Anda di halaman 1dari 4

ATP (Ability To pay)

Pendanaan kesehatan yang adil dan merata adalah pendanaan dimana


seseorang mampu mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
medisnya dan membayar pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
membayarnya. Meskipun sudah diperkenalkan tarif yang dihitung atas dasar
Ability to Pay , permasalahan tarif yang terjangkau masih belum selesai karena
sifat kebutuhan yang tidak pasti (Thabrany, 2005).

Kemauan seseorang untuk membayar iuran Jaminan Kesehatan hanya


sebesar 76,8 %. Nilai Ability to Pay (ATP) yang lebih besar diatas rata-rata akan
berpengaruh terhadap tingginya tingkat Willingness to Pay (WTP) dalam
membayar iuran Jaminan Kesehatan (Handayani, dkk, 2013).

1. Definisi ATP

Ability to Pay adalah pertimbangan dalam membelanjakan


penghasilannya/pengeluaran untuk membeli barang atau pelayanan lain.
Hal ini berkaitan dengan keterbatasan penerimaan sehingga secara
ekonomis dalam memilih kepuasan maksimal. Ability to Pay dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu non food expenditure, non essensial
expenditure, dan essensial expenditure. (Russel, 1996).

2. Batasan ATP

Ability to Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk


membayar jasa pelayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang
dianggap ideal. Dua batasan ATP yang dapat digunakan sebagai berikut
(Adisasmita, 2008) :

a. ATP 1 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara dengan 5


% dari pengeluaran pangan non esensial dan non makanan. Batasan
ini didasarkan bahwa pengeluaran untuk non makanan dapat
diarahkan untuk keperluan lain, termasuk untuk kesehatan.
b. ATP 2 adalah besarnya kemampuan membayar yang setara dengan
jumlah pengeluaran untuk konsumsi alkohol, tembakau, sirih,
pesta/upacara. Batasan ini didasarkan kepada pengeluaran yang
sebenarnya dapat digunakan secara lebih efesien dan efektif untuk
kesehatan. Misalnya dengan mengurangi pengeluaran
alkohol/tembakau/sirih untuk kesehatan.

3. Determinan Yang Mempengaruhi ATP

Ketika individu atau keluarga menghadapi situasi yang tibatiba


seperti sakit, maka kemampuan keluarga untuk mengatasi biayanya secara
umum akan tergantung kepada beberapa determinan seperti: (Russel,
1996).

a. Sifat alami penyakit, frekuensi, lama sakit dan besarnya biaya yang
diperlukan. Sifat alami penyakit ini berdampak kritis terhadap ATP
keluarga. Penyakit yang sifatnya akut akan membebani keluarga
secara tiba-tiba dan mengharuskan mobilisasi dana secara cepat,
sebaliknya, penyakit kronis, memerlukan pembiayaan dalam jangka
panjang dan berimplikasi panjang pula terhadap sumberdaya dalam
rumah tangga.

b. Berbagai sumberdaya yang tersedia dalam rumah tangga, bisa berupa


uang tunai, aset, pendidikan, kemampuan untuk mengorganisir
sumberdaya secara efektif, investasi, dan tagihan piutang.

c. Respon keluarga, yakni keputusan untuk memobilisasi sumberdaya


atau tidak.

4. Metode Untuk Menilai ATP

Pendekatan kualitatif lebih tepat untuk mengetahui ATP keluarga


terhadap pelayanan kesehatan. Pendekatan ini dapat memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan finansial, termasuk
mengekplorasi secara detil dilema, prioritas dan keputusan-keputusan dan
akibatnya bagi keluarga. Studi seperti ini bermanfaat bagi pengambil
kebijakan untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat yang tidak
memiliki kemampuan membiayai pelayanan kesehatan (Russel, 1996).

Terdapat berbagai formula yang dapat digunakan untuk


menghitung ATP, beberapa di antaranya adalah, 10% dari disposible
income, yakni pendapatan dikurangi pengeluaran untuk pangan, atau 50%
dari pengeluaran rokok ditambah pengeluaran non pangan, atau 5% dari
total pengeluaran.9 Ritanenny menggunakan formula 5% dari pengeluaran
non makanan, sedangkan Nirmala menerapkan formula 5% dari
pendapatan rata-rata bulanan kelarga dibagi jumlah anggota keluarga
(Nirmala, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Wiku, 2008, Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Kesehatan, FKM UI, Jakarta.

Handayani, Elmammy, dkk, 2013, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan


Masyarakat Membayar Iuran Jaminan Kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan. Laporan Penelitian, Universitas Padjajaran.

Nirmala Trisna AA, Gde Muninjaya,A.A. Survey Pasar Jaminan Kesehatan Sosial
Bali. Manajemen Pelayanan Kesehatan, 1 Maret 2007;10:29-39.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.


Jakarta : Rineka Cipta.

Russel Steven, Ability to Pay for Health Care: Concepts and Evidence. Health
Policy and Planning, 1996; 11(3):219-37.

Thabrany, Hasbullah, 2008, Strategi Pendanaan Jaminan Kesehatan Indonesia


dalam SJSN. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai