oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah penghantar yang dialiri arus
listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka akan timbul gaya yang disebut
dengan nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak
lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti
arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti
yang terlihat dalam rumus berikut:
{\displaystyle \mathbf {F} =q(\mathbf {v} \times \mathbf {B} )} {\displaystyle \mathbf {F} =q(\mathbf
{v} \times \mathbf {B} )}
di mana
Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan magnet (B), rumusnya akan
terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam kaidah tangan kanan):
{\displaystyle \mathbf {F} =\mathbf {I} L\times \mathbf {B} \,} {\displaystyle \mathbf {F} =\mathbf {I}
L\times \mathbf {B} \,}
di mana
Pusat pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari pemukiman atau pelanggan sehingga listrik yang
dihasilkan pusat pembangkit listrik perlu ditransmisikan dengan jarak yang cukup jauh.
Beda potensial keluaran dari pembangkit yakni sebesar 16 KV. Jika beda potensial yang hanya sebesar
16KV langsung ditransmisikan, daya dan energi yang dihasilkan pembangkit akan berkurang bahkan
hilang di sepanjang jaringan transmisi. Dengan tujuan agar tidak kehilangan daya dan energi, maka
voltase pada jaringan transmisi harus jauh lebih besar dari voltase keluaran pembangkit (dengan
tegangan tinggi). Transmisi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan
alasan sebagai berikut:
2. Dengan arus listrik yang kecil maka energi yang hilang pada kawat transmisi (energi disipasi) juga
kecil.
3. Juga dengan arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang relatif lebih kecil, sehingga lebih
ekonomis.
http://asharemore.blogspot.com/
R = hambatan (ohm)
t = waktu