Anda di halaman 1dari 8

STERN TUBE PERANNYA SEBAGAI MEDIA PELUMASAN DAN

KEKEDAPAN POROS BALING-BALING KAPAL


Budi Utomo

Program Studi D3 Teknologi Perencanaan dan Konstuksi Kapal ,Departemen Teknologi Industri,
Sekolah Vokasi , Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275
Email:
Abstrak
Poros baling-baling berputar didalam tabung sehingga perlu dilengkapi dengan sistim pelumasan.
Ada dua macam sistim pelumasan poros baling-baling yaitu sistim pelumasan dengan air laut dan sistim
pelumasan dengan minyak. Didalam tabung poros dibagian ujung depan dan ujung belakang dipasang
bantalan poros, seal dan paking, hal ini bertujuan agar bekerjanya sistim pelumasan dan kekedapan
poros baling-baling dapat bekerja dengan baik. Karena tabung poros digunakan sebagai media
pelumasan dengan bahan pelumas yang berbeda, maka bahan bantalan, paking dan seal terbuat dari
bahan yang berbeda sehinggamampu mendukung kinerja sistim pelumasan dan kekedapannya.Masing-
masing komponen tersebut tidak dapat saling dipisahkan karena selalu erat berhubungan satu sama
lain..
Kata Kunci : “Stern Tube”, “poros propeller”, “pelumasan dan kekedapan”.
1. Pendahuluan Pada instalasi sistem poros penggerak kapal
Tabung poros atau tabung buritan adalah yaitu hubungan antara mesin induk , poros
tabung yang terbuat dari besi tuang atau baja baling-baling, bantalan poros dan
yang menyelubungi poros baling-baling sebagainya, tabung poros baling-baling
yang dipasang diantara sekat kedap air adalah berupa suatu pipa yang mempunyai
buritan dan linggi baling-baling dan disebut ketebalan tertentu yang dihubungkan pada
juga sebagai tabung poros baling-baling. badan kapal dengan pertolongan bos linggi
Seperti diketahui bahwa setiap benda yang baling-baling pada bagian belakang dan
berputar terhadap benda yang menimbulkan bagian depannya dipegang oleh sekat yang
gesekan perlu padanya diberikan media paling belakang
pelumas, sebab tanpa ada pelumasan maka (sekat ceruk buritan) dan tingginya segaris
permukaan benda yang berputar itu akan dengan sumbu poros mesin penggerak
langsung bergesekan yang mengakibatkan dengan tujuan untuk mempertahankan
timbul panas dan akhirnya dengan cepat akan kelurusan poros baling-baling dan
merusak permukaan masing-masing benda menghindari goyangan poros yang
tersebut.Secara garis besar ada dua macam berlebihan serta menahan gaya yang sangat
sistem pelumasan pada poros baling-baling besar dari sentakan poros baling-baling yang
terhadap bantalan, yaitupelumasan dengan air berputar didalam air.Didalam tabung poros
laut dan pelumasan dengan minyak.Dengan dibagian ujung depan dan belakang
adanya dua macam sistem pelumasan itu, dipasangkan bantalan poros, seal, paking dan
maka jenis bantalan yang digunakan pada perlengkapannya, hal ini bertujuan agar
masing-masing sistem juga berbeda, dimana bekerjanya sistem pelumasan dan sistem
pada sistem pelumasan dengan air laut tanpa kekedapan poros baling-baling dapat berjalan
menggunakan sistem kedap poros, sedangkan dengan baik. Pada pelaksanaan reparasi kapal
pada sistem pelumasan dengan minyak , sering dijumpai bahwa posisi bantalan
pelumas harus digunakan sistem kedap poros belakang , bantalan depan dan mesin induk
agar minyak pelumas tidak bercampur tidak satu sumbu lagi antara yang satu
dengan air laut. dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena
beberapa hal yaitu adanya deformasi
51
pengelasan karena penggantian pelat badan fluida pendingin, pembersih dan penyekat.
kapal, pemasangan ganjel-ganjel pada waktu Minyak pelumas harus dapat mencapai
docking yang kurang tepat sehingga dapat seluruh bagian yang hendak dilumasi serta
mengubah kedudukan sumbu poros baling- harus dapat memenuhi tugasnya dengan
baling, adanya keausan pada salah satu baik.( Wiranto Arismunandar, 1988 )
bagian stern tube terutama pada kedudukan Daya efektif ( PE ) adalah besar daya yang
rumah bantalan sehingga posisinya berubah dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat
atau karena hal lain yang tidak terduga dari badan kapal ( hull ) agar kapal dapat
sebelumnya. bergerak dengan kecepatan servis sebesar Vs
P = R x Vs. Daya dorong ( PT ) adalah
2. Dasar Teori besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja dari
Apabila terjadi gerakan relatif antara dua alat gerak kapal (propulsor) untuk
benda yang bersentuhan, terjadilah gesekan mendorong badan kapal P =T x Va. Daya
antara kedua benda itu. Gesekan (mekanik) yang disalurkan ( PD ) adalah daya yang
tersebut terutama disebabkan oleh diserap oleh baling-baling kapal guna
permukaan benda yang kasap tetapi mungkin menghasilkan daya dorong sebesar PT
juga oleh adhesi antara kedua permukaan P = 2 Qdn
atau oleh reaksi kimia yang terjadi pada Dimana : Q adalah torsi yang disalurkan dari
permukaan itu. Gesekan yang terjadi pada main engine dan n adalah jumlah propeller.
motor bakar, misalnya antara poros dan
bantalan, antara cincin torak dan dinding Daya poros ( PS ) adalah daya yang terukur
silinder, antara roda gigi dan sebagainya. hingga daerah didepan bantalan tabung poros
Untuk mengatasi gesekan itu, agar benda baling-baling ( sterntube ) dari sistem
yang bersentuhan bisa digerakkan ,maka perporosan penggerak kapal. Efisiensi Shaft
diperlukan gaya. Karena itu besarnya sekitar 98 % dari Daya Rem atau Brake
gesekan harus dibatasi agar daya mesin tidak Power.
banyak yang hilang pada bantalan, roda gigi
dan sebagainya. Selain itu gesekan dapat 3. Hasi dan Pembahasan
mengauskan permukaan, sedangkan
kerusakan selanjutnya dipercepat oleh panas Tabung poros baling-baling adalah suatu pipa
yang terjadi karena gesekan itu. Besarnya yang mempunyai ketebalan tertentu ,
gesekan dapat dikurangi dengan didalamnya terdapat poros baling-baling
menggunakan minyakpelumas yang yang berputar mendorong kapal. Untuk
fungsinya memisahkan dua permukaan yang pengikatannya, bagian ujung depan tabung
bersentuhan. Akan tetapi di dalam poros diikat dengan sekat tabung buritan dan
kenyataannya tidak ada gerakan tanpa bagian ujung belakang diikat atau ditumpu
gesekan karena tidaklah mudah untuk oleh bos poros baling-baling dengantujuan
memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi untuk menahan gayayang sangat besar dari
pula gesekan terjadi juga pada permukaan bekerjanya sistim penggerak kapal.
yang dilumasi itu yang disebabkan oleh
adanya tegangan geser pada pelumasnya 3.1 Poros Baling-baling Dengan
sendiri. Pada umumnya motor bakar torak Pelumasan Air Laut
menggunakan pelumas cair yang dinamai Apabila suatu poros baling-baling didalam
minyak pelumas. Selain mudah disalurkan gerakan putarnya terhadap bantalan tidak
minyak pelumas itu berfungsi juga sebagai diperlukan sistem kedap poros di bagian

52
belakangnya, maka dapat dipastikan bahwa karet ataupun karet sintetis. Pada bahan-
media pelumasan untuk sistem ini adalah bahan tersebut dibuat alur agar air laut dapat
dengan menggunakan air laut. Secara umum mengalir secara teratur membasahi
hubungan antara poros baling-baling dengan permukaan bantalan yang bergesekan dengan
bantalan belakang dan bantalan depan dapat poros, air laut disini berfungsi sebagai
dilihat pada gambar 1 pelumas. Tanpa adanya air laut ini, bantalan
akan kering dan panas sehingga terbakar
yang berakibat perputaran poros terhadap
bantalan akan macet. Pada bantalan dibagian
depan secara khusus dibuatkan suatu sistem
kekedapan agar air laut tidak langsung
masuk kedalam kamar mesin, meskipun
disini tidak secara total air laut berhenti , dan
Gambar 1. Sistem poros dengan masih ada sedikit yang harus menetes
pelumasan air laut. kedalam kamar mesin. Untuk menyetop
tetesan air laut ini dapat dilakukan dengan
1. Sekat Ceruk Buritan mengatur mur baut penekan dikencangkan
2. Penekan paking atau dikendorkan. Gambar dari bahan
3. Paking bantalan dengan sistem pelumasan air laut,
4. Stern Tube sistem kekedapan bantalan depan dapat
5. Baut Stern Tube
dilihat pada gambar 2.
6. Bantalan poros
7. Linggi buritan
8. Poros Baling-baling
9. Baut pengikat
10. Rumah bantalan

Sistem Pelumasan air laut


- Air laut masuk melalui celah celah
bantalan bagian belakang
- Pada bagian depan digunakan remes Gambar 2. Bantalan Belakang
paking untuk menjaga kekedapan
- Menggunakan bantalan kayu pok ( lignum 1) Lubang baut pengikat rumah bantalan
vitae ) atau bahan karet sintetis 2) Bantalan belakang (pok hout)
3) Rumah bantalan belakang (bronze)
Proses pelumasan : air laut masuk kedalam 4) Alur pelumas air laut
tabung buritan melalui celah, celah ini
didapat antara poros baling-baling dan
bantalan belakang. Sedang pada bagian ujung
depan tabung ini dipasang seal, paking dan
penekan paking untuk mencegah masuknya
air laut kedalam kamar mesin. Penekan
paking ini digunakan untuk menekan paking
jika terjadi perembesan atau kebocoran air
pelumas dengan cara memutar\bautpenekan.
Pada sistem ini , bahan bantalan dapat berupa Gambar 3. Bantalan Depan
Pok Hout atau kayu Pok,cuttles bearing atau

53
1) Rumah bantalan depan (bronze) penting apabila ada keausan karena adanya
2) Bantalan depan (pok hout) gesekan dengan bantalan maka hanya sleeve
3) Ring penahan reamees paking (bronze) saja yang aus, sehingga bila sudah cukup
4) Rames paking parah keausannya maka hanya sleeve saja
5) Lubang baut pengikat rumah bantalan yang diganti karena lebih murah dibanding
6) Penekan remes paking (bronze)
harus mengganti poros yang harganya jauh
7) Lubang baut penekan remes paking
Panjang bantalan belakang minimal 4 x dari lebih mahal.
diameter poros, dan panjang bantalan depan Ketebalan daripada sleeve ini menurut
minimal 1.5 kali dari diameter poros. peraturan dari Biro Klasifikasi Indonesia
Mengenai material dari poros baling-baling menetapkan bahwa ketebalan sleeve tidak
sangat penting untuk direncanakan dan boleh kurang dari :
ditetapkan secara tepat , hal ini mengingat
bahwa pelumasan dilakukan dengan air laut S = 0,03 d + 7,5 mm
yang bersifat korosif, yang berarti bahan
poros harus tahan terhadap korosi yang dapat Keterangan : d = diameter poros baling-
merusak poros . Selain harus diikuti baling.
persyaratan dari Biro Klasifikasi yang telah Pada posisi ditengah antara bantalan depan
menetapkan misalnya bahwa kuat tarik dan bantalan belakang terdapat lapisan
minimum baja untuk poros antara 42 - 72 selubung atau pelindung juga yang disebut
kg/cm2, dan untuk mendapatkan pengakuan rubber sleeve atau lapisan karet, disini hanya
dari Biro Klasifikasi bahan poros harus berfungsi sebagai pelindung terhadap korosi
menjalani uji material sehingga dapat akibat pelumasan air laut saja, pada keadaan
dipastikan bahwa kekuatan poros terjamin. lain juga dapat dibuat dari bahan fibre glass
Perlu diketahui bahwa beban yang harus yang untuk finishing harus dibubut dibangku
dipikul oleh poros secara pasti ada tiga ( 3 ) bubut agar lebih halus, supaya tidak timbul
macam yaitu gaya tarik, gaya tekan dan gaya getaran ataupun friction yang terlalu besar
puntir. Pada saat kapal bergerak maju, maka karena lapisan karet atau fibre yang kasar.
akibat adanya gaya dorong baling-baling Dapat ditambahkan disini bahwa untuk
terhadap air yang diteruskan ke pondasi bronze sleeve sebelum dipasangkan pada
mesin dan mendorong kapal maju kedepan , poros , maka harus dilakukan uji tekan
poros akan mengalami gaya tekan , hidrostatik sebesar 2 kg/cm2 ( menurut Biro
sedangkan adanya putaran mesin yang Klasifikasi Indonesia ), hal ini dimaksudkan
memutar poros maka poros akan mengalami agar kwalitas bahan sleeve dapat terkontrol
gaya puntir. Beberapa cara atau usaha untuk dengan baik.
memperpanjang umur poros karena resiko
korosi ataupun faktor gesekan dengan 3.2. Poros Baling baling Dengan
bantalan, dapat dilihat pada gambar 1. Pelumasan Minyak
Disini pada posisi kedudukan bantalan depan Didepan telah dibahas mengenai poros
dan belakang dipasang semacam selubung baling-baling yang menggunakan pelumasan
atau pelindung atau sleeve, biasanya terbuat air laut dan tidak menggunakan sistem kedap
dari bahan bronze yang dipasang dengan cara pada bagian belakang. Berikut ini kita lihat
press fit, fungsi sleeve ini adalah apabila poros baling-baling didalam gerak
digunakan bahan poros yang kurang tahan putarannya terhadap bantalan menggunakan
terhadap korosi maka sleeve berfungsi minyak atau olie sebagai bahan pelumasnya,
melindungi dari korosi, dan yang sangat dimana sistemnya menjadi lain bila
dibandingkan dengan yang pertama. Baik

54
ditinjau dari bahan poros , bahan bantalan minyak pelumas dapat bersirkulasi dan
maupun keharusan pemasangan sistem kedap melumasi bagian-bagian yang
pada sistem ini. Secara umum hubungan memerlukannya.Untuk mencegah air laut
antara poros baling-baling, bantalan poros, supaya tidak masuk ke sistem pelumasan
minyak pelumas dan sistem kekedapan dapat ialah dengan paking-paking dan seal. Untuk
dilihat pada gambar 3 melindungi paking pada ujung bos poros
baling-baling dipasang plat pelindung yang
berfungsi untuk mencegah masuknya benda-
benda yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan paking.
Pada sistim ini bahan bantalan yang lazim
digunakan antara lain berupababit metal,
Gambar 4. Poros Baling-baling Dengan
ferrobestos, atau jenis lain yang sesuai untuk
Sistim Kedap
pelumasan dengan minyak. Pada bahan
1) Sekat ceruk buritan
bantalan yang berupa babit metal ataupun
2) Sistem pipa pelumas
bahan yang lain , terdapat alur-alur untuk
3) Tangki minyak pelumas
lewat minyak lumas baik untuk bantalan
4) Pompa
belakang maupun bantalan depan. Untuk
5) Saringan minyak pelumas
mencegah bocornya minyak pelumas ke air
6) Pompa tangan
laut atau sebaliknya mencegah masuknya air
7) Tabung
laut ke dalam tabung poros ( stern tube )
8) Alur minyak pelumas
yang dapat mengakibatkan rusaknya minyak
9) Linggi buritan
pelumas , maka pada sela-sela antara baling-
10) Baut Stern Tube
baling dan kocker ( stern bush ) dipasang
11) Paking
peralatan sistem kedap poros yang biasa
12) Plat pelindung
disebut cederval, sedangkan untuk mencegah
13) Bantalan
jangan sampai minyak pelumas mengalir ke
14) Poros baling-baling
bagian seal kedap. Seal kedap ini fungsinya
tidak seberat cederval, karena hanya sebagai
Sistem pelumasan minyak
pencegah minyak pelumas mengalir kekamar
- Pelumasan menggunakan minyak pelumas
mesin.
- Bantalan menggunakan babiet metal
Berbagai macam cederval yang sering
- Minyak pelumas ditampung dalam tangki
dijumpai digunakan antara lain yang
dan dialirkan ke tabung buritan
menggunakan ring karet, menggunakan
- Sistem kekedapan menggunakan seal baik
pegas ,simplex dan seal karet, yang berfungsi
di depan maupun di belakang
sebagai part elastis agar memiliki daya lentur
- Dilengkapi dengan pompa untuk sirkulasi
atau elastis dan sekaligus mencegah penetrasi
minyak lumas
air laut ke bagian poros pada cederval.
Proses pelumasan : bantalan mempunyai
Kegunaan daya lentur atau elastis diperlukan
celah-celah atau lubang-lubang dengan
untuk agar bagian depan rear cederval yang
ukuran tertentu , agar minyak pelumas dapat
dilapisi babit dengan daya tekan tertentu
merata melumasi permukaan poros dan
akibat elastisnya karet atau seal , dapat
bantalan . Minyak pelumas ditampung dalam
menempel dengan baik terhadap permukaan
tangkikhusus yang dihubungkan dengan
bronze yang disekrup diam dengan stern
sistem pipa ke tabung buritan atau tabung
bush.
poros baling-baling . Dengan pemompaan

55
Macam-macam Tipe Cederval
Untuk jelasnya beberapa macam tipe
cederval dapat dilihat pada gambar 4. :

Gambar 5.c. Cederval Dengan Sistim


Simplex
Keterangan :
1) Propeller
Gambar 5.a. Cederval Dengan Ring Karet 2) Pelindung Poros Propeller
Keterangan : 3) Seal 4. Rumah Seal
1) Propeller 4) Koker Belakang
2) Rumah Ring Karet 5) Rumah Bantalan Belakang
3) Ring Karet 6) Bantalan Belakang
4) Cederval 7) Poros Propeller
5) Babit Pada Cederval
6) Ring Bronze
7) Koker Belakang
8) Rumah Bantalan
9) Bantalan Belakang
10) Poros Propeller

Gambar 5.d. Cederval Dengan Seal


Keterangan :
1) Propeller
2) Plat Pelindung
3) Rumah Seal
4) Seal
Gambar 5.b. Cederval Dengan Sistim 5) Ring Bronze
Pegas 6) Koker Belakang
Keterangan : 7) Rumah Bantalan Belakang
1) Propeller 8) 8.Bantalan Belakang
2) Pegas. 9) Poros Propeller
3) Rumah Pegas dan Cederval
4) Seal / Ring Karet Panjang bantalan dengan pelumasan minyak
5) Babit Pada Cederval ini berbeda dengan pelumasan air laut, untuk
6) Ring Bronze bantalanbelakang 2 x diameter poros dan
7) Bantalan Belakang untuk bantalan depan 0,8 x diameter poros,
8) Rumah Bantalan sedangkan jarak antara bantalan dapat
9) Koker Belakang dihitung dengan rumus :
10) Poros Propeller

56
L maks. = K1 x d masing-masing sistem memiliki kekurangan
Keterangan dan kelebihan masing-masing. Untuk itu kita
d = diameter poros baling-baling (mm) lihat bagaimana sifat-sifat atau karakteristik
K1 = 450 untuk bantalan timah putih (babit) dari kedua sistem tersebut sehingga dapat
280 – 350 untuk pelumasan air dengan terlihat dengan jelas masing performanya.
bantalan pok hout. Adapun kekurangan dan kelebihan pada
Bila putaran poros lebih besar dari 350 rpm , pelumasan air laut sebagai berikut :
maka jarak bantalan maksimum dihitung Kekurangan :
dengan rumus : 1) Pelaksanaan bubut pok hout
L maks. = K2. d/n memperhitungkan kembang susut dari
d = diameter poros baling-baling ( mm ) pok hout basah atau kering
n = rpm poros baling-baling 2) Secara relative tingkat keausan bantalan
K2 = 8400 untuk bantalan babit dengan lebih tinggi
pelumasan minyak. 3) Rawan terhadap resiko kemasukan
Perlu diketahui bahwa sebagai tabung poros kotoran atau pasir masuk disela-sela
baling-baling digunakan dari bahan baja poros dan bantalan
dengan tebal minimum 15 mm dan mampu 4) Adanya air laut yang masuk ke kamar
mengatasi test tekan sebesar 2 kg/cm. mesin
Untuk sistim pelumasan dengan Kelebihan :
minyak,.karena didalam sistim ini tidak ada 1) Konstruksi sederhana
air laut didalam tabung ( stern tube ) maka 2) Tingkat ketelitian lebih mudah
tidak perlu dikawatirkan adanya korosi, 3) Beaya pembuatan dan perawatan
sehingga faktor yang perlu dipikirkan hanya bantalan lebih murah
resiko keausan karena bergesekan dengan 4) Bahan pok hout mudah di dapat
bantalan yang dapat diatasi dengan 5) Pada jenis segmen kerusakan dapat
pemasangan sleeve, tapi juga sering dijumpai diganti sebagian
bahwa poros tidak dilengkapi dengan sleeve, Jika dengan pelumasan minyak adalah
namun untuk memudahkan saat penghalusan sebagai berikut :
diatas mesin bubut maka diameter bantalan Kekurangan :
pada posisi bantalan dibuat bertingkat 1) Konstruksi cederval dan babit sulit
terhadap diameter poros diantara dua 2) Memerlukan ketelitian yang tinggi
bantalan muka dan belakang. Bahan poros 3) Beaya pembuatan dan perawatan tinggi
dapat dari stainless steel, forget steel ataupun 4) Cukup rawan terhadap benda-benda
malibdenum steel dengan catatan bahwa keras dibawah air
kekuatan tarik sesuai dengan persyaratan 5) Perbaikan tidak dapat dilakukan di
Biro Klasifikasi Indonesia yaitu antara 42 – sembarang tempat
72 kg/cm2. 6) Rawan resiko kebocoran air laut
bercampur dengan minyak lumas.
3.3. Kekurangan dan kelebihan Kelebihan :
Sebenarnya tidak ada masalah yang dominan 1) Poros dan bantalan selalu bersih bebas
didalam menetapkan apakah suatu kapal dari kotoran pasir dari laut
harus menggunakan pelumasan poros dengan 2) Sistim poros cukup terlindung dari
minyak dan dengan dilengkapi cederval resiko korosi
ataukah dengan menggunakan air laut 3) Tidak ada air laut yang mengalir ke
sebagai media pelumasnya, dikarenakan kamar mesin
4) Tingkat keausan relatip lebih rendah

57
4. Kesimpulan • Harval, 1978, Ressistance and Propulsion
Untuk sistem pelumasan poros dengan air of Ship, Jhon Wiley and Sous, New
laut seal dan paking kekedapan poros hanya York.
dipasang pada ujung depan stern tube saja, • Lloyd Woollard, M.A, 1956. M.I.N.A,
sehingga air laut dapat masuk kedalam “Naval Architects Shipbuilders
tabung poros tetapi tidak dapat masuk pocket Book London.
kedalam kamar mesin. Sedangkan untuk • Ridwan,Moh. 2009. Perpaduan Antara
pelumasan poros dengan minyak pelumas Propeller dan Daun Kemudi Guna
seal dan paking kekedapan poros dipasang di Mengoptimalkan Propulsi dan
ujung belakang dan ujung depan poros Manuver Kapal serta Efisiensi
baling-baling, yang berfungsi sebagai Bahan Bakar, D-III Teknik
pengedap poros sehingga mampu menahan Perkapalan, UNDIP: Semarang.
keluarnya minyak pelumas atau mencegah • Saragih,Rapelman . 2011. Pengaruh
masuknya air laut kedalam tabung poros jumlah dan posisi rudder terhadap
baling-baling. kemampuan manoevering kapal,
Department of Marine Engineering,
5. Daftar Pustaka ITS : Surabaya.
• Sukarsono, 1995, Sistim dan
• A. Bayne Neild JR .1965.“Modern Marine
Perlengkapan Kapal, PT Pamator
Enginers Manual” Cambridge-
Pressindo Jakarta.
Maryland.
• Wiranto Arismunandar 1988. Motor
• G. Galver. 1967. Technology Of Ship
Bakar Torak.
Repairing, Mir Publisher, Moscow.

58

Anda mungkin juga menyukai