Anda di halaman 1dari 4

A.

Manifestasi Klinis 3
Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Pada
penderita ketoasidosis diabetic akan mengalami beberapa gejala seperti :1
 Poliuri, polidipsi
 Penurunan kesadaran
 Mual, muntah
 Nyeri perut  menghilang jika asidosisnya teratasi
 Penurunan kesadaran hingga koma  kasus berat
 Dehidrasi
 Syok hipovolemi kulit / mukosa kering, penurunan turgor, takikardi
 Napas cepat dan dalam kussmaul kompensasi hiperventilasi akibat asidosis
metabolik
 Napas berbau aseton
B. Diagnosis
Untuk menengakkan diagnosis dari ketoasidosis diabetic tentunya diperlukan
anamnesis yang detail, pemeriksaan fisik yang teliti serta didukung dengan pemeriksaan
penunjang.1
a) Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan gejala diabetes melitus: polidipsia, poliuria,


polifagia, nokturia, enuresis, dan anak lemah (malaise), terdapat riwayat penurunan
berat badan dalam beberapa waktu terakhir yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Selain itu,juga dapat ditemukan nyeri perut, mual, muntah tanpa diare, jamur
mulut atau jamur pada alat kelamin, dan keputihan, dehidrasi, hiperpnea, napas
berbau aseton, syok dengan atau tanpa koma. 2

b) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisis pasien dengan KAD, dapat ditemui gejala asidosis,
dehidrasi dengan atau tanpa syok , pernapasan Kussmaul (pada kasus yang berat dapat
terjadi depresi napas), mual, muntah, dan sakit perut seperti akut abdomen;
penurunan kesadaran hingga koma, demam, napas berbau aseton; serta peningkatan
produksi urin. 3

c) Pemeriksaan Penunjang 1
 Pemeriksaan gula darah
 Elektrolit
 Analisis gas darah
 Keton darah dan urin
 Osmolalitas serum
 Darah perifer lengkap dengan hitung jenis
 Anion gap
 EKG
 Foto polos dada

Tabel 8. Kriteria Diagnostik KAD Menurut American Diabetes Association 1


Pemeriksaan KAD Ringan KAD Sedang KAD Berat
Glukosa Plasma
>250 >250 >250
(mg/dl)
pH Arteri 7,25-7,30 7,00-7,24 <7,00
Serum Bikarbonat
15-18 10-15 <10
(mEq/L)
Keton Urin Positif Positif Positif
Keton Serum Positif Positif Positif
Beta-
Tinggi Tinggi Tinggi
Hidroksibutirat
Osmolalitas Serum
Variasi Variasi Variasi
(mOsm/kg)
Anion Gap >10 >12 >12
Sadar /
Kesadaran Sadar Spoor/ koma
mengantuk

C. Penatalaksanaan 4

Terapi dari ketoasidosis diabetic bersifat multifaktorial sehingga memerlukan pendekatan


terstruktur oleh dokter dan tenaga medis. Keberhasilan penatalaksanaan KAD membutuhkan
koreksi dehidrasi, hiperglikemia, asidosis dan kelainan elektrolit, identifikasi faktor
presipitasi komorbid, dan yang terpenting adalah pemantauan pasien terus menerus.
prinsip tata laksana KAD pada anak dengan DM 1, yaitu:
 Penilaian kegawatan berupa tanda klinis dan infeksi.

 Perbaikan jalan nafas, pipa nasogastrik, akses intravena, monitor jantung, oksigenasi,
antibiotik bila ada infeksi, dan kateter urin.

 Syok (bila ada) diatasi dengan pemberian cairan normal saline 0,9% untuk
penggantian cairan dalam 4-6 jam pertama, dilanjutkan dengan normal saline 0,9%
ditambah dengan KCl untuk 48 jam berikutnya.

 Insulin kerja pendek/cepat (0,1 unit/kg BB/jam) diberikan 1-2 jam setelah terapi
cairan

 Koreksi kalium bergantung pada kadar kalium dalam darah: hipokalemia (KCl 20
mmol/L sebelum terapi insulin), normokalemia (KCl 20 mmol/L bersamaan dengan
insulin), hiperkalemia (tunda pemberian KCl hingga diuresis)

 Bikarbonat (1 mmol/kg BB dalam 60 menit) tidak rutin digunakan, kecuali asidemia


berat atau syok.

 Perlu pemantauan pemeriksaan darah berkala (gula darah sewaktu/jam, analisis gas
darah, elektrolit, keton), elektrokardiografi bila perlu, dan keton urin.

 Perlu mengenal gejala dan tanda edema serebri berupa: nyeri kepala, frekuensi denyut
jantung menurun, perubahan status neurologis, gejala gangguan neurologis,
peningkatan tekanan darah, dan penurunan saturasi oksigen. Apabila terdapat gejala
dan tanda tersebut, dapat diberikan tata laksana berupa pengurangan kecepatan infus
cairan dan pemberian manitol 0,5-1 g/kg IV dalam 20 menit atau NaCl 0,3% 5 mL/kg
dalam 30 menit.

Referensi :
1. Tarigan Tri J E. Ketoasidosis Diabetik. Dalam Sudoyo dkk. Buku Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing. 2015
2. Batubara JRL, Tridjaja B, Pulungan AB, Aditiawati, Soenggoro EP, Faizi M, et al.
Ketoasidosis diabetik. Dalam:Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS,
Gandaputra EP, Harmoniati ED. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
3. Alemzadeh R, Wyatt DT. Diabetes mellitus-introduction and classification. Dalam:
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-
19. Philadelphia:Saunders Elsevier. 2011
4. International Diabetes Federation. Global IDF/ISPAD Guideline for Diabetes in
Childhood and Adolescence. 2011. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja IDAI.
Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. 2009.

Anda mungkin juga menyukai