PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi dari spesies
Leptospira, famili Leprospiraceae ordo Spirochaetales yang patogen, bermanifestasi sebagai
demam akut. Penyakit ini tersebar luas di berbagai penjuru karena berkaitan erat dengan
keberadaan tikus sebagai reservoir utama selain ditularkan oleh kucing, anjing, dan hewan
lainnya beriringan dengan faktor lingkungan. Pada manusia, penyakit ini secara langsung
timbul dari paparan pekerjaan (tempat pemotongan hewan, lahan pertanian dan peternakan),
tempat rekreasi, atau disebabkan oleh bencana alam. Sedangkan penularan secara tidak
langsung dapat terjadi pada pekerja selokan, tambang, penampungan kotoran, dan prajurit.
Keberadaan penyakit ini bergantung dengan musim yang sedang berlangsung. Etiologi
leptospirosis adalah Leptospira yang sudah masuk ke dalam tubuh dapat berkembang dan
memperbanyak diri serta menyebar ke organ tubuh. Setelah dijumpai Leptospira di dalam
darah (fase leptospiremia) akan menyebabkan terjadinya kerusakan endotel kapiler
(vasculitis). Masa inkubasi leptospirosis adalah antara 2-30 hari, biasanya rata-rata 7-10 hari.
Kriteria kasus yang dimiliki yaitu kasus suspek, kasus probable, dan kasus konfirmasi.
Data yang disajikan meupakan data sekunder karena data pada kasus leptospirosis di
seluruh kecamatan Boyolali pada tahun 2012-2015 diperoleh dari hasil laporan yang berasal
dari puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Data yang dihasilkan berupa
grafik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode
kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, dengan
sampel yang berjumlah 47 kasus di seluruh kabupaten Boyolali. Berdasarkan indikator orang
penderita leptospirosis di Kabupaten Boyolali tahun 2012-2015 menyebar di berbagai
kelompok umur, pada umumnya banyak diderita oleh orang dewasa. Hal ini terjadi karena
pada usia tersebut biasanya orang banyak melakukan kegiatan di luar rumah yang
berhubungan dengan air dan tanah. Keputusan atau tindak lanjut hasil surveilans dapat berupa
advokasi. Tahap advokasi yakni melakukan penyiapan bahan perencanaan, monitoring &
evaluasi, koordinasi pelaksanaan advokasi dan fasilitasi kejadian luar biasa, serta wabah dan
bencana (BBTKLPP, 2013). Advokasi dilakukan kepada Bupati / Walikota dan DPRD.
3.2 Saran
Bannister BA, Begg NT, Gillespie S. Penyunting. Leptospirosis. Dalam: Infectious disease,
Bannister BA, Begg NT, Gillespie S, penyunting. Edisi pertama. Cambridge:
Blackwel Scinece 1996.h.195-8