Anda di halaman 1dari 31

PELAYANAN PUBLIK

(THE FRAME OF SERVICES LAW )


23 Februari 2021
Apa itu hukum pelayanan publik? Hukum – Pelayanan – Publik

HUKUM: Seperangkat peraturan. (Hukum itu dilihat dari cara melihatnya, tergantung dari
perspektifnya).

Philosophy : seperangkat nilai-nilai yg harus diwujudkan, dilihat dari keadilannya. Tidak


harus tertulis.
Normative : seperangkat aturan yg dibuat oleh negara untuk mengatur masyarakat,
yg apabila dilanggar terdapat sanksi, dilihat dari kepastiannya
Sosiologi : melihat efektivitas kebijakan yg ada di masyarakat. dilihat dari
kemanfaatannya.
Secara hukum ketiga nilai ini harus dipenuhi, tapi dalam prakteknya tiga nilai
ini tidak bisa dipenuhi bersamaan. Ketiga nilai ini saling tarik menarik.
Gustav Redburch = spannungverhaltnis (saling tarik menarik)

Kenapa harus mempelajari dari berbagai perspektif:

PELAYANAN
- Collins Dictionary: pelayanan adalah something that the public needs.
- KBBI: hal, cara atau hasil pekerjaan melayani

PUBLIK
- umum, masyarakat, negara

HUKUM PELAYANAN PUBLIK:


UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Pasal 1, “kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administrative yg disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.”

Keseluruhan aturan yg mengatur kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan / atau pelayanan administrative yg disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
PELAYANAN PUBLIK
(PUBLIK SERVICE LAW IN THE CONTEXT OF ADMINISTRATIVE LAW)
2 Maret 2021

Hukum Administrasi Negara:

Baron de Gerando-Bapak HAN (beliau yg pertama memperkenalkan): “Hukum


Administrasi Negara adalah peraturan hukum yang mengatur timbal-balik antara
pemerintah dan rakyat”.

Sebelumnya, HAN dulu bagian dari Hukum Pemerintah, melebur bersama dengan HTN.
Apa yg diungkapkan Baron tentang HAN masih terlalu luas, sehingga mirip dengan
Hukum Publik. Belum ada definisi pembeda antara HAN dan HTN.

HTN = negara dalam keadaan diam.

J. Oppenheim: “HAN adalah keseluruhan aturan hukum yang harus diperhatikan oleh
alat perlengkapan negara dan pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya (mengatur
negara dalam keadaan bergerak – staat in Beweging).

Simpulan:
1. HAN merupakan aturan hukum yang memberi kekuasaan kepada
pemerintah/pejabat administrative untuk membuat/membentuk aturan hukum
dalam hal konkrit.
2. HAN merupakan instrument yuridis bagi pemerintah/pejabat administrative untuk
melibatkan diri/campur tangan dalam kehidupan masyarakat/rakyat.
(mengeluarkan kebijakan PSBB). HAN memang memberi hak pemerintah untuk
silahkan membuat instrument yuridis.
3. Instrument yuridis bagi pemerintah/pejabat administrasi untuk memberi layanan
terhadap segala seluk belum kepentingan masyarakat/rakyat jaminan dan
perlindungan hukum kepada rakyat.

Scope of Administrative Law:


1. Regulating the authority, responsibilities, duites, functions, and behavior of
government officials.
2. Giving Guarantees & legal protection to the community/citizen/people
Hakikat Peran Tujuan
Substansi sistem hukum Mengatur, membatasi, dan Menjamin adanya
nasional (hukum menguji huubungan hukum pemerintahan yang efektif
pemerintah) antara pemerintah dan efisien (doelfreffenheid
(penguasa) dengan rakyat & doelmatigheid). Karena
keputusan yang
dikeluarkan & tindakan
yang dilakukan dapat
digugat bila keliru &
merugikan.

LAPANGAN HAN
- HAN UMUM: Peraturan hukum yg tidak terikat pada suatu bidang tertentu dari
kebijaksanaan penguasa (misal AUPB) dan dapat ditandai dari 2 saluran.
o Pihak pemerintah mempengaruhi masyarakat umum
o Masyarakat mempengaruhi pihak pemerintah
- HAN KHUSUS: peraturan hukum yg terikat pada suatu bidang tertentu dari
kebijaksanaan penguasa. (Hukum Kesehatan, Hukum Pendidikan, dll)
o Keterikatan pada bidang-bidang tertentu mengakibatkan peraturan HAN
bersifat sektoral.

HUKUM
- Publik: masyarakat dengan pemerintah
o HAN
§ HAN UMUM; H.PAJAK; H. PELAYANAN PUBLIK; H. NAKER; H.
PBJP
o HTN
o PIDANA
- Private: warga negara dengan warga negara, atau warga negara dengan badan
hukum
o PERDATA
o DAGANG
o PERKAWINAN
Publik service law in the context of administrative law

KESIMPULAN
1. Hukum Pelayanan Publik merupakan hukum publik karena bagian dari Hukum
Administrasi Negara, khusunya HAN Khusus.
2. Hukum Pelayanan Publik mengatur hubungan negara (lengkap dengan
kewenangan dan instrument pemerintahannya) dengan masyarakat dalam hal
pemenuhan kebutuhan pelayanan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
3. Hukum Pelayanan Publik goal akhirnya adalah memastikan pemerintah (negara)
menjalankan tugas atau bekerja secara efektif dan efisien dalam
penyelenggaraan pelayanan publik
PELAYANAN PUBLIK
(PUBLIC SERVICE LAW)
9 Maret 2021
RAGAAN PELAYANAN PUBLIK & FUNGSI HAN
- Pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap WN dan Penduduk atas barang,
jasa, dan / atau pelayanan administrative. (rechmatigheid, doelmatigheid,
doelfreffendheid).
- Sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bagaimana pemerintah dapat memenuhi pelayanan WN dan kepastian pelayanannya.

DASAR HUKUM PELAYANAN PUBLIK

1. UUD NRI 1945

a. Memajukan kesejahteraan umum, menyejahterakan kehidupan bangsa.


(Pembukaan Alenia ke-4). Selain ada di Pembukaan ada di Pasal 5 ayat (1),
Pasal 18A ayat (2), Pasal 20, Pasal 27, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C,
Pasal 28D, Pasal 28H, Pasal 28I ayat (2), dan Pasal 34 ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945. Yang langsung berkaitan dengan Pelayanan Publik adalah
Pasal 28H.

§ Ada 3 pasal yg tidak langsung berkaitan dengan Pelayanan Publik.


Berkaitan dengan pembentukan Undang-Undang. Dan pemerintah
daerah. Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal 20, Pasal 18A ayat (2)
§ Pasal 27, 28, 34, itu bersinggungan.

b. Pancasila: Sila ke-5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.


Menurut saya untuk dapat dikatakan adil atau tidak maka dibutuhkan
sebuah indikator, dan salah satu yg dapat dipakai menjadi indikator dalam
melihat keadilan adalah melalui Hukum Pelayanan Publik.
c. Salah satu cara mewujudkan kesejahteraan umum adalah dengan
menyelanggarakan pelayanan publik. Efektif, efisien, kepastian.

2. UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.


3. PP No. 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
4. PP No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Publik.
6. Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik Di Lingkungan Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
7. Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi No. 15 Tahun 2014 tentang Pedoman
Standar Pelayanan.
8. Peraturan Menpan No. 24 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional.

KARAKTERISTIK PELAYANAN PUBLIK

1. Adaptabilitas layanan : derajat layanan sesuai dengan tuntutan perubahan yang


dibutuhkan masyarakat. (Kertas à Teknologi Online)
2. Posisi tawar masyarakat : semakin tinggi posisi tawar masyarakat, maka akan
semakin tinggi peluangnya untuk meminta pelayanan yang lebih baik.
3. Type pasar : karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan
yang ada, dan hubungannya dengan masyarakat.
4. Locus control : karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas
transaksi, apakah masyarakat ataukah penyelenggara pelayanan.
5. Sifat pelayanan : siapa yang dominan (penyelenggara atau masyarakat)?

KONSEP IDEAL PELAYANAN PUBLIK

- Dibangun atas dasar komitmen stakeholders untuk mencipatakan pelayanan


publik yg berkualitas
- Dilaksanakan secara Profesional (Akuntabilitas dan Responsibiltitas)

Berkualitas: stakeholders menjalankan peran yg sama, baik dalam merumuskan kriteria


pelayanan, cara pemberian pelayanan, mengatur ketertiban masing2, mengatur
mekanisme pengaduan, pengawasan dan evaluasi.

Profesional: (Akuntabilitas & Responsibiltas)

1. Efektif : pencapaian tujuan dan sasaran lebih diutamakan.


2. Efisien:

- Persyaratan layanan dibatasi pd hal-hal yg berkaitan langsung dengan


pencapaian sasaran.
- Ketepatan waktu dalam pemberian layanan.
- Responsif, cepat menanggapi apa yang menjadi masalah.
- Adaptif, cepat menyesuaian dengan aspirasi & keinginan warga masyarakat yang
dilayani.
3. Sederhana:

- Pelayanan dijalankan dgn mudah, cepat, mudah dipahami


- Transparan : Prosedur, persyaratan, unit kerja, rician biaya dan tata cara
pembayaran, jadwal/waktu
- Keterbukaan : proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka baik diminta
/ tidak diminta.

KRITERIA PELAYANAN PUBLIK

1. Memiliki Dasar Hukum yang jelas dalam Penyelenggaraan.


2. Memiliki Kelompok Kepentingan yang luas termasuk Kelompok Sasaran yang
ingin dilayani.
3. Memiliki Tujuan Sosial.
4. Dituntut untuk Akuntabel Kepada Publik.
5. Memiliki Konfigurasi Indikator Kinerja yang perlu Kelugasan.
6. Sering Menjadi Sasaran Isu Politik.
7. Problem yang dihadapi Multi Dimensi. (terkait dengan bidang lain, E-KTP sering
terlambat karena staff lambat, pengadaan peralatan, bahan perekaman,
distribusinya).

ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Merupakan prinsip-prinsip dasar yang menjadi acuan dalam pengorganisasian, acuan


kerja, serta pedoman penilaian kinerja bagi setiap lembaga penyelenggara pelayanan
publik.

Asas-asas ini dapat dikategorikan sebagai asas-asas umum administrasi publik yang
baik (general principles of good administration).

ASAS UMUM: Asas-asas ini secara langsung menyentuh hakikat pelayanan publik
sebagai wujud dari:
1. Upaya melaksanakan tugas pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat banyak; dan/atau
2. Tugas pelaksanaan perintah peraturan perundang-undangan.

ASAS ADAPTIF:
1. Berfungsi sebagai acuan kegiatan pemberian pelayanan baik di bidang pelayanan
administrative, jasa, barang, ataupun kombinasinya.
2. Dijabarkan lanjut ke dalam penetapan aturan-aturan teknis (sistem, prosedur,
standar kualitas, pelayanan keluhan, dari setiap jenis pelayanan publik).
ASAS-ASAS DALAM UU NO.25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK (PASAL
4)
1. Kepentingan umum
2. Kepastianhukum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbanganhakdankewajiban
5. Keprofesionalan
6. Partisipatif
7. Persamaanperlakuanatautidakdiskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan
11. Ketepatan waktu
12. Kecepatan, kemudahan dan kejangkauan

CATATAN:
- UU harusnya berisi norma, bukan asas
- Asas harus dirumuskan sebagai norma
- Semakin banyak asas dicantumkan Pasal UU, maka Kualitas UU menjadi
semakin tidak baik
PELAYANAN PUBLIK
(PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK)
23 Maret 2021

Organisasi:
Pasal 8 ayat (2) UU No 25 Tahun 2009: Harus sesuai dengan tujuan
a. Pelaksanaan pelayanan; pembentukan (Pasal 8 ayat
(1))
b. Pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. Pengelolaan informasi;
d. Pengawasan internal;
e. Penyuluhan kepada masyarakat;
f. Pelayanan konsultasi Pelayanan Prima

Kemampuan menanggapi
keluhan/pengaduan
masyarakat

Masyarakat punya hak untuk mengadu dan mengeluh, hal tersebut termasuk dari prinsip
demokrasi. Unsur yg penting dalam pelayanan prima adalah adanya kemampuan untuk
menanggapi keluhan/pengaduan masyarakat.

STRUKTUR PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK

1. Perumus kebijakan; wewenang dan tanggung pada Menteri PAN-RB, melalui


penetapan Peraturan Menteri antara lain mengenai bagaimana penyelenggara
pelayanan menyusun, mengorganisasikan, dan melaksanakan kewajiban-
kewajiban yg ditentukan peraturan perundang-undangan di bidang pelayanan
publik secara nasional.

Permen PAN-RB menjadi acuan semua pimpinan lembaga negara, pimpinan


kementerian, pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, pimpinan komisi
negara atau yang sejenis, dan pimpinan lembaga lainnya yang dibentuk
berdasarkan undang-undang, gubernur, bupati dan wali kota.
• Permen PAN-RB Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Penilaian Organisasi
Penyelengara Pelayanan Publik
• Permen PAN-RB Nomor 66 Tahun 2012 Tentang Penilaian Pembina Pelayanan
Publik
• Permen PAN-RB Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penetapan Standar Pelayanan
• Permen PAN-RB Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik
• Permen PAN-RB Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Kompetensi Inovasi Pelayanan
Publik Di Lingkungan Kementerian /Lembaga , Pemerintah Daerah, Badan Usaha
Milik Negara, Dan Badan Usaha Milik Daerah

2. Penyelenggara layanan;
• Pembina pelayananan (Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota di lingkungan
pemerintahan masing-masing, Pembinaan Pelayanan di lingkungan kementerian
dan lembaga adalah pimpinan tertinggi (Menteri/Kepala/Ketua) masing- masing).
• Penanggung jawab Pelayanan (Pimpinan Kesekretariatan ditentukan sebagai
Penanggung jawab Pelayanan. Menteri Sekretaris Negara adalah Penangung
jawab Pelayanan Publik di seluruh Indonesia. Di lingkungan pemerintah daerah
Penanggungjawabnya Sekretaris Daerah. Lingkungan Kementerian pada
Sekretaris Jenderal).
• Organisasi Penyelenggara (Di lingkungan Pemerintah Daerah misalnya ini umum
dikenal sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari Dinas, Badan,
Kantor, Unit Pelaksanan Teknis, dan BLUD).
• Pelaksana Pelayanan (pejabat, pegawai, dan setiap orang yang bekerja pada
Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik).

3. Penerima layanan;
• Setiap Warga Negara dan Penduduk yang menggunakan Jasa Pelayanan yang
disediakan oleh Penyelenggara Pelayanan.
• Warga Negara dalam kaitan ini selain orang perseorangan, juga meliputi badan
hukum dan kelompok.

4. Pengawasan layanan.
a. Pengawas Internal: Pengawas Internal terdiri dari atasan langsung Pelaksana
Pelayanan dan Pengawas Fungsional seperti Inspektorat.
b. Pengawas Eksternal: Masyarakat pengguna layanan yang meliputi Warga
Negara dan penduduk baik sebagai orang perseorangan maupun sebagai
kelompok atau badan hukum, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan Ombudsman RI. Pengawasan oleh Ombudsman RI selain
diatur dalam UU Pelayanan Publik, secara khusus diatur rinci dalam UU
Ombudsman RI.

Penyelenggara Penerima Pengawas Men PAN RB


pelayanan pelayanan pelayanan
• Pembina Masyarakat • Internal • Perumus
• Penannggung (Warga Negara & Atasan kebijakan
jawab Penduduk) langsung atau, nasional
• Organisasi pengawas • Memfasilitasi
penyelenggara fungsional penyelesaian
• Pelaksana (inspektorat) • Evaluasi dan
• Eksternal penghargaan
Masyarakat
Ombudsman
RI, dan
DPR/DPRD

HAK & KEWAJIBAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK

HAK BAGI PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (PASAL 14 UU NOMOR 25


TAHUN 2009)
a. Memberikanpelayanantanpadihambatpihaklainyangbukantugasnya.
b. Melakukan kerja sama.
c. Mempunyaianggaranpembiayaanpenyelenggaraanpelayanananpublik.
d. Melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan tuntutan yang tidak sesuai
dengan kenyataan dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
e. Menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

KEWAJIBAN BAGI PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (TERSEBAR DALAM


PASAL 11, 15, 23, 25, DAN 29 UU NOMOR 25 TAHUN 2009)
a. Melakukan penyeleksian dan promosi pelaksana secara transparan, tidak
diskriminatif, dan adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan penghargaan kepada pelaksana yang memiliki prestasi kerja.
c. Memberikan hukuman kepada pelaksana yang melakukan pelanggaran ketentuan
d. internal penyelenggara.
e. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan.
f. Menyusun,menetapkan,dan memublikasikan maklumat pelayanan.
g. Menernpatkan pelaksana yang kompeten.
h. Menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan publik yang
mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai.
i. Memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan
pelayanan publik.
j. melaksanakanpelayanansesuaidenganstandarpelayanan.
berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik.

Agak kurang pas, karena ia menempatkan Pasal Hak dulu baru Kewajiban. Idealnya
adalah kewajiban dulu baru hak.

LARANGAN BAGI PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK

LARANGAN BAGI PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (PASAL 26, 27, DAN 33 UU


NO. 25 TAHUN 2009) :
a. Memberikan izin dan/atau membiarkan pihak lain menggunakan sarana,
prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang mengakibatkan sarana,
prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik tidak berfungsi atau tidak sesuai
dengan peruntukannya.
b. Memindahtangankan saham bagi Penyelanggara yang berbentuk BUMN/BUMD
dalam keadaan apa pun, baik langsung maupun tidak langsung melalui penjualan,
penjaminan atau hal-hal yang mengakibatkan beralihnya kekuasaan menjalankan
korporasi atau hilangnya hak-hak yang menjadi milik korporasi sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
c. Membiayai kegiatan lain dengan menggunakan alokasi anggaran yang
diperuntukkan bagi pelayanan publik.
PELAYANAN PUBLIK
(MALADMINISTRATION)
30 Maret 2021
HAK & KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARA PELAYANAN
PUBLIK

KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (PASAL


19 UU NOMOR 25 TAHUN 2009)

Masyarakat berkewajiban:

1. mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan ddam standar


pelayanan;
2. ikut menjaga terpeliharanya sarana, prasarana, d m / atau fasilitas pelayanan
publik; dan
3. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik.

HAK MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (PASAL 18 UU


NOMOR 25 TAHUN 2009)

Masyarakat berhak:

a. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;


b. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
c. mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan;
d. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan;
e. memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan
apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
f. memberitahukan kepada pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;
g. mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan
dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara dan ombudsman;
h. mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan
dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina penyelenggara dan
ombudsman; dan
i. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.

KEWAJIBAN & LARANGAN PELAKSANA DALAM PENYELENGGARA PELAYANAN


PUBLIK
KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (PASAL
16 UU NOMOR 25 TAHUN 2009)
Pelaksana berkewajiban:
a. melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan penugasan yg diberikan
oleh penyelenggara;
b. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
c. memenuhi panggilan untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu
tindakan hukum atas permintaan pejabata yg berwenang dari lembaga
negara atau instansi pemerintah yg berhak, berwenang, dan sah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
d. memberikan pertanggungjawaban apabila mengundurkan diri atau
melepaskan tanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-
undangan; dan
e. melakukan evaluasi dan membuat laporan keuangan dan kinerja kepada
penyelenggara secara berkala.
LARANGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK (PASAL
17 UU NOMOR 25 TAHUN 2009)
Pelaksana dilarang:
a. merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yg
berasal dari lingkungan instansi pemerintah, badan usaha milik negara, dan
badan usaha milik daerah;
b. meninggalkan tugas dan kewajiban, kecuali mempunyai alasan yg jelas, rasional,
dan sah sesuai dengan peratsuran perundang-undangan;
c. menambah pelaksana tanpa persetujuan penyelenggara;
d. membuat perjanjian kerja sama dengan pihak lain tanpa persetujuan
penyelenggara; dan
e. melanggar asas penyelenggara pelayanan publik.

Pelayanan publik ditujukan untuk masyarakat. Masyarakat perlu dilibatkan agar


pelayanan yg diberikan pemerintah dapat sesuai dengan kebutuhan, lebih baik lagi, dan
optimal apabila terdapat kekurangan di pelayanan2 sebelumnya.

Masyarakat tdk hanya obyek yg hanya menerima, ttp seiring berkembangnya demokrasi,
masyarakat bukan hanya obuek tapi subyek dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Jadi penyelenggaraan pelayan publik, tidak hanya oleh pemerintah.


Kegagalan pemerintah dlm penyelenggaraan publik, bukan hanya terletak pada
pemerintah ttp juga masyarakat.

Dalam konsep good goveenment ada 3 aktor yg berperan, yaitu:


1. pemerintah
2. swasta
3. masyarakat sipil
Jadi ketiga ini bersinergi.

Governence : konsep pemelihatan pemerinthaan yg melibatkan 3, yautu goverment,


privet sector, sipil society.
Karena ada urusan2 pemerintah yg tdk bisa diselesaikan sendiri.
Ilustrasi Governence:
Misal di Eropa, Word Bank ygmelontarkan konsep ini. Ada permasalahan sampah yg
harus diselesaikan. Nah mengapa di Eropa lingkungannya bersih2? karena pengelolaan
sampah nya bukan hanya masalah pemerintah (goverment) saja ttp bersama. Maka
digunakan penyelesaian masalah scr governence.
Masyarakat mulai memisahkan mana sampah organik, unorganic, yg bisa direcycle yg
tdak.
Pukul berapa boleh mengeluarkan sampah untuk bisa diambil. Jadi peran masyarakat
itu diatur.
Kemudian pemerintah selain membuat regulasi, ia jg mengambil sampah masy ke TPA.
Dari TPA, pemerintah mengelola itu (ada yg diplah, diahncurkan). Tetaoi ada juga
melibatkan pihak swasta. Sehingga persoalan sampah mjd selesai.
- Inilah mengapa ada good govenence. — tercipta karena adanya good corporate
goverment dan civil society. J
- Jadi konsep Good Governence : Mengubah posisi pula hubungan masy pemeri
dan swasta yg tadinya bersifat hierarkis menjadi HETERARKIS setara atau
sederajat melalui perubahan paradigma, filosofis berpikir spt tadi. Sehingga
semua bersinergi.
Jadi jika ada pelayanan publik yg kurang baik, bukan lagi semata2 yg salah pemerintah,
semua punya ttg jawab yg sama.

Misal:
Pelayanan vaksin ada kendala. Masyarakatnya ada yg tdk mau vaksin, cuek terhadap
hal itu.

Contoh di Indo:
Penyelenggaraan transporatsi publik. Pemerintah tdk sanggup untuk memenuhi sarana
tarnspor publik. Jadi pemerintah menggandeng swasta. Nah masyarakat dilibatkan, ada
yg menjadi ojek pangkalan. Sehingga semuanya terintegrasi dan lebih baik. Ini yg
dimaksud governence, pengelolaan ada peme swasta dan masy bersinegeri
menyelesaikan satu urusan. Tinggal nanti dievaluasi.

Mengapa masyarakat perlu tahu hak dan kewajiban dalam pelayanan publik?
==> Supaya msyarajat tahu perannya dalam mencapai good governence.

Government : aktor di dalam governence

PENGERTIAN MALADMINISTRASI

MALADMINISTRASI
• Mal (Malum-Latin) : Jahat/jelek
• Administrasi (Administrare – Latin): Melayani
• Maladministrasi: PELAYANAN YG JELEK

PERILAKU
Dikaitkan dengan Norma HAN:

MALADMINISTRAS Maladministrasi masuk kategori


I norma perilaku aparat dalam
pelayanan publik.
PEJABAT
PUBLIK
INSTRUMEN PEMERINTAH

(APA YG DILAKUKAN APABILA KETIGA HAL DIBAWAH INI BURUK)?


1. Mengeluarkan peraturan perundang-undangan (regeling). Kalo merasa bahwa hal
tsb tidak baik / kurang sesuai. Maka, bisa mengajukan Judicial Review
2. Mengeluarkan keputusan (beschikking). Kalo merasa bahwa hal tsb tidak baik /
kurang sesuai. Maka, melakukan upaya administrasi (tidak melibatkan lembaga
administrasi). Ada dua yakni, keberatan (misal ke dekan) dan banding administrasi
(misal ke Rektor). dan melakukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Kalo masih ga puas bisa banding melalui Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara.
3. Tindakan pemerintah (ada yg bersifat hukum = mengeluarkan Peraturan dan
Keputusan. Ada yg tidak bersifat hukum = melakukan peresmian Gedung)

PENGERTIAN MALADMINISTRASI

Pasal 1 butir 3 UU No.37 Tahun 2008 Tentang OMBUDSMAN :

Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui


wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan
wewenang tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan
pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil dan/atau immaterial bagi masyarakat
dan orang perseorangan.
UNSUR-UNSUR
• Perilaku/perbuatan
• Melawan hukum, melampaui wewenang, penyalahgunaan wewenang, termasuk
kelalaian, pengabaian kewejiban hukum.
• Oleh penyelengara negara dan pemerintahan
• Menimbulkan kerugian materiil dan/atau immateriil
• Masyarakat dan orang perseorangan
• Dalam penyelenggaraan pelayanan publik

TANGGUNG JAWAB JABATAN & TANGGUNG JAWAB PRIBADI


PELAYANAN PUBLIK
(OMBUDSMAN)
27 April 2021

OMBUDSMAN: LEMBAGA PENGAWASA PELAYANAN PUBLIK

EXTRA
AUXILARY Apakah badan
administrasi
telah
OMBUDSMAN MENERIMA bertindak dgn
SEBAGAI LAPORAN benar/pantas
INVESTIGASI dalam hal
LEMBAGA DUGAAN
PENGAWAS investigasi
MALADMINIST
penyelenggar
RASI aan
pelayanan
REPRESIF publik

LEMBAGA
TERKAIT REKOMENDASI

Representasi dari pengwasan yg dilakukan oleh masyarakt atau kelompok-kelompok civil


society

- UU Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman.


- Lembaga yg dibentuk untuk melaksanakan pengawasan pelayanan publik di
Indonesia.
- Pasal 1 UU Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Ombudsman, membahas tentang apa
itu Ombudsman.
- UNIKA masuk ke dalam pengawasan Ombudsman. Karena salah satu
pendanaannya dari APBN/APBD(?)
- Extra auxiliary:
- Sifatnya adalah represif.
- Sayang hanya berupa rekomendasi, kalo rekomendasi itu boleh diikuti atau tidak
diikuti.
- Kalo dalam Good Governance, Ombudsman merepresentasikan pengawasan
dari masyarakat dan civil society.
REKOMENDASI OMBUDSMAN*

IMPLIKASI
INVESTIGASI DUGAAN HUKUM
MALADMINISTRASI ISI REKOMENDASI:
Efek yg
1. Kesimpulan , pendapat, saran ditimbulkan di
yang disusun berdasarkan masa depan atau
hasil investigasi ombudsman dampak yg
kepada atasan terlapor untuk dirasakan ketika
Rekomendasi bukan dilaksanakan, dan/atau terlapor tidak
merupakan Putusan 2. Ditindak lanjuti dalam rangka menjalankan apa
Pengadilan (Tidak dihasilkan peningkatan mutu yg menjadi
dari proses pemeriksaan Pro penyelenggaraan temuan
Justisia). administrasi pemerintahan Ombudsman.
yg baik.

*) Pasal 1 angka 7 UU Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman RI jo. Pasal 1 angka
12 Peraturan Ombudsman RI No. 2 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pemeriksaan dan
Penyelesaian Laporan.

IMPLIKASI HUKUM REKOMENDASI OMBUDSMAN

Pasal 38 Nomor 37 Tahun 2008:


(1) Terlapor dan atasan terlapor wajib melaksanakan Rekomendasi Ombudsman.
(2) Atasan terlapor wajib menyampaikan laporan kepada Ombudsman tentang
pelaksanaan rekomendasi yg telah dilakukannya disertai hasil pemeriksaannya
dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
rekomendasi.
(3) Ombudsman dapat mempublikasikan atasan terlapor yg tidak melaksanakan
rekomendasi dan menyampaikan laporan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden.

Kata wajib ayat (1) dan (2) berarti: Memiliki kekuatan mengikat menurut hukum
(ombudsman memposisikan sebagai lembaga pemberi sanski atas delegasi wewenang
legsilatif);

Kata dapat ayat (4) berarti: memiliki kekuatan mengikat secara moral (ombudsman
memposisikan sebagai lembaga pemberi perbaikan).

SANKSI DARI IMPLIKASI REKOMENDASI


1. Terlapor dan atasan terlapor yg melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 dikenai Sanksi Adminisatrasi sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan (Pasal 39);
2. Sanksi administrasi, diatur dalam Pasal 54 UU Pelayanan Publik. Ketentuan tersebut
dapat juga ditambah dengan penerapan sanksi administrasi yg diatur dalam
peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Sanksi Pidana (Pasal 55) UU Pelayanan Publik.

KEDUDUKAN OMBUDSMAN SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS

Pasal 2 UU Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman.

Ombudsman bersifat mandiri, bebas dari campur tangan kekuasaan lainnya.

Tugas dari Ombudsman adalah menerima dan menangani pengaduan WN atas


Pelayanan Publik. Pengawasan Ombudsman adalah pengawasan riil: pengawasan
terhadap aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya kepada
WN (Hak Konstitusional).

OMBUDSMAN BERSIFAT MENDIRI (INDEPENDENCE)

1. Struktural/institusional à bukan sebagai bagian dari institusi negara yg telah ada,


tetapi terpisah dari Lembaga Negara lain.
2. Fungsional à Jaminan pelaksanaan fungsi sehingga bebas dari campur tangan
kekuasaan negara lain.
3. Personal à Anggota Ombudsman merupakan orang terpercaya. Sehingga untuk
menjadi angota harus melalui seleksi ketat.

WEWENANG OMBUDSMAN DALAM PENGAWASAN

Pasal 1 angka 1 jo. Pasal 8 UU Nomor 27 Tahun 2008


- Mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik
- Diselenggarakan oleh:
a) Penyelenggaran negara;
b) Pemerintah termasuk: BUMN, BUMD, BHMN, Badan Swasta, Perseorangan.
c) Sebagian/seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD.
- Memberikan pelayanan Prima kepada WN.
MEKANISME PENGAWASAN OLEH OMBUDSMAN: PASAL 24, 25, 26

1) Pasal 24: Laporan masyarakat/WN


2) Pasal 25
a. Memeriksan laporan
b. Jika kurang lengkap, pemberitahuan tertulis kepada pelapor untuk
melengkapi
c. Pelapor paling lambat 30 hari sejak menerima harus melengkapi
d. Jika tidak melengkapi laporan dianggap dicabut
3) Pasal 26
a. Jika laporan sudah dilengkapi, dilakukan pemeriksaan substantif.
b. Hasil pemeriksaan substantif, ombudsman menetapkan:
- Tidak berwenang melanjutkan pemeriksaan; harus
memberikan laporan kepada pelapor selama 7 hari.
Kemudian diberikan saran untuk melaporkan ke instansi yg
berwenang.
- Berwenang melanjutkan pemeriksaan

PEMERIKSAAN DAPAT DIHENTIKAN APABILA

1) Substansi yg dilaporkan merupakan kebijakan umum pemerintah.


2) Perilaku dan keputusan aparat telah sesuai ketentuan yg berlaku.
3) Masalah yg dilaporkan masih dapat diselesaikan sesuai prosedur administrasi
yg berlaku.
4) Masalah yg dilaporkan sedang diperiksa di Pengadilan dalam proses banding
atau kasasi di Pengadilan yg lebih tinggi.
5) Tercapainya penyelesaian dengan cara mediasi.
6) Pelapor meninggal dunia atau mencabut laporannya.

PERLUASAN PERAN OMBUDSMAN BERDASARKAN UU NOMOR 25 TAHUN 2009

1) Wajib menerima dan berwenang memproses pengaduan dari masyarakat


mengenai penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan Undang-Undang
ini.
2) Wajib menyelesaiakan pengaduan masyarakat apabila pengadu menghendaki
penyelesaian pengaduan tidak dilakukan oleh penyelenggara.
3) Wajib membentuk perwakilan di daerah yg bersifat hierarkis untuk mendukung
tugas dan fungsi Ombudsman dalam kegiatasn pelayanan publik paling lambat
3 (tiga) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Pelayanan Publik.
4) Wajib melakukan mediasi dan konsiliasi dalam menyelesaikan pengaduan atas
permintaan para pihak.

1) Konsekuensi posisi politik kelembagaan


2) Perluasan kewenangan
3) Cakupan kerja Ombudsman yg akan sampai di daerah-daerah.
PELAYANAN PUBLIK
(PERAN MASYARAKAT)
4 Mei 2021

Pasal 39 UU Pelayanan Publik:


(1) Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dimulai sejak
penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian
penghargaan.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam
bentuk kerja sama, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam
penyusunan kebijakan pelayanan publik.
(3) Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasan pelayanan publik.
(4) Tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.

Pasal 40 PP No. 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009:


Penyelenggara wajib mengikutsertakan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan
Publik sebagai upaya membangun sistem penyelenggaraan Pelayanan Publik yang adil,
transparan, dan akuntabel.

Lebih lanjut dalam Pasal 41 PP No. 96 Tahun 2012:


Pengikutsertaan Masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40 mencakup keseluruhan proses penyelenggaraan Pelayanan
Publik yang meliputi:
a. Penyusunan kebijakan Pelayanan Publik.
b. Penyusunan Standar Pelayanan.
c. Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan Publik.
d. Pemberian penghargaan

Untuk memberikan pelayanan publik yg transparent dan akuntable (?)

Pengikutsertaan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik (dalam hal


penyusunan kebijakan dan standar pelayanan publik) disampaikan dalam bentuk
masukan, tanggapan, laporan, dan/atau pengaduan kepada Penyelenggara dan atasan
langsung Penyelenggara serta Pihak Terkait sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau melalui media massa.
Pengikutsertaan Masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan
pelayanan publik, diwujudkan dalam bentuk:
a. Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Standar Pelayanan.
b. Pengawasan terhadap penerapan kebijakan.
c. Pengawasan terhadap pengenaan sanksi

Telah ada standart yg disusun sehingga harus ada pengawasan terhadapnya, apakah
telah sesuai dengan standar atau belum.

Pengikutsertaan Masyarakat dalam pemberian penghargaan diwujudkan dalam bentuk


pemantauan, evaluasi, dan penilaian kinerja Penyelenggara.

Masyarakat dapat secara swadaya memberikan penghargaan kepada Penyelenggara


atau Pelaksana yang memiliki kinerja pelayanan yang baik sesuai kemampuan atau
kompetensinya

Ada lembaga pemeringkatan terkait lembaga pelayanan publik.

Pasal 45 PP No. 96 Tahun 2012:


Pengikutsertaan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik mengacu pada
prinsip sebagai berikut:
a. Terkait langsung dengan Masyarakat pengguna pelayanan.
b. Memiliki kompetensi sesuai dengan jenis pelayanan yang bersangkutan.
c. Mengedepankan musyawarah, mufakat, dan keberagaman Masyarakat.

Pengikutsertaan Masyarakat dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik dapat dilakukan


secara:
a. Perorangan; misal memberikan masukan, saran, kritik terhadap kebijakan dan
standar pelayanan.
b. Perwakilan kelompok pengguna pelayanan;
c. perwakilan kelompok pemerhati maupun perwakilan badan hukum yang
mempunyai kepedulian terhadap Pelayanan Publik.

Mohon dapat mengunduh artikel berikut:


1. Urgensi Keterbukaan Informasi dalam Pelayanan Publik sebagai Upaya
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Kadek Cahya Susila Wibawa)
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/view/5080
2. Implementasi Good governance dalam pelaksanaan pelayanan Publik bidang
pendidikan di kecamatan amurang barat kabupaten Minahasa selatan (Arpi R.
Rondonuwu) https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/7259/6763
3. PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE Studi Tentang Penerapan Prinsip –
Prinsip Good governance Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik di Kantor Camat
Samarinda Utara Kota Samarinda (Yenny) https://ejournal.an.fisip-
unmul.ac.id/site/wp content/uploads/2013/03/EJOURNAL%20YENNY%20(03-
02-13-06-48-29).pdf
PELAYANAN PUBLIK
(KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PELAYANAN PUBLIK)
18 Mei 2021

Salah satu prinsip utama dari Good Governance adalah partisipasi masyarakat dan
keterbukaan informasi.

MENGAPA PERLU ADANYA KETERBUKAAN INFORMASI


- Karena informasi adalah bagian dari HAM (Pasal 28 UUD NRI Tahun 1945).
§ Derigable rights, HAM yg diadakan oleh negara. Bisa dikurangi dan bisa
ditambahkan serta bisa dibatasi
§ Non derigable rights, tidak bisa dikurangi atau ditambah. Natural rights,
kodratnya, contohnya adalah hak untuk hidup. Negara cuman bisa
mengatur saja.
- Mewujudkan pelayanan publik yg baik

“Tidak adanya transparansi mengakibatkan ketidak percayaan dan rasa tidak aman yg
mendalam.” – Dalai Lama

PENGERTIAN INFORMASI
KBBI : informasi /in for ma si/n
1. Penerangan;
2. Pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu
3. Ling keseluruhan makna yg menunjang amanat yg terlihat dalam bagian-bagian
amanat itu.

Secara umum, pengertian informasi merupakan sekumpulan data atau fakta yg telah
atau sudah diproses serta dikelola sedemikian rupa, sehingga hal tersebut menjadi
sesuatu yg mudah dimengerti serta juga dapat bermanfaat bagi penerimanya.

Dari definisi itu kata “informasi” ini mempunyai arti yg berbeda dengan kata “data”. Data
merupakan fakta yg masih memiliki sifat mentah atau juga belum diolah, setelah
mengalami proses atau juga diolah maka data itu bisa atau dapat menjadi suatu
informasi yg bermanfaat.

PENGERTIAN “INFORMASI” BERDASARKAN PASAL 1 ANGKA 1 UU NOMOR 14


TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasa, dan tanda-tanda yg mengandung
nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yg dapat dilihat,
didengar, dan dibaca yg disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun
nonelektronik.

PENGERTIAN “INFORMASI PUBLIK” BERDASARKAN PASAL 1 ANGKA 2 UU


NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
Infromasi publik adalah informasi yg dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan/atau
diterima oleh suatu “badan publik” yg berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik
lainnya yg sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yg berkaitan dengan
kepentingan publik.

INFORMASI
BADAN PUBLIK
DANA
PUBLIK (UU NO 14
TAHUN 2008)

BADAN PUBLIK
1. BADAN PUBLIK NEGARA
- Lembaga eksekutif, legislative, yudikatif, dan badan lain yg fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara;
- Sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendaparan dan Belanja Daerah;
2. ORGANISASI NON-PEMERINTAH
- Sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendaparan dan Belanja Daerah, sumbangan
masyarakta, dan/atau luar negeri.
- Unika: Badan Publik yg berupa organisasi non-pemerintah mendapat sertifikasi
dosen yg dibayar negara yg dananya adalah dari APBN.

PRINSIP DASAR
1. Semua informasi besifat terbuka selain yg dikecualikan
2. Bersifat ketat dan terbatas (dikecualikan untuk dibuka berdasarkan Undang-
Undang, melalui uji konsekuensi dan uji kepentingan publik).
3. Cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana
4. MALE: Maximum Access Limited Exemption

HAK BADAN PUBLIK, PASAL 6 UU KIP


(1) Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah:
a) informasi yang dapat membahayakan negara;
b) informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan
usaha dari persaingan usaha tidak sehat;
c) informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d) informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau
e) Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau
didokumentasikan

KEWAJIBAN BADAN PUBLIK, PASAL 7 UU KIP


(1) Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi
Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik,
selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.
(2) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak
menyesatkan.
(3) Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan
Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan
dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga
dapat diakses dengan mudah.
(4) Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang
diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.
(5) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat
pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan
keamanan negara.
(6) Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
dengan ayat (4), Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media
elektronik dan nonelektronik.
JENIS-JENIS INFORMASI YG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUKAN
BUMN/BUMD/BADAN USAHA LAIN YG DIMILIKI NEGARA:
1) Informasi yg wajib disediakan dan diumukan secara berkala; misalnya mengenai
susunan organisasi pada saat adanya perubahan kepala dinas. Laporan
keuangan, laporan kinerja badan publik, dll sisanya ada dalam. (Pasal 9 UU KIP).
2) Informasi yg wajib diumukan secara serta merta; misalnya formasi akan tsunami
(Pasal 10 UU KIP).
3) Informasi yg wajib tersedia setiap saat; dia tidak diumumkan tetapi ketika
ditanya/diminta bisa dibuka atau tersedia. (Pasal 11 UU KIP).

Ada informasi yg dikecualikan, salah satunya terkait dengan keamanan negara, jalannya
suatu persidangan. Kalo dibuka bisa menimbulkan konflik besar.

Salah satu indikator pelayanan publik yg baik adalah adanya keterbukaan informasi yg
merupakan salah satu dari HAM.

Anda mungkin juga menyukai