Disusun oleh
dr. Derajat Fauzan Nardian
Pendamping
dr. Sri Kayati
DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS KLEGO I
2018-2019
HALAMAN PENGESAHAN
A. LATAR BELAKANG
Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
khususnya Negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis yang memiliki curah
hujan tinggi. Leptospirosis adalah salah satu penyakit infeksi yang terabaikan atau
Neglected Infectious Diseases (NIDs) yaitu penyakit infeksi yang endemis pada
masyarakat miskin atau populasi petani dan pekerja yang berhubungan dengan air
dan tanah di negera berkembang. Leptospirosis merupakan zoonosis yang paling
luas tersebar diseluruh dunia, kecuali daerah kutub. Hal ini mungkin dikarenakan
leptospirosis mampu bertahan lama dalam lingkungan yang hangat dan lembab1.
Penyakit secara epidemiologik dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu
faktor agent penyakit yang berkaitan dengan penyebab termasuk jumlah,
virulensi,patogenitas bakteri leptospira, faktor kedua yang berkaitan dengan faktor
host (penjamu) termasuk didalamnya keadaan kebersihan perorangan, keadaan
gizi, usia, taraf pendidikan, dan faktor ketiga yaitu lingkungan. Pada risiko
leptospirosis faktor risiko lingkungan yang sangat berpengaruh seperti adanya
genangan air dan sanitasi yang buruk2.
Menurut International Leptospirosis Society (ILS) saat ini Indonesia
merupakan salah satu negara tropis dengan kasus kematian leptospirosis relatif
tinggi, yaitu berkisar antara 2,5% - 16,45% atau rata- rata 7,1% dan termasuk
peringkat tiga di dunia untuk mortalitas. Case Fatality Rate (angka kematian) ini
dapat lebih tinggi hingga mencapai 56% apabila penderita leptospirosis telah
berusia lebih lama dari 50 tahun serta terlambat mendapatkan pengobatan3.
Beban leptospirosis diperkirakan 500.000 orang di seluruh dunia per
tahun, meskipun perkiraan baru sedang dikembangkan oleh kelompok konsultasi
ahli yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, jumlah
kasus yang dilaporkan terkait dengan bencana alam dan banjir telah meningkat
dengan wabah paling menonjol terjadi di Nikaragua (1995), Peru dan Ekuador
(1998), Orissa (1999), Malaysia (2000), Jakarta (2002), Mumbai (2000 dan 2005),
dan Filipina (2009). Tidak semua negara menganggap leptospirosis sebagai
ancaman kesehatan masyarakat yang perlu pencegahan sedini mungkin, mungkin
dikarenakan dengan kemampuan diagnostik disetiap negara berbeda-beda.
Leptospirosis pada umumnya menyerang para petani, pekerja perkebunan, pekerja
tambang atau selokan, pekerja rumah potong hewan dan militer3.
Berdasaran data dari Kementrian Kesehatan tahun 2017, menyatakan
bahwa provinsi yang melaporkan adanya kasus leptospirosis yaitu Provinsi DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten dan
Kalimantan Selatan16. Provinsi Jawa Tengah memegang angka kasus terbanyak
disetiap tahunnya dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebanyak 164
kasus dan yang dilaporkan meninggal dunia sebanyak 30 kasus (CFR 18.29%)16.
Sedangkan berdasarkan data Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Triwulan 2 tahun 2016, kasus dan kematian leptospirosis di Jawa Tengah yaitu
pada tahun 2012 terdapat 129 kasus dan 20 orang meninggal (CFR 15.50%),
tahun 2013 terdapat 156 kasus dan 17 orang meninggal (CFR 10.90%), tahun
2014 terdapat 207 kasus dan 34 orang meninggal (CFR 16.42%), tahun 2015
terdapat 149 kasus dan 24 orang meninggal (CFR 16.10%) dan tahun 2016 sampai
pada triwulan 2 terdapat 60 kasus dan 14 orang meninggal15. Penyebaran kasus
leptospirosis di Jawa Tengah terdapat di beberapa Kabupaten, yakni Jepara, Pati,
Demak, Semarang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Purworejo,
Banyumas dan Cilacap.
Seperti diketahui bahwa bulan Januari dan Februari, di Kabupaten Boyolali
telah ditemukan delapan kasus penyakit leptospirosis, dengan korban meninggal
sampai tiga orang. Penyebarannya pun tidak hanya ke manusia, akan tetapi mulai
menjangkit ke hewan ternak.
B. DASAR TEORI
1. Definisi
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
patogen spirochaeta, genus Leptospira. Spirochaeta ini pertama kali diisolasi
di Jepang oleh Inada setelah sebelumnya digambarkan oleh Adolf Weil tahun
1886. Weil menemukan bahwa penyakit ini menyerang manusia dengan gejala
demam, ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal. 6,12
Di Indonesia, gambaran klinis leptospirosis dilaporkan pertama kali oleh
Van der Scheer di Jakarta pada tahun 1892, sedang isolasinya dilakukan oleh
Vervoot pada tahun 1922. Penyakit ini disebut juga sebagai Weil disease,
Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease.6
2. Etiologi
Leptospira yang termasuk dalam ordo Spirochaeta, dapat menyebabkan
penyakit infeksius yang disebut leptospirosis. Leptospira merupakan
organisme fleksibel, tipis, berlilit padat, dengan panjang 5-15 μm, disertai
spiral halus yang lebarnya 0,1-0,2 μm. Salah satu ujung bakteri ini seringkali
bengkok dan membentuk kait. 9,12,13 Leptospira memiliki ciri umum yang
membedakannya dengan bakteri lainnya. Sel bakteri ini dibungkus oleh
membran luar yang terdiri dari 3-5 lapis. Di bawah membran luar, terdapat
lapisan peptidoglikan yang fleksibel dan helikal, serta membran sitoplasma.
Ciri khas Spirochaeta ini adalah lokasi flagelnya, yang terletak diantara
membran luar dan lapisan peptidoglikan. Flagela ini disebut flagela
periplasmik. Leptospira memiliki dua flagel periplasmik, masing-masing
berpangkal pada setiap ujung sel. Kuman ini bergerak aktif, paling baik dilihat
dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap.9,12
Gambar 1. Leptospira interrogans
# antara fase leptospiremi dengan fase imun terdapat periode asimtomatik (1-3
hari)
12. Dirumah terdapat jendela atau pintu yang selalu terbuka? 44 orang 6 orang
21. Bahan makanan yang mentah atau matang diberi penutup? 16 orang 34 orang
Setelah dilakukan analisis kuisioner faktor risiko yang telah diisi oleh
peserta didapatkan hasil bahwa 5 poin yang paling berisiko menyebabkan
penyakit leptospirosis dari segi lingkungan adalah terdapat tikus dirumah, jendela
atau pintu yang selalu terbuka dirumah, terdapat peliharaan hewan dirumah, tidak
terdapat plafon dirumah, dan pekerjaan yg berhubungan dengan
air/tanah/hewan/sampah, terdapat.