Anda di halaman 1dari 3

Konsep Klise Yang Tidak Membosankan, Kehidupan Nyata dan Cerita Novel

Alur ‘klise’ dari sebuah cerita acapkali menjadi sorotan bagi suatu karya yang
dipublikasikan. Tak jarang penulis diremehkan oleh berbagai kalangan pembaca karena
mengusung sebuah cerita yang garis besarnya sudah sering sekali digunakan oleh banyak penulis
lain. Mari kita ambil ilustrasi dari suatu jenis karya yang banyak digemari orang saat ini. Karya
tersebut merupakan sebuah novel yang secara garis besar menceritakan tentang hubungan
seorang lelaki suram yang kehidupannya bagai tuts piano yang hanya hitam dan putih, monoton
dan tidak berwarna. Lelaki tersebut kemudian bertemu dengan seorang gadis yang menderita
suatu penyakit ganas yang membuat hidupnya tidak lama lagi. Lalu mereka menghabiskan waktu
bersama-sama karena merasa memiliki kesamaan nasib. Mereka membuat perjanjian agar si
lelaki mau menemani di gadis memenuhi daftar hal yang ingin dilakukannya sebelum mati.
Hingga akhirnya mereka jatuh cinta. Cerita seperti itu akhir-akhir seringkali kita temukan di
berbagai macam novel, cerpen, atau industri film. Nah, lantas apakah karya-karya dengan cerita
sejenis semata-mata membuat karya tersebut membosankan? Apakah cerita dengan tema klise
sebegitu menjenuhkannya? Namun mengapa banyak karya dengan cerita seperti itu masih laku di
pasaran? Sebenarnya seberapa buruk ‘cerita klise’ itu?

Pada dasarnya, semua kisah dalam suatu novel, cerita pendek, film, dan sebagainya, adalah
klise, meniru ide cerita yang pernah ada sebelumnya. Pada masa sekarang ini, mustahil rasanya
membuat sebuah cerita yang benar-benar brand new tanpa mengadaptasi garis besar cerita yang
pernah ada. Berbeda dengan teori saintifik alam semesta yang dinamis, kisah-kisah kehidupan
manusia cenderung lebih statis. Jalan hidup manusia memang berbeda satu sama lain, namun
garis besarnya tetap sama, yaitu lahir, hidup dengan konflik dan kebahagiaan, kemudian
meninggal. Ada dua kemungkinan yang bisa menjadi resolusi cerita hidup seseorang, masalah
yang terselesaikan sebelum meninggal atau masalah yang tidak teratasi sebelum meninggal.
Masalah yang menimpa tiap orang juga berbeda-beda, namun sebenarnya jenisnya sama, hanya
saja polanya berbeda. Misalnya, seorang siswa A sering mendapat nilai merah selama tahun
sekolahnya, namun kemudian ia berhasil masuk universitas dan selalu mendapat nilai
memuaskan selama kuliah. Di sisi lain, siswa B adalah anak yang tergolong cerdas selama
bersekolah, nilainya selalu di atas rata-rata, namun ketika memasuki masa perkuliahan,
kemampuannya seolah menurun hingga memengaruhi nilainya secara drastis. Masalah yang
dihadapi kedua siswa tersebut pada dasarnya adalah sama, yaitu perihal nilai buruk, namun pola
permasalahannya berbeda. Begitu pula dengan aspek keberuntungan atau kesuksesan dalam
hidup manusia. Seseorang yang selalu tertekan dan seolah ingin menyerah dari kehidupannya
belum mengetahui bahwa kebahagiaan yang dinantikannya sudah menunggu di suatu masa yang
akan datang, sementara itu orang lain yang dikenalnya sudah menemukan sumber
kebahagiaannya lebih dulu. Hal ini sama seperti aspek ‘masalah’ tadi. Kedua orang tersebut
sama-sama mendapatkan kebahagiaan, namun pola dan waktunya berbeda. Dalam kehidupan,
selalu ada masalah dan selalu ada kebahagiaan yang akan ditemui seseorang. Lagi-lagi sebuah
konsep yang klise.

Kehidupan manusia yang klise itulah yang menginspirasi terbentuknya sebuah karya.
Ditambah lagi, jumlah orang-orang yang menuliskan karyanya semakin banyak sejak populasi
manusia semakin meningkat, sementara ‘klasifikasi kejadian’ yang ada di dunia hanya itu-itu
saja. Dari segi jumlah saja sudah bisa dikatakan ‘berbanding terbalik’, karena itulah mustahil
untuk menciptakan sebuah cerita yang benar-benar orisinil tanpa ada kesamaan garis besar
dengan cerita lain. Namun mengapa orang-orang masih menyukai cerita-cerita? Mengapa orang
masih membaca dua cerita yang memiliki garis besar sama, bahkan memiliki akhir yang—bisa
ditebak—sama pula?

Jawabannya adalah tentu karena faktor terpenting dari sebuah ide cerita pada masa
sekarang bukanlah garis besar idenya, namun pola pengembangan dari berbagai konflik yang
terjadi dalam cerita tersebut, sama seperti konsep kehidupan-klise-manusia yang telah dijelaskan
sebelumnya. Penulis yang handal adalah penulis yang mampu mengatur pola ceritanya
sedemikian rupa hingga terasa tidak membosankan dan terkesan seru bagi pembaca. Pembawaan
yang mengalir dinamis dan teratur akan membawa pembaca ikut ‘tenggelam’ dalam cerita,
sehingga mereka bisa lebih menikmatinya dan memberikan kesan penasaran.

Kemampuan memilih kata yang baik juga menjadi salah satu faktor penting dalam
pengembangan cerita. Pilihan kata yang tepat akan mampu membuat pembaca ‘tenggelam’ lebih
dalam karena terpukau entah dengan keindahannya atau keteraturannya. Lagi-lagi masalah
keteraturan. Pemilihan kata juga harus sesuai dengan tema cerita yang diusung. Tidak mungkin
sebuah cerita science-fiction tidak mungkin menggunakan kata-kata yang terlalu berbau
romantisme. Sebuah cerita yang berlatar kerajaan di masa lalu akan cenderung menggunakan
kata-kata yang archaic. Cerita yang berlatar budaya Inggris seharusnya tidak melibatkan
penggunaan kata yang berhubungan dengan budaya Jepang. Pemilihan kata ini juga berlaku
dalam kehidupan sehari-hari. Manusia harus mampu menyesuaikan penggunaan kata dalam
berkomunikasi berdasarkan kalangan yang diajak berbicara.

Dengan mempertimbangkan berbagai hal di atas, maka rasanya tidak adil jika sebuah cerita
diremehkan hanya karena mengusung suatu konsep yang sudah sering digunakan tanpa benar-
benar membaca dan mengetahui isi ceritanya. Ide klise hanyalah bagian kecil yang mendukung
garis besar yang tidak menguraikan keseluruhan konflik cerita. Hanya karena menggunakan ide
yang mainstream, bukan berarti karya tersebut buruk dan tidak bisa laku, sebut saja The Fault in
Our Stars, Your Lie in April (Shigatsu wa Kimi no Uso), A Walk to Remember, dan sebagainya
yang masing-masing mampu meraih popularitas tinggi karena ceritanya yang menarik meskipun
garis besar cerita dari ketiganya sama-sama klise.

Anda mungkin juga menyukai