lihat juga kefasikan musuh-musuh Allah dan keajaiban ketika Allah
akan menghukum mereka. Apa yang terjadi dengan janji tentang orang fasik yang
akan menjadi seperti sekam? Apa yang terjadi dengan janji tentang mereka yang
tidak berdiri dalam penghakiman (Mazmur 1:4-5)? Buku 3 bertanya kapan Allah
menghakimi orang fasik. Buku 3 juga melihat kembali kepada covenant Daud yang
diwakili dalam Mazmur 2. Buku ini juga melihat kembali kesetiaan Allah memimpin
umat-Nya melalui Daud (Mazmur 78:70-72), tetapi menakjubkan jika Allah sekarang
menolak covenant itu (Mazmur 89:39-40). Mazmur 2 berkata bahwa TUHAN telah
menetapkan Raja-Nya di Zion (Mazmur 2:6). Tetapi sekarang Zion berada dalam
kehancuran, dan mahkota keturunan Daud berada dalam debu (Mazmur 89:39-
46).

Dalam Buku 4 – Mazmur 90-106 (Pujian bagi Allah sebagai Raja,


Memproklamasikan Kasih Setia dan KeadilanNya)

Mazmur pertama dalam Buku 4 kelihatannya mulai dimana Buku 3 diakhiri,


menanyakan “Berapa lama?” dan meminta TUHAN untuk memenuhi umat-Nya
dengan kasih setia-Nya (Mazmur 90:13-14).

Namun, sesudah itu, mazmur mulai meningkat dalam pujian kepercayaan kepada
TUHAN sebagai Raja. Mereka memproklamasikan bahwa Dia berkuasa dan bahwa
Dia akan menghakimi seluruh bumi dalam kebenaran. Mereka juga menyatakan
bagaimana Dia, dalam kasih setia-Nya, telah mengingat covenant-Nya dengan
umat-Nya dan bertindak baik kepada mereka.

Buku 4 mengambil tema dari Mazmur 2, tetapi mengangkat mata kita atas raja
manusia untuk melihat bahwa Allah adalah Raja yang berkuasa! Dia adalah pribadi
dimana kita dapat menemukan tempat perlindungan (Mazmur 91:4, 9-10; 94:22).
Pujian-Nya tertuju kepada bangsa-bangsa, yang tunduk kepada-Nya (Mazmur
94:10; 96:3, 10; 97:6; 98:2; 99:1-2; 102:16, 23; 105:1). Dan Dia akan menghakimi
seluruh bumi dan orang fasik. Ada refleksi atas hidup yang pendek ketika ada dosa

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 83


Eksposisi Mazmur

(Mazmur 90:7-10; 94:3-11; 102:11-12; 103:15-16), tetapi Allah menegakkan dan


mempertahankan orang-orang benar (Mazmur 92:13-16; 94:12-13, 16-18; 97:10;
102:26-29; 103:17-18).

Buku 4, secara keseluruhan, dengan nyanyian syukur dan pujian keyakinan-nya,


tidak seperti nada dalam buku-buku sebelumnya. Daripada bergumul dengan janji-
janji dari Mazmur 1 dan 2, buku ini menyatakan dengan pujian bahwa Allah adalah
Raja yang, dalam kasih setia, mengingat covenant-Nya, dan, dalam kebenaran, akan
menghakimi seluruh bumi.

Dalam Buku 5 – Mazmur 107-145 (Refleksi yang Membalikkan Hati Israel untuk
Memuji)

Mengikuti Buku 4, Buku 5 melanjutkannya dengan nyanyian syukur dan pujian,


namun tidak secara konsisten. Buku ini diimbangi dengan bagian refleksi di
Nyanyian Ziarah, dalam mazmur tentang pembuangan, dan dalam serangkaian
ratapan Daud.

Buku 5 merefleksikan pergumulan yang Israel dan Daud telah lakukan atas janji
covenant Allah untuk memberkati mereka. Namun Buku 5 menegaskan bahwa
TUHAN bertindak atau akan memberkati umat-Nya dengan cara yang digambarkan
dalam Mazmur 1 dan 2. Dari refleksi dan syukur, mazmur dalam Buku 5
mengarahkan mata kita ke atas dalam pujian atas apa yang telah dilakukan TUHAN
dalam kebenaran, rahmat, dan kasih setia-Nya.
Dari sini, kesimpulan dari Kitab Mazmur akan mengangkat hati kita lebih tinggi
dalam sebuah crescendo pujian bagi TUHAN dan semua yang Dia telah lakukan.

Dalam Kesimpulan – Mazmur146-150 (Sebuah Crescendo Pujian)

Mazmur 146-150 adalah kesimpulan untuk Kitab Mazmur, dan didalamnya kita
menemukan crescendo pujian kepada TUHAN. Mazmur-mazmur tersebut adalah
sebuah dering panggilan bagi setiap orang dan seluruh ciptaan untuk memuji
TUHAN karena pribadi-Nya dan semua yang Dia telah lakukan.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 84


Eksposisi Mazmur

Mazmur
Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5

Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur Mazmur


1–2 3-41 42-72 73-89 90-106 107-145 146-150

Pendahuluan Kesimpulan

Percaya di Merasa Pujian bagi Refleksi Crescendo


Janji tengah Ditinggalkan Tuhan yang dari
Berkat Kesulitan tetapi
Mengingat
sebagai
Raja,
Membalik-
kan Hati
Pujian
Daud:
“Selamatkan Kasih Setia Memprokla- Israel
Allah masikan untuk
aku karena aku
Kasih Setia Memuji
percaya Israel:
padaMu.” dan
“Berapa
KeadilanNya
lama lagi,
ya TUHAN?”

Gambaran Lembah Kesulitan & Ratapan Pujian dan Syukur


Umum
Ratapan
Contoh Maz.
Maz. 31 Maz. 80 Maz. 97 Maz. 111
Mazmur 62

Gerakan Mazmur :
Pertanyaan: Jawaban:
Apakah Allah setia Ya, Allah
dengan apa yang menunjukkan Diri-
Dia katakan (janji- Nya Setia
Nya)?

JANJI PUJIAN

Penderitaan
Ratapan
Percaya

Kasih Setia

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 85


Eksposisi Mazmur

B. Menemukan Struktur Mazmur Individual

Arah dan ide utama


satu bagian

Ide-ide utama satu bagian

Apa Itu Struktur?


 Struktur dari satu bagian (atau perikop) mencakup:
1) Bagian-bagian yang membentuk satu bagian – unit-unit pemikiran yang
mengandung ide-ide utama dari satu bagian tersebut.
2) Kaitan-kaitan alur pemikiran yang menyatukan bagian-bagian yang kecil
dan ide-ide utama yang terdapat padai satu bagian tersebut.

Mengapa Struktur Itu Penting?


 Karena dengan melihat struktur, kita akan ditolong untuk dapat mengidentifikasi
ide-ide utama dari satu bagian, dan kemudian bagaimana penulis merancang
perkembangan pemikiran di antara satu bagian dengan bagian lainnya. Dengan
kata lain, melihat pada struktur akan menolong kita terarah hanya pada alur
pemikiran penulis.
 Karena struktur penting bagi khotbah dan pengajaran kita. Tentunya kita ingin
memastikan bahwa cara kita mengatur ide-ide dalam pengajaran kita harus
mencerminkan cara penulis mengatur alur pemikirannya dalam setiap bagian.
Dengan kata lain, memahami struktur merupakan suatu kesadaran dalam
memahami Alkitab sehingga ada kuasa yang mampu memperjelas apa yang kita
sampaikan dalam khotbah kita.

Bagaimana Cara Menemukan Struktur dalam Satu bagian?

1. Carilah pola dan perubahan alur pemikiran.


Saat anda membaca satu bagian dalam Alkitab, perhatikan pola-pola seperti apa
yang anda lihat yang menunjuk pada ide-ide utama yang dicoba disampaikan
oleh penulis? Juga, saat anda membaca, carilah perubahan alur dan arah
pemikiran. Hal ini bisa dideteksi oleh suatu perubahan pola.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 86


Eksposisi Mazmur

Perhatikan … Perhatikan juga …


 Pengulangan.  Perintah-perintah.
 Progresi.  Suatu klimaks atau keputusan.
 Kontras dan perbandingan  Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
 Bagaimana awal dan akhir satu dan jawabannya
bagian.
 Transisi penting atau kalimat
kesimpulan.

2. Bagilah menjadi bagian-bagiannya.


Setelah melihat pola dan perubahan pemikiran, penggalah bagian tersebut
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil namun yang masing-masing mengandung
ide utama. Tuliskan pasal dan ayat dari setiap bagian tersebut.

3. Gambarkan ide-ide utamanya.


Nyatakan ide utama dari setiap bagian dalam satu kalimat lengkap.

4. Temukan kaitan-kaitan pemikiran antara ide-ide utama.


Bagaimana satu ide utama dapat saling berkaitan dan mengantar kepada ide
lainnya? Bagaimana kaitan mereka semua dan bagaimana arah dan alur
pemikiran penulis dapat diungkapkan?

(Melihat struktur secara alamiah akan membuat kita menemukan ide utamanya.
Dengan mengingat apa yang anda temukan tentang strukturnya, tanyakanlah, “Apa
ide utama dari bagian tersebut?”)

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 87


Eksposisi Mazmur

C. Contoh & Praktek


Menemukan Struktur Mazmur 1

Bacalah teks itu. Saat Anda membaca, dimana Anda mendeteksi adanya transisi
atau pergeseran pemikiran atau arah?
Secara khusus pada ayat 4. Juga, transisi kecil pada ayat 3, 5, dan 6a dan 6b.

Setelah melihat transisi dalam pikiran atau arah ini, bagaimana Anda membagi
teks ini ke dalam bagian-bagian yang berisi ide-ide utama? Tuliskan angka ayat
untuk setiap bagian.
1:1-3
1:1-2
1:3
1:4-5
1:4
1:5
1:6
1:6a
1:6b

Apa jenis pola yang Anda lihat di dalam atau di antara setiap kelompok ayat, dan
bagaimana pola-pola itu menekankan sebuah ide yang penulis coba ungkapkan?
1:1-3 - semua berbicara tentang (“benar,” 1:6) orang yang tidak mengikuti
orang-orang berdosa tetapi kesukaannya taurat TUHAN.
 Ayat 1-2 - ada kontras antara apa yang dia tidak lakukan dan apa yang
dia lakukan. Dan kemudian ayat 3 berbicara tentang hasilnya: dia
makmur.
 Ayat 3 Menjelaskankan secara spesifik bagaimana dia “diberkati”
(dari ayat 1)
1:4-5 - kontras dengan ayat 1-3, semua berbicara tentang orang fasik.
 Ayat 4 - menjelaskan seperti apakah orang fasik itu, dan kemudian
ayat 5 berbicara tentang hasilnya: mereka tidak akan tahan dalam
penghakiman atau dalam perkumpulan orang benar.
 Sejauh ini, pola antara bagian pertama (1:1-3) dan bagian kedua (1:4-5)
adalah sebuah kontras (antara orang benar dan orang fasik).
Sekarang, di bagian terakhir (1:6) ada kesimpulan, dan kontras ada
pada semua dalam satu bagian itu.
1:6 - Kita mempunyai alasan yang menjelaskan segala sesuatu dalam mazmur
sampai titik ini – mengapa orang benar akan makmur dan orang fasik akan
binasa (ditunjukkan oleh kata “karena”). Dan alasan itu mengandung
kontras.
 Ayat 1:6a - mazmur kembali meringkaskan apa yang telah dikatakan
tentang orang-orang benar: TUHAN mengenal jalannya.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 88


Eksposisi Mazmur

 Ayat 1:6b - kita melihat kontras muncul dengan kata “tetapi.” Fokus
kembali kepada orang fasik dan meringkaskan apa yang mazmur
katakan tentang dia: jalan orang fasik akan binasa.

Sebutkan ide utama dari setiap bagian dari teks dalam satu kalimat lengkap.
1:1-3 Orang yang merenungkan taurat TUHAN diberkati dan akan
makmur.

1:4-5 Orang fasik tidak akan bertahan dalam penghakiman.

1:6 TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi orang fasik akan
binasa.

Apa hubungan antara ide-ide utama? Bagaimana satu ide utama berhubungan
dengan ide berikutnya atau kepada akhir secara keseluruhan?
Bagian pertama kontras dengan bagian kedua dengan membandingkan hasil
akhir orang benar (berkat dan kemakmuran) dengan hasil akhir orang fasik
(tidak bertahan dalam penghakiman atau dalam perkumpulan orang benar)

Kemudian bagian terakhir berfungsi sebagai alasan untuk bagian pertama


dan sebagai kesimpulan dari kontras.

Dipandang dari sudut ide-ide utama dari teks, apa Ide Besar dari teks ini?
Orang benar diberkati, tetapi orang fasik akan binasa.

Menemukan Struktur Mazmur 2

Bacalah teks itu. Saat Anda membaca, dimana Anda mendeteksi adanya transisi
atau pergeseran pemikiran atau arah?
Pada ayat 4, 7, dan 10.

Setelah melihat transisi dalam pikiran atau arah ini, bagaimana Anda membagi
teks ini ke dalam bagian-bagian yang berisi ide-ide utama? Tuliskan angka ayat
untuk setiap bagian.
2:1-3

2:4-6

2:7-9

2:10-12

Apa jenis pola yang Anda lihat di dalam atau di antara setiap kelompok ayat, dan
bagaimana pola-pola itu menekankan sebuah ide yang penulis coba ungkapkan?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 89


Eksposisi Mazmur

2:1-3 - Fokusnya adalah pada “bangsa-bangsa,” “orang-orang,” “raja bumi,”


“para pemerintah” dan keinginan serta rencana mereka untuk memberontak
terhadap TUHAN.

2:4-6 - Fokusnya beralih kepada TUHAN di atas takhta-Nya di surga dan reaksi-
Nya kepada mereka yang merencanakan melawan Dia.
2:7-9 – Fokus bergeser lagi kepada “Aku” dan “Ku” – Anak Allah. Dia berkata
tentang janji TUHAN kepada dia, bahwa bangsa-bangsa milik dia dan bahwa
dia akan menghakimi bumi.

2:10-12 – Fokus berubah kepada pemazmur memperingatkan raja-raja di bumi


dan memberitahu pembaca bahwa mereka yang berlindung pada Anak
diberkati.

Sebutkan ide utama dari setiap bagian dari teks dalam satu kalimat lengkap.
2:1-3 Bangsa-bangsa merencanakan pemberontakan melawan
TUHAN.

2:4-6 Tuhan menakutkan bangsa-bangsa dalam murka-Nya dengan


mengatakan kepada mereka tentang Raja-Nya.

2:7-9 Anak Allah memiliki bangsa-bangsa dan akan meremukkan


orang-orang yang memberontak terhadap-Nya.

2:10-12 Bangsa-bangsa harus melayani TUHAN untuk menghindari


murka-Nya dan berlindung dalam Anak-Nya untuk diberkati.

Apa hubungan antara ide-ide utama? Bagaimana satu ide utama berhubungan
dengan ide berikutnya atau kepada akhir secara keseluruhan?
Bagian pertama (2:1-3) mengatur adegan dan menjelaskan situasinya: bangsa-
bangsa ada dalam pemberontakan melawan TUHAN dan Raja-Nya.

Bagian kedua (2:4-6) melanjutkan dengan memberikan reaksi TUHAN: Dia


menunjuk Raja-Nya.

Bagian ketiga (2:7-9) menjelaskan alasan bahwa TUHAN menunjuk Raja-Nya:


Dia telah membuat janji bahwa Anak-ya akan memiliki bangsa-bangsa dan
menghakimi mereka.

Bagian keempat (2:10-12) menceritakan bangsa-bangsa apa tanggapan


mereka seharusnya dalam terang reaksi Allah dan janji-Nya: Kita harus
melayani TUHAN dalam ketakutan dan berlindung di dalam Anak-Nya, Raja,
untuk menghindari penghakiman dan malah diberkati.

Dipandang dari sudut ide-ide utama dari teks, apa Ide Besar dari teks ini?
Mereka yang memberontak melawan Raja Tuhan akan dihakimi, tetapi
mereka yang berlindung pada-Nya akan diberkati.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 90


Eksposisi Mazmur

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 91


Eksposisi Mazmur

BAGIAN KETUJUH

TEOLOGIA BIBLIKA :
MENGKHOTBAHKAN KRISTUS DARI KITAB MAZMUR1

A. Apa Itu Theologia Biblika

Theologia Biblika adalah cara memandang Alkitab yang


bisa menolong kita untuk melihat . . . (1)
(1) Gambaran besar dari cerita yang menyeluruh dalam
Alkitab dan bagaimana setiap bagian-bagian yang lebih
kecil (satu bagian atau satu kitab secara individual) (2)
cocok dengan cerita Alkitab secara menyeluruh.
(2) Bagaimana setiap bagian dari cerita itu menunjuk
kepada Kristus, karena keseluruhan cerita dan pesan dalam Alkitab digenapi di
dalam Kristus.

B. Mengapa Kita Harus Mengkhotbahkan Kristus Dari Kitab Mazmur ?

 Kita sebagai pengkhotbah-pengkhotbah Kristen, dan para pengajar Kristen,


kita harus selalu ingat bahwa setiap kali kita berkhotbah dan mengajar, kita
harus memenuhi panggilan untuk mengkhotbahkan Kristus.2 Hal ini juga harus
tetap kita lakukan meskipun kita berkhotbah dari Perjanjian Lama.

C. Mengapa Kita Dapat Mengkhotbahkan Kristus Dari Kitab Mazmur ?

 Yesus memberitahukan kita dalam Lukas 24:27 bahwa telah tertulis dalam
semua Kitab Suci semua tentang Dia. Sama halnya dalam Lukas 24:44-47, Yesus
memberitahukan para murid-Nya bahwa telah ditulis tentang diri-Nya dalam
Kitab Taurat Musa, para Nabi, dan Mazmur yang harus digenapi. Dengan kata
lain, dalam setiap bagian Perjanjian Lama telah ditulis mengenai Yesus yang
telah digenapi ketika Dia datang.

1
Materi bagian ini diambil dari Leadership Resources Iternational, Kitab Mazmur : Buku Kerja,
pen. Vebrie Lidia Terok-Welong (Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015), 44-48.
2
Yohanes Woodhouse, “Preaching from the Pentateuch,” audiotapes of a series of talks, Preaching
from the Old Testament, by Yohanes Woodhouse presented at the Proclamation Trust (UK) Assistant
Ministers Conference 1992. Based on original material © The Proclamation Trust with kind permission.
www.proctrust.org.uk

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 91


Eksposisi Mazmur

Kitab para Nabi


Kitab
Taurat Kitab Mazmur

Pen Ke Ab Mu Da Pem Langit


cip ja ra sa ud bu dan
ta tuh ham ang bumi
an an an baru
Para Nabi

 Kita dapat mengkhotbahkan Kristus dari Mazmur karena Perjanjian Lama


sebagai satu kesatuan menunjuk kepada Kristus, dan Mazmur juga menunjuk
kepada Kristus.
 Pertanyaannya kemudian adalah Bagaimana Mazmur menunjuk kepada Kristus?
 Apakah setiap ayat dalam Perjanjian Lama dan dalam Mazmur memberi
tekanan yang sama kepada Kristus? Tidak. Ada yang besar, tema-teman
penting atau ide-ide atau peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Lama yang
menekankan secara langsung kepada Kristus (Raja Allah, penebusan,
pengorbanan, berdiamnya Allah di antara umat-Nya).Lalu ada ide-ide yang lebih
kecil atau tema. Dalam beberapa cara, mereka akhirnya terhubung kepada
tema yang lebih besar dan dengan cara itu, menunjuk kepada Kristus.

D. Bagaimana Mazmur Menujuk kepada Kristus ?

 Perjanjian Baru menolong kita melihat lebih jelas bagaimana Mazmur menunjuk
kepada Kristus. Beberapa bagian dalam Perjanjian Baru mengutip Mazmur untuk
menjelaskan siapa Kristus dan bagaimana Allah bekerja melalui Kristus.
 Ketika kita mempelajari Mazmur, kita dapat juga menghubungkan tema-tema
penting dan besar dalam Perjanjian Lama yang menunjuk langsung kepada
Kristus (Allah yang adalah Raja, Penyelamat dan Maha Pemurah).
 Ada juga ide-ide dan tema-tema yanglebih kecil, kemungkinan gambaran dan
peristiwa, yang juga menunjuk kepada Kristus atau yang menghubungkan tema-
tema besar, yang dalam tertentu terhubung kepada Kristus.

E. Bagaimana Kita Menemukan Mazmur yang Menunjuk kepada Kristus ?

1. Baca, pelajari, dan pahamilah Mazmur dalam konteks aslinya!


 Kita ingin membiarkan mazmur berbicara sendiri terlebih dahulu. Kita ingin
memastikan bahwa kita mengerti pesannya sebelum kita
mempertimbangkan bagaimana mazmur ini menunjuk kepada Kristus.
 Lihatlah konteks sejarah : Apakah mazmur memberitahu Anda siapa penulis
dan apa yang terjadi dalam hidupnya?
 Lihatlah konteks sastra : Dimana letak mazmur dalam struktur Kitab
Mazmur?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 92


Eksposisi Mazmur

 Lihatlah konteks Alkitabiah sampai saat itu : Dimana kita dalam kisah Alkitab
sejauh ini?
 Apa Ide Besar dari mazmur?

2. Carilah hubungannya dengan Perjanjian Baru dan Kristus!


1) Lihat jika mazmur dikutip dalam Perjanjian Baru.
 Jika Alkitabmu mempunyai sistem referensi silang yang baik, itu adalah
alat yang baik untuk digunakan dalam mengenal jika mazmur dikutip
atau disebutkan oleh penulis Perjanjian Baru.
 Jika Mazmur dikutip atau direferensi dalam Perjanjian Baru, pelajari dan
pahami bagian dari Perjanjian Baru tersebut sesuai konteksnya.
 Lihat bagaimana penulis memahami Mazmur dalam hubungannya
dengan Yesus. bagaimana penulis menunjukkan bahwa Yesus telah
menggenapi apa yang tertulis dalam Mazmur ?
 Setelah itu, berusaha memahami hubungan antara pelajaran Mazmur
anda dan apa yang Perjanjian Baru katakan tentang hal itu.
2) Jika mazmur tidak dikutip dalam Perjanjian Baru, tanyakan :
 Apakah ada tema Biblika yang menunjuk kepada Yesus? Atau adakah
satu situasi yang lebih kecil atau isu-isu yang terhubung dengan tema
utama? Bagaimana tema ini berkembang dan disempurnakan di dalam
Yesus?
 Apa yang Mazmur ini ajarkan kepada saya tentang bagaimana Allah
melakukan segala sesuatu dan bagaimana (keberadaan) Ia? Yesus
menunjukkan karakter Allah dan lebih memperjelas tentang semuanya
itu. Bagaimana Mazmur ini menunjuk kepada cara Allah melakukan
segala sesuatu di dalam Kristus?
 Apakah Mazmur ini mengangkat suatu pertanyaan atau dilema yang
akhirnya terjawab melalui Yesus?

F. Saran-saran yang Menolong

Mazmur Mesianik
 Mazmur yang berbicara tentang raja di dunia atau di surga yang digenapi di
dalam Kristus. Apa yang dikatakan Mazmur tentang raja? Bagaimana Kristus
menggenapi apa yang telah dikatakan? Apa yang dikatakan oleh Perjanjian
Baru?

Yesus adalah Allah yang Utuh dan Manusia yang Utuh


 Sebagai manusia yang utuh, Kristus berdiri pada tempat dimana Pemazmur
(dan, dalam hal ini, kita juga) dalam cara yang utuh. Ia telah mengalami apa
yang kita alami secara utuh. Ia menanggung penderitaan, kesulitan, kesukaran,
dan menanggung dosa kita. Ketika kita membaca Mazmur dari perspektif
pemazmur, tanyakan bagaimana Kristus mengalami semuanya itu dalam
kehidupan dan pelayanan-Nya di bumi ini.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 93


Eksposisi Mazmur

 Sebagai Allah yang utuh, Raja yang kepada-Nya kita berlindung, Kristus adalah
penggenapan janji Allah untuk menolong dan menyelamatkan kita ketika kita,
seperti kata pemazmur, berseru meminta pertolongan-Nya.

Struktur Kitab Mazmur


 Pola Mazmur – dari janji, melalui kesulitan, dan mengangkat pada pujian –
menunjukkan kepada kita pola kehidupan Kristus – sebagai Raja yang
dijanjikan, melalui penderitaan dan kematian di kayu salib, untuk dibangkitkan
dalam kemuliaan.
 Hal ini menunjukkan kepada kita pola yang juga akan kita lalui sebagai orang-
orang yang mengikut Kristus.
 Ketika kita membaca Mazmur, kita dapat mengenali di mana letak alur struktur
kitab tersebut.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 94


Eksposisi Mazmur

G. Contoh

MAZMUR 1

Ide Besar : Orang yang diberkati, tidak seperti orang fasik, memeluk Tuhan dan
mendapatkan pelukan-Nya kembali.

Tujuan : (1) Untuk menolong para pendengar memahami dimana berkat yang benar
itu, berkat Allah, ditemukan, (2) untuk membangkitkan kerinduan yang mendalam dari
pendengar untuk mengejar berkat Tuhan, (3) untuk menolong pendengar bertumbuh
dalam rasa syukur dan kasih sayang kepada Kristus saat mereka datang untuk
memahami bahwa mereka tidak dapat mengenal berkat ini terpisah dari Kristus.

Pendahuluan

Apakah Anda ingin bahagia? Saya kira kebahagiaan adalah sesuatu yang kita semua
harapka dalam hati kita. Apa yang Anda pikir akan membawa kebahagiaan sejati,
memuaskan dan kekal? Apakah Anda yakin bahwa Allah menginginkan kebahagiaan
sejati Anda bahkan lebih dari yang Anda lakukan? Apakah Anda percaya bahwa cara
Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan adalah satu-satunya cara? Atau, apakah ada
sesuatu yang lain yang Anda beri untuk hidupmu?

Dari awal Allah berusaha untuk memberkati kita. Setelah menciptakan orangtua
pertama kita, Dia mengucapkan kata-kata berkat.

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar


Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-
ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap
di bumi.”

Berkat ini adalah bagian dari pernyataan “sangat baik” yang datang pada akhir hari
keenam dan perayaan penciptaan perhentian Allah yang berlangsung pada hari
ketujuh.

Kemudian kepercayaan dan keyakinan pada berkat itu diuji. Ular meragukan berkat
Allah yang baik: “Tentulah Allah berfirman ...” (Keadian 3:1). Adam dan Hawa
memakan umpannya. Percaya mereka telah menemukan cara yang lebih baik daripada
bersandar atas kuasa perkataan Allah, mereka menukarkan kebenaran dari “hidup
diberkati” untuk suatu kebohongan yang kosong.

Namun Tuhan, dalam rahmat, anugerah, dan kasih-Nya yang besar, datang kembali
berbicara tentang berkat. Dia berkata kepada Abraham, “Aku akan membuat engkau
menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur;
dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 95


Eksposisi Mazmur

engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di
muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:2-3). Janji Tuhan untuk memberkati
dimainkan melalui halaman-halaman sejarah manusia. Dalam persiapan untuk dan
kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Allah tegas bertindak untuk membebaskan manusia
dari Setan, diri sendiri dan dosa, membawa kita ke dalam kerajaan-Nya yang tidak akan
pernah rusak dan tidak akan pernah berakhir. Warga negara tempat itu akan
mengenal berkat kekal Allah.

Apakah ada kejutan di Mazmur 1 itu, mazmur yang memulai kitab ini dibuka dengan
seruan, “Diberkatilah (berbahagialah) orang ...” Kata “diberkatilah (berbahagialah)”
lebih baik diterjemahkan, “betapa diberkati (bahagia)!” “Betapa diberkatinya
(bahagianya) orang!”

Ada sebuah cerita dalam Perjanjian Lama yang memberi kita wawasan ke dalam
ungkapan yang indah dalam 1 Raja-Raja 10:1-9 (5-8). Pada titik tertinggi dalam sejarah
Israel Ratu Syeba berseru, “Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para
pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah
TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan
engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk
selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan
keadilan dan kebenaran” (1 Raja-Raja 10:8-9). Perhatikan juga ayat 4-5, “Ketika ratu
negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan
di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan
berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah
TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.”

Kata diberkati ini sering digunakan dalam Mazmur. Bahkan, digunakan 26 kali di
sepanjang kitab ini (1:1; 2:12; 32:1-2; 33:12; 34:8; 40:4; 41:1; 65:4; 84:4-5, 12; 89:15; 94:12;
106:3; 112:1; 119:1-2; 127:5; 128:1,2; 137:8,9; 144:15-16; 146:5). Sangat menarik untuk
mengamati apa yang melekat pada kata ini, “diberkati.” Mazmur 32:1-2 berkata
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak
berjiwa penipu!.” Atau perhatikan kata-kata dari Mazmur 34:9 “Kecaplah dan lihatlah,
betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” Sementara
kata “diberkati” atau “betapa berbahagia” ini mungkin sesekali menunjuk kepada
berkat materian, tetapi secara mayoritas kata ini menunjuk kepada hal yang bersifat
rohani, non materi. Pengetahuan Allah dan keintiman dengan Dia berdiri sendiri
sebagai berkat yang utama.

Sekarang marilah kembali ke Mazmur 1. Pada dasarnya, mazmur ini menjawab 2


pertanyaan. Pertama, siapakah orang yang diberkati itu? Dan kedua, mengapa dia
diberkati? Pertanyaan pertama dijawab dalam ayat 1-2 dan pertanyaan kedua dalam
ayat 3-6.

I. Siapakah orang yang diberkati itu?

II. Mengapa dia diberkati?

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 96


Eksposisi Mazmur

Marilah kita melhat pertanyaan pertama.

Garis Besar Khotbah

I. Siapakah Orang yang Diberkati Itu?

Dia adalah orang yang, tidak seperti orang fasik, memeluk Tuhan (ayat 1-2)

Penulis mulai dengan ....


A. Apa yang dia tidak lakukan (ekspresi yang negatif; ayat 1)

1) Seringkali, melalui ekspresi yang negatif kita memahami suatu hal yang
positif secara lebih jelas. Kita mengajar anak kita untuk menghargai panas
dengan mengkontraskannya dengan dingin. Kita menghargai terang ketika
kita tersandung dalam kegelapan. Jadi, penulis mulai dengan gambaran
yang negatif (baca ayat 1).
2) Sekarang untuk benar-benar menghargai gambaran ini kita membutuhkan
sedikit pengertian tentang bagaimana puisi Ibrani bekerja. Tidak seperti
puisi Inggris yang didasarkan atas sajak, puisi Ibrani didasarkan atas
perangkat sastra yang dikenal dengan paralelisme.
3) Secara sederhana, paralelisme adalah suatu cara penulisan dimana baris
kedua (dan dalam kasus ayat 1 bahkan baris ketiga) menjelaskan,
memperluas atau mengintensifkan baris yang pertama.
4) Dalam kasus ayat 1, penulis bergerak ...
 Dari “orang fasik” (baris 1) kepada “orang berdosa” (baris 2) kepada
“pencemooh” (baris 3). Hal ini membawa kita dari gambaran yang
umum (“orang fasik") kepada keterlibatan aktif (“orang berdosa”)
kepada sikap bermusuhan (“pencemooh”).
 Dari “nasehat” (baris 1) kepada “jalan” (baris 2) kepada “kursi/tempat
duduk” (baris 3). Hal ini membawa kita dari alam nasehat kepada
perilaku kepada perkumpulan yang dipelihara.
 Dari “berjalan” (baris 1) kepada “berdiri” (baris 2) kepada “duduk”
(baris 3). Gerakan yang ditunjukkan disini menunjuk kepada cara hidup
menuju komitmen yang makin mendalam.
5) Paralelisme adalah perangkat sastra yang memungkinkan penulis untuk
melukis gambar yang kaya dan bernuansa. Dalam hal ini, ini mengerikan,
gambar permusuhan dalam ayat 1 menolong kita untuk melihat secara jelas
apa yang orang benar (orang yang diberkati) tidak lakukan. Selain itu,
seperti sapu di tangan pekerja, sapu itu juga menyapu jalan untuk
menyampaikan apa yang dia lakukan.

Seperti sapu di tangan seorang pekerja, 3 bentuk negatif dari ayat 1


membersihkan jalan bersih untuk benar-benar menggambarkan ....

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 97


Eksposisi Mazmur

B. Apa yang dia lakukan (ekspresi positif; ayat 2)

1. “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan


Taurat itu siang dan malam” (ayat 2)

2. Orang yang diberkati menyukai hukum Allah.


 Pendekatan ini berdiri dalam kontras yang kuat kepada mereka yang
ada dalam ayat 1 yang berjalan dalam “nasehat orang fasik” dan
mencemooh hukum Tuhan.
 Hukum Tuhan atau Taurat (dalam bahasa Ibrani) artinya perintah Tuhan.
Hal ini bisa menunjuk kepada satu perintah tunggal atau seluruh Kitab
Suci.
 Orang yang diberkati tidak hanya mencari perintah Tuhan tetapi dia
menikmatinya.
 Apa artinya menikmati? Kita tahu ketika kita melihatnya. Apa yang
terjadi dalam sepakbola ketika sebuah tendangan mencetak sebuah gol?
Setiap orang bersorak. Mereka bersorak dengan sukacita, kecuali tim
lawan dan pendukungnya. Pada waktu musim pertandingan sepakbola
piala dunia yang lalu, dalam istirahat saya, saya sering dikejutkan
dengan terikan kuat tengah malam. Begitu kuatnya sampai-sampai saya
keluar dari kamar tamu lantai 3 untuk melihat ada apa yang terjadi.
Ternyata ada orang-orang di seberang kampus STK yang menonton bola
dan bersorak kegirangan ketika tim sepakbola yang didukungnya
mampu membobol gawang lawan. Jika pertandingan sepakbola saja
mempunyai kekuatan untuk membangkitkan emosi tersebut, apalagi
firman Tuhan.3
3. Kesukaan orang yang diberkati dalam Tuhan selanjutnya didemonstrasikan
sebagai “merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Dengan kata lain, dia
selalu berpikir tentang Taurat TUHAN, meletakkan Taurat TUHAN dalam
pikiran dan hatinya. Kita tidak dapat melupakan gema yang disengaja dalam
Yosua 1:6-9 (khususnya ayat 7-8). Allah memerintahkan Yosua di hari
sebelumnya untuk memberikan perhatian secara terus-menerus kepada
firman-Nya. “Renungkanlah itu siang dan malam.” Hal ini akan membawa
Yosua dan bangsa Israel kepada kemakmuran dan keberhasilan, sesuatu
yang nantinya terbukti benar.
4. Tidak sulit untuk melihat mengapa hal ini bisa terjadi. Karena menikmati
hukum Tuhan adalah menjangkau Allah dan menikmati-Nya.

3
Contoh ini diambil dari pengalaman pribadi.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 98


Eksposisi Mazmur

II. Mengapa Dia Diberkati?

Dia diberkati karena, tidak seperti orang fasik, dia dipeluk oleh Tuhan (ayat 3-6)

Hal yang pertama yang kita temukan disini adalah ....


A. Tuhan Memampukan Dia pada Masa Sekarang (ayat 3-4)
1. Kita disajikan dalam ayat-ayat ini dengan 2 gambaran hidup dari alam. Kita
tidak menemukan adanya pertentangan disini.
2. Pertama, tentang kesehatan, pohon yang membawa hasil (ayat 3)
 Pohon ini tidak hanya seperti saluran yang mengalirkan air. Pohon ini
seperti spons yang membasahi ke atas. Pohon ini menyerap gizi utama
dan menghasilkan buah sendiri.
 Ungkapan “ia menghasilkan buahnya pada musimnya” adalah
gambaran dari kesehatan yang sempurna.
 Begitu sehatnya, bahkan pohon ini mampu menahan kekeringan: “...
tidak layu daunnya.”
 Gambaran ini mirip dengan apa yang kita temukan dalam Yeremia 17:5-8.
Namun dalam Mazmur 1 kontras bukan diantara hasil yang baik dan
yang buruk. Ini sesuatu yang lebih kuat.
3. Kedua, tentang sekam (ayat 4)
 Orang fasik seperti sekam yang ditiupkan angin.
 Gambaran ini menyinggung proses menampi beras.
 Apakah gambaran ini mengungkapkan tentang hasil dari orang fasik?
Kata apa yang bisa kita pikirkan tentang gambaran ini? Ringan, tidak
berguna, tidak diinginkan, sampah.
 Dalam Mazmur 1, yang asli, kemakmuran abadi dari orang yang diberkati
berlawanan dengan sampah kosong orang fasik.
4. Apakah benar tentang orang benar ini? Bagaimana tentang orang fasik?
Apakah orang benar selalu makmur? Apakah orang fasik selalu seperti
sekam yang ditiupkan angin? Beberapa poin akan menjaga kita tetap pada
jalur.
 Pertama, ketika kita membaca kata-kata tentang orang benar dan orang
fasik ini, kita tida boleh membacanya secara sederhana. Mazmur 1
adalah bagian dari literatur hikmat dalam Alkitab. Mazmur hikmat
menyajikan kepada kita sebuah kebenaran umum, bukan komprehensif
yang mencakup setiap pertanyaan dan perhatian yang mungkin.
 Kedua, kita harus menghindari 2 bahaya. Pertama adalah menganggap
gambaran tentang pohon yang sehat kepada materi, kemakmuran
secara fisik di sini dan sekarang. Apakah kita ingat Kitab Ayub? Kitab
Ayub bergulat dengan mengapa orang saleh menderita. Terkadang jalan
Allah adalah memimpin anak-Nya melalui “lembah kekelaman” dan
menjadikannya dan membuat kehadiran-Nya bersama dengan mereka
sangat jelas. Apakah hal itu membuat mereka kurang makmur? Mungkin
kita seharusnya mempertimbangkan bahwa keadaan itu membuat
mereka menjadi lebih lagi. Juga, kita seharusnya tidak boleh melupakan
fakta bahwa tujuan akhir bagi anak-anak Allah adalah Langit Baru dan
Bumi Baru. Ini adalah sebuah tempat yang sungguh-sungguh nyata yang

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 99


Eksposisi Mazmur

sangat sulit digambarkan, tetapi berkat secara fisik itu sudah pasti.
Semua warga tempat itu akan mengalami tempat yang makmur secara
fisik ini.
 Seringkali kemakmuran yang Allah berikan tidak dapat dinilai secara
fisik. Misalnya, Dia memberikan ketahanan di masa yang melelahkan,
pengharapan ketika semua tampaknya sia-sia.
 Akhirnya, apakah orang fasik selalu seperti sekam? Sekali lagi, kita
disajikan dengan sebuah kebenaran umum yang tidak dimaksudkan
untuk berbicara secara komprehensif. Mazmur lainnya seperti Mazmur
73 (lihat juga Mazmur 37:35-36) berjuang dengan kemakmuran yang
tampak dari orang fasik. Mengapa mereka begitu makmur? Namun
begitu, penulis Mazmur 73 melihat resolusi. Kemakmuran orang fasik
adalah sementara ... sangat singkat.

Bukan hanya Tuhan memungkinkan orang yang diberkati makmur pada masa
sekarang ini ....

B. Tuhan Memampukan Dia Hidup dengan Keyakinan seperti Dia Menatap Masa
Depan (ayat 5-6)

1. Ayat 5 melanjutkan ayat 4 dalam menjelaskan sifat dari orang fasik.


2. Ayat ini mengajarkan kepada kita 2 realitas serius. Orang fasik tidak memiliki
keamanan dihadapan Allah (dalam terang penghakiman-Nya, ayat 5a) juga
tidak memiliki tempat diantara umat-Nya (ayat 5b).
3. Ayat 5 mengarahkan kita secara langsung kepada kesimpulan di ayat 6b,
“jalan orang fasik menuju kebinasaan” (lihat juga 2:12 dan 9:6).
4. Kejutan besar adalah apa yang muncul dalam ayat 6a. Ayat 6a mendasari
segala sesuatu di Mazmur ini.
 Perhatikan pikiran dalam ayat 6a tidak sejajar dengan apa yang kita
temukan dalam ayat 6b.
 Sebaliknya, untuk pertama kalinya dalam Mazmur ini, Allah adalah
subyek, pribadi yang melakukan tindakan. Ini penekanan yang disengaja
oleh penulis “sebab TUHAN mengenal jalan orang benar.”
 Ini berbicara tentang kepemilikan Allah atas orang benar, kedekatan-
Nya kepada orang-orang benar, dan kasih setia-Nya, perhatian, dan
perlindungan-Nya bagi orang benar. (Perhatikan penggunaan kata ini
dalam Kejadian 4:1; Amsal 3:6 dan Mazmur 31:7-8).
 Inilah alasan mengapa orang benar diberkati. Inilah mengapa mereka
makmur di masa sekarang. Inilah mengapa mereka dapat menghadapi
masa depan dengan penuh keyakinan.

Siapakah orang yang diberkati itu? Dia adalah orang yang, tidak seperti orang fasik,
memeluk Tuhan (ayat 1-2). Mengapa dia diberkati? Dia diberkati karena, tidak
seperti orang fasik, dia dipeluk oleh Allah (ayat 3-6). Secara keseluruhan, Mazmur
ini mengajar kita bahwa orang yang diberkati (tidak seperti orang fasik) memeluk
Tuhan dan mendapatkan pelukan-Nya kembali.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 100


Eksposisi Mazmur

Ini adalah mazmur yang indah. Setujukah Anda? Namun, dalam beberapa hal yang
sedikit menggangu, jika kita berhenti untuk memikirkan tentang hal itu. Siapa di
antara kita yang telah menikmati hukum Tuhan dan bermeditasi atasnya sampai
kepada yang digambarkan di sini, “siang dan malam?” Selain itu, Mazmur seperti 15
dan 24 menarik perhatian kepada kelemahan kita. “Siapakah yang boleh naik ke
atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang
yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu” (Mazmur 24:3-4). Sangat jelas, tidak
ada seorangpun yang dapat berdiri dihadapan-Nya. Menarik, bukankah Mazmur 24
langsung menunjukkan kita kepada Raja? Ada sebuah implikasi bahwa dia sendiri
mampu berjalan melalui pintu gerbang ke dalam hadirat Allah.

Kita membutuhkan seorang penebus. Mazmur 1, akan membawa kita kepada


pembenaran diri atau putus asa. Pembenaran diri ada di hati mereka yang berpikir
dengan usaha mereka sendiri. Keputusasaan adalah hasil akhir bagi mereka yang
hanya melihat kelemahan dan kekurangan mereka dihadapan Tuhan.

Mungkin inilah sebabnya mengapa Mazmur 2 mengikuti di bawah Mazmur 1.


Mazmur 1 mulai dengan berkat. Mazmur 2 mengakhirinya dengan satu. Mazmur 1
berkata diberkatilah orang yang kesukaannya Taurat TUHAN. Mazmur 2 berkata
diberkatilah semua orang yang berlindung pada Raja Allah.

Hubungan antara kedua mazmur ini mirip dengan apa yang kita temukan dalam Kitab
Matius. Dalam Khotbah di Bukit Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang miskin
(dalam roh) dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”
(Matius 5:3 – lihat juga 5:1-12). Namun, Yesus juga berkata dalam khotbah yang sama,
“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Maius 5:20).
Kita membutuhkan penebusan. Kita membutuhkan seorang penebus. Itulah mengapa
Yesus datang. Selanjutnya dalam Injil Matius Dia melakukan apa yang tidak pernah kita
lakukan. Dia mati di tempat kita di atas salib Kalvari sehingga kita dapat mewarisi
berkat kerajaan. Dia datang untuk memberi. Sebenarnya, Dia sendiri adalah pribadi
yang menikmati perintah Allah (Mat. 4:4, 7, 10 dan Ibr. 10:5-7). Itulah mengapa kita
memiliki Mazmur 2:12. Diberkatilah semua orang yang berlindung pada-Nya. Dalam
dan melalui Dia kita dapat bersuka dalam hukum Allah. Dalam dan melalui Dia kita
akan menemukan tempat yang aman untuk berlindung.

Ijinkan saya mengakhiri dengan beberapa pertanyaan, yang telah saya tanyakan ketika
kita mulai. Apakah Anda ingin bahagia? Apa yang menurut Anda akan membawa
kepuasan dan kebahagiaan abadi? Apakah Anda yakin bahwa Tuhan menginginkan
kebahagiaan sejati Anda, bahkan lebih dari yang Anda lakukan? Apakah Anda percaya
bahwa cara-Nya untuk mendapatkan kebahagiaan adalah satu-satunya cara untuk
mendapatkannya?

Kiranya Allah memberkati kita dan terus membangun iman kita sebagaimana kita
membuka kitab Mazmur ini, merenungkannya, dan menemukan kesenangan di
dalamnya.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 101


Eksposisi Mazmur

KEPUSTAKAAN

Allen, Leslie C. Word Biblical Commentary Volume 21. Disunting oleh Bruce M.
Metzger. Texas: Word Books Publisher, 1983.

Arthurs, Jeffrey D. Preaching with Variety: Bagaimana Menciptakan Ulang Genre Biblika
yang Dinamis. Diterjemahkan oleh Timotius Fu. Disunting oleh Chilianha
Elia. Malang: Literatur SAAT, 2007.

Bullock, C. Hassell. Kitab-Kitab Puisi dalam Perjanjian Lama. Diterjemahkan oleh


Suhadi Yeremia. Disunting oleh Sumarah. Malang: Penerbit Gandum Mas,
1979.

Craigie, Peter C. Word Biblical Commentary Volume 19. Disunting oleh Bruce M.
Metzger. Texas: Word Books Publisher, 1983.

Elefson, Todd. Diktat Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah & Kidung Agung.
Yogyakarta: STTII Yogyakarta, Januari 1998.

Fokkelman, Jan. Menemukan Makna Puisi Alkitab : Penuntun Membaca Puisi Alkitab
sebagai Karya Sastra. Diterjemahkan oleh A. S. Hadiwiyata. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2009.

Greidanus, Sidney. Preaching Christ from The Old Testament: Mengkhotbahkan Kristus
dari Perjanjian Lama. Diterjemahkan oleh Debora L. Manulaga. Disunting
oleh Yakob Riskihadi, dkk. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999.

Henry, Matthew. Tafsiran Matthew Henry : Kitab Mazmur 1-150. Diterjemahkan oleh
Iris Ardaneswari, dkk. Surabaya: Penerbit Momentum, 2012.

Hill, Andrew E. dan John H. Walton. Survei Perjanjian Lama. Malang: Yayasan
Penerbit Gandum Mas, 2004.

Kidner, Derek. Tyndale Old Testament Commentaries Volume 14a & 14b. Disunting
oleh D. J. Wiseman. Downers Grove, IL: Inter-Varsity Press, 1973.

Klein, William W., Craig L. Blomberg, Robert L. Hubbard. Introduction to Biblical


Interpretation 2 : Pengantar Tafsiran Alkitab. Diterjemahkan oleh Timotius Lo.
Disunting oleh Chilianha Jusuf. Surabaya: Penerbit Momentum, 2006.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 103


Eksposisi Mazmur

LaSor, W.S., D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1 : Taurat dan
Sejarah. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2001.

Leadership Resource International. Menggali & Menemukan Prinsip-Prinsip Dasar


Hermeneutik: Prinsip-Prinsip Dasar. Diterjemahkan oleh Lily Endang Joeliani.
Disunting oleh Janet Medema Kotynski. Revisi oleh Vebrie Lidia Terok-Welong.
Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015.

_________________. Kitab Mazmur : Buku Kerja. Diterjemahkan oleh Vebrie Lidia


Terok-Welong. Palos Heights, IL: Leadership Resources International, 2015.

Leland, Ryken, James C. Wilhoit, dan Tremper Longman III. Kamus Gambaran
Alkitab. Diterjemahkan oleh Elifas Gani, Grace Purnamasari, Irwan
Tjulianto, dan Peter Suwadi Wong. Surabaya: Penerbit Momentum, 2002.

Longman III, Tremper. Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur. Diterjemahkan oleh


Cornelius Kuswanto. Malang: Literatur SAAT, 2007.

Longman III, Tremper dan Peter Enns. Dictionary of The Old Testament Wisdom,
Poetry & Writings. Downers Grove, IL: InterVarsity Press, 2008.

Osborne, Grant R. Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsiran Alkitab.


Diterjemahkan oleh Elifas Gani. Disunting oleh Stevy Tilaar. Surabaya:
Penerbit Mometum, 2012.

Stuart, Douglas. Eksegese Perjanjian Lama. Edisi Keempat. Diterjemahkan oleh


Penerbit Gandum Mas. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2009.

Stuart, Douglas dan Gordon D. Fee. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan dengan
Tepat. Diterjemahkan oleh Emma Maspaitella. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 2011.

Tate, Marvin E. Word Biblical Commentary Volume 20. Disunting oleh Bruce M.
Metzger. Texas: Word Books Publisher, 1983.

VanGemeren, Willem A. “Psalms” dalam The Expositor’s Bible Commentary. Disunting


oleh Frank E. Gaebelein. Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House,
1991.

Zuck, Roy B. A Biblical Theology of the Old Testament. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 2005.

Pdt. Samgar Setia Budhi, SKM, Th.M. 104

Anda mungkin juga menyukai