Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGAPLIKASIAN LANGKAH-LANGKAH NEGOSIASI :


STUDI KASUS PERMASALAHAN PSSI DAN KPSI

MAKALAH NON SEMINAR

TYKA RAMONA
1006695476

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA
JANUARI 2014

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014
Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014
Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014
Pengaplikasian Langkah-Langkah Negosiasi : Studi Kasus
Permasalahan PSSI Dan KPSI

Tyka Ramona, 1006695476

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia

ty.ramona@ymail.com

Abstrak

Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.
Tanpa disadari semua orang pasti melakukan negosiasi. Negosiasi melibatkan memeriksa fakta-
fakta dari sebuah situasi, mengekspos kepentingan yang berlawanan dari pihak-pihak yang
terlibat, dan melakukan perundingan untuk sebisa mungkin menyelesaikan masalah. Didalam
makalah ini akan dibahas bagaimana pengertian, proses, hingga langkah-langkah melakukan
negosiasi. Setelah itu akan dibahas bagaimana pengaplikasian langkah-langkah negosiasi dalam
contoh kasus PSSI dan KPSI.

Kata Kunci : Negosiasi, komunikasi, proses, langkah-langkah

Applying The Steps of Negotiation : A Study on problem between


PSSI and KPSI)

ABSTRACT

Negotiation is a communication activities can’t be separated from everyday life. Without realizing
everyone must negotiate. Negotiation involves examining the facts of a situation, exposing both
the common and opposing interests of the parties involved, and bargaining to resolve as many
issues as possible. This paper will discuss definition of negotiation, the process, and to negotiate
steps. After that it will be discussed how to applying the steps of negotiating in the case of PSSI
and KPSI.

Keyword : Negotiation, communication, process, steps to

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


Latar Belakang

Dalam kejadian sehari-hari, banyak pihak-pihak yang bermasalah dan tidak bisa
menyelesaikan masalahnya karena tidak bertemunya kesepakatan antara kedua belah
pihak. Baik hanya sekedar masalah kecil sampai masalah besar seperti urusan
ekonomi, bisnis, maupun politik.

Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut salah satunya dengan melakukan


kesepakatan atau yang biasa disebut dengan melakukan negosiasi. Bahkan tanpa kita
sadari kegiatan negosiasi dilakukan sejak kita bangun tidur. Misalnya saat sebelum
berangkat sekolah kita bernegosiasi kepada orang tua tentang uang saku, saat di
sekolah bernegosiasi dengan guru tentang tugas.

Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat
dengan filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar untuk
mempertahankan kepentingannya, di satu sisi, manusia lain juga memiliki
kepentingan yang akan tetap dipertahankan, sehingga, terjadilah benturan
kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama, yaitu
memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan kepentingan
terhadap suatu hal, maka timbul lah suatu sengketa. Dalam penyelesaian sengketa
dikenal berbagai macam cara, salah satunya negosiasi. Secara umum, tujuan
dilakukannya negosiasi adalah mendapatkan atau memenuhi kepentingan kita yang
telah direncanakan sebelumnya dimana hal yang diinginkan tersebut disediakan atau
dimiliki oleh orang lain sehingga kita memerlukan negosiasi untuk mendapatkan yang
diinginkan.

Salah satu contoh kasus yang permasalahannya cukup panjang dan menghebohkan
pada tahun 2012 sampai awal tahun 2013 kemaren adalah kasus PSSI (Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia) dengan KPSI (Komite Penyelamatan Sepakbola
Indonesia). Pemicu berdamainya PSSI dan KPSI adalah karena adanya ancaman dan
sanksi dari FIFA (Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional) apabila kedua pihak ini
tidak berdamai.

Walaupun akhirnya pertikaian ini berakhir, penulis tetap ingin menganalisa kasus ini
dan membuatkan langkah-langkah negosiasi yang tepat. Masalah ini berlalu cukup

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


lama, dan baru berakhir saat ada ancaman dari pihak luar. Padahal menurut penulis
seharusnya kedua belah pihak dapat harus bisa menyelesaikan masalah itu sendiri.

Karena itu pada karya tulis ini, penulis akan menjadi negosiator dari pihak PSSI untuk
bernegosiasi dengan pihak KPSI. Sebelum membahas strategi-strategi negosiasi,
penulis akan terlebih dahulu membahas konsep dari Negosiasi itu sendiri. Dari
konsep-konsep tersebut baru akan dibuat langkah-langkah kongkrit untuk
menyelesaikan permasalahan dari pihak PSSI.

Permasalahan

Permasalahan PSSI dan KPSI bermula pada bulan September 2011, akibat adanya
ketidakpuasaan kepada PSSI. Salah satunya adalah Toni Aprilani dan La Nyalla
Matalitti yang akhirnya membentuk KPSI pada akhir tahun. Selain itu, dua eks
anggota exco Roberto Rouw dan Erwin Dwi Budiman turut bergabung.

Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI.Ketua Umum Nurdin


Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal
26 Maret 2011 di Pekanbaru, Riau, masalah kekisruhan di tubuh PSSI seperti
disengaja disembunyikan dari publik dengan cara mengadakan kongres secara
tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak berhasil diselenggarakan karena terjadi
kekisruhan mengenai hak suara. Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA
memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih
kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid. Komite
Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat
mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya
mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4
orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro,
dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan
keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari2011. Selanjutnya, FIFA
mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI.

Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan


Kongres tanggal 20 Mei2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode
2011-2015. Setelah itu mulailah ada dualisme kompetisi sepakbola di Indonesia. IPL
(Indonesia Premier League) dibawahi KPSI dan ISL (Indonesia Super League) yang
dibawahi oleh PSSI.

Sebagai komite yang resmi dari kemenpora, PSSI ingin agar KPSI dibubarkan agar
tidak adanya dualisme kompetisi. Tapi KPSI tidak mau mematuhi PSSI karena tidak
bertemunya kesepakatan bersama. Karena itulah diperlukan langkah-langkah
negosiasi dari pihak PSSI yang dapat disetujui oleh KPSI dan tetap tidak merugikan
PSSI.

Kerangka Konsep

Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat
berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan
(Elizabeth.2003,5-6). Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam
bernegosiasi yaitu pembeli dan penjual. Lebih jelasnya bahwa negosiasi merupakan
suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan
dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang
memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama. Shani and Lau (2005,
176) mendefinisikan negosiasi sebagai : “In situations where there is both conflict and
interdependency, the process used to deal with conflict is negotiations” Dalam hal ini,
negosiasi diartikan sebagai proses penyelesaian konflik, dimana pihak-pihak yang
terlibat konflik saling bergantung.

Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu keputusan atau
kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau
keinginan kedua belah pihak tersebut.

Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain :
• Persiapan yang cermat
• Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


• Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka
• Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan
yang baik dan saling menguntungkan serta saling menghormati
• Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui
kompromi bila terjadi kemacetan

Proses Bernegosiasi
Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh
hasilnya. Oleh karena itu negosiasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara
kontinu atau terus-menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak.
Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses
bernegosiasi.

Menurut Casse (2000), proses bernegosiasi ada tiga tahapan penting , yaitu sebagai
berikut :
I. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu
merencanakan sasaran negosiasi, strategi negosiasi, dan memperjelas proses
negosiasi.
Sasaran negosiasi adalah hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini
merupakan salah satu alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi.
Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam
bernegosiasi.
Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan bernegosiasi.
Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi
yang tepat.
Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan
mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling
menguntungkan
II. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang
diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi.
Implementasi negosiasi memiliki beberapa komponen penting, antara lain :
• Taktik cara anda

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


Adalah bahwa Anda tahu tujuan yang ingin dicapai, Anda bersikeras
dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah Anda yang benar
dan Anda terus menekan
• Taktik bekerja sama
Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan
dan mengetahui apa yang ada di benak mereka, Andalah yang
memutuskan untuk bersikap reaktif(bukan proaktif) siap bekerjasama.
• Taktik tidak bertindak apa-apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam
hal ini Anda tetap bersikukuh pda pendirian dan tidak mudah berubah.
• Taktik melangkah ke tujuan lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu
persoalan ke persoalan lain.
III. Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi.
Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu
dilakukan, antara lain:
• Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda
• Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman
yang sangat berharga bagi seorang negosiator
• Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan
bangunlah kesuksesan Anda.

Langkah-langkah Melakukan Negosiasi


Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai
faktor penting. Beberapa langkah-langkah oleh Stuart Diamond (2010,48-56) yang
dibagi menjadi empat bagian yang harus dilakukan agar berhasilnya negosiasi
tersebut. Diantaranya adalah:

Bagian I : Tujuan dan Permasalahan


1. Merencanakan Tujuan
Sebelum memulai proses negosiasi tentunya kita harus merencanakan tujuan
akhir kita. Agar dalam persiapan melakukan negosiasi akan lebih focus. Tujuan

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


yang direncanakan biasanya dibagi dua menjadi tujuan jangka pendek dan tujuan
untuk jangka panjang.
2. Permasalahan
Harus diketahui dulu permasalahannya apa, sehingga dari permasalahan itulah
dapat dicari solusinya.
3. Pihak yang Terlibat
Cari tahu pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam permasalahan.
4. Kemungkinan terburuk
Buat persiapan analisa kemungkinan buruk apabila tidak berhasilnya negosiasi.
5. Persiapan
Dibuat perkiran waktu yang dibutuhkan, persiapan yang berhubungan dan cari
tahu siapa saja yang memiliki informasi lebih untuk persiapan membuat strategi
negosiasi.

Bagian II : Analis Situasi


6. Keinginan atau Ketertarikan
Analisa apa saja yang menjadi keinginan kedu belah pihak. Nilai mana yang tidak
setara dan menyebabkan konflik.
7. Persepsi
Persepsi masing-masing pihak tentang lawannya.
8. Komunikasi
Bagaimana hubungan kedua belah pihak.
9. Standards
10. Menguji kembali tujuan
Kenapa harus mengatakan iya maupun tidak pada keinginan kedua belah pihak.

Bagian III : Pengurangan pilihan atau resiko


11. Brainstorm
Mencari pilihan-pilihan cara untuk bertemu dengan tujuan dan keinginnanya.
Temukan jalan yang kira-kira bisa digunakan.
12. Inkremental
Menentukan langkah-langkah untuk mengurangi resiko.
13. Pihak ketiga

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


Kehadiran pihak ketiga yang berpengaruh dapat membantu dalam melakukan
negosiasi.
14. Konsep
Harus ada konsep yang baik, untuk membuat visi maupun membuat pertanyaan-
pertanyaan untuk ditanyakan.
15. Alternatif
Membuat pilihan-pilahan lain dapat membantu saat melakukan negosiasi.
Bagian IV : Aksi
16. Prioritas Utama
Harus dibuat prioritas utama agar tidak kehilangan semua tujuan.
17. Who Present
Persiapkan bagaimana cara membawakan negosiasi, dan kepada siapa negosiasi
tersebut ditujukan.
18. Proses
Buat agenda, deadline, dan managemen waktu untuk negosiasi ini agar waktunya
tepat dan tidak ada kerugian lain yang muncul dalam prosesnya.
19. Komitmen
Kesepakatan yang harus disetujui oleh kedua belah pihak
20. Langkah Berikutnya
Tahapan berikutnya yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak.

Pembahasan

Negosiasi Pada Kasus PSSI dan KPSI


Dari langkah-langkah yang diterangkan diatas, akan diimplementasikan pada kasus
PSSI. Berikut penjabaran langkah-langkah dari Stuart Diamond yang akan dilakukan
pihak negosiator PSSI. Pada masalah ini yang terlibat adalah pihak PSSI, KPSI dan
Kemenpora - Tim Gugus Tugas, FIFA, AFC. Langkah pertama yang paling
menentukan tujuan dan permasalahannya terlebih dahulu. Dalam jangka pendek PSSI
bertujuan untuk menyelesaikan perseteruan dengan KPSI, menyelenggarakan liga
unifikasi, menghindarkan sepak bola Indonesia dari sanksi FIFA, dan untuk
menguatkan dukungan FIFA, AFC, maupun pemerintah terhadap PSSI sebagai
federasi sepak bola yang sah di Indonesia. Untuk tujuan jangka panjangnya PSSI

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


harus melakukan negosiasi agar mencegah terjadinya kudeta di tubuh PSSI di masa
depan.

Sebelum mencari kebijakan penyeesain masalah PSSI terlebih dahulu menjadi


kesalahan PSSI yang menjadi dasar bagi KPSI untuk menentang PSSI. Pertama, PSSI
mencetuskan kompetisi liga tertinggi sepak bola nasional yang diikuti oleh 24 klub
yang berasal dari kasta tertinggi dengan nama Liga Prima Indonesia (IPL). Hal ini
merupakan pelanggaran statuta Kongress II PSSI di Bali pada 9 Juli 2011 yang
memutuskan kompetisi PSSI 2011/2012 bernama Liga Super Indonesia (ISL) yang
diikuti 18 klub. Dan yang kedua, soal keikutsertaan klub di kompetisi, PSSI
mengikutsertakan klub-klub yang berada jauh di bawah kasta tertinggi namun naik ke
posisi teratas tanpa pernah menjuarai klub divisi nomor dua. Harusnya klub yang
mengikuti kompetisi tertinggi adalah klub yang sudah disepakati dalam kasta
tertinggi, dan kemudian tambahan klub lainnya yang berasal dari divisi di bawahnya
sebagai pengganti klub yang terdegradasi dari kompetisi tertinggi.

Jika rekonsiliasi PSSI dan KPSI tidak menemukan titik terang maka akan ada
dualisme federasi (PSSI dan KPSI), dualisme timnas (timnas versi PSSI dan timnas
versi KPSI), dualisme liga (IPL dan ISL) di dunia sepak bola Indonesia. Selain itu
FIFA akan memberikan sanksi terhadap persepakbolaan Indonesia yaitu absennya
timnas Indonesia dari semua ajang kompetisi resmi di kejuaraan dunia.
Kepengurusan PSSI pun akan diambil alih oleh KONI.

Persiapan yang dilakukan untuk menghadapi KPSI adalah mencari celah untuk
berunding yang menghasilkan win-win solution. Hal ini dengan mengkaji ulang Task
Force, MOU KL, Surat peringatan FIFA/AFC, dan keputusan-keputusan PSSI yang
kontroversial di mata KPSI. Selain itu perlu dikaji pula hasil KLB Ancol yang
diadakan internal KPSI.

Perundingan yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi segala resiko yang akan
dialami oleh pihak PSSI. Karena itu perlu dicari tahu keinginan masing-masing kedua
belah pihak. Hal-hal yang diinginkan oleh PSSI dari KPSI adalah KPSI dapat
menghormati PSSI sebagai organisasi satu-satunya yang sah dan diakui oleh negara
maupun FIFA/AFC, KPSI membubarkan diri, pemain dari timnas bentukan KPSI
tidak akan dimasukkan dalam timnas bentukan PSSI dan pengakuan IPL sebagai liga

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia dengan diikuti oleh 18 klub dari kasta
tertinggi versi PSSI serta 6 klub tambahan dari divisi di bawahnya (total 24 klub).

Sedangkan hal-hal yang diinginkan KPSI dari PSSI adalah PSSI dibubarkan dan KPSI
diakui sebagai federasi sepak bola Indonesia yang sah, timnas bentukan KPSI dapat
mengikuti ajang kompetisi sepak bola dunia seperti AFF, World Cup, dan pengakuan
ISL sebagai liga kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia dengan diikuti oleh 18 klub
dari kasta tertinggi versi KPSI.

Menurut KPSI di mata PSSI, pembentukan KPSI adalah bentuk kudeta dan upaya
delegitimatisasi dari sebagian anggota PSSI yang tidak puas dengan kepemimpinan
Djohar Arifin. Segala aktifitas yang dilakukan KPSI adalah ilegal dan lebih
menunjukkan ketidakdewasaan para anggota KPSI yang tidak memikirkan nasib
sepak bola Indonesia. Sedangkan PSSI di mata KPSI, PSSI yang dipimpin oleh
Djohar Arifin mengingkari statuta dengan mengganti nama liga, menambah kuota
klub, dan bersikap tidak profesional. PSSI dianggap tidak lagi dapat membawa
persepakbolaan nasional ke arah yang lebih baik. KPSI juga tidak mempercayai
kepemimpinan Djohar Arifin.

Dalam upaya berdamai, PSSI di dalam perseteruannya dengan KPSI sudah bersikap
kooperatif dengan upaya-upaya rekonsiliasi yang direncanakan PSSI, namun KPSI
tetap bersikap kompetitif dan tidak mengindahkan ajakan PSSI untuk berunding,
terbukti dari surat panggilan PSSI yang ditolak. Selain itu KPSI seperti ingin
menunjukkan kekuatannya dengan mengajak timnas bentukan PSSI untuk bertanding
dengan timnas bentukan KPSI. Di dalam konsep negosiasi, PSSI bertindak sebagai
problem solver dan KPSI bertindak sebagai competitor.

KPSI tidak konsisten, setelah mengaku membekukan kepengurusan PSSI Djohar


Arifin KPSI tetap berharap ikut dalam Kongres Tahunan PSSI yang diperintahkan
oleh FIFA dan AFC. Selain itu KPSI seperti tidak mempunyai prinsip, dibuktikan
dengan ajakan KPSI kepada pemain dan klub yang berlaga di IPL untuk bertanding di
ISL. KPSI adalah organisasi yang tidak menghormati hukum, terbukti dengan tetap
membentuk timnas dan liga sendiri padahal organisasi legal (PSSI) masih berdiri dan
sah diakui oleh FIFA, AFC maupun negara. KPSI lebih menekankan kesalahan yang

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


dilakukan oleh PSSI dan menyebarkan isu-isu negatif serta memutarbalikkan fakta di
media untuk memperburuk citra PSSI di mata dunia.

Goals yang dirancang oleh PSSI termasuk goal yang realistis dan memiliki tujuan
yang mulia yaitu untuk menyelamatkan persepakbolaan Indonesia. KPSI juga
mempunyai tujuan yang sama dari awal yaitu membuat sepak bola Indonesia lebih
maju dan mempunyai prestasi di mata dunia. Jadi pada dasarnya PSSI dan KPSI
mempunyai tujuan yang sama.

Dalam penyelesaian masalah ini, perlu adanya keinginan untuk berekonsiliasi dari
kedua belah pihak, selama ini pihak KPSI hanya memfokuskan diri pada penekanan
kesalahan-kesalahan PSSI tanpa mau berunding dengan damai. Untuk menyelesaikan
konflik dengan KPSI ini PSSI menawarkan opsi: (1) PSSI akan melegalkan ISL dan
diselenggarakan bersamaan dengan IPL. Hal ini berdasarkan pernyataan FIFA yang
menekankan peran PSSI adalah mengatur dan mengawasi semua bentuk kompetisi di
tingkat nasional serta mengontrol asosiasi sepak bola wilayah Indonesia, hal ini sesuai
dengan statuta FIFA pasal 10 dan 13. (2) KPSI bubar beserta timnas yang
dibentuknya. Berdasarkan hasil MOU KL federasi sepak bola Indonesia yang dakui
oleh AFC/FIFA adalah PSSI. KPSI hanya merupakan kelompok yang
memperjuangkan kepentingan sebagian anggota PSSI. KPSI tidak berbadan hukum
dan tidak memiliki wewenang untuk membentuk timnas ataupun menyelenggarakan
liga di saat PSSI sebagai federasi legal masih berdiri dan diakui oleh negara maupun
FIFA/AFC. Selain itu KLB Ancol yang digunakan KPSI untuk melawan PSSI ditolak
terlebih dahulu oleh CAS kemudian oleh FIFA pada MOU KL. Timnas yang dibentuk
oleh KPSI belum melalui tahap seleksi pemain yang diakui oleh FIFA/AFC seperti
timnas yang dibentuk PSSI. PSSI tidak akan memasukkan pemain ISL dalam timnas
yang dibentuk PSSI karena AFC menganggap ISL merupakan break away league dan
pembentukan timnas oleh KPSI digolongkan pelanggaran sangat serius oleh AFC.
Tidak perlu adanya Tim Gugus Tugas yang dibentuk oleh Kemenpora. Pemerintah
seharusnya tidak mengintervensi kepengurusan sepak bola negara anggota (dalam hal
ini PSSI) karena akan mempertegas sanksi FIFA. Selain itu berdasarkan UU Nomor 3
tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan PP Nomor 16 tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Keolahragaan pemerintah hanya tunduk pada aturan FIFA
dan AFC, sehingga tidak mempunyai wewenang untuk mengintervensi kepengurusan

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


PSSI. Pemerintah juga seharusnya melarang adanya aktifitas federasi KPSI yang
ilegal dan mendukung aktifitas dan upaya rekonsiliasi yang dilakukan oleh PSSI
sebagai federasi yang legal.

Karena PSSI sudah terlanjur mengakui ISL maka untuk menyelesaikan permasalahan
dan terhindar dari sanksi FIFA adalah Unifikasi liga ISL dan IPL tahun 2014 sebagai
Top Tier League di bawah manajemen PSSI dengan format baru serta pemakaian
operator pelaksana liga unifikasi yang berasal dari luar negeri yang memiliki sistem
audit yang baik. Masalah internal klub sebaiknya diselesaikan secara internal, apabila
tidak tercapai mufakat dapat menempuh jalur hukum melalui CAS maupun
pengadilan tinggi negeri, tidak menyebarkan isu negatif dengan memutarbalikkan
fakta di media yang justru memperburuk masalah. Klub ISL harus berstatus badan
hukum jika mau diakui oleh PSSI, karena hal ini pula salah satu dari persyaratan
verifikasi AFC. Jumlah peserta liga unifikasi tetap 24 klub menggunakan sistem rotasi
pemain. Klub yang ikut dalam liga unifikasi adalah klub-klub yang telah diverifikasi
oleh PSSI, dan hal ini tidak dapat diganggu gugat karena PSSI merupakan federasi
sepak bola satu-satunya yang legal dan diakui oleh AFC maupun FIFA. Mengenai
perseteruan PSSI dengan KPSI tentang jumlah peserta liga dapat dibantahkan dengan
adanya aturan teknis turunan yang dapat dibahas dalam Rapat Exco PSSI selain
statuta. KPSI dan pendukungnya berhenti melakukan kudeta karena apapun alasannya
PSSI adalah federasi legal satu-satunya yang diakui oleh FIFA maupun AFC sehingga
keputusannya tidak dapat diganggu gugat.

Hal yang harus segera dilakukan oleh PSSI adalah mempercepat kongres tahunan
untuk memperkokoh kinerja PSSI guna membangun tata kelola sepak bola nasional
dan membantah tudingan KPSI yang menganggap PSSI tidak profesional. Dan
melibatkan pihak lain dari common enemies yang terdiri dai Tim Gugus Tugas dan
KONI. Serta pihak Influencers dari FIFA dan AFC.

Konsep yang perlu dibuat pada dasarnya PSSI mengupayakan rekonsiliasi dengan
KPSI dengan tujuan untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia dari kisruh
kepengurusan PSSI maupun sanksi FIFA yang akan mengancam sepak bola Indonesia
apabila masalah tidak diselesaikan dengan segera. Untuk itu perlu diakui organisasi
yang sah , dalam hal ini PSSI atau KPSI, hanya satu tidak bisa dua-duanya. PSSI juga
berupaya menyadarkan KPSI bahwa segala tindakannya adalah ilegal dan menyalahi

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


tujuan awal yaitu memajukan sepak bola Indonesia. Jika ada anggota PSSI tidak puas
dengan kinerja Djohar Arifin hal ini dapat diselesaikan secara internal, bukan melalui
pengkhianatan di tubuh PSSI.

Aksi yang harus dilakukan PSSI dan menjadi prioritas utama adalah jika tidak ada
titik temu antara PSSI-KPSI maka perlu ada intervensi dari pihak ketiga. Perlu
diadakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang mempertemukan PSSI, KPSI, dan pihak
ketiga (FIFA, AFC, dan pemerintah) dengan menyerahkan semua keputusan pada
pihak ketiga.

Strategi yang dijalankan oleh PSSI dalam negosiasinya adalah “act strong” dan
fleksibel dengan menawarkan solusi alternatif dan menyerahkan segala keputusan
pada pihak ketiga sebagai pihak yang netral. Selain itu PSSI juga akan
memperlihatkan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan KPSI.
Dalam kongres yang mempertemukan pihak yang berseteru (PSSI dan KPSI) dan
pihak ketiga akan disusun beberapa agenda, yaitu pengesahan ISL, pemantapan
kedudukan PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia satu-satunya yang legal serta
Pembubaran KPSI.

Selain itu harus dibuat komitmen yang disepakati kedua belah pihak agar tidak terjadi
perseteruan kembali. Win-win solution yang ditawarkan oleh PSSI, disepakati oleh
KPSI, dan didukung oleh pihak ketiga adalah KPSI dibubarkan, pelegalan ISL, ISL
dan IPL akan berada di bawah manajemen PSSI sebagai organisasi yang legal,
penggantian kepengurusan PSSI, timnas KPSI boleh digabungkan dengan timnas
PSSI, dan Tim Gugus Tugas dibubarkan

Langkah Berikutnya Dari komitmen yang diajukan oleh PSSI maka yang perlu
dilakukan oleh PSSI, KPSI maupun pihak ketiga antara lain pembubaran KPSI, KPSI
dan pendukungnya berhenti melakukan kudeta terhadap PSSI baik sekarang maupun
di masa yang akan datang, pembubaran Tim Gugus Tugas, dan penyelenggaraan ISL
dan IPL di bawah manajemen PSSI

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


Kesimpulan

Menurut Oliver (2000), negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak
mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak
sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai
kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi adalah proses dimana paling
sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda
mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.

Proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi,
mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki
bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi. Seorang negosiator dapat
melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain : Berperan sebagai
seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif.

Negosiasi tidak akan akan pernah mencapai kesepakatan atau keputusan positif kalau
sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai
kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah
pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Karena itu, penting sekali dalam
awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain

Ada berbagai macam langkah-langkah dalam melakukan negosiasi. Dalam kasus


PSSI ini negosiator menggunakan duapuluh langkah yang dibagi menjadi empat
bagian langkah negosiasi dari Stuart Diamond. Kunci dari penyelesain masalah
negosiasi adalah perlunya persiapan yang matang dari menganalisa masalah dan
menentukan tujuan dari dilakukannya negosiasi tersebut.

Daftar Referensi

• Diamond, Stuart. (2010). Getting More: How to Negotiate to Achieve Your


Goals in the Real World. U.S : Crown Business
• Harvard Bussiness School Publishing.2000. Harvard Bussiness Reviwew on
Negotiation and Conflict Resolution. Boston : Harvard Bussiness School
Publishing.

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014


• Jackman, Ann. (2009). How To Negotiate: Teknik Sukses Bernegosiasi.
Jakarta : Erlangga
• Lewicki, Roy J., Barry Bruce, Saunders & David M. (2012). Negosiasi 1, E6.
Jakarta : Salemba Humanika
• Ruslan, Heri. (2012). Inilah Kronologi Perseteruan PSSI dan KPSI (Bag 1)
[Online]. Tersedia: http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-
indonesia/12/03/19/m149nk-inilah-kronologi-perseteruan-pssi-dan-kpsi-bag-1
[22 Desember 2013]
• Seng, Joo Seng; Elizabeth, Ngah-Kiing Lim. Strategies for Effective Cross –
Cultural Negotiation: The FRAME Approach. 2004. Singapore.
McGrawHill.hal 5 - 6
• Shani, A.B., and Lau, J.B. (2005). Behavior in Organization : an Experiential
Approach. New York : Mc Graw - Hill.
• Thompson, Leigh L. (2004). Negotiation Theory and Research. Colombia :
Taylor & Francis

Pengaplikasian langkah-langkah ..., Tyka Ramona, FISIP UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai