Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek

Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu


fenomena yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang
ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut
berkompetisi dalam menjaring konsumen lokal. Dampak globalisasi menyebabkan
perusahaan yang terdiri dari berbagai macam perusahaan seperti perusahaan
makananan atau minuman berkembang dengan cepat. Perusahaan dituntut untuk
mengerti kebutuhan dan keinginan konsumen untuk menyesuaikan kemampuan
perusahaan dengan kebutuhan yang sesuai keinginan konsumen.

Dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar
yang sangat besar untuk produk biskuit. Saat ini lebih dari 100 perusahaan
bersaing dalam dalam industri ini. Produk biskuit ini dikonsumsi oleh semua
kelompok umur, dari semua golongan, mulai daerah perkotaan hingga ke pelosok-
pelosok daerah. Saat ini lebih dari 100 perusahaan bersaing dalam dalam industri
ini. PT Khong Guan Biscuit Indonesia, PT Mayora Indah dan PT Ultra Prima
Abadi merupakan pemain utama dari dalam negeri. Sedang dari luar negeri hadir
raksasa-raksa sepeti Arnott’s, Danone dan Nabisco.

Dalam industri biskuit tak satu pun pemain yang mendominasi. Di antara 6
subkategori produk biskuit, yakni: wafer, assorted, crackers, marie, stick dan
cookies, pemimpin pasarnya berbeda-beda. Untuk wafer, rajanya GOT melalui
merek dagang Tango dan Garuda Food yang diwakili merek Gery. Untuk produk
Crackers, jawaranya adalah Nissin, Khong Guan dan Indofood. Persaingan di
produk crackers adalah yang paling keras. Sedang untuk produk assorted biscuit,
Khong Guan tampil sebagai leader. Di belakangnya adalah Kraft Food Indonesia
lewat Legenda, dan Arnott's Indonesia lewat Venezia. Untuk kategori biskuit,
Mayora memiliki cukup banyak merek, seperti Roma, Danisa, Beng-Beng, Slai
Olay, Better dan Astor.

1
Menurut ditaksir market size bisnis biskuit capai Rp 18 triliun, membuat
para pemainnya berlomba-lomba memasarkan berbagai varian produk biskuit agar
digandrungi konsumen. https://swa.co.id/swa/trends/marketing/wow-bisnis-
biskuit-rp-18-triliun-jadi-rebutan Swa Magazine (2016).
Tabel 1.1
Market Share Industri Biskuit dan Kukis
Brand Share (%)
Merek 2015 2016 2017
Roma 25,20 27,10 38,50
Khong guan 13,60 14,60 14,00
Biskuat 11,30 11,10 9,40
Monde 9,10 7,00 7,10
Nissin 6,70 10,60 6,20
Belvita 6,50 7,80 2,30
Sumber : Internal Perusahaan (2018)

PT. Bonli Cipta Sejahtera berdiri Tahun 2012, merupakan penggabungan


dua perusahaan yang bergerak di bidang produsen kue kering yaitu Ina Cookies,
dan Ladifa Cookies. tujuan penggabungan satu atap manajemen adalah untuk
saling menunjang dan menjadi perusahaan yang lebih profesional , selain
sertifikasi halal PT. Bonli Cipta Sejahtera juga menerapkan Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) sebagai sistem keamanan pangan yang telah
diakui oleh internasional, agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta
memenuhi kebutuhan konsumen.

Melalui salah satu Brand nya Ladifa Cookies tengah melakukan kajian
untuk meluncurkan suatu produk konsumsi kukis harian berklaim dengan konsep
Kukis Sehat dengan nama LadifaBites, suatu produk untuk menyasar pasar secara
khusus bagi konsumen yang sadar akan kesehatan dengan harapan produk
ladifabites akan menjadi pilihan cemilan sehat,bagi konsumen yang memiliki
tingkat kesadaran akan kesehatan.

2
LadifaBites, produk Healthy Cookies diciptakan atas dasar kekhawatiran
pada kalangan tertentu yang tidak bisa mengkonsumsi sembarang cemilan.
Kalangan tertentu yang dimaksud adalah masyarakat yang kesehatannya sangat
sensitif terhadap asupan konsumsi. Seperti mereka yang memiliki diabetes,
menjalankan program diet, memiliki tekanan darah tinggi dan ‘berkebutuhan
khusus’. Tahun 2007 – 2008 ide ini muncul dan sedikit demi sedikit mulai
direalisasikan dan didukung oleh banyak pihak.

Sumber: www.ladifa-cookies.com
Gambar 1.1
Logo PT.Bonli Cipta Sejahtera

Ladifabites menjadi sebuah ide dan solusi kesehatan. Healthy Cookies


yang memiliki kandungan Gluten Free, Less Sugar, Eggs Free dan Trans Fat
Free. Ladifa Bites memiliki kandungan yang tidak biasa pada bahan kue
umumnya. Cookies yang dibuat adalah Gluten Free atau bebas dari kandungan
gluten. Hal ini didasari oleh anaknya yang tidak dapat menerima kandungan
gluten. Pada umumnya bagian pencernaan seseorang yang ‘berkebutuhan khusus’
menolak untuk mengkonsumsi gluten, dikarenakan pada bagian usus sangatlah
sensitif. Jika pengkonsumsian gluten ini dipaksakan maka usus akan rusak dan
nutrisi tidak dapat diserap oleh tubuh.

Selain dari Gluten Free, Ladifabites juga Less sugar atau rendah gula.
Dalam ilmu kesehatan, gula adalah salah satu bahan makanan peningkat energi
pada tubuh kita namun tidak sedikit juga resiko yang akan ditimbulkannya jika
tubuh manusia mengkonsumsi gula secara berlebihan. Maka bahan pemanis pada
cookies LadifaBites digantikan oleh gula palem. Walaupun gula palem tidak

3
semanis gula putih namun khasiat dan kandungan nya pun sangat bermanfaat bagi
tubuh dibandingkan gula putih.

Sehingga dengan melihat peluang bisnis produk cookies dengan


mengutamakan rasa yang dinilai persaingan bisnis yang ketat, maka
pengembangan produk cookies dengan fungsi menjaga kesehatan dirasa baik
untuk dilakukannya bisnis project. Sehingga, penulis melakukan bisnis project
dengan judul, “Analisa Proyek Pembuatan Produk Healthy Cookies
Ladifabites Sebagai Upaya Pengembangan Produk Melalui Metode Business
Model Canvas di PT Bonli Cipta Sejahtera (BCS)”

1.2. Gambaran Lingkungan Internal (Internal Environment Analysis)


Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perusahaan.
Analisis lingkungan internal perusahaan didefinisikan sebagai suatu proses
perencanaan strategi yang mengkaji bidang pemasaran, dan distribusi perusahaan,
penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan
perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan dari masing-masing divisi tersebut sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani
ancaman (Lawrence dan Wiliam, 1998) dalam Susanthi (2017). Analisis terhadap
lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah
kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis
internal yang dimiliki perusahaan.

4
Lingkungan internal dari PT Bonli Cipta Sejahtera adalah sebagai berikut:
1. Pemasaran dan Distribusi
Aktivitas utama pemasaran yang dilakukan oleh PT BCS adalah sebagai
berikut:
a. Pemasaran Online
- Social Media
- Website
- Email Marketing
- Google Ads
b. Pemasaran Offline
- Pameran
- Media Masa (Koran dan Majalah)
- Televisi
- Radio
Aktivitas utama distribusi yang dilakukan oleh PT BCS adalah sebagai
berikut:
a. Jasa Ekspedisi Laut
b. Jasa Ekspedisi Udara
c. Fasilitas Distribusi (Kendaraan Operasional Perusahaan)
Berikut merupakan fasilitas distribusi dan penjualan PT BCS yang telah
disajikan pada Tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2
Bangunan Fasilitas Distribusi dan Penjualan PT Bonli Cipta Sejahtera
No. Fasilitas Luas
1. Gudang pengiriman wilayah 1 200 m2
(Kota Bandung)
2. Gudang pengiriman wilayah 2 150 m2
(Kota Bekasi)
3. Gudang pengiriman wilayah 3 300 m2
(Kota Surabaya)

5
4. Official store Bandung 1 (Cookies 30 m2
Gallery)
5. Official store Bandung 2 (Cookies 6 m2
Gallery)
Sumber: PT BCS
2. Penelitian dan Pengembangan
a. Aktivitas penelitian yang dilakukan oleh PT BCS adalah sebagai berikut:
- Riset pasar, dengan bekerjasama dengan RAD Research and
Consulting
- Uji panel yang dilakukan pada produk baru
b. Aktivitas pengembangan yang dilakukan oleh PT BCS adalah sebagai
berikut:
- Pengembangan terhadap resep yang sudah ada
- Pengembangan terhadap produk yang sudah ada
3. Produksi dan Operasi
Aktivitas produksi dan operasi yang dilakukan oleh PT BCS adalah sebagai
berikut:
- Produksi dengan produk berupa kue kering merek Ina Cookies dan La Difa
Cookies yang beroperasi di pabrik PT BCS dengan pengawasan
Departemen Manufaktur
Berikut merupakan fasilitas produksi yang dimiliki PT BCS yang telah
disajikan pada Tabel 1.3 di bawah ini.
Tabel 1.3
Fasilitas Produksi PT BCS
No. Bangunan Luas (m2)
1. Factory 1 100
2. Kantor 1 22
3. Kantor 2 18
4. Finish Goods Warehouse 50
5. Raw Materials Warehouse 35

6
6. Ruang Makan 25
7. Mess 75
8. Mushola 5
9. Ruang Keamanan 2
10 Shipping Warehouse 12
Total 344
Sumber: HRD PT BCS
4. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh PT BCS sebanyak 500
orang terdiri dari 150 orang merupakan penjumlahan dari jumlah karyawan tetap
dan direksi sementara 350 orang merupakan karyawan tidak tetap.
Berikut merupakan struktur organisasi PT BCS yang telah disajikan pada
Gambar 1.2 di bawah ini.

Sumber: HRD PT BCS


Gambar 1.2
Struktur Organisasi PT BCS

7
5. Faktor Keuangan PT BCS
Pendapatan PT BCS bersumber dari penjualan seluruh produk baik retail, juga
reseller atau distributor yang tersebar di dalam dan di luar Negeri.
1.3. Gambaran Lingkungan Eksternal (External Environment Analysis)
Lingkungan eksternal perusahaan adalah semua kejadian di luar
perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan (Chuck
Williams, 2001:51). Pearce II dan Robinson (2013) mendefinisikan lingkungan
eksternal merupakan faktor-faktor diluar kendali yang mempengaruhi pilihan
perusahaan mengenai arah dan tindakan, yang pada akhirnya juga mempengaruhi
struktur organisasi dan proses internalnya.
Analisis lingkungan eksternal perlu dilakukan untuk mengidentifikasi
peluang peluang dan ancaman-ancaman besar yang dihadapi suatu organisasi
terhadap perubahan lingkungan eksternal perusahaan sehingga manajer dapat
merumuskan strategi guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang tersebut
dan menghindar atau meminimalkan dampak dari ancaman potensial yang
muncul.
Ketika menentukan lingkungan, harus dinilai pengaruh faktor internal dan
eksternal bisnis tersebut. Pengaruh kedua faktor tersebut akan menentukan
pengembangan bisnis strategis dan akan membantu dalam mengidentifikasi
peluang potensial dan ancaman dalam bisnis. Ada dua jenis lingkungan yang akan
dibahas dalam perencanaan bisnis, general environment dan immediate
environment. Hal-hal yang perlu ditinjau dari general environment telah disajikan
pada Tabel 1.4 di bawah ini:
Tabel 1.4
General Environment
Ekonomi
Faktor-faktor penting yang Faktor daya beli masyarakat yang
mempengaruhi bisnis adalah stabilitas harus di perhatikan oleh PT BCS
ekonomi, pajak, simpanan masyarakat, dalam menentukan strategi penetapan
depresiasi, pasar tenaga kerja, harga untuk produk baru Ladifabites
pembentukan ekonomi mikro, Healthy Cookies

8
infrastruktur politik eksternal (seperti,
trade policy, strategi pengembangan
eksport dan lain-lain). Tapi faktor
yang perlu diperhatikan yaitu faktor
yang mempengaruhi biaya produksi
(harga pemasok dan kompetitor serta
fiscal pemerintah dan monetary) dan
kondisi pasar produk atau jasa yang
diproduksi.

Sosial
Pengaruh sosial untuk perusahaan Faktor sosial yang harus diperhatikan,
adalah perberdayaan budaya, gaya adalah dampak dari penggunaan
hidup konsumen, dimana keduanya produk tersebut, yang di targetkan
memiliki pengaruh terhadap oleh Perusahaan akan merubah gaya
permintaan produk atau servis yang hidup konsumen menjadi lebih baik,
diproduksi. sesuai kampanye pemasaran awal
produk.
Teknologi
Kesempatan dalam teknologi termasuk Teknologi menjadi salah satu
ancaman dan peluang dalam bisnis. tantangan bagi perusahaan dalam
Ancaman menjadi resiko yang diambil menjalankan proyek ini, mengingat
perusahaan ketika menginvestasikan dibutuhkan teknologi yang canggih
sejumlah uang untuk R&D dengan untuk bisa memproduksi makanan
tidak adanya jaminan bahwa teknologi sehat.
akan diterima. Peluang diperoleh
ketika teknologi membawa perusahaan
untuk bertahan dalam waktu yang
lama dalam tantangan berkompetisi.

9
Hukum (Legacy)
Beberapa isu penting yang termasuk Legalitas yang dimiliki oleh PT BCS
dalam persoalan legalisasi adalah saat ini sudah cukup mumpuni untuk
trade practices, perpajakan, menjalankan bisnis ini, diantaranya
pembangunan regulasi, registrasi adalah:
bisnis, kebutuhan untuk pembuatan - Izin BPOM
laporan ke pemerintah, obligasi, - Sertifikat halal dari MUI
keinginan pemegang saham, pekerja,
resiko kesehatan dan keselamatan.

Sumber: Diolah Penulis

Kemudian, hal yang paling penting untuk dianalisa dalam lingkungan bisnis
adalah immediate environment yang merupakan fundamental penting dalam
kesehatan bisnis. Lingkungan ini akan mengisolasi bisnis dari peluang dan
ancaman. Dalam immediate environment akan dianalisa mengenai analisis industri
dan five forces competitive advantage dari Porter.

Porter (1998) menyebutkan bahwa industri memiliki lima kekuatan yang


saling berinteraksi sehingga membentuk kompetisi, yaitu:

1. Tingkat Persaingan (Rivalry)


Organisasi berada dalam industri yang penuh pemain. Produk atau jasa harus
menghasilkan superior customer value yang dapat diperoleh melalui
diferensiasi atau biaya rendah dan juga posisinya dimata pesaing. Analisa
sumber-sumber laba/keunggulan kompetitif termasuk keunikan dalam
menghasilkan produk atau jasa sesuai dengan keinginan pembeli,
mengidentifikasi segmen pasar yang menguntungkan, sumber penerimaan
yang menguntungkan, strategi pricing, menguasai posisi tawar yang
menguntungkan.

10
2. Pendatang Baru
Banyak organisasi yang karena keberhasilannya tidak memperhitungkan
organisasi kecil yang dapat menjadi pesaing dan mengambil konsumen
setianya. Pendatang baru dalam suatu industri akan merubah kapasitas, yaitu
keinginan untuk memperoleh market share. Ancaman tersebut tergantung dari
faktor-faktor hambatan yang ada sebagai reaksi kompetitornya. Ada 6 sumber
utama penghalang untuk masuk didalam industri, yaitu:
a. Skala ekonomi
Menunjukkan turunnya skala ekonomi per unit, karena secara absolut
pemain baru harus memproduksi skala besar atau biaya rendah. Ini berarti
harus melakukan skala ekonomi pada produksi, penelitian, pemasaran
maupun jasa.
b. Diferensiasi produk
Merek menciptakan penghalang bagi pemain baru untuk mengarah pada
sifat keunikan produk atau jasa dan loyalitas konsumen. Diferensiasi
tersebut dapat berupa iklan, customer service, produk unggulan. Untuk
menambah tinggi pagar hambatan ini maka dapat digabungkan dengan
faktor skala ekonomis.
c. Kebutuhan modal
Modal diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha, usaha yang
membutuhkan modal besar lebih sulit untuk dimasuki, namun perusahaan
besar mampu untuk menginvestasi industri lainnya.
d. Akses ke saluran distribusi
Pemain baru harus mengamankan saluran distribusinya. Semakin
terbatasnya jalur distribusi ataupun penjual eceran terhadap produk
tertentu maka semakin menghambat pemain baru untuk ikut bersaing.
e. Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi jumlah pemain atau malah membuka peluang
untuk pemain baru, dan bisa menutup peluang bisnis baru.

11
f. Cost disadvantage independent of scale
Akses terhadap bahan baku, lokasi yang strategis, subsidi pemerintah,
lokasi yang menguntungkan tidak dimiliki oleh pemain baru walaupun
mereka mampu untuk melakukan produksi besar karena adanya kurva
belajar (learning curve).
3. Kekuatan pemasok. Keunggulan akan dimiliki pemasok apabila jumlahnya
relatif sedikit dan pemasok cukup besar. Kadang industri tidak mempunyai
kekuatan terhadap pemasoknya sehingga dimungkinkan terjadi. Tetapi ada
kalanya pelanggan memiliki kekuatan terhadap pemasok. Keadaan ini terjadi
karena pengguna terbesar produk tersebut dan atau produk tersebut memiliki
banyak pesaing. Keuntungan menjadi pelanggan yaitu dapat melakukan
kerjasama dengan pemasok sehingga mereka akan dapat mendukung
pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan.
4. Kekuatan konsumen. Di dalam situasi persaingan yang ketat dimana hampir
disetiap tempat terdapat penyedia produk atau jasa, maka kekuatan konsumen
untuk memilih sangat besar.
5. Produk pengganti/substitusi. Produk substitusi menempatkan suatu perusahaan
pada keterbatasan dalam menentukan harga.
1.4. Permasalahan atau Kendala Proyek
Permasalahan yang di diperkirakan terjadi dalam pelaksanaan proyek ini
jika di petakan sesuai dengan blok Bisnis Model Kanvas telah disajikan pada
Tabel 1.5 di bawah ini:
Tabel 1.5
Permasalahan atau Kendala Proyek
Customer Segments Customer Segment seperti apa yang
akan di bidik oleh Produk Ladifabites?
Customer Relation Bagaimana Perusahaan menjalin
hubungan dengan Customer?
Value Proposition Value apa yang akan di berikan Oleh
Produk Ladifabites?

12
Key Activities Apa aktivitas yang menjadi kunci
terselenggaranya proyek ini?
Key Partners Siapa Mitra dalam menjalankan proyek
ini?
Key Resourches Sumber daya seperti apa yang
dibutuhkan untuk menjalankan proyek
ini?
Channel Channel penjualan mana saja yang akan
digunakan dalam proyek ini?
Cost Structure Bagaimana Struktur modal yang
digunakan dalam proyek ini?
Revenue Streams Apa saja Sumber Pendapatan dalam
Proyek ini?
Sumber: Diolah Penulis
1.5. Kerangka Pemikiran
Berikut merupakan kerangka pemikiran yang penulis gunakan dalam
bisnis project yang telah disajikan pada Gambar 1.3 di bawah ini.

13
Gambar 1.3
Kerangka Pemikiran

Gagasan Usaha

ANALISA POTENSI PROYEK


Lingkungan & Keunggulan
usaha/ bisnis

TIDAK
Layak?

IYA

PERENCANAAN
BISNIS

KEY VALUE COST REVENUE


ACTIVITIES PROPOSITION STRUCTURE STREAMS

KEY CUSTOMER
RESOURCHES RELATIONSHIP

KEY CHANNELS

PARTNERS

CUSTOMER
SEGMENTS TIDAK

Layak?

IYA

START UP

14

Anda mungkin juga menyukai