LP Hipertensi
LP Hipertensi
PEMBIMBING
Susanti Sulistiyo Dewi, S.Kep.,Ns
DI SUSUN OLEH :
Masdiana, S.Kep
NPM 2014901210116
HIPERTENSI
1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).
1.2 Etiologi
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi
pada yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit
arteri dan kematian premature.
b. Jenis Kelamin
Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi
daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai
meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih
tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih.
d. Pola Hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien
telah diteliti, tanpa hasil yang jelas.Penghasilan rendah, tingkat pendidikan
rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya
berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi.Obesitas juga
dipandang sebagai faktor resiko utama.Merokok dipandang sebagai faktor
resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri
koroner.Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor faktor utama
untuk perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi.
1.6 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi adalah pengobatan atau
perawatan jangka panjang atau bahkan bisa seumur hidup. Jika hipertensi
jenis sekunder biasanya pengobatan dilakukan dengan mengobati faktor
penyebabnya dahulu kemudian hipertensinya. Sedangkan untuk hipertensi
esensial biasanya akan menggunakan bantuan obat-obatan untuk menurunkan
tekanan darah tinggi.
1.7 Patwhay
2. Konsep Asuhan Klien Dengan Hipertensi
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas Klien
Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam MRS, nomor register dan diagnosis medis
Kognitif
Penurunan status mental
Medikasi
Inhibitir ACE
Konsumsi alcohol
Agen antiansietas
Antihipertensi
Diuretic
Hipnotik
Narkotik
Agen penenang atau tranquilizer
Anti depresan trisiklik
Lingkungan
Lingkungan yang semrawut
Tidak ada bahan antiselip dikamar mandi
Restrain atau pemasungan
Karpet yang lakuk-lekuk
Pencahayaan ruangan yang redup atau asing
Kondisi cuacu
Lantai basah
Anak-anak
Berusia kurang dari 2 tahun
Tempat tidur terletak dekat jendela
Tidak ada alat pengaman bayi saat berkendara
Kurangnya pengawasan orang tua
Gender laki-laki ketika berusia <1thn
Tidak ada pagar pengaman ditangga
Tidak ada pagar pengaman jendela
Bai tanpa pengawasan ditempat tidur, meja ganti pakaian, sofa,
atau permukaan tinggi lainnya.
2.3 Perencanaan Keperawatan
Diagnosa 1 : nyeri akut
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcome criteria)
NOC
Pain Level
Pain control
Comfort level
Kriteria Hasil
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
2.3.2 Intervensi Keperawatan dan Rasional
Kaji saka nyeri
Rasional: Menentukan tingkat nyeri, untuk menentukan tindakan
yang tepat.
Anjurkan untuk menarik nafas dalam setiap kali timbul nyeri.
Rasional: Mengurangi rasa nyeri.
Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan keinginan pasien.
Rasional: Memberikan rasa nyaman.
Observas itanda-tanda vital
Rasional: Identifikasi dini komplikasi nyeri ditandai dengan
peningkatan tekanan darah.
Rasional: Mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi untuk pemberian terapi analgetik.
Rasional: Mengurangi rasa nyeri.
Diagnosa 2 :intoleransi aktivitas
2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcome criteria)
NOC
Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil
Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /
diperlukan
Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat
diukur
2.3.4 Intervensi Keperawatan dan Rasional
1. Kaji respon klien terhadap aktifitas catat : denyut nadi, keluhan
sesak napas, nyeri dada, keletihan yang sangat, diaphoresis.
R/ Tanda dan gejala tersebut mengindikasikan penurunan curah
jantung da perfusi jaringan , akibat peningkatan preload dan afterload
ventrikel kiri.
2. Berikan dorongan untuk aktivitas / perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi, berikan bantuan sesuai kebutuhan
R : kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung
tiba – tiba, memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan
mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
3. Instruksikan pasien tentang tekhnik penghematan energy
R : tekhnik menghemat energy mengurangi penggunaan energy, dan
juga membantu kesimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
4. Beri jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan
waktu istirahat sepanjang siang dan sore
R : istirahat memungkinkan penghematan energy
5. Kolaborasi pemberian obat digixin
R : pemberian digoxin untuk memperkuat kerja jantung.
NOC:
NIC
pasien mampu mengidentifikasi faktor – faktor yang meningkatkan
kemungkinan cidera
menunjukan prilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan
melindungi diri dari cidera
2.3.5 Rencana Keperawatan Dan Rasionalnya
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, dan orang lain
R : memberikan peningkatan kenyamanan dan mengurangi resiko
injuri
2. Pertahankan tirah baring ketat dalam posisi terlentang yang ditentukan
R : untuk memungkinkan viterus human bekerja sebagai kekuatan
memotifasi untuk mengontrol perdarahan.
3. Anjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata agar tidak lelah
R : mengurangi resiko perlukaan / pembuluh darah retina yang akan
menyebabkan menurunnya penglihatan.
4. Modifikasi lingkungan sekitar pasien
R : meningkatkan rasa nyaman,
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC,
Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb
NJA, Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition.
Oxford: Oxford University Press.
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)
Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika.
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta.
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta.
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang.
Banjarmasin, 05 Juni 2021
Ners Muda
(Masdiana, S.Kep)
Preseptor Klinik