Anda di halaman 1dari 28

TUGAS SOAL LATIHAN GEOMETRI

Oleh:
Zul Futria Wati
Nim. 19205060

Dosen Pembimbing:
Dr. Yerizon, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 2
1. Diberikan : AX= YS
XB = RY
Kesimpulan: AB = RS
Bukti:
Karena titik A,X dan B adalah titik yang berbeda yang segaris (Colinear), maka
AB = AX + XB.
Karena AX = YS dan XB = RY, maka AB = RS

Dalam Latihan 2 hingga 5, berikan alasan yang hilang.

2. Diberikan: ´
ṔJ ≅ LR
´ ≅ LJ
Kesimpulan: PR ´
Bukti:
Alasan Pernyataan
´
ṔJ ≅ LR 1) Diberikan
PJ = LR 2) Jika dua segmen kongruen, panjangnya sama.
JR=JR 3) ? (Berlaku Sifat Refleksif)
PJ + JR + LR + JR 4) ? (Sifat Penjumlahan)
PR = LJ. 5) Subtitusikan Persamaan
´ ≅ LJ
PR ´ 6) Jika dua segmen sama dalam ukuran, maka disebut
kongruen.

3. Diberikan: ∡ RLM ≅ ∡ ALM


∡1≅ ∡2
Kesimpulan: ∡ 3 ≅ ∡ 4

Bukti:
Alasan Pernyataan Jawaban Pernyataan
∡ RLM ≅ ∡ ALM , ∡ 1 ≅ ∡ 2 1. ? Diberikan / diketehui
m ∡ RLM ≅ m ∡ ALM , m ∡ 1 ≅ m ∡ 22. ? Sudut yang kongruen memiliki ukuran
yang sama
m ∡ RLM −m ∡ 1=m ∡ ALM−m∡ 23. ? Berlaku sifat Penggurangan
∡ 3≅∡ 4 4. ? Subtitusikan persamaan
∡ 3≅∡ 4 5. ? Sudut yang ukuran sama adalah
kongruen.

4. Diberkan: m ∡ TOB=m ∡ WOM ,


TB ≅ WM
Buktikan: a. m ∡ TOM =m∡ WOB ,
´ ≅ ẂB
b. TM

Bukti:
Alasan Pernyataan Jawaban Pernyataan
Bukti untuk poin a
1. m ∡ TOB=m ∡ WOM 1.? Diberikan/ diketahui
2. m ∡ MOB=m∡ MOB 2.? Sifat Refleksif
3. m ∡ TOB−¿ 3. ? Sifat Pengurangan
m ∡ MOB=m∡ WOM −¿
m ∡ MOB
4. m ∡ TOM =m∡ WOM 4. Menurut postulat penjumlahan sudut
Bukti Untuk Poin b
´ ≅ WM
5. TB ´ 5. ? Diketahui
6. TB=WM 6. ? segmen elemen sama dalam ukuran.
7. MB –MB 7. ? Sifat Refleksif
8. TB – MB = WM –MB 8. ? Sifat Pengurangan
9. TM = WB 9. Defenisi antara kesetaraan
10. TM´ ≅ ẂB 10. ? Segmen yang sama ukurannya adalah
sebangun

5. Diberikan: ´ membagi dua∡ SBF


KB
´ membagi dua ∡ SKF
KB
∡ SKF ≅ ∡ SBF
Buktikan:
Bukti:
Alasan Pernyataa Jawaban Pernyataan
n
∡ SKF ≅ ∡ SBF Diketahui
m ∡ SKF=¿ m ∡ SBF ? Sudut yang kongruen memiliki ukuran
yang sama
´ membagi dua∡ SBF
KB ? Diberikan /diketahui
´ membagi dua ∡ SKF
KB
1 ? Berdasarkan definisi sudut garis bagi
m ∡ 1 = m ∡ SKF
2
1
m ∡ 2= m ∡ SBF
2
m ∡ 1=¿ m ∡ 2 ? Besar sudut yang sama adalah sama
∡1≅ ∡ 2 ? Sudut yang sama dalam ukuran adalah
kongruen.

B. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 3


1. Diberikan: ∡ 3 komplemen ∡1
∡ 4 komplemen ∡ 2
Buktikan: ∡ 3 ≅ ∡ 4
Bukti:
Karena ∡ 3 komplemen ∡ 1 maka m∡ 3 + m∡ 1 = 90
Karena ∡ 4 komplemen ∡ 2 maka m∡ 4 + m∡ 2 = 90
Karena ∡ 1 dan ∡ 2 sudut bertolak belakang maka ∡ 1 ≅ ∡ 2
m∡ 3 + m∡ 1 = m∡ 4 + m∡ 2, maka m∡ 1 = m∡ 2
m∡ 3 + m∡ 1 = m∡ 4 + m∡ 2, maka m∡ 3 = m∡ 4
karena m∡ 1 ≅ m∡ 2
maka m∡ 3 ≅ m∡ 4

2. Diberikan: ´
AB⊥ ´ , CD
BD ´ ⊥ BD
´
∡ 2≅ ∡ 4
Buktikan: ∡1≅ ∡ 3
Bukti:
´ ⊥ BD
Karena AB ´ maka ∡ 2 komplemen ∡ 1 sehingga m∡ 2 + m∡ 1 = 90
´ ⊥ BD
Karena CD ´ maka ∡ 4 komplemen ∡ 3 sehingga m∡ 3 + m∡ 4 = 90
Karena ∡ 2 ≅ ∡ 4 maka ∡ 1 ≅ ∡ 3
m∡ 2 + m∡ 1 = m∡ 4 + m∡ 3
∡1≅∡3

3. Diberikan: ´
KL⊥ ´
JM
KLmembagi dua ∡ PLQ
Buktikan: ∡1≅ ∡ 4
Bukti:
´ ⊥ JM
Karena KL ´ maka ∡ 2 komplemen ∡ 1 sehingga m∡ 2 + m∡ 1 = 90,
dan ∡ 4 komplemen ∡ 3 sehingga m∡ 4 + m∡ 3 = 90
Karena KL
´ membagi ∡ PLQ sama besar maka ∡ 2 ≅ ∡ 3
Karena ∡ 2 komplemen ∡ 1 dan ∡ 3 komplemen ∡ 4,serta ∡ 2 ≅ ∡ 3 maka ∡ 1 ≅ ∡ 4

4. Diberikan: ´ ⊥ WT
NW ´
´ ⊥ NT
WB ´
∡4≅ ∡6
Buktikan: ∡ 2≅ ∡5
Bukti:
´ ⊥ WT
Karena NW ´ maka ∡ 5 komplemen ∡ 6. Karena WB
´ ⊥ NT
´ maka m∡ 1 = 90
dan ∡ 2 komplemen ∡ 3.
Karena ∡ 3 bertolak belakang dengan ∡ 4 maka ∡ 4 ≅ ∡ 3.
Karena ∡ 5 komplemen ∡ 6, maka ∡ 2 komplemen ∡ 3, dapat disimpulkan ∡ 5 ≅ ∡ 2

5. Diberikan: ḾT membagi dua ∡ ETI


ḰI ⊥ TI´ , KE
´ ⊥ TE
´
∡ 3 ≅ ∡ 1, ∡ 5 ≅ ∡ 2
Buktikan: ∡4≅ ∡6
Bukti:
Misalkan ḾT membagi ∡ ETI sama besar. ḰI ⊥ T́I . KE ´ . ∡ 3 ≅ ∡ 1. ∡ 5 ≅ ∡ 2.
´ ⊥ TE
Akan ditunjukkan ∡ 4 ≅ ∡ 6.
Karena ḾT membagi ∡ ETI sama besar maka ∡ 1 ≅ ∡ 2.
Karena ∡ 3 ≅ ∡ 1 , ∡ 5 ≅ ∡ 2 dan ∡ 1 ≅ ∡ 2 maka menurut sifat transitif ∡ 3 ≅ ∡ 5.
Karena ḰI ⊥ T́I maka ∡ KIT siku-siku.
´ maka ∡ KET siku-siku.
´ ⊥ TE
Karena KE
Karena ∡ KIT dan ∡ KET siku-siku maka ∡ KIT ≅ ∡ KET .
Karena ∡ KIT ≅ ∡ KET maka m ∡ KIT =m ∡ KET .
Karena m ∡ KIT =m ∡ KET maka m ∡ 3+m ∡ 4=m ∡ 5+m ∡ 6.
Karena ∡ 3 ≅ ∡ 5 maka m ∡ 3=m ∡ 5.
Karena m ∡ 3+m ∡ 4=m ∡ 5+m ∡ 6 dan m ∡ 3=m ∡ 5 maka m ∡ 4=m∡ 6.
Karena m ∡ 4=m∡ 6 maka ∡ 4 ≅ ∡ 6.

C. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 4

1. ´
Diketahui : AB⊥ ´
BC
∡ ACBberpenyiku dengan ∡ ABE
´ ∥ EBD
Buktikan: AC ´
Bukti :
´
Karena AB⊥ ´ maka m ∡ ABC=90
BC
Dari gambar, ∡ ABE , ∡ ABCdan ∡ CBD merupakan sudut berpelurus, sehingga :
m ∡ ABE+ m∡ ABC +m ∡ CBD=180
m ∡ ABE+ 90+m ∡ CBD=180
m ∡ ABE+ m∡ CBD=180−90
m ∡ ABE+ m∡ CBD=90
Karena m ∡ ABE+ m∡ CBD=90, maka ∡ ABEdan ∡ CBD berpenyiku.
Diketahui bahwa ∡ ACB berpenyiku dengan ∡ ABE
Berdasarkan teorema (3.2), jika dua sudut berpenyiku dengan sudut yang sama, maka
sudut tersebut kongruen, sehingga ∡ CBD ≅ ∡ ACB .
Menurut postulat (4.2), jika sepasang sudut dalam berseberangan kongruen maka garis-
garisnya sejajar.
Karena ∡ CBD dan ∡ ACB merupakan sudut dalam berseberangan dan
∡ CBD ≅ ∡ ACB. Jadi, terbukti AC
´ ∥ EBD
´

2. ´ ∥ BC
Diketahui : AG ´
´ ∥ BC
KH ´
∡1≅ ∡2
´ ⊥ AB
Buktikan : KH ´
Bukti:
jika terdapat dua garis yang sejajar dengan garis ketiga maka kedua garis tersebut sejajar
satu sama lainnya.
´ ∥ BC
Karena AG ´ dan KH
´ ∥ BC
´ , maka AC
´ ∥ KH
´
Berdasarkan teorema (4.3), jika dua garis sejajar, maka sudut dalam sepihaknya
berpelurus.
Akibatnya m∡ 1+ m∡ 2=180.
Diketahui bahwa ∡ 1 ≅ ∡ 2
Berdasarkan teorema (3.5), jika dua sudut kongruen berpelurus, maka masing-masing
sudut tersebut siku-siku.
Sehingga ∡ 1adalah sudut siku-siku dan ∡ 2 juga merupakan sudut siku-siku
Karena ∡ 2 terbentuk dari perpotongan garis KH dan garis AB dan ∡ 2 merupakan sudut
´ ⊥ AB
siku-siku maka KH ´ .

3. Buktikan bahwa, jika terdapat dua garis yang masing-masing sejajar dengan garis
ketiga maka kedua garis tersebut juga sejajar satu sama lainnya.
Penyelesaian
Misalkan terdapat tiga garis yaitu garis a, b dan c.
Diketahui a ∥ c dan b ∥ c.
Akan dibuktikan bahwa a ∥ b

Bukti:
Jika ketiga garis tersebut dipotong oleh suatu garis melintang (transversal) maka akan
terbentuk 12 sudut.
Menurut teorema (4.2), jika dua garis sejajar maka sudut-sudut sehadapnya kongruen.
Karena a ∥ c , maka ∡ 1 ≅ ∡ 5
Karena b ∥ c , maka ∡ 3 ≅ ∡ 5
Dengan sifat transitif diperoleh ∡ 1 ≅ ∡ 3
Berdasarkan teorema (4.4): Jika sepasang sudut sehadap kongruen, maka garis-garis itu
sejajar.
Karena ∡ 1 ≅ ∡ 3, maka a ∥ b.
Terbukti bahwa jika terdapat dua garis yang masing-masing sejajar dengan garis ketiga
maka kedua garis tersebut juga sejajar satu sama lainnya

4. Buktikan bahwa, jika sinar-sinar yang membagi dua sama besar sepasang sudut dalam
berseberangan sejajar, maka garis-garis tersebut sejajar.
Penyelesaian: X
´ danCD
Misalkan terdapat garis AB ´ yang A B
K J
dipotong oleh sebuah garis tranversal XY
´
Y M
C D
L
Diketahui bahwa sinar-sinar yang membagi dua sama besar sepasang sudut dalam
berseberangan sama besar sejajar, yaitu JK ∥ ⃗
⃗ LM
JKmembagi dua sama besar ∡ AJL dan

L Mmembagi dua sama besar ∡ JLD

´ CD
Akan dibuktikan bahwa AB∥ ´
Bukti:
Menurut postulat (4.1), Jika dua garis sejajar maka sudut berseberangan dalamnya
kongruen.
JK ∥ ⃗
Karena ⃗ LM maka ∡ KJL ≅ ∡ JLM
sehingga, m ∡ KJL=m ∡ JLM
JKmembagi dua sama besar ∡ AJL maka m ∡ AJL=2 m∡ KJL
Karena⃗
LM membagi dua sama besar ∡ JLD maka m ∡ JLD=2 m ∡ JLM
Karena⃗
Perhatikan bahwa:
m∠ KJL=m∠JLM
2 . m∠ KJL=2 .m ∠JLM (kedua ruas sama-sama dikali 2)
m∠ AJL=m ∠JLD
Berdasarkan postulat (4.2), jika sepasang sudut dalam berseberangan kongruen maka
garis-garisnya sejajar.
Sehingga karena m∠ AJL=m ∠JLD maka AB
´ ∥ CD
´ terbukti

5. Buktikan bahwa, jika dua garis saling sejajar, maka sinar-sinar yang membagi dua sama
besar sepasang sudut sehadap adalah sejajar. M
Penyelesaian: B
´ dan ŔS yang
Misalkan terdapat garis PQ P Q
A
´
dipotong oleh sebuah garis tranversal MN C D
´ ∥ RS
´ R S
dimana PQ N
∡ MAQ dan ∡ SCA adalah salah satu pasangan sudut sehadap.
AB dan ⃗
⃗ CD membagi dua sama besar ∡ MAQ dan ∡ ACS
AB∥ ⃗
Akan dibuktikan bahwa ⃗ CD
Bukti:
Berdasarkan teorema (4.2), jika dua garis sejajar maka sudut sehadapnya kongruen.
´ maka ∡ MAQ ≅ ∡ ACS.
´ ∥ RS
Karena PQ
Karena ∡ MAQ ≅ ∡ ACS maka m ∡ MAQ = m ∡ ACS
1
ABmembagi dua sama besar ∡ MAQ maka m ∡ MAB= . m ∡ MAQ
Karena ⃗
2
1
CD membagi dua sama besar ∡ ACS maka m ∡ ACD= . m ∡ ACS
Karena ⃗
2
Perhatikan bahwa :
m ∡ MAQ=m∡ ACS
1 1 1
. m ∡ MAQ= . m∡ ACS (kedua ruas sama-sama dikali )
2 2 2
m ∡ MAB=m ∡ ACD
Berdasarkan teorema (4.4), jika sepasang sudut sehadap kongruen maka garisnya sejajar.
Karena m ∡ MAB=m ∡ ACDmaka ∡ MAB ≅ ∡ ACD .
Karena ∡ MAB dan ∡ ACD merupakan sudut sehadap dan ∡ MAB ≅ ∡ ACD maka terbukti
AB∥ ⃗
⃗ CD.
D. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 5
1. Diketahui : ´
AB⊥ ´
BD
´ ⊥ BD
ED ´
Buktikan: ∡ A ≅∡ E
Bukti
´
Karena AB⊥ ´ maka m∡ B=90 dan karena ED
BD ´ maka m ∡ D=90. Sehingga
´ ⊥ BD
∡ B ≅ ∡ D.
Karena ∡ ACB dan ∡ DCE saling bertolak belakang maka ∡ ACB ≅ ∡ DCE karenanya
m ∡ ACB=m ∡ DCE
Berdasarkan jumlah sudut dalam segitiga diperoleh
m ∡ A+m ∡ B+m ∡ C=180
m ∡ E+m ∡ D+m ∡ C=180 _
m ∡ A−m ∡ E=0
m ∡ A=m ∡ E
jika 2 buah sudut besarnya sama, maka kedua sudut tersebut kongruen, akibatnya
m∡ A≅m∡ E

2. Diketahui : ´ ⊥ CB
AC ´
´ ⊥ AB
DE ´
Buktikan: ∡1≅ ∡2
Bukti:
´ maka m∡ C=90 dan karena DE
´ ⊥ CB
Karena AC ´ maka m ∡ E=90. Sehingga
´ ⊥ AB
∡ B ≅ ∡ E.
Berdasarkan sifat reflektif maka ∡ B ≅ ∡ B sehingga m ∡ B=m ∡ B
Berdasarkan jumlah sudut dalam segitiga diperoleh
m ∡ 1+m ∡ B+m ∡ C=180
m ∡ 2+m ∡ B+m ∡ E=180 _
m ∡ 1−m∡ 2=0
m ∡ 1=m∡ 2
Jika 2 buah sudut besarnya sama, maka kedua sudut tersebut kongruen, akibatnya
m ∡1≅m ∡2

3. ´
Diketahui : JP⊥ ´
PR
´ ⊥ PR
LK ´
´ ∥ PR
KM ´
´ ∥ ṔJ
Buktikan: KL
Bukti:
´
Karena JP⊥ ´ maka m∡ P=90 dan karena LK
PR ´ maka m ∡ K=90. Sehingga
´ ⊥ PR
∡ P ≅ ∡ K.
Karena KM ´ maka sesuai dengan postulat garis sejajar m ∡ M =m ∡ R.
´ ∥ PR
Berdasarkan jumlah sudut dalam segitiga diperoleh
m ∡ L+m ∡ K +m ∡ M =180
m ∡ J +m ∡ P+m ∡ R=180 _
m ∡ L−m∡ J =0
m ∡ L=m∡ J
´ dan JP
Berdasarkan postulat garis sejajar : apabila dua garis yaitu KL ´ dipotong oleh
sebuah garis melintang KJ
´ membentuk sudut sehadap yang sama besar yaitu
m ∡ L=m∡ J maka kedua garis tersebut sejajar KL∥
´ PJ
´

4. ´ ⊥ BC
Diketahui : AB ´ , DC
´ ⊥ BC
´ , DE
´ ⊥ AC
´
Buktikan: m ∡ 1=m∡
Bukti:

´
Karena AB⊥ ´ maka m∡ B=90 dan
BC
´ maka m ∡ E=90. Sehingga ∡ B ≅ ∡ E.
´ ⊥ AC
karena DE
´ maka m ∡ C=90 sehingga ∡ ACB dan ∡ ECD saling berpenyiku
´ ⊥ BC
Karena DC
Berdasarkan jumlah sudut dalam segitiga diperoleh
m ∡ ECD+ m∡ CED +m ∡ EDC=180
(90−m ∡ 1)+ 90+m ∡ 2=180
m ∡ 1=m∡ 2

5. ´ ∥ CY
Diketahui : AX ´
´ membagi ∡ CAX
BA
´ membagi ∡ ACY
BC
Buktikan:
∡ ABC adalah sudut siku-siku
Bukti:
´ membagi ∡ CAX maka m ∡ CAX =2 .m ∡ CAB
Karena BA
´ membagi ∡ ACY maka m ∡ ACY =2. m ∡ ACB
Karena BC
´ ∥ CY
Karena AX ´ dan dipotong oleh AC
´ maka sesuai dengan teorema : sudu-sudut
dalam sepihak saling berpelurus. Maka m ∡ ACY +m ∡ CAX =180 sehingga diperoleh
m ∡ ACY +m ∡ CAX =180
2 . m∡ ACB+ 2. m ∡ CAB=180
m ∡ ACB+m ∡ CAB=90
perhatikan segitiga ABC, berdasarkan jumlah sudut dalam segitiga
m ∡ ACB+m ∡ CAB +m ∡ ABC =180
90+ m∡ ABC=180
m ∡ ABC=90
Jadi terbukti bahwa ∡ ABC adalah sudut siku-siku

E. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 6

1. ´ ⊥ AC
Diketahui: BF ´ , DE
´ ⊥ AC
´
´ ≅ DC
AB ´ , AE
´ ≅ CF
´
Buktikan: ∆ AFB ≅ ∆ CE D
Bukti:
Pernyataan Alasan
1. ´ ⊥ AC
BF ´ , DE
´ ⊥ AC
´ 1. Diketahui
2. m ∡ AFB=90 , 2. Perpotongan garis tegak lurus membentuk
m ∡ CED=90 sudut siku-siku
3. ∡ AFB ≅ ∡ CED 3. Teorema “Semua sudut siku-siku adalah
kongruen”.
4. ∆ AFB dan ∆ CEDadalah 4. Sebuah segitiga yang mempunyai sudut
segitiga siku-siku siku-siku adalah segitiga siku-siku
5. ´ ≅ DC
AB ´ (hipotenusa/ Hy) 5. Diketahui
6. ´ ≅ CF
AE ´ 6. Diketahui
7. ´ ≅ EF
EF ´ 7. Sifat refleksif
8. ´ ≅ CE
AF ´ (kaki/ Leg) 8. Substitusi
9. ∆ AFB ≅ ∆ CED 9. Postulate Hy-leg
Penjelasan :
´ maka m ∡ AFB=90.
´ ⊥ AC
Karena BF
´ maka m ∡ CED=90.
´ ⊥ AC
Karena DE
Berdasarkan teorema “semua sudut siku-siku adalah kongruen” maka
∡ AFB ≅ ∡ CED.
Karena m ∡ AFB=m ∡ CED=90, maka ∆ AFB dan ∆ CED adalah segitiga siku-siku.
Karena m ∡ AFB=m ∡ CED=90 maka sisi yang berhadapan dengan ∡ AFB dan
∡ CED yaitu AB
´ dan DC
´ disebut hypotenuse sehingga AB
´ ≅ DC
´ .
´ ≅ EF
Berdasarkan sifat refleksif maka EF ´ .
Karena ∡ AFB ≅ ∡ CED, AE
´ ≅ C´F dan EF ´ maka dengan substitusi diperoleh
´ ≅ EF
´ ≅ CE
AF ´
´ ≅ DC
Karena AB ´ dan AF
´ ≅ CE
´ maka berdasarkan pstulat Hy-leg terbukti bahwa
∆ AFB ≅ ∆ CED.
2. ´ ⊥ KG
Diketahui: JR ´ , KL⊥
´ ´ ,
JG
´ ≅ JR
KL ´
Buktikan: ∆ KLG ≅ ∆ JR

Bukti:
Pernyataan Alasan
´ ´ ´
1. JR ⊥ KG , KL⊥ ´
JG 1. Diketahui
2. m ∡ JRG=90 , m ∡ KLG=90 2. Perpotongan garis tegak lurus
membentuk sudut siku-siku
3. ∡ KLG ≅ ∡ JRG (Angle) 3. Teorema “semua sudut siku-
siku adalah kongruen”.
4. ∡ KGL ≅ ∡ JGR (Angle) 4. Sifat refleksif
5. KL ´ (Side)
´ ≅ JR 5. Diketahui
6. ∆ KLG ≅ ∆ JRG 6. Postulat AAS
Penjelasan :
´ maka m ∡ JRG=90.
´ ⊥ KG
Karena JR
´
Karena KL⊥ ´ maka m ∡ KLG=90.
JG
Berdasarkan teorema “semua sudut siku-siku adalah kongruen” maka ∡ KLG ≅ ∡ JRG
.
Berdasarkan sifat refleksif maka ∡ KGL ≅ ∡ JGR.
Karena ∡ KLG ≅ ∡ JRG, ∡ KGL ≅ ∡ JGR, dan KL
´ ≅ JR
´ , maka berdasarkan postulat
AAS (Angle-Angle-Side) terbukti bahwa ∆ KLG ≅ ∆ JRG.

3. ´ ≅ JG
Diketahui : KG ´
´ ⊥ KG
JR ´
´
KL⊥ ´
JG
´
R adalah titik tengah KG
´
L adalah titik tengah JG
Buktikan : ∆ KOR ≅ ∆ JOL

Bukti:
Pernyataan Alasan
´ ≅ JG
1. KG ´ 1. Diketahui
´
2. R adalah titik tengah KG 2. Diketahui
´ sama panjang
3. R membagi KG
´ 1 KG
3. KR= ´
2 4. Diketahui
´
4. L adalah titik tengah JG ´ sama panjang
5. L membagi JG
´ 1 JG
5. JL= ´ 6. Sifat transitif
2
7. Dua sisi dengan ukuran yang sama akan
´ JL
6. KR= ´
kongruen
´ ≅ JL
7. KR ´ (Side)
8. Diketahui
´ ⊥ KG
8. JR ´ , KL⊥
´ ´
JG
9. Perpotongan garis tegak lurus membentuk
9. m ∡ KRO=90 , m ∡ JLO=90
sudut siku-siku
10. Teorema “semua sudut siku-siku adalah
10. ∡ KRO ≅ ∡ JLO (Angle)
kongruen”
11. Teorema “sudut yang bertolak belakang adalah
11. ∡ KOR ≅ ∡ JOL (Angle)
kongruen”
12. Postulat AAS
12. ∆ KOR ≅ ∆ JOL
Penjelasan :
´ maka R membagi KG
Karena R adalah titik tengah KG ´ sama panjang sehingga

´ 1 KG
KR= ´ .
2

L adalah titik tengah JG


´ maka L membagi JG ´ 1 JG
´ sama panjang sehingga JL= ´ .
2
´ ≅ JL
Berdasarkan sifat transitif KR ´.
´ maka m ∡ KRO=90.
´ ⊥ KG
Karena JR
´
Karena KL⊥ ´ maka m ∡ JLO=90.
JG
Berdasarkan teorema “semua sudut siku-siku adalah kongruen” maka ∡ KRO ≅ ∡ JLO
.
Berdasarkan teorema “sudut yang bertolak belakang adalah kongruen” maka
∡ KOR ≅ ∡ JOL.
Karena ∡ KRO ≅ ∡ JLO, ∡ KOR ≅ ∡ JOL, dan KR ´ maak berdasarkan postulat AAS
´ ≅ JL
(Angle-Angle-Side) terbukti bahwa ∆ KOR ≅ ∆ JOL.

4. ´
Diketahui : AB⊥ ´ , DC
BC ´ ⊥ BC
´
´ membagi ∡ ABC
DC
´ membagi ∡ DCB
AC
´ ≅ EC
EB ´
Buktikan : ∆ BEA ≅ ∆ CED
Bukti:
Pernyataan Alasan
´ ´
1. AB⊥ BC 1. Diketahui
´ ⊥ BC
2. DC ´ 2. Diketahui
3. m ∡ ABC=90, m ∡ DCB=90 3. Perpotongan garis tegak lurus membentuk
sudut siku-siku
4. ∡ ABC ≅ ∡ DCB 4. Teorema “semua sudut siku-siku adalah
kongruen”.
5. ∡ 1 ≅ ∡ 2(Angle) 5. ∡ ABC ≅ ∡ DCB, DC
´ membagi ∡ ABC, dan
´ membagi ∡ DCB.
AC
´ ≅ EC
6. EB ´ (Side) 6. Diketahui
7. ∡ AEB ≅ ∡ CED (Angle) 7. Dua sudut yang bertolak belakang adalah
kongruen.
8. ∆ BEA ≅ ∆ CED 8. Postulat ASA

Penjelasan :
´
Karena AB⊥ ´ maka m ∡ ABC=90.
BC
´ maka m ∡ DCB=90.
´ ⊥ BC
Karena DC
Karena m ∡ ABC=m ∡ DCB=90 maka berdasarkan teorema “semua sudut siku-siku
adalah kongruen” maka ∡ AB C ≅ ∡ DCB.
Karena ∡ ABC ≅ ∡ DCB, DC
´ membagi ∡ ABC, dan AC
´ membagi ∡ DCB maka ∡1
≅ ∡ 2.
Berdasarkan teorema “sudut bertolak belakang adalah kongruen” maka ∡ AEB
≅ ∡ CED.
Karena ∡ 1 ≅ ∡ 2, EB ´ , dan ∡ AEB ≅ ∡ CED maka berdasarkan postulat ASA
´ ≅ EC
(Angle-Side-Angle) terbukti bahwa ∆ BEA ≅ ∆ CED.

5. Buktikan Jika dua segitiga kongruen dengan segitiga yang sama, maka kedua segitiga
tersebut kongruen.
Penyelesaian:
Misalkan terdapat 3 segitiga yaitu ∆ ABC , ∆ PQR , ∆ XYZ.
Diketahui: ∆ ABC ≅ ∆ XYZ , ∆ PQR ≅ ∆ XYZ( Perhatikan gambar)
Akan ditunjukkan ∆ ABC ≅ ∆ PQR
C

A B

Bukti :
Pernyataan Alasan
1. ∆ ABC ≅ ∆ XYZ 1. Diketahui
´ ≅ XZ
2. AC ´ 2. Sisi yang bersesuaian
3. ∡ A ≅ ∡ X 3. Sudut yang bersesuaian
4. ∡ B ≅ ∡ Y 4. Sudut yang bersesuaian
5. Diketahui
5. ∆ PQR ≅ ∆ XYZ 6. Sisi yang bersesuaian
´ ≅ XZ
6. PR ´ 7. Sudut yang bersesuaian
7. ∡ P ≅ ∡ X 8. Sudut yang bersesuaian
8. ∡ Q ≅ ∡ Y 9. Sifat transitif dari kongruen
´ ≅ PR
9. AC ´ 10. Sifat transitif dari kongruen
10. ∡ A ≅ ∡ P 11. Sifat transitif dari kongruen
11. ∡ B ≅ ∡ Q 12. Postulat AAS
12. ∆ ABC ≅ ∆ PQR

Penjelasan :
Karena ∆ ABC ≅ ∆ XYZ maka sisi dan sudut-sudut yang bersesuaian adalah AC
´ ↔ XZ
´ ,
∡ A ↔ ∡ X, dan ∡ B ↔ ∡ Y .
´ ↔ XZ
Karena AC ´ maka AC
´ ≅ XZ
´ .
Karena ∡ A ↔ ∡ X maka ∡ A ≅ ∡ X .
Karena ∡ B ↔ ∡ Y maka ∡ B ≅ ∡ Y .
Karena ∆ PQR ≅ ∆ XYZ maka sisi dan sudut-sudut yang bersesuaian adalah PR
´ ↔ XZ
´ ,
∡ P ↔ ∡ X , dan ∡ Q ↔ ∡ Y .
Karena PR ´ maka PR
´ ↔ XZ ´ .
´ ≅ XZ
Karena ∡ P ↔ ∡ X maka ∡ P ≅ ∡ X.
Karena ∡ Q ↔ ∡ Y maka ∡ Q ≅ ∡ Y .
´ , ∡ A ≅ ∡ P, dan ∡ B ≅ ∡ Q.
´ ≅ PR
Berdasarkan sifat transitif dari kongruen maka AC
´ , ∡ A ≅ ∡ P, dan ∡ B ≅ ∡ Q maka berdasarkan postulat AAS (Angle-
´ ≅ PR
Karena AC
Angle-Side) terbukti bahwa ∆ ABC ≅ ∆ PQR.
F. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 7
1. Buktikan bahwa segitiga sama sisi adalah segitiga yang semua sudutnya sama.
Solusi:
Diberikan : Segitiga sama sisi ABC.
Buktikan :∡ A ≅ ∡ B ≅ ∡ C.
Rencana:
Karena segitiga ∆ ABC sama sisi maka ∆ ABC memiliki tiga sisi yang saling kongruen.
´ maka ∡ A ≅ ∡ C dan karena AC
´ ≅ CB
Kerena AB ´ maka ∡ A ≅ ∡ B, sehingga
´ ≅ BC
∡ A ≅ ∡ B ≅ ∡ C.
BUKTI:
Cara 1
Pernyataan Alasan
1. Segitiga sama sisi ABC. 1. Diberikan.
2. Segitiga sama sisi memiliki tiga sisi
´ ≅ CB
2. AB ´ .
yang saling kongruen.
3. Sudut alas dari segitiga sama kaki adalah
3. ∡ A ≅ ∡ C
kongruen.
4. Segitiga sama sisi memiliki tiga sisi
´ ≅ BC
4. AC ´ .
yang saling kongruen.
5. Sudut alas dari segitiga sama kaki adalah
5. ∡ A ≅ ∡ B
kongruen.
6. ∡ A ≅ ∡ B ≅ ∡ C 6. Sifat transitif.

Cara 2
Diberikan : ∆ ABC adalah segitiga samasisi
Adt: ∡ A ≅ ∡ B ≅ ∡ C
Karena ∆ ABC adalah segitiga samasisi maka AB
´ ≅ CB
´ .
´ maka menurut teorema 7.1 ∡ A ≅ ∡ C.
´ ≅ CB
Karena AB
Karena ∆ ABC adalah segitiga samasisi maka AC
´ ≅ BC
´ .
´ maka menurut teorema 7.1 ∡ A ≅ ∡ B.
´ ≅ BC
Karena AC
Karena ∡ A ≅ ∡ C dan ∡ A ≅ ∡ B
Menurut sifat transitif ∡ A ≅ ∡ B ≅ ∡ C.

2. Buktikan bahwa garis berat yang dapat digambar ke kaki-kaki segitiga sama kaki
adalah kongruen.
Solusi:
´ ≅ ´¿, terdapat garis tinggi GH
Diberikan: PE ´ dan
garis tinggi PK
´ .
´ ≅ PK
Buktikan : GH ´ .
Rencana:
Tunjukkan bahwa ∆ GHP ≅ ∆ PKG dengan menggunakan Postulat AAS (Sudut Sudut
Sisi). Jika terbukti ∆ GHP ≅ ∆ PKG maka dengan Prinsip CPCTC kita dapat
´ ≅ PK
membuktikan bahwa GH ´ .
Bukti:
Cara 1
Pernyataan Alasan
1. PE ´
´ ≅ ¿. 1. Diberikan.
2. Sudut alas dari segitiga sama kaki adalah
2. ∡ GPH ≅ ∡ PGK (Sudut)
kongruen.
´
3. Terdapat garis tinggi GH 3. Diberikan.
´ ⊥ GH
4. PE ´ 4. Garis tinggi tegak lurus dengan sisi alas segitiga.
5.Garis yang saling tegak lurus membentuk sudut
5. m ∡ PHG=90
siku-siku.
6.Terdapat garis tinggi PK
´ . 6. Diberikan.
7.´¿ ⊥ PK
´ . 7. Garis tinggi tegak lurus dengan sisi alas segitiga.
8.Garis yang saling tegak lurus membentuk sudut
8. m ∡ GKP=90
siku-siku.
9. ∡ PHG ≅ ∡ GKP (Sudut) 9. Sudut siku-siku saling kongruen.
10. PG´ ≅ PG
´ (Sisi) 10. Sifat refleksif kekongruenan.
11. ∆ GHP ≅ ∆ PKG 11. Postulat AAS (Sudut Sudut Sisi).
12. Prinsip CPCTC (bagian bersesuaian dari segitiga
´ ≅ PK
12. GH ´
kongruen adalah kongruen).
Cara 2
´ ≅ ´¿, terdapat garis tinggi GH
Diberikan : PE ´ dan garis tinggi PK
´ .
´ ≅ PK
Buktikan : GH ´ .

Karena ∆ PEG adalah segitiga samakaki

maka menurut Teorema 7.1 ∡ GPH ≅ ∡ PGK

Karena ´ dan PK
GH ´ dan ´¿
´ adalah garis tinggi ke sisi PE

Maka m ∡ PHG=90 dan m ∡ GKP = 90 .

Karena m ∡ PHG=90 dan m ∡ GKP = 90 maka


∡ PHG ≅ ∡ GKP
´ ≅ PG
Menurut sifat reflektif PG ´ .
Karena ∡ GPH ≅ ∡ PGK , ∡ PHG ≅ ∡ GKP , dan PG
´ ≅ PG
´ .
maka menurut postulat AAS ∆ GHP ≅ ∆ PKG.

Karena .∆ GHP ≅ ∆ PKG maka menurut prinsip CPCTC GH


´ ≅ PK
´ .

3. Buktikan bahwa median yang dapat digambar ke kaki-kaki segitiga sama kaki adalah
kongruen.
Solusi:
´ ≅ TR
Diberikan: AR ´ ,
´ dan garis bagi (median) TX
Garis bagi (median) AY ´ .
´ ≅ TX
Buktikan : AY ´
Rencana:
Tunjukkan bahwa ∆ AXT ≅ ∆ TYA dengan menggunakan Postulat SAS (Sisi Sudut Sisi).
Jika terbukti ∆ AXT ≅ ∆ TYAmaka dengan Prinsip CPCTC kita dapat membuktikan bahwa
´ .
´ ≅ TX
AY
Bukti:
Cara 1
Pernyataan Alasan
´ ´
1. AR ≅ TR 1. Diberikan.
´ ≅ TY
2. AX ´ . (Sisi) 2. Setengah dari ukuran garis kongruen adalah
kongruen.
3. Pasangan sudut yang berlawanan sisi kongruen
3. ∡ X AT ≅ ∡ YTA. (Sudut)
adalah kongruen.
´ ≅ AT
4. AT ´ . (Sisi) 4. Sifat refleksif kekongruenan.
5. ∆ AXT ≅ ∆ TYA 5. Postulat SAS (Sisi Sudut Sisi).
´ ≅ TX
6. AY ´ 6. Prinsip CPCTC.
Cara 2
´ ≅ TR
Diberikan : AR ´ ,Garis bagi (median) AY
´ dan garis bagi (median)TX
´ .
´ ≅ TX
Buktikan : AY ´
Karena setengah dari ukuran garis kongruen adalah kongruen
´ ≅ TY
maka AX ´ .
Karena ∆ ART adalah segitiga sama kaki
maka menurut Teorema 7.1 ∡ X AT ≅ ∡ YTA.
´ ≅ AT
Menurut sifat reflektif AT ´ .
Karena AX ´ ., ∡ X AT ≅ ∡ YTA. dan AT
´ ≅ TY ´ ≅ AT
´
maka menurut postulat SAS ∆ AXT ≅ ∆ TYA.
Karena ∆ AXT ≅ ∆ TYAmaka menurut prinsip CPCTC AY
´ ≅ TX
´ .

4. Buktikan bahwa setiap titik pada garis-bagi sudut yang saling tegak lurus dengan suatu
ruas garis mempunyai jarak sama dari titik ujung ruas garis tersebut.
Diberikan : M titik tengah AB
´ , PM
´ ⊥ AB
´
´
Buktikan : ṔA=PB
Rencana:
Tunjukkan bahwa ∆ PMA ≅ ∆ PMBdengan menggunakan Postulat SAS (Sisi Sudut Sisi).
Jika terbukti ∆ PMA ≅ ∆ PMBmaka dengan Prinsip CPCTC kita dapat membuktikan
´ atau ṔA=PB
bahwa ṔA ≅ PB ´ .
Bukti:
Cara 1
Pernyataan Alasan
1. M titik tengah AB.
´ 1. Diberikan.
2. Titik tengah membagi ruas garis menjadi dua
´ ≅ BM
2. AM ´ . (Sisi)
bagian yang kongruen.
´ ⊥ AB
3. PM ´ 3. Diberikan.
4. Garis tegak lurus membentuk sudut berdekatan
4. ∡ PMA ≅ ∡ PMB. (Sudut)
yang kongruen.
´ ≅ PM
5. PM ´ 5. Sifat refleksif kekongruenan.
6. ∆ PMA ≅ ∆ PMB 6. Postulat Sisi-Sudut-Sisi
7. Prinsip CPCTC (bagian yang bersesuaian dari
´
7. ṔA ≅ PB
segitiga kongruen adalah kongruen).
8. Garis yang kongruen memiliki panjang yang
´
8. ṔA=PB
sama.

Cara 2
Diberikan : M titik tengah AB
´ , PM
´ ⊥ AB
´
´
Buktikan : ṔA=PB
´ maka AM
Karena M titik tengah AB ´ ≅ BM
´ .
´ maka m ∡ PMA=90 dan m ∡ PMB=90.
´ ⊥ AB
Karena PM
Karena m ∡ PMA=90 dan m ∡ PMB=90 maka ∡ PMA ≅ ∡ PMA.
´ ≅ PM
Menurut sifat reflektif PM ´ .
Karena AM ´ , ∡ PMA ≅ ∡ PMA dan PM
´ ≅ BM ´ maka menurut teorema SAS
´ ≅ PM
∆ AMP ≅ ∆ BMP.
Karena ∆ AMP ≅ ∆ BMP maka menurut prinsip CPCTC ṔA =PB
´ .

5. Buktikan bahwa jika dua titik masing-masing berjarak sama dari titik ujung suatu ruas
garis, maka dua titik tersebut merupakan satu-satunya garis-bagi sudut yang saling
tegak lurus dengan ruas garis.
Solusi:
´ sedemikian
Diberikan: Kedudukan titik P dan Q terhadap AB
sehingga PA = PB dan QA = QB.
´ di titik M.
´ memotong AB
PQ
´ ≅ BM
Buktikan : AM ´ dan PQ
´ ⊥ AB
´

Rencana:
Untuk membuktikan bahwa garis tegak lurus maka harus dibuktikan bahwa sudut
berdekatan yang dibentuknya juga kongruen. Karena sudut berdekatan yang akan
dibuktikan kongruen berada pada ∆ APM dan ∆ BPM , maka harus dibuktikan bahwa
∆ APM ≅ ∆ BPM dengan menggunakan Postulat SSS (Sisi Sisi Sisi). Kemudian kita
menunjukkan bahwa ∆ APM ≅ ∆ BPM dengan menggunakan Postulat SAS (Sisi Sudut
Sisi). Dengan Prinsip CPCTC kita dapat membuktikan bahwa ∡ PMA ≅ ∡ PMB. Karena
∡ PMA dan ∡ PMB kongruen dan berdekatan, maka terbukti bahwa PQ
´ ⊥ AB
´ .
Bukti:

Cara 1
Pernyataan Alasan
Bagian I. Membuktikan∆ PAQ ≅ ∆ PBQ:
1. PA=PBdan QA=QB . 1. Diberikan.
2. PA ≅ PB(Sisi) dan QA ≅ QB 2. Garis yang sama panjang adalah
(Sisi). kongruen.
3. PQ ≅ PQ. (Sisi) 3. Sifat refleksif kekongruenan.
4. ∆ PAQ ≅ ∆ PBQ 4. Postulat SSS (Sisi Sisi Sisi).
Bagian II. Membuktikan∆ APM ≅ ∆ BPM :
5. Prinsip CPCTC (bagian yang
5. ∡ APM ≅ ∡ BPM. (Sudut) bersesuaian dari segitiga kongruen
adalah kongruen).
´ ≅ PM
6. PM ´ . (Sisi) 6. Sifat refleksif kekongruenan.
7. ∆ APM ≅ ∆ BPM 7. Postulat SAS (Sisi Sudut Sisi).
8. Prinsip CPCTC (bagian yang
8. ∡ PMA ≅ ∡ PMB bersesuaian dari segitiga kongruen
adalah kongruen).
10. Jika perpotongan dua garis membentuk
´ ⊥ AB
9. PQ ´ . sudut berdekatan dan kongruen maka
dua garis tersebut tegak lurus.

Cara 2
´ sedemikian sehingga
Diberikan : Kedudukan titik P dan Q terhadap AB
´ memotong AB
PA = PB dan QA = QB. PQ ´ di titik M.
´ ≅ BM
Buktikan : AM ´ dan PQ
´ ⊥ AB
´
Bagian I. Membuktikan∆ PAQ ≅ ∆ PBQ:
´ dan QA
Karena PA = PB dan QA = QB maka ṔA ≅ PB ´ ≅ QB
´ .
Menurut sifat reflektif maka PQ ≅ PQ.
´ , QA
Karena ṔA ≅ PB ´ dan PQ ≅ PQ maka menurut postulat SSS ∆ PAQ ≅ ∆ PBQ.
´ ≅ QB
Bagian II. Membuktikan∆ APM ≅ ∆ BPM :
Karena ∆ PAQ ≅ ∆ PBQ maka menurut prinsip CPCTC ∡ APM ≅ ∡ BPM.
Menurut sifat reflektif PM ´ .
´ ≅ PM
´ , ∡ APM ≅ ∡ BPM dan ∡ APM ≅ ∡ BPM maka menurut teorema SAS
Karena ṔA ≅ PB
∆ APM ≅ ∆ BPM .
Karena ∆ APM ≅ ∆ BPM maka menurut prinsip CPCTC ∡ PMA ≅ ∡ PMB dan AM
´ ≅ BM
´ .
Berdasarkan sudut berpelurus ∡ PMA +∡ PMB=180.
Karena ∡ PMA ≅ ∡ PMBmaka m ∡ PMA+ m∡ PMA=180
2 m ∡ PMA=180
180
m ∡ PM A=
2
m ∡ PMA=90
Karena ∡ PMA ≅ ∡ PMB dan m ∡ PMA=90
maka m ∡ PMA=m ∡ PMB=90.
Karena m ∡ PMA=m ∡ PMB=90maka PM
´ membagi sudut menjadi dua sama besar.
Karena PM ´ ⊥ AB
´ membagi sudut menjadi dua sama besar maka PM ´ .
´ terletak pada PM
Karena PQ ´ ⊥ AB
´ maka PQ ´ .
´ ≅ BM
Jadi terbukti bahwa AM ´ dan PQ
´ ⊥ AB
´ .

A. TINJAUAN LATIHAN UNTUK BAB 8


1. ´ ≅ BC
Diberikan : AC ´ ≅ BD
´ , AD ´ , AEC
´ , dan BDE
´ Dibuktikan :
a. ∡ CAD ≅ ∡ CBD
b. AD>DE
Pembuktian:
´ ≅ BC
a. Karena : AC ´ , AD ´ maka ∡ CAD ≅ ∡ CBD
´ ≅ BD
Dengan pembuktian tidak langsung:
Andaikan ∡ CAD tidak kongruen dengan ∡ CBD, maka menurut teorema 8.1 (Jika
dua sisi pada segitiga tidak kongruen, maka sudut-sudut yang di depan sisi-sisi
tersebut juga tidak kongruen) maka sisi AC tidak kongruen dengan BC. Ini
´ ≅ BC
kontradiksi dengan AC ´ yang diketahui. Maka pengandaian salah. Haruslah
∡ CAD ≅ ∡ CBD

b. Dalam segitiga EBC, sudut luar AED lebih besar dari CBD.
Dengan substitusi ∡ AED >m ∡ CAD . Menurut teorema 8.2 bahwa sisi terpanjang
berada di seberang sudut terbesar, maka AD > DE

2. Buktikan bahwa panjang garis yang ditarik dari titik manapun dari segitiga sama sisi ke
titik sisi yang berlawanan lebih kecil dari panjang sisi segitiga manapun.
Solusi
Diberikan : Segitiga sama sisi ∆ RST . Titik X adalah titik pada RT ´
´ dan ditarik garis SX
.
Buktikan : SX < RS

Pembuktian
Perhatikan ∆ RST . Misalkan X merupakan garis bagi ∡ RXS. ∡ SXR merupakan sudut
´ membentuk garis lurus, maka m ∡ SXR=180. menurut
´ dan XR
berpelurus. karena SX
teorema 5.2 (akibat 5.2.1 ) ukuran sudut segitiga sama sisi adalah 60, sehingga
m ∡ T =60. Dan diperoleh ∡ SXR>¿ m ∡ T . Kerena sudut segitiga sama sisi memiliki sisi
yang sama, maka m ∡ R=m ∡T . Karena m ∡ SXR> ¿ m ∡ T maka ∡ SXR>¿ m ∡ R. Menurut
defenisi garis bagi sudut diperoleh RS> SX atau SX < RS. Karena RS=ST =RT maka
SX < RS.

3. Buktikanlah jika sudut puncak dari segitiga sama kaki adalah tumpul, maka sisi alas
lebih panjang dari pada kaki segitiga lainnya.
Bukti:

Diberikan ∆ BET dengan BE


´ ≅ TE
´ . Sudut E adalah sudut tumpul.

Akan dibuktikan : BT > BE

Pembuktian :

m ∡ 1<90 karena segitiga tidak hanya satu memiliki sudut lancip. Maka, m ∡ E>m ∡ T
dengan menunjukkan BT > BE.

Karena BE=TE maka BT >TE.

4. Buktikanlah bahwa jarak terdekat dari satu titik ke sebuah garis adalah panjang ruas
garis tegak lurus dari titik ke garis tersebut.

Bukti:

Diketahui sebarang titik di luar garis. Misal titik itu adalah P


YA X

dan garis itu adalah l.


P

Akan ditunjukkan jarak terdekat dari P ke garis l adalah

panjang ruas garis tegak lurus dari titik P ke garis l .

Lukis sebuah ruas garis dari titik P tegak lurus ke garis l, memotong garis l di titik A.

Pilih titik lain pada garis l , misalkan titik X. Sehingga, A dan X adalah titik yang
berbeda.

Lukis PX
´ , dimana PX
´ adalah hipotenusa dari segitiga siku – siku PAX dengan
m ∡ PAX adalah sudut siku – siku yaitu sudut yang terbesar pada segitiga PAX.
´ terletak di seberang sudut terbesar diantara ketiga sudut segitiga,
Karena PX

maka menurut Teorema 8.2 bahwa sisi terpanjang berada di seberang sudut terbesar,
maka PX
´ adalah sisi terpanjang dari segitiga.

Sehingga ṔA < PX


´ .

Lukis ruas garis lain dari titik P ke titik lain pada garis l , misal titik itu adalah Y.

Garis PY
´ adalah hipotenusa dari segitiga PAY ,sehingga PY
´ > ṔA .

Jadi, harus lah ṔA menjadi jarak terdekat dari titik P ke garis l dimana ṔA ⊥l

5. Buktikan bahwa tinggi dari segitiga sembarang tidak dapat membagi dua sudut sama
besar,
Bukti :
´ garis tinggi dari ∆ ABC tidak sama sisi
Diketahui BH
Karena BH
´ garis tinggi maka BH ´
´ ⊥ terhadap AC
´ bukan garis bagi dari ∆ ABC
Adb : BH

Dibuktikan dengan cara tidak langsung


´ garis bagi dari ∆ ABC
Andaikan BH
´ garis tinggi dari ∆ ABCmaka menurut ASA ∆ ABCdapat membagi 2 segitiga
Karena BH
kongruen yaitu ∆ ABH ≅ ∆ CBH
Karena ∆ ABH ≅ ∆ CBH maka menurut CPCTC AB
´ ≅ BC
´
´ kontradiksi dengan yang diketahui yaitu ∆ ABC sisi yang tidak sama
´ ≅ BC
Karena AB
´ ≇ BC
panjang AB ´
´ tidak dapat membagi ∆ ABC yang sisi tidak sama panjang
Oleh karna itu BH

Anda mungkin juga menyukai