Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK
untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul
ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki
pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA.
Berbeda dengan Direktorat yang menangani pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi, peran Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan lebih berperan dalam
penyiapan perangkat lunak / NSPK dan pembinaan penyelenggaraan Operasi dan
Pemeliharaan. Dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur publik dimaksud
dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif bagi investasi, dan
penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri konstruksi
untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua
bahwa tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding
kemampuan pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu
dibiayai melalui investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi
swasta berinvestasi sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik
dukungan keamanan investasi dan pengembaliannya.
Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air
(PTGA) di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam memahami
dan mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka pengelolaan
irigasi.
Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada
isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan
berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat
khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA.
Jakarta, …. 2019
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Informasi Visual
Petunjuk Penggunaan Modul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
E. Dasar Hukum
F. Materi Pokok & Sub Materi Pokok
3
PENUTUP
A. Latihan
B. Rangkuman
C. Evaluasi Kegiatan Belajar
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
E. Kunci Jawaban Soal
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARI
4
DAFTAR INFORMASI VISUAL
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2. Bagan alur inventarisasi aset pendukung sekali dalam 5 tahun
5
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bersama bahwa infrastruktur irigasi yang telah
dibangun selama ini mencakup lebih dari 56 ribu Daerah Irigasi (DI) dengan luas
areal tidak kurang dari 9,3 juta hektar tentunya telah memakan biaya investasi yang
tidak sedikit.
Infrastruktur irigasi yang telah dibangun tersebut merupakan aset yang tidak
akan ada artinya bila tidak bermanfaat bagi masyarakat. Agar aset jaringan irigasi
dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, maka perlu terus didayagunakan melalui
penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan (O&P) secara baik dan benar,
sehingga dapat memberikan pelayanan irigasi sebaik mungkin kepada para petani
dalam mendukung program ketahanan pangan. Dengan O&P jaringan irigasi yang
baik dan benar diharapkan aset-aset irigasi tersebut dapat dipertahankan dan
ditingkatkan kinerjanya, sehingga dapat bermanfaat sesuai umur ekonomi yang
direncanakan, yang pada gilirannya dapat menekan biaya rehabilitasi yang semakin
mahal.
Permen PUPR No.23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi
mengamanatkan Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) yang merupakan pendekatan
terkait dengan tingkat fungsi, kondisi dan kemauan dari pemangku kepentingan
dengan dukungan suatu sistem informasi yang memadai.
Mengingat pengelolaan irigasi merupakan satu-kesatuan pengelolaan maka
pengelolaan aset irigasi perlu dilaksanakan pada sistem irigasi utama maupun
sistem irigasi tersier.
B. Deskripsi Singkat
Modul pelatihan ini membahsa mengenai pengelolaan aset irigasi (PAI) yang
meliputi inventarisasi aset irigasi, perencanaan pengelolaan aset irigasi,
pelaksanaan aset irigasi, evaluasi pelaksaan aset irigasi dan pemutakhiran hasil
inventarisasi aset irigasi.
7
C. Tujuan Pembelajaran
D. Pengertian
1) Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
2) Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi.
3) Aset irigasi adalah jaringan irigasi dan pendukung pengelolaan irigasi.
4) Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi.
5) Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi,
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
6) Pendukung pengelolaan irigasi adalah bagian dari aset irigasi yang meliputi
kelembagaan, sumber daya manusia, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang
mendukung pengelolaan irigasi.
7) Pengelolaan aset irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk
perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai
8
tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi
dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi
seefisien mungkin.
8) Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran
kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan
pelengkapnya.
9) Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air
tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air
tanah termasuk bangunan di dalamnya.
10) Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
11) Pemerintah provinsi adalah gubernur dan perangkat daerah provinsi lainnya
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
12) Pemerintah kabupaten/kota adalah bupati/walikota dan perangkat daerah
kabupten/kota lainnya sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
13) Pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa lainnya sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa.
14) Perkumpulan petani pemakai air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang
menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembaga
lokal pengelola irigasi.
15) Komisi irigasi provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah
irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi
kabupaten/kota yang terkait.
16) Komisi irigasi antarprovinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara
wakil pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah
irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi
kabupaten/kota yang terkait pada daerah irigasi lintas provinsi.
9
17) Komisi irigasi kabupaten/kota adalah lembaga koordinasi dan komunikasi
antara wakil pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani pemakai air
tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
E. Dasar Hukum
UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
INPRES No. 2 tahun 1984 tentang Pembinaan Perkumpelan Petani Pemakai
Air (P3A);
Permen PUPR No. 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Sempadan Jaringan
Irigasi;
Permen PUPR No. 12 PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Irigasi.
Permen PUPR No. 14 PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi.
Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi
Permen PUPR No. 30 PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan
Sistem Irigasi;
11
MATERI POKOK 1
12
Tercapainya keberlanjutan sistem irigasi.
Bagi Masyarakat :
a. Mendapatkan gambaran nyata mengenai kondisi jaringan irigasi;
13
b. Meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab dalam rangka keberlanjutan
sistem irigasi;
c. Berpartisipasi dalam bentuk memberikan sumbangan pemikiran dan gagasan;
d. Kesempatan masyarakat petani pemakai air dapat bekerja sama dengan
penanggung jawab pelaksanaan kegiatan desain di lapangan guna
melaksanakan kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
e. Kesempatan berpartisipasi dalam bagian pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
Mengingat maksud dan tujuan pengelolaan aset irigasi tersebut diatas, maka
pemerintah; pemerintah provinsi; pemerintah kab/kota dan P3A wajib
meningkatkan pengelolaan aset irigasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
14
MATERI POKOK 2
Ketersediaan data dan informasi dari lapangan dalam Pengelolaan Aset Irigasi
(PAI) mutlak diperlukan, tanpa tersedianya data dan informasi yang memadai baik
kualitas maupun kuantitas dikhawatirkan akan menghasilkan kebijakan PAI yang tidak
sesuai dengan kebutuhan di lapangan yang mengakibatkan tingkat layanan yang telah
ditetapkan tidak tercapai, atau dengan kata lain tidak tercapainya kinerja sistem irigasi
yang diharapkan.
Data dan informasi dari lapangan selanjutnya akan diproses Sistem Informasi
Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI). SIPAI merupakan program komputer yang dirancang
khusus untuk pengolahan data dan informasi PAI dengan fungsi membantu
mempercepat pemrosesan data dan pengambilan keputusan termasuk dalam penentuan
prioritas kegiatan.
15
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
c. Bangunan Kantor/Gudang,
d. Rumah Jaga,
e. Peralatan OP,
f. Lahan,
g. Kendaraan,
h. dll.
B. Data Umum
Data dinamis :
a. luas fungsional;
b. luas terbangun jaringan utama;
c. luas terbangun jaringan tersier;
d. luas tanam pada padi musim tanam 1 (MT1), musim tanam 2 (MT2), dan
musim tanam 3 (MT3) pada 1 tahun yang lalu;
e. luas tanam padi pada MT1, MT2, dan MT3 yang diharapkan setelah selesai
dilaksanakan rencana pengelolaan aset irigasi (RPAI) yaitu rencana 5
16
tahun yang meliputi perbaikan dan penggantian aset irigasi, serta
peningkatan aset pendukungnya; dan
f. catatan yang oleh pengelola DI dirasa perlu selain hal-hal tersebut di atas.
2. Data Ketersediaan Air
Data tentang ketersediaan air di sumber yang di inventarisasi adalah :
Data statis :
a. Nama bangunan utama (bendungan, bendung, pompa);
b. Nama sungai atau sumber air lainnya.
C. Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto merupakan data visual yang sangat membantu dalam memberikan
informasi yang secara lebih cepat dan lebih nyata tentang fungsi dan kondisi jaringan
irigasi dilapangan, sehingga lebih mempercepat pengambilan keputusan. Untuk lebih
memudahkan kembali pencarian pada saat pemasukan data ke komputer sebaiknya
foto-foto yang sudah diambil tersebut perlu diberi keterangan atau label atau catatan
yang minimal memuat jenis bangunan dan saluran irigasi, lokasi, waktu pengambilan
foto, kondisi dan fungsi.
Sebagaimana dijelaskan di atas aset jaringan terdiri dari komponen sipil dan
komponen ME. Data aset jaringan yang dikumpulkan terdiri dari data mengenai :
a. Bangunan Utama (termasuk bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan
sadap);
b. Bangunan Pelengkap Pembawa;
c. Saluran;
d. Bangunan Drainase;
e. Jaringan Irigasi Air Tanah.
17
Data aset jaringan dikumpulkan melalui formulir isian yang terdiri dari 2 (dua)
lembar, yaitu:
1. Lembar pertama (1/2) yang berisi data statis mengenai aset jaringan, lembar ini
untuk tiap aset berbeda bentuknya, oleh karena itu disediakan 1 lembar untuk
setiap aset. Data statis yang dikumpulkan di lembar pertama (1/2) terdiri dari :
a. Dimensi;
b. Bahan bangunan aset;
c. Luas daerah yang dilayani,
d. Tahun aset selesai dibangun dan dioperasikan
2. Lembar kedua (2/2) yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang data
dinamis. Lembar ini bentuk dan isinya sama untuk semua jenis aset jaringan,
oleh karena itu hanya disediakan 1 lembar yang dapat di-copy untuk
dipergunakan semua jenis aset dengan mengisikan judulnya saja. Untuk aset-
aset yang hanya terdiri dari komponen sipil saja pertanyaan untuk aset ME
dapat diabaikan.
3. Untuk jaringan irigasi air tanah disediakan formulir isian tersendiri yang terdiri
dari 2 (dua) halaman.
4. Untuk jaringan irigasi tersier juga disediakan formulir isian tersendiri yang terdiri
dari 2 (dua) halaman.
18
E. Data Aset Pendukung
19
INVENT JARINGAN IDENTITAS DAERAH IRIGASI
TAHUN :___________
13 Pola tanam
Lingkari salah satu angka yang sesuai :
1 Padi-Padi-Padi 2 Padi-Padi-Palawija 3 Padi-Palawia-Palawija
4 Padi-Padi 5 Padi-Palawija 6 Padi
20
CONTOH FORM : BANGUNAN UTAMA
ASET
INVENT JARINGAN BENDUNG
TAHUN :_______ D.I. _____________________
h1
h2
b1
b2 b3
Kondisi
15 Bangunan Sipil dari Intake, Mercu, Penguras, dan Tanggul Banjir
16 Pintu Intake dan pintu Penguras (mekanikal & elektrikal)
Isilah no.15 dan 16 dengan angka yang sesuai berikut :
1 = Baik
2 = Rusak Ringan
3 = Rusak Berat
4 = Rusak Total
21
ASET
INVENT JARINGAN BENDUNG
TAHUN :_______ D.I. _____________________
LEMBAR
17 Fungsi 2/2
Isilah dengan angka yang sesuai berikut :
1 = Baik
2 = Kurang Sempurna
3 = Buruk
4 = Tidak Berfungsi
27 Taksiran Biaya Konstruksi yang diperlukan untuk membangun baru seperti bangunan
yang sama pada saat survei ini dilakukan Rp
28 Taksiran Biaya untuk perbaikan yang diperlukan Rp
22
CONTOH FORM : BANGUNAN PENGATUR
ASET BANGUNAN
INVENT JARINGAN BAGI SADAP
TAHUN :_______ D.I. _____________________
LEMBAR
1 Nomenklatur bangunan di saluran
2 Kode Aset 1. 1. 3. 1. 01. | | | | 1/2
Dimensi Sal Tersier-1
ST-2
Skema : Sal Sekunder-1
SS-2
M.A.desain Sal Primer-1
H m
Bangunan Bagi Sadap
SP-2
B
SS-3
3 Jumlah cabang Sekunder
4 Jumlah cabang Tersier
ST-3
5 Saluran Primer berlanjut (ya/tidak)
ST-4
Daya angkat
Sal di sketsa
m (vert/hor)
Lebar pintu
Ukur debit
Nama asli Saluran / Petak
total (m)
(m3/det)
Qdesain
Jenis B.
Tersier
H (m)
B (m)
pintu
16 Bahan pintu : Lingkari angka yang sesuai: 1 Besi 2 Besi dan kayu
23
ASET
INVENT JARINGAN BANGUNAN BAGI SADAP
TAHUN :_______ D.I. _____________________
LEMBAR
Kondisi
Arah B.Sipil B.Meka. Arah B.Sipil B.Meka. Isilah dengan angka 2/2
yang sesuai berikut :
17 SP-2 ST-1 1 = Baik
18 SS-1 ST-2 2 = Rusak Ringan
19 SS-2 ST-3 3 = Rusak Berat
20 SS-3 ST-4 4 = Rusak Total
Fungsi
24
ASET BANGUNAN BAGI
INVENT JARINGAN
TAHUN :_______ D.I. _____________________
sesuai : 1=PLN
Nama asli Saluran / Petak
Sal di sketsa
2=Genset
Tersier 3=Manual
H (m)
B (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Isilah kolom (8)
5 SP-1 dengan angka yang
6 SP-2 sesuai :
7 SS-1 0 = Tidak ada
8 SS-2 1 =Romijn
9 SS-3 2 =Cipoletti
10 SS-4 3 =Parshall
4 =Pintu Sorong 5 =Ambang lebar 6 =Crump de Gruyter
13 Bahan pintu : Lingkari angka yang sesuai: 1 Besi 2 Besi dan kayu
Kondisi
Arah Bang.Sipil Bang.Meka. Isilah dengan angka yang sesuai berikut :
14 SP-2 1 = Baik
15 SS-1 2 = Rusak Ringan
16 SS-2 3 = Rusak Berat
17 SS-3 4 = Rusak Total
18 SS-4
25
ASET
INVENT JARINGAN BANGUNAN BAGI
TAHUN :_______ D.I. _____________________
LEMBAR
Fungsi 2/2
Arah Penilaian Isilah dg angka yang sesuai berikut :
19 SP-2 1 = Baik
20 SS-1 2 = Kurang Sempurna
21 SS-2 3 = Buruk
22 SS-3 4 = Tidak Berfungsi
23 SS-4
34 Taksiran Biaya Konstruksi yang diperlukan untuk membangun baru seperti bangunan
yang sama pada saat survei ini dilakukan Rp
35 Taksiran Biaya untuk perbaikan yang diperlukan Rp
Dokumentasi foto
26
ASET
INVENT JARINGAN BANGUNAN SADAP
TAHUN :_______ D.I. _____________________
gorong (m)
Petak Tersier
H (m)
B (m)
debit
(m)
(m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
5 SS-1
6 SS-2
7 ST-1
8 ST-2
9 ST-3
10 ST-4
Isilah kolom (11) dengan angka yang sesuai :
1 = PLN 2 = Genset 3 = Manual
Isilah kolom (10) dengan angka yang sesuai : 0 = Tidak ada
1 = Romijn 2 = Cipoletti 3 = Crump de Gryter
4 = Parshall 5 = Pintu Sorong 6 = Ambang lebar
12 Bahan pintu : Lingkari angka yang sesuai: 1 Besi 2 Besi dan kayu
27
ASET
INVENT JARINGAN BANGUNAN SADAP
TAHUN :_______ D.I. _____________________
Kondisi LEMBAR
Isilah dengan angka yang sesuai berikut :
13
Arah
SS-2
Bang.Sipil Bang.Meka.
1 = Baik
2/2
14 ST-1 2 = Rusak Ringan
15 ST-2 3 = Rusak Berat
16 ST-3 4 = Rusak Total
17 ST-4
Arah
Luas sawah Tahun yang lalu (ha)
(ha) Luas MT1 Luas MT1 Luas MT1
23 SS-2
24 ST-1
25 ST-2
26 ST-3
27 ST-4
Dokumentasi foto
Sudut pengambilan dari hilir, samping,dan bagian-bagian yang mengalami kerusakan.
Sebutkan nama file serta keterangan gambarnya. Maximum 4 foto digital.
Nama file foto Keterangan
35
36
37
38
28
JENIS ASET
INVENT JARINGAN BANG. SADAP LANGSUNG
TAHUN :_______ D.I. _____________________
M.A.desain
H m S.Sekunder 1 S.S 2
S.T 2
3 Jumlah cabang Tersier
4 Saluran Sekunder berlanjut (ya/tidak)
m (vertikal/horizontal)
gorong (m)
Petak Tersier
H (m)
B (m)
debit
(m)
10 Bahan pintu : Lingkari angka yang sesuai: 1 Besi 2 Besi dan kayu
29
ASET BANG.
INVENT JARINGAN SADAP LANGSUNG
TAHUN :_______ D.I. _____________________
LEMBAR
Kondisi
2/2
Arah Bang.Sipil Bang.Meka. Isilah dengan angka yang sesuai berikut :
11 ST-1 1 = Baik
12 ST-2 2 = Rusak Ringan
3 = Rusak Berat
4 = Rusak Total
Fungsi
Arah Penilaian Isilah dg angka yang sesuai berikut :
13 ST-1 1 = Baik
14 ST-2 2 = Kurang Sempurna
3 = Buruk
4 = Tidak Berfungsi
Dokumentasi foto
Sudut pengambilan dari hilir, samping,dan bagian-bagian yang mengalami kerusakan.
Sebutkan nama file serta keterangan gambarnya. Maximum 4 foto digital.
Nama file foto Keterangan
25
26
27
28
30
CONTOH FORM : BANGUNAN PELENGKAP
ASET BANG.
INVENT JARINGAN SIPHON
TAHUN :_______ D.I. _____________________
Pintu Pembuang
H
B
Sayap Pelindung
3 B = m atau Diameter m
4 H = m
5 L = m
6 Jumlah lubang
7 Q desain m3/det
8 Lebar pintu pembuang m
10 Bahan pintu : Lingkari angka yang sesuai: 1 Besi 2 Besi dan kayu
Kondisi
11 Bangunan Sipil
12 Bangunan Mekanikal-Elektrikal (bila ada)
Isilah no. 11 dan 12 dengan angka yang sesuai berikut :
1 = Baik
2 = Rusak Ringan
3 = Rusak Berat
4 = Rusak Total
31
ASET BANG.
INVENT JARINGAN SIPHON
TAHUN :_______ D.I. _____________________
LEMBAR
13 Fungsi
2/2
Isilah dengan angka yang sesuai berikut :
1 = Baik
2 = Kurang Sempurna
3 = Buruk
4 = Tidak Berfungsi
19 Taksiran Biaya Konstruksi yang diperlukan untuk membangun baru seperti bangunan
yang sama pada saat survei ini dilakukan Rp
20 Taksiran Biaya untuk perbaikan yang diperlukan Rp
32
MATERI POKOK 3
INVENTARISASI ASET
Inventarisasi aset irigasi merupakan kegiatan awal dari lima tahapan kegiatan dalam
proses PAI. Proses PAI sebagaimana Peraturan Menteri PUPR No. 23/PRT/M/2015
tentang PAI. Adapun keempat kegiatan dalam PAI lainnya adalah perencanaan
pengelolaan, pelaksanaan pengelolaan, dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan aset
irigasi, serta pemutakhiran hasil inventarisasi aset irigasi.
Inventarisasi aset irigasi merupakan kegiatan pengumpulan data dan registrasi aset
irigasi dan dilaksanakan pada jaringan irigasi maupun pendukung pengelolaan irigasi.
Produk dari kegiatan inventarisasi adalah aset irigasi di setiap wilayah pemangku
kewenangan atas daerah irigasi (DI) terdaftar dalam suatu pangkalan data yang berada
di kantor pemangku kewenangan. Pelaksana dari inventarisasi adalah instansi
pemangku kewenangan.
33
Gambar 3.1. Bagan alur inventarisasi aset jaringan sekali setahun
Gambar 3.2. Bagan alur inventarisasi aset pendukung sekali dalam 5 tahun
34
B. Metodologi Inventarisasi Aset Irigasi
36
Peralatan yang belum ada perlu diadakan terlebih dahulu dengan
sejauh mungkin memanfaatkan peralatan yang sudah ada. Pengadaan
peralatan hanya diperlukan saat pertama kali diadakan kegiatan
inventarisasi. Pada tahun-tahun selanjutnya pengadaan peralatan tidak
diperlukan lagi sepanjang alat-alat yang masih dapat dipergunakan.
Personil yang sudah ditetapkan dilatih terlebih dahulu, terutama mengenai
penggunaan alat-alat yang baru.
2. Data Sekunder
Tidak seluruh data perlu diisi di lapangan, terutama data yang tidak
berubah/permanen dan data mengenai Identitas Daerah Irigasi (termasuk
skema jaringan irigasi, skema bangunan, as built drawing) dan Ketersediaan
Air.
Data yang dapat diisi di kantor dalam formulir isian telah ditandai dengan blok
warna abu-abu.
Untuk kepentingan Sistem Informasi Pengelolaan Aset Irigasi (SIPAI)
diperlukan kode-kode sebagai berikut : Kode Kabupaten, Kode Wilayah
Sungai, Kode Daerah Irigasi, dan Kode Aset Irigasi.
Kode yang pada saat ini telah resmi adalah Kode Kabupaten/Kota yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karena itu sebelum kode-
kode lain diterbitkan secara resmi, maka secara internal dibuat kode-kode
lainnya yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan data.
Kode Kepemilikan
Dalam kode DI ini masih belum dibedakan antara DI-DI milik
pemerintah dengan DI-DI yang dimiliki oleh Badan Usaha, Badan
Sosial, P3A, Desa, dan Perseorangan sebagaimana tercantum dalam
Permen PUPR No.: 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Status Daerah Irigasi.
Sebelum menentukan kode dari aset irigasi terlebih dahulu perlu dibuat
struktur pengelompokan aset terlebih dahulu. Untuk aset irigasi yang
berupa jaringan maupun aset pendukung struktur pengelompokannya
adalah sebagai berikut :
39
Aset Irigasi
40
Perlu diketahui dalam Tabel Kode Aset Irigasi, terdapat baris-baris yang
dikosongkan dengan maksud untuk dapat ditambahkan bilamana ada
tambahan jenis-jenis aset yang belum termasuk dalam daftar. Dengan
cara : Dituliskan jenis aset yang baru yang belum ada dalam daftar
kedalam formulir, kemudian diberikan kode aset sementaranya dengan
melanjutkan nomor kode jenis aset terakhir yang telah ada dalam daftar.
Kode jaringan irigasi air tanah (JIAT) dapat dilihat dalam daftar kode aset
irigasi pada Lampiran B dari Peraturan Menteri PUPR No.
23/PRT/M/2015. Karena dipandang kecil formulir isian untuk aset jaringan
dan aset pendukung dalam JIAT dijadikan satu. Akan tetapi saat
inventarisasi untuk ke duanya tetap berbeda, yaitu aset jairngan dilakukan
sekali setahun dan untuk pendukung dilakukan sekali dalam 5 tahun.
3. Penelusuran Jaringan Untuk Mendapatkan Data GPS
5. Validasi Data
Penyusunan RPAI merupakan langkah kedua dalam rangka PAI setelah dilaksanakan
inventarisasi dengan tujuan mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan.
Meskipun layanan sistem irigasi tidak hanya masalah aset jaringan dan aset pendukung
tetapi dengan menjaga kinerja aset jaringan dan aset pendukung diharapkan pelayanan
dari sistem irigasi juga akan meningkat. Dalam hal ini dapat diasumsikan perbaikan pada
kondisi aset akan berpengaruh pada perbaikan fungsi atau tingkat pelayanan dari sistem
irigasi.
Produk dari kegiatan penyusunan RPAI adalah sebuah laporan RPAI untuk sebuah DI.
Penyusunan RPAI ini dilaksanakan oleh instansi pemangku kewenangan atas DI yang
bersangkutan berdasarkan data hasil inventarisasi.
Apabila terjadi bencana, alih fungsi lahan irigasi dan pertimbangan teknis
pekerja, maka dapat dilakukan perubahan rencana pengelolaan aset irigasi
termasuk perkiraan kebutuhan biaya.
44
a. Tingkat pelayanan saat perencanaan dilakukan dan tingkat pelayanan
akan dicapai sebagai sasaran pengelolaan aset irigasi;
b. Rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat layanan
pada aset jaringan irigasi;
c. Rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat layanan
pada aset pendukung pengelolaan irigasi;
d. Prioritas pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset irigasi;
e. Perkiraan biaya pengelolaan aset irigasi yang diperlukan.
Sedangkan tingkat pelayanan irigasi diukur atas dasar kinerja sistem irigasi
yang terdiri atas unsur :
a. Kondisi prasarana;
b. Ketersediaan air;
c. Indeks pertamanan;
d. Sarana penunjang;
e. Organisasi personalia;
f. Dokumentasi; dan
g. Perkumpulan petani pemakai air.
45
Dalam hal aset pendukung yang terdiri dari unsur-unsur : kelembagaan, SDM,
bangunan gedung, peralatan dan bahan. Tingkat pelayanannya ditentukan
atas dasar keberadaan dan kebutuhan sebagaimana mestinya dari aset-aset
tersebut. Dalam hal ini, mengacu kepada ketentuan-ketentuan dalam
PERMEN PUPR No.12 PRT/M/2015 tentang eksploitasi dan pemeliharaan
irigasi.
46
MATERI POKOK 5
48
MATERI POKOK 6
EVALUASI DAN PEMUTAKHIRAN DATA INVENTARISASI
A. Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui jalur-jalur administrasi yang ada. Namun
evaluasi terhadapa pelaksanaan RPAI harus dikaitkan dengan target keinerja yang
ditentukan yang menjadikan ukuran tingkat pelayanan dari suatu DI.
Evaluasi terhadap kinerja dari suatu DI harus dilakukan secara obyektif dengan
mempertimbangkan unsur-unsur yang berada di luar bidang keirigasian, termasuk
di antaranya ketersediaan air dan sarana serta prasarana pertanian lainnya.
Bagan alur kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilihat pada halaman berikut.
Dalam PAI ada dua inventarisasi yang berbeda frekuensinya, inventarisasi untuk
aset jaringan dilakukan setahun sekali dan inventarisasi untuk aset pendukung
dilakukan sekali dalam 5 tahun. Dengan demikian pemutakhiran data untuk aset
jaringan dapat dilakukan setiap tahun, namun untuk aset pendukung hanya bisa
dilakukan sekali dalam 5 tahun.
Hasil pemutakhiran data dapat untuk menerbitkan buku data irigasi tahunan dan
atau menayangkan melalui situs internet.
PAKSI
(Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi
(P
PAKSI
51
A. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang paling
benar!
1. Agar aset jaringan irigasi dapat dimanfaatkan dengan optimal & berkelanjutan,
perlu di dayagunakan melalui kegiatan :
a. Perbaikan bangunan
b. Operasi & pemeliharaan yang benar
2. Pengelolaan aset irigasi meliputi antara lain, dan isilah jawaban d :
a. Inventarisasi aset irigasi
b. Perencanaan pengelolaan aset irigasi
c. Pelaksanaan pengelolaan aset irigasi
d. .........................................
3. Tujuan pengelolaan aset adalah :
a. Tercapainya tingkat kinerja sistem irigasi yang maksimal
b. Tercapainya tingkat pelayanan yang optimal
c. Tercapainya tingkat kerusakan yang optimal
4. Manfaat pengelolaan aset bagi para pengelola irigasi di daerah antara lain :
a. Bagi penyusunan renstra pengelolaan irigasi partisipatif
b. Penyusunan rencana pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
c. Bahan penyusunan AKNOP
d. Jawaban a, b, c benar
5. Manfaat PAI bagi masyarakat (petani), dan tunjukkan yang tidak sesuai :
a. Bahan untuk memberikan rekomendasi prioritas alokasi dana pengelolaan
irigasi
b. Meningkatkan rasa memiliki & tanggung jawab ikut memelihara/menjaga
keberlanjutannya
c. Kesempatan berpartisipasi dalam bagian pekerjaan tertentu
6. Manfaat PAI bagi Komisi Irigasi antara lain :
a. Bahan koordinasi perencanaan pengelolaan irigasi partisipatif untuk
menunjang kinerja pemberdayaan daerah
b. Bahan untuk merumuskan kebijakan untuk mempertahankan &
meningkatkan kondisi & fungsi jaringan irigasi
c. Jawaban a, b benar
7. Aset irigasi terdiri dari 2 macam :
a. Aset jaringan irigasi
b. Aset pendukung pengelolaan irigasi
c. Jawaban a, b benar
8. Sebutkan yang bukan termasuk aset pendukung pengelolaan irigasi :
a. Kelembagaan pengelola irigasi
b. Bangunan kantor/gudang
52
c. Bangunan Bendung
9. Sebutkan yang bukan termasuk aset jaringan irigasi :
a. Bangunan Bendung
b. Bangunan pengambilan, bagi, bagi/sadap, bangunan sadap
c. Rumah jaga petugas
10. Rencana pengelolaan irigasi meliputi antara lain dan isi jawaban d) :
a. Pengamanan aset
b. Pemeliharaan & rehabilitasi aset
c. Peningkatan aset
d. ...............................
B. Rangkuman :
Pengelolaan aset irigasi mencakup pengelolaan aset jaringan irigasi (termasuk aset
jaringan pembawa dan aset jaringan pembuang) dan pengelolaan aset pendukung
pengelolaan irigasi.
Adapun aset pendukung pengelolaan irigasi terdiri dari : (i) kelembagaan dan SDM
pengelola irigasi; (ii) bangunan kantor/gudang rumah jaga; (iii) keadaan dan
peralatan OP; (iv) lahan milik irigasi.
53
C. Evaluasi Kegiatan Belajar :
Setelah peserta mengikuti pelatihan mengenai Pengelolaan Aset Irigasi dan hasil
evaluasi belajar, maka instruktur dan peserta dapat menilai seberapa jauh
keberhasilan pepelatihan yang diberikan.
54
sebagai bahan tindak lanjut adalah memperdalam materi tersebut dengan mengacu pada
dasar hukum, pedoman serta daftar pustaka. Disamping itu anda perlu mempraktekkan
metode-metode tersebut selama proses pembelajaran maupun pasca pembelajaran,
karena ilmu tanpa dipraktekkan/diamalkan tidak ada artinya
1. b
2. Evaluasi dan pemutakhiran data aset
3. a
4. d
5. a
6. c
7. c
8. a
9. c
10. Pembaruan atau penggantian aset dan/atau penghapusan aset
55