Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

LEARNING JOURNAL MANAJEMEN ASN

Nama : Gina Windari, S.KM


NDH : 17
Angkatan : IV
Kelompok : IV

A. POKOK PIKIRAN
- Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN dari mulai perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian ASN untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yakni
untuk menghasilkan ASN yang professional, memilikin nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
- Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK).
- Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, Pegawai ASN memiliki peran sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional. Untuk dapat menjalankan perannya, pegawai ASN memiliki fungsi
sebagai pelaksana kebijakan public, pelayanan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
- Berdasarkan UU ASN maka setiap ASN diberikan hak diantaranya gaji, tunjangan dan
fasilitas, cuti, pengembangan kompetensi, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan
perlindungan (meliputi perlindungan jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
bantuan hokum, dan jaminan kematian). Perbedaaan hak yang didapat antara PNS dan
PPPK yakni pada PPPK tidak ada hak untuk mendapatkan jaminan pension dan jaminan
hari tua.
- Kewajiban yang harus dilaksanakan ASN yakni setia dan taat pada Pancasila, UUD
1945,NKRI, dan pemerintah yang sah; menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; menaati
ketentuan peraturan perundang-undangan; melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; menunjukan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang baik dalam
maupun di luar kedinasan; menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan bersedia ditempatkan
di seluruh wilayah NKRI.
- Kode etik dan kode perilaku ASN diatur dalam UU ASN yang menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah dan bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Adapun fungsi kode etik ASN yakni sebagai pedoman , sebagai standar
penilaian ASN dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, dan etika birokrasi.
- Sistem merit merupakan konsepsi kebijakan dalam menajemen ASN ynag
menggambarkan diterapkannya objektivitas dalam keseluruhan proses pengelolaan ASN
yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melakukan pekerjaannya
berdsarkan kompetensi, kualifikasi dan kinerja dengan mengabaikan segela perbedaan
latar belakan politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, kondisi kecacatan, dll.
- Sistem merit diterapkan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi serta memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas, objektivitas, serta
keadilan. Manfaat sistem merit bagi bagi organisasi mendukung keberadaan prinsip
akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor public. Sedangkan bagi pegawai,
system ini menjamin keadilan untuk meningkatkan motivasi kinerja pegawai dan juga
menyediakan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai.
- Lembaga yang menjamin sIstem merit dalam pengelolaan ASN yakni Komisi Aparatur Sipil
Negara (KASN) dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KemenPAN dan RB).
- Mekanisme pengelolaan ASN meliputi Manajemen PNS, Manajemen PPPK, Pengelolaan
JPT, serta organisasi dan Sistem informasi.
- Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutihan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pension dan hari
tua serta perlindungan.
- Manajemen PPPK meliputi penetapan Kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.
- Pengelolaan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dalam hal pengisian JPT dilakukan secara
terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi,
kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
- Pegawai ASN terhimpun dalam wadah korps profesi pegawai ASN Republik indonsesia
yang memiliki tujuan nenjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
- Sistem informasi ASN merupakan rangkaian informasi dan data mengenai pegawai ASN
yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi.
B. PENERAPAN
Di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya salah satu penerapan manajemen ASN adalah
proses rekrutmen CPNS tahun 2019 dengan CAT yang mana dengan proses ini menciptakan
transparansi dan keadilan, seleksi didasarkan kompetensi yang dimiliki oleh peserta dengan
jabatan yang akan dibuka. Setiap peserta dilakukan assesmen dari tahap awal hingga akhir
sehingga diharpkan akan mendapatkan peserta yang berkompeten untuk tugas yang nanti
akan diembannya. Kemudian untuk database pegawai PNS di lingkungan Pemerintah Kab.
Tasikmalaya telah terintegrasi dengan berbasis teknologi yakni seperti SIMPEG untuk data
pegawai dan SADASBOR untuk penilaian kinerja pegawai yang saat ini masih dilakukan
perbaikan terkaitan penerapan SADASBOR secara menyeluruh untuk PNS Pemerintah Kab.
Tasikmalaya
TUGAS INDIVIDU
PENELUSURAN ISU

Nama : Gina Windari, S.KM


NDH : 17
Angkatan : IV
Kelompok : IV

A. IDENTIFIKASI ISU
Berdasarkan hasil penelusuran isu terkait manajemen ASN, Whole Of Government,dan
pelayanan Publik yang berada di wilayah unit kerja puskesmas sukaratu maka terdapat
beberapa isu sebagai berikut:
1. Kurangnya kebersihan di Puskesmas
2. Belum efektifnya penggunaan SADASBOR untuk presensi pegawai PNS
3. Belum optimalnya Program Penanggulangan COVID di wilayah Puskesmas Sukaratu
B. PENENTUAN ISU PRIORITAS
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, selanjutnya dianalisa untuk menentukan masalah
pokok yang menjadi isu prioritas dengan menggunakan teknik USG. Adapun yang dimaksud
dengan teknik USG adalah sebagai berikut:
1. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi,
2. Seriousness: seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul jika isu tersebut tidak terpecahkan.
3. Growth: seberapa besar kemungkinan isu tersebut berkembang jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
Berikut hasil analisa isu menggunakan teknik USG
NO Isu U S G Total Rank
1 Kurangnya Pelayanan kebersihan di Puskesmas 4 4 3 11 3
2 Belum efektifnya penggunaan aplikai SADASBOR
4 4 4 12 2
untuk presesnsi pegawai PNS
3 Belum optimalnya program penanggulangan COVID-
5 5 4 14 1
19 di wilayah Puskesmas Sukaratu
Ket: Angka 5: Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
Angka 3 : cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2: Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1: tidak gawat/mendesak/cepat
C. PENENTUAN PENYEBAB ISU
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan USG, maka isu utama yang diperoleh
adalah “Belum optimalnya program penanggulangan COVID-19 di wilayah Puskesmas
Sukaratu”. Program penanggulangan COVID-19 diantaranya meliputi penerapan protokol
kesehatan, tracking kontak (penelusuran kontak), Testing (pemeriksaan kontak), treatment
(perawatan kontak), serta vaksinasi COVID-19. Dampak jika program penanganan COVID 19
ini tidak segera ditangani dan tidak dilakukan perbaikan maka dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih berat yakni penularan berkelanjutan dan
kesulitan dalam mengendalikan penyebaran virus karena kasus yang semakin meningkat.
Adapun penyebab isu tersebut akan di analisis menggunakan teknik Fishbone Diagram
sebagai berikut

PENYEBAB AKIBAT

Sumber Daya Sarana dan


Manusia prasarana

Masih ditemukan satgas


yang belum mengetahui
Keterbatasan jumlah tenaga
tugas dan peranan
kesehatan dan fasiltas di
dalpenanganan
puskesmas terkait perawatan
Kurangnya sosialisasi pasien covid
mengenai penyakit covid-19
& kebijakan pada masyarakat Kurangnya sarana dan
prasarana preventif (APD, Belum optimalnya
Belum semua anggota Hand-sanitizer, themal program
satgas paham scanner,masker, dan obat penanggulangan
terhadap prosedur dan COVID-19 di
mekanisme kebijakan wilayah
Puskesmas
Sukaratu
Kurangnya pengetahuan
Kurangnya koordinasi dalam
masyarakat mengenai penyakit
pelaksanakan kebijakan
COVID-19
antara puskesmas, satgas,dan
Tokoh masyarakat
Kurangnya dukungan dan
keterlibatan dari tokoh
Tidak ada komitmen yang
masyarakat
tegas dari aparatur tim
satgas dalam Benturan kondisi
menegakkan peraturan kebutuhan masyarakat
dengan kebijakan

Pelaksanaan
Kebijakan ISU DENGAN TOPIK MANAJEMENLingkungan
D. KETERKAITAN ASN, PELAYANAN PUBLIK,DAN
WoG
Dari penyebab isu diatas maka ditemukan beberapa keterkaitan dengan topik:
1. Manajemen ASN: masih ditemukan nya satgas yang belum memahami tugas dan
peranannya dalam penanganan COVID-19 karena mereka umum nya dalam penanganan
COVID-19 ini terpilih secara otomatis bukan atas kehendak sendiri, misalnya kepala desa
otomatis menjabat kepala satgas di desa tersebut\
2. Pelayanan publik : masih belum optimalnya pelayanan preventif seperti penyuluhan
kepada masyarakat mengenai penyakit COVID-19 sehingga pengetahuan masyarakat
kurang mengenai penyakit ini dan dampaknya menimbulkan beberapa stigma negative
terhadap penyakit ini.
3. WoG : masih kurangnya koordinasi antara lintas sector menyebabkan penanganan
COVID-19 belum optimal.

Anda mungkin juga menyukai