Disusun oleh:
Andre Wijaya Abenar (185100307111045)
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengembangan produk biskuit coklat yaitu untuk memanfaatkan
produk coklat khusunya di Kabupaten Malang dan Kota Batu yang mana memiliki
jumlah produksi melimpah sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari coklat
dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Selain itu diharapkan
juga produk biscuit coklat dapat diterima oleh pasar dan dapat diproduksi dalam
jumlah besar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Desain produk adalah mengandung dan memberi bentuk pada barang dan jasa
yang memenuhi kebutuhan. Aktivitas perancangan produk dapat dianggap terdiri dari
beberapa keputusan penting. Karena keputusan desain produk tidak memetakan
dengan rapi ke salah satu disiplin akademis, subjek tersebut belum mengumpulkan
cukup perhatian di bidang mana pun untuk mengembangkan identitas akademisnya
secara keseluruhan. Penelitian ilmiah dalam desain produk sering dibudidayakan
dengan munculnya paradigma metodologis. Sementara beberapa paradigma
semacam itu sedang digunakan, beberapa lainnya menawarkan janji yang substansial
(Ulrich, 2011).
Biskuit adalah salah satu produk pangan yang diolah menggunakan bahan
baku tepung terigu. Tetapi biskuit ini juga dapat dibuat dari tepung selain tepung terigu
seperti tepung pisang. Biskuit memiliki karakteristik yang dapat memberi kenikmatan
tersendiri bagi pembeli seperti tekstur dan tingkat kerenyahan biskuit.
(Nurdjanah.,dkk.2011).
Bahan dasar adonan biskuit adalah tepung gandum lembut, gula, lemak, dan
air. Mereka dicampur dengan bahan-bahan kecil lainnya (seperti baking powder, susu
skim, pengemulsi, dan sodium metabisulfit) untuk membentuk adonan yang
mengandung jaringan gluten yang berkembang dengan baik. Sifat dan jumlah bahan
dalam adonan menentukan kualitas biskuit. Beberapa peneliti telah menggambarkan
efek bahan utama dalam sistem adonan biskuit pada produk akhir ( Mamat dan Hill,
2018).
b) Kemasan Sekunder
c) Kemasan Tersier
Deskripsi Kemasan
Kemasan yang digunakan di PT. Planet Biskuit teridiri dari tiga jenis kemasan.
Kemasan yang pertama ialah kemasan primer. Kemasan primer ini sendiri terbuat
dari plastik. Kemasan primer berukun 8 cm x 4 cm ini memiliki paduan warna
coklat tua dan coklat muda, juga pada bagian atas terdapat logo dari produk kami.
Menurut Endang (2010), kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena
sifatnya yang kuat, tetapi ringan, inert, tidak karatan, dan bersifat termoplastik
(heatseal) serta dapat diberi warna. Kemasan plastik juga mempunyai kelemahan
yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan
migrasi ke dalam bahan makanan yang akan dikemas.
Kemasan yang kedua ialah kemasan sekunder. Pada kemasan sekunder
digunakan bahan berupa karton / kardus yang berukuran 4 cm x 25 cm x 12 cm.
Pada satu kemasan sekunder terdapat 18 buah kemasan primer didalamnya.
Menurut Yuyun dan Delli (2011), kemampuan wadah karton adalah lebih kuat dan
mampu untuk menahan cairan. Makanan mudah rusak seperti biskuit, keripik, kue
dan cake juga bisa menggunakan kemasan jenis karton agar tidak mudah rusak.
Kelemahan dari kertas kardus adalah beberapa jenis mudah menjadi lembap dan
kehilangan kekuatannya sehingga tinggi tumpukan harus dibatasi.
Kemasan yang ketiga ialah kemasan tersier. Pada kemasan tersier digunakan
bahan berupa karton / kardus yang berukuran 48 cm x 50 cm x 25 cm. Pada satu
kemasan tersier terdapat 8 buah kemasan sekunder didalamnya. Menurut Yuyun
dan Delli (2011), kemampuan wadah karton adalah lebih kuat dan mampu untuk
menahan cairan. Makanan mudah rusak seperti biskuit, keripik, kue dan cake juga
bisa menggunakan kemasan jenis karton agar tidak mudah rusak. Kelemahan dari
kertas kardus adalah beberapa jenis mudah menjadi lembap dan kehilangan
kekuatannya sehingga tinggi tumpukan harus dibatasi.
BAB III
PEMBUATAN PETA OPERASI DAN PETA PERAKITAN
Skrap 1 %
Pendinginan Pendinginan Pengirisan
Pemipihan
Pencetakan Skrap 5 %
Pengovenan
Pelumuran
Pendinginan
Biskuit Coklat
Pengemasan
Primer
Pemeriksaan
Biskuit
Pengemasan
Sekunder
Pengemasan
Tersier
Tepung Terigu
1. Penimbangan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
=60/3000 x 40% x 253 = 2.024
2. Pencucian
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
=60/2000 x 40% x 253 = 3.036
3. Penirisan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/500 x 40% x 253 = 1.214
4. Penggilingan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/1000 x 40% x 253 = 6.072
5. Pengayakan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/1500 x 40% x 253 = 4.048
Coklat Bubuk
1. Pencucian
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/2000 x 23% x 253 = 1.745
2. Pemanggangan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/3000 x 23% x 253 = 1.163
3. Pendinginan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/1000 x 23% x 253 = 3.491
4. Pemecahan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/3000 x 23% 253 = 1.168
5. Pengempaan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/2000 x 23% x 253 = 1.745
Mentega
1. Penimbangan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/3000 x 15% x 253 = 0.759
2. Sentrifugasi
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/5000 x 15% x 253 = 0.455
3. Pendinginan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/1000 x 15% x 253 = 2.277
4. Pengocokan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/4000 x 15% x 253 = 0.569
5. Pembekuan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/2000 x 15% x 253 = 1.138
Pembuatan Biskuit
1. Pencampuran 140,150,160, coklat pasta, gula dan perasa
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/4000 x 23% x 253 = 0.872
2. Pemipihan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/3000 x 23% x 253 = 1.163
3. Pencetakan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/3000 x 23% x 253 = 1.163
4. Pengovenan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/3000 x 23% x 253 = 1.163
5. Pelumuran
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/2000 x 23% x 253 = 1.745
6. Pendinginan
60
Waktu Operasi = ( ) x %bahan x Kapasitas Produksi
KapasitasTeoritis
= 60/1000 x 23% x 253 = 3.491
1,745' Pengempaan
Pembekuan O-9 Mesin Pengempa 4,048'
Pengayakan
1,138' O-11 O-4
Freezer Mesin Ayak
O-12 Pencampuran
0,872' Mixer 2
Pemipihan
1,163' O-12
Creeper
Pencetakan
O-13 Mesin Pencetak
1,163'
Pengovenan
1,163' IO-4
Oven
Pelumuran
1,745' O-14 Enrober
Pendinginan
3,491' O-15 Rak Pendingin 3
Pengemasan Primer
30,36' O-16 Ruang Pengemas 1
PETA PERAKITAN
Nama Produk : Biskuit Coklat
Dipetakan Oleh : Kelompok 53
Tanggal Dipetakan : 22 April 2020
Nomor Peta :1
Tepung Terigu
140
Mentega
160 A-1
Air
150 Coklat Bubuk
O-1 Dicampur
O-2 dipipihkan
O-3 diecetak
O-4 Di oven
O-5 Dilumurkan
IO-1 Di dinginkan
O-7
Dikemas
Primer
I-1 Diperiksa
Dikemas
O-8
Sekunder
Dikemas
O-9
Tersier
Disimpan
BAB IV
STRUKTUR PERUSAHAAN
4.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian penting dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Struktur organisasi berfungsi untuk mengetahui dan menjalankan system
manajemen, fungsi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi juga penting untuk
menentukan kedudukan dan spesifikasi pekerjaan. Bentuk struktur organisasi
mempunyai 4 jenis yaitu organisasi lini, lini dan staff, fungsional, lini dan fungsional
(Badui, 2012). Struktur organisasi Planet Biscuit dapat dilihat dibawah ini merupakan
struktur organisasi perusahaan.
Struktur organisasi dari Planet Biscuit yaitu mempunyai bentuk struktur
organisasi lini dan staf. Bentuk organisasi ini berarti terdapat departemen lini kerja
dan staf. Departemen lini kerja dipimpin oleh seorang Kepala Manager yang
memegang department tersebut dan membawahi seorang staff di departemen
tersebut. Dalam setiap bentuk organisasi pasti terdapat kelebihan dan kelemahan.
Untuk bentuk lini dan staff terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan. Keuntungan
CEO
Directur Utama
departemen departemen
departemen departemen
departemen HRD Infrastruktur &
keuangan Produksi pemasaran
logstic
dari bentuk ini adalah ada pembagian tugas yang jelas, Kerjasama dan koordinasi
dapat dilaksanakan dengan jelas, Pengembangan bakat segenap anggota organisasi
terjamin, Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place, Bentuk
organisasi ini fleksibel untuk diterapkan. Kelemahan bentuk organisasi ini adalah
Tugas pokok orang-orang sering dinomor duakan, Proses decesion makin berliku-
liku, Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism
spoilsystem patronage, Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan
pejabat lainnya (Ariman, 2010)
No. Bagian Operasi Jumlah Jumlah
Operator Mesin Aktual
1. Penimbangan 3 3
2. Pencucian 5 5
3. Penirisan 3 3
4. Pengayakan 10 5
5. Pemanggangan 12 6
6. Pendinginan 3 3
7. Pemecahan 4 4
8. Pengempaan 2 2
9. Sentrifugasi 2 2
10. Pengocokan 2 2
11. Pembekuan 4 2
12. Pencampuran 4 2
Semua Bahan
13. Pemipihan 2 2
14. Pencetakan 4 2
15. Pengovenan 3 3
16. Pelumuran 4 2
17. Pengemasan 12 3
Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Plant
layout atau facilities layout didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi,jarak material handling
dalam area produksi akan mempengaruhi lintasan dan waktu proses dari produksi.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan akan menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan
suatu industry (Pratiwi dkk, 2012).
b. Kemasan Primer
Jumlah yang diperhitungkan : 253 / 0,1 = 2530
Kebutuhan komponen : 80 x 2530 = 202.400
Jumlah tumpukan maksimal : 600 – 15 / 0,5 = 1.170
Jumlah karung/kardus : 202.400 / 15 = 13.493
Banyak tumpukan : 13.493 / 1.170 = 11,532 ≈ 12
Luas lantai : 12 x 4 X 4 = 192 cm2
= 0,0192 m2
c. Kemasan Sekunder
Jumlah yang diperhtingkan 253 / 0,1 = 2530
Kebutuhan komponen : 80 x 2530 / 18 = 11.244
Jumlah tumpukan maksimal : 600 – 15 / 4 = 146
Jumlah karung/kardus : 11.244 / 10 = 1.124
Banyak tumpukan : 1.124 / 146 = 7,698 ≈ 8
Luas lantai : 8 x 12 x 25 = 2400 cm2
= 0,24 m2
d. Kemasan Tersier
Jumlah yang diperhitungkan : 253 / 0,1 = 2530
Kebutuhan komponen 80 x 2530 / 8 = 25.300
Jumlah tumpukan maksimal : 600 - 15 / 48 = 12,187 ≈ 12
Jumlah karung/kardus : 25.300 / 10 = 2530
Banyak tumpukan : 2530 / 12 = 210.83 ≈ 210
Luas lantai : 210 x 50 x 50 = 525000 cm2
= 40 m2
e. Selotip
Asumsi Selotip : p x l x t = 20 x 15 x 10
: 1 kardus menampung 20 selotip
:1 selotiip untuk 5 kardus tersier
Kebutuhan komponen : 25.300 / 5 = 5060
Jumlah kardus : 5060 / 20 = 253
Jumlah tumpukan maksimal : 600 – 15 / 10 = 58,5
Banyak tumpukan : 253 / 58,5 = 4,324 ≈ 4
Luas lantai : 4 x 20 x 15 = 1200 cm2
= 0,12 m2
Perhitungan
Luas Storage = Total Luas Lantai
= 62,5648 ≈ 63
4.2.2 Luas Warehouse
● Ukuran kemasan tersier = (p x l x t) cm3
= 50 x 50 x 48
= 120.000
● Kemasan tersier dihasilkan dalam 1 minggu = 25.300
● Jumlah tumpukan maksimal = 600 – 15 / 48 = 12, 187
● Banyak tumpukan = 25.300 / 1,187 = 2108
● Luas lantai = 2108 x 50 x 50 = 5.270.000 cm2
= 527 m2
Cara pembuatan peta Inflow- outflow adalah membuat peta pada masing-
masing sel dibagi dua. Selain membuat peta dari ke inflow dapat juga membuat peta
dari ke outflow yaitu koefisien atas jarak pada peta dari ke dilihat dari jarak yang keluar
dari suatu mesin. Untuk menghitung peta dari ke outflow sebagai contoh gudang
bahan baku ke ruang (santy, 2011).
Peta Iflow dan Outflow memiliki fungsi atau kegunaa yang hampir sama atau
sejalan. Inflow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang masuk dari suatu
departemen ke departemen lainnya. Outflow digunakan untuk mencari koefisien
ongkos yang keluar dari suatu departemen ke departemen lainnya (Nasution dan Hari,
2015).
Terdapat beberapa keuntungan yang didapat oleh perusahaan jika menggunaan peta
atau diagram inflow – outflow . Keuntungan Menurut penelitian, sebagian besar biaya
produksi bersumber dari biaya permindahan material. Biaya pemindahan material
tergambar dalam perhitungan ongkos material handling.
PARKI
REC STO KPS TBG2 XMR2 XMR1
R
RUANG DAYA
PARKI
WHS MXR5 MXR3 BPC3 BPC2 TBG1 (GENERATOR
R
)
RUANG
IMPAL TBG4 CMP TBG3 EVP VCP
OFFICE BOY
KANTIN
MUSOL RUANG
TAMAN PARKIR
A SATPAM
Layout
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Biskuit merupakan salah satu produk makanan yang sangat digemari oleh
berbagai kalangan masyarakat. Biskuit memiliki tekstur yang renyah dan memiliki
beragam jenis, bentuk dan rasa yang membuat konsumen menyukai dan memilih
produk biskuit. Selain itu, biskuit dapat dikonsumsi oleh berbagai segmen umur, mulai
dari orang tua, dewasa, remaja, hingga anak-anak. PT. Planet Biskuit sendiri adalah
perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan. Fokus produksi dari PT. Planet
Biskuit sendiri hingga saat ini masih pada produk makan ringan yaitu produk biskuit
coklat. Kapasitas produksi yang mampu dibuat perusahaan ini dalam satu jam adalah
100 produk biskuit coklat. PT Planet Biskuit menyediakan biscuit dalam bentuk bintang
agar mudah diterima oleh masyarakat dan menjadi ciri khas tersendiri untuk menarik
minat masyarakat. Kemasan yang disediakan terdiri dari kemasan primer, sekunder
dan tersier. Struktur organisasi dari Planet Biscuit yaitu mempunyai bentuk struktur
organisasi lini dan staf. Bentuk organisasi ini berarti terdapat departemen lini kerja dan
staf. Departemen lini kerja dipimpin oleh seorang Kepala Manager yang memegang
department tersebut dan membawahi seorang staff di departemen tersebut,. Proses
yang dilakukan terdiri dari 17 macam proses. Dengan mesin yang berbeda beda agar
mendapat kualitas dan kuantitas yang maksimal.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada perencanaan proyek ini yaitu sebaiknya dilakukan
proses pengkajian secara lebih mendalam baik pada proses, spesifikasi bahan, dan lain-lan.
Selain itu diperlukan penunjang data yang lebih lengkap serta beberapa pertimbangan supaya
proyek dapat dijalankan sesuai dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA