KELAS : I/Genap
C. Uji Kompetensi
a. Pilihlah jawaban yang tepat yang ada di sebelahnya.
1. Guru membacakan mantra dan
semua anak....
2. Guru bertanya dan semua anak....
3. Guru menyebutkan mantra makan
dan anak anak....
4. Anak mengulangi supaya....
5. Mantra diucapkan dengan....
b. Ucapkan mantra makan di depan temanmu secara
bergilir.
c. Lafalkan Mantra Gayatri secara bersama
MATA PELAJARA : PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI (PAH-BP)
KELAS : II/Genap
donesia
D. UJI KOPETRNSI
Silanglah (X) huruf a, b, c, atau d jawaban paling benar!
1. Dalam cerita Kalarau, disebutkan Deva Viṣṇu menjelma sebagai …
a. ikan
b. singa
c. gajah
d. kura-kura
2. Anak sang Wipracitti dan sang Singhika bernama …
a. Kalarau
b. Kalaireng
c. Bhuta kala
d. Kalajengking
3. Bulan Agustus dalam bulan Hindu berdasarkan bahasa Kawi adalah
a. Karo
b. Kasa
c. Kalima
d. Kanem
4. Minggu dalam hari Hindu berdasarkan bahasa Sanskṛta adalah …
a. Radite
b. Budha
c. Rawi
d. Soma
5. Wraspati dalam bahasa Indonesia berarti …
a. Senin
b. Minggu
c. Rabu
d. Kamis
1. Pratyaksa Pramāna
Pratyaksa Pramāna ialah tentang pengamatan secara langsung melalui
panca indria dengan obyek yang diamati, sehingga memberi pengetahuan
tentang obyek-obyek, sesuai dengan keadaannya.
Pratyaksa Pramāna terdiri dari 2 tingkat pengamatan, yaitu:
a. Nirwikalpa Pratyaksa (pengamatan yang tidak ditentukan) pengamatan
terhadap suatu obyek tanpa penilaian, tanpa asosiasi dengan suatu subyek,
dan
b. Savikalpa Pratyaksa (pengamatan yang ditentukan atau dibeda-bedakan)
pengamatan terhadap suatu obyek dibarengi dengan pengenalan ciri-ciri,
sifat-sifat, ukurannya, jenisnya dan juga subyek.
Dengan demikian melalui Savikalpa Pratyaksa memungkinkan kita
mendapatkan pengetahuan yang benar. Pengetahuan itu dikatakan benar bila
keterangan sifat yang dinyatakan cocok dengan obyek yang diamati. Disamping
pengamatan terhadap obyek yang nyata maka Nyaya juga mengajarkan bahwa
obyek yang tidak ada maupun yang tidak nyata juga dapat diamati.
2. Anumana Pramāna
Anumana Pramāna ialah ajaran tentang penyimpulan dan merupakan hasil
yang diperoleh dengan adanya suatu perantara antara subyek dan obyek,
dimana pengamatan langsung dengan indri tidak dapat menyimpulkan hasil
dari pengamatan. Perantara merupakan suatu yang sangat berkaitan dengan
sifat dari obyek.
Proses, penyimpulan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1) Pratijña, yaitu proses yang pertama: memperkenalkan obyek permasalahan
tentang kebenaran pengamatan.
2) Hetu, yaitu proses yang kedua: alasan penyimpulan;
3) Udaharana, adalah proses yang ketiga: menghubungkan dengan aturan
umum dengan suatu masalah;
4) Upanaya, yaitu proses yang keempat: pemakaian aturan umum pada
kenyataan yang dilihat;
5) Nigamana, yaitu proses yang kelima: berupa penyimpulan yang benar dan
pasti dari seluruh proses sebelumnya.
3. Upamāna Pramāna
Upamāna Pramāna merupakan cara pengamatan dengan membandingkan
kesamaan-kesamaan yang mungkin terjadi atau terdapat di dalam obyek yang
di amati dengan obyek yang sudah ada atau pernah diketahui, dengan
melakukan perbandingan-perbandingan, manusia akhirnya percaya adanya
Sang Hyang Widhi. Banyak di alam semesta ini dapat dipakai sebagai perbandingan
antara satu dengan yang lainnya.
a. Parhyangan berarti tempat berhubungan bagi umat Hindu terhadap Sang Hyang
Widhi. Parhyangan merupakan suatu tempat untuk melakukan pemujaan kepada
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Salah satunya adalah sebagai
tempat untuk melakukan Yajña/yadnya (upacara). Parhyangan ini ada yang bersifat
khusus dan ada yang bersifat umum. Parhyangan yang bersifat khusus adalah
berfungsi untuk memuja manifestasi Tuhan secara khusus pula seperti memuja
para leluhur, dan memuja Ista Dewata sebagai penuntun umat dalam menjalankan
profesi seperti: pedagang, petani, nelayan, undagi/tukang, dan sebagainya.
Semua umat dalam menjalani kehidupan akan selalu merasa wajib untuk memuja
keagungan Tuhan dalam manifestasinya agar apa yang dikerjakan selalu mendapat
perlindungan dan tuntunan sehingga harapan dari masing-masing profesi yang
b. Pawongan, berasal dari kata wong (manusia) mendapat awalan (pa-) dan
akhiran (-an). Jadi, kata Pawongan berarti kemanusiaan. Manusia adalah makhluk
sosial yang hidupnya saling bergantung satu sama lain. Manusia tidak bisa hidup
menyendiri. Oleh karena itu, harus mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam berinteraksi inilah dibutuhkan perilaku sosial yang baik agar bisa diterima
oleh lingkungan sekitar dan bisa terjalin hubungan yang harmonis antarsesama.
Hubungan harmonis dapat dilakukan antara berbagai pihak seperti berikut.
1. Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak.
2. Hubungan yang baik dengan saudara.
3. Hubungan yang baik antar keluarga dengan masyarakat.
4. Hubungan yang baik antara siswa dengan guru.
Hutan merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya. Hutan bermanfaat untuk
mempertahankan konservasi udara dan sebagai sumber mata air bagi kehidupan
makhluk di muka bumi. Oleh karena itu, mari kita jaga supaya hutan kita tetap lestari.
Hukum sebab akibat akan selalu terjadi di muka bumi. Salah satu contoh, apabila
kita tidak melestarikan lingkungan (hutan), maka kehidupan makhluk menjadi tidak
nyaman di muka bumi. Karena hutan merupakan sumber kehidupan bagi semua
makhluk.
Kalau kita berpikir positif tentu tidak setuju adanya pembalak liar yang mencari
keuntungan sendiri. Lingkungan di sekitar kita sangat perlu kita jaga. Hindari membuang
sampah sembarangan, wujudkan rasa peduli lingkungan sehat dengan
melakukan gotong-royong membersihkan sampah, dan menanam sejuta pohon.
Semua hal tersebut akan sangat bermanfaat bagi generasi kita di masa yang akan
datang.
E. Uji Kompetensi
I. Tes Unjuk Kerja
1. Gambarlah sebuah pemandangan!
2. Gambarlah wajah manusia!
3. Gambarlah sebuah tempat suci!
Dengan demikian, keyakinan itu sangatlah penting agar hidup kita makmur,
sejahtera dan bahagia lahir batin.
Sang Hyang Widhi adalah Dia yang Maha Kuasa, sebagai pencipta,
pemelihara dan pemralina segala yang ada di alam semesta ini. Sang Hyang
Widhi adalah asal mula dan kembalinya segala yang ada di alam semesta ini,
maka ia disebut Sang Hyang Sangkan Paraning Dumadi. Dalam salah satu
seloka kitab suci Bhagawadgita disebutkan :
“etadyonini bhūtāni,
sarvāni ‘ty upadhāraya,
ahaṁ krtsnasya jagataḥ,
prabhavaḥ pralayas tathāa”
Terjemahan:
“ Ketahuilah bahwa semua makhluk ini asal kelahirannya di
dalam alam-Ku ini. Aku adalah asal mula dari dunia ini dan juga
kehancurannya (pralaya),”
(I.B Mantra, 1992:116).
Ia dapat mengatasi pengaruh maya, sehingga dia tidak pernah lupa. Sedangkan
JiwAtma pada dasarnya adalah suci, tetapi setelah bersatu dengan tubuh makhluk
ia mengalami awidya, ia melupakan sifat aslinya, ia terpengaruh oleh sifat-sifat
tubuh yang dihidupinya. Atma itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah
sempurna, karena manusia lahir dalam keadaan awidya.
Dengan demikian Atma tidak akan mati walaupun manusia telah mati, karena
Atma pada hakekatnya adalah sempurna. Adapun sifat-sifat Atma, sesuai dengan
yang disebutkan dalam kitab Bhagawadgita adalah sebagai berikut:
1. Achodya artinya tak terlukai oleh senjata
2. Adahya artinya tak terbakar oleh api
3. Akledya artinya tak terkeringkan oleh angin
4. Acesyah artinya tak terbasahkan oleh air
5. Nitya artinya abadi
6. Sarwagatah artinya dimana-mana ada
7. Sthanu artinya tak berpindah-pindah
9. Acala artinya tak bergerak
10. Sanatana artinya selalu sama
11. Ayakta artinya tak dilahirkan
12. Achintya artinya tak terpikirkan
13. Awikara artinya tak berubah, sempurna tidak laki-laki ataupun prempuuan.
3. Contoh Keyakinan akan Karma Phala
Karma Phala berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “Karma”
yang artinya perbuatan, dan “Phala” yang artinya buah atau hasil. Jadi Karma
Phala artinya hasil dari perbuatan seseorang. Manusia hidup selalu berbuat, karena
berbuat atau bekerja adalah kodrat manusia didorong oleh kekuatan alam. Dalam
terjemahan seloka kitab suci Bhagawadhita disebutkan sebagai berikut,
Terjemahan:
” Sebab siapun tidak akan dapat tinggal diam, meskipun dengan sekejap
mata, tanpa melakukan pekerjaan. Tiap-tiap orang digerakkan oleh dorongan
alamnya, dengan tidak berdaya apa-apa lagi.”
(I.B Mntra, 1992:11)
menjual hasil kebunnya. Putri dari pagi sudah bekerja memasak, mencuci piring,
dan mencuci pakaian. Sedangkan Murti diam saja, hanya mengaca, bersolek, dan
bermalas-malasan. Setiap disuruh bekerja dia selalu menolak. Sampai selesai Putri
menumbuk padi dan sudah menjadi beras, Murti tidak mau membantu. Setelah
selesai menumbuk padi, Putri pergi ke sungai mandi sambil mencuci. Setelah Putri
pergi mandi, Murti mengotori badannya dengan dedak di tempat Putri menumbuk
padi. Sesampai ibunya di rumah sepulang dari pasar, Murti mengatakan kepada
ibunya bahwa dialah yang bekerja dari tadi, sedangkan Putri hanya malas-malasan,
dan bersolek saja tidak mau membantu. Ibunya terkejut mendengar dan marah.
Sepulang dari mandi Putri dimarahi oleh ibunya, dan disuruh pergi dari rumah. Murti
sangat senang hatinya melihat Putri dimarahi oleh ibunya. Putri menangis sedih.
Walaupun dia tahu dirinya difitnah oleh saudaranya, tetapi Putri tidak melawan,
justru dia mengikuti apa kata ibunya. Putri lalu pergi dari rumah dengan hati sedih.
Dia berjalan tidak tentu arah. Dalam perjalanan dia selalu berdoa kepada Tuhan
supaya dianugerahi keselamatan, dan dia juga mendoakan ibu dan saudaranya
hidup bahagia di rumah.
Diceritakan akhirnya Murti mendengar berita bahwa Putri tinggal di rumah
neneknya hidup bahagia dan kaya raya. Murti datang ke rumah neneknya untuk
minta sebagian kekayaan Putri, tapi Putri tidak memberikannya.
Bhisma berusaha menghindar dari Dewi Amba, maka Bhisma dengan sembunyisembunyi
pergi ke luar kota dan bersembunyi di pertapaan Bhagawan Parasu Rama.
Dewi Amba akhirnya berhasil menemukan jejak Bhisma di pertapaan Bhagawan
Parasu Rama. Dewi Amba menjelaskan kepada Bhagawan Parasu Rama mengapa
dia mengejar Bhisma. Setelah mendengar penjelasan Dewi Amba, lalu Bhagawan
Parasu Rama menyarankan Bhisma memenuhi keinginan Dewi Amba. Bhisma
menolak saran tersebut. Karena Bhisma menolak, Bhagwan Parasu Rama marah
3. Mempercayai adanya Tuhan dengan membaca kitab suci Weda dan mendengar
cerita dari orang suci disebut ....
a. Anumana Pramana c. Agama Pramana
b. Pratyaksa Pramana d. Kriyamana Pramana
4. Tuhan itu adalah asal mula dan kembalinya semua yang ada di dunia ini. Dalam
hal ini Dia diberi gelar ....
a. Sang Hyang Sangkan Paran c. Sang Hyang Widhi
b. Sang Hyang Jagatnatha d. Sang Hyang Wisesa
6. Sesungguhnya Atman dan Brahman itu adalah tunggal (satu), hal ini disebutkan
dengan istilah ....
a. Aham brahma asmi c. Brahman Atman aikyam
b. Ekam evam a dwityam Brahmana d. Wyapi wyapaka nirwikara
7. Atma mengalami kelupaan setelah berada dalam tubuh makhluk. Hal ini disebut
dengan istilah ....
a. widya b. awidya
c. karma d. akarma
8. Baik buruk perbuatan manusia pasti, cepat atau lambat pasti mendatangkan
akibat, dalam Panca Sradha disebut ....
a. Karmawasana b. Karmawisesa
c. Phalakarma d. Karmaphala
3. Percikan kecil dari Sang Hyang Widhi pada manusia disebut …....................
.........................................................................................................................
6. Hasil dari perbuatan yang terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih
merupakan benih yang menentukan kehidupan sekarang disebut ….............
.........................................................................................................................
7. Ekam sat viprah bahuda vadanti, bunyi seloka tersebut yang mengandung
arti “ satu “ adalah …......................................................................................
8. Hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat sehingga
harus diterima pada kehidupan yang akan datang dalam karmaphala disebut
….....................................................................................................................
9. Jalan yang ditempuh untuk mencapai persatuan dengan Tuhan dengan jalan
sujud bakti dan cinta kasih dinamakan ............................................................
.........................................................................................................................
10. Perbedaan pembawaan dan bakat yang dimiliki oleh manusia di dunia ini
disebabkan oleh ..............................................................................................