Anda di halaman 1dari 15

MODUL

Ekonomi Kesehatan
(KMS122)

Materi 14
Pembiayaan Kesehatan

Disusun Oleh
Anggun Nabila

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2018

1 / 15
Aplikasi Ilmu Ekonomi di Kesehatan

A. Pendahuluan

Mengapa belajar ilmu ekonomi? Hal ini sering dipertanyakan dan


dilontarkan. Manfaat dari belajar ilmu ekonomi (case & fair, 1996) yaitu:

• Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan


keputusan
• Membantu memahami masyarakat
• Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)
• Bermanfaat dalam masyarakat demokrasi

Cita- cita terbentuknya masyarakat demokrasi bukan monopoli kaum


politisi saja. Demokratisasi sangat penting dalam rangka memperbaiki
proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi
masyarakat. Tidak mengherankan bila di masyarakat maju, para calon
pemimpin yang akan dipilih harus mampu menjabarkan program-program
ekonomi mereka.
Sebagai makhluk social, manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Manusia tidak pernah berhenti berinteraksi. Menurut ilmu ekonomi
interaksi manusia terjadi lewat pertukaran atau pasar. Melalui pertukaran,
manusia dapat mengatasi kelangkaan.
“Health is not everything, everything is nothing without health.” Kesehatan
memang bukan segala-segalanya, namun tanpa kesehatan, segala
sesuatu menjadi tidak ada artinya. Ilmu ekonomi yang diibaratkan sebagai
alat dapur yaitu pisau yang bisa digunakan untuk pelbagai keperluan.
Kebutuhan manusia yang tidak terbatas namun tidak untuk sumber daya.
Keterbatasan dalam sumber daya membuat manusia atau sebagai pelaku
ekonomi harus membuat keputusan terbaik. Bagaimanakah dan seperti
apakah keputusan yang terbaik itu? Oleh karena itu ilmu ekonomi sangat
diperlukan. Dalam prinsip ekonomi, “there’s no such a free lunch.”, tidak
ada yang namanya makan siang gratis, semuanya membutuhkan sumber
daya atau sesuatu yang harus dikorbankan.
Tanpa disadari, ilmu ekonomi selalu mendampingi dalam kehidupan
sehari- hari. Sumber daya yang terbatas membuat pelaku ekonomi harus
memutar otak untuk mengatur atau mengalokasikan sumber daya tersebut
agar dapat memenuhi kebutuhannya atau tujuan yang diharapkannya.
Dengan kata lain, memaksimalkan hasil yang dicapai dengan
meminimalkan sumber daya yang terbatas. Sebagai contoh sederhana,
jika dalam rumah tangga yang terdiri dari ayah dan ibu serta dua orang
anak, memiliki satu potong kue, dan masing-masing anggota rumah
tangga harus mendapatkan kue tersebut, maka ilmu ekonomi akan
digunakan untuk membagi kue tersebut secara adil atau merata (equity).
Pembagian tersebut tentunya didasari atas kriteria tertentu misalnya usia,

2 / 15
gender, berat badan, dan sebagainya, yang dianggap sebagai ukuran
terbaik untuk mencapai hasil yang adil/ merata.
Bagaimanakah ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan? Apakah
kesehatan sama seperti barang lainnya?

B. Kompetensi Dasar

Mengetahui pengertian dan istilah-istilah dalam ilmu ekonomi dan


kesehatan.

C. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami


prinsip-prinsip dan metode ilmu ekonomi yang diterapkan dalam bidang
kesehatan dan pelayanan kesehatan, mampu menjelaskan contoh-contoh
pemanfaatan ilmu ekonomi di bidang kesehatan/ pelayanan kesehatan
serta menganalisis fenomena di bidang kesehatan dari aspek sumber
daya yang efisien, merata dan berkelanjutan.

D. Kegiatan Belajar 1

1. Pembiayaan Kesehatan
Sejarah pembiayaan kesehatan di beberapa Negara seperti di Arab,
China, India, sebagian Eropa di mana sumber pembiayaannya dari
pemerintah dan bantuan (charity). Pada awal abad-19 di Eropa dan
Amerika sumber pembiayaan kesehatan melalui asuransi swasta.
Asuransi sosial diperkenalkan pertama kali pada tahun 1883, masa Otto
von Bismarck.
Dengan sumber daya yang terbatas yang mungkin digunakan bagi sektor
kesehatan di Negara yang berkembang, maka penting untuk mengadakan
dan menggunakan sumber tadi seefisien. Pembiayaan pelayanan
kesehatan dapat didefinisikan sebagai berikut: mobilisasi biaya atau dana
untuk pelayanan kesehatan, alokasi biaya untuk wilayah dan kelompok
penduduk yang secara khusus untuk pelayanan kesehatan, mekanisme
untuk pembayaran pelayanan kesehatan. Efisien berkaitan dengan
pembiayaan kesehatan dari 4 empat aspek berikut:
1. Peningkatan sumber daya
2. Kestabilan sumber-sumber pembiayaan
3. Output dan pembiayaan sebagai cerminan efisiensi
4. Pemanfaatan sumberdaya: kebebasan dan fleksibilitas dalam
mengelola dana.
Pembiayaan kesehatan berkaitan juga dengan equity atau pemerataan.
Pemerataan tersebut menimbulkan pertanyaan siapa yang akan
membayar atau darimana sumber biaya tersebut. Salah satu cara
menjawabnya yaitu mereka yang memperoleh manfaat atau

3 / 15
meenggunakan pelayanan kesehatan (yaitu mereka yang sakit atau yang
secara potensial akan sakit) yang seharusnya membayar atau disebut
dengan pemerataan horisontal. Namun, hal ini artinya mengesampingkan
mereka yang kurang mampu membayar tetapi paling berisiko sakit.
Alternatif lainnya yaitu dengan mendistribusikan beban pembayaran atas
pelayanan kesehatan sehingga mencerminkan juga ketidakmampuan
dalam membayar (pemerataan vertikal).
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan
kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pembiayaan kesehatan berkaitan dengan pengeluaran untuk kesehatan
atau health spending dan beban penyakit (disease burden), di mana di
Negara berkembang berbeda dengan Negara maju. Hal ini dapat
dikatakan bahwa di Negara berkembang atau low-middle income
countries cenderung lebih sedikit mengeluarkan dana/biaya untuk
kesehatan dan memiliki beban penyakit yang lebih besar dibandingkan di
Negara Maju (High-Income Countries). Beban penyakit atau disease
burden di mana penyakit menular belum tuntas, seiring meningkatnya
penyakit tidak menular, atau adanya transisi epidemiologi.
Gambar Global Health Spending & Disease Burden in Low-Middle
Countries & High Income Countries

*Sumber: World Bank

4 / 15
Prinsip pembiayaan kesehatan:
1. Revenue Collection : Mengumpulkan dana kesehatan yang cukup
dan berkesinambungan. Untuk membiayai “pelayanan kesehatan
dasar” dan perlindungan risiko sakit/kecelakaan yang bisa
membuat kebangkrutan (Katastropik).
2. Pooling : Mengelola “dana kesehatan” dalam pool (kumpulan) risiko
kesehatan yang efisien dan merata
3. Purchasing & payment: Menjamin pembelian dan pembayaran
pelayanan kesehatan yang efisien secara teknis dan alokatif
Unsur dalam pembiayaan kesehatan:
— sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan
— Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain.
— Alokasi pembiayaan kesehatan : ditujukan untuk pelayanan
kesehatan di bidang pelayanan publik, terutama bagi penduduk
miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.
Fungsi pembiayaan kesehatan:
— Revenue collection (taxes, public charges, sales of natural
resources, grants, loans, private insurance, etc)
— Pooling
— Resources allocation/purchasing (government agency, social
insurance/sickness fund, private insurance, employers,
individual/hh)
— Service provision (public providers, private providers)
Determinan atau faktor yang mempengaruhi pembiayaan kesehatan yaitu
- faktor demografi
- faktor ekonomi
- kemajuan teknologi kesehatan
- pola penyakit
- faktor politik

2. Latihan

Bagaimana perbedaan pembiayaan kesehatan di antara Negara maju dan


berkembang?

3. Rangkuman

Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan


kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pembiayaan kesehatan berkaitan dengan pengeluaran untuk kesehatan
atau health spending dan beban penyakit (disease burden), di mana di
Negara berkembang berbeda dengan Negara maju. Hal ini dapat
dikatakan bahwa di Negara berkembang atau low-middle income

5 / 15
countries cenderung lebih sedikit mengeluarkan dana/biaya untuk
kesehatan dan memiliki beban penyakit yang lebih besar dibandingkan di
Negara Maju (High-Income Countries). Beban penyakit atau disease
burden di mana penyakit menular belum tuntas, seiring meningkatnya
penyakit tidak menular, atau adanya transisi epidemiologi.

4. Tes Formatif 1

1. Efisien berkaitan dengan pembiayaan kesehatan dari 4 empat aspek


berikut:

a. Peningkatan sumber daya


b. Kestabilan sumber-sumber pembiayaan
c. Output dan pembiayaan sebagai cerminan efisiensi
d. Pemanfaatan sumberdaya: kebebasan dan fleksibilitas dalam
mengelola dana
e. Semua benar

2. Mengumpulkan dana kesehatan yang cukup dan berkesinambungan


merupakan

a. Revenue collection
b. Taxing
c. Pooling
d. Purchasing
e. Payment

3. Mobilisasi biaya atau dana untuk pelayanan kesehatan, alokasi biaya


untuk wilayah dan kelompok penduduk yang secara khusus untuk
pelayanan kesehatan merupakan

a. Anggaran kesehatan
b. Perhitungan kesehatan
c. Pembiayaan kesehatan
d. Pencatatan kesehatan
e. Pelaporan keuangan kesehatan

5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang ada
di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 1 dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = jumlah jawaban yang benar

Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :

Baik sekali = 3 jawaban yang benar

6 / 15
Cukup baik = 2 jawaban yang benar

Kurang = 1 atau tidak ada jawaban yang benar

Bila tingkat penguasan baik sekali, sila melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2.


Namun bila tingkat penguasaan masih kurang, harus mengulangi
Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum dikuasai.

E. Kegiatan Belajar 2

1. Sumber Pembiayaan Kesehatan


Seperti yagn telah dijelaskan dalam kegiatan belajar 1 bahwa fungsi
pembiayaan kesehatan terdiri dari revenue collection, pooling, resources
allocation/ purchasing, service provision.
Gambar Fungsi Pembiayaan Kesehatan

*sumber: World Bank

Sumber pembiayaan kesehatan dapat berasal dari Pemerintah,


pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain.
Aliran dana pelayanan kesehatan berasal dari rumah tangga langsung ke
provider pelayanan kesehatan dan melalui pihak ketiga (third party
payments). Hal tersebut dijelaskan dalam gambar di bawah ini:

7 / 15
Gambar aliran dana pelayanan kesehatan

Out of pocket Payments yaitu transaksi pembayaran paling sederhana


dan cepat antara pasien dengan provider kesehatan. OOP dipengaruhi
oleh ability to pay atau kemampuan untuk membayar. Varian dari Out of
Pockets (OOP):
— Co-payment/userfees: pembayaranditanggung bersama. Biasanya
digunakan pada: pembayaran obat resep, pelayanan RS,
pelayanan rawat jalan, dan pelayanan emerjensi.
— Unofficial fees: biaya kesehatan tidak resmi. Biasanya banyak
terjadi pada pelayanan kesehatan tenaga kerja, sebagai layanan
tambahan
— Service not covered by insurance = pelayanan yang tidak
ditanggung asuransi. Contoh: biaya transportasi, pengobatan
alternatif, bedah plastik dsb.
Third party payment yaitu pembayaran oleh perusahaan asuransi atau
pemerintah. Pihak ketiga terlibat dalam transaksi pembayaran antara
pasien dengan provider. Contoh: perusahaan asuransi.
Sumber pembiayaan kesehatan:
— Pengeluaran pemerintah termasuk semua pengeluaran yang terkait
pelayanan kesehatan yang:
— Bersumber Pemerintah Pusat dan Lokal pada semua sektor
(Sektor kesehatan dan sektor lainnya, TNI/ POLRI)
— Dibayarkan melalui pajak, atau kontribusi asuransi
kesehatan baik yang dibayarkan oleh pekerja atau
pemerintah atau keduanya yang dianggap sebagai
pengeluaran pemerintah dan kontribusi asuransi sosial(atau
Social security funds)
— Pembayaran secara sukarela oleh individu atau pekerja yang
dianggap pengeluaran swasta (OOPs)

8 / 15
— Sumber eksternal merujuk pada bantuan dari luar/donor yang
datang melalui kerjasama program bilateral atau LSM international
— Swasta/ BUMN yang langsung memberi pelayanan kesehatan bagi
karyawan seperti klinik/ RS atau self-insured (tetapi tidak double
counting dengan asuransi kesehatan atau OOPs)
Mekanisme pembiayaan kesehatan:
— Pendapatan negara atau pajak
— Kontribusi asuransi sosial
— Premi asuransi swasta
— Pembiayaan masyarakat, seperti dana sehat
— out of pocket payments

Gambar Sistem Pembiayaan Kesehatan

2. Latihan

Bagaimana sistem pembiayaan kesehatan?

3. Rangkuman

Pembiayaan kesehatan dapat bersumber dari swasta (private) dan


publik. Secara private, pembiayaan bersumber dari asuransi kesehatan
komersial dan out of pocket atau kantong pribadi individu atau rumah
tangga. Pembiayaan kesehatan yang berasal dari publik yaitu dari
asuransi sosial dan berbasis pajak.

9 / 15
4. Tes Formatif 2

1. Salah satu varian dari out of pocket payment yaitu

a. co-payment
b. unoficial-fees
c. biaya transportasi
d. biaya pengobatan alternatif
e. semua benar

2. Out-of-pockets dipengaruhi oleh

a. kemauan membayar
b. kemampuan membayar
c. ketidakmauan membayar
d. kebutuhan membayar
e. bssd

3. Dalam fungsi pembiayaan kesehatan, salah satunya revenue collection.


Yang termasuk dalam revenue collection, kecuali

a. taxes
b. grant
c. public charges
d. employers
e. communities

5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang ada
di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 2 dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = jumlah jawaban yang benar

Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :

Baik sekali = 3 jawaban yang benar

Cukup baik = 2 jawaban yang benar

Kurang = 1 atau tidak ada jawaban yang benar

Bila tingkat penguasan baik sekali, sila melanjutkan ke Kegiatan Belajar 3.


Namun bila tingkat penguasaan masih kurang, harus mengulangi
Kegiatan Belajar 2 terutama pada bagian yang belum dikuasai.

10 / 15
F. Kegiatan Belajar 3

1. Pembiayaan kesehatan di Indonesia dalam APBN

APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan


instrumen untuk mengatur pengeluaran pendapatan dalam rangka
membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembanguna,
mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,
mencapai stabilitas ekonomi, dan menentukan arah serta prioritas
pembangunan secara umum.
Pasal 23 UUD 1945 tertulis sebagai berikut:
“(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan
undang–undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar–besarnya kemakmuran rakyat; (2) Rancangan
Undang–Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah.“
Fungsi APBN yaitu:
1. Fungsi otorisasi: melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan: menjadi pedoman bagi Negara untuk
merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.
3. Fungsi pengawasan: menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi: mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perekonomian.
5. Fungsi distribusi: kebijakan anggaran negara harus memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi: alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian.
Prinsip penyusunan APBN:
1. Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga,
yaitu:
• Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan
penyetoran.
• Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
• Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan
penuntutan denda.
2. Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan
APBN adalah:
• Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
• Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
• Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri
dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

11 / 15
Sumber penerimaan Negara:
a. Pendapatan Negara & Hibah
b. Penerimaan Perpajakan
c. Penerimaan Negara bukan Pajak
Undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 dalam pasal 171 tertulis
bahwa:
1. Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal
sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja
negara di luar gaji.
2. Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
3. Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik
yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pada tahun 2017, anggaran kesehatan yaitu 5% dari APBN yang


bertujuan untuk memperkuat upaya promotif dan preventif, serta
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Sasaran anggaran
kesehatan tahun 2017 yaitu:
1. Imunisasi
2. Penerima bantuan iuran (BPJS Kesehatan)
3. Stunting
4. Biaya operasional kesehatan
5. Biaya operasional keluarga bencana

Pada tahun 2018, anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN, namun


secara angka mengalami kenaikan sebesar Rp 0,8T dari RAPBN 2018
atau sebesar Rp 111,0 T. Tujuan dari anggaran kesehatan tahun 2018
yaitu untuk meningkatkan supply side dan layanan, upaya kesehatan
promotif dan preventif, serta menjaga keberlanjutan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional). Sasaran anggaran kesehatan tahun 2018 yaitu:
1. Program Indonesia Sehat
2. Kesetaraan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas
pelayanan KBKR
3. Penyedia sarana fasilitas kesehatan yang berkualitas
4. Imunisasi
5. Sertifikasi obat dan makanan
Arah kebijakan anggaran kesehatan tahun 2018 yaitu:
1. Meningkatkan dan memperbaiki distribusi fasilitas dan tenaga
kesehatan
2. Penguatan program promotif dan preventif yang diarahkan untuk
penyakit tidak menular dan program untuk ibu hamil dan menyusui.
3. Meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan program JKN.
4. Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan peningkatan
mutu layanan.

12 / 15
Mandatory spending lainnya ialah anggaran bidang kesehatan tetap dijaga
sebesar 5%. Dalam APBN 2018, anggaran kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, baik dari sisi supply side
maupun layanan, upaya kesehatan promorif preventif, serta menjaga dan
meningkatkan kualitas program jaminan kesehatan nasional bagi
penerima bantuan iuran.

2. Latihan

Bagaimana anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara di Indonesia?

3. Rangkuman

Dalam Undang-undang Kesehatan no.36 tahun 2009, besaran anggaran


kesehatan yaitu 5% dari APBN, dan dari masing-masing APBD sebesar
10%. Tujuan dari anggaran kesehatan tahun 2018 yaitu untuk
meningkatkan supply side dan layanan, upaya kesehatan promotif dan
preventif, serta menjaga keberlanjutan JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional).

4. Tes Formatif 3

1. Tujuan dari anggaran kesehatan tahun 2018 yaitu, kecuali

a. meningkatkan supply
b. meningkatkan layanan
c. upaya promotif
d. diagnosed treatment
e. JKN berkelanjutan

2. Besar anggaran kesehatan dari APBD yaitu

a. 5%
b. 6%
c. 8%
d. 9%
e. 10%

5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif 3 yang ada
di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan
belajar 3 dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat penguasaan = jumlah jawaban yang benar

Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :

13 / 15
Baik sekali = 2 jawaban yang benar

Cukup baik = 1 jawaban yang benar

Kurang = tidak ada jawaban yang benar

Bila tingkat penguasan baik sekali, sila melanjutkan ke modul berikutnya.


Namun bila tingkat penguasaan masih kurang, harus mengulangi
Kegiatan Belajar 3 terutama pada bagian yang belum dikuasai.

4. Kunci Jawaban

Tes formatif 1

1. E
2. A
3. C

Tes formatif 2

1. E
2. B
3. D

Tes formatif 3

1. D
2. E

5. Daftar Pustaka

— Wonderling, David; Reinhold Gruen & NickBlack (2005),


Introduction to Health Economics, England: London School of
Hygiene & Tropical Medicine (dapat di download).
— Stephen Morris, Nancy Devlin, David Parkin (2007): Economic
analysis in health care, England: John Wiley and sons Ltd
— Introduction to economics (macro and micro economics): selected
topics : John Sloman ( 2006) Essential of Economics, 4th ed,
Prentice Hall
— Bacaan tambahan:
— Feldstein: Health Care Economics
— Ann Mills. Health Economics for Developing Countries, a survival kit
— Alan Sorkin: Health Economics
— Drummond: Methods for the economic evaluation of health care
programmes
— Karen L. Rascati. Essential of pharmacoeconomics

14 / 15
— Bahan bacaan lain yang relevan, paper/ jurnal (diberikan maupun
ditelusuri di perpustakaan)
— Handbook of Health Economics, Anthony J.Culyer & Joseph
Newhouse (e-book)
— Prinsip Ekonomi Case Fair
— Mikroekonomi Edisi keenam jilid 2 oleh Robert S Pindyck and
Daniel L Rubinfeld
— Machmud, Amir. 2016. Perekonomian Indonesia pasca reformasi,
Jakarta, Erlangga
— World Bank: Health financing revisited (a practioner’s guide)

15 / 15

Anda mungkin juga menyukai