Anda di halaman 1dari 3

Gaya Lorentz adalah gaya (dalam bidang fisika) yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau

oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus
listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang disebut
dengan nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti
arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti
yang terlihat dalam rumus berikut:

{\displaystyle \mathbf {F} =q(\mathbf {v} \times \mathbf {B} )} {\displaystyle \mathbf {F} =q(\mathbf
{v} \times \mathbf {B} )}

di mana

F adalah gaya (dalam satuan/unit newton)

B adalah medan magnet (dalam unit tesla)

q adalah muatan listrik (dalam satuan coulomb)

v adalah arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)

× adalah perkalian silang dari operasi vektor.

Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan magnet (B), rumusnya akan
terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam kaidah tangan kanan):

{\displaystyle \mathbf {F} =\mathbf {I} L\times \mathbf {B} \,} {\displaystyle \mathbf {F} =\mathbf {I}
L\times \mathbf {B} \,}

di mana

F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton

I = arus listrik dalam ampere

B = medan magnet dalam satuan tesla

×= perkalian silang vektor, dan

L = panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.


Transmisi Listrik Jarak Jauh

Pusat pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari pemukiman atau pelanggan sehingga listrik yang
dihasilkan pusat pembangkit listrik perlu ditransmisikan dengan jarak yang cukup jauh.

Beda potensial keluaran dari pembangkit yakni sebesar 16 KV. Jika beda potensial yang hanya sebesar
16KV langsung ditransmisikan, daya dan energi yang dihasilkan pembangkit akan berkurang bahkan
hilang di sepanjang jaringan transmisi. Dengan tujuan agar tidak kehilangan daya dan energi, maka
voltase pada jaringan transmisi harus jauh lebih besar dari voltase keluaran pembangkit (dengan
tegangan tinggi). Transmisi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan
alasan sebagai berikut:

1. Bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi kecil.

2. Dengan arus listrik yang kecil maka energi yang hilang pada kawat transmisi (energi disipasi) juga
kecil.

3. Juga dengan arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang relatif lebih kecil, sehingga lebih
ekonomis.

Alasan di atas sesuai dengan persamaan berikut:

http://asharemore.blogspot.com/

W = energi listrik (joule)

I = kuat arus listrik (ampere)

R = hambatan (ohm)

t = waktu

P = daya listrik (watt)


Dengan berbagai pertimbangan di atas, maka tegangan di pembangkit terlebih dahulu dinaikkan
menggunakan transformator (trafo) step up. Tegangan listrik pembangkit yang semula sebesar 16 KV
dinaikkan menggunakan trafo step up menjadi 500 KV. Itulah mengapa kabel-kabel listrik di atas rumah
kita bertegangan tinggi. Listrik yang telah sampai di transformator (trafo) step down akan mengalami
penurunan tegangan dengan tujuan agar listrik tersebut dapat digunakan oleh peralatan elektronik
tanpa merusak komponennya akibat tegangan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai