Anda di halaman 1dari 45

Persamaan Diferensial Orde Dua

Non Homogen
PDO Orde Dua Non Homogen

Pada bagian ini akan dipelajari metode untuk


menyelesaikan PDO orde dua linear non homogen yang
memiliki koefisien konstan. Misalkan bentuk umum PDO
tersebut dinyatakan sebagai berikut

𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐 = 𝐺(𝑥)


dimana a, b, dan c adalah konstanta dan G adalah suatu
fungsi yang kontinyu.
Penyelesaian PDO Orde Dua Linear Non
Homogen

Penyelesaian umum dari PDO orde dua non homogen terdiri dari
dua bentuk penyelesaian yaitu penyelesaian komplementer (yc)
dan penyelesaian partikular (yp). Penyelesaian umum dari PDO
tipe ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
Penyelesaian komplementer didapatkan dengan menggunakan
bentuk homogen
𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐 = 0
Sehingga prosedur untuk mendapatkan yc sama dengan
prosedur untuk mencari penyelesaian pada PDO orde dua linear
homogen.

Untuk mendapatkan yp, maka dapat digunakan dua macam


metode yaitu metode koefisien tak tentu dan metode variasi
parameter
Metode Koefisien Tak Tentu
Untuk menyelesaikan PDO orde dua linear non homogen dengan
menggunakan metode koefisien tak tentu dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut
• Susun suatu PDO homogen dalam bentuk
𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐 = 0
• Selesaikan PDO ini untuk mendapatkan penyelesaian
komplementer yc
• Lakukan estimasi untuk mendapatkan penyelesaian partikular yp
dengan melihat bentuk G(x)
• Subsitusikan estimasi yp pada PDO awal
𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐 = 𝐺(𝑥)
• Dapatkan konstanta-kontanta yang bersesuaian untuk yp
• Penyelesaian umum untuk PDO tipe ini adalah
𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
Tabel Estimasi Fungsi yp(x)

G(x) Estimasi yp (x)


𝑒 𝑘𝑥 𝐴𝑒 𝑘𝑥
𝑎𝑥 𝑛 + 𝑏𝑥 𝑛−1 + 𝑐𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑧𝑥 + 𝑘 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎𝑥 + 𝑎0
sin 𝜔𝑡 𝛼 sin 𝜔𝑡 + 𝛽 cos 𝜔𝑡
cos 𝜔𝑡 𝛼 sin 𝜔𝑡 + 𝛽 cos 𝜔𝑡
𝑒 𝑘𝑥 sin 𝜔𝑡 𝑒 𝑘𝑥 (𝛼 sin 𝜔𝑡 + 𝛽 cos 𝜔𝑡)
𝑒 𝑘𝑥 cos 𝜔𝑡 𝑒 𝑘𝑥 (𝛼 sin 𝜔𝑡 + 𝛽 cos 𝜔𝑡)
(𝑎𝑥 𝑛 + 𝑏𝑥 𝑛−1 + 𝑐𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑧𝑥 (𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎𝑥
+ 𝑘) sin 𝜔𝑡 + 𝑎0 ) (𝛼 sin 𝜔𝑡 + 𝛽 cos 𝜔𝑡)
(𝑎𝑥 𝑛 + 𝑏𝑥 𝑛−1 + 𝑐𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑧𝑥 (𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎𝑥
+ 𝑘) cos 𝜔𝑡 + 𝑎0 ) (𝛼 sin 𝜔𝑡 + 𝛽 cos 𝜔𝑡)
𝑒 𝑘𝑥 (𝑎𝑥 𝑛 + 𝑏𝑥 𝑛−1 + 𝑐𝑥 𝑛−2 + ⋯ + 𝑧𝑥 + 𝑘) 𝑒 𝑘𝑥 (𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎𝑥 + 𝑎0 )
Contoh
Selesaikan PDO berikut ini
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = 𝑥 2

Penyelesaian
Ubah PDO tersebut menjadi PDO homogen untuk
mendapatkan yc
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = 0
Persamaan karakteristik untuk PDO ini adalah
𝑟2 + 𝑟 − 2 = 0
Didapatkan 𝑟1 = 1 dan 𝑟2 = −2
Sehingga penyelesaian komplementer untuk PDO
homogen adalah
𝑦𝑐 𝑥 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥
Untuk mendapatkan estimasi terhadap yp perhatikan bentuk
G(x). Pada PDO awal diketahui 𝐺 𝑥 = 𝑥 2. Sehingga estimasi
untuk yp adalah
𝑦𝑝 = 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑥 + 𝐶
Jika akan disubstitusikan pada PDO awal maka perlu dicari yp’dan
yp”
𝑦𝑝 ′ = 2𝐴𝑥 + 𝐵
𝑦𝑝 " = 2𝐴
PDO awal adalah
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = 𝑥 2
Jika yp disubstitusikan pada PDO awal maka akan didapatkan
𝑦𝑝 " + 𝑦𝑝 ′ − 2𝑦𝑝 = 𝑥 2
2𝐴𝑥 + 𝐵 + 2𝐴 − 2 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑥 + 𝐶 = 𝑥 2
−2𝐴 𝑥 2 + 2𝐴 − 2𝐵 𝑥 + 2𝐴 + 𝐵 − 2𝐶 = 𝑥 2 + 0𝑥 + 0
Dengan menyetarakan ruas kanan dan kiri pada polinomial
didapatkan persamaan-persamaan berikut ini
−2𝐴 = 1 2𝐴 − 2𝐵 = 0 2𝐴 + 𝐵 − 2𝐶 = 0
Didapatkan penyelesaian untuk A, B, dan C adalah
1 1 3
𝐴=− 𝐵=− 𝐶=−
2 2 4
Dengan demikian penyelesaian partikular yp , untuk PDO ini
adalah
1 2 1 3
𝑦𝑝 𝑥 = − 𝑥 − 𝑥 −
2 2 4
Penyelesaian umum untuk PDO ini adalah
𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
𝑥 −2𝑥
1 2 1 3
𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑒 + 𝑐2 𝑒 − 𝑥 − 𝑥−
2 2 4
Untuk menunjukkan bahwa y(x) adalah penyelesaian dari PDO ini maka
substitusikan penyelesaian umum tadi pada PDO awal
𝑥 −2𝑥 1 2 1 3
𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑒 + 𝑐2 𝑒 − 𝑥 − 𝑥−
2 2 4
′ 𝑥 −2𝑥
1
𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑒 − 2𝑐2𝑒 −𝑥−
2
𝑥
𝑦"(𝑥) = 𝑐1 𝑒 + 4𝑐2𝑒 −2𝑥 −1

PDO awal adalah


𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = 𝑥 2

Sehingga sekarang setelah disubstitusikan didapatkan

𝑥 −2𝑥 𝑥 −2𝑥
1
𝑐1 𝑒 + 4𝑐2 𝑒 − 1 + 𝑐1𝑒 − 2𝑐2𝑒 −𝑥−
2
𝑥 −2𝑥 1 2 1 3
− 2 𝑐1 𝑒 + 𝑐2 𝑒 − 𝑥 − 𝑥−
2 2 4
= 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐1𝑒 𝑥 − 2𝑐1 𝑒 𝑥 + 4𝑐2𝑒 −2𝑥 − 2𝑐2𝑒 −2𝑥 − 2𝑐2𝑒 −2𝑥 + 𝑥 2
1 3
+ −𝑥 + 𝑥 + −1 − + = 𝑥2
2 2
Contoh
Selesaikan PDO berikut ini

𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = sin 𝑥
Penyelesaian:
Ubah PDO tersebut menjadi PDO homogen untuk
mendapatkan yc
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = 0
Persamaan karakteristik untuk PDO ini adalah
𝑟2 + 𝑟 − 2 = 0
Didapatkan 𝑟1 = 1 dan 𝑟2 = −2
Sehingga penyelesaian komplementer untuk PDO
homogen adalah
𝑦𝑐 𝑥 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥
Untuk mendapatkan estimasi terhadap yp perhatikan bentuk
G(x). Pada PDO awal diketahui 𝐺 𝑥 = sin 𝑥 . Sehingga
estimasi untuk yp adalah
𝑦𝑝 = 𝐴 cos 𝑥 + 𝐵 sin 𝑥
Jika akan disubstitusikan pada PDO awal maka perlu dicari
yp’dan yp”
𝑦𝑝 ′ = −𝐴 sin 𝑥 + 𝐵 cos 𝑥
𝑦𝑝 " = −𝐴 cos 𝑥 − 𝐵 sin 𝑥
PDO awal adalah
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = sin 𝑥
Jika yp disubstitusikan pada PDO awal maka akan didapatkan
𝑦𝑝 " + 𝑦𝑝 ′ − 2𝑦𝑝 = sin 𝑥
−𝐴 cos 𝑥 − 𝐵 sin 𝑥 + −𝐴 sin 𝑥 + 𝐵 cos 𝑥 − 2(𝐴 cos 𝑥
+ 𝐵 sin 𝑥) = sin 𝑥
−3𝐴 + 𝐵 cos 𝑥 + −𝐴 − 3𝐵 sin 𝑥 = 0. cos 𝑥 + sin 𝑥
Didapatkan dua persamaan
−3𝐴 + 𝐵 = 0 − 𝐴 − 3𝐵 = 1

Nilai A dan B berturut-turut adalah


1 3
𝐴=− 𝐵=−
10 10

Sehingga penyelesaian partikular untuk PDO ini adalah


1 3
𝑦𝑝 𝑥 = − cos 𝑥 − sin 𝑥
10 10

Penyelesaian umum untuk PDO ini adalah


𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
𝑥 −2𝑥
1 3
𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑒 + 𝑐2 𝑒 + − cos 𝑥 − sin 𝑥
10 10
Contoh : Kasus Penyelesaian Kembar
Tentukan penyelesaian dari PDO berikut ini
𝑦" − 4𝑦′ + 13𝑦 = 𝑒 2𝑥 cos 3𝑥

Penyelesaian:
Untuk mendapatkan penyelesaian komplementer (yc) maka
ubah PDO awal menjadi bentuk homogen
𝑦" − 4𝑦′ + 13𝑦 = 0
Persamaan komplementer untuk PDO homogen ini adalah
𝑟 2 − 4𝑟 + 13 = 0
Penyelesaian untuk persamaan komplementer ini adalah
𝑟 = 2 ± 3𝑖
Sehingga yc dapat dinyatakan sebagai
𝑦𝑐 𝑥 = 𝑒 2𝑥 (𝑐1 cos 3𝑥 + 𝑐2 sin 3𝑥)
Untuk mendapatkan estimasi terhadap yp perhatikan bentuk
G(x). Pada PDO awal diketahui 𝐺 𝑥 = 𝑒 2𝑥 cos 3𝑥 .Sehingga
estimasi untuk yp adalah

𝑦𝑝 𝑥 = 𝑒 2𝑥 (𝐴 cos 3𝑥 + 𝐵 sin 3𝑥)

Perhatikan bahwa pada yp terdapat suku 𝑒 2𝑥 cos 3𝑥 dan pada yc


terdapat juga suku 𝑒 2𝑥 cos 3𝑥. Akibatnya timbul dua suku yang
kembar. Hal ini mirip dengan Kasus II pada PDO orde dua

Untuk menghilangkan suku kembar ini, maka kalikan yp dengan x


sehingga didapatkan yp yang baru adalah

𝑦𝑝 = 𝑥. 𝑒 2𝑥 (𝐴 cos 3𝑥 + 𝐵 sin 3𝑥)


Subsitusikan nilai yp yang baru ini pada PDO awal

𝑦𝑝 = 𝑥. 𝑒 2𝑥 (𝐴 cos 3𝑥 + 𝐵 sin 3𝑥)


Dapatkan yp’dan yp”serta substitusikan pada persamaan

𝑦" − 4𝑦′ + 13𝑦 = 𝑒 2𝑥 cos 3𝑥


Setelah nilai A dan B diperoleh, maka penyelesaian umum untuk
PDO ini adalah
𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
Contoh
Suatu rangkaian R-L-C yang dirangkai seri dihubungkan dnegan
suatu beda potensial 𝐸 𝑡 = 100 cos 10𝑡 . Komponen-
komponenyang digunakan dalam rangkaian itu adalah R = 40 Ω, L
= 1H, C = 16  10–4 F.

Terdapat kondisi awal muatan dan arus keduanya sama dengan


nol. Tentukan persamaan muatan yang mengalir sepanjang
rangkaian
Penyelesaian:
Persamaan muatan yang mengalir dapat diwakili oleh persamaan (7)
dengan mensubstitusikan nilai R,L,C, dan E(t) yang sesuai sehingga
didapatkan persamaan sebagai berikut

Persamaan karakteristik untuk persamaan (8) adalah


r2 + 40r + 625 = 0
Penyelesaian persamaan karakteristik ini adalah
−40± 402−4.1.625 −40± −900
𝑟= = = −20 ± 15𝑖
2.1 2

Penyelesaian komplementer untuk persamaan (8)


𝑄𝑐 𝑡 = 𝑒 −20𝑡 𝑐1 cos 15𝑡 + 𝑐2 sin 15𝑡
Dengan menggunakan metode koefisien tak tentu, maka penyelesaian
partikular yang digunakan adalah
𝑄𝑝 𝑡 = 𝐴 cos 10𝑡 + 𝐵 sin 10𝑡

Sehingga didapatkan
𝑄𝑝 ′ 𝑡 = −10𝐴 sin 10𝑡 + 10𝐵 cos 10𝑡
𝑄𝑝 "(𝑡) = −100𝐴 cos 10𝑡 − 100𝐵 sin 10𝑡

Substitusi pada (8) akan menghasilkan

(–100A cos 10t – 100B sin 10t) + 40(–10A sin 10t


+10B cos 10t) + 625(A cos 10t + B sin 10t) = 100 cos 10t

(525A + 400B) cos 10t + (–400A + 525B) sin 10t = 100 cos 10t
Jika koefisien untuk suku sin dan cos disamakan maka akan didapatkan
525A + 400B = 100
–400A + 525B = 0
atau
21A + 16B = 4
–16A + 21B = 0
Didapatkan A dan B masing-masing adalah
84 64
𝐴= 𝐵=
697 697
Dengan demikian penyelesaian partikular untuk PDO ini adalah
84 64
𝑄𝑝 𝑡 = cos 10𝑡 + sin 10𝑡
697 697

Dan penyelesaian umum untuk PDO ini adalah


𝑄 𝑡 = 𝑄𝐶 𝑡 + 𝑄𝑃
−20𝑡
4
𝑄 𝑡 =𝑒 𝑐1 cos 15𝑡 + 𝑐2 sin 15𝑡 + ( 21 cos 10𝑡 + 16 sin 10𝑡)
697
Untuk mendapatkan penyelesaian khusus maka digunakan syarat awal
𝑄(0) = 0 𝐼 0 = 𝑄 ′(0) = 0
Didapatkan
84 84
𝑄 0 = 𝑐1 + = 0 → 𝑐1 = −
697 697
Untuk Q(t)
4
𝑄 𝑡 = 𝑒 −20𝑡 𝑐1 cos 15𝑡 + 𝑐2 sin 15𝑡 + ( 21 cos 10𝑡 + 16 sin 10𝑡)
697
Maka
𝑑𝑄
=𝐼 𝑡
𝑑𝑡
= −20𝑒 −20𝑡 𝑐1 cos 15𝑡 + 𝑐2 sin 15𝑡
+ 𝑒 −20𝑡 −15𝑐1 sin 15𝑡 + 15𝑐2 cos 15𝑡
40
+ ( −21 sin 10𝑡 + 16 cos 10𝑡)
697

Untuk 𝐼 0 = 0 maka didapatkan


640 208
𝐼 0 = −20𝑐1 + 15𝑐2 + = 0 → 𝑐2 = −
697 2091
Dengan demikian penyelesaian khusus untuk persamaan muatan yang mengalir
sepanjang rangkaian adalah

−20𝑡
4
𝑄 𝑡 =𝑒 𝑐1 cos 15𝑡 + 𝑐2 sin 15𝑡 + ( 21 cos 10𝑡 + 16 sin 10𝑡)
697

84 208 4
𝑄 𝑡 = 𝑒 −20𝑡 − cos 15𝑡 − sin 15𝑡 + 21 cos 10𝑡 + 16 sin 10𝑡
697 2091 697

4
Saat t → ∞ maka 𝑄 𝑡 = ( 21 cos 10𝑡 + 16 sin 10𝑡)
697
Kondisi ini disebut sebagai penyelesaian untuk keadaan steady state
Grafik di bawah ini menunjukkan penyelesaian pada kondisi
transien dan pada kondisi steady state.
Metode Variasi Parameter
Misalkan terdapat PDO non homogen orde dua dalam bentuk
𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐𝑦 = 𝐺(𝑥)

Untuk mendapatkan penyelesaiakan komplementer, maka PDO


tersebut diubah dalam bentuk homogen sebagai berikut
𝑎𝑦" + 𝑏𝑦′ + 𝑐𝑦 = 0

Penyelesaian dari bentuk homogen ini adalah


𝑦𝑐 𝑥 = 𝑐1 𝑦1 𝑥 + 𝑐2 𝑦2 (𝑥)
dimana y1(x) dan y2(x) bersifat linearly independent, artinya

𝑦1 (𝑥)
≠𝑐
𝑦2 (𝑥)
Misalkan estimasi penyelesaian untuk yp(x) dapat dinyatakan
sebagai berikut
𝑦𝑝 𝑥 = 𝑢1 𝑥 𝑦1 𝑥 + 𝑢2 (𝑥)𝑦2 (𝑥)
Maka didapatkan yp’ adalah
𝑦𝑝′ = 𝑢1 ′ 𝑦1 + 𝑢1 𝑦1 ′ + 𝑢2 ′ 𝑦2 + 𝑢2 𝑦2 ′
Ditetapkan suatu kondisi berikut
𝑢1 ′ 𝑦1 + 𝑢2 ′ 𝑦2 = 0 (1)
Sehingga yp’dapat dituliskan kembali sebagai berikut
𝑦𝑝′ = 𝑢1 𝑦1 ′ + 𝑢2 𝑦2 ′
Turunan kedua dari yp dapat dinyatakan sebagai berikut
𝑦𝑝" = 𝑢1 ′𝑦1 ′ + 𝑢1 𝑦1 " + 𝑢2 ′𝑦2 ′ + 𝑢2 𝑦2 "
Subsitusi yp, yp’ dan yp” pada PDO awal akan menghasilkan
persamaan berikut ini
𝑎𝑦𝑝 " + 𝑏𝑦𝑝 ′ + 𝑐𝑦𝑝 = 𝐺(𝑥)
𝑎(𝑢1 ′𝑦1 ′ + 𝑢1 𝑦1 " + 𝑢2 ′𝑦2 ′ + 𝑢2 𝑦2 ") + 𝑏(𝑢1 𝑦1 ′ + 𝑢2 𝑦2 ′ ) + 𝑐(𝑢1 𝑦1 + 𝑢2 𝑦2 ) = 𝐺(𝑥)

Jika diatur kembali maka akan didapatkan


𝑎𝑦1 " + 𝑏𝑦1 ′ + 𝑐𝑦1 𝑢1 + 𝑎𝑦2 " + 𝑏𝑦2 ′ + 𝑐𝑦2 𝑢2 + 𝑎 𝑢1 ′𝑦1 ′ + 𝑢2 ′𝑦2 ′ = 𝐺(𝑥)

Bentuk-bentuk berikut ini adalah penyelesaian dari PDO homogen


𝑎𝑦1 " + 𝑏𝑦1 ′ + 𝑐𝑦1 = 0
𝑎𝑦2 " + 𝑏𝑦2 ′ + 𝑐𝑦2 = 0
Sehingga 𝑎 𝑢1 ′𝑦1 ′ + 𝑢2 ′𝑦2 ′ = 𝐺(𝑥)
Misalkan dituliskan kembali
′ ′ 𝐺(𝑥)
𝑢1 ′𝑦1 + 𝑢2 ′𝑦2 = (2)
𝑎
Sekarang didapatkan dua persamaan
𝑢1 ′ 𝑦1 + 𝑢2 ′ 𝑦2 = 0 (1)
′ ′ 𝐺(𝑥)
𝑢1 ′𝑦1 + 𝑢2 ′𝑦2 = (2)
𝑎

Jika dituliskan dalam bentuk matriks, maka akan didapatkan


𝑦1 𝑦2 𝑢1 ′ 0
= 𝐺(𝑥)
𝑦1 ′ 𝑦2 ′ 𝑢2 ′
𝑎

Penyelesaian untuk u1’dan u2’ masing-masing adalah

𝐺 𝑥 𝐺(𝑥)
𝑦2 𝑦1

𝑢1 = − 𝑎 𝑢2 ′ = − 𝑎
𝑦1 𝑦2′ − 𝑦1′ 𝑦2 𝑦2 𝑦1′ − 𝑦2 ′𝑦1
Didefinisikan Wronskian (W) untuk sistem persamaan (1) dan (2)
adalah
𝑦1 𝑦2
𝑊 = 𝑦 ′ 𝑦 ′ = 𝑦1 𝑦2′ − 𝑦2 𝑦1 ′
1 2

Sehingga u1’dan u2’ dapat dituliskan kembali sebagai berikut


𝐺 𝑥 𝐺 𝑥
𝑦2 𝑎 𝑦1 𝑎
𝑢1′ = − 𝑢2′ =
𝑊 𝑊

u1(x) dan u2(x) dapat diperoleh sebagai berikut


𝐺 𝑥 𝐺 𝑥
𝑦2 𝑦1
𝑢1 𝑥 = − 𝑎 𝑑𝑥 𝑢2 𝑥 = 𝑎 𝑑𝑥
𝑊 𝑊
Penyelesaian umum untuk PDO yang diselesaikan dengan
metode variasi parameter adalah

𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑦1 𝑥 + 𝑐2 𝑦2 (𝑥) + (𝑢1 𝑥 𝑦2 𝑥 + 𝑢2 (𝑥)𝑦2 (𝑥))

dimana y1(x) dan y2(x) adalah penyelesaian komplementer dan


u1(x) serta u2(x) dinyatakan sebagai berikut

𝐺 𝑥 𝐺 𝑥
𝑦2 𝑎 𝑦1 𝑎
𝑢1 𝑥 = − 𝑑𝑥 𝑢2 𝑥 = 𝑑𝑥
𝑊 𝑊
𝑦1 𝑦2 ′
Untuk 𝑊 = 𝑦 ′ 𝑦2 ′ = 𝑦1 𝑦2 − 𝑦2 𝑦1 ′
1
Contoh
Selesaikan PDO berikut dengan metode variasi parameter
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = sin 𝑥

Penyelesaian
Ubah PDO tersebut menjadi PDO homogen untuk mendapatkan
yc
𝑦" + 𝑦′ − 2𝑦 = 0
Persamaan karakteristik untuk PDO ini adalah
𝑟2 + 𝑟 − 2 = 0
Didapatkan 𝑟1 = 1 dan 𝑟2 = −2
Sehingga penyelesaian komplementer untuk PDO homogen
adalah
𝑦𝑐 𝑥 = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥
Untuk mendapatkan penyelesaian partikular (yp), maka
digunakan

𝑦1 𝑥 = 𝑒 𝑥 𝑦2 𝑥 = 𝑒 −2𝑥 𝐺 𝑥 = sin 𝑥 𝑎=1

Wornskian untuk penyelesaian ini adalah


𝑦1 𝑦2
𝑊 = 𝑦 ′ 𝑦 ′ = 𝑦1 𝑦2′ − 𝑦2 𝑦1 ′
1 2
dimana 𝑦1′ 𝑥 = 𝑒 𝑥 𝑦2′ 𝑥 = −2𝑒 −2𝑥

Sehingga
𝑦1 𝑦2
𝑊= = 𝑦1 𝑦2′ − 𝑦2 𝑦1′ = −3𝑒 −𝑥
𝑦1 ′ 𝑦2 ′
Langkah selanjutnya adalah mencari u1(x) dan u2(x) sebagai berikut
𝐺 𝑥 𝐺 𝑥
𝑦2 𝑦1
𝑢1 𝑥 = − 𝑎 𝑑𝑥 𝑢2 𝑥 = 𝑎 𝑑𝑥
𝑊 𝑊
sin 𝑥
𝑒 −2𝑥 1 1 −𝑥
𝑢1 𝑥 = − 1 𝑑𝑥 = −𝑥
𝑒 sin 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑒 (sin 𝑥 + cos 𝑥)
−3𝑒 −𝑥 3 6
sin 𝑥
𝑒𝑥
𝑢2 𝑥 = 1 𝑑𝑥 = − 1 𝑒 2𝑥
1 2𝑥
sin 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑒 (2 sin 𝑥 − cos 𝑥)
−3𝑒 −𝑥 3 15
Didapatkan yp(x) adalah
𝑦𝑝 𝑥 = 𝑢1 𝑥 𝑦1 𝑥 + 𝑢2 𝑥 𝑦2 𝑥
1 −𝑥 1 2𝑥
𝑦𝑝 𝑥 = − 𝑒 sin 𝑥 + cos 𝑥 . 𝑒 − 𝑒 2 sin 𝑥 − cos 𝑥 . 𝑒 −2𝑥
𝑥
6 15
1 1 1 2 1 3
𝑦𝑝 𝑥 = − + cos 𝑥 + − − sin 𝑥 = − cos 𝑥 − sin 𝑥
6 15 6 15 10 10
Sehingga penyelesaian umumnya adalah

𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
𝑥 −2𝑥
1 3
𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑒 + 𝑐2 𝑒 − cos 𝑥 − sin 𝑥
10 10
Contoh
Selesaikan PDO berikut ini
𝜋
𝑦" + 𝑦 = tan 𝑥 0≤𝑥 <
2
Penyelesaian
Bentuk homogen dari PDO di atas adalah
𝑦 ′′ + 𝑦 = 0
Persamaan karakteristik untuk PDO ini adalah
𝑟2 + 1 = 0
Diketahui dari persamaan karakteristik a = 1 b = 0 c = 1 sehingga
didapatkan
𝑟 = ±𝑖
Penyelesaian komplementer adalah

𝑦𝑐 𝑥 = 𝑐1cos 𝑥 + 𝑐2sin 𝑥
Perhatikan bahwa untuk PDO ini G(x) = tan x, sehingga tidak bisa
diselesaikan dengan metode koefisien tak tentu dan hanya bisa
diselesaikan dengan metode variasi parameter.

Dengan demikian langkah selanjutnya adalah mencari u1(x) dan


u2(x) untuk memperoleh persamaan partikular

Untuk PDO ini maka


𝑦1 𝑥 = cos 𝑥 𝑦2 𝑥 = sin 𝑥 𝑎 = 1 𝐺 𝑥 = tan 𝑥
didapatkan 𝑦1′ = − sin 𝑥 𝑦2′ = cos 𝑥

Sehingga Wronskian untuk persamaan ini adalah


𝑦1 𝑦2
𝑊 = 𝑦 ′ 𝑦 ′ = 𝑦1 𝑦2′ − 𝑦2 𝑦1′ = cos 2 𝑥 + sin2 𝑥 = 1
1 2
Selanjutnya dicari nilai u1(x) dan u2(x)

𝐺 𝑥 𝐺 𝑥
𝑦2 𝑦1
𝑢1 𝑥 = − 𝑎 𝑑𝑥 𝑢2 𝑥 = 𝑎 𝑑𝑥
𝑊 𝑊
tan 𝑥
sin 𝑥 1 𝑑𝑥 = − sin 𝑥 tan 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 − ln sec𝑥 + tan 𝑥
𝑢1 𝑥 = −
1
tan 𝑥
cos 𝑥 1
𝑢2 𝑥 = 𝑑𝑥 = sin 𝑥 𝑑𝑥 = −cos 𝑥
1
Penyelesaian partikular (yp) untuk PDO ini adalah

𝑦𝑝 𝑥 = 𝑢1 𝑥 𝑦1 𝑥 + 𝑢2 𝑥 𝑦2 𝑥
𝑦𝑝 𝑥 = (sin 𝑥 − ln sec 𝑥 + tan 𝑥 ) cos 𝑥 − cos 𝑥 . sin 𝑥 = − cos 𝑥. ln sec 𝑥 + tan 𝑥
Penyelesaian umum untuk PDO ini adalah

𝑦 𝑥 = 𝑦𝑐 𝑥 + 𝑦𝑝 (𝑥)
𝑦 𝑥 = 𝑐1cos 𝑥 + 𝑐2sin 𝑥 − cos 𝑥. ln sec 𝑥 + tan 𝑥
Aplikasi PDO Orde Dua Linear Non Homogen

Aplikasi yang akan dibahas yang terkait dengan PDO orde dua
linear non homogen adalah
 Getaran dalam pengaruh gaya paksa (forced vibration)
 Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian AC
Getaran Paksa (Forced Vibrations)

Misalkan suatu sistem massa-pegas berada dalam suatu


pengaruh gaya pulih, gaya redam, dan gaya luar F(t). Hukum
Newton II untuk kondisi ini dapat dinyatakan sebagai berikut

𝐹 = 𝑚. 𝑎 = gaya pulih + gaya redam + gaya paksa


𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 2 = −𝑘. 𝑥 − 𝑐 + 𝐹(𝑡)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Jika diatur ulang, maka akan didapatkan PDO linear non


homogen dalam bentuk
Gaya paksa yang bekerja dapat dinyatakan dalam bentuk

𝑘
𝐹 𝑡 = 𝐹0 cos 𝜔0 𝑡 dimana 𝜔0 ≠ 𝜔 =
𝑚

Misalkan tidak terdapat gaya redam (c = 0), maka PDO pada


persamaan (5) dapat diselesaikan dengan metode koefisien tak
tentu dan penyelesaiannya adalah

Jika ω0 = ω, maka frekuensi pada gaya luar akan memperkuat


frekuensi alami dan menimbulkan vibrasi dengan amplitudo
yang semakin membesar. Fenomena ini disebut sebagai
resonansi
Rangkaian Listrik
Pada pembahasan sebelumnya telah dipelajari penggunaan PDO
orde satu untuk memodelkan rangkaian listrik yang mengandung
resistor dan induktor atau resistor dan kapasitor. Sekarang akan
dicoba untuk memodelkan suatu rangkaian listrik yang
mengandung resistor, induktor, dan kapasitor.
Misalkan suatu rangkaian listrik mengandung resistor dengan
resistansi R, induktor dengan induktansi L, dan kapasitor dengan
kapasitansi C, yang dirangkai secara seri. Rangkaian ini terhubung
dengan suatu sumber tegangan E. Jatuhan tegangan pada masing-
masing komponen ini dapat dinyatakan sebagai berikut

𝑑𝑖 1
𝑉𝑅 = 𝑖. 𝑅 𝑉𝐿 = 𝐿 𝑉𝐶 = 𝑖 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐶
Menurut hukum Kirchoff, jatuhan tegangan total sama dengan jumlah
jatuhan tegangan pada masing-masing komponen, atau dapat
dinyatakan sebagai berikut

𝐸 𝑡 = 𝑉𝐿 + 𝑉𝑅 + 𝑉𝐶
𝑑𝑖 1
𝐿 + 𝑅. 𝑖 + 𝑖 𝑑𝑡 = 𝐸(𝑡)
𝑑𝑡 𝐶
𝑑𝑄
Karena 𝑖 = maka PDO tersebut dapat dinyatakan kembali
𝑑𝑡
sebagai berikut

PDO pada persamaan (7) merupakan suatu PDO linear orde 2


non homogen dengan koefisien konstan. Syarat awal untuk
menyelesaian PDO ini adalah sebagai berikut

Q (0) = Q0 Q(0) = I (0) = I0


Jika persamaan berikut
𝑑𝑖 1
𝐿 + 𝑅. 𝑖 + 𝑖 𝑑𝑡 = 𝐸(𝑡)
𝑑𝑡 𝐶
Diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh PDO baru sebagai
berikut
Catatan
Dengan membandingkan persamaan (5 ) dan (7) terlihat bahwa
keduanya identik secara matematis kendatipun secara fisis
kedua persamaan tersebut menggambarkan fenomena fisika
yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai